PENYUSUNAN STANDAR KOMPETENSI KERJA NASIONAL INDONESIA (SKKNI) AHLI PENILAI BANGUNAN HIJAU

dokumen-dokumen yang mirip
PENGUKURAN KESESUAIAN KRITERIA GREEN BUILDING PADA GEDUNG MAGISTER MANAJEMEN TEKNOLOGI ITS FRISKARINDI NOOR WAKHIDAH

Penilaian Kriteria Green Building Pada Jurusan Teknik Sipil ITS?

BAB I PENDAHULUAN. Konsep hijau (green) mengacu kepada prinsip keberlanjutan (sustainability)

ABSTRAK. apartemen, Sea Sentosa

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG KERANGKA KUALIFIKASI NASIONAL INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG KERANGKA KUALIFIKASI NASIONAL INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PENGKAJIAN INDIKATOR SOSEKLING BANGUNAN GEDUNG HIJAU (GREEN BUILDING)

Darmawansyah, ST, M.Si /

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG KERANGKA KUALIFIKASI NASIONAL INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

NOMOR 203 TAHUN 2015 BAB I PENDAHULUAN

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG KERANGKA KUALIFIKASI NASIONAL INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PENINGKATAN NILAI BANGUNAN HIJAU PADA BANGUNAN TERBANGUN Studi Kasus: Gedung Kampus X

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012 tentang Kegiatan Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahu

Laboratorium Kesehatan Masyarakat dengan Kajian Green Building di Universitas Mulawarman Samarinda

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM STANDARDISASI KOMPETENSI KERJA NASIONAL

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG

Labibah Zain. 12 Januari 2012 di Menara Penninsula Hotel Jakarta dan materi ini adalah. BELUMFINAL karena masih harus masuk Tim Perumus.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG

Sumber Produksi Tenaga Listrik PLN

BAB I PENDAHULUAN. daya secara efisien selama proses pembuatannya hingga pembongkarannya.

BAB I PENDAHULUAN. baik itu dari sisi produksi maupun sisi konsumsi, yang berbanding terbalik dengan

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

SERTIFIKASI GREENSHIP

BERITA NEGARA. No.364, 2012 KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI. Standar. Kompetensi. Kerja. Nasional. Indonesia. Pencabutan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM STANDARDISASI KOMPETENSI KERJA NASIONAL

PENILAIAN KRITERIA GREEN BUILDING PADA GEDUNG REKTORAT ITS

2 d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, huruf b, dan huruf c periu ditetapkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Peru

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2006 TENTANG SISTEM PELATIHAN KERJA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN GUBERNUR No. 38 tahun 2012 tentang BANGUNAN GEDUNG HIJAU

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2006 TENTANG SISTEM PELATIHAN KERJA NASIONAL

BERITA NEGARA. No.1463, 2013 KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI. Pelatihan Kerja. Nasional. Daerah. Pedoman.

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PEMBINAAN PELATIHAN DAN PRODUKTIVITAS KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI RI NOMOR : KEP.218/LATTAS/XII/2012

BAB I Pendahuluan. benua. 1 Bahasa dari setiap belahan di dunia digunakan dan dituturkan oleh semua

PENILAIAN KRITERIA GREEN BUILDING PADA GEDUNG REKTORAT ITS

2018, No pelatihan profesi, uji kompetensi dan sertifikasi profesi yang ditetapkan oleh Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan; c. bahwa berdas

SKEMA SERTIFIKASI AHLI TEKNIK TEROWONGAN

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36/Permentan/SM.200/6/2015 TENTANG

BADAN NASIONAL SERTIFIKASI PROFESI

KPBK (KURIKULUM PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI)

Science&Learning&Center!di!Universitas!Mulawarman!! dengan!konsep!green&building!

