HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN TINDAKAN PENCEGAHAN KEPUTIHAN PADA PELAJAR PUTRI SMA NEGERI 9 MANADO

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. Remaja adalah masa peralihan dari anak-anak ke dewasa yang ditandai

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG KEPUTIHAN DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN KEPUTIHAN PADA REMAJA PUTRI

Hubungan antara Tingkat Pendidikan dengan Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Menjaga Kebersihan Organ Genitalia Eksterna

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan. Pertumbuhan merupakan perubahan secara fisiologis sebagai

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG PERSONAL HYGIENE DENGAN TINDAKAN PENCEGAHAN KEPUTIHAN DI SMA NEGERI 9 SEMARANG TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. Keputihan (Leukore/fluor albus) merupakan cairan yang keluar dari vagina.

HUBUNGAN PERAN IBU SEBAGAI PENDIDIK DENGAN PERILAKU PERSONAL HYGIENE SISWI KELAS VII SMP NEGERI I TANGEN SRAGEN NASKAH PUBLIKASI

Atnesia Ajeng, Asridini Annisatya Universitas Muhammadiyah Tangerang ABSTRAK

Ria Mistika Mardalena 1, Sri Rahayu Sanusi 2, Asfriyati 2

Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Kesehatan Reproduksi Remaja dan Pencegahan Keputihan di SMK Muhammadiyah 1 Moyudan Sleman Yogyakarta

BAB 1 PENDAHULUAN. sikap dan tekad kemandirian manusia dan masyarakat Indonesia dalam rangka

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG KEPUTIHAN DENGAN SIKAP PERSONAL HYGIENE DI SMK NEGERI 1 NGAWEN GUNUNGKIDUL KARYA TULIS ILMIAH

HUBUNGAN PERAWATAN GENETALIA DENGAN KEJADIAN KEPUTIHAN PADA SANTRIWATI PONDOK PESANTREN AL IMAN SUMOWONO KABUPATEN SEMARANG

HUBUNGAN PERILAKU HYGIENE ORGAN REPRODUKSI DENGAN KEJADIAN ABNORMAL FLUOR ALBUS PADA REMAJA PUTRI DI SMP N 17 SURAKARTA

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI MENGENAI KEBERSIHAN GENITALIA EKSTERNA DAN KEJADIAN KEPUTIHAN DI SMA NEGERI 1 SUKODONO

BAB I PENDAHULUAN. selaput dinding perut atau peritonitis ( Manuaba, 2009). salah satunya adalah Keputihan Leukorea (Manuaba, 2009).

ANALISIS FAKTOR PERILAKU YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA KEPUTIHAN PADA SISWI SMK NEGERI 8 MEDAN. Oleh : RONAULI AGNES MARPAUNG

BAB I PENDAHULUAN. sosial secara utuh, yang tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Remaja didefinisikan sebagai masa peralihan dari masa kanakkanak

BAB I PENDAHULUAN. sosial secara utuh yang tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan,

Hubungan Antara Pengetahuan Tentang Vulva Hygiene dan Kejadian Keputihan Pada Wanita Perimenopause Di Desa Mojo Kecamatan Andong Boyolali

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. World Health Organization (WHO) mendefinisikan kesehatan adalah suatu

STUDI D IV KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NGUDI WALUYO UNGARAN

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERSONAL HYGIENE GENETALIA DENGAN MOTIVASI MERAWAT ORGAN GENETALIA PADA SISWI MTs TA MIRUL ISLAM SURAKARTA

PENDAHULUAN. Kesehatan reproduksi adalah suatu keadaan sejahtera fisik, mental dan

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG KEPUTIHAN DENGAN UPAYA PENCEGAHAN KEPUTIHAN PADA REMAJA PUTRI

LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

HUBUNGAN PERSONAL HYGIENE DAN PENGGUNAAN VAGINAL DOUCHING DENGAN KEJADIAN FLUOR ALBUS PATOLOGIS PADA SISWI MADRASAH ALIYAH NEGERI (MAN) MODEL 1 MANADO

Hubungan Pengetahuan Remaja Putri Kelas X Tentang Flour Albus Dengan

umur tahun berjumlah 2.9 juta jiwa (Susenas, 2006).

