AKUNTANSI PENDAPATAN

dokumen-dokumen yang mirip
AKUNTANSI PENDAPATAN

KEBIJAKAN AKUNTANSI NO. 15 AKUNTANSI PENDAPATAN-LRA

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 52 Tahun : 2015

LAPORAN REALISASI ANGGARAN

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO. 02 LAPORAN REALISASI ANGGARAN

LAPORAN REALISASI ANGGARAN

LAPORAN REALISASI ANGGARAN BERBASIS KAS

LAPORAN REALISASI ANGGARAN

AKUNTANSI PEMBIAYAAN

KEBIJAKAN AKUNTANSI NOMOR 04 LAPORAN OPERASIONAL

LAPORAN OPERASIONAL STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 12 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

LAPORAN REALISASI ANGGARAN

KEBIJAKAN AKUNTANSI NO. 07 AKUNTANSI BELANJA

LAPORAN REALISASI ANGGARAN BERBASIS KAS

LAPORAN OPERASIONAL STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 12 LAMPIRAN I.13 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA TANGGAL

LAPORAN REALISASI ANGGARAN

KEBIJAKAN AKUNTANSI LAPORAN REALISASI ANGGARAN BERBASIS KAS

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO. 03 LAPORAN ARUS KAS

KEBIJAKAN AKUNTANSI NOMOR 5 LAPORAN ARUS KAS

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 12 LAPORAN OPERASIONAL KOMITE STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN

GUBERNUR KALIMANTAN BARAT

KEBIJAKAN LRA A. TUJUAN

LAPORAN ARUS KAS STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 03 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR : 79 TAHUN 2013 TANGGAL: 27 DESEMBER 2013 KEBIJAKAN AKUNTANSI NO. 04 LAPORAN ARUS KAS

-1- KEBIJAKAN AKUNTANSI PENDAPATAN-LRA, BELANJA, TRANSFER DAN PEMBIAYAAN

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO.

KEBIJAKAN AKUNTANSI NOMOR 05 LAPORAN ARUS KAS

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO.

KEBIJAKAN AKUNTANSI PENDAPATAN

AKUNTANSI PEMBIAYAAN

LAPORAN ARUS KAS STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 03

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

KEBIJAKAN LO. 1. PENDAPATAN-LO Pendapatan-LO adalah hak pemerintah yang diakui sebagai penambah nilai kekayaan bersih (ekuitas).

KEBIJAKAN AKUNTANSI NOMOR 4 LAPORAN OPERASIONAL DAN LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS

WALIKOTA YOGYAKARTA PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 71 TAHUN 2014

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO. 03 LAPORAN ARUS KAS

BAB I KEBIJAKAN AKUNTANSI PENDAPATAN

KEBIJAKAN AKUNTANSI PELAPORAN KEUANGAN

LAPORAN ARUS KAS I. PENDAHULUAN I.1 Tujuan

BAB I PENDAHULUAN 1.2. MAKSUD DAN TUJUAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 49 TAHUN 2015 TENTANG SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SIDOARJO

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 03 LAPORAN ARUS KAS

B U P A T I K U N I N G A N

PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. BLU. Laporan. Standar Akuntansi. Penyajian.

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

LEMBARAN DAERAH KOTA PADANG PANJANG Tahun Nomor 8

Komite Standar Akuntansi Pemerintahan

WALIKOTA SERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG POKOK-POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KOTA SERANG

KEBIJAKAN AKUNTANSI BEBAN DAN BELANJA

BAB II KEBIJAKAN AKUNTANSI BEBAN DAN BELANJA

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 43 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM DAN PROSEDUR PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA PADANG PANJANG PROVINSI SUMATERA BARAT

B U P A T I T A N A H L A U T PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

PROVINSI BANTEN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAIRI NOMOR 08 TAHUN 2008 TENTANG POKOK-POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI DAIRI,

BAB IV KEBIJAKAN AKUNTANSI

KEBIJAKAN AKUNTANSI NOMOR18 AKUNTANSI PENDAPATAN-LO

BUPATI GARUT P E R A T U R A N B U P A T I G A R U T NOMOR 105 TAHUN 2012 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

WALIKOTA PROBOLINGGO

BUPATI LOMBOK UTARA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN BUPATI LOMBOK UTARA NOMOR... TAHUN 2015 TENTANG SISTEM AKUNTANSI BERBASIS AKRUAL

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KECAMATAN ANTAPANI KOTA BANDUNG TAHUN ANGGARAN 2014

BAB III KEBIJAKAN AKUNTANSI TRANSFER

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 20 TAHUN 2016 TENTANG SISTEM DAN PROSEDUR PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIGI NOMOR : 4 TAHUN 2010 TENTANG POKOK-POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIGI,

PROVINSI JAWA TENGAH

LEMBARAN DAERAH KOTA DEPOK NO. 11 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG POKOK-POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI TENGAH NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG POKOK- POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Struktur organisasi Dinas Sosial Kota Bandung ditetapkan dengan Perda nomor 13 tahun 2007 tentang Susunan Organisasi Dinas Pemerintah Kota Bandung.

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 15 TAHUN 2014 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN CIAMIS

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN

BUPATI KULON PROGO PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 40 TAHUN 2012 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

WALIKOTA SORONG PROVINSI PAPUA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA SORONG NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG POKOK- POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 66 TAHUN 2014 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH KABUPATEN TRENGGALEK

-1- KEBIJAKAN AKUNTANSI PENDAPATAN-LO DAN BEBAN

PERATURAN BUPATI CIANJUR NOMOR 32 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN AKUNTANSI KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAHAH KELAS B

PERATURAN BUPATI BANDUNG BARAT NOMOR 43 TAHUN 2011 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT

KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH

KOREKSI KESALAHAN, PERUBAHAN KEBIJAKAN AKUNTANSI, DAN PERISTIWA LUAR BIASA

PEMERINTAH KOTA SURABAYA

QANUN KOTA BANDA ACEH NOMOR 1 TAHUN 2007 TENTANG POKOK POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH BISMILLAHIRRAHMANIRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH SUBHANAHUWATAALA

PERATURAN BUPATI PEMALANG TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI

BUPATI TOLITOLI PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 5.A TAHUN 2014 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI BERBASIS AKRUAL PEMERINTAH KABUPATEN TOLITOLI

GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN SELUMA

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULELENG NOMOR 1 TAHUN 2007 TENTANG POKOK-POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

AKUNTANSI DI SATUAN KERJA

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 30 TAHUN 2014 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR

MODUL AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH BERBASIS AKRUAL AKUNTANSI PENDAPATAN KEMENTERIAN DALAM NEGERI DIREKTORAT JENDERAL KEUANGAN DAERAH

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan. daerah sebagai penyelenggara pemerintah daerah.

LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

DAFTAR ISI. Halaman I. DAFTAR ISI... i II. DAFTAR TABEL... iii III. DAFTAR LAMPIRAN... iv

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KETAPANG NOMOR 2 TAHUN 2009 TENTANG POKOK-POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKALIS NOMOR 15 TAHUN 2008 TENTANG

Transkripsi:

LAMPIRAN : 7 PERATURAN WALIKOTA PAGAR ALAM TAHUN NOMOR TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI KEBIJAKAN AKUNTANSI NO. 06 AKUNTANSI PENDAPATAN

DAFTAR ISI HULUAN Paragraf 1-6 1 1-2 Pn 3-4 LgLingkup Lat Informasi Akuntansi Pendapatan kisi ; FlKASI PENDAPATAN ^ 7-8 8-25 26-35 gakuan»......«._.» [^SAKSI PENDAPATAN BERBENTUK BARANG DAN JASA 36-37 3UKURAN 3UNGKAPAN "" 38-39 40

KEBIJAKAN AKUNTANSI NO. 06 AKUNTANSI PENDAPATAN yaf.paragraf yang ditulis dengan huruf tebal dan miring adalah Laf kebijakan, yang hams dibaca dalam konteks paragraf-paragraf Llasan yang ditulis dengan huruf biasa dan Kerangka Konseptual [pkan Akuntansi Pemerintah Daerah. jjldahuluan juan Tujuan kebijakan akuntansi pendapatan adalah untuk mengatur (rtrlakuan akuntansi ztas pendapatan dan informasi lainnya dalam rangka memenuhi tujuan akuntabilitas sebagaimana ditetapkan oleh peraturan perundang-undangan. Perlakuan akuntansi pendapatan mencakup definisi, pengakuan, pengukuran dan pengungkapan pendapatan iuang Lingkup i Kebijekan ini diterapkan dalam akuntansi pendapatan yang disusun dan disajikan dengan menggunakan akuntansi berbasis kas oleh entitas akuntansi/pelaporan. Kebijakan ini berlaku untuk entiias akuntansi/pelaporan pemerintah daerah, yang memperoleh anggaran berdasarkan APBD, termasuk BLUD, tidak termasuk perusahaan daerah. Laporan Keuangan BLUD dalam hal ini adalah laporan keuangan dalam rangka penggabungan untuk menyusun laporan keuangan pemerintah daerah. ^anfaat Informasi Akuntansi Pendapatan y- Akuntansi pendapatan menyediakan informasi mengenai realisasi pendapatan dari suatu entitas akuntansi/pelaporan. Informasi tersebut berguna bagi para pengguna laporan dalam mengevaluasi keputusan ^iakan Akuntansi No. 06-1

[fliengenai sumber-sumber daya ekonomi, akuntabilitas dan ketaatan entitas Llaporan dengan :!(a) Menyediakan informasi mengenai sumber daya ekonomi; (b) Menyediakan informasi mengenai realisasi anggaran secara menyeluruh yang berguna dalam mengevaluasi kinerja pemerintah daerah dalam hal efisiensi dan efektivitas perolehan pendapatan. Akuntansi pendapatan menyediakan informasi yang berguna dalam memprediksi sumber daya ekonomi yang akan digunakan untuk mendanai kegiatan pemerintah daerah dalam periode berkenaan. Akuntansi pendapatan dapat menyediakan informasi kepada para pengguna laporan tentang indikasi perolehan sumher daya ekonomi:.._. (a) telah dilaksanakan sesuai dengan anggarannya (APBD); dan (b) telah dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan. EFINISI Pendapatan pemerintah daerah adalah semua penerimaan Rekening Kas Umum Daerah yang menambah ekuitas dana lancar dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan yang menjadi hak pemerintah daerah*, dan iidak perlu dibayar kembali oleh pemeriniah daerah. 1 Berikut adaiah istilah-istilah yang digunakan dalam kebijakan denoan pengertian: Anggaran Pendapatan dan Belania Daerah (APBD) adalah rencana keuangan tahunan pemerintah daerah yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. Azas Bruto adalah suatu prinsip yang tidak memperkenankan pencatatan secara neto penerimaan setelah dikurangi pengeluaran pada suatu unit organisasi atau tidak memperkenankan pencatatan pengeluaran setelah dilakukan kompensasi antara penerimaan dan pengeluaran. Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) adalah instansi di lingkungan Pemerintah daerah yang dibentuk untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa penyediaan barang dan/atau jasa yang dijual tanpa F*an Akuntansi No. 06-2 PEMERINTAH KOTAPAGAR ALAM

^engutamakan mencari keuntungan dan dalam melakukan kegiatannya djdasarkan pada prinsip efisiensi dan produktivitas. gasis Kas adalah basis akuntansi yang mengakui pengaruh transaksi dan peristiwa lainnya pada saat kas atau setara kas diterima atau dibayarkan. (as Umum Daerah adalah tempat penyimpanan uang daerah yang ditentukan oleh walikota untuk menampung seluruh penerimaan dan pengeluaran pemerintah daerah. Kurs adalah rasio pertukaran dua mata uang. Rekening Kas Umum Daerah adalah rekening tempat penyimpanan uang daerah yang ditentukan oleh walikota untuk menampung seluruh penerimaan daerah dan membayar seluruh pengeluaran daerah pada bank yang-ditetapk-an.-- - - - - - -. Pendapatan Transfer adalah penerimaan uang dari entitas pelaporan lain, misalnya penerimaan aana perimbangan dari pemerintah pusat dan dana bagi hasil dari pemerintah provinsi. JlSiFIKASI PENDAPATAN I Pendapatan daerah diklasifikasikan menurut: urusan pemerintahan daerah; organisasi; dan kelompok. Klasifikasi kelompok akun keuangan dirinci menurut : jenis; obyek; dan rincian obyekpendapatan. 'I. Pendapatan daerah diklasifikasikan menurut kelompok pendapatan yang terdiri dari: a- Pendapatan Asli Daerah, k Dana Perimbangan, dan c- Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah. 1Akuntansi No. 06-3

[Kelompok pendapatan asli daerah dibagi menurut jenis pendapatan yang ['terdiri atas pajak daerah, retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, dan Iain-Iain pendapatan asli daerah yang sari. Jenis pajak daerah dan retribusi daerah dirinci menurut obyek pendapatan sesuai dengan undang-undang tentang pajak daerah dan retribusi daerah. Jenis hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan dirinci menurut obyek pendapatan yang mencakup bagian laba atas penyertaan modal pada perusahaan milik daerah/bumd, bagian laba atas penyertaan modal pada perusahaan milik negara/bumn, dan bagian laba atas penyertaan modal pada perusahaan milik swasta atau kelompok usaha masyarakat. Jenis iain-lain pendapatan asli daerah yang sah dirinci menurut obyek p pendapatan yang mencakup hasil penjualan kekayaan daerah yang tidak dipisahkan, pendapatan BLUD, jasa giro, pendapatan bunga, penerimaan atas tuntutan ganti kerugian daerah, penerimaan komisi, potcngan ataupun bentuk lain sebagai akibat dan penjuaian dan/atau pengadaan barang dan/atau jasa oleh daerah, penerimaan keuntungan dari selisih nilai tukar rupiah^terhadap mata uang "asing, pendapatan denda atas keterlambatan pelaksanaan nekerjaan, pendapatan denda pajak, pendapatan denda retribusi, pendapatan hasil eksekusi atas jaminan, pendapatan dan pengembalian, fasilitas sosial dan fasilitas umum,. pendapatan dan penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan, dan pendapatan dari angsuran/cicilan penjualan.,6- Kelompok pendapatan dana perimbangan dibagi menurut jenis pendapatan yang terdiri atas: dana bagi hasil pajak/bagi hasil bukan pajak; dana alokasi umum; dan dana alokasi khusus. Jenis dana bagi hasil dirinci menurut obyek pendapatan yang mencakup bagi hasil pajak dan bagi hasil bukan pajak/sumber daya alam. * an Akuntansi No. 06-4

[jenis dana alokasi umum hanya terdiri atas obyek pendapatan dana alokasi umum. Jenis dana alokasi khusus dirinci kegiatan yang ditetapkan oleh pemerintah daerah. menurut obyek pendapatan menurut Kelompok Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah dibagi menurut jenis pendapatan yang terdiri atas : Hibah; Dana Darurat;. Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemerintah Daerah lainnya; Dana Penyesuaian dan Otonon-; Khusus; dan Bantuan Keuangan dari Provinsi atau Pemerintah Daerah lainnya. Kelompok pendapatan hibah berasal dari pemerintah, pemerintah provinsi, pemerintah daerah lainnya, badan/lembaga/organisasi swasta dalam negeri, kelompok masyarakat/ perorangan, dan lernbaga luar negeri yang tidak mengikat. 2. Kelompok dana darurat berasal dari pemerintah dalam rangka penangguiangan kcrban/kerusakan akibat bencana alam. p Kelompok dana bagi hasil pajak dari provin:! dan pemerintah daerah lainnya terdiri dari dan-a bagi hasil pajak dari provinsi, dana bagi hasil pajak dari kabupaten, dan dana bagi hasil pajak dari kota. Kelompok dana penyesuaian dan dana otonomi khusus terdiri dari dana Penyesuaian dan dana otonomi khusus. J Kelompok bantuan keuangan dari provinsi atau pemerintah daerah lainnya terdiri dari bantuan keuangan dari provinsi, bantuan keuangan dari kabupaten, dan bantuan keuangan dari kota. *an Akuntansi No. 06-5

jjgakuan pengakuan pendapatan adalah sebagai berikut: pendapatan diakui pada saat diterima di Rekening Kas Umum Daerah untuk seluruh transaksi PPKD. pendapatan diakui pada saat diterima oleh Bendahara Penerimaan untuk seluruh transaksi SKPD termasuk BLUD-SKPD. Dengan mempertimbangkan Bendahara Penerimaan adalah pejabat fungsional yang melaksanakan tugas kebendaharaan dalam rangka pelaksanaan anggaran pada SKPD, yang secara fungsional bertanggung jawab atas pelaksanaan tugasnva pada PPKD selakubun. fljj), Dalam kriteria pengakuan pendapatan, konsep keterukuran dan ketersediaan digunakan dalam pengertian derajat kepastian bahwa manfaat ekonomi masa depan yang berkaitan dengan pos pendapatan tersebut akan mengalir ke pemerintah daerah dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan atau segera dapat digunakan untuk membayar kewajiban pada periode anggaran yang bersangkutan. Konsep ini diperlukan dalam menghadap' ketidakpastian lingkungan operasional pemerintah daerah Pengkajian atas keterukuran dan ketersediaan yang melekat dalam arus manfaat ekonomi masa depan dilakukan atas dasar bukti yang dapat diperoleh pada saat penyusunan laporan keuangan pemerintah daerah. [to. Pencatatan dari setiap jenis pendapatan dan masing-masing nilai pendapatannya dicaiat sampai dengan rincian obyek. I" Pengembalian yang sifatnya normal dan berulang (recurring) atas penerimaan pendapatan pada periode penerimaan maupun pada periode sebelumnya dibukukan sebagai pengurang pendapatan. [* Koreksi dan pengembalian yang sifatnya tidak berulang (non-recurring) atas penerimaan pendapatan yang terjadi pada periode penerimaan pendapatan dibukukan sebagai pengurang pendapatan pada periode Vang sama. tan Akuntansi No. 06-6

Ifloreksi dan pengembalian yang sifatnya tidak berulang (non-recurring) \3tas penerimaan pendapatan yang terjadi pada periode sebelumnya dibukukan sebagai pengurang ekuitas dana lancar pada akun SILPA pada periode ditemukannya koreksi dan pengembalian tersebut. Dalam hal Badan Layanan Umum Daerah, pendapatan diakui bila besar l(emungkinan manfaat ekonomi masa depan akan mengalir ke perusahaan karena basis akuntansi yang digunakan adalah basis akrual sehingga pendapatan diakui pada saat terjadinya bukan pada saat diterimanya kas atau setara kas. Dengan demikian apabila pendapatan Badan Layanan Umum Daerah tersebut akan diakui sebagai pendapatan peme:!.!*ah daetuii rr.aka frarus diiakuaan penyesuaian ke basis kas berhubung adanya perbedaan dalam basis akuntansi yang digunakan. Tata cara penyesuaian pendapatan dari basis akrual ke basis kas secara lebi'n lanjut akan diaiur tarzondiri dalam Kobijakan Akuntansi untuk Badan Layanan Umum Daerah I Akuntansi pendapatan disusun untuk memenuhi kebutuhan pertanggungjawaban sesuai dengan ketentuan dan untuk keperluan \ pengendalian bagi manajemen pemerintah daerah, baik yang dicatat oleh SKPD maupun PPKD. WSAK5I PENDAPATAN BERBENTUK BARANG DAN JASA & Transaksi pendapatan dalam bentuk barang dan jasa harus dilaporkan dalam Laporan Realisasi Anggaran dengan cara menaksir nilai barang dan jasa tersebut pada tanggal transaksi. Disamping itu. transaksi semacam itu juga harus diunkap dalam Neraca dan Catatan atas Laporan Keuangan. Contoh transaksi berwujud barang dan jasa adalah hibah dalam wujud barang, dan barang rampasan. Biaya-biaya transaksi pendapatan dalam wujud barang dikapitalisasi ke dalam nilai perolehan barang yang diperoleh. *an Akuntansi No. 06-7 PEMERINTAH KOTAPAGAR ALAM

kjkuran hendapatan diukur dan dicatat berdasarkan azas bruto, yaitu dengan Ifljembukukan penerimaan bruto, dan tidak mencatat jumlah netonya I(setelah dikompensasikan dengan pengeluaran). pendapatan hibah dalam mata uang asing diukur dan dicatat pada tanggal transaksi menggunakan kurs tengah Bank Indonesia. IjGUNGKAPAN Hal-hal yang harus diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan terkait dengan pendapatan adalah: (a) Penerimaan pendapatan tahun berkenaan setelah tanggal berakhirnya tahun anggaran. (b) Penjelasan mengenai pendapatan yang pada tahun pelaporan yang bersangkutan terjadi hal-hal yang bersifat khusus. (c) Penjelasan sebab-sebab tidak tercapainya target penerimaan pendapatan daerah. (d) Konversi yang dilakukan akibat perbedaan klasifikasi pendapatan yang didasarkan pada Permendagri No. 13.tahun 2006 dan Permendagri No. 59 tahun 2007 tentang pcrubahan atas Permendagri No. 13 tahun 2C06 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah, dengan yang didasarkan pada PP No.-2.4 tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan. (e) Informasi lainnya yang ^ianggap perlu.? akan Akuntsnsi No. 06-8