PENETAPAN KADAR VITAMIN C PADA BAWANG PUTIH (Allium sativum, L) DENGAN METODE IODIMETRI

dokumen-dokumen yang mirip
TITRASI IODIMETRI PENENTUAN KADAR VITAMIN C. Siti Masitoh. M. Ikhwan Fillah, Indah Desi Permana, Ira Nurpialawati PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS HASIL PERTANIAN

PENETAPAN KADAR VITAMIN C PADA JERAMI NANGKA (Artocarpus heterpophyllus L.)

KIMIA KUANTITATIF. Makalah Titrasi Redoks. Dosen Pembimbing : Dewi Kurniasih. Disusun Oleh : ANNA ROSA LUCKYTA DWI RETNONINGSIH

PENGARUH LAMA PENYIMPANAN MARGARIN TERHADAP KADAR ASAM LEMAK BEBAS

TITRASI IODOMETRI. Siti Masitoh. M. Ikhwan Fillah, Indah Desi Permana, Ira Nurpialawati PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

BAB III METODE PENELITIAN. menggambarkan sifat dari suatu keadaan sampel dalam hal ini dilakukan

Lampiran 1.Sertifikat Bahan Baku Pembanding. Lampiran 2. Sampel yang digunakan UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimen. Penelitian dilakukan di laboratorium Kimia Universitas

TITRASI REDUKSI OKSIDASI OXIDATION- REDUCTION TITRATION

BAB III METODE PENELITIAN

TITRASI IODOMETRI Oleh: Regina Tutik Padmaningrum Jurusan Pendidikan Kimia, FMIPA, Universitas Negeri Yogyakarta

PENGARUH PENGGUNAAN BERULANG MINYAK GORENG TERHADAP PENINGKATAN KADAR ASAM LEMAK BEBAS DENGAN METODE ALKALIMETRI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Macam-macam Titrasi Redoks dan Aplikasinya

Lampiran 2. Sertifikat Bahan Baku Pembanding

Metode titrimetri dikenal juga sebagai metode volumetri

Metodologi Penelitian

PENENTUAN KADAR VITAMIN C PADA YOU-C1000 DAN VITACIMIN DENGAN METODE IODIMETRI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan di laboratorium kimia D-3 Analis Kesehatan Fakultas Ilmu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PERCOBAAN POTENSIOMETRI (PENGUKURAN ph)

MODUL 2 PENENTUAN KADAR ASAM ASKORBAT DALAM YOU C Kurnia Sandwika Henry Liyanto Ignatio Glory

PENETAPAN KADAR VITAMIN C (Metode Titrimetri)

Laporan Praktikum Kimia Dasar II. Standarisasi Larutan NaOH 0,1 M dan Penggunaannya Dalam Penentuan Kadar Asam Cuka Perdagangan.

Modul 1 Analisis Kualitatif 1

MAKALAH KIMIA ANALIS TITRASI IODIMETRI JURUSAN FARMASI

I. PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang Masalah, (2)

ASIDI-ALKALIMETRI PENETAPAN KADAR ASAM SALISILAT

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK I PERCOBAAN VI TITRASI REDOKS

BAB III METODE PENELITIAN. 2003). Berdasarkan waktu pelaksanaannya, desain studi yang digunakan

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Fakultas Kedokteran, Universiras Muhammadiyah Yogyakarta, Laboratorium

BAB IV HASIL PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

MODUL Dasar-Dasar Kimia Analitik. Kelompok 2 :

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK 2 PENENRUAN KADAR VITAMIN C MENGGUNAKAN TITRASI IODOMETRI. Senin, 28 April Disusun Oleh: MA WAH SHOFWAH

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA KIMIA ANALITIK II TITRASI IODOMETRI. KAMIS, 24 April 2014

ANALISIS PEWARNA RHODAMIN B DALAM ARUM MANIS SECARA KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS DAN SPEKTROFOTOMETRI UV-Vis DI DAERAH SUKOHARJO DAN SURAKARTA

PENETAPAN KADAR MINYAK ATSIRI PADA CABE JAWA (Piper Retrofractum Vahl.) DENGAN METODE DESTILASI AIR

BAB I PENDAHULUAN. tarik sendiri, seperti rasa yang lezat, aroma yang khas, serta warna dan bentuk

PENENTUAN KADAR VITAMIN C METODE IODIMETRI BAB V PEMBAHASAN

KANDUNGAN VITAMIN C DAN ORGANOLEPTIK SELAI JAMBU BIJI DENGAN PENAMBAHAN EKSTRAK KELOPAK BUNGA ROSELLA DAN BUAH BELIMBING WULUH NASKAH PUBLIKASI

BAB III METODE PENELITIAN. pemeriksaan laboratorium secara kualitatif dan kuantitatif. Metode deskriptif

JURNAL KFL GOL. VITAMIN (THIAMIN HCL)

BAB I PENDAHULUAN A. Judul Percobaan B. Tujuan Percobaan

LAMPIRAN. Lampiran 1. Pembakuan HCl dan Perhitungan Kadar Kandungan Boraks

ANALISIS KADAR KALIUM PADA BAWANG PUTIH (Allium Sativum L.) DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kimia Analisis.

KAJIAN AWAL AKTIFITAS ANTIOKSIDAN FRAKSI POLAR KELADI TIKUS (typhonium flagelliforme. lodd) DENGAN METODE DPPH

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian ini adalah deskriptif laboratorik dimana penelitian dilakukan

ANALISA KADAR ASAM OKSALAT DALAM ASAM SUNTI. Suryani *) ABSTRAK

BAB 3 PERCOBAAN. Pada bab ini dibahas mengenai percobaan yang dilakukan meliputi bahan dan alat serta prosedur yang dilakukan.

PENENTUAN KADAR CuSO 4. Dengan Titrasi Iodometri

Penentuan Kadar Vitamin C dengan Titrasi Iodometri Langsung

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

LAMPIRAN I DATA PENGAMATAN. 1.1 Hasil Pengamatan Analisa Analisa Protein dengan Metode Kjeldahl Tabel 6. Hasil Pengamatan Analisa Protein

UJI ORGANOLEPTIK DAN KANDUNGAN VITAMIN C PADA PEMBUATAN SELAI BELIMBING WULUH DENGAN PENAMBAHAN BUAH KERSEN DAN BUNGA ROSELA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tempat penelitian dilakukan di Laboratorium kimia Analis Kesehatan,

Titrasi IODOMETRI & IOdimetri

SWAMEDIKASI PADA PENGUNJUNG APOTEK DI APOTEK MARGI SEHAT TULUNG KECAMATAN TULUNG KABUPATEN KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Tujuan Percobaan Untuk mengetahui kadar Fe (II) yang terkandung dalam sampel dengan menggunakan titrasi oksidimetri.

Faktor yang mempengaruhi kegunaan vitamin bagi tubuh. Flora Intestinal Ketersediaan (bioavailability) Pengaruh pengolahan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Analitik, laboratorium

PENAMBAHAN BAWANG MERAH ( Allium ascalonicum ) UNTUK MENGHAMBAT LAJU PEMBENTUKAN PEROKSIDA DAN IODIUM PADA MINYAK CURAH

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV PROSEDUR PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman nanas mempunyai nama ilmiah (Ananas comosus. Merr.)

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Teh adalah salah satu minuman terkenal di dunia, termasuk di

PEMANFAATAN FILTRAT TAOGE UNTUK MEREDUKSI KADAR UREA IKAN CUCUT (Carcharinus sp)

Tips kesehatan, berikut ini 7 makanan yang menurunkan kadar kolesterol jahat dalam tubuh anda :

TITRASI IODOMETRI DENGAN NATRIUM TIOSULFAT SEBAGAI TITRAN Titrasi redoks merupakan jenis titrasi yang paling banyak jenisnya. Terbaginya titrasi ini

I. PENDAHULUAN. daratan Malaya. Belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi Linn.) banyak ditemui

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian adalah eksperimen. Penelitian ini dilakukan dilaboratorium Kimia Universitas

UJI DAYA REDUKSI EKSTRAK DAUN DEWANDARU (Eugenia uniflora L.) TERHADAP ION FERRI SKRIPSI

BAB III METODE PENELITIAN. A. JENIS PENELITIAN Penelitian ini termasuk penelitian jenis eksperimen dibidang Ilmu Teknologi Pangan.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif yang didukung dengan studi pustaka.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan

I PENDAHULUAN. perubahan pola makan yang ternyata berdampak negatif pada meningkatnya

TEKNOLOGI PEMBUATAN SAUS TOMAT Oleh: Masnun Balai Pelatihan Pertanian Jambi I. PENDAHULUAN

KIMIA DASAR PRINSIP TITRASI TITRASI (VOLUMETRI)

PENGARUH SUHU TERHADAP KADAR VITAMIN C PADA PEMBUATAN TEPUNG TOMAT

DAFTAR ISI JUDUL... LEMBAR PENGESAHAN... ii. SURAT PERNYATAAN... iii. KATA PENGANTAR... iv. UCAPAN TERIMA KASIH... v. ABSTRAK...

Antioksidan dalam Bakso Rumput Laut Merah Eucheuma cottonii

BAB III METODE PENELITIAN

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR. Percobaan 3 INDIKATOR DAN LARUTAN

PERCOBAAN I PEMBUATAN DAN PENENTUAN KONSENTRASI LARUTAN

Analisis Fisiko Kimia

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR I

BAB III METODE PENELITIAN. ulangan. Faktor pertama adalah jenis pati bahan edible coating (P) yang

LAPORAN BIOKIMIA UJI BENEDICT PADA BUAH

NATALIA SUMANTRI

LARUTAN. Zat terlarut merupakan komponen yang jumlahnya sedikit, sedangkan pelarut adalah komponen yang terdapat dalam jumlah banyak.

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini telah dilakukan di Laboratorium Pasca Panen Universitas

Analisis Vitamin C. Menurut Winarno (1997), peranan utama vitamin C adalah dalam

PENETAPAN NATRIUM BENZOAT Laporan Praktikum Kimia Pangan

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Biologi A

ANALISIS KLORIN PADA BERAS YANG BEREDAR DI PASAR KOTA MANADO

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. pertama terdiri dari jenis pati bahan edible coating dan faktor kedua terdiri

Transkripsi:

PENETAPAN KADAR VITAMIN C PADA BAWANG PUTIH (Allium sativum, L) DENGAN METODE IODIMETRI Farida Rahmawati, Choiril Hana INTISARI Vitamin C (asam askorbat) adalah vitamin yang larut dalam air, vitamin C memiliki banyak peranan penting dalam menangkal berbagai penyakit. Bawang putih (Allium sativum L) diterangkan mempunyai kandungan vitamin C. Penelitian yang dilakukan termasuk jenis penelitkan observasional. Populasi dalam penelitian ini adalah bawang putih yang diambil dari pasar Klaten. Pengambilan sampel dalam penelitian menggunakan random sampling. Analisis data dengan menggunakan rumus kesetaraan perhitungan kadar. Hasil penelitian menunjukkan kandungan vitamin C pada bawang putih sebesar 0,034% b/b atau 0,0034 mg/10 g. Kesimpulan dari penelitian ini adalah kadar vitamin C pada bawang putih dapat ditentukan dengan metode iodimetri dengan hasil 0,034% b/b atau 0,0034 mb/10 g. Hasil yang didapat dicurigai kurang signifikan karena metode yang digunakan adalah metode yang belum modern. Kata kunci : Penetapan Kadar Vitamin C, Bawang putih, Iodimetri Farida Rahmawati, dkk., Dosen Prodi DIII Farmasi STIKES Muhammadiyah Klaten

14 CERATA Journal Of Pharmacy Science PENDAHULUAN Banyak tanaman di Indonesia ini yang sebenarnya dapat memberikan banyak manfaat. Salah satunya adalah bawang putih (Allium sativum, L). Tahun 2007 radio BBC melaporkan Alliium sativum, dapat mencegah dan memerangi flu (Agoes, 2012). Bawang putih termasuk tanaman rempah yang bernilai ekonomi tinggi karena memiliki beragam kegunaan. Selain sebagai bumbu masak, bawang putih dipercaya sebagai obat untuk menyembuhkan berbagai macam penyakit. Penelitian yang dilakukan oleh pakar Amerika melaporkan bahwa bawang putih dapat mengatasi influenza, letih, lelah, dan sulit tidur, karena bawang putih efektif dalam mengganti kekurangan vitamin C (Haryanto, 2009). Bawang putih termasuk tanaman yang dipercaya mempunyai kandungan vitamin C yang tinggi, sehingga dapat mengobati bacterial vaginosis (BV) dengan cara menurunkan ph vagina dan mengembalikan ke kondisi semula (Mikail, 2012). Ekstrak bawang putih telah terbukti memiliki aktivitas antioksidan. Aktivitas yang kuat dalam fraksi asam amino ditemukan dan senyawa aktif utama diidentifikasi sebagai N-alpha (1-deoksi-D-fructos-1-il)-L-arginin (Fru-Arg). Aktivitas anti oksidan Fru-Arg adalah sebanding dengan asam askorbat. Analisis kuantitatif menggunakan system High Performance Liquid Cromatography ( HPLC) mengungkapkan yang berisi 2,1-2,4 mmol / L dari Fru-Arg (Ryu, 2001). Vitamin C (asam askorbat) adalah vitamin yang larut dalam air, yang diperlukan oleh tubuh untuk membentuk kolagen dalam tulang, tulang rawan, otot, pembuluh darah dan membantu dalam penyerapan zat besi (Insani, 2008). Banyak penelitian tentang vitamin C yang menyebutkan bahwa buah-buahan dan sayur-sayuran merupakan sumber vitamin C yang terbesar misalnya buah-buahan seperti jeruk, jambu biji, mangga dan nanas. Dalam sayur-sayuran banyak terdapat dalam kentang, sawi, kol, asparagus dan cabe dan (Asrul, 2010). Iodimetri adalah metode titrimetri yang dapat digunakan untuk menetapkan kadar vitamin C pada berbagai buah dan sayuran. Iodimetri pernah digunakan untuk menetapkan kadar vitamin C pada blimbing wuluh pada penelitian Wulandari (2012). Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk menetapkan kadar vitamin C dari bawang putih dengan menggunakan metode iodimetri, karena peneliti ingin membuktikan apakah metode iodimetri dapat digunakan untuk menetapkan kadar vitamin C pada berbagai buah dan sayuran, salah satunya adalah untuk menentukan kadar vitamin C yang ada pada bawang putih, supaya masyarakat mengetahui jumlah kadar vitamin C yang ada pada bawang putih.

METODE PENELITIAN Penelitian dilakukan secara observasional, yaitu dilakukan observasi, tanpa memberikan intervensi pada variabel yang akan diteliti. (Notoatmodjo, 2005). Variabel yang digunakan adalah variabel tunggal, yaitu kadar vitamin C yang terdapat pada bawang putih (Allium sativum L.). Perlakuan untuk menetapkan kadar vitamin C pada bawang putih dengan menggunakan metode Iodimetri, yaitu titrimetri yang menggunakan oksidator sebagai titrannya dan titratnya adalah senyawa yang bersifat reduktor. Populasi dalam penelitian ini adalah bawang putih yang berwarna putih kekuningan, rasa dan bau khas bawang putih yang diambil dari pasar Klaten dan dipilih kualitas yang baik, yaitu bawang putih yang mempunyai kriteria: umbi dan siungnya besar, tidak cacat dan tidak busuk. Sampel dalam penelitian adalah 30 g bawang putih yang diambil dari populasi, pengambilan sampel dilakukan secara simple random sampling, yaitu pengambilan sampel tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi. Penelitian kandungan Vitamin C dilaksanakan di Laboratorium Analisis STIKES Muhammadiyah Klaten pada bulan Maret 2013. Sebelumnya dilakukan identifikasi tanaman bawang putih di Laboratorium Biologi Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta. Skema Penetapan Kadar Vitamin C : CERATA Journal Of Pharmacy Science 15 Timbang 10 g daging bawang putih lalu haluskan dengan menggunakan blender Masukkan dalam labu takar 50 ml tambahkan aquadest sampai 50 ml Saring dengan corong menggunakan kertas saring untuk memisahkan filtratnya Ambil 5 ml filtrat dengan pipet volume dan dimasukkan dalam erlemeyer 125 ml

16 CERATA Journal Of Pharmacy Science Masukkan 2 ml larutan amylum dan tambahkan 20 ml aquadest Sampel dititrasi dengan larutan iodium 0,1 N. 1 ml Iodium 0,1 N setara dengan 8,808 mg asam askorbat Gambar 3.1. Skema cara kerja penetapan kadar vitamin C. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 1. Identitifikasi tanaman bawang putih (Allium sativum L). Bawang putih diperoleh dari pasar Klaten, kemudian dilakukan identifikasi tanaman bawang putih di Laboratorium Biologi Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta. Berdasarkan dari hasil identifikasi menyatakan sampel yang diuji teridentifikasi sebagai Allium sativum L. 2. Pembakuan larutan Iodium 0,1 N Pembakuan larutan iodium 0,1 N dilakukan titrasi sebanyak 3 kali. Volume titran untuk penetapan kadar vitamin C disajikan pada tabel 4.I. Titrasi Tabel 4.1. Volume Titran I 2 Volume As 2 O 3 (ml) I 35,5 II 36,9 III 36,3 SD CV 36,23 0,70 1,93% Normalitas 0,083 Penetapan kadar vitamin C dalam bawang putih dilakukan titrasi sebanyak 3 kali. Dapat dilihat pada tabel 4.2. Tabel 4.2. Volume titran untuk penetapan kadar sampel Titrasi Volume HCl (ml) I 0,5 II 0,5

III 0,4 X 0,467 SD 0,05 CV 10,71% Kadar CERATA Journal Of Pharmacy Science 17 0,034%b/b PEMBAHASAN Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui prosentase kadar vitamin C yang ada pada bawang putih. Bawang putih yang diteliti dibeli dari salah satu pedagang yang ada dipasar Klaten. Bawang putih kemudian diidentifikasi di Laboratorium Biologi Farmasi UMS. Identifikasi dilakukan untuk membuktikan bahwa yang diteliti adalah benar-benar bawang putih (Allium sativum L.). Hasil identifikasi sampel tersebut menunjukan sampel adalah bawang putih (Allium sativum L.). Vitamin C (asam askorbat) adalah vitamin yang larut dalam air, vitamin C memiliki banyak peranan penting dalam menangkal berbagai penyakit. Vitamin C atau biasa dikenal dengan asam askorbat ini mempunyai tugas penting dalam pembentukan kolagen. Kolagen adalah zat yang membantu meningkatkan sistem kekebalan tubuh dan membantu penyerapan zat besi (Mikail, 2012). Dasar dari metode iodimetri adalah bersifat mereduksi vitamin C. vitamin C ( asam askorbat) merupakan zat pereduksi yang kuat dan secara sederhana dapat dititrasi dengan larutan baku iodium. Metode iodimetri (titrasi langsung dengan larutan baku iodium 0,1 N) dapat digunakan pada asam askorbat murni atau larutannya, sehingga kadar vitamin C dalam bawang putih dapat ditetapkan dengan metode iodimetri (Rohman, 2007). Metode Iodimetri yang digunakan dalam penetapan kadar vitamin C dalam bawang putih ini merupakan suatu metode yang memiliki ketepatan yang baik karena dihasilkan jumlah titran yang hampir sama banyak pada setiap seri pengukuranya (Halipah, 2001). Pembakuan iodium dilakukan sebanyak 3 kali replikasi. Tujuan dilakukan pembakuan adalah untuk menyamakan larutan yang digunakan untuk titrasi dengan standar larutan baku. Hasil dari rata-rata titrasi didapat 36,233 ml dan normalitasnya 0,083 N. Normalitas yang didapat tidak sesuai dengan yang diharapkan yaitu 0,1 N. Hal itu disebabkan rata-rata volume titran yang berlebih yaitu 36,23 ml, yang seharusnya untuk mendapatkan normalitas 0,1 N diperlukan volume titran 30,33 ml. Perhitungan volume titran jika dikehendaki normalitas 0,1 N dapat dilihat pada lampiran 9. Penetapan kadar vitamin C pada bawang putih dilakukan sebanyak 3 kali replikasi, dengan maksud untuk mengetahui berapa persen kandungan vitamin C pada bawang putih. Penetapan

18 CERATA Journal Of Pharmacy Science kadar vitamin C dengan metode iodimetri ini merupakan reaksi reduksi-oksidasi (redoks). Dalam hal ini vitamin C bertindak sebagai zat pereduksi (reduktor) dan sebagai zat pengoksidasi (oksidator). Dalam reaksi ini terjadi transfer elektron dari pasangan pereduksi ke pasangan pengoksidasi. Asam askorbat dioksidasi menjadi asam dehidroaskorbat, sedang iodium direduksi menjadi iodida (Jacobs, 1973). Hasil penetapan kadar vitamin C pada bawang putih adalah 0,034%b/b atau 0,0034mg/10 g. Sedangkan hasil penelitian sebelumnya, yaitu penetapan kadar vitamin C dari bawang putih secara Titrasi 2,6-diklorofenol Indofenol, hasil penetapan kadar vitamin C tertinggi terdapat pada bawang putih dari pasar tradisional Pancur batu sebesar 0,91 mg/100g. KESIMPULAN DAN SARAN KESIMPULAN : Berdasarkan penelitian yang dilakukan kadar vitamin C yang terkandung dalam bawang putih dapat ditentukan dengan metode iodimetri yakni sebesar 0,034 %b/b atau 0,0034 mg/10 g. SARAN : Perlu penelitian lebih lanjut tentang efektivitas bawang putih sebagai anti oksidan dengan uji farmakologis, perlu penelitian lebih lanjut tentang penetapan kadar vitamin C pada bawang putih dengan metode yang lain

CERATA Journal Of Pharmacy Science 19 DAFTAR PUSTAKA Agoes, Azwar. 2012. Tanaman Obat Indonesia. Cetakan III. Salemba Medika. Jakarta. Anonim. 1997. Materia Medika Indonesia. Jilid II. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta. Asrul. 2010. Manfaat Vitamin C http://www.chickaholic.wordpress.com/2008/04/20/sejarah-vitamin.html). 8 November 2012. Jam 19.45 WIB. Halipah. 2001.Penetapan kadar vitamin C Dalam Berbagai Jenis Buah. Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta. Jacobs, 1973. The Chemical Analysis of Food and Food Products, Thrid Edition. Robert E Krieger Publising co. Inc, USA. Mikail, Bramirus. 2012. Mengungkap Manfaat Vitamin C. ( http://www.health.kompas.com/read/2012/01/20/13581378.html). 20 November 2012. Jam 21.53 WIB. Notoatmodjo, Soekidjo, 2005. Metodelogi Penelitian Kesehatan. Edisi Revisi Rineka Cipta. Jakarta. Rohman, Abdul. 2007. Kimia Farmasi Analisis. Pustaka Pelajar. Yogyakarta. Ryu. 2001. N-alpha (1-deoksi-D-fructos-1-il)-L-arginin, Senyawa Antioksidan yang diidentifikasi dalam usia Bawang Putih Ekstrak. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/11238799.html). 27 November 2012. Jam 08.00 WIB. Wulandari, Putri. 2012. Penetapan kadar vitamin C pada belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L.) Secara Iodimetri. Karya Tulis Ilmiyah. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Klaten.