BAB I. Pendahuluan. usia tersebut otak anak tidak mendapat rangsangan yang maksimal, maka potensi otak anak

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam UU RI NO.20 TH 2003 adalah:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Helga Annisa, 2013

BAB I PENDAHULUAN. oleh mutu pendidikan dari bangsa itu sendiri. Pendidikan yang tinggi akan

BAB I PENDAHULUAN. cepat di berbagai aspek perkembangannya dalam rentang perkembangan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dadan Nugraha, 2013

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BUPATI LAMANDAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMANDAU NOMOR 19 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir

BAB I PENDAHULUAN. keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan anak merupakan masa emas (golden period) atau Jendela

PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 27 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD) DI KABUPATEN ACEH TIMUR

II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Deskripsi Teoritis Tinjauan tentang Guru, Kompetensi, Kompetensi Pedagogik, dan PAUD

BAB I PENDAHULUAN. Pembinaan Tutor Oleh Gugus PAUD Dalam Rangka Meningkatkan Kinerja Tutor PAUD Di Desa Cangkuang Rancaekek

BAB I PENDAHULUAN. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

PENDIDIKAN TPA & KB. Martha Christianti

Pendidikan TPA/ KB. Eka Sapti C

BAB I PENDAHULUAN. (Pasal 1 UU Sisdiknas No.20 Tahun 2003). Dari bagian-bagian itu tidak

BAB I PENDAHULUAN. dari berbagai pihak yaitu pemerintah, masyarakat, dan steakholder yang terdiri

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan di Indonesia sangat berkembang pesat. Pemerintah

Oleh : Badru Zaman, M.Pd PENDIDIKAN GURU ANAK USIA DINI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Anak Usia Dini menurut NAEYC (National Association Educational

PENGEMBANGAN MODEL POS PAUD KELILING

BAB I PENDAHULUAN. Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul merupakan aset yang paling berharga

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dasar, pendidikan menengah maupun pendidikan tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. adalah mempersiapkan anak dengan memperkenalkan berbagai pengetahuan, sikap/prilaku,

BUPATI ALOR PERATURAN BUPATI ALOR NOMOR 16 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

Eksistensi Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Terpadu

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATERI PEDAGOGIK GURU KELAS PAUD/TK BAB I PENDAHULUAN

-3- Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN dan BUPATI HULU SUNGAI SELATAN MEMUTUSKAN :

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU - PAUD JURUSAN PEDAGOGIK FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2009

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU - PAUD JURUSAN PEDAGOGIK FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. sehingga kebutuhan anak usia dini terlayani sesuai dengan masa. perkembangannya. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

PERANAN PAUD DALAM PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA Disajikan pada pelatihan Tutor PAUD di Bekasi Oleh Babang Robandi PLS-FIP UPI

BAB I PENDAHULUAN. hlm 3. 1 Suyadi, Manajemen PAUD, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2011),

BAB I PENDAHULUAN. Undang - Undang Sisdiknas No.20 tahun 2003 menyatakan bahwa. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) sebagai suatu upaya pembinaan yang

I. PENDAHULUAN. berkualitas. Menurut Undang-undang Sisdiknas, Pendidikan adalah usaha

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Melda, 2013

BAB I PENDAHULUAN. sebagai usaha mengoptimalkan potensi-potensi luar biasa anak yang bisa

RAGAM DAN INOVASI PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DI INDONESIA (Kajian terhadap Model-Model Pendidikan Anak Usia Dini)

BAB I PENDAHULUAN. pilar yaitu, learning to know, learning to do, learning to be, dan learning to live

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Anak adalah aset bangsa yang paling berharga. Karena anak adalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha yang dilakukan keluarga, masyarakat,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANTAENG TAHUN 2015 NOMOR 1 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTAENG NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. pendidikannya. Dalam pengembangan pendidikan di Indonesia pihak

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik secara

BAB I PENDAHULUAN. tua, lingkungan masyarakat sekitarnya, dan negara. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasiona No 20 Tahun 2003 Bab I Pasal 1

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan sebagai salah satu syarat tujuan pembangunan. Pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. fisik dan psikis yang siap merespon stimulasi yang diberikan oleh. anak perlu diberi stimulasi yang optimal melalui pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SENTRA BALOK DI PAUD ISLAM MAKARIMA KARTASURA TAHUN AJARAN 2013/2014

BAB I PENDAHULUAN. kemungkinan, menghasilkan strategi dan berfantasi. 1

BAB I PENDAHULUAN. Nasional Pasal 28 menyatakan bahwa: (1) Pendidikan Anak Usia Dini

BAB I PENDAHALUAN. Pendidikan Anak Usia Dini Taman Kanak-kanak merupakan. sekarang ini, salah satu upaya ke arah tersebut adalah Pendidikan Anak Usia

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan harkat martabat manusia. Pendidikan akan menciptakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum

I. PENDAHULUAN. Anak usia dini berada pada rentang usia 0-8 tahun (NAEYC, 1992). Anak usia

DIREKTORAT PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN NONFORMAL DIREKTORAL JENDERAL PENINGKATAN MUTU PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

BAB II KAJIAN TEORETIS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Usia anak-anak merupakan hal yang penting untuk diperhatikan, karena

BAB I PENDAHULUAN. usia emas perkembangan ( golde age ). Untuk melejitkan potensi perkembangan tersebut, setiap

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Artinya, pendidikan diharapkan dapat membuat manusia menyadari

PERAN PEMERINTAH DALAM PENGEMBANGAN PAUD DI INDONESIA. Annisa Meitasari Wahyono

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan sumber daya manusia menuju era globalisasi. Suatu era yang

BAB I PENDAHULUAN. terhadap apa yang dilihat, didengar, dan dirasakan. Anak seolah-olah tidak

WALIKOTA SOLOK PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN WALIKOTA SOLOK NOMOR 15 TAHUN 2017 TENTANG

I. PENDAHULUAN. Pendidkan anak usia dini mengalami perkembangan yang sangat pesat, hal

BAB I PENDAHULUAN. ketika anak lahir. Tidak semua masyarakat Indonesia menyadari pentingnya

BAB I PENDAHULUAN. Penerapan Metode Pembiasaan Dalam Menumbuhkan Karakter Kemandirian Anak Usia Dini 5-6 Tahun Di Lingkugan Keluarga

KONSEP DASAR PENDIDIKAN PAUD. Oleh: Fitta Ummaya Santi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Vera Nurfadillah, 2014 Optimalisasi Peran Orangtuapekerja Dalam Pembentukan Kemandirian Anak Usia Dini

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi sosial yang diakselerasi dengan perkembangan ilmu pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN. (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak

Pendidikan Dasar Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan menengah.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas tinggi.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dessy Asri Astrianty, 2013

II. TINJAUAN PUSTAKA. yang dikehendaki tanpa menghiraukan faktor-faktor tenaga, waktu, pikiran dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Undang-undang No. 20 Tahun 2003 sebagai Bibit Perkembangan PAUD di Indonesia. Mela Nugradini

SALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 58 TAHUN 2009 TANGGAL 17 SEPTEMBER 2009 STANDAR PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

PROFIL KOMPETENSI PEDAGOGIK PENDIDIK ANAK USIA DINI. Indra Zultiar Dosen Pendidikan Guru PAUD FKIP UMMI

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYELENGGARAAN KELOMPOK BERMAIN DI KB IDAMAN DESA SOGU KECAMATAN MONANO KABUPATEN GORONTALO UTARA.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Nomor 20 tahun 2003 pasal 1 ayat 14.

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. jamak (multiple intelegence) maupun kecerdasan spiritual. yaitu usia 1-6 tahun merupakan masa keemasan (golden age), yang pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak usia dini merupakan manusia yang memiliki karakteristik yang

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Maya Juariah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. bayi, balita hingga masa kanak-kanak. Kebutuhan atau dorongan internal

BAB I PENDAHULUAN. Masa kanak-kanak dari usia 0-8 tahun disebut masa emas (golden age)

Transkripsi:

BAB I Pendahuluan A. Latar Belang Masalah Hasil penelitian di bidang neurologi oleh Osborn, White dan Bloom menyebutkan bahwa pada usia 4 tahun pertama separuh kapasitas kecerdasan manusia sudah terbentuk. Bila pada usia tersebut otak anak tidak mendapat rangsangan yang maksimal, maka potensi otak anak tidak akan berkembang. (Ernawati, 2011 dalam http://pengelolaan-paud-terintegrasiposyandu.html diakses tanggal 17 September 2011). Penemuan tentang otak yang perkembangannya sangat pesat pada usia dini ini menyadarkan kita akan pentingnya pendidikan anak usia dini. Hasil penelitian tentang otak ini juga mendorong pemerintah dalam hal ini Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) untuk memfasilitasi terbentuknya lembaga PAUD. PAUD secara resmi tertuang didalam UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas). Hal ini menunjukkan eksistensi PAUD dalam Sistem Pendidikan Nasional. PAUD sebagai bagian dari Sistem Pendidikan Nasional diperkuat dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia (Permendiknas) No.58 tahun 2009 tentang standar PAUD. PAUD diselenggarakan sebelum jenjang pendidikan dasar dapat dilakukan melalui jalur pendidikan formal, nonformal dan informal. PAUD pada jalur pendidikan formal berbentuk Taman Kanak-kanak (TK), atau Raudatul Athfal (RA) atau bentuk lain yang sederajat. PAUD pada jalur nonformal berbentuk kelompok bermain (KB), Taman Penitipan Anak (TPA), atau bentuk 1

2 lain yang sederajat. PAUD pada jalur informal berbentuk pendidikan keluarga atau lingkungan masyarakat dimana ia tinggal (Noorlaila, 2010:14). Satuan Paud Sejenis (SPS) adalah lembaga yang menyelenggarakan pendidikan diluar TK, KB dan TPA yang penyelenggaraannya dapat diintegrasikan dengan layanan anak usia dini yang ada di masyarakat seperti pos pelayanan terpadu (Posyandu), bina keluarga balita (BKB), taman pendidikan Alqur an dan semua layanan anak usia dini yang berada dibawah binaan agama lainnya, atau semua kelompok layanan anak usia dini yang berada dibawah binaan organisasi wanita/organisasi kemasyarakatan. Diantara satuan PAUD sejenis ini adalah Pos PAUD. Pos PAUD adalah bentuk layanan PAUD yang penyelenggaraannya diintegrasikan dengan layanan Bina Keluarga Balita (BKB) dan Posyandu. (Ernawati, 2011 dalam http://pengelolaan-paud-terintegrasi-posyandu.html diakses tanggal 17 September 2011). Kehadiran Pos PAUD dimaksudkan untuk menampung anak usia dini usia 0-6 tahun yang tidak terlayani PAUD lainnya. Pendidik Pos PAUD berasal dari kader yang memiliki latar belakang pendidikan SLTA atau sederajat, mendapatkan pelatihan PAUD dan bersedia bekerja secara sukarela. Tugas Kader meliputi menyiapkan administrasi kelompok, menyusun rencana kegiatan, menata lingkungan main, memimpin anak dalam bermain, melakukan kegiatan inti hingga mengevaluasi kegiatan dalam sehari dan merencanakan kegiatan berikutnya bersama kader lainnya. KB merupakan salah satu bentuk satuan pendidikan nonformal yang memberikan layanan pada anak usia dini dengan menerapkan basis bermain. Program pendidikan di KB adalah seperangkat aktifitas yang dilakukan dalam rangka mencapai tumbuh kembang anak yang optimal. Tujuan penyelenggaraan pendidikannya memberikan pelayanan pendidikan

3 prasekolah agar anak dapat mengembangkan kehidupan beragama, kemandirian, kemampuan berbahasa, daya pikir, emosi, kemampuan bermasyarakat, ketrampilan motorik halus dan kasar dan meningkatkan proses tumbuh kembang anak secara wajar (www.skbpekalongan.com diakses 2 Oktober 2011). Program pendidikan ini kemudian menempatkan posisi guru sebagai pendamping, pembimbing serta fasilitator bagi anak. Maka kebutuhan penyiapan pendidik yang mampu mengasuh, membimbing anak usia dini merupakan suatu keharusan. Pendidik KB disyaratkan mempunyai kualifikasi kompetensi sebagai guru dan guru pendamping. Kompetensi guru dan guru pendamping meliputi kompetensi kepribadian, kompetensi profesional, kompetensi pedagogik, dan kompetensi sosial (Petunjuk teknis Penyelenggaraan Kelompok Bermain, 2011:14). Kewajiban pendidik adalah membimbing anak, menyiapkan lingkungan belajar yang mendukung semua potensi anak dan pembentukan sikap perilaku anak. Pendidik anak usia dini ini disebut sebagai guru PAUD, baik yang mengajar di TK, maupun KB dan TPA (Sudjiono, 2011:34). Menurut Permendiknas No. 58 tahun 2009 tentang standar PAUD, pendidik anak usia dini adalah profesional yang merencanakan, melaksanakan proses pembelajaran dan menilai hasil pembelajaran, serta melakukan pembimbingan, pengasuhan dan perlindungan anak usia dini. Pendidik PAUD bertugas diberbagai layanan baik pada jalur pendidikan formal maupun jalur nonformal seperti TK/RA, KB, TPA dan bentuk lain yang sederajat. Oleh karena itu sebutan guru PAUD tidak hanya berlaku bagi pendidik yang bertugas di jalur pendidikan formal tetapi juga pada pendidikan nonformal. Kenyataan dilapangan menunjukkan bahwa sebutan bagi para pendidik KB oleh anak disebut juga guru.

4 PAUD merupakan pendidikan yang melibatkan seluruh aspek perkembangan anak mencakup kepedulian akan perkembangan fisik, kognitif dan sosial. Pembelajaran di organisasikan sesuai dengan minat-minat dan gaya belajar anak (Santrock, 2007:241). Masa usia dini adalah masa bermain dan setiap anak mempunyai gaya belajar berbeda-beda, diperlukan pengorganisasian pembelajaran yang baik agar tugas-tugas perkembangan anak usia dini dapat tercapai. Hal ini membuat peran pendidik sangat penting. Pentingnya peran pendidik membuat guru dituntut lebih professional dalam menjalankan tugas. Professional memiliki tiga ciri diantaranya: Pertama, mengandung unsur pengabdian. Kedua, mengandung unsur idealisme. Ketiga, mengandung unsur pengembangan. Unsur pengabdian yaitu setiap profesi harus dikembangkan untuk memberikan pelayanan tertentu kepada masyarakat. Pelayanan itu dapat berupa pelayanan individual maupun kolektif (Bafadal, 2008 :84). Unsur-unsur yang menjadi ciri profesionalitas guru atau pendidik seharusnya dimiliki juga oleh Pendidik KB sehingga dapat bersikap professional dalam menjalankan pekerjaannya. Seseorang akan bekerja secara professional bilamana orang tersebut memiliki kemampuan (ability) dan motivasi (motivation). Seseorang akan bekerja secara professional bilamana memiliki kemampuan kerja yang tinggi dan kesungguhan hati untuk mengerjakan dengan sebaik-baiknya. Sebaliknya seseorang tidak akan bekerja professional bilamana hanya memenuhi salah satu diantara dua persyaratan diatas. Betapapun tinggi motivasi kerja seseorang tidak akan sempurna menyelesaikan tugas-tugasnya bila ia tidak didukung oleh kemampuan (Zainurie, 2007:2). Pendidik pada KB di harapkan memiliki kemampuan dan motivasi sehingga ia dianggap professional dan memiliki kompetensi sebagai pendidik PAUD.

5 Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa masih banyak pendidik yang belum memiliki kualifikasi dan kompetensi sebagai pendidik. Menurut Kasi PAUD formal Subdit PTK PAUDNI Kemendikbud Alhidayati Aziz, bahwa guru PAUD yang berpendidikan sarjana atau D4 yang disyaratkan dalam regulasi jumlahnya masih sangat minim, hanya 12,7% yang berpendidikan sarjana. Sementara 87,3% guru PAUD belum memenuhi standar kompetensi. 12,7% yang sudah S-1 atau D4 mengajar di PAUD seperti playgroup atau KB dan TK kebanyakan bukan dari program studi atau jurusan PAUD (Suara Merdeka dalam (http://www.lazardibiru.org/ guruppencerah /berita-gurupencerag/ guru-paud-belum-penuhistandar-kompetensi/ diakses 26 Desember 2012). Kenyataan diatas juga tidak berbeda dengan KB Permatasari Kartasura, Kabupaten Sukoharjo. Kualifikasi pendidikan minimal pendidik KB belum sesuai dengan yang disyaratkan dalam Permendiknas no.58 tahun 2009 bahwa tenaga pendidik PAUD untuk guru, memenuhi kualifikasi pendidikan S1/D4 jurusan Pendidikan /Psikologi anak. Pendidik PAUD Permatasari saat ini rata-rata masih berpendidikan SMA atau yang sederajat. Kompetensi Pedagogik Pendidik PAUD Permatasari berdasarkan pengamatan prapenelitian dalam proses pembelajaran dapat digambarkan bahwa pengelolaan kelas belum maksimal. Orang tua peserta didik masih banyak berada di dalam kelas mengikuti poses pembelajaran, sehingga peserta didik tidak dapat mandiri baik dalam mengikuti proses pembelajaran maupun dalam melaksanakan tugas pembelajaran. Kondisi tersebut tidak sejalan dengan tujuan pembelajaran KB yaitu mencapai kemandirian anak. Selain itu dalam wawancara dengan seorang pendidik di PAUD Permatasari dalam prapenelitian, perencanaan dan

6 administrasi pembelajaran dilakukan secara bersama-sama, padahal pekerjaan tersebut menjadi kewajiban masing-masing guru sebagai pendidik. PAUD Permatasari berasal dari Pos PAUD yang saat ini sudah menjadi bentuk KB. Kebijakan yang memperbolehkan perubahan organisasi lembaga dari Pos PAUD menjadi KB harusnya didukung oleh kesiapan seluruh komponennya, termasuk tenaga pendidik. Kenyataannya bahwa pendidik Pos PAUD berasal dari Kader, atau relawan masyarakat. Sedangkan Pendidik dari KB adalah guru atau guru pendamping yang disyaratkan mempunyai kualifikasi pendidikan dibidang Pendidikan atau psikologi anak, memiliki kompetensi kepribadian, profesional, pedagogik dan sosial. Kita perlu mengetahui kompetensi pendidik dalam upaya menepis keraguan atas kualitas pendidik anak usia dini. Saat ini belum ada data konkrit yang menggambarkan kompetensi lembaga PAUD khususnya pendidik KB yang berasal dari Pos PAUD. Oleh karena itu hal ini dianggap penting untuk mengetahui tingkat kompetensi Pendidik KB yang berlatar belakang dari kader, khususnya Pos PAUD. Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian untuk mengkaji kompetensi pendidik PAUD Permatasari yang saat ini sudah menjadi bentuk Kelompok Bermain (KB). B. Pembatasan Masalah Batasan masalah penelitian dimaksudkan agar pembahasan tidak menyimpang atau berkembang ke masalah lain. Berdasarkan uraian latar belakang masalah penelitian ini dibatasi pada masalah kompetensi pedagogik. Pendidik KB yang berasal dari Pos PAUD akan dievaluasi untuk mengetahui kompetensi pedagogiknya. Kompetensi pedagogik pendidik yang dimaksud

7 pada penelitian ini meliputi kompetensi pendidik memahami peserta didik dan mengembangkan potensinya, kompetensi pendidik merancang pembelajaran, kompetensi pendidik melaksanakan pembelajaran yang mendidik dan kompetensi pendidik merancang dan melaksanakan dan memanfaatkan evaluasi. C. Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah penelitian ini adalah Berapa besar kompetensi pedagogik pendidik kelompok bemain PAUD Permatasari?. Pertanyaan tersebut kemudian diurai menjadi 4 pertanyaan penelitian. 1. Berapa besar kompetensi pendidik pedagogik dalam memahami peserta didik berdasarkan karakteristik dari aspek fisik, moral, kultural, sosial, emosional dan intelektual dalam rangka mengembangkan potensi peserta didik? 2. Berapa besar kompetensi pedagogik dalam pendidik merancang pembelajaran sesuai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik dan mengembangkan kurikulum yang terkait dengan bidang pengembangan? 3. Berapa besar kompetensi pedagogik dalam pendidik menyelenggarakan kegiatan pengembangan yang mendidik, memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) untuk kepentingan pembelajaran, dan berkomunikasi secara efektif, empatik dan santun kepada peserta didik? 4. Berapa besar kompetensi pedagogik dalam pendidik merancang, menyelenggarakan evaluasi, dan memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan pembelajaran?

8 D. Tujuan Penelitian Secara umum tujuan penelitian ini ingin mendeskripsikan bagaimana perubahan kompetensi tenaga pendidik PAUD Permatasari dari bentuk Pos PAUD menjadi kelompok bermain. Ada 4 tujuan khusus dalam penelitian ini. 1. Untuk mendeskripsikan kompetensi pedagogik pendidik memahami peserta didik dengan menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, sosial, kultural, emosional dan intelektual dalam rangka mengembangkan potensi peserta didik. 2. Untuk mendeskripsikan kompetensi pendidik merancang pembelajaran sesuai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik dan mengembangkan kurikulum yang terkait dengan bidang pengembangan yang diampu. 3. Untuk mendeskripsikan kompetensi pendidik melaksanakan pembelajaran dengan menyelenggarakan kegiatan pengembangan yang mendidik, memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan pembelajaran, dan berkomunikasi secara efektif, empatik dan santun kepada peserta didik. 4. Untuk mendeskripsikan kompetensi pendidik merancang, menyelenggarakan evaluasi, dan memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan pembelajaran. E. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini dapat memberikan kontribusi tentang pengembangan konsep evaluasi kompetensi tenaga pendidik kelompok bermain.

9 2. Manfaat Praktis a. Kepala Sekolah dan Pendidik Diharapkan kepala sekolah dan Pendidik lebih mengetahui dan memahami posisi tingkat kompetensi pendidik, sehingga diharapkan kompetensi pendidik dapat ditingkatkan. b. Bagi Penentu Kebijakan Hasil penelitian dapat digunakan sebagai pertimbangan dalam membuat kebijakan, dalam hal ini Pemerintah melalui Dirjen PAUD tentang program PAUD. Program PAUD khususnya yang berhubungan dengan perijinan tentang perubahan bentuk Pos PAUD menjadi Kelompok Bermain.