Fungsi, Peran dan Perkembangan Daya saing BPR/BPRS

dokumen-dokumen yang mirip
LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH THALIS NOOR CAHYADI, S.H. M.A., M.H., CLA

memenuhi kriteria kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan serta diatur dalam Pasal 1 Undang-Undang No.20 Tahun 2008.

REGULASI ENTITAS SYARIAH

BAB I PENDAHULUAN. pinggiran, atau biasa dikenal dengan rural banking. Di Indonesia, rural banking

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembiayaan murabahan..., Claudia, FH UI, 2010.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

2017, No khusus terhadap kredit atau pembiayaan bank bagi daerah tertentu di Indonesia yang terkena bencana alam; e. bahwa berdasarkan pertimba

ISTILAH-ISTILAH DALAM UNDANG-UNDANG NOMOR 21 TAHUN 2008 TENTANG PERBANKAN SYARI AH

2. Undang Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah dengan Undang Undang Nomor 3 Tahun 2004

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Bentuk, Bidang dan Perkembangan Usaha Bank Mandiri Syariah Bentuk Usaha Bank Syariah Mandiri

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Keberadaan bank syariah di Indonesia membawa angin segar bagi para

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2008 TENTANG PERBANKAN SYARIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. dengan perkembangan perdagangan. Bila ditelusuri asal mula timbulnya

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 13/14/PBI/2011 TENTANG PENILAIAN KUALITAS AKTIVA BAGI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

TENTANG RENCANA BISNIS BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 5/ 7 /PBI/2003 TENTANG GUBERNUR BANK INDONESIA,

BAB II LANDASAN TEORI

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 13/14/PBI/2011 TENTANG PENILAIAN KUALITAS AKTIVA BAGI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2008 TENTANG PERBANKAN SYARIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

GUBERNUR BANK INDONESIA,

PEMERINTAH KABUPATEN SRAGEN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKOHARJO,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 5/ 9 /PBI/2003 TENTANG PENYISIHAN PENGHAPUSAN AKTIVA PRODUKTIF BAGI BANK SYARIAH GUBERNUR BANK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Melemahnya nilai tukar rupiah yang terus berubah-ubah menjadi masalah

BAB I PENDAHULUAN. perantara jasa keuangan (financial intermediary), memiliki tugas pokok yaitu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

RANCANGAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.03/2016 TENTANG RENCANA BISNIS BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dari waktu ke waktu. Diawali dengan berdirinya bank syariah di

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang berfungsi sebagai financial

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 6/ 19 /PBI/2004 TENTANG PENYISIHAN PENGHAPUSAN AKTIVA PRODUKTIF BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT SYARIAH

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini kehidupan perekonomian di dunia tidak dapat dipisahkan dengan

BAB I PENDAHULUAN. untuk meminjam uang atau kredit bagi masyarakat yang membutuhkannya.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan bunga baik tabungan, deposito, pinjaman, dll.

BAB 1 PENDAHULUAN. yang membutuhkan dana disebut dengan debitur. satu, yang sering disebut dengan pooling of fund yang sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan meningkatnya pendapatan ekonomi masyarakat membuat rasa

GUBERNUR BANK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana dengan masyarakat yang kekurangan dana, sedangkan bank

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai keunikan secara prinsip dapat mendukung usaha mikro, kecil

BUPATI BANDUNG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 17 TAHUN 2014 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BOGOR,

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan usahanya. Perbankan Syariah dalam menjalankan fungsinya

Vegitya Ramadhani Putri, SH, S.Ant, MA, LLM

Administrasi Pajak Bisnis Lembaga Perbankan

BAB I PENDAHULUAN. lembaga intermediasi keuangan (financial intermediary institution), yakni

BAB 6 SISTEM OPERASIONAL PERBANKAN SYARIAH. AKUNTANSI PERBANKAN SYARIAH: Teori dan Praktik Kontemporer

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pertumbuhan dan perkembangan ekonomi di Indonesia umumnya

GUBERNUR BANK INDONESIA,

PEMERINTAH KABUPATEN SAMBAS

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 10/18/PBI/2008 TENTANG RESTRUKTURISASI PEMBIAYAAN BAGI BANK SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH.

