BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI. Medan dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu: (1) komunikasi, (2) sumber daya,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. Negeri di Kabupaten Aceh Selatan dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu: (1)

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. yang maju, modern dan sejahtera. Sejarah bangsa-bangsa telah menunjukkan bahwa bangsa yang

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI. maka dikemukakan kesimpulan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. dihadapi kedepan adalah globalisasi dengan dominasi teknologi dan informasi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada hakikatnya merupakan sebuah upaya untuk. meningkatkan kualitas manusia. Sekolah merupakan salah satu organisasi

BAB V KESIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN. sebelumnya, diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. strategis dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Peran pendidikan

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan hal-hal sebagai

STANDAR KOMPETENSI JABATAN FUNGSIONAL ASSESSOR SUMBER DAYA MANUSIA APARATUR

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu permasalahan pendidikan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. pada kemampuan bangsa itu sendiri dalam meningkatkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. dapat mengembangkan diri berdasarkan potensi yang dimiliki. Penigkatan

BAB I PENDAHULUAN. mencapai suatu tujuan cita-cita luhur mencerdaskan kehidupan bangsa.

.BAB V. KESIMPULAN, IMPLIKASI dan REKOMENDASI. kepala sekolah terhadap kemampuan professional guru. berpengaruh terhadap kemampuan professional guru.

BAB 1. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Guna meningkatkan mutu pembelajaran dan pendidikan di Indonesia,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 74 TAHUN 2008 TENTANG GURU

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

PEDOMAN WAWANCARA TERHADAP DINAS PENDIDIKAN KOTA MEDAN

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. pengaruh kinerja manajemen kepala sekolah dan kinerja mengajar guru terhadap

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat menghambat pembangunan dan perkembangan ekonomi nasional.

BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan adalah sebuah kurikulum

ANALISIS DAMPAK AKREDITASI SEKOLAH DALAM PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN (Studi Kasus Di SD Negeri Donohudan 3 Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. Persyaratan analisis data telah terpenuhi, dengan demikian, kesimpulan yang

BAB VI KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. Berdasarkan kajian teoritik dan hasil analisis data yang telah dipaparkan pada

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan tidak terlepas dari kualitas pendidikan itu sendiri. Banyak

BAB V KESIMPULAN IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dunia pendidikan sedang diguncang oleh berbagai perubahan seperti

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. tercapai. Peningkatan mutu pendidikan ditentukan oleh kesiapan sumber daya. penentu tinggi rendahnya mutu hasil pendidikan.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan upaya strategis untuk meningkatkan pengetahuan,

BAB I PENDAHULUAN. mutu sumber daya manusia menuju era globalisasi yang penuh dengan tantangan.

KEPUTUSAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR 193/XIII/10/6/2001 TENTANG PEDOMAN UMUM PENDIDIKAN DAN PELATIHAN JABATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Hal ini bersentuhan dengan Undang - undang Nomor 20 Tahun 2003

PERATURAN BANK INDONESIA Nomor: 7/25/PBI/2005 TENTANG SERTIFIKASI MANAJEMEN RISIKO BAGI PENGURUS DAN PEJABAT BANK UMUM GUBERNUR BANK INDONESIA,

WALIKOTA BUKITTINGGI PROVINSI SUMATERA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. dalam komunitas sosial untuk mengimbangi laju perkembangan ilmu. bersamaan terhadap perkembangan dan sistem pendidikan bagi

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. 1. Ketersediaan sarana dan prasarana serta pemanfaatannya secara optimal

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Perencanaan pengembangan kinerja dosen di IAIN Sulthan Thaha

BAB VI PENUTUP. prosentase sebesar 58,1%. Sisanya sebesar 41,9% dipengaruhi oleh. pengaruh antara kompetensi guru tersertifikasi melalui portofolio

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kegiatan pelaksanaan pendidikan di sekolah, guru merupakan orang yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia dalam tahap pembangunan masyarakat yang berencana

Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Kepala Sekolah (LPPKS)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang memberikan kontribusi terhadap rata-rata hasil pendidikan secara

M E M U T U S K A N: Menetapkan : KEPUTUSAN REKTOR TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM PEROLEHAN KREDIT AKADEMIK DI UNIVERSITAS INDONESIA.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Dalam hal ini pada saat proses belajar mengajar guru memegang