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

-2- Mengingat : Pasal 20 dan Pasal 21 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REP

PERATURAN BADAN NASIONAL SERTIFIKASI PROFESI NOMOR : 4/ BNSP / VII / 2014 TENTANG PEDOMAN PENGEMBANGAN DAN PEMELIHARAAN SKEMA SERTIFIKASI PROFESI

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 09 / PRT / M / 2013

Green Building Concepts

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tingkat kepedulian masyarakat di seluruh dunia terhadap isu-isu

Penilaian Kriteria Green building pada Gedung Rektorat ITS

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PANDUAN. AUDIT LINGKUNGAN MANDIRI MUHAMMADIYAH (ALiMM) ENVIRONMENT SELF AUDIT GUIDE MLH PP MUHAMMADIYAH

SKEMA SERTIFIKASI AHLI KESELAMATAN JALAN

1 BAB I PENDAHULUAN. diiringi dengan kemajuan teknologi yang sangat pesat. Beriringan pula dengan

KAJIAN GREEN BUILDING PADA GEDUNG DEKANAT FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG

Aplikasi Green Building pada Kantor AMG Tower Surabaya

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 29 TAHUN 2017 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 2014 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. 1 A. Soni Keraf. ETIKA LINGKUNGAN HIDUP, hal Emil Salim. RATUSAN BANGSA MERUSAK SATU BUMI, hal

Gedung Asrama Kampus II Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang Berkonsep Hemat Energi

Penilaian Kriteria Green Building pada Gedung Teknik Sipil ITS

PENGARUH PARAMETER BANGUNAN HIJAU GBCI TERHADAP FASE PROYEK

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.327, 2010 KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL. Standar Kompetensi. Menajer Energi Bidang Bangunan Gedung.

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG

REKOGNISI KUALIFIKASI SDM INDONESIA MENINGKATKAN REKOGNISI dan PENYETARAAN KUALIFIKASI DI DALAM & LUAR NEGERI

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

SLK (STANDAR LATIH KOMPETENSI)

pemerintah dan lembaga pelayanan itu sendiri. Dalam menjalankan fungsinya Rumah Sakit dapat menimbulkan gangguan kesehatan bagi karyawan, pasien,

KONSEP KAMPUS HIJAU Green-Safe-Disaster Resilience (Hijau-Keselamatan-Ketahanan Bencana)

KEPENTINGAN DAN IMPLEMENTASI GREEN CONSTRUCTION DARI SISI PANDANG KONTRAKTOR

MEMBANGUN KEBERLANJUTAN DI ORLANDO MAGIC AWAY

PEDOMAN PERSYARATAN UMUM ASESOR LISENSI, LEAD ASESOR DAN FASILITATOR SISTEM MANAJEMEN MUTU LSP

BAB III TINJAUAN TEMA ARSITEKTUR HIJAU

2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Industri adalah seluruh bentuk kegiatan ekonomi yang mengolah b

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

STANDAR INDUSTRI HIJAU

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG KEINSINYURAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG

SERTIFIKASI KOMPETENSI KONSERVASI ENERGI HIMPUNAN AHLI KONSERVASI ENERGI (HAKE)

DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TENGAH BALAI PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KEJURUAN

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 02/PRT/M/2015 TENTANG BANGUNAN GEDUNG HIJAU

WALIKOTA MAKASSAR PROPINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN WALIKOTA MAKASSAR NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG

Penilaian Kriteria Green Building pada Gedung Teknik Sipil ITS

M E N T E R I P E K E R J A A N U M U M R E P U B L I K I N D O N E S I A PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NO : 14/PRT/M/2009 T E N T A N G

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2015 TENTANG PEMBANGUNAN SUMBER DAYA INDUSTRI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2018 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN KEDOKTERAN

SKEMA SERTIFIKASI AHLI TEKNIK LANSEKAP

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. perhatian adalah mengenai konsumsi energi dan mengenai penghematan energi.

Indonesia Kompeten Pengembangan Program Sertifikasi Profesi Berbasis Kompetensi

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA 37/M-IND/PER/6/2006 TENTANG PENGEMBANGAN JASA KONSULTANSI INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH (IKM)

Penerapan Aspek Green Material pada Kriteria Bangunan Ramah Lingkungan di Indonesia

BAB V KESIMPULAN. dapat dilihat dari nilai rata-rata 2,99.