GUBERNUR BANK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan pesat. Bahkan keberadaan bank syari ah saat ini menjadi salah

BAB I PENDAHULUAN. lembaga perantara keuangan (financial intermediaries), yang menyalurkan dana

No. 9/14/DPbS Jakarta, 21 Juni 2007 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK PERKREDITAN RAKYAT BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH DI INDONESIA

DASAR HUKUM. a. Kegiatan usaha dan produk-produk bank berdasarkan prinsip syariah. b. Pembentukan dan tugas Dewan Pengawas Syariah

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini hampir semua kegiatan perekonomian. dilakukan oleh lembaga keuangan, misalnya bank, lembaga keuangan non bank,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN LAIN 39

2017, No penyusunan dan pelaksanaan kebijakan perkreditan atau pembiayaan bank bagi bank umum; e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana di

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

I. PENDAHULUAN. keberadaan bank sebagai lembaga keuangan telah bertansformasi menjadi dua

RANCANGAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.03/2015 TENTANG PRODUK DAN AKTIVITAS BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan prinsip bagi hasil dan menghindari unsur-unsur spekulatif yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perbankan syariah merupakan alternatif lembaga keuangan

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN,

BAB I PENDAHULUAN. mendalam. Bank syariah yang berfungsi sebagai lembaga intermediasi keuangan, hasil, prinsip ujoh dan akad pelengkap (Karim 2004).

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 6 /POJK.03/2016 TENTANG KEGIATAN USAHA DAN JARINGAN KANTOR BERDASARKAN MODAL INTI BANK

BAB I PENDAHULUAN. lembaga intermediasi keuangan (Financial intermediary institution),yakni. rangka meningkatkan taraf hidup rakyat.

No. 10/ 14 / DPbS Jakarta, 17 Maret S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK SYARIAH DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. juga mengalami penurunan yaitu industri perbankan Indonesia. Dengan mengalami

BAB I PENDAHULUAN. seperti yang sudah diatur dalam Undang-undang Perbankan. Namun pada

BAB I PENDAHULUAN. (Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008). Ditinjau dari segi imbalan atau

I. UMUM II. PASAL...

BAB I PENDAHULUAN. Ekonomi syariah dalam beberapa tahun belakangan ini mengalami. perkembangan yang signifikan terutama di bidang perbankan.

BAB I PENDAHULUAN. bank-bank konvensional. Esensi bank Islam tidak hanya dilihat dari

c. pinjaman... I. UMUM II.

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 14/26/PBI/2012 TAHUN 2012 TENTANG KEGIATAN USAHA DAN JARINGAN KANTOR BERDASARKAN MODAL INTI BANK

BAB I PENDAHULUAN. keterbatasan saran pemenuhan kebutuhan yang berpedoman pada nilai-nilai Islam. Dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. bagi hasil, bahkan memungkinkan bank untuk menggunakan dual system,

BAB I PENDAHULUAN. pemilik dana. Perbankan di Indonesia mempunyai dua sistem antara lain sistem

BAB I PENDAHULUAN. dana dan menyalurkan kredit secara efisien dan efektif kepada pengusaha. memperoleh soliditas dan kepercayaan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan perbankan syariah berawal pada tahun 1950an.

PENDAPAT KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA NOMOR A20110 TENTANG

PEMERINTAH KOTA MOJOKERTO

GUBERNUR BANK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PERBANKAN SYARIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

ANALISIS KOMPARASI UKURAN BANK PEMBIAYAAN SYARIAH TERHADAP KINERJA BPRS DI INDONESIA Oleh : Ridwansyah

No.8/26/DPbS Jakarta, 14 November 2006 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK PERKREDITAN RAKYAT BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. dan tingkat pertumbuhan ekonomi yang optimal, keadilan sosial ekonomi,

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga keuangan perbankan mempunyai peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. dengan pola bagi hasil yang merupakan landasan utama dalam segala

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keberadaan Bank Perkreditan Rakyat (BPR) di Indonesia terasa

BAB I PENDAHULUAN. terletak pada aturan keseluruhan yang menentukan kegiatan-kegiatan ekonomi bagi semua

BAB I PENDAHULUAN. kerangka dual-banking system atau sistem perbankan ganda dalam kerangka

- 1 - DAFTAR LAMPIRAN

BAB 1 PENDAHULUAN. perantara jasa keuangan (financial intermediary), memiliki tugas pokok yaitu

POIN ISI SURAT EDARAAN USULAN PERBARINDO. Matriks Rancangan Surat Edaran OJK Tentang Rencana Bisnis BPR dan BPRS

Transkripsi:

Fungsi, Peran dan Perkembangan Daya saing BPR/BPRS Ir. Andreas Eddy Susetyo, M.M. Anggota Komisi XI DPR-RI Dalam Seminar Perbarindo Pontianak, 26 Oktober 2016 1

Agenda Fungsi dan Peran BPR/BPRS Sesuai UU Perbankan Isu Strategis Yang Di Hadapi BPR /BPRS Saat Ini Upaya Upaya memperkuat Daya Siang Industri BPR/BPRS 2