PERANAN KOMITE FARMASI SEBAGAI BADAN NORMATIF NONSTRUKTURAL DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT DR. WAHIDIN SUDIROHUSODO

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. SMA Negeri 2 Sarolangun) dapat disimpulkan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pendidikan yang dilakukan pemerintah saat ini sangatlah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu permasalahan pendidikan yang dihadapi Bangsa Indonesia adalah

BAB I PENDAHULUAN. manusia dapat digolongkan menjadi dua yaitu: tenaga pendidik (guru) dan tenaga

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. khususnya kompetensi pedagogik adalah kesadaran akan melakukan evaluasi diri

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu komponen yang menentukan proses belajar mengajar

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. memberikan teladan terhadap guru SD Negeri 71/1 Kembang Seri Kabupaten

PENJELASAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 11/19/PBI/2009 TENTANG SERTIFIKASI MANAJEMEN RISIKO BAGI PENGURUS DAN PEJABAT BANK UMUM

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Kesimpulan dari penelitian ini, adalah sebagai berikut :

KATA PENGANTAR. menengah.

PEMBENAHAN MGMP GURU DIDAERAH 3T SALAH SATU CARA MENINGKATKAN KUALITAS PENDIDIKAN DI DAERAH 3T

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

Rencana Strategis/ Strategi Pencapaian. Tahun

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 1994 TENTANG PENDIDIKAN DAN PELATIHAN JABATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

2012, No , Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4815); MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PRESIDEN TENTANG KERANGKA NASIONAL PENG

PENILAIAN PRESTASI KINERJA PEGAWAI MAKNANYA BAGI WISYAISWARA Oleh : Sumaryono, SE, M.Si, Widyaiswara Madya pada Badan Diklat Provinsi Papua

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 101 TAHUN 2000 TENTANG PENDIDIKAN DAN PELATIHAN JABATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional yang diatur secara sistematis. Pendidikan nasional berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan harus dapat menyesuaikan diri dengan perkembangan yang ada. Terkait

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan yang didasari atas pengetahuan, keterampilan dan sikap sesuai dengan

KOMPETENSI GURU DAN PERANAN KEPALA SEKOLAH. Inom Nasution 1 ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan kebutuhan berprestasinya menjadi melemah. Fenomena lain. menunjukkan bahwa guru kurang komit dalam menjalankan tugas

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

VI. KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa implementasi

BAB I PENDAHULUAN. Bab pendahuluan ini secara berturut-turut di bahas mengenai latar belakang, fokus

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 2003 Pasal 1 Ayat 6). Profesi guru Bimbingan dan Konseling sangat

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kependidikan sebagai unsur yang mempunyai posisi sentral dan strategis

I. PENDAHULUAN. kehidupan yang baru dengan potensi pemanfaatannya secara luas, yaitu membuka

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Upaya penyelenggaraan pendidikan formal yang berkualitas sangat

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia tersebut adalah pendidikan. Tujuan pendidikan adalah

No pembelajaran; (iii) peningkatan manajemen Guru, pendidikan keguruan, dan reformasi Lembaga Pendidikan Tenaga Keguruan (LPTK); (iv) peningka

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB VI KESIMPULAN. tiga sub bab pokok bahasa, yaitu kesimpulan, Implikasi dan saran.

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 1994 TENTANG PENDIDIKAN DAN PELATIHAN JABATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Transkripsi:

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI A. SIMPULAN Implementasi kebijakan standar kompetensi guru SMA Negeri di kota Medan dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu: (1) komunikasi, (2) sumber daya, (3) disposisi, dan (4) struktur birokrasi. Keempat faktor ini merupakan tolak ukur keberhasilan implementasi kebijakan standar kompetensi guru SMA Negeri di kota Medan. Dari keempat faktor ini kita bisa menilai apakah implementasi kebijakan standar kompetensi guru SMA Negeri di kota Medan berjalan sesuai dengan arah kebijakan ataukah tidak. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan hal-hal berikut ini: 1. Komunikasi Implementasi kebijakan standar kompetensi guru SMA Negeri di kota Medan dilaksanakan melalui kegiatan sosialisasi. Hanya saja belakangan sosialisasi khusus tentang standar kompetensi guru tidak lagi rutin dilaksanakan sehingga terkesan penyampaian pesan tentang standar kompetensi guru belum tepat sasaran. Selanjutnya kejelasan informasi tentang standar kompetensi guru yang harus disampaikan ke sasaran kebijakan masih belum bisa dipahami secara utuh oleh pelaksana kebijakan sehingga banyak guru yang kurang mengerti/paham akan standar kompetensi yang harus dimilikinya hal ini disebabkan karena penentuan peserta workshop, diklat maupun seminar terkesan tidak merata dan tidak adanya evaluasi setelah selesainya kegiatan. Selain kejelasan informasi masalah konsistensi juga belum berjalan 87

