Seminar Nasional IENACO 2015 ISSN 2337-4349



dokumen-dokumen yang mirip
USULAN INTERVAL PERAWATAN KOMPONEN KRITIS PADA MESIN PENCETAK BOTOL (MOULD GEAR) BERDASARKAN KRITERIA MINIMASI DOWNTIME

PENJADWALAN PREVENTIVE MAINTENANCE MESIN B.FLUTE PADA PT AMW

Diagram 3.1 Flowchart Metodologi Pemecahan Masalah (Lanjutan)

OPTIMALISASI INTERVAL WAKTU PENGGANTIAN KOMPONEN MESIN PACKER TEPUNG TERIGU KEMASAN 25 KG DI PT X

PERENCANAAN PREVENTIVE MAINTENANCE KOMPONEN CANE CUTTER I DENGAN PENDEKATAN AGE REPLACEMENT (Studi Kasus di PG Kebon Agung Malang)

PERANCANGAN PENJADWALAN PREVENTIVE MAINTENANCE PADA PT. ARTHA PRIMA SUKSES MAKMUR

BAB III METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENENTUAN INTERVAL WAKTU PENGGANTIAN KOMPONEN PADA MESIN MULTI BLOCKDENGAN MENGGUNAKAN METODE AGE REPLACEMENT

OPTIMISASI WAKTU PENGGANTIAN KOMPONEN PADA LOKOMOTIF DE CC 201 SERI 99 MENGGUNAKAN METODA AGE REPLACEMENT DI PT. KERETA API INDONESIA *

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

Penjadwalan Pemeliharaan Mesin Pengelasan Titik Bergerak Menggunakan Metode Realibility Centered Maintenance (RCM)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi yang semakin pesat, memacu industri-industri

BAB 1 PENDAHULUAN. bergerak dalam dunia industri khususnya sebagai supplier bahan baku

INTERVAL PENGGANTIAN PENCEGAHAN SUKU CADANG BAGIAN DIESEL PADA LOKOMOTIF KERETA API PARAHYANGAN * (STUDI KASUS DI PT. KERETA API INDONESIA)

PENENTUAN INTERVAL WAKTU PENGGANTIAN KOMPONEN KRITIS PADA MESIN VOLPACK MENGGUNAKAN METODE AGE REPLACEMENT

PERANCANGAN RCM UNTUK MENGURANGI DOWNTIME MESIN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR ALUMINIUM RCM TO REDUCE DOWNTIME MACHINE AT ALUMINIUM MANUFACTURING

BAB V ANALISA DAN HASIL

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. sangat penting dalam rangka mendukung kelangsungan produksi sebuah

PENJADWALAN PERAWATAN MESIN PAKU DI PT. PRIMA WARU INDUSTRI

BAB I PE DAHULUA 1.1 Latar Belakang

Seminar Nasional IENACO ISSN: USULAN PENENTUAN KEBUTUHAN SPARE PARTS MESIN COMPRESSOR BERDASARKAN RELIABILITY PT.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB V ANALISA HASIL. penulis melakukan analisa lebih lanjut mengenai faktor-faktor yang menjadi akar

Sistem Manajemen Maintenance

PENENTUAN WAKTU PERAWATAN UNTUK PENCEGAHANPADA KOMPONEN KRITIS CYCLONE FEED PUMP BERDASARKAN KRITERIA MINIMASI DOWN TIME

Analisis Pemeliharaan Mesin Raw Mill Pabrik Indarung IV PT Semen Padang

Objek dalam penelitian ini adalah mesin pendukung sistem boiler yang berbahan bakar batu bara di PT Indo Pusaka Berau.

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pendapat tersebut sejalan dengan pendapat Stephens (2004:3), yang. yang diharapkan dari kegiatan perawatan, yaitu :

PERENCANAAN PEMELIHARAAN MESIN PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE RELIABILITY CENTERED MAINTENANCE

BAB II LANDASAN TEORI Pengertian perawatan Jenis-Jenis Perawatan Metode Reliability Centered Maintenance (RCM)...

Seminar Nasional Waluyo Jatmiko II FTI UPN Veteran Jawa Timur

JURNAL TEKNIK INDUSTRI VOL. 5, NO. 2, DESEMBER 2003:

PENETAPAN JADWAL PERAWATAN MESIN SPEED MASTER CD DI PT. DHARMA ANUGERAH INDAH (DAI)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Nelson Manurung 1* 1 Jurusan Teknik Mesin, Politeknik Negeri Medan *

BAB I PENDAHULUAN. Data Pengguna Kereta Api

Seminar Nasional IENACO 2015 ISSN

Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang

PENERAPAN MANAJEMEN PERAWATAN PADA MESIN STAMP AND CUTTING OUTER CASING DI PT. HARAPAN CITRA JAYA BATAM

Universitas Bina Nusantara

PENENTUAN INTERVAL PERAWATAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL AGE REPLACEMENT DI PT. X

Bab I Pendahuluan. Recycle. 1.1 Latar Belakang

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Tabel I.1 Jumlah produksi listrik Perum Jasa Tirta II. Pembangkitan KWH

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. produk, kehandalan dan kelancaran suatu proses serta biaya. Hal ini memicu para

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. melakukan produksi terus menerus. Mesin-mesin merupakan komponen

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PENJADWALAN PREVENTIVE MAINTENANCE PADA PT. STARMAS INTI ALUMINIUM INDUSTRY (SIAI)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

TUGAS AKHIR SKRIPSI. Kukuh Prabowo

4.1.7 Data Biaya Data Harga Jual Produk Pengolahan Data Penentuan Komponen Kritis Penjadualan Perawatan

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

EFEKTIVITAS SISTEM PEMELIHARAAN GARBARATA DI BANDARA SOEKARNO-HATTA DENGAN MEMPERTIMBANGKAN KEANDALAN DAN MUTU LAYANAN.

Usulan Selang Waktu Perawatan dan Jumlah Komponen Cadangan Optimal dengan Biaya Minimum Menggunakan Metode Smith dan Dekker (Studi Kasus di PT.

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

PENJADWALAN PENGGANTIAN KOMPONEN KRITIS PADA MESIN MOLLINS DENGAN ANALISA KEANDALAN (Studi Kasus Pada PR. 369-BOJONEGORO) SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. tindakan yang dilakukan untuk menjaga suatu barang dalam, atau. memperbaikinya sampai suatu kondisi yang bisa diterima.

BAB 3 METODE PEMECAHAN MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Pembagian 17 mesin di PT. Dwi Indah Divisi Plastik (Sumber : Divisi Plastik PT. Dwi Indah)

ANALISIS KEANDALAN KOMPONEN KRITIS LIFT NPX UNTUK MENENTUKAN JADWAL PERAWATAN PENCEGAHAN YANG OPTIMUM

MODUL VIII STUDI KASUS PERENCANAAN PEMELIHARAAN MESIN BALLMILL DENGAN BASIS RCM (RELIABILITY CENTERED MAINTENANCE )

SISTEM MANAJEMEN PERAWATAN UNIT MMU PUMP DAN OIL SHIPPING PUMP

BAB IV ANALISIS HASIL PENGOLAHAN DATA

BAB I PENDAHULUAN. antara perusahaan manufaktur menjadi semakin ketat. Setiap perusahaan berusaha

PENERAPAN METODE RELIABILITYENGINEERING DALAM PERENCANAAN PERAWATAN MESIN DI PERUSAHAAN PRODUKSI AIR MINUM

Gambar 3.1 Diagram Alir Sistematika Pemecahan Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berperan sebagai pengolah bahan mentah kelapa sawit untuk menghasilkan minyak

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. besar terhadap produktivitas pada bidang manufaktur maupun jasa. Dalam

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

Perancangan Penjadwalan Perawatan Mesin dengan Metode Map Value Stream Mapping (MVSM) di PT XXX

Evaluasi Deviasi dari Aproksimasi Frekuensi Kejadian Perawatan Korektif dan Preventif

Mutmainah, Febriana Dewi Fakultas Teknik Industri Universitas Muhammadiyah Jakarta ABSTRAK

PENGEMBANGAN KNOWLEDGE SHARING PADA PENINGKATAN KETERHANDALAN. dan 3) Guru Besar T. Mesin UB Malang 4) Dosen T. Industri UB Malang

DAFTAR ISI. ABSTRAK... iii. ABSTRACT... iv. KATA PENGANTAR... v. DAFTAR ISI... viii. DAFTAR TABEL... xii. DAFTAR GAMBAR... xiii

BAB III LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Divisi Regional II Sumatera Barat. Daerah Operasi IX. Divisi Regional III Sumatera Selatan

BAB I PENDAHULUAN. melakukan produksi secara terus menerus. Mesin-mesin merupakan komponen

BAB III LANDASAN TEORI

DAFTAR ISTILAH. : Probabilitas suatu sistem beroperasi sesuai fungsinya dalam suatu waktu tertentu dalam kondisi operasi yang telah ditetapkan

(Studi Kasus :PT.Suri Tani Pemuka Banyuwangi)

BAB I PENDAHULUAN. operasi pada suatu perusahaan adalah kesiapan mesin mesin produksi dalam. diperlukan adanya suatu sistem perawatan yang baik.

KETERANGAN SELESAI PENELITIAN...

Jurnal Ilmiah Widya Teknik Vol No ISSN

BAB I PENDAHULUAN. berlomba untuk terus-menerus mencari usaha dan cara untuk mampu bersaing dan

PENENTUAN INTERVAL PERAWATAN PADA UNIT PRODUKSI BUTIRAN DENGAN BASIC RELIABILITY CENTERED MAINTENANCE (RCM) DI PT PETROKIMIA KAYAKU GRESIK SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

SISTEM PEWRAWATAN TERPADU (INTEGRATED MAINTENANCE SYSTEM)

BAB I PENDAHULUAN. Tabel I. 1 Data Kecelakaan Kereta Api

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diharapkan, membutuhkan informasi serta pemilihan metode yang tepat. Oleh

Maintenance and Reliability Decisions

PERTEMUAN #1 PENGANTAR DAN PENGENALAN PEMELIHARAAN DAN REKAYASA KEANDALAN 6623 TAUFIQUR RACHMAN TKT316 PEMELIHARAAN DAN REKAYASA KEANDALAN

Transkripsi:

ANALISIS PERAWATAN KOMPONEN KERETA API DI DIPO RANGKASBITUNG Mutmainah Mattjik, Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Jakarta Jl. Cempaka Putih Tengah 27 Jakarta Pusat Abstrak Dipo Kereta Rangkasbitung merupakan salah satu Dipo yang ada di Daop 1 Jakarta yang melayani perawatan kereta untuk lintas Jakarta-Rangkasbitung-Merak. Tugas utama dari Dipo Kereta adalah menyediakan sarana kereta yang handal dan dapat digunakan tepat pada saat yang dibutuhkan. Oleh karena itu ketersediaan dan keandalan dari kereta menjadi faktor utama yang harus diperhatikan. Untuk menunjang perawatan kereta, perlu adanya analisis mengenai jadwal perawatan kereta, menganalisis faktor-faktor terjadinya kerusakan dan upaya penanggulangannya. Metode yang digunakan adalah metode untuk mencari nilai availability (ketersediaan) dan nilai reliability (keandalan), kemudian distribusi normal dengan menggunakan sebaran frekuensi untuk mengetahui waktu rata-rata terjadinya kerusakan. sedangkan untuk menganalisis sebab-akibat kerusakan menggunakan diagram fishbone dan why analysis.dari hasil penelitian, bahwa kereta K306416 adalah kereta yang paling tinggi frekuensi kerusakan. Komponen yang sering rusak adalah pegas dan alat tolak tarik. Untuk komponen Pegas : Rata-rata waktu kerusakan 38,06 hari, jarak rata-rata antar kerusakan selama periode 1 tahun adalah 643,125 jam/tahun. Waktu rata-rata untuk perbaikan 35,625 jam/tahun. Availability untuk komponen pegas 94,7% Reliability 99,84%. Untuk komponen Tolak Tarik Jarak rata-rata antar kerusakan 857,5 jam/tahun. Waktu ratarata yang dibutuhkan untuk perbaikan 36,5 jam/tahun. Avaiability 96% dan Reliability 99,88%. Penyebab dari kerusakan pegas dan tolak tarik adalah pemeliharaan harian tidak maksimal, terjadi kelelahan pegas dan tidak ada alat uji kekuatan pegas Usulan perbaikan adalah membuat Standarrt Operation Prosedur (SOP), Work Instruction operator daily check dan menyediakan persediaan komponen pegas dan tolak tarik. Kata Kunci : Pegas, tolak tarik, perawatan, Availability, Realibility, SOP 1. PENDAHULUAN Kegiatan pemeliharaan (maintenance) kereta api adalah kegiatan yang harus dilakukan untuk menjaga kereta api agar dapat berjalan dengan lancar sehingga keselamatan dan kepuasan pelanggan dapat tercapai. Apabila proses pemeliharaan (maintenance) kereta api tidak dilakukan secara benar, terorganisir, terencana dan terarah dampaknya akan sangat fatal, seperti kereta anjlok, as patah, rangkaian putus, gagal pengereman, sampai kereta terguling. Sehingga proses pemeliharaan (maintenance) harus menjadi perhatian. PT Kereta Api Indonesia, perusahaan yang bertanggung jawab dalam kereta api, selama ini melakukkan perawatan kereta api dengan cara corrective maintenance, yaitu penggantian komponen dilakukan hanya bila terjadi kerusakan. Kerusakan yang terjadi hanya sekedar diperbaiki,tidak ada analisis berupa evaluasi tentang penyebab terjadinya kerusakan dan tidak ada langkah-langkah yang dapat diambil untuk mencegah kerusakan. Contoh kerusakan adalah kerusakan pegas, kerusakan alat tolak tarik, sistem pengereman, dan kerusakan boogie. Preventive Manintence perlu dilakukan dengan menghitung Mean Time Between Failure (MTBF), rata-rata rentang terjadinya kerusakan, sehingga waktu penggantian komponen bisa ditentukan atau diestimasi sebelum komponen tersebut rusak. Faktor penyebab rusaknya komponen perlu diteliti, dengan menggunakn fishbone diagram dan why analysis. Dengan diketahuinya MTBF dan faktor penyebab rusaknya komponen diharapkan dapat mengurangi waktu downtime, meningkatkan availability dan realibilty kereta api. Secara garis besar, kegiatan pemeliharaan dilakukan untuk memberikan kepuasan kepada pelanggan saat menggunakan kereta api, dengan terjaminnya keselamatan, tersedianya kereta, dan tidak terjadi gangguan di jalan yang mengakibatkan kelambatan waktu. 308

1.1. Tujuan Penelitian a.menentukan Komponen yang paling sering mengalami kerusakan b. Menghitung Mean Time Between Failure (MTBF), rata-rata rentang terjadinya kerusakan, sehingga waktu penggantian komponen rata-rata rentang waktu terjadinya kerusakan sehingga dapat memudahkan operator untuk melakukan tindakan preventive agar angka kerusakan yang terjadi dapat ditekan c.menentukan tingkat availability (ketersediaan) dan reliability (kehandalan) kereta, apakah masih dalam taraf standar dari standarisasi availabity dan reliability PT Kereta Api atau tidak, d. Menentukan faktor-faktor penyebab kerusakan kereta, 2. METODOLOGI PENELITIAN 2.1 Mengumpulkan Data Kerusakan Armada Kereta Armada yang ada di Dipo Kereta Rangkasbitung berjumlah 80 kereta. Data yang dikumpulkan adalah data kerusakan seluruh armada kereta yang terjadi selama periode Januari 2011 Desember 2012. Jenis-jenis kerusakan kereta bermacam-macam, namun data kerusakan yang dikumpulkan adalah kerusakan kereta yang menyebabkan kereta harus dilepas dari rangkaian dan diperbaiki. 2.2 Menentukan Kereta Yang Diteliti Dari seluruh data kereta yang mengalami kerusakan selama tahun 2012, ditentukan satu kereta yang akan diteliti. Penentuan kereta yang diteliti ini berdasarkan kereta yang mengalami frekuensi kerusakan kereta yang paling tinggi. 2.3 Menguraikan Kerusakan Kereta Yang Diteliti Setelah dapat menentukan kereta yang akan diteliti, data-data kerusakannya diuraikan. Komponen-komponen apa saja yang mengalami kerusakan dan frekuensi kerusakan paling tinggi. Lalu menguraikan waktu terjadinya kerusakan dan waktu yang diperlukan untuk melakukan perbaikan kerusakan. 2.4 Menentukan Waktu Total Operasi Kereta Yang Diteliti Waktu total adalah waktu tersedianya kereta selama satu tahun. Karena kereta selalu standby setiap hari maka di asumsikan kereta tersedia selama 365 hari atau 8760 jam. Namun aplikasi di lapangan hari operasi dan waktu operasi tidak sama dengan hari total dan waktu total dikarenakan kereta mengalami perawatan periodik dan mengalami kerusakan. oleh karena waktu total operasi dapat ditentukan dengan cara mengetahui waktu perawatan dan waktu perbaikan. 2.5 Menentukan Komponen Kritis Komponen kritis dari kereta yang diteliti dapat ditentukan berdasarkan komponen yang mengalami frekuensi kerusakan yang paling tinggi daripada komponen yang lain. 2.6 Menentukan Nilai Mtbf, Mttr, Dan Laju Kerusakan MTBF dapat ditentukan dengan mengetahui waktu total operasi dan frekuensi kerusakan, sedangkan MTTR dapat ditentukan dengan mengetahui downtime dan frekuensi kerusakan. Sedangkan laju kerusakan didapat dari 1 berbanding MTBF. Nilai MTBF, MTTR, dan laju kerusakan digunakan sebagai data awal untuk menentukan waktu perawatan, nilai availability dan reliability, dan menentukan jumlah spare part. 2.7 Menentukan Waktu Perawatan Dari data waktu terjadinya kerusakan didapat data-data rentang waktu kerusakan. Lalu dibuat tabel sebaran frekuensinya, dan menentukan waktu rata-rata rentang waktu terjadinya kerusakan. Sehingga setelah mengetahui rata-rata waktu terjadinya kerusakan, maka waktu untuk melakukan tindakan perawatan dalam rangka mencegah kerusakan atau menekan angka kerusakan dapat ditentukan. 309

2.8 Menentukan Nilai Availability Dan Reliability Availability (ketersediaan) dan reliability (keandalan) kereta yang diteliti akan ditentukan, apakah masih dalam target sasaran mutu dari PT Kereta Api Indonesia atau tidak. Sehingga dengan mengetahui nilainya, Dipo Kereta Rangkasbitung dapat melakukan evaluasi untuk periode berikutnya. 2.9 Analisis Sebab-Akibat Penyebab terjadinya kerusakan di analisis dengan menggunakan diagram fishbone dan Why Analysis, sehingga dapat menentukan akar penyebab masalah (kerusakan). 2.10 Analisis Penelitian dilakukan terhadap hasil perawatan kereta di Dipo Kereta Rangkasbitung mengenai kerusakan-kerusakan yang terjadi selama periode 1 tahun, kemudian di analisis hasil dari penelitiannya. Analisis berupa ringkasan perhitungan-perhitungan, dan mengukur sampai sejauh mana tujuan dari penelitian yang dilakukan dapat tercapai. Analisis sebab akibat kerusakan pun dilakukan sehingga dapat melahirkan upaya-upaya pencegahan agar angka kerusakan dapat ditekan. Disamping itu analisis TPM juga dirangkum dalam hal ini. 2.11 Kesimpulan Dan Saran Kesimpulan dari penelitian ini adalah menjawab tujuan-tujuan dari penelitian. Sedangkan saran adalah berupa masukan-masukan tentang nilai/hasil dari penelitian, dan juga masukan tentang langkah-langkah yang dapat dilakukan agar angka kerusakan dapat berkurang. Studi Pendahuluan Identifikasi Perumusan Masalah Menentukan Komponen kritis Mengumpulkan Data Kerusakan Pengolahan Data : 1.Menghitung nilai MTBF, MTTR dan laju kerusakan 2. Menentukan waktu Penggantian komponen 3. Gambar Menghitung 3.1. Kerangka Availability Pemecahan dan Realibility Masalah 4. Membuat Fishbone Analisis Kesimpulan dan Saran 310

3. HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel 1. Data kerusakan K3 06416 NO NAMA KOMPONEN FREKUENSI KERUSAKAN TOTAL DOWNTIME (Jam) 1 Pegas 8 285 2 Alat Tolak Tarik 6 219 3 Pengereman 0 0 4 Bogie 2 66 Jumlah 16 570 Tabel 2. Waktu total operasi K3 06416 Tabel 3. Daftar kerusakan komponen kritis NO NAMA KOMPONEN FREKUENSI KERUSAKAN DOWNTIME (Jam) 1 Pegas 8 285 2 Alat tolak tarik 6 219 Adapun komponen kritis yang paling banyak memberikan kontribusinya terhadap kerusakan kereta adalah pada komponen pegas dan alat tolak tarik. Pegas dengan frekuensi kerusakan 8 kali dengan total downtime 285 jam, dan alat tolak tarik dengan frekuensi kerusakan 6 kali dengan total downtime 219 jam.. Total downtime yang dialami K3 06416 selama tahun 2012 berjumlah 570 jam dengan 16 kali kerusakan. Setelah melakukan perhitungan selama secara global K3 06416 dapat diketahui sebagai berikut : Tabel 4. Data secara global Parameter MTBF Laju Kerusakan Nilai 321,56 jam/bulan 0,0031 kerusakan/jam/tahun 311

Setelah melakukan perhitungan pada komponen pegas dan alat tolak tarik, dengan berdasar kepada frekuensi kerusakan dan rentang waktu terjadinya kerusakan. Dapat diketahui sebagai berikut Tabel 5. Data rata-rata waktu kerusakan K3 06416 Komponen µ (hari) σ (hari) Pegas 38,06 18,45 Alat tolak tarik 51 30,13 Dari data waktu operasi, frekuensi kerusakan, dan downtime dapat diketahui nilai Mean Time Between Failures (MTBF), Mean Time To Repair (MTTR), dan laju kerusakannya. Dimana waktu operasi K3 06416 selama tahun 2012 adalah 5145 jam. Tabel 6. Data MTBF, MTTR, dan laju kerusakan K3 06416 Komponen MTBF (jam/thn) MTTR (jam/thn) Λ Pegas 643,125 35,625 0,00155 Alat tolak tarik 857,5 36,5 0,00116 Tingkat availability (ketersediaan) dan reliability (kehandalan) pada kereta K3 06416 setelah mengalami kerusakan pada komponen pegas atau alat tolak tarik dapat diidentifikasikan sebagai berikut : Tabel 7. Data availability dan reliability Komponen Availability (%) Reliability (%) Pegas 94,7 99,84 Alat tolak tarik 96 99,88 Jadi, availability K3 06416 setelah mengalami kerusakan pegas sebesar 94,7% dan reliability nya adalah 99,84%. Sedangkan availability K3 06416 setelah mengalami kerusakan alat tolak tarik sebesar 96% dan reliability nya 99,88%. Setelah menggunakan diagram fishbone dan why analysis, maka dapat diketahui faktorfaktor penyebab kerusakan dan dapat ditentukan langkah-langkah yang harus dilakukan sebagai upaya untuk mengurangi kerusakan kereta di Dipo Kereta Rangkasbitung.: 1) PEGAS a) Alat Tidak ada alat uji kekuatan/keretakan pegas - Mengajukan permintaan untuk program training - Mengajukan permintaan alat uji kekuatan/keretakan pegas b) Metode c) Lingkungan Pemeriksaan harian tidak maksimal - Membuat SOP daily check untuk pemeriksaan pegas di lintas - Bisa dipertimbangkan untuk penambahan tenaga daily check mengingat keterbatasan waktu pemeriksaan harian. Overload penumpang - Berkoordinasi dengan pihak stasiun untuk mengusulkan sistem boarding pass dan pensterilan stasiun 312

d) Bahan Jalan rel tidak baik - Berkoordinasi dengan pihak jalan rel dan jembatan untuk bekerjasama menciptakan kondisi jalan rel yang maksimal untuk kenyamanan penumpang Kelelahan bahan - Mengidentifikasikan perkiraan jumlah suku cadang pegas dalam 1 tahun. Sehingga dalam sekali pemesanan dapat digunakan untuk tempo 1 tahun, mengingat bahwa birokrasi penyediaan spare part cukup panjang - 2) ALAT TOLAK TARIK a) Alat Baut-baut penyangga kendur : - Selalu dicek dan dikencangkan secara berkala b) Metode Pemeriksaan harian tidak maksimal - Membuat SOP daily check untuk pemeriksaan alat tolak tarik - Melakukan pemeriksaan dan pelumasan alat tolak tarik secara rutin di lintas c) Lingkungan d) Bahan Pengereman masinis yang kurang baik - Berkoordinasi dengan masinis-masinis tentang efek dari pengereman dan laju kereta api yang tidak baik. Overload penumpang - Berkoordinasi dengan pihak stasiun untuk diusulkan sistem boarding pass dan pensterilan stasiun Bahan klauw aus - Melakukan pelumasan secara rutin dilintas Karet draft gear rusak/keropos - Melakukan penggantian komponen draft gear bila sudah tidak layak - Menyediakan komponen draft gear 4. KESIMPULAN 1. Komponen kereta api yang mempunyai frekuensi kerusakan paling tinggi yaitu pegas dan alat tolak tarik 2. Mean Time Between Failure/MTBF untuk pegas dan tolak tarik adalah 643.125 jam/tahun dan 857.5 jam/tahun. Mean Time to Repair/MTTR adalah 35.625 jam/tahun dan 36.5 jam/tahun 3. Tingkat availability dan reliability K3 06416 berturut-turut adalah 90% dan 99,6% selama tahun 2012. 4. Faktor-faktor penyebab kerusakan pegas yang berkaitan dengan prosedur pemeliharaan atau sistem pemeliharaan Dipo Kereta secara umum adalah pemeliharaan harian tidak dilakukan secara maksimal, tidak tersedia alat uji kekuatan/keretakan pegas, dan tidak tersedia komponen pegas di gudang untuk melakukan penggantian sebelum kerusakan (preventive maintenance). Sedangkan faktor-faktor penyebab kerusakan alat tolak tarik yang berkaitan dengan prosedur pemeliharaan atau sistem pemeliharaan Dipo Kereta adalah pemeriksaan harian tidak dilakukan secara maksimal, dan persediaan suku cadang di gudang untuk mengganti komponen alat tolak tarik sebelum terjadi kerusakan tidak tersedia. 5. Langkah-langkah preventive yang dapat dilakukan Dipo Kereta Rangkasbitung dalam mengurangi kerusakan pegas adalah dengan cara : a. Membuat Standart Operation Prosedur (SOP)/Work Instruction (WI) operator dailiy check tentang pemeriksaan harian pegas di lintas b. Menjalankan SOP/WI tersebut secara berkelanjutan 313

c. Mengusulkan kepada managemen untuk disediakan alat uji kekuatan/keretakan pegas dan training SDM Dipo Kereta Rangkasbitung d. Melakukan permintaan pegas untuk tempo 1 tahun dengan terlebih dahulu menentukan persediaan pegas dalam 1 tahun DAFTAR PUSTAKA Assauri, S. (2008). Manajemen Produksi dan Operasi (Edisi Revisi 2008). Jakarta : Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Corder, Anthony., Teknik Manajemen Perawatan, alih bahasa Kusnul Hadi Penerbit Erlangga, 1998. Govil A.K., Realibility Engineering, Mc Graw Hill Publishing, 1993 Hidayat, R. et al. (2011). Perencanaan Kegiatan Maintenance Dengan Metode Reliability Centered Maintenance (RCM). Makara, Teknologi, 14(1): 7-14. Jardine, A.K.S., Maintenance, Replacement and Reliability, First Published, Pittman Publishing, 1973. Lewis, EE., Introduction to Reliability Engineering. John Wiley and Son Canada, 1987. Sudrajat, A. (2011). Pedoman Praktis Manajemen Perawatan Mesin Industri. Bandung : PT Refika Aditama. Suharto. 1991. Manajemen Perawatan Mesin. Jakarta. PT Rineka Cipta. Supandi. 1993. Manajemen Perawatan Mesin Industri. Bandung. PT Ganeca Exact. Walpole, R, E., Ilmu Peluang dan Statistika untuk Insinyur dan Ilmuan, Edisi ke-empat, ITB Press Bandung, 1989. 314