Spesies dalam Lingkungan Kompleks

dokumen-dokumen yang mirip
Faktor Pembatas (Limiting Factor) Siti Yuliawati Dosen Fakultas Perikanan Universitas Dharmawangsa Medan 9 April 2018

YUDI MIFTAHUL ROHMANI

TANGGAPAN TERHADAP VARIASI LINGKUNGAN. 23/03/2009 Retno Peni/Ilmu lingkungan

Tim Dosen Biologi FTP Universitas Brawijaya

5/4/2015. Tim Dosen Biologi FTP Universitas Brawijaya

TANAMAN SEBAGAI UNIT EKOLOGI

EKOLOGI FAKTOR PEMBATAS TEMA 4. Program Studi Tadris Biologi Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri Jember

I. PENDAHULUAN. Zooplankton adalah hewan berukuran mikro yang dapat bergerak lebih bebas di

FAKTOR PEMBATAS EKOSISTEM PERAIRAN

Faktor-Faktor Abiotik Utama dalam Persebaran Organisme. Assalamualaikum Wr. Wb. Ina Septi Wijaya BIOLOGI III-A

BAB 50. Pengantar Ekologi dan Biosfer. Suhu Suhu lingkungan. dalam pesebaran. membeku pada suhu dibawah 0 0 C,dan protein.

PRODUKTIVITAS PRIMER DAN SEKUNDER BAB 1. PENDAHULUAN

A. HUKUM MINIMUM LIEBIG Untuk pertumbuhan dan perkembangan organisme membutuhkan unsur-unsur esensial yang jenis dan jumlahnya tergantung spesies dan

AssAlAmu AlAyku m wr.wb

Komponen Ekosistem Komponen ekosistem ada dua macam, yaitu abiotik dan biotik. hujan, temperatur, sinar matahari, dan penyediaan nutrisi.

BUKU AJAR DASAR-DASAR EKOLOGI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

2.2. Parameter Fisika dan Kimia Tempat Hidup Kualitas air terdiri dari keseluruhan faktor fisika, kimia, dan biologi yang mempengaruhi pemanfaatan

II. TINJAUAN PUSTAKA. : Volvocales. : Tetraselmis. Tetraselmis sp. merupakan alga bersel tunggal, berbentuk oval elips dan memiliki

Lampiran 3. Rubrik Penilaian Jawaban Esai Ekologi

IV. KONDISI DAN GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. administratif berada di wilayah Kelurahan Kedaung Kecamatan Kemiling Kota

Lingkungan hidup alam dan Lingkungan hidup buatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Kehidupan bergantung kepada air dalam berbagai bentuk. Air merupakan

Biogeografi Daluga Untuk Prospek Ketahanan Pangan Nasional

EKOLOGI TERESTRIAL. Ekologi adalah Ilmu Pengetahuan

Faktor biotik dalam lingkungan. Tim dosen biologi

Vegetasi Alami. vegetasi alami adalah vegetasi atau tumbuh-tumbuhan yang tumbuh secara alami tanpa adanya pembudidayaan.

ASAS- ASAS DAN KONSEP KONSEP TENTANG ORGANISASI PADA TARAF KOMUNITAS

BAB V EKOSISTEM, BIOSFER & BIOMA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

RESORT DENGAN FASILITAS MEDITASI ARSITEKTUR TROPIS BAB III TINJAUAN KHUSUS. 3.1 Latar Belakang Pemilihan Tema. 3.2 Penjelasan Tema

Kuliah ke-2. R. Soedradjad Lektor Kepala bidang Pengelolaan Sumberdaya Alam

BAB I PENDAHULUAN. diperkirakan sekitar 25% aneka spesies di dunia berada di Indonesia. Indonesia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. inventarisasi adalah kegiatan untuk mengumpulkan data tentang jenis-jenis tumbuhan bawah

EKOSISTEM. Yuni wibowo

BAB I PENDAHULUAN. sebagai sumber daya alam untuk keperluan sesuai kebutuhan hidupnya. 1 Dalam suatu

BAB I PENDAHULUAN. sebesar jenis flora dan fauna (Rahmawaty, 2004). Keanekaragaman

Ekologi ilmu tentang rumah atau tempat tinggal organisme atau rumah tangga mahluk hidup.