88 sebagaimana yang diharapkan. Konsistensi petugas pelaksana kebijakan dalam mengkomunikasikan atau menyampaikan pesan kebijakan standar kompetensi guru khususunya guru SMA Negeri di kota Medan belum dilaksanakan secara rutin. Dalam arti sosialisasi kebijakan standar kompetensi guru ini tidak diagendakan oleh pihak dinas pendidikan secara rutin setiap tahun sehingga informasi yang diberikan kepada guru tidak berkelanjutan. 2. Sumber Daya Dalam implementasi kebijakan standar kompetensi guru SMA Negeri di kota Medan, secara kuantitas jumlah pelaksana kebijakan sudah mencukupi, Selain itu mereka juga memiliki keahlian/ketrampilan dibidang tugas masingmasing sehingga mereka mampu menyelesaikan pekerjaan tersebut. Ketersediaan informasi di lingkungan pelaksana kebijakan masih kurang memadai. Untuk itu dibutuhkan keaktifan guru untuk mengakses informasi tersebut. Hal lain yang harus ada dalam sumber daya adalah kewenangan untuk menjamin atau meyakinkan bahwa kebijakan yang diimplementasikan adalah sesuai dengan yang mereka kehendaki. Dalam pelaksanaan standar kompetensi guru SMA Negeri di kota Medan, dinas pendidikan kota Medan mampu menjalankan wewenang secara efektif. Selanjutnya segi sarana dan prasarana masih kurang memadai namun dari segi finansial sudah memadai. 3. Disposisi Disposisi implementor atau kecenderungan pelaksana kebijakan merupakan faktor ketiga dalam implementasi kebijakan yang mempunyai konsekuensi penting bagi keberhasilan implementasi kebijakan. Secara umum sikap

89 pelaksana kebijakan dalam implementasi kebijakan standar kompetensi guru SMA Negeri di kota Medan adalah baik. Para pelaksana kebijakan standar kompetensi guru ini memiliki sikap atau persfektif yang mendukung kebijakan. 4. Stuktur Birokrasi Struktur birokrasi dalam pelaksanaan kebijakan standar kompetensi guru SMA Negeri di kota Medan termasuk baik. SOP yang digunakan hanya mengacu pada Permendiknas No. 16 Tahun 2007 karena dalam hal ini tidak ada Peraturan Daerah terkait standar kompetensi guru. Adanya hubungan hirarkhi dan pembagian tanggung jawab yang tegas diantara pelaksana kebijakan menyebabkan struktur birokrasi menjadi efektif. Pelaksanaan pekerjaan juga dibarengi dengan pengawassan yang efektif. B. IMPLIKASI Berdasarkan kesimpulan di atas berkenaan dengan implementasi kebijakan standar kompetensi guru SMA Negeri di kota Medan, memberikan implikasi pada rendahnya tingkat penguasaan kompetensi guru SMA Negeri di kota Medan. Hal ini terlihat dari hasil uji kompetensi guru yang cukup memprihatinkan. Selain itu masih banyak guru yang kurang memahami standar kompetensi guru yang seharusnya melekat dalam diri seorang guru yang mengakibatkan rendahnya mutu lulusan. Untuk itu perlu perbaikan dalam proses implementasi kebijakan tersebut oleh pihak dinas pendidikan kota Medan maupun pihak-pihak yang terkait dengan kebijakan tersebut.