UNTUK PELAKSANAAN PEMILIHAN PENYEDIA JASA KONSULTANSI KEGIATAN : PENYUSUNAN DETAIL ENGINEERING DESAIN (DED) PEMBANGUNAN GEDUNG DPRD PADA

Transkripsi:

PENYUSUNAN STANDAR KOMPETENSI KERJA NASIONAL INDONESIA (SKKNI) AHLI PENILAI BANGUNAN HIJAU 1 L. Edhi Prasetya Abstrak Konsep bangunan hijau menjadi arus utama dunia saat ini, karena kesadaran akan pemanasan global dengan pembenahan iklim mikro, ketersediaan sumber daya yang makin terbatas, serta pemanfaatan energi terbaharukan. Arsitektur ramah lingkungan, yang juga merupakan arsitektur hijau, mencakup keselarasan antara manusia dan lingkungan alamnya. Arsitektur hijau mengandung juga dimensi lain seperti waktu, lingkungan alam, sosio-kultural, ruang, serta teknik bangunan. Hal ini menunjukkan bahwa arsitektur hijau bersifat kompleks, padat dan vital dibanding dengan arsitektur pada umumnya. Sejalan dengan hal tersebut, kebutuhan tenaga kerja dibidang bangunan hijau, mencakup kemampuan melakukan penilaian bangunan hijau, menjadi sebuah keniscayaan, karena audit terhadap konsumsi energi pada bangunan merupakan bagian mutlak dari proses penilaian bangunan hijau, sebelum sebuah bangunan, kemudian dinyatakan memiliki sertifikat tertentu. Standar Kompetensi adalah perumusan tentang kemampuan yang harus dimiliki seseorang untuk melakukan suatu tugas atau pekerjaan yang didasari atas pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja sesuai dengan unjuk kerja yang dipersyaratkan. SKKNI merupakan suatu hal yang sangat penting dan dibutuhkan sebagai tolok ukur untuk menentukan kompetensi tenaga kerja sesuai dengan jabatan kerja yang dimilikinya. Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) untuk tenaga kerja jasa konstruksi disusun berdasarkan analisis kompetensi setiap jabatan kerja yang melibatkan para pelaku pelaksana langsung dilapangan dan para ahli dari jabatan kerja yang bersangkutan. Tata urut penyusunan SKKNI Ahli Penilai Bangunan Hijau dilakukan melalui tahapan: desk study, survei, wawancara dan workshop, berbagai tahapan workshop dilakukan, termasuk memverifikasi hasil workshop kepada Kementerian Tenaga Kerja, setelah diverifikasi dan direvisi sesuai usulan dari Kementerian Tenaga Kerja, selanjutnya RSKKNI (Rencana Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia) untuk jabatan Ahli Penilai Bangunan Hijau akan disahkan dan ditetapkan menjadi Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) oleh Menteri Tenaga Kerja. Proses panjang penyusunan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) untuk Ahli Penilai Bangunan Hijau, diharapkan akan menghasilkan tenaga Ahli Penilai Bangunan Hijau yang kompeten dan memiliki kualifikasi kerja yang handal. Kata kunci: bangunan hijau, standar kompetensi kerja, ahli penilai bangunan hijau PENDAHULUAN Dalam rangka penyiapan tenaga profesional di bidang jasa konstruksi pada suatu jabatan kerja tertentu, baik untuk pemenuhan kebutuhan nasional di dalam negeri maupun untuk kepentingan penempatan ke luar negeri, diperlukan adanya perangkat standar yang dapat mengukur dan menyaring tenaga kerja yang memenuhi persyaratan sesuai dengan kompetensinya.skkni merupakan suatu hal yang sangat penting dan dibutuhkan sebagai tolok ukur untuk menentukan kompetensi tenaga kerja sesuai dengan jabatan kerja yang dimilikinya. Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) untuk tenaga kerja jasa konstruksi disusun berdasarkan analisis kompetensi setiap jabatan kerja yang melibatkan para pelaku pelaksana langsung dilapangan dan para ahli dari jabatan kerja yang bersangkutan. Kegiatan Penyusunan SKKNI ini diawali dengan desk study, survei, wawancara dan workshop. Dari hasil tersebut, yang masih dalam format 1 L. Edhi Prasetya, Jurusan Arsitektur, Universitas Pancasila, Jl Srengseng sawah, Jakarta 12640 prastyan@yahoo.com