Keanekaragaman, densitas dan distribusi bentos di perairan sungai Pepe Surakarta. Oleh. Arief Setyadi Raharjo M O BAB I PENDAHULUAN

Modul 1. Hutan Tropis dan Faktor Lingkungannya Modul 2. Biodiversitas Hutan Tropis

PENDAHULUAN GLOBAL WARMING - BIODIVERSITAS MAF - BIOLOGI UNAIR 1 DAMPAK PEMANASAN GLOBAL TERHADAP BIODIVERSITAS DAN EKOSISTEM

MATERI KULIAH BIOLOGI FAK.PERTANIAN UPN V JATIM Dr. Ir.K.Srie Marhaeni J,M.Si

Komponen rantai makanan menurut nicia/jabatan meliputi produsen, konsumen, dan pengurai. Rantai makanan dimulai dari organisme autotrof dengan

BAB I PENDAHULUAN. yaitu mendapatkan makanan, suhu yang tepat untuk hidup, atau mendapatkan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. memiliki sebaran jenis serangga yang unik. Selain jenis-jenis yang sebarannya

disinyalir disebabkan oleh aktivitas manusia dalam kegiatan penyiapan lahan untuk pertanian, perkebunan, maupun hutan tanaman dan hutan tanaman

Dampak Kegiatan Manusia terhadap Keanekaragaman Hayati

PENGERTIAN DAN MANFAAT EKOLOGI TANAMAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada tahun 1924 kawasan hutan Way Kambas ditetapkan sebagai daerah hutan

AD1. FAKTOR IKLIM 1. FAKTOR IKLIM 2. FAKTOR KESUBURAN TANAH 3. FAKTOR SPESIES 4. FAKTOR MANAJEMEN/PENGELOLAAN 1. RADIASI SINAR MATAHARI

TINJAUAN PUSTAKA. Langkat. Pulau Sembilan ini memiliki luas ± 15,65 km 2 atau ± 9,67% dari total

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Serangga merupakan bagian dari keanekaragaman hayati yang harus dijaga kelestariannya dari kepunahan

sedangkan sisanya berupa massa air daratan ( air payau dan air tawar ). sehingga sinar matahari dapat menembus kedalam air.

SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 12. Ekosistem Dan Pencemaran LingkunganLatihan Soal 12.1

Pengertian, Ruang Lingkup Ekologi, dan Ekosistem Energi dalam Ekosistem Siklus Biogeokimiawi

BAB I PENDAHULUAN. memiliki jumlah pulau yang sangat banyak. Secara astronomis, Indonesia terletak

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Rukmana (1997), sistematika tanaman jagung (Zea mays L.) adalah sebagai

Individu Populasi Komunitas Ekosistem Biosfer

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hutan Sekipan merupakan hutan pinus yang memiliki ciri tertentu yang membedakannya dengan hutan yang lainnya.

2. Memahami kelangsungan hidup makhluk hidup

PERTEMUAN XIV: EKOSISTEM DAN BIOLOGI KONSERVASI. Program Tingkat Persiapan Bersama IPB 2011

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia perkiraan luas mangrove sangat beragam, dengan luas

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

LAPORAN PRAKTIKUM GEOGRAFI REGIONAL INDONESIA (GPW 0101) ACARA V: PEMAHAMAN FENOMENA BIOSFER

TINJAUAN PUSTAKA. 1. Jumlah spesies dalam komunitas yang sering disebut kekayaan spesies

I. PENDAHULUAN. 2007:454). Keanekaragaman berupa kekayaan sumber daya alam hayati dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Vegetasi merupakan kumpulan tumbuh-tumbuhan, biasanya terdiri dari