90 Kepala sekolah dan instansi terkait seperti dinas pendidikan atau pengawas sekolah diharapkan bisa lebih tegas dalam menindak guru yang tidak mampu melaksanakan kompetensi yang diharapkan. Selain hal tersebut di atas, beberapa upaya yang perlu dilakukan untuk meningkatkan kualitas dalam implementasi kebijakan standar kompetensi guru SMA Negeri di kota Medan antara lain : 1. Perlu adanya program pembinaan dari pemerintah daerah melalui dinas pendidikan kota Medan terkait kebijakan standarisasi kompetensi guru. 2. Diperlukan upaya peningkatan kegiatan sosisalisasi tentang standar kompetensi guru yang lebih berkesinambungan dan terpadu baik kepada pelaksana kebijakan maupun kepada sasaran kebijakan. 3. Perlunya program pemetaan kompetensi guru untuk mengetahui tingkat penguasaan kompetensi guru yang sesuai dengan standar kompetensi guru yang telah ditetapkan. 4. Perlu adanya rekonstruksi pelatihan guru yang secara khusus dititikberatkan untuk memperbaiki kinerja guru dalam meningkatkan penguasaan kompetensi dan bukan sekedar untuk meningkatkan sertifikasi mengajar semata-mata; 5. Perlunya mekanisme kontrol penyelenggaraan pelatihan guru untuk memaksimalkan pelaksanaannya; 6. Perlunya sistem penilaian yang sistemik dan periodik untuk mengetahui efektivitas dan dampak pelatihan guru terhadap mutu pendidikan; C. REKOMENDASI Berdasarkan kesimpulan dan implikasi dari hasil penelitian, berikut ini dikemukakan rekomendasi untuk berbagai pihak, diantaranya adalah:

91 1. Sejalan dengan tantangan kehidupan global, peran dan tanggung jawab guru pada masa mendatang akan semakin kompleks, sehingga guru dituntut memvalidasi ilmunya, baik melalui belajar sendiri maupun melalui program pembinaan dan pengembangan yang dilembagakan oleh pemerintah atau masyarakat. Jika guru ingin meningkatkan penguasaan kompetensinya secara berkelanjutan maka diharapkan kepada guru agar memiliki kesadaran penuh untuk memenuhi standar kompetensi profesinya dengan cara memahami dan melaksanakan sesuai dengan standar kompetensi guru yang telah ditetapkan serta senantiasa melakukan berbagai peningkatan dan penyesuaian penguasaan kompetensinya. 2. Kepala sekolah memiliki peranan yang strategis dalam rangka meningkatkan kompetensi guru, baik sebagai edukator (pendidik), manajer, administrator, supervisor, leader (pemimpin), pencipta iklim kerja maupun sebagai wirausahawan. Jika kepala sekolah dapat mengoptimalkan segenap peran yang diembannya, maka secara langsung maupun tidak langsung diharapkan kepala sekolah dapat memberikan kontribusi terhadap peningkatan kompetensi guru dan pada gilirannya dapat membawa efek terhadap peningkatan mutu pendidikan di sekolah. 3. Pengawas sekolah dituntut untuk memiliki wawasan serta kemampuan profesional melebihi guru, kepala sekolah, dan seluruh staf sekolah dalam bidang pendidikan. Dengan penguasaan wawasan dan tugas secara baik, menjadi modal awal bagi pengawas sekolah untuk dapat membantu guru meningkatkan kompetensinya. Jika pengawas sekolah menyadari pentingnya upaya peningkatan kompetensi guru maka pengawas sekolah diharapkan

92 dapat melaksanakan tupoksinya sesuai dengan kegiatan pengawasan sekaligus berupaya melakukan pembinaan dan pengembangan kompetensi guru secara berkelanjutan dengan memberikan motivasi dan pelayanan sesuai kebutuhan guru khususnya tentang standar kompetensi guru yang wajib dimiliki oleh setiap guru dalam melaksanakan tugas profesinya sehingga guru binaannya dapat meningkatkan kompetensi yang dimilikinya. 4. Berbicara mengenai implementasi kebijakan standar kompetensi guru SMA Negeri di kota Medan tentunya tidak dapat dilepaskan dari peran dinas pendidikan kota Medan. Oleh karena itu jika Pemko Medan ingin meningkatkan mutu pendidikan khususnya kualitas/kompetensi guru maka diharapkan kepada kepala Dinas Pendidikan/Pemerintah Daerah agar dapat mengambil tindak lanjut dari proses implementasi kebijakan standar kompetensi guru SMA Negeri di kota Medan dengan cara: 4.1. Mengeluarkan Peraturan Daerah yang mengatur mekanisme dan prosedur standarisasi kompetensi guru sebagai pendamping Permendiknas No. 16 Tahun 2007. 4.2. Melakukan kegiatan sosialisasi tentang standar kompetensi guru secara rutin dan berkelanjutan agar guru memiliki tanggung jawab langsung terhadap penguasaan kompetensi yang dimilikinya dan mampu melaksanakannya secara mandiri sesuai dengan standar kompetensi yang telah ditetapkan. 4.3. Menyusun program mapping kompetensi guru yang dimaksudkan untuk mengetahui kesenjangan antara standar kompetensi guru yang seharusnya dimiliki seorang guru dengan kompetensi guru yang ada. Kesenjangan