Development Curriculum (DACUM), yang kemudian ditransformasi ke dalam format Regional Model Competency Standard (RMCS), yang selanjutnya dibahas dalam pra konvensi yang melibatkan Komite Standar Kompetensi, Tim Teknis, BNSP (Badan Nasional Sertifikasi Profesi), Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK), unsur perguruan tinggi, para pakar dan narasumber yang berkaitan dengan jabatan kerja tersebut. DESK STUDY WORKSHOP 1 DACUM WORKSHOP 2 RMCS PRA KONVENSI SKKNI KONVENSI VERIFIKASI KEMENAKERTRANS Gambar 1 Proses Penyusunan SKKNI Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) untuk jabatan kerja Ahli Penilai Bangunan Hijau disusun berdasarkan format Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI Nomor 8 Tahun 2012 Tentang Tata Cara Penetapan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia, Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor 5 Tahun 2012 Tentang Sistem Standarisasi Kompetensi Kerja Nasional, Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2012 Tentang Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia dan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 14/PRT/M/2009 tentang Pedoman Teknis Penyusunan Bakuan Kompetensi Sektor Jasa Konstruksi, yang selanjutnya dapat digunakan sebagai acuan dalam peningkatan dan pengukuran tingkat kompetensi pada jabatan kerja Ahli Penilai Bangunan Hijau. Tahapan Desk Study Definisi kompetensi dipahami mencakup penguasaan terhadap 3 (tiga) jenis kemampuan, yaitu: pengetahuan (knowledge, science), keterampilan teknis (skill, teknologi) dan sikap perilaku (attitude). Oleh karenanya, kompetensi haruslah dimaknai kembali sebagai pengembangan integritas pribadi yang dilandasi iman yang kuat sebagai fondasinya (Spiritual Quality), baru kemudian dapat membangun hubungan yang tulus/ikhlas dengan sesama (Emotional Quality), dan akhirnya barulah penguasaan IPTEK melalui IQ bias bermanfaat dalam rangka mencapai tujuan bersama, berkenaan dengan legitimasi seseorang akan kompetensinya yang spesifik, maka Pemerintah mengeluarkan sertifikat tertentu sesuai dengan bidang keahlian yang dimilikinya. Kompetensi dipahami sebagai kemampuan menunjukkan kinerja pada level tertentu serta kemampuan mengorganisasikan tugas-tugas yang menjadi tanggung jawabnya. Manusia yang disebut kompeten juga sepatutnya mampu bereaksi secara wajar/ positif apabila terjadi kesalahan serta berperan baik dalam lingkungan kerja dan memiliki kemampuan untuk menerapkan pengetahuan dan keterampilannya dalam situasi baru. Secara umum, ranah kompetensi dapat dijelaskan dalam gambar berikut.

Gambar 2 Ranah Kompetensi Tabel 1 Deskripsi tiap ranah kompetensi Ranah kompetensi Task Skills Task Management Skills Contingensi Management Skills Job Role/ Environment Skills Transfer Management Skills Deskripsi Kemampuan Untuk Melakukan/ Menyelesaikan Pekerjaan Kemampuan Mengelola Tugas/ Pekerjaan Kemampuan Merespon Bentuk Pekerjaan Yang Tidak Biasa Atau Berbeda Dengan Pekerjaan Rutin Tanggung Jawab Di Tempat Kerja Dan Lingkungan Kerja Termasuk Bekerja Dengan Orang Lain Kemampuan Untuk Bekerja Pada Situasi Yang Berbeda Pengembangan profesionalisme bagi Sumber Daya Manusia (SDM) mensyaratkan peningkatan pengetahuan, keterampilan dan tanggung jawab serta kewenangan bidang profesinya. Pelaksanaan tugas teknis yang harus dikerjakan adalah melalui prosedur yang benar untuk menghasilkan perencanaan yang baik. Oleh sebab itu, dalam rangka melakukan penilaian pengembangan profesidi perlukan adanya pedoman umum tentang pengujian dan sertifikasi profesi. Pengembangan di bidang profesi pada dasarnya merupakan kemampuan seseorang dalam mengerjakan sesuatu pekerjaan, di mana hasilnya merupakan proses pembelajaran yang bermuara pada sesuatu yang direncanakan secara baik dengan melalui perkembangan yang tidak sengaja. Pengakuan keahlian di bidang profesi harus memenuhi persyaratan yang digariskan. Untuk menyatakan seseorang telah memenuhi kompetensi yang dipersyaratkan dapat diberi sertifikasi kompetensi. Sertifikasi merupakan jaminan tertulis yang diberikan oleh Lembaga sertifikasi kompetensi

yang telah terakreditasi. Proses untuk memperoleh