GEOGRAFI REGIONAL ASIA VEGETASI ASIA PENGAJAR DEWI SUSILONINGTYAS DEP GEOGRAFI FMIPA UI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Habitat air tawar dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu perairan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. disebut arus dan merupakan ciri khas ekosistem sungai (Odum, 1996). dua cara yang berbeda dasar pembagiannya, yaitu :

EKOLOGI MANUSIA : PERTANIAN DAN PANGAN MANUSIA. Nini Rahmawati

BAB I PENDAHULUAN. hutan hujan tropis yang tersebar di berbagai penjuru wilayah. Luasan hutan

ARUS ENERGI DALAM EKOSISTEM

TAMBAHAN PUSTAKA. Distribution between terestrial and epiphyte orchid.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam suatu komunitas atau ekosistem tertentu (Indriyanto, 2006). Relung ekologi

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

SISTEM KERJA ALAM TEMPAT KITA TINGGAL

Air dalam atmosfer hanya merupakan sebagian kecil air yang ada di bumi (0.001%) dari seluruh air.

BAB I PENDAHULUAN. arah darat meliputi bagian daratan, baik kering maupun terendam air yang dipengaruhi sifat-sifat

INDONESIA DIJULUKI NEGARA RING OF FIRE KARENA DIKELILINGI GUNUNG BERAPI YANG AKTIF. MEMILIKI BANYAK DEPOSIT MINERAL UNTUK MEMPERTAHANKAN KESUBURAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. satu keaneragaman hayati tersebut adalah keanekaragaman spesies serangga.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. disebut arus dan merupakan ciri khas ekosistem sungai. Secara ekologis sungai

MODUL TRANSPLANTASI KARANG SECARA SEDERHANA PELATIHAN EKOLOGI TERUMBU KARANG ( COREMAP FASE II KABUPATEN SELAYAR YAYASAN LANRA LINK MAKASSAR)

Penentuan batas antar komunitas tidak mudah Zona transisi dengan lingkungan tertentu Proses perubahan secara gradual struktur komunitas disebut

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pohon merbau darat telah diklasifikasikan secara taksonomi sebagai berikut

HIDROMETEOROLOGI Tatap Muka Ketiga (ATMOSFER)

BAB I PENDAHULUAN. sungai. Sungai Brantas merupakan sungai besar di provinsi Jawa Timur dengan

I. PENDAHULUAN. memiliki keanekaragaman spesies tertinggi di dunia, jumlahnya lebih dari

I. PENDAHULUAN. sehingga menghasilkan komunitas yang khas (Pritchard, 1967).

BAB 1 PENDAHULUAN. hayati terkaya (mega biodiveristy). Menurut Hasan dan Ariyanti (2004),

I. PENDAHULUAN. hutan dapat dipandang sebagai suatu sistem ekologi atau ekosistem yang sangat. berguna bagi manusia (Soerianegara dan Indrawan. 2005).

2.2. Struktur Komunitas

BAB I PENDAHULUAN. Plankton merupakan organisme renik yang hidup melayang-layang di air dan

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang dan Masalah yang dikaji (Statement of the Problem) I.1.1. Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. memiliki pulau dengan garis pantai sepanjang ± km dan luas