93 kompetensi yang muncul akan direduksi dengan diklat-diklat sesuai kebutuhan. hal ini memberikan manfaat untuk perencanaan dan penyusunan program diklat yang terstandar, sehingga akan dihasilkan potret guru secara akurat. Untuk pemetaan awal atau penempatan level jenjang mana yang harus pertama kali diikuti oleh calon peserta diklat digunakan referensi hasil perolehan nilai UKG dengan ketentuan sebagai berikut: Nilai UKG Jenjang Diklat 0 5,9 Dasar 6 7,9 Menengah 8 10 Tinggi 4.4. Berdasarkan hasil program mapping kompetensi guru diselenggarakan diklat kompetensi guru dengan pola sebagai berikut: 4.4.1. Diklat kompetensi guru meliputi tiga jenjang diklat yaitu level Dasar, level menegah dan level tinggi. 4.4.2. Setiap level diklat terdiri dari beberapa unit kompetensi (mata diklat) yang disusun berdasarkan standar kompetensi guru, Kerangka dasar dan struktur kurikulum 2013 SMA. 4.4.3. Peserta diklat kompetensi adalah semua guru yang telah mendapatkan sertifikasi guru dan sudah mengikuti program UKG. 4.4.4. Setiap kegiatan diklat kompetensi diikuti dengan program uji kompetensi. Hasil uji kompetensi digunakan sebagai prasyarat untuk mengikuti diklat kompetensi pada jenjang berikutnya. Untuk dapat mengikuti program diklat kompetensi pada jenjang berikutnya hasil perolehan uji kompetensi pada jenjang sebelumnya adalah 80,00.

94 4.4.5. Untuk setiap jenjang diklat proses penilaian dapat dilakukan diawal, diakhir dan saat proses pelaksanaan diklat. Penilaian diklat dilakukan melalui evaluasi (test tertulis, lisan, pengamatan) yang mengukur kompetensi pengetahuan, sikap dan ketrampilan sejauh mana peserta mampu memahami materi yang diberikan. Hasil penilaian diklat sebagai rekomendasi untuk penerbitan sertifikat. 4.4.6. Penyelenggaraan diklat kompetensi guru meliputi empat kompetensi yaitu kompetensi pedagogik kompetensi, kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi professional. 4.4.7. Model pelaksanaan diklat menggunakan blended learning yaitu mengkombinasikan diklat tatap muka (face to face) dan diklat online (DIO Diklat interaktif Online). 4.4.8. Peserta yang dinyatakan lulus akan memperoleh Surat Tanda Tamat Pendidikan dan Pelatihan berupa sertifikat diklat dan selanjutnya akan mengikuti program uji kompetensi. Peserta yang dinyatakan tidak lulus tidak mendapatkan sertifikat dan hanya mendapatkan surat keterangan diklat, kemudian mengikuti pengayaan. Pengayaan dapat berupa penugasan, maupun bimbingan. 4.5. Melakukan kegiatan monitoring dan evaluasi pasca penyelenggaraan diklat yang dilaksanakan oleh pengawas sekolah dan Tim khusus program diklat kompetensi guru. Kegiatan ini merupakan evaluasi jangka

95 panjang, yakni eveluasi mengenai kinerja guru yang telah mengikuti program diklat kompetensi guru. 4.6. Komitmen pemerintah baik pusat maupun daerah terhadap guru. Pemerintah diharapkan menghargai kompetensi guru misalnya melalui pemberian reward, namun diharapkan pemberian reward tersebut harus didasarkan pada hasil penguasaan kompetensi guru.