Fungsi dan Peran BPR/BPRS Sesuai UU Perbankan JENIS BANK SESUAI UNDANG-UNDANG PERBANKAN Menurut UU No 14 tahun 1967: 1. Bank sentral ialah Bank Indonesia Dilihat dari kepemilikannya 2. Bank umum 3. Bank Tabungan BUMN, BUSN,BUSA 4. Bank Pembangunan 5. Bank Koperasi Menurut UU No 7 Tahun 1992 diubah dengan UU No 10 Tahun 1998 Bank Umum dan BPR Menurut Prinsip operasionalnya Bank Konvensional dan Bank Syariah 3

Peran BPR dan BPRS Fungsi dan Peran BPR/BPRS Sesuai UU Perbankan Usaha Bank Umum dan BPR / BPRS Usaha bank umum Pasal 16 dan 17 : Bank Umum dapat melakukan 18 macam usaha Pasal 19 dan 20 : BUS dapat melakukan 32 macam usaha. UUS dapat melakukan 21 macam usaha Pasal 21 : BPRS dapat melakukan 5 macam usaha: BPR/ BPRS Bank Umum BPR a. menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk: 1. Simpanan berupa Tabungan atau yang dipersamakan dengan itu berdasarkan Akad wadi ah atau Akad lain yang tidak bertentangan dengan Prinsip Syariah; dan 2. Investasi berupa Deposito atau Tabungan atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu berdasarkan Akad mudharabah atau Akad lain yang tidak bertentangan dengan Prinsip Pasal 13 : BPR dapat melakukan 4 macam usaha: Syariah; b. menyalurkan dana kepada masyarakat dalam bentuk: menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa deposito 1. Pembiayaan bagi hasil berdasarkan Akad mudharabah atau musyarakah; berjangka, tabungan, dan/atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu; 2. Pembiayaan berdasarkan Akad murabahah, salam, atau istishna ; memberikan kredit; 3. Pembiayaan berdasarkan Akad qardh; menyediakan pembiayaan dan penempatan dana berdasarkan Prinsip Syariah, 4. Pembiayaan penyewaan barang bergerak atau tidak bergerak kepada Nasabah berdasarkan Akad ijarah atau sewa beli dalam bentuk ijarah muntahiya bittamlik; dan sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia. 5. pengambilalihan utang berdasarkan Akad hawalah; menempatkan dananya dalam bentuk Sertifikat Bank Indonesia (SBI), deposito c. menempatkan dana pada Bank Syariah lain dalam bentuk titipan berdasarkan Akad berjangka, sertifikat deposito, dan/atau tabungan pada bank lain. wadi ah atau Investasi berdasarkan Akad mudharabah dan/atau Akad lain yang tidak bertentangan dengan Prinsip Syariah; d. memindahkan uang, baik untuk kepentingan sendiri maupun untuk kepentingan Nasabah melalui rekening Bank Pembiayaan Rakyat Syariah yang ada di Bank Umum Syariah, Bank Umum Konvensional, dan UUS; dan e. menyediakan produk atau melakukan kegiatan usaha Bank Syariah lainnya yang sesuai dengan Prinsip Syariah berdasarkan persetujuan Bank Indonesia. Larangan bagi Bank Umum dan BPR Pasal 10 : bank Umum dilarang melakukan usaha penyertaan modal, melakukan usaha perasuransian,melakukan usaha lain sebagaimana yang dimaksud Pasal 6 dan Pasal 7 Pasal 14 : BPR dilarang menerima simpanan berupa giro, dan ikut serta dalam lalu lintas pembayaran, melakukan kegiatan valuta asing, penyertaan modal, melakukan usaha perasuransian,melakukan usaha lain sebagaimana yang dimaksud Pasal 13. Pasal 24 : BUS dan UUS dilarang melakukan kegiatan usaha yang bertentangan dengan prinsip syariah, kegiatan jual beli secara langsung di pasar modal, penyertaan modal kecuali yang ditetapkan dalam Pasal 20 ayat (1) huruf b dan huruf c, kegiatan usaha perasuransian kecuali sebagai agen pemasaran produk asuransi syariah. Pasal 25 : BPRS dilarang melakukan kegiatan usaha yang bertentangan dengan prinsip syariah, menerima simpanan berupa giro dan ikut serta dalam lalu lintas pembayaran, melakukan kegiatan valuta asing, penyertaan modal, melakukan usaha perasuransian, melakukan usaha lain sebagaimana yang dimaksud 4 Pasal 21.

