MERANCANG PENCAPAIAN KOMPETENSI DASAR MELALUI PERUMUSAN INDIKATOR. Oleh: Nur Dewi Widyaiswara LPMP Provinsi Sulawesi Selatan ABSTRAK

dokumen-dokumen yang mirip
PENGEMBANGAN INDIKATOR DALAM UPAYA MENCAPAI KOMPETENSI DASAR BAHASA INDONESIA DI SEKOLAH MENENGAH ATAS KABUPATEN KARANGANYAR JAWA TENGAH

BAB III STANDAR KOMPETENSI LULUSAN STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM

KURIKULUM 2013 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2015

Kelompok Materi: MATERI POKOK

SUMBER BELAJAR CALON PESERTA PROGRAM PLPG MATA PELAJARAN PEDAGOGI

PENGEMBANGAN SILABUS MATA PELAJARAN PAI DALAM KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN Oleh: Marzuki

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR: 16 TAHUN 2012 TENTANG PELAKSANAAN KURIKULUM MUATAN LOKAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SOSIALISASI DAN PELATIHAN KTSP 2009 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL HALAMAN 1 / 34

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

Lamp 1. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PROSES UNTUK SATUAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 1 B. TUJUAN 2 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 2 D. UNSUR YANG TERLIBAT 2 E. REFERENSI 2 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 3

Kompetensi Dasar. perencanaan program. rangka implementasi

Terima kasih telah mengunjungi

Pengembangan Silabus

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembukaan UUD 1945 dijelaskan bahwa salah satu tujuan dari

Tanggapan Balik Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI terkait Kurikulum 2013 yang dimuat di Harian Kompas, Kamis, 7 Maret 2013

KEGIATAN AWAL PERTANYAAN TUJUAN KEGIATAN KOMPETENSI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah

SILABUS DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (Berdasarkan Permendiknas 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses)

KONSEP DASAR PERENCANAAN PEMBELAJARAN. M. Nasir Tamalene (Dosen Universitas Khairun Ternate)

TEKNIK PENGEMBANGAN INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI MATEMATIKA SMP/MTs

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 1 B. TUJUAN 2 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 2 D. UNSUR YANG TERLIBAT 2 E. REFERENSI 2 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 3

Click to edit Master title style KELOMPOK IV : 1. MUJAENI 2. ELLA NURLELAWATI 3. MAIMUNAH 4. HERMANTO

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2015 NOMOR 49

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PENGELOLAAN DAN PENYUSUNAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN

Bab I Pendahuluan. A. Latar Belakang

Prinsip dan Langkah-Langkah Pengembangan Silabus

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. kalangan guru ilmu pengetahuan sosial (IPS) Negeri se Kecamatan Ambarawa.

PANDUAN PENGEMBANGAN SILABUS MATA PELAJARAN. Pusat Kurikulum - Balitbang Depdiknas

Pemahaman Penggunaan Buku Guru dan Buku Siswa Dalam Kurikulum 2013

PEDOMAN PENDAMPINGAN PELAKSANAAN KURIKULUM 2013 PADA PENDIDIKAN DASAR DAN PENDIDIKAN MENENGAH

PROGRAM SEMESTER SILABUS RPP

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan mutu pendidikan. Kecenderungan internasional mengisyaratkan

BUPATI ALOR PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

Oleh: Dr. Istanto Wahju Djatmiko

PENGEMBANGAN SILABUS MATA PELAJARAN SENI BUDAYA (SENI RUPA)

Prinsip-prinsip Pengembangan Silabus. Ilmiah Relevan Sistematis Konsisten Memadai Aktual dan kontekstual Fleksibel Menyeluruh

Peran Guru TIK. Jakarta, Agustus 2014 Direktur Pembinaan PTK Dikdas. Sumarna Surapranata, Ph.D NIP

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA DAN KESEHATAN BAB IV

STANDAR KOMPETENSI MATA PELAJARAN PJOK

Model Penyelenggaraan Peminatan Kurikulum 2013 di SMA KATA PENGANTAR. 2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah ii

BAB I PENDAHULUAN. pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar (Hamalik, 2011: 18).

UNIT 2. Pengembangan Kurikulum Pendidikan IPS. Pendahuluan

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. melalui berbagai upaya yang berlangsung dalam lingkungan keluarga, sekolah dan

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan kegiatan yang melibatkan berbagai macam

BAB I PENDAHULUAN. luar pendidikan formal yang teroganisasi, sistematis, dan berjenjang.

REVIEW DAN REVISI SILABUS-RPP MAPAEL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) Oleh: Ajat Sudrajat

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

TUGAS KELOMPOK PEMETAAN INDIKATOR BERDASARKAN KD

MATERI PELATIHAN KTSP 2009 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL

MONITORING DAN EVALUASI PELATIHAN GURU/KEPALA SEKOLAH/PENGAWAS SEKOLAH KURIKULUM 2013

(Contoh) DESAIN PEMBELAJARAN PENYELENGGARAAN PROGRAM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C UPT SKB KABUPATEN BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan kualitas sumber daya manusia. Peningkatan kualitas pendidikan

PENGANTAR PENGEMBANGAN SILABUS

SUPLEMEN KEPALA SEKOLAH

PENGEMBANGAN KOMPETENSI MANAJERIAL KEPALA LABORATORIUM. Oleh: Nur Dewi. Widyaiswara LPMP Sulawesi Selatan. Abstrak

BAB IV. IMPLEMENTASI KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL (KKM) DI MTs AGUNG ALIM BLADO. A. Kriteria Ketuntasan Minimal di MTs Agung Alim Blado

KEMENTRIAN PENDIDIKAN NASIONAL PENGEMBANGAN SILABUS

RENCANA TINDAK LANJUT HASIL EVALUASI DIRI SEKOLAH STANDAR SARANA DAN PRASARANA. ruang belajar

KTSP DAN IMPLEMENTASINYA

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 40 B. TUJUAN 40 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 40 D. UNSUR YANG TERLIBAT 41 E. REFERENSI 41 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 41

Achmad Samsudin, M.Pd. Jurdik Fisika FPMIPA UPI

PANDUAN PENGEMBANGAN SILABUS MATA PELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan sebagai upaya meningkatkan kualitas pendidikan. Salah satunya adalah

PENGEMBANGAN SILABUS

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

TEKNIK PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Oleh: Dr. Marzuki UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

STANDAR NASIONAL PERGURUAN TINGGI

Latar Belakang Otonomi daerah; Desentralisasi; Multikultural; Pendidikan di sekolah perlu memberikan wawasan yang luas pada peserta didik tentang kekh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan jaman paradigma pendidikaan juga

Document Control Rilis Final 20 Maret 2016 Revisi 1 23 Maret 2016

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting di dalam kehidupan sebuah

BAB I PENDAHULUAN. yang tertuang dalam Pembukaan UUD 1945 Alinea ke-iv yaitu. Mencerdaskan kehidupan bangsa. Salah satu komponen penting dari

PENERAPAN LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM KURIKULUM 2013

BUKU PANDUAN PROGRAM MAGANG II SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN YAYASAN PENDIDIKAN UJUNG PANDANG (STKIP YPUP) MAKASSAR

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan adalah sebuah salah satu upaya dalam mencerdaskan. kehidupan bangsa. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional juga

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 tahun 2013

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PROSES UNTUK SATUAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) ZAWIYAH COT KALA LANGSA 2015 M/ 1435 H

TJETJEP RONY BUDIMAN

Contoh File KKM, PROTA, PROMES, SILABUS, RPP, SK & KD, PEMETAAN

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA DATA

Outline 3/20/16. 1 Kerangka Pengembangan 2 Perbaikan Dokumen Kurikulum Implikasi Revisi Kurikulum Kerangka Sistem Pembelajaran

PANDUAN PENGEMBANGAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) II. Langkah-langkah Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

KURIKULUM 2013 PELATIHAN IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 40 B. TUJUAN 40 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 40 D. UNSUR YANG TERLIBAT 41 E. REFERENSI 41 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 41

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gunawan Wibiksana, 2013 Universitas Pendidikan Indonesia Repository.upi.edu Perpustakaan.upi.

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia yang pada umumnya wajib dilaksanakan. globalisasi, maka pendidikan juga harus mampu menjawab kebutuhan

PANDUAN PENGEMBANGAN RPP

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ilham Zamzam Nurjaman, 2013

INSTRUMEN VERIFIKASI/VALIDASI DOKUMEN KTSP

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Instrumen Review. Instrumen Penelaahan Kurikulum Sekolah (KTSP) Dokumen 1. Terdapat logo sekolah/daerah

Transkripsi:

1 MERANCANG PENCAPAIAN KOMPETENSI DASAR MELALUI PERUMUSAN INDIKATOR Oleh: Nur Dewi Widyaiswara LPMP Provinsi Sulawesi Selatan ABSTRAK Tulisan ini bertujuan memberikan informasi kepada guru tentang konsep kompetensi dasar, konsep rumusan indikator, dan cara perumusan indikator untuk pencapaian kompetensi dasar yang ditetapkan. Perumusan indikator yang tepat terkadang tidak mendapat perhatian serius ketika guru menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran yang pada akhirnya bermuara pada kegagalan pencapaian kompetensi dasar oleh peserta didik secara individu. Indikator merupakan penanda pencapaian kompetensi dasar yang ditandai oleh perilaku peserta didik yang terukur atau dapat diobservasi mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Perumusan indikator menggunakan kata kerja operasional yang sesuai tingkatan kompetensi dasar. Perumusan indikator yang tepat akan memudahkan guru dalam mengembangkan materi pembelajaran, mendesain kegiatan pembelajaran, serta merancang dan melaksanakan penilaian hasil belajar sehingga akhirnya mampu mendorong setiap individu peserta didik mencapai kompetensi dasar yang diharapkan. Keyword : Kompetensi Dasar, Indikator, Perumusan Indikator

2 Pendahuluan Kegiatan pembelajaran merupakan proses pendidikan yang memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan potensi diri menjadi kemampuan yang semakin lama semakin meningkat baik dari segi sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang diperlukan dirinya untuk hidup, bermasyarakat, berbangsa, serta berkontribusi pada kesejahteraan hidup umat manusia. Oleh karena itu, kegiatan pembelajaran diarahkan untuk memberdayakan semua potensi peserta didik menjadi kompetensi yang diharapkan. Untuk menghasilkan proses pembelajaran yang berkualitas harus dimulai dengan perencanaan pembelajaran yang berkualitas pula. Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa masih banyak guru ketika menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) belum memahami dengan baik cara merumuskan indikator pencapaian kompetensi padahal komponen tersebut sangat penting dan merupakan target kemampuan yang harus dikuasai peserta didik secara individu dan merupakan tolok ukur ketercapaian kompetensi dasar dari materi pelajaran. Hasil analisis dari beberapa RPP peserta diklat Kurikulum 2013 menunjukkan bahwa indikator yang dirumuskan dalam RPP hanya mengulang bunyi/teks dari Kompetensi Dasar sehingga formulasi yang tersusun bukanlah indikator karena tidak menggunakan kata kerja operasional sesuai tingkat kompetensi dan tidak menunjukkan adanya perilaku yang dapat diukur atau diobservasi. Rangkuman hasil analisis RPP menunjukkan perumusan indikator tingkat penguasaan peserta diklat berada pada kategori buruk (Hasri, 2014). Dalam perumusan indikator diharapkan setiap kompetensi dasar dikembangkan sekurang-kurangnya menjadi tiga indikator. Namun masih banyak guru yang mengembangkan indikator hanya dua atau satu indikator saja bahkan sering ditemukan RPP yang disusun guru hanya menampilkan KD dan tujuan pembelajaran tanpa indikator pembelajaran padahal kita pahami bersama bahwa target pencapaian indikator bersifat

3 individu sedangkan tujuan pembelajaran target pencapaiannya bersifat klasikal. Mencermati uraian di atas, maka rumusan masalah yang ditetapkan dalam tulisan ini adalah: (1) apakah kompetensi dasar itu?; (2) apakah rumusan indikator itu?; (2) bagaimana cara merumuskan indikator?. Berdasarkan rumusan masalah dalam tulisan ini, maka dapat diketahui tujuan penulisan adalah untuk memberikan informasi secara teoritis kepada guru tentang konsep kompetensi dasar, konsep rumusan indikator, dan cara perumusan indikator yang dapat menunjang pencapai kompetensi dasar secara individu peserta didik. Manfaat yang dapat diperoleh dari tulisan ini adalah: (1) bagi guru sebagai salah satu acuan dalam perumusan indikator; (2) bagi satuan pendidikan sebagai informasi dan masukan untuk menjadi langkah pembinaan guru dalam perumusan indikator sesuai tingkatan kompetensi, menggunakan kata operasional yang tepat, bersifat terukur, dapat diobservasi, dan menjadi acuan penilaian kompetensi peserta didik; (3) bagi peserta didik mendapat layanan dan pengalaman mengajar yang dapat mendukung ketercapaian kompetensi dasar setiap mata pelajaran. Konsep Kompetensi Dasar Kompetensi adalah kemampuan seseorang untuk berpikir, berbuat, dan bersikap secara konsisten. Seluruh pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dipelajari harus berwujud dalam bentuk pikiran, perbuatan, dan perilaku yang relatif bertahan lama. Ada dua ciri kompetensi yaitu keteramatan dan kebertahanan (Sukandi dalam Hapsari, 2010). Kompetensi berkaitan dengan apa yang seseorang bisa lakukan, dan bukan hanya apa yang telah mereka ketahui. Implikasinya adalah kompetensi terkait dengan apa yang dilakukan harus memiliki konteks, kompetensi adalah suatu hasil yang menjelaskan apa yang dapat dilakukan oleh seseorang, mengukur kompetensi harus jelas kinerja yang diukur dan ada standarisasi, dan pengukuran terhadap apa yang bisa

4 dilakukan seseorang dapat dilakukan dalam suatu waktu tertentu.dalam Kurikulum 2013 yang dimaksud kompetensi adalah seperangkat sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh peserta didik setelah mempelajari suatu muatan pembelajaran, menamatkan suatu program, atau menyelesaikan suatu pendidikan tertentu. Untuk memahami lebih jauh mengenai Kompetensi Dasar terlebih dahulu kita perlu mengetahui hierarki kompetensi di Kurikulum 2013 meliputi Standar Kompetensi Lulusan (SKL), Kompetensi Inti (KI), dan Kompetensi Dasar (KD). SKL adalah kriteria mengenai kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. SKL digunakan sebagai acuan utama pengembangan standar isi, standar proses,standar penilaian pendidikan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana prasarana, standar pengelolaan dan standar pembiayaan. Kompetensi Inti merupakan tingkat kemampuan untuk mencapai SKL yang harus dimiliki peserta didik pada setiap tingkatan kelas yang menjadi landasan pengembangan KD. KI mencakup : sikap spritual, sikap sosial, pengetahuan, dan keterampilan yang berfungsi sebagai pengintegrasi muatan pembelajaran, mata pelajaran atau program dalam mencapai SKL. Kompetensi Inti meningkat seiring dengan meningkatnya usia peserta didik yang dinyatakan dengan meningkatnya kelas. KI bukan untuk diajarkan melainkan untuk dibentuk melalui pembelajaran berbagai kompetensi dasar dari sejumlah mata pelajaran yang relevan. Tiap mata pelajaran harus tunduk pada KI yang telah dirumuskan. Dengan kata lain semua mata pelajaran yang diajarkan dan dipelajari pada kelas tersebut harus berkonstribusi terhadap pembentukan KI. Kompetensi Inti adalah pengikat berbagai kompetensi yang harus dihasilkan dengan mempelajari tiap mata pelajaran serta berfungsi sebagai integrator horizontal antar mata pelajaran. Dengan pengertian ini kompetensi inti adalah bebas dari mata pelajaran kerena tidak mewakili

5 mata pelajaran tertentu. Kompetensi inti menyatakan kebutuhan kompetensi peserta didik, sedangkan mata pelajaran adalah pasokan kompetensi. Dengan demikian kompetensi inti berfungsi sebagai unsur pengorganisasian (organising element) kompetensi dasar. Sebagai unsur pengorganisasi kompetensi inti merupakan pengikat untuk organisasi vertikal dan organisasi horizontal kompetensi dasar. Rumusan Komptensi Inti dalam kurikulum 2013 menggunakan notasi: KI-1 untuk kompetensi Inti spritual, KI-2 untuk kompetensi inti sikap sosial, KI-3 untuk kompetensi inti pengetahua, KI-4 untuk kompetensi inti keterampilan Kompetensi Dasar adalah kemampuan untuk mencapai kompetensi Inti yang harus diperoleh peserta didik melalui pembelajaran yang mencakup sikap spritual, sikap sosial, pengetahuan dan keterampilan yang dikembangkan dalam konteks muatan pembelajaran, pengalaman belajar, mata pelajaran sesuai dengan KI. Dalam mendukung KI, capaian pembelajaran mata pelajaran diuraikan menjadi kompetensikompetensi dasar. Pencapaian KI adalah melalui pembelajaran KD yang disampaikan melalui mata pelajaran. Rumusannya dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik peserta didik, kemampuan awal, serta ciri dari suatu mata pelajaran. Menurut Permendiknas No.41 Tahun 2007 tentang Standar Proses, disebutkan. Kompetensi dasar adalah sejumlah kemampuan minimum yang harus dikuasai peserta didik untuk standar kompetensi tertentu dan digunakan sebagai rujukan penyusunan indikator kompetensi dalam suatu pelajaran. Indikator kompetensi adalah perilaku yang dapat diukur dan/atau diobservasi untuk menunjukkan ketercapaian kompetensi dasar tertentu yang menjadi acuan penilaian mata pelajaran, dirumuskan dengan kata kerja operasional yang dapat diamati dan diukur, mencakup pengetahuan, sikap, dan ketrampilan. Kompetensi Dasar (KD) dibutuhkan untuk mendukung pencapaian SKL dan KI. Selain itu kompetensi dasar diorganisisr ke dalam berbagai mata pelajaran yang pada gilirannya berfungsi sebagai sumber

6 kompetensi. Mata pelajaran yang digunakan sebagai sumber kompetensi tersebut harus mengacu pada ketentuan yang tercantum pada Undangundang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003, khususnya ketentuan pada pasal 37. Selain jenis mata pelajaran yang diperlukan untuk membentuk kompetensi, juga diperlukan beban belajar perminggu dan persemester atau pertahun. Beban belajar ini kemudian didistribusikan ke berbagai mata pelajaran sesuai dengan tuntutan kompetensi yang diharapkan dapat dihasilkan oleh tiap mata pelajaran. Sebagai pendukung pencapaian Kopetensi Inti, KD dikelompokkan menjadi 4 (empat) sesuai dengan rumusan Kompetensi Inti yang didukungnya yaitu: 1. Kelompok KD sikap spritual (mendukung KI-1) 2. Kelompok KD sikap sosial (mendukung KI-2) 3. Kelompok KD pengetahuan (mendukung KI-3) 4. Kelompok KD keterampilan (mendukung KI-4) Uraian KD yang rinci ini adalah untuk memastikan bahwa capaian pembelajaran tidak berhenti sampai pada pengetahuan saja, melainkan harus berlanjut ke keterampilan, dan bermuara pada sikap. Melalui KI tiap mata pelajaran ditekankan bukan hanya memuat kandungan pengetahuan saja, tetapi juga memuat kandungan proses yang berguna bagi pembentukan keterampilannya. Selain itu juga memuat pesan tentang pentingnya memahami mata pelajaran tersebut sebagai bagian dari pembentukan sikap. Hal ini penting mengingat kompetensi pengetahuan sifatnya dinamis karena pengetahuan masih selalu berkembang. Kemampuan keterampilan akan bertahan lebih lama dari kompetensi pengetahuan, sedangkan yang akan terus melekat pada dan akan dibutuhkan oleh peserta didik adalah sikap. Kompetensi dasar dalam kelompok Kompetensi Inti sikap (KI-1 dan KI -2 ) bukanlah untuk peserta didik karena kompetensi ini tidak diajarkan, tidak dihafalkan dan tidak diujikan, tetapi sebagai pengangan bagi pendidik bahwa dalam mengajarkan mata pelajaran tersebut ada pesan-

7 pesan spritual dan sosial sangat penting yang terkandung dalam materinya. Dengan kata lain, KD yang berkenaan dengan sikap spritual (mendukung KI-1) dan individual- sosial (mendukung KI-2) dikembangkan secara inderect teaching (tidak langsung) yaitu pada waktu peserta didik belajar tentang pengetahuan (mendukung KI-3) dan keterampilan (mendukung KI-4). Hal ini diuraikan dalam lampiran 4 Permendikbud No. 81 A tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum 2013. Untuk memastikan keberlanjutan penguasaan kompetensi, proses pembelajaran dimulai dari komptensi pengetahuan, kemudian dilanjutkan menjadi kompetensi keterampilan dan berakhir pada pembentukan sikap. Konsep Rumusan Indikator Dalam Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses, Indikator kompetensi adalah perilaku yang dapat diukur dan/atau diobservasi untuk menunjukkan ketercapaian kompetensi dasar tertentu yang menjadi acuan penilaian mata pelajaran. Indikator pencapaian kompetensi dirumuskan dengan menggunakan kata kerja operasional yang dapat diamati dan diukur, yang mencakup pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Panduan Pengembangan Indikator (Kemendiknas, 2010) menguraikan lebih lanjut pengertian Indikator yang merupakan penanda pencapaian KD yang ditandai oleh perubahan perilaku yang dapat diukur yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik, mata pelajaran, satuan pendidikan, potensi daerah dan dirumuskandalam kata kerja operasional yang terukur dan/atau dapat diobservasi. Dalam mengembangkan indikator perlu mempertimbangkan: (1) tuntutan kompetensi yang dapat dilihat melalui kata kerja yang digunakan dalam KD; (2) karakteristik mata pelajaran, peserta didik, dan sekolah; (3) potensi dan kebutuhan peserta didik, masyarakat, dan lingkungan/daerah. Dalam mengembangkan pembelajaran dan penilaian, terdapat dua

8 rumusan indikator, yaitu: (1) Indikator pencapaian kompetensi yang dikenal sebagai indikator; (2) Indikator penilaian yang digunakan dalam menyusun kisi-kisi dan menulis soal yang di kenal sebagai indikator soal. Indikator memiliki kedudukan yang sangat strategis dalam mengembangkan pencapaian kompetensi berdasarkan KD. Indikator berfungsi sebagai berikut : (1) pedoman dalam mengembangkan materi pembelajaran Pengembangan materi pembelajaran harus sesuai dengan indikator yang dikembangkan. Indikator yang dirumuskan secara cermat dapat memberikan arah dalam pengembangan materi pembelajaran yang efektif sesuai dengan karakteristik mata pelajaran, potensi dan kebutuhan peserta didik, sekolah, serta lingkungan; (2) pedoman dalam mendesain kegiatan pembelajaran. Desain pembelajaran perlu dirancang secara efektif agar kompetensi dapat dicapai secara maksimal. Pengembangan desain pembelajaran hendaknya sesuai dengan indikator yang dikembangkan, karena indikator dapat memberikan gambaran kegiatan pembelajaran yang efektif untuk mencapai kompetensi. Indikator yang menuntut kompetensi dominan pada aspek prosedural menunjukkan agar kegiatan pembelajaran dilakukan tidak dengan strategi ekspositori melainkan lebih tepat dengan strategi discovery-inquiry; (3) pedoman dalam mengembangkan bahan ajar. Bahan ajar perlu dikembangkan oleh guru guna menunjang pencapaian kompetensi peserta didik. Pemilihan bahan ajar yang efektif harus sesuai tuntutan indikator sehingga dapat meningkatkan pencapaian kompetensi secara maksimal; (4) pedoman dalam merancang dan melaksanakan penilaian hasil belajar Indikator menjadi pedoman dalam merancang, melaksanakan, serta mengevaluasi hasil belajar, Rancangan penilaian memberikan acuan dalam menentukan bentuk dan jenis penilaian, serta pengembangan indikator penilaian. Pengembangan indikator penilaian harus mengacu pada indikator pencapaian yang dikembangkan.

9 Cara Perumusan Indikator Indikator dirumuskan dalam bentuk kalimat dengan menggunakan kata kerja operasional. Rumusan indikator sekurang-kurangnya mencakup dua hal yaitu tingkat kompetensi dan materi yang menjadi media pencapaian kompetensi. Langkah pertama pengembangan indikator adalah menganalisis tingkat kompetensi dalam KD. Hal ini diperlukan untuk memenuhi tuntutan minimal kompetensi yang dijadikan standar secara nasional. Tingkat kompetensi dapat dilihat melalui kata kerja operasional yang digunakan dalam KD. Tingkat kompetensi dapat diklasifikasi dalam tiga bagian, yaitu tingkat pengetahuan, tingkat proses, dan tingkat penerapan. Kata kerja pada tingkat pengetahuan lebih rendah dari pada tingkat proses maupun penerapan. Tingkat penerapan merupakan tuntutan kompetensi paling tinggi yang diinginkan. Klasifikasi tingkat kompetensi untuk 3 ranah dapat dilihat secara rinci di Taksonomi Bloom. Dalam merumuskan indikator perlu diperhatikan beberapa ketentuan sebagai berikut: (1) setiap KD dikembangkan sekurangkurangnya menjadi tiga indikator; (2) keseluruhan indikator memenuhi tuntutan kompetensi yang tertuang dalam kata kerja yang digunakan dalam KD. Indikator harus mencapai tingkat kompetensi minimal KD dan dapat dikembangkan melebihi kompetensi minimal sesuai dengan potensi dan kebutuhan peserta didik; (3) indikator yang dikembangkan harus menggambarkan hirarki kompetensi; (4) rumusan indikator sekurangkurangnya mencakup dua aspek, yaitu tingkat kompetensi dan materi pembelajaran; (5) indikator harus dapat mengakomodir karakteristik mata pelajaran sehingga menggunakan kata kerja operasional yang sesuai; (6) rumusan indikator dapat dikembangkan menjadi beberapa indikator penilaian yang mencakup ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

10 Simpulan Mencermati uraian konsep di atas dapat ditarik simpulan sebagai berikut: (1) Kompetensi Dasar adalah Kompetensi dasar adalah sejumlah kemampuan minimum yang harus dikuasai peserta didik untuk standar kompetensi tertentu dan digunakan sebagai rujukan penyusunan indikator kompetensi dalam suatu pelajaran; (2) Indikator merupakan penanda pencapaian KD yang ditandai oleh perubahan perilaku yang dapat diukur yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik, mata pelajaran, satuan pendidikan, potensi daerah dan dirumuskandalam kata kerja operasional yang terukur dan/atau dapat diobservasi. Ada dua jenis indikator, yaitu Indikator pencapaian kompetensi dan indikator penilaian. Rumusan indikator sekurang-kurangnya mencakup dua hal yaitu tingkat kompetensi dan materi yang menjadi media pencapaian kompetensi.; (3) Cara merumuskan indikator (a) setiap KD dikembangkan sekurangkurangnya menjadi tiga indikator; (b) keseluruhan indikator memenuhi tuntutan kompetensi yang tertuang dalam kata kerja yang digunakan dalam KD. Indikator harus mencapai tingkat kompetensi minimal KD dan dapat dikembangkan melebihi kompetensi minimal sesuai dengan potensi dan kebutuhan peserta didik; (c) indikator yang dikembangkan harus menggambarkan hirarki kompetensi; (d) rumusan indikator sekurangkurangnya mencakup dua aspek, yaitu tingkat kompetensi dan materi pembelajaran; (e) indikator harus dapat mengakomodir karakteristik mata pelajaran; (f) rumusan indikator dapat dikembangkan menjadi beberapa indikator penilaian yang mencakup ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

11 Daftar Pustaka Hasri, Muhammad. 2014. Pemahaman Peserta Dalam Penyusunan RPP Bidang Bahasa Indonesia pada Diklat Teknis Kurikulum 2013 yang Dilaksanakan oleh LPMP Sulawesi Selatan. Makassar. LPMP Sulawesi Selatan. Hapsari, Utami. 2010. Indikator dan Tujuan Pembelajaran dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. Semarang. F. MIPA UM Kemendiknas. 2010. Panduan Pengembangan Indikator. Jakarta. Direktorat Pembinaan SMP Kemendiknas. Kemendiknas. 2007. Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses. Jakarta. Kemendiknas Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2013. Pedoman Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013. Jakarta. Kemendikbud. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2013. Kerangka Dasar Kurikulum, Struktur, Implementasi dan Evaluasi Kurikulum. Jakarta. Kemendikbud. Kemendikbud. 2013. Permendikbud Nomor 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta. Kemendikbud. Kemendikbud. 2013. Permendikbud Nomor 81A Tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum. Jakarta. Kemendikbud.