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Herlin Nur Fitri, 2015

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

Spesies dalam Lingkungan Kompleks A. Spesies sebagai unit ekologi Pakar ekologi tumbuh-tumbuhan ingin menggunakan spesies sebagai alat alternatif untuk memahami ekosistem. Bilamana kebutuhan spesies dapat dipahami, sumber dayanya diketahui, maka keberadaan spesies tersebut dengan sifat-sifatnya dapat dipergunakan untuk memperkirakan kondisi lingkungan, seperti kondisi tanah, nutrisi, intensitas sinar, adanya gangguan, adanya tanaman atau hewan lain yang berinteraksi dengan spesies tersebut. Spesies taksonomi tersusun oleh individu dan populasi yang kemungkinan secara genetis bersifat heterogen. Sedangkan spesies ekologis secara genetis merupakan berbagai tumbuhan yang lebih bersifat homogeny yang beradaptasi terhadap berbagai kondisi lingkungan mikro khusus. Interaksi merupakan bagian lingkungan organisme tersusun atas tumbuhan dan hewan yang hidup bersama dengan baik yang sejenis maupun yang tidah sejenis. Oleh karena itu, interaksi sepasang organisme dapat terjadi disetiap bagian kontinum vegetasi. Autekologi, yaitu ekologi yang mempelajari suatu spesies organisme atau organisme secara individu yang berinteraksi dengan lingkungannya.contoh autekologi misalnya mempelajari sejarah hidup suatu spesies organisme, perilaku, dan adaptasinya terhadap lingkungan. Jadi, jika kita mempelajari hubungan antara pohon Pinus merkusii dengan lingkungannya, maka itu termasuk autekologi. Contoh lain adalah mempelajari kemampuan adaptasi pohon merbau (Intsia palembanica) di padang alang-alang, dan lain sebagainya. B. Faktor dan Distribusi Tumbuhan 1. Faktor Lingkungan Semua faktor lingkungan dapat bertindak sebagai faktor pembatas bagi suatu organisme, baik secara bersamaan ataupun sendiri-sendiri. Beberapa faktor lingkungan yang sering menjadi faktor pembatas bagi organisme secara umum adalah : a. Cahaya Matahari Cahaya Matahari merupakan faktor lingkungan yang sangat penting, karena sebagai sumber energi utama bagi seluruh ekosistem. Struktur dan fungsi dari suatu ekosistem sangat ditentukan oleh radiasi matahariyang sampai pada ekosistem tersebut. Cahaya matahari, baik dalam jumlah sedikit maupun banyak dapat menjadi faktor pembatas bagi organisme tertentu. b. Suhu Udara Suhu merupakan faktor lingkungan yang dapat berperan langsung maupun tidak langsung terhadap suatu organisme. Suhu berperan dalam mengontrol proses-proses metabolisme dalam tubuh serta berpengaruh terhadap faktor-faktor lainnya terutama suplai air. c. Air Air merupakan faktor lingkungan yang sangat penting, karena semua organisme hidup memerlukan air. Air dalam biosfer ini jumlahnya terbatas dan dapat berubah-ubah karena proses sirkulasinya. Siklus air dibumi sangat berpengaruh terhadap ketersediaan air tawar pada setiap ekosistem pada akhirnya akan menentukan jumlah keragaman organisme yang dapat hidup dalam ekosistem tersebut. d. Ketinggian Tempat Ketinggian suatu tempat diukur mulai dari permukaan air laut. Semakin tinggi suatu tempat, keragaman gas-gas udara semakin rendah sehingga suhu suhu udara semakin rendah.