Fungsi dan Peran BPR/BPRS Sesuai UU Perbankan Fungsi utama BPR sebagai institusi keuangan mikro penyalur dana masyarakat, terutama usaha ritel dan kredit kecil. Jumlah BPR pada Februari 2016 sebanyak 1.639 BPR, dengan jumlah jaringan kantor cabang dan 2.772 kantor kas. Total aset 102,7 Triliun, dana masyarakat 84,4 triliun dan kredit yang di berikan 75,4 triliun 5

Fungsi dan Peran BPR/BPRS Sesuai UU Perbankan Peran BPR/BPRS ke depan dalam RUU Perbankan Masalah mendasar dalam merancang RUU Perbankan adalah belum adanya arsitektur keuangan Indonesian Arsitektur Perbankan Indonesia tahun 2006 6

su Strategis Yang Di Hadapi BPR /BPRS Saat Ini 1. Kebutuhan Masyarakat terhadap kredit kecil dan mikro masih sangat besar Dari jumlah UMKM yang ada (21,89%) saja yang mendapatkan pembiayaan dari KUR Penyebab mengapa masih banyak UMKM yang belum terjangkau oleh KUR antara lain : 1. Masih banyak UMKM yang kesulitan dalam memperoleh pembiayaan dikarenakan agunan yang mereka miliki tidak memadai. 2. Saat ini peran pemda dalam membantu mengembangkan KUR masih kurang optimal. 7

su Strategis Yang Di Hadapi BPR /BPRS Saat Ini 2. Tekanan persaingan dengan Bank umum dan Lembaga keuangan lain Produk laku pandai dalam rangka inklusi keuangan Pemerintah menurunkan Bunga KUR (kredit Usaha Rakyat) dari 12% menjadi 9% yang berlaku mulai 4 Januari 2016. Penyaluran KUR 2016 juga ditargetkan hingga Rp 100 triliun dan berpeluang hingga Rp 120 triliun. Melalui PBI No. 14/22/PBI/2012, Bank Indonesia mewajibkan setiap bank umum untuk menyalurkan kredit atau pembiayaan UMKM paling rendah 20% dari total kredit atau pembiayaan yang di salurkan pada tahun 2018. Perkembangan FINTECH (Financial technology) 8

su Strategis Yang Di Hadapi BPR /BPRS Saat Ini 3. Meningkatnya jumlah kinerja BPR/BPRS yang terpuruk dan bermasalah Presentase PerkembanganBDPK 4% 18% 78% Presentase jumlah BPR/BPRS yang dikeluarkan dari status BDPK dan jumlah BPR/BPRS yang ditetapkan sebagai bank gagal sejak 2005 s.d. Semester 1/2016. Data di atas menunjukkan bahwa dari 397 BPR/BPRS sebanyak 309 bank (78%) mengalami perbaikan kondisi keuangan sehingga dikeluarkan dari status BDPK, selanjutnya sebanyak 71 bank (18%) ditetapkan sebagai bank gagal dan sebanyak 17 bank (4%) masih dalam status BDPK. Dari 244 kejadian yang terjadi pada BPR/BPRS gagal dengan total dampak kerugian sebesar Rp1,15 triliun, penyimpangan terbanyak diakibatkan oleh adanya tindakan penyalahgunaan kredit yaitu, sebanyak 73 kejadian (31%) dengan total dampak kerugian sebesar Rp807,1 miliar (70%) Keluar dari status BDPK Ditetapkan sebagai bank gagal Tetap BDPK 9

u Strategis Yang Di Hadapi BPR /BPRS Saat Ini 4. Keragaman ukuran asset dan model bisnis, terdapat beberapa BPR dengan asset triliunan seperti bank umum hingga kisaran ratusan miliar, puluhan atau beberapa miliar, sehingga walau statusnya BPR, fokusnya beragam dimana sebagian besar menggarap kredit UKM dan banyak pula mengais usaha kredit menengah seperti bank umum. 10

Upaya Upaya memperkuat Daya Siang Industri BPR/BPRS Berbagai upaya untuk meningkatkan daya saing BPR sudah di mulai dengan peningkatan modal, rencana pembentukan APEX Bank, linkage, peningkatan manajemen risiko, penguatan tata kelola dan lainnya. Namun demikian, dalam pelaksanaannya perlu menerapkan konsep Pareto (20% aktivitas yang menghasilkan 80% hasil) Dilemma antara daya saing yang masih lemah dan kebutuhan inklusi keuangan yang luas. Pemetaan dan positioning kelembagaan dan mdel baru bisnis BPR BPR yang layak operasi BPR yang perl reklasifikasi Tranformasi membangun BPR masa depan yang lebih efektif dalam memenuhi usaha kecil dan masyarakat bawah 11

Upaya Upaya memperkuat Daya Siang Industri BPR/BPRS Skema Utama Penyaluran Dana UMKM (penjaminan PIutang) KUR tailor made 12