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG KESEHATAN GIGI DAN MULUT DENGAN TINDAKAN MENJAGA KEBERSIHAN GIGI DAN MULUT PADA MURID SD SHAFIYYATUL AMALIYYAH PADA TAHUN

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU PERSONAL HYGIENE ORGAN GENITALIA PADA PELAJAR PUTRI DI SMK N 7 SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. fisik maupun mental (Profil Kesehatan Jawa Tengah, 2009).

UNIVERSITAS UDAYANA GAMBARAN PERILAKU HYGIENE VAGINA PADA WUS YANG BERKUNJUNG KE PUSKESMAS DI KABUPATEN GIANYAR TAHUN 2015

Kata Kunci: Pengetahuan, Sumber Informasi, Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan hal yang penting dan patut. bagi kehidupan seorang pria maupun wanita.

PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi UNSRAT Vol. 4 No. 4 NOVEMBER 2015 ISSN

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi. Kata kunci : penyuluhan kesehatan, perilaku personal hygiene, menstruasi

BAB I PENDAHULUAN. dari kesehatan secara umum, sehingga upaya untuk mempertahankan. kondisi sehat dalam hal kesehatan reproduksi harus didukung oleh

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PERSONAL HYGIENE REMAJA PUTRI DENGAN TINDAKAN PENCEGAHAN KEPUTIHAN DI SMA SUTOMO 2 MEDAN TAHUN 2015 SKRIPSI

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG KEBERSIHAN GENETALIA DENGAN KEJADIAN KEPUTIHAN PADA SISWI SMA KELAS XI IPA DI SMA NEGERI 1 TAWANGSARI

BAB I PENDAHULUAN. Leukorea atau keputihan (white discharge/flour albus) adalah gejala

HUBUNGAN ANTARA SUMBER INFORMASI DAN PENGETAHUAN DENGAN SIKAP PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) SISWA PUTRI SMA NEGERI 9 MANADO

UNIVERSITAS UDAYANA LUH GD. DWI KARTIKA PUTRI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pada masa remaja bisa meningkat terutama dalam bidang repoduksi dikarenakan

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan reproduksi menurut World Health Organization (WHO)

HUBUNGAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI KELAS 2 TENTANG VULVA HYGIENE DENGAN KEPUTIHAN DI MTs MASHLAHIYAH KRECEK BADAS

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG VULVA HYGIENE DENGAN KEJADIAN KEPUTIHAN DI SMP MUHAMMADIYAH 1 YOGYAKARTA

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PEKERJA TENTANG APD TERHADAP PENGGUNAANNYA DI CV. UNGGUL FARM NGUTER

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

PENGARUH PAPARAN INFORMASI KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA TERHADAP PENGETAHUAN PENYAKIT MENULAR SEKSUAL SISWA SMA DI KECAMATAN BANJARSARI SURAKARTA

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 1, April 2015 ISSN

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG KEPUTIHAN DAN SIKAPKEBERSIHAN ORGAN KEWANITAAN DENGAN PERILAKU DALAM KEBERSIHAN ORGAN KEWANITAAN PADA REMAJA PUTRI

PENGETAHUAN TENTANG HYGIENE GENETALIA EKSTERNA SAAT MENSTRUASI PADA REMAJA DI DESA MINGGIRAN

ASSOCIATION BETWEEN KNOWLEDGE OF FEMALE TEENAGERSON REPRODUCTIVE HEALTH AND THE INCIDENCE OF FLUOR ALBUS AT SMPN 2 BANGLI BALI

HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI, BODY IMAGE, DAN PERILAKU MAKAN DENGAN STATUS GIZI SISWI SMAN 6 KOTA JAMBI TAHUN 2015

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN PERILAKU MENJAGA KEBERSIHAN GENITALIA EKSTERNA DENGAN KEJADIAN KEPUTIHAN PADA SISWI SMA NEGERI 4 SEMARANG

BAB 1 PENDAHULUAN. hormone yang dikendalikan oleh kelenjar hipofisis anterior yang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Bagi seorang wanita menjaga kebersihan dan keindahan tubuh

HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DI SMP MUHAMMADIYAH 1 YOGYAKARTA TAHUN 2011 NASKAH PUBLIKASI

KOSALA JIK. Vol. 3 No. 2 September 2015

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DAN PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU PERAWATAN VULVA HYGIENE PADA WANITA DI LAPAS SEMARANG TAHUN 2014

HUBUNGAN PRILAKU MENJAGA GENITALIA EKSTERNA DENGAN KEJADIAN KEPUTIHAN PADA SISWI KELAS XI SMA N 1 KECAMATAN PANGKALAN KOTO BARU TAHUN 2012

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN TINDAKAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAHU KOTA MANADO TAHUN

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG REKAM MEDIS DENGAN KELENGKAPAN PENGISIAN CATATAN KEPERAWATAN JURNAL PENELITIAN MEDIA MEDIKA MUDA

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU DENGAN TERJADINYA KEPUTIHAN PADA REMAJA PUTRI KELAS XI DI SMA KRISTEN 1 TOMOHON

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi resiko resiko kesehatan reproduksi. Kegiatan kegiatan seksual

Heni Hirawati P, Masruroh, Yeni Okta Triwijayanti. Keywords : Health Education, Lecture, Discussion Group, Knowledge, Hygiene of Genital Organs

HUBUNGAN MASALAH KEBERSIHAN VULVA DENGAN KEJADIAN KEPUTIHAN (FLOUR ALBUS) PADA SISWI SMA NEGERI 2 BANGKINANG TAHUN 2014

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG KEBERSIHAN GENETALIA EKSTERNA DENGAN KEPUTIHAN PATOLOGIS PADA SISWI SMA WIRA USAHA BANDUNGAN KABUPATEN

UPAYA MENINGKATKAN KEBERSIHAN GENETALIA REMAJA PUTRI UNTUK MENCEGAH KEJADIAN FLOUR ALBUS DI SMA DALAM MUHAMMADIYAH KALIREJO LAMPUNG TENGAH

HUBUNGAN SUMBER INFORMASI DAN SIKAP TENTANG SADARI PADA REMAJA PUTRI

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI MERAWAT KEBERSIHAN VULVA DENGAN KEJADIAN KEPUTIHAN PADA SISWI KELAS X DI SMA MUHAMMADIYAH 3 YOGYAKARTA TAHUN 2013

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PARTISIPASI PRIA DALAM KELUARGA BERENCANA DI LINGKUNGAN IV KELURAHAN TELING ATAS KOTA MANADO

Dinamika Kesehatan, Vol. 2 No. 2 Desember 2016 Herawati, et. al., Hubungan Pekerjaan & Vulva...

ABSTRAK FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI GANGGUAN MENSTRUASI PADA SISWI KELAS 2 SMA X KOTA BANDUNG TAHUN 2015

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi. Kata Kunci : Pengetahuan,Pekerjaan,Pendidikan,Pemberian ASI Eksklusif

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN PERILAKU TENTANG VULVA HIGIENE

ABSTRAK PERBEDAAN PENGETAHUAN, SIKAP, PERILAKU SISWA-SISWI SMA NEGERI X DENGAN SMA SWASTA X KOTA BANDUNG TERHADAP INFFEKSI MENULAR SEKSUAL

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Sikap Remaja Putri tentang Flour Albus di SMP Negeri 2 Trucuk Kabupaten Klaten

HUBUNGAN ANTARA PERILAKU GENITAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN FLUOR ALBUS PADA REMAJA PUTRI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan reproduksi adalah suatu keadaan sejahtera fisik, mental, dan

HUBUNGAN PEKERJAAN DAN VULVA HYGIENE DENGAN KEJADIAN KEPUTIHAN PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS SUNGAI BILU BANJARMASIN

Sartika Zefanya Watugigir Esther Hutagaol Rina Kundre

SKRIPSI. oleh Dita Dityas Hariyanto NIM

HUBUNGAN KOMPENSASI DAN DISIPLIN KERJA DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA TENAGA KEPERAWATAN DI RSJ. PROF. DR. V. L. RATUMBUYSANG MANADO

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 1, April 2016 ISSN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG KEBERSIHAN ALAT GENITALIA SAAT MENSTRUASI

PENGARUH PENGETAHUAN REMAJA TENTANG VULVA HYGIENE

BAB I PENDAHULUAN. kondisi inilah akan mudah terkena infeksi jamur. Keputihan yang terjadi

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG PERSONAL HYGIENE DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN KEPUTIHAN PADA REMAJA PUTRI DI SMAN 15 SEMARANG

KARYA TULIS ILMIAH PENGETAHUAN REMAJA TENTANG CARA MENJAGA KESEHATAN ALAT REPRODUKSI WANITA DI MAN 2 PONOROGO

HUBUNGAN ANTARA PROGRAM PENDIDIKAN SISWA DENGAN TINGKAT KECEMASAN DI SMA NEGERI 3 SURAKARTA SKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan

HUBUNGAN PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN KEPUTIHAN PADA REMAJA PUTRI DI SMA MUHAMMADIYAH 5 YOGYAKARTA

HALAMAN PERSETUJUAN. Proposal Penelitian dengan Judul: Tingkat Pengetahuan Tentang Penyebab dan Pencegahan Keputihan

RIA MISTIKA MARDALENA NIM.

HUBUNGAN STATUS GIZI DAN USIA MENARCHE DENGAN DISMENORHEA PRIMER PADA REMAJA PUTRI KELAS XI SMA NEGERI 15 PALEMBANG

Transkripsi:

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN TINDAKAN PENCEGAHAN KEPUTIHAN PADA PELAJAR PUTRI SMA NEGERI 9 MANADO RELATIONSHIP BETWEEN KNOWLEDGE AND ATTITUDE WITH PRACTICES OF PREVENTION OF LEUCORRHOEA AMONG FEMALE STUDENTS OF SENIOR HIGH SCHOOL 9 MANADO Meyni Rembang 1, Franckie R.R Maramis 2, Gene Kapantow 3 Bidang Minat Administrasi Kebijakan Kesehatan, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado Abstrak Latar Belakang : Leucorhea (white discharge, fluor albus, keputihan) adalah nama gejala yang diberikan kepada cairan yang dikeluarkan dari alat-alat genital yang tidak berupa darah. Semua wanita dengan segala umur dapat mengalami keputihan berdasarkan data penelitian tentang kesehatan reproduksi wanita menunjukkan 75% wanita di dunia pasti menderita keputihan. Lebih dari 70% wanita indonesia mengalami keputihan yang disebabkan oleh jamur dan parasit seperti cacing kremi atau protozoa (Trichomonas vaginalis). Metode Penelitian : Penelitian ini bersifat observasional analitik dengan menggunakan rancangan penelitian cross-sectional. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari-Mei tahun 2013 di SMA Negeri 9 Manado dengan total populasi 398 siswi dengan sampel yang diteliti berjumlah 80 siswi kelas X dan kelas XI. Instrumen dalam penelitian yaitu menggunakkan kuisioner. Hasil dianalisa dengan menggunakan uji Fisher Exact dengan α = 0,05. Hasil Penelitian : Hasil penelitian yang diperoleh yaitu responden dengan pengetahuan baik tentang keputihan sebanyak 72 (90,0) responden, dan pengetahuan kurang tentang keputihan berjumlah 8 (10,0%) responden. Berdasarkan sikap pencegahan keputihan, sikap baik berjumlah 55 (68,755%) dan sikap tidak baik berjumlah 25 (31,25%), berdasarkan tindakan pencegahan keputihan, tindakan pencegahan baik berjumlah 45 (56,25%) responden, dan tidak baik berjumlah 35 (43,75%) responden. Kesimpulan : Variabel sikap memiliki hubungan bermakna dengan tindakan pencegahan keputihan (0,000). Sedangkan variabel pengetahuan tidak memiliki hubungan yang bermakna dengan tindakan pencegahan keputihan (0,495). Kata Kunci : Tindakan Pencegahan Keputihan, Pengetahuan, Sikap. Abstract Background : Leucorhea (white discharge, fluoride albus, white) is the name given to symptoms of fluid removed from devices that do not form genital blood. All women of every age can experience vaginal, discharge is based on the data on women's reproductive health research shows 75% of women in the world would suffer from vaginal discharge. More than 70% of Indonesian women experience vaginal discharge caused by fungi and parasites such as pinworms or protozoa (Trichomonas vaginalis). Objective: The objective of this study was to analys the relationship between knowledge and attitude with practices of prevention of leucorrhea among female students of senior high school 9 Manado. Methods: The study was an observational analytic study using cross-sectional design. This study was conducted in January-May of 2013 in Senior High School 9 Manado with a total population of 398 students with the studied sample was 80 students of class X and class XI. Instrument used in the study was questionnaires. Data were analyzed using Fisher's Exact test with CI of 95% the sicnificance level of 5% (α = 0,05). Results: The results showed that respondents who had good knowledge were as many as 72 (90,0%) respondents and 8 (10%) respondents had poor knowledge on leucorrhea. In ternt of attitude there were 55 (69%) respondents had good attitude while 25 (31%) respondents had poor attitude of leucorrhea. Furthermore, 45 (56%) respondents were good in act of preventing leucorrhea where

as 35 (44%) respondents were not. Conclusion: bivariate analysis indicated that attitude variable was related with prevention action (P = 0,000) however, knowledge variable was not related with prevention action on leucorrhea (P= 0,724). In conclusion knowledge has no relationship with prevention practices but attitude has relationship with prevention practices on leucorrhea. Keywords : Leucorhea, Knowledge, Attitude, Prevention

PENDAHULUAN Leucorhea (white discharge, fluor albus, keputihan) adalah nama gejala yang diberikan kepada cairan yang dikeluarkan dari alat-alat genital yang tidak berupa darah. Mungkin leucorhea merupakan gejala yang paling sering dijumpai pada penderita ginekologik; adanya gejala ini diketahui penderita karena mengotori celananya. Dapat dibedakan antara leukorea yang fisiologik dan leukorea yang patologik. Leukorea fisiologik terdiri atas cairan yang kadangkadang berupa mukus yang mengandung banyak epitel dengan leukosit yang jarang, sedang pada leukorea patologik terdapat banyak leukosit. Penyebab paling penting dari leukorea patologik ialah infeksi. Disini cairan mengandung banyak leukosit dan warnanya agak kekuning-kuningan sampai hijau, seringkali lebih kental dan berbau. Radang vulva, vagina, serviks dan kavum uteri dapat menyebabkan leukorea patologik (Prawirohardjo S,dkk, 2007). Semua wanita dengan segala umur dapat mengalami keputihan berdasarkan data penelitian tentang kesehatan reproduksi wanita menunjukkan 75% wanita di dunia pasti menderita keputihan. Lebih dari 70% wanita indonesia mengalami keputihan yang disebabkan oleh jamur dan parasit seperti cacing kremi atau protozoa (Trichomonas vaginalis). Angka ini berbeda tajam dengan eropa yang hanya 25% saja karena cuaca di indonesia yang lembab sehingga mudah terinfeksi jamur candida albicans yang merupakan salah satu penyebab keputihan (Bahari, 2012). Menurut Aulia (2012) di Indonesia 95% kasus kanker leher rahim yang terjadi pada wanita ditandai dengan keputihan. Selain itu, keputihan tidak mengenal usia. Cuaca lembab juga ikut mempengaruhi terjadinya keputihan. Keputihan yang dibiarkan bisa merembet ke rongga rahim kemudian ke saluran indung telur dan sampai ke indung telur yang akhirnya menjalar hingga ke rongga panggul (Burhani, 2012). Menurut Undang-Undang RI No.39 Tahun 2009 tentang Kesehatan pada pasalnya yang ke 137 ayat 1 menyebutkan bahwa Pemerintah berkewajiban menjamin agar remaja dapat memperoleh edukasi, informasi, dan layanan mengenai kesehatan remaja agar mampu hidup sehat dan bertanggung jawab. Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah untuk mengatasi kesehatan reproduksi dikalangan remaja di antaranya melalui program Pusat Informasi dan Konseling Kesehatan Reproduksi Remaja (PIK-KRR) (Undang-undang Kesehatan, 2009). Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Pendidikan Kota Manado meengenai jumlah remaja usia 15-24 tahun yang mendapat penyuluhan tentang kesehatan reproduksi didapati di kota Manado hanya 18 orang, dan dari 18 orang tersebut dari kecamatan Malalayang hanya 2 orang (Manado dalam Angka 2012). Berdasarkan uraian latar belakang diatas, peneliti tertarik untuk meneliti pengetahuan, sikap, dan tindakan pencegahan keputihan pada pelajar putri di SMA Negeri 9 Manado. Dan setelah peneliti berkonsultasi dengan pihak sekolah yaitu SMA Negeri 9 Manado menyatakan bahwa disekolah ini belum pernah diadakannya penelitian tentang topik tersebut. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode Survey Analitik, dengan menggunakan pendekatan Cross Sectional Study (Potong Lintang). Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 9 Manado pada bulan Januari-April 2012. Populasi dalam penelitian adalah seluruh siswi kelas X dan kelas XI SMA Negeri 9 Manado dengan jumlah populasi yaitu sebanyak 398 orang, yang terdiri dari jumlah siswi kelas X sebanyak 141 orang dan jumlah siswi kelas XI sebanyak 257 orang. Jumlah sampel pada penelitian ini ditentukan dengan menggunakan rumus: N n = 1 + N ( d 2 ) Keterangan: N = Besar Populasi n = Besar sampel d = Tingkat ketepatan yang diinginkan (10%) Berdasarkan rumus tersebut diperoleh jumlah sampel sebanyak 80 responden. Pengambilan sampel yang akan menjadi responden dalam penelitian ini dilakukan dengan cara Cluster Random Sampling atau

pengambilan sampel acak kelompok, dimana melakukan pembagian populasi studi emnjadi beberapa bagian (Blok) sebagai cluster dan dilakukan pengambilan sampel kelompok cluster tersebut (Budiarto, 2001). Teknis pelaksanaan pengambilan sampel setelah membagi jumlah sampel ke dalam dua kelompok besar sesuai dengan tingkatan kelasnya, kemudian tahap selanjutnya dalam pelaksanaannya pengambilan data yaitu dengan mengambil daftar hadir dari seluruh siswi kelas X dan XI oleh peneliti. Setelah memperoleh daftar hadir, maka peneliti kemudian mengurutkan daftar hadir siswi tersebut sesuai dengan jumlah masing-masing tingkatan kelas yaitu kelas X di urutkan 1-141, kemudian kelas XI di urutkan 1-257. Dari data yang telah diurutkan tersebut, peneliti kemudian melakukan undi secara acak dari masing-masing tingkatan kelas sesuai dengan perolehan perhitungan secara proporsional yaitu kelas X di cabut undi secara acak sebanyak 28 orang, dan kelas XI sebanyak 52 orang. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian di SMA Negeri 9 Manado diperoleh sampel sebanyak 80 siswi yang terdiri dari 28 siswi (35%) kelas X dan kels XI sebanyak 52 (65%) siswi. Sebagian besar responden dalam penelitian ini merupakan siswi dengan usia 16 tahun sejumlah 42 (52,5%) orang, kemudian responden dengan usia 15 tahun sejumlah 28 (35%) orang, diikuti dengan responden yang berusia 17 tahun sejumlah 8 (10%) orang, dan yang paling sedikit responden dengan usia 14 tahun sejumlah 2 (2,5%) orang. Hal tersebut menunjukan bahwa responden dalam penelitian ini terbanyak yaitu pada usia 16 tahun dimana usia ini tergolong dalam masa remaja pertengahan (middle adolsence). Berdasarkan hasil skoring yang telah ditetapkan dengan menggunakan 10 item pertanyaan untuk mengukur variabel pengetahuan responden, diketahui bahwa responden yang memiliki pengetahuan baik tentang keputihan yaitu sejumlah 72 (90%) orang dan sejumlah 8 (10%) orang pengetahuan tentang keputihannya kurang. Data sikap pencegahan keputihan siswi berdasarkan hasil skoring yang telah di tetapkan dengan menggunakan 12 item pertanyaan untuk mengukur variabel sikap pencegahan responden dalam penelitian ini, yang memiliki sikap baik tentang pencegahan keputihan sejumlah 65 (68,75%) orang, dan presentase siswi dengan sikap pencegahan yang tidak baik sejumlah 25 (31,25%). Berdasarkan hasil skoring yang telah ditetapkan dengan menggunakan 10 item pertanyaan untuk mengukur variabel tindakan pencegahan responden dalam penelitian ini, hasil penelitian tindakan pencegahan keputihan merupakan hasil akumulasi dari 10 pertanyaan tindakan pencegahan, dimana yang memiliki tindakan pencegahan keputihan baik sejumlah 45 (56,25%), dan yang memiliki tindakan pencegahan tidak baik sejumlah 35 (43,75%). Hubungan antara tingkat pengetahuan dengan Tindakan Pencegahan Tabel silang untuk melihat hubungan antara variabel tingkat pengetahuan dengan tindakan pencegahan keputihan dapat dilihat pada tabel 1. Tabel 1 Hubungan antara tingkat pengetahuan dengan tindakan pencegahan keputihan. Tindakan Pencegahan Total ρ* Pengetahuan Tidak Baik Baik N % N % Kurang 4 5,0 4 5,0 8 Baik 31 38,8 41 51,3 72 Total 35 43,8 45 56,3 80 * Fisher's Exact Test 0,495 Pada tabel 1 terlihat bahwa responden dengan tingkat pengetahuan baik dengan tindakan pencegahan baik sebanyak 41 (51,3%) responden, sedangkan dengan pengetahuan baik dan tindakan pencegahan tidak baik berjumlah 31 (38,8%) responden. Kemudian untuk responden dengan pengetahuan kurang namun dengan tindakan pencegahan baik berjumlah 4 (5,0) responden, sedangkan responden dengan pengetahuan

kurang dan tindakan pencegahan tidak baik berjumlah 4 (5,0) responden. Tabel 1 menunjukan bahwa hasil uji statistik melalui uji chi-square dengan menggunakan bantuan software SPSS versi 19, memperoleh nilai probabilitas sebesar 0,495 dengan tingkat kesalahan (α) 0,05 yang berarti tidak ada hubungan bermakna antara tingkat pengetahuan dengan tindakan pencegahan keputihan pada siswai di SMAN 9 Manado. Ayiningtyas dan Suryaatmadja (2011) dalam penelitiannya mengenai Hubungan Antara Pengetahuan Dan Perilaku Menjaga Kebersihan Genitalia Eksterna Dengan Kejadian Keputihan Pada Siswi SMA Negeri 4 Semarang mengungkapkan bahwa Kejadian keputihan dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan mengenai kebersihan genitalia eksterna. Hubungan antara Sikap dengan Tindakan Pencegahan Tabel silang untuk melihat hubungan antara variabel Sikap dengan tindakan pencegahan keputihan dapat dilihat pada tabel 2. Tabel 2 Hubungan antara sikap dengan tindakan pencegahan keputihan. Sikap Tidak Baik Baik Tindakan Pencegahan Tidak Baik Baik N % N % 23 12 Total 35 * Fisher's Exact Test 28, 8 15, 0 43, 8 2 43 45 2,5 53, 8 56, 3 Total ρ* 25 55 80 0,000 Tabel 2 menunjukan bahwa responden dengan sikap yang baik dan memiliki tindakan pencegahan yang baik berjumlah 43 (53,8%) responden, sedangkan yang dengan sikap baik dan memiliki tindakan pencegahan tidak baik berjumlah 12 (15,0%) responden. Kemudian responden dengan sikap tidak baik namum memiliki tindakan pencegahan baik berjumlah 2 (2,5) responden, sedangkan yang memiliki sikap tidak baik dengan tindakan pencegahan tidak baik berjumlah 23 (28,8) responden. Tabel 2 menunjukan bahwa hasil analisis hubungan menggunakan uji chi-square dengan bantuan software Statistical Product For Service Solution (SPSS) versi 19 memperoleh nilai probabilitas sebesar 0,000 dengan tingkat kesalahan (α) 0,05 yang berarti ada hubungan yang bermakna antara sikap dengan tindakan pencegahan keputihan pada Pelajar Putri SMA Negeri 9 Manado. Hasil penelitian ini sama dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Noer (2007) dimana dalam penelitiannya yang berjudul Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Remaja Puteri Tentang Keputihan (Fluor Albus) Dengan Upaya Pencegahannya (Studi Pada Siswi Tunas Patria Unggaran Tahun 2007), mengungkapkan bahwa ada hubungan sikap siswi dengan upaya pencegahan keputihan. Demikian pula penelitian yang dilakukan oleh Amelia, dkk (2011) dalam penelitiannya yang berjudul Gambaran Perilaku Remaja Putri Menjaga Kebersihan Organ Genitalia Dalam Mencegah Keputihan mengungkapkan bahwa sikap tentang menjaga kebersihan organ genitalia dalam mencegah keputihan berperan penting dalam membentuk tindakan remaja putri menjaga kebersihan organ genitalia dalam mencegah keputihan. PENUTUP A. Kesimpulan 1. Responden yang memiliki pengetahuan baik tentang keputihan sebanyak 72 orang (90,0) dan responden dengan pengetahuan yang kurang berjumlah 8 orang (10,0%). 2. Responden yang memiliki sikap baik berjumlah 55 orang (68,75%) dan responden dengan sikap tidak baik berjumlah 25 orang (31,25%). 3. Responden yang memiliki tindakan pencegahan baik berjumlah 45 orang (56,25%) dan responden dengan tindakan pencegahan tidak baik berjumlah 35 orang (43,75%).

4. Tidak terdapat hubungan antara pengetahuan dengan tindakan pencegahan keputihan pada pelajar putri SMA Negeri 9 Manado. 5. Terdapat hubungan antara sikap dengan tindakan pencegahan keputihan pada pelajar putri SMA Negeri 9 Manado. B. Saran 1. Perlunya pihak sekolah menyediakan berbagai informasi bersifat edukatif bagi para siswa dan siswi berupa membentuk program Pusat Informasi dan Konseling Kesehatan Reproduksi Remaja (PIK KRR) yang berhubungan dengan organ reprooduksi dan cara menjaga kesehatan organ reproduksi, yang diharapkan dapat menambah pengetahuan siswi juga menjadi tambahan informasi tentang permasalahan kesehatan reproduksi remaja khusunya bagi para siswi sekolah menengah atas. 2. Perlunya dilakukan penelitian tentang faktorfaktor lain yang mempengaruhi tindakan pencegahan seperti persepsi, media massa, peran orang tua, dan peran guru. DAFTAR PUSTAKA Amelia MR, Dewi YI, Karim D. Gambaran Perilaku Remaja Putri Menjaga Kebersihan Organ Genitalia Dalam Mencegah Keputihan. Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Riau. (Online). http://repository.unri.ac.id/bitstream/1234567 89/ 1880/1/ MANUSKRIP%20MELIZA%20RIZKY.pdf. Diakses pada tanggal 2 Mei 2013. Siswi SMA Negeri 4 Semarang. Tesis.Semarang: Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro. Badan Pusat Statistik. 2012. Katalog BPS Manado Dalam Angka 2012. Bappeda Kota Manado. Bahari,H. 2012.Cara Mudah Atasi Keputihan. Jogjakarta:BUKUBIRU Budiarto,E. 2001. Biostatistika untuk Kedokteran dan Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Buku Kedokteran EGC. Burhani,F.2012.Buku Pintar Miss V:Cara Cerdas Merawat Organ Intim Wanita.Yokyakarta:Araska Noer,WH. 2007. Hubungan Pengetahuan dan Sikap Dengan Remaja Putri Tentang Keputihan (Fluor Albus) Dengan Upaya Pencegahannya (Studi Pada Siswi SMA Tunas Patria Ungaran Tahun 2007. (Online). http://eprints.undip.ac.id/4320/1/3256.pdf. Diakses pada tanggal 2 Mei 2013. Prawirohardjo S, dkk. 2007. Ilmu Kandungan.Jakarta:Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo..Undang-Undang Kesehatan. 2009. Bandung:Fokusmedia.. Aulia.2012.Serangan-serangan Penyakit Khas Pada Wanita Paling Sering Terjadi.Jogjakarta:BUKUBIRU. Ayiningtyas,D.2011.Hubungan antara Pengetahuan dan Perilaku Menjaga Kebersihan Genetalia Eksterna Dengan Kejadian Keputihan pada