e. Kuat arus Kuat arus dalam suatu perairan sungai sangat menentukan kondisi substrat dasar sungai, suhu air, kadar oksigen, dan kemampuan organisme untuk mempertahankan posisinya diperairan tersebut. Semakin kuat arus air, semakin berat organisme dalam mempertahankan posisinya. (http://fp.uns.ac.id/~hamasains/ekotan%205.htm) 2. Distribusi Makanan Tumbuhan di dunia ini sangat beraneka distribusinya. Ada tiga kategori persebaran tumbuhan yang ada, yaitu kosmopolit, endemik, dan diskontinyu (terputus-putus). a. Tumbuhan Kosmopolit Tumbuhan kosmopolit merupakan tumbuhan yang memiliki area persebaran hampir seluruh daerah di dunia. Salah satu contoh adalah distribusi dari famili tumbuhan Zingiberaceae yang hampir terdapat pad seluruh daerah beriklim tropis. b. Tumbuhan Endemik Endemik merujuk pada individu dengan persebaran yang sangat terbatas pada suatu kawasan geografi yang unik, misal suatu pulau, danau, negara atau suatu habitat tertentu di suatu daerah. Tumbuhan yang memiliki endemisitas tinggi rawan mengalami kepunahan kalau keberadaannya terkena gangguan baik dari alam atau manusia. Salah satu contoh tumbuhan endemik adalah bunga Rafflesia arnoldi yang secara alami hanya ditemukan di daerah pegunungan dari Provinsi Bengkulu. c. Tumbuhan diskontinyu Kelompok tumbuhan yang memiliki persebaran diskontinyu adalah tumbuhan-tumbuhan yang sebenarnya berhubungan secara kerabat akan tetapi terpisah pada lokasi yang sangat jauh secara geografik. Penyebab tumbuhan memiliki distribusi yang diskontinyu adalah adanya fragmentasi area dan habitat serta adanya mekanisme dispersal. Salah satu contoh tumbuhan diskontinyu adalah Notofagus, yang terdapat di Afrika Selatan dan Australia-Papua-Selandia Baru. Distribusi tumbuhan dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain iklim, tanah dan nutrien, dan kompetisi. Konsep persebaran tumbuhan lebih muda dipahami dengan konsep kemampuan adaptasi tumbuhan. Salah satu teori terkait kebutuhan tumbuhan terkait nutrisi adalah Hukum Minimum Liebig, yang menyatakan bahwa kemampuan hidup tumbuhan sangat dibatasi oleh faktor lingkungan yang kadarnya paling kecil. (http://science-query.com/tag/distribusi/) C. Hukum Minimum Liebig Untuk dapat bertahan dan hidup dalam keadaan tertentu, suatu organisme harus memiliki bahanbahan yang penting yang diperlukan untuk pertumbuhan dan berkembang biak. Keperluankeperluan dasar ini bervariasi antara jenis dan keadaan. Di bawah keadaan keadaan mantap, bahan yang penting yang tersedia dalam jumlah paling dekat mendekati minimum yang diperlukan adalah merupakan pembatas. Hukum ini dikembangkan oleh Justus Van Leibig (1840). Hukum minimum menunjukkan bahwa suatu panenan tanaman sering dibatasi oleh tersedianya nutrisi dalam jumlah yang sedikit. Kemudian setelah faktor- faktor yang mempengaruhinya diperluas, definisi hukum ini menjadi : pertumbuhan dan tatanan distribusi suatu spesis bergantung pada suatu faktor lingkungan yang diperlukan dalam jumlah mininmum. Validasi hukum ini telah dilakukan di mana-mana. Sebagai contoh, rumput-rumputan yang kurus di Australia sebagai akibat defisiensi mikronutrisi tembaga, seng, atau molibdenum. Dengan ditambahkan 6-8 kg/ha tembaga sulfat atau seng sulfat setiap 4-10 tahun, pertumbuhan rumput

akan menjadi 300% dan pada gilirannya, diproduksi wool dari biri-biri yang memakan rumput meningkat pula. Dengan penambahan hanya 140 g/ha sodium molibdenum tiap 5 sampai 10 tahun pertumbuhan rumput meningkat 6-7 kali (Moore, 1970). Hukum ini sebenarnya memiliki keterbatasan. Pertama, hukum ini hanya berlaku dalam kondisi keseimbangan yang dinamis. Apabila masukan dan pengeluaran energi serta materi dari ekosistem tidak berada dalam keseimbangan, jumlah berbagai substansi yang diperlukan akan berubah terus. Kedua, hukum ini harus memperhitungkan pula adanya interaksi di antara faktorfaktor lingkungan. Ketersediaan substansi yang melimpah mungkin akan mempengaruhi laju pemakaian substansi lain dalam jumlah yang minimum. Sering terjadi makhluk hidup memanfaatkan unsur kimia tambahan yang mirip dengan yang diperlukan tetapi unsur kimia itu tidak ada di habitatnya. Contoh : tidak adanya kalsium di suatu habitat tetapi stronsium melimpah, beberapa moluska mampu memanfaatkan stronsium ini untuk membentuk cangkangnya. D. Hukum Toleransi Shelford Salah satu perkembangan yang penting dalam kajian faktor lingkungan terjadi pada tahun 1913, ketika Victor Shelford mengemukakan hukum toleransi. Hukum ini mengemukakan pentingnya toleransi dalam menerangkan distribusi makhluk hidup. Hukum toleransi menyatakan bahwa untuk setiap faktor lingkungan suatu spesies mempunyai suatu kondisi minimum dan maksimum yang dapat dipikulnya, di antara kedua harga ekstrim ini merupakan rentangan toleransi, termasuk di dalamnya kondisi optimum. Beberapa prinsip yang lebih rendah yang mendukung hukum toleransi adalah: 1. Makhluk hidup mungkin memiliki rentangan toleransi yang lebar terhadap suatu faktor dan sempit untuk faktor lain. 2. Makhluk hidup dengan rentangan toleransi yang lebar untuk semua faktor tampaknya akan tersebar secara meluas. 3. Bilamana suatu kondisi lingkungan sangat minimum, maka akan berpengaruh terhadap kondisi lingkungan lainnya. Misalnya, apabila nitrat dalam tanah terbatas jumlahnya, maka resistensi rumput terhadap kekeringan akan menurun. 4. Seringkali terjadi bahwa makhluk hidup di alam tidak selalu berada dalam kondisi optimum. Dalam hal ini faktor yang lain menjadi sangat penting. Contoh : anggrek dapat tumbuh dengan baik apabila terkena sinar langsung daripada di dalam tempat teduh, namun kelembapan lebih menguntungkan mereka. 5. Pada waktu reproduksi, faktor lingkungan sangat penting. Batas batas toleransi pada biji-bijian, telur, embrio, kecambah dan larva hewan umumnya lebih pendek. E. Konsep Holocoenotic Lingkungan Konsep Holocoenotic adalah suatu klimaks alami terhadap modifikasi pada hukum minimum Liebig. Telah diketahui bila suatu faktor pembatas dapat diatasi, maka akan timbul faktor pembatas lain. Bila salah satu dari faktor lingkungan kita ubah, perubahan ini akan mempengaruhi atau mengubah komponen-komponen lain. Contohnya, bila suhu udara dalam rumah kca dinaikkan 100 o C maka udara didalam rumah kaca akan mengandung lebih banyak

uap air. Tekanan uap air dari permukaan cairan dalam ruangan akan bertambah, akibatnya laju penguapan meningkat. F. Ekotipe Tanaman Kata Ekotipe pertama kali diusulkan oleh seorang ahli ekolog bangsa Swedia bersama Turesson (1922). Beliau mengadakan percobaan terhadap beberapa spesies tanaman yang ditanam pada berbagai keadaan lingkungan yang berbeda. Ternyata masing-masing spesies yang sama akan memperlihatkan sifat-sifat morfologis yang berbeda sehubungan dengan adanya perbedaan lingkungan. Ekotipe merupakan salah satu respon geneti tumbuhan terhadap suatu habitat tertentu. Ekotipe dapat digunakan untuk menjelaskan spesies yang bervariasi jelas dari segi geografi, populasi yang jarang, yang teradaptasi terhadap suatu kondisi lingkungan spesifik. Ekotipe biasanya akan memunculkan perbedaan fenotip dalam suatu spesies atau taksa tumbuhan. Sifat Karakteristik Ekotipe Keistimewaan sifat ekotipe antara lain: 1. Ekotipe spesies selalu interfertil 2. Dapat mempertahankan keistimewaan asalnya bila ditanam dalam habitat lain 3. Ekotipe didasarkan sifat-sifat genetis 4. Suatu spesies dengan ekologi yang luas dibedakan atas dasar sifat-sifat morfologis, fisiologis dalam habitat yang berbeda 5. Dapat terjadi dalam tipe habitat yang jelas 6. Ekotipe benar-benar mempunyai ciri khas dengan perbedaan sebagian ekotipe yang lain

Please download full document at www.docfoc.com Thanks