PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4/PERMEN-KP/2013 TENTANG

dokumen-dokumen yang mirip
2013, No.462

BUPATI MALUKU TENGGARA

2 Perikanan tentang Pedoman Pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Kelautan dan Perikanan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.31/MEN/2012 TENTANG

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.52/MEN/2011 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Mutiara yang Masuk ke Dalam Wilayah Negara Republik Indonesia;

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5/PERMEN-KP/2014 TENTANG SISTEM LOGISTIK IKAN NASIONAL

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, NOMOR 19/PERMEN-KP/2013 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2017, No Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembara

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

2 Tahun 2004 Nomor 118, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4433), sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2009 (Le

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40/Permentan/SR.230/7/2015 TENTANG FASILITASI ASURANSI PERTANIAN

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12/PERMEN-KP/2014 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lemb

2017, No Mengingat : 1. Undang Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.24/Menhut-II/2013 TENTANG

2016, No Kepemimpinan Tingkat I, Tingkat II, Tingkat III, Tingkat IV, Prajabatan Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan III Serta Prajabatan Calon

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA. No.1711, 2015 KEMENPORA. Belanja Barang. Pertanggungjawaban. Pengelolaan. Perubahan. PERATURAN MENTERI PEMUDA DAN OLAHRAGA

2016, No mengalihkan Pegawai Negeri Sipil Daerah Provinsi dan Daerah Kabupaten/Kota menjadi Pegawai Negeri Sipil Kementerian Kelautan dan Peri

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40/Permentan/OT.210/3/2014 TENTANG PERAN SERTA MASYARAKAT DALAM PENYELENGGARAAN HORTIKULTURA

2017, No Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Le

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR PER.07/MEN/2008 TENTANG BANTUAN SOSIAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PESISIR DAN PEMBUDIDAYA IKAN

2017, No Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 216, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5584); 4. Undang-Undang Nomor 23 Tah

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi dan Pengelolaan Perguruan Tinggi (Lembaran Negara

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 80/Permentan/OT.140/8/2013 TENTANG

2017, No Peraturan Presiden Nomor 6 Tahun 2015 tentang Badan Ekonomi Kreatif (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 7) sebagai

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2011 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 190/PMK.05/2014 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN IMBAL JASA PENJAMINAN KREDIT USAHA RAKYAT

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA

2017, No Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); 3. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pe

BERITA NEGARA. No.1192, 2012 KEMENTERIAN NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH. Bantuan Sosial. Mikro dan Kecil. Pedoman

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.26/MEN/2010 TENTANG

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA

-2- tentang Rencana Strategis Kementerian Kelautan dan Perikanan Tahun ; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38/PERMEN-KP/2013 TENTANG KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENYULUHAN PERIKANAN

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tam

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2012 TENTANG PEMBIAYAAN PERLINDUNGAN LAHAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 76/Permentan/OT.140/12/2012 TENTANG SYARAT DAN TATA CARA PENETAPAN PRODUK UNGGULAN HORTIKULTURA

2015, No diubah dengan Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2009 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 154, Tambahan Lembaran Negara Repu

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.07/MEN/2012 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

MENTERI RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Kesehatan tenta

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2012 TENTANG PEMBIAYAAN PERLINDUNGAN LAHAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 08/Permentan/OT.140/1/2013 TENTANG PEDOMAN PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS PERDESAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

NOMOR 74 TAHUN 2013 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2017, No Mengingat : 1 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 116, Tamba

2017, No Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi dalam surat Nomor B/07/M.LB.01/2017, tanggal 11 Januari 2017; c. bahwa berdasarkan pertimbanga

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2016, No Republik Indonesia Nomor 3614); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pembinaan dan Pembimbingan Warga Binaan Pemasyara

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2012 TENTANG

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 09/PER/M.KOMINFO/3/2012 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

-2- antarsatuan kerja, antarwilayah, dan antarkewenangan, sehingga Lampiran Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 14/PERMEN-KP/2015 tentang L

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2012 TENTANG PEMBIAYAAN PERLINDUNGAN LAHAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.10/MEN/2012 TENTANG KEWAJIBAN TAMBAHAN KARANTINA IKAN

Mengingat -2- : 1. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004, Tambahan Lembaran Negara Republ

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2014 TENTANG PENDIRIAN PERGURUAN TINGGI

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36/PERMEN-KP/2014 TENTANG ANDON PENANGKAPAN IKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

2016, No Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non Kementerian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 20

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : PM 55 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2017 TENTANG REHABILITASI SOSIAL RUMAH TIDAK LAYAK HUNI DAN SARANA PRASARANA LINGKUNGAN

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2013 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 64 TAHUN 2012 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 116, Tamb

PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 32/M-DAG/PER/8/ TENTANG UNIT PELAYANAN PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 125 TAHUN 2012 TENTANG KOORDINASI PENATAAN DAN PEMBERDAYAAN PEDAGANG KAKI LIMA

2018, No Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008 tentang Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 N

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Transkripsi:

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4/PERMEN-KP/2013 TENTANG PEDOMAN PENGEMBANGAN USAHA BIDANG PERIKANAN BERBASIS KELOMPOK MASYARAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan minat masyarakat berusaha, menumbuh kembangkan kelompok usaha baru, serta meningkatkan produksi dan pendapatan di bidang perikanan, perlu dilakukan pengembangan usaha bidang perikanan berbasis kelompok masyarakat; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, perlu menetapkan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan tentang Pedoman Pengembangan Usaha Bidang Perikanan Berbasis Kelompok Masyarakat; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); 2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); 3. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400); 4. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 118, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4433), sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2009 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 154, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5073); 5. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 91 Tahun 2011 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 141); 6. Peraturan

2 6. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2010-2014; 7. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas dan Fungsi Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 92 Tahun 2011 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 142); 8. Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 70 Tahun 2012 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 155, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5334); 9. Keputusan Presiden Nomor 42 Tahun 2002 tentang Pedoman Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 53 Tahun 2010; 10. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 84/P Tahun 2009, sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Keputusan Presiden Nomor 05/P Tahun 2013; 11. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor PER.15/MEN/2012 tentang Rencana Strategis Kementerian Kelautan dan Perikanan Tahun 2010-2014 (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 858); 12. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor PER.15/MEN/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kelautan dan Perikanan; MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN TENTANG PEDOMAN PENGEMBANGAN USAHA BIDANG PERIKANAN BERBASIS KELOMPOK MASYARAKAT. Pasal 1 Pedoman pengembangan usaha bidang perikanan berbasis kelompok masyarakat dimaksudkan sebagai acuan dalam pelaksanaan kegiatan pengembangan usaha bidang perikanan berbasis kelompok masyarakat. Pasal 2 Pedoman pengembangan usaha bidang perikanan berbasis kelompok masyarakat sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini. Pasal 3

3 Pasal 3 Rincian pelaksanaan pedoman pengembangan usaha bidang perikanan berbasis kelompok masyarakat diatur lebih lanjut dalam petunjuk teknis oleh Direktur Jenderal. Pasal 4 Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Menteri ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 19 Maret 2013 MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, ttd. SHARIF C. SUTARDJO Diundangkan di Jakarta pada tanggal 20 Maret 2013 MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA, ttd. AMIR SYAMSUDIN BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2013 NOMOR 462 LEMBAR PERSETUJUAN NO PEJABAT PARAF 1 Kabag PT 2 Kasubbag PBKPM

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4/PERMEN-KP/2013 TENTANG PEDOMAN PENGEMBANGAN USAHA BIDANG PERIKANAN BERBASIS KELOMPOK MASYARAKAT BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan Rencana Strategis Kementerian Kelautan dan Perikanan Tahun 2010 2014, angka pertumbuhan ekonomi sektor perikanan ditargetkan meningkat secara gradual. Pencapaian angka partumbuhan ekonomi ini akan sulit tercapai apabila hanya mengandalkan pada masyarakat perikanan yang ada pada saat ini. Untuk mencapai target tersebut, diperlukan penambahan kelompok masyarakat non perikanan untuk melakukan kegiatan usaha perikanan, sehingga dapat mengejar target pertumbuhan ekonomi dan target produksi sektor perikanan Indonesia. Target peningkatan produksi perikanan ini tentunya membutuhkan dukungan dari banyak pelaku usaha baik secara berkelompok maupun perorangan. Dalam rangka peningkatan usaha perikanan, kelompok masyarakat non perikanan memiliki potensi yang dapat dikembangkan sebagai pelaku usaha baru di bidang perikanan. Keberhasilan kelompok masyarakat non perikanan dalam melakukan kegiatan usaha perikanan dapat menjadi wahana bagi peningkatan minat, usaha, dan menjadi percontohan (demonstration effect) bagi masyarakat lainnya untuk melakukan kegiatan usaha perikanan. Dengan adanya peningkatan minat kelompok masyarakat lainnya untuk melakukan kegiatan usaha perikanan melalui kegiatan pengembangan usaha berbasis kelompok masyarakat tersebut, diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi peningkatan produksi perikanan Indonesia. Selain itu, kegiatan usaha kelompok masyarakat ini juga diharapkan dapat menumbuhkan pelaku usaha baru dari setiap anggota kelompok masyarakat itu sendiri. Adanya kegiatan usaha perikanan yang dilakukan oleh kelompok masyarakat melalui kegiatan pengembangan usaha berbasis kelompok masyarakat akan memberikan peningkatan pendapatan bagi kelompok masyarakat. Dampak lebih jauh yang diharapkan adalah anggota kelompok masyarakat tersebut dapat menjadikan kegiatan usaha perikanan ini sebagai sumber pendapatan. Pada akhirnya, hal ini dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara umum. Uraian di atas memberikan implikasi tentang pentingnya kegiatan pengembangan usaha perikanan berbasis kelompok masyarakat. Pengembangan usaha perikanan berbasis kelompok masyarakat ini dilaksanakan Kementerian Kelautan dan Perikanan melalui pelatihan, penyediaan paket pengembangan usaha berbentuk sarana dan prasarana usaha perikanan, dan pendampingan. B. Ruang

2 B. Ruang Lingkup Ruang lingkup kegiatan pengembangan usaha bidang perikanan berbasis kelompok masyarakat meliputi: 1. Kegiatan pembudidayaan ikan; dan 2. Kegiatan pengolahan dan pemasaran hasil perikanan. C. Tujuan Pengembangan usaha bidang perikanan berbasis kelompok masyarakat bertujuan untuk meningkatkan minat masyarakat berusaha, menumbuh kembangkan kelompok usaha baru, serta meningkatkan produksi dan pendapatan di bidang perikanan di bidang perikanan. D. Sasaran Sasaran pengembangan usaha bidang perikanan berbasis kelompok masyarakat yaitu berkembangnya kelompok masyarakat untuk melakukan usaha di bidang perikanan. E. Indikator Keberhasilan Indikator keberhasilan output yaitu bertambahnya kelompok masyarakat yang berusaha di bidang perikanan. Sedangkan indikator outcome yaitu meningkatnya produksi bidang perikanan dan pendapatan kelompok masyarakat. F. Pengertian 1. Pengembangan usaha bidang perikanan berbasis kelompok masyarakat adalah upaya menumbuhkembangkan minat dan kegiatan usaha di bidang perikanan melalui paket pengembangan usaha kepada kelompok masyarakat. 2. Kelompok masyarakat adalah kumpulan individu masyarakat yang terorganisir atas dasar kesamaan kegiatan, profesi, fungsi, agama, atau kepercayaan. 3. Dinas adalah dinas provinsi atau kabupaten/kota yang membidangi urusan perikanan. 4. Direktorat Jenderal adalah Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya atau Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan. 5. Direktur Jenderal adalah Direktur Jenderal Perikanan Budidaya atau Direktur Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan. 6. Menteri adalah Menteri Kelautan dan Perikanan. BAB

3 BAB II POLA PENGEMBANGAN USAHA BIDANG PERIKANAN BERBASIS KELOMPOK MASYARAKAT A. Pola pengembangan usaha pembudidayaan ikan 1. Peningkatan minat masyarakat berusaha Pada hakekatnya usaha budidaya ikan merupakan kegiatan usaha yang dapat dilakukan oleh setiap orang, bahkan orang yang belum mengenal pembudidayaan ikan. Hal ini karena pembudidayaan ikan mudah dikerjakan dan tidak membutuhkan teknologi tinggi. Sehubungan dengan itu, untuk menambah jumlah pelaku usaha di bidang pembudidayaan ikan, perlu adanya upaya promosi, sosialisasi, dan penyuluhan untuk menarik minat masyarakat melakukan usaha pembudidayaan ikan. Selain upaya tersebut di atas, untuk menarik minat masyarakat melakukan usaha pembudidayaan ikan, Kementerian Kelautan dan Perikanan melaksanakan pengembangan usaha bidang perikanan berbasis kelompok masyarakat yang berupa sarana dan prasarana untuk melakukan kegiatan usaha pembudidayaan ikan. Kelompok masyarakat yang telah memperoleh paket pengembangan usaha bidang perikanan berbasis kelompok masyarakat diharapkan menjadi percontohan dan bahan pembelajaran bagi anggotanya dan kelompok masyarakat lainnya yang belum melakukan kegiatan usaha pembudidayaan ikan. 2. Penumbuhkembangan kelompok usaha baru Dengan adanya kelompok masyarakat yang telah memperoleh paket pengembangan usaha perikanan berbasis kelompok masyarakat, akan menjadi contoh bagi masyarakat lainnya untuk melakukan kegiatan usaha pembudidayaan ikan. Keberhasilan kelompok masyarakat penerima paket pengembangan usaha perikanan berbasis kelompok masyarakat dapat mendorong dan menumbuhkan kesadaran masyarakat untuk melakukan kegiatan usaha pembudidayaan ikan, sehingga akan tumbuh pelaku usaha baru yang merupakan embrio kelompok usaha di bidang pembudidayaan ikan. Pelaku usaha baru di bidang pembudidayaan ikan diarahkan dapat terorganisir dalam suatu kelompok sehingga dapat mempermudah dalam melakukan pembinaan. Selain itu, dengan adanya pembentukan kelompok baru, akan meningkatkan posisi tawar (bargaining position) bagi pembudidaya ikan. 3. Peningkatan

4 3. Peningkatan produksi Kelompok masyarakat yang telah mendapatkan paket pengembangan usaha bidang perikanan perlu dilakukan pendampingan guna mengurangi risiko kegagalan. Dengan berkurangnya risiko kegagalan tersebut, diharapkan kelompok usaha di bidang pembudidayaan ikan dapat tumbuh dan berkembang menjadi usaha mikro, kecil, menengah, sampai besar, sehingga terjadi peningkatan produksi perikanan. Peningkatan usaha produksi perikanan diperoleh dari hasil panen usaha pembudidayaan ikan dari para pelaku usaha baik mikro, kecil, menengah, sampai besar. 4. Peningkatan pendapatan Pemberian paket pengembangan usaha bidang perikanan akan meningkatkan minat masyarakat untuk melakukan kegiatan usaha pembudidayaan ikan. Dari kegiatan usaha tersebut, kelompok masyarakat akan memperoleh pendapatan dari penjualan hasil pembudidayaan ikan, sehingga diharapkan dapat meningkatkan pendapatan kelompok masyarakat. Meningkatnya pendapatan kelompok masyarakat, pada akhirnya diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan kelompok masyarakat. B. Pola pengembangan usaha pengolahan dan pemasaran hasil perikanan 1. Peningkatan minat masyarakat berusaha Meningkatnya minat masyarakat untuk melakukan kegiatan usaha perikanan akan meningkatkan produksi perikanan. Adanya peningkatan produksi perikanan tersebut harus diimbangi dengan peningkatan kegiatan usaha pengolahan dan pemasaran hasil perikanan sebagai upaya untuk meningkatkan nilai tambah hasil perikanan melalui pengembangan diversifikasi produk hasil perikanan. Sehubungan dengan hal tersebut di atas, untuk meningkatkan kegiatan usaha pengolahan dan pemasaran hasil perikanan, diperlukan penambahan jumlah pelaku usaha di bidang pengolahan dan pemasaran hasil perikanan. Upaya untuk menambah jumlah pelaku usaha di bidang pengolahan dan pemasaran hasil perikanan dilakukan melalui penumbuhan dan pengembangan usaha mikro-kecil dengan melakukan kegiatan promosi, sosialisasi, dan penyuluhan untuk menarik minat masyarakat melakukan usaha pengolahan dan pemasaran hasil perikanan. Selain upaya tersebut di atas, untuk menarik minat masyarakat melakukan usaha pengolahan dan pemasaran hasil perikanan, Kementerian Kelautan dan Perikanan memberikan paket pengembangan usaha bidang perikanan berbasis kelompok masyarakat yang berupa sarana dan prasarana untuk melakukan kegiatan usaha pengolahan dan pemasaran hasil perikanan yang pada gilirannya dapat dikembangkan menjadi pusat pelatihan mandiri kelautan dan perikanan. Kelompok

5 Kelompok masyarakat yang telah memperoleh paket pengembangan usaha bidang perikanan berbasis kelompok masyarakat diharapkan menjadi percontohan dan bahan pembelajaran bagi anggotanya dan kelompok masyarakat lainnya yang belum melakukan kegiatan usaha pengolahan dan pemasaran hasil perikanan. 2. Penumbuh kembangan kelompok usaha baru Dengan adanya kelompok masyarakat yang telah memperoleh paket pengembangan usaha perikanan berbasis kelompok masyarakat, akan menjadi contoh bagi masyarakat lainnya untuk melakukan kegiatan usaha pengolahan dan pemasaran hasil perikanan. Keberhasilan kelompok masyarakat penerima paket pengembangan usaha perikanan berbasis kelompok masyarakat dapat mendorong dan menumbuhkan kesadaran masyarakat untuk melakukan kegiatan usaha pengolahan dan pemasaran hasil perikanan, sehingga akan tumbuh pelaku usaha baru yang merupakan embrio kelompok usaha di bidang usaha pengolahan dan pemasaran hasil perikanan lainnya. Pelaku usaha baru di bidang usaha pengolahan dan pemasaran hasil perikanan diarahkan dapat terorganisir dalam suatu kelompok sehingga dapat mempermudah dalam melakukan pembinaan pembinaan teknis mutu produk dan manajemen. Selain itu, dengan adanya pembentukan kelompok baru, akan meningkatkan posisi tawar (bargaining position) bagi pelaku usaha pengolahan dan pemasaran hasil perikanan. 3. Peningkatan produksi Kelompok masyarakat yang telah mendapatkan paket pengembangan usaha bidang perikanan perlu dilakukan pendampingan guna mengurangi risiko kegagalan. Dengan berkurangnya risiko kegagalan tersebut, diharapkan kelompok usaha di bidang pengolahan dan pemasaran hasil perikanan pada gilirannya dapat tumbuh dan berkembang menjadi usaha mikro, kecil, menengah, sampai besar. Peningkatan usaha produksi perikanan diperoleh dari peningkatan nilai tambah hasil perikanan melalui pengolahan dan penjualan hasil perikanan. 4. Peningkatan pendapatan Pemberian paket pengembangan usaha bidang perikanan akan meningkatkan minat masyarakat untuk melakukan kegiatan usaha pengolahan dan pemasaran hasil perikanan. Dari kegiatan usaha tersebut, kelompok masyarakat akan memperoleh pendapatan dari peningkatan nilai tambah hasil perikanan melalui pengolahan dan penjualan hasil perikanan, sehingga diharapkan dapat meningkatkan pendapatan kelompok masyarakat. Meningkatnya pendapatan kelompok masyarakat, pada akhirnya diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan kelompok masyarakat. BAB

6 BAB III MEKANISME/TATA CARA PELAKSANAAN PENGADAAN BARANG A. Pelaksanaan pengadaan barang Pelaksanaan pengadaan barang untuk pengembangan usaha bidang perikanan berbasis kelompok masyarakat dilaksanakan oleh Direktur Jenderal melalui jasa penyedia barang/jasa yang dipilih dengan mengacu berdasarkan peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang pengadaan barang/jasa. Pelaksanaan pengadaan barang dilakukan setelah penetapan kelompok masyarakat yang akan menerima bantuan pengembangan usaha bidang perikanan berbasis kelompok masyarakat. Paket yang akan diserahkan kepada kelompok masyarakat dalam rangka pengembangan usaha bidang perikanan berbasis kelompok masyarakat terdiri dari sarana dan prasarana: a. produksi pembudidayaan ikan; dan b. pengolahan dan pemasaran hasil perikanan. Paket sarana dan prasarana yang akan diserahkan kepada kelompok masyarakat untuk mengembangkan usaha bidang perikanan diatur lebih lanjut dalam petunjuk teknis oleh Direktur Jenderal. B. Pencatatan barang Setelah penyedia barang menyerahkan hasil pengadaan barang kepada Pejabat Pembuat Komitmen, selanjutnya dilakukan pencatatan oleh masing-masing Direktorat Jenderal sebagai barang milik negara sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang pencatatan barang milik negara. BAB

7 BAB IV PENYALURAN PAKET PENGEMBANGAN USAHA BIDANG PERIKANAN BERBASIS KELOMPOK MASYARAKAT A. Penerima Paket Pengembangan Usaha 1. Bidang pembudidayaan ikan Paket pengembangan usaha bidang pembudidayaan ikan berbasis kelompok masyarakat disalurkan kepada kelompok masyarakat yang terdiri dari: a. Lembaga keagamaan; b. Lembaga sosial; c. Lembaga kepemudaan; d. Lembaga pendidikan pelatihan; dan e. Kelompok warga binaan lembaga pemasyarakatan. Kelompok masyarakat calon penerima paket pengembangan usaha bidang pembudidayaan ikan harus memenuhi kriteria sebagai berikut: a. Lembaga keagamaan, lembaga sosial, lembaga kepemudaan, lembaga pendidikan pelatihan, dan kelompok warga binaan lembaga pemasyarakatan aktif melakukan kegiatan. Bentuk keaktifan lembaga atau kelompok tersebut dibuktikan antara lain dengan: 1) adanya kepengurusan; 2) adanya anggota aktif; 3) memiliki tempat kegiatan beraktifitas; 4) memiliki akte/surat keterangan pendirian; 5) adanya aktifitas proses belajar mengajar, bagi lembaga pendidikan pelatihan; dan 6) adanya aktifitas kegiatan sosial, bagi lembaga sosial. b. memiliki rencana kegiatan usaha bidang pembudidayaan ikan, yang dibuktikan dengan pengajuan proposal kegiatan usaha. Proposal kegiatan usaha tersebut memuat: 1) profil kelembagaan atau kelompok; 2) alasan permohonan paket pengembangan usaha pembudidayaan ikan; 3) kegiatan usaha pembudidayaan ikan yang akan dilakukan, yang memuat: a) jenis usaha dan komoditas yang akan dikembangkan; dan b) kapasitas usaha yang akan dikembangkan; 4) jenis sarana dan prasarana yang diperlukan. c. tersedia lahan untuk melakukan kegiatan usaha pembudidayaan ikan. Kriteria lahan untuk melakukan kegiatan usaha pembudidayaan yaitu: 1) sesuai dengan komoditas yang akan dikembangkan; 2) memiliki sumber air; dan 3) terletak di lingkungan yang tidak tercemar. 2. Bidang

8 2. Bidang pengolahan dan pemasaran hasil perikanan Paket pengembangan usaha bidang pengolahan dan pemasaran hasil perikanan berbasis kelompok masyarakat disalurkan kepada kelompok masyarakat yang terdiri dari: a. Lembaga keagamaan; b. Lembaga sosial; c. Lembaga kepemudaan; d. Lembaga pendidikan pelatihan; dan e. Kelompok warga binaan lembaga pemasyarakatan. Kelompok masyarakat calon penerima paket pengembangan usaha bidang pengolahan dan pemasaran hasil perikanan harus memenuhi kriteria sebagai berikut: a. Lembaga keagamaan, lembaga sosial, lembaga kepemudaan, lembaga pendidikan pelatihan, dan kelompok warga binaan lembaga pemasyarakatan aktif melakukan kegiatan. Bentuk keaktifan tersebut dibuktikan antara lain dengan: 1) adanya kepengurusan; 2) adanya anggota aktif; 3) memiliki tempat kegiatan beraktifitas; 4) memiliki akte/surat keterangan pendirian; 5) adanya aktifitas proses belajar mengajar, bagi lembaga pendidikan pelatihan; dan 6) adanya aktifitas kegiatan sosial, bagi lembaga sosial. b. memiliki rencana kegiatan usaha bidang pengolahan dan pemasaran hasil perikanan, yang dibuktikan dengan pengajuan proposal kegiatan usaha. Proposal kegiatan usaha tersebut memuat: 1) profil kelembagaan atau kelompok; 2) alasan permohonan paket pengembangan usaha bidang pengolahan dan pemasaran hasil perikanan; 3) kegiatan usaha pengolahan dan pemasaran hasil perikanan yang akan dilakukan, yang memuat: a) jenis usaha dan komoditas yang akan dikembangkan; dan b) kapasitas usaha yang akan dikembangkan; 4) jenis sarana dan prasarana yang diperlukan. c. tersedia tempat atau ruangan untuk melakukan kegiatan usaha pengolahan dan pemasaran hasil perikanan. Kriteria tempat atau ruangan untuk melakukan kegiatan usaha pengolahan dan pemasaran hasil perikanan yaitu: 1) terpisah dari ruangan lain dan jauh dari fasilitas MCK; 2) memiliki jaringan listrik dan pasokan air bersih; dan 3) ruangan produksi tertutup dengan sirkulasi udara yang cukup. Kriteria penerima paket pengembangan usaha bidang perikanan berbasis kelompok masyarakat diatur lebih lanjut dalam petunjuk teknis oleh Direktur Jenderal. B. Penyaluran

9 B. Penyaluran paket pengembangan usaha 1. untuk memperoleh paket pengembangan usaha bidang perikanan berbasis kelompok masyarakat, setiap kelompok masyarakat harus mengajukan surat permohonan kepada Direktur Jenderal terkait dengan dilengkapi: a. surat keterangan bermaterai cukup yang menyatakan: 1) kelompok masyarakat tersebut masih aktif melakukan kegiatan; dan 2) tersedianya lahan dan/atau tempat untuk melakukan kegiatan usaha bidang pembudidayaan ikan atau pengolahan dan pemasaran hasil perikanan sesuai dengan kriteria; dan b. proposal kegiatan usaha. 2. Berdasarkan permohonan dari kelompok masyarakat tersebut, Direktur Jenderal melakukan verifikasi lapang terhadap kelompok masyarakat calon penerima paket pengembangan usaha bidang perikanan berbasis kelompok masyarakat. 3. Hasil verifikasi lapang terhadap kelompok masyarakat yang memenuhi kriteria selanjutnya ditetapkan oleh Direktur Jenderal sebagai penerima paket pengembangan usaha bidang perikanan berbasis kelompok masyarakat. 4. Penyerahan paket pengembangan usaha bidang perikanan dilakukan sebagai berikut: a. untuk kegiatan usaha pembudidayaan ikan: 1) penyerahan didahului dengan penjelasan tentang cara budidaya ikan yang baik; dan 2) penyerahan dilakukan oleh Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) atau oleh penyedia barang atas perintah PPK kepada kelompok masyarakat disertai dengan berita acara serah terima paket pengembangan usaha. b. untuk kegiatan pengolahan dan pemasaran hasil perikanan: 1) penyerahan paket pengembangan usaha bidang perikanan berbasis kelompok masyarakat oleh Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) atau oleh penyedia barang atas perintah PPK kepada kelompok masyarakat disertai dengan berita acara serah terima paket pengembangan usaha; dan 2) setelah penyerahan paket pengembangan usaha dilakukan pelatihan manajemen dan teknis pengolahan dan pemasaran hasil perikanan bagi penerima paket pengembangan usaha. BAB

10 BAB V PEMBINAAN, MONITORING, EVALUASI, DAN PELAPORAN A. Pembinaan Dalam rangka mengoptimalkan pelaksanaan kegiatan pengembangan usaha bidang perikanan berbasis kelompok masyarakat, Direktorat Jenderal bersama Unit Pelaksana Teknis, dan Dinas sesuai dengan kewenangannya melakukan pembinaan kepada kelompok masyarakat penerima paket pengembangan usaha berbasis kelompok masyarakat. Pembinaan yang dilakukan tersebut meliputi pembinaan teknis dan manajemen usaha di bidang perikanan. B. Monitoring dan evaluasi Monitoring pelaksanaan kegiatan pengembangan usaha bidang perikanan berbasis kelompok masyarakat dilakukan oleh Direktorat Jenderal. Hasil monitoring digunakan sebagai bahan perbaikan dan pembinaan dalam pelaksanaan kegiatan. Evaluasi dilakukan oleh Direktorat Jenderal untuk digunakan sebagai perbaikan pelaksanaan program pada tahun berikutnya. C. Pelaporan Kelompok masyarakat penerima paket pengembangan usaha bidang perikanan berbasis kelompok masyarakat menyampaikan laporan pelaksanaan kegiatan kepada Direktur Jenderal setiap 6 (enam) bulan. Direktur Jenderal melakukan analisis terhadap pelaksanaan kegiatan pengembangan usaha dan melaporkan hasilnya kepada Menteri. BAB

11 BAB VI PENUTUP Pedoman pengembangan usaha bidang perikanan berbasis kelompok masyarakat ini merupakan acuan kebijakan dan dasar dalam meningkatkan minat masyarakat berusaha, menumbuh kembangkan kelompok usaha baru, serta meningkatkan produksi dan pendapatan di bidang perikanan. Keberhasilan pengembangan usaha bidang perikanan berbasis kelompok masyarakat memerlukan keseriusan dan keterampilan dari kelompok masyarakat, sehingga dapat menumbuhkembangkan kelompok usaha yang mandiri untuk melakukan kegiatan usaha di bidang perikanan. MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, ttd. SHARIF C. SUTARDJO LEMBAR PERSETUJUAN NO PEJABAT PARAF 1 Kabag PT 2 Kasubbag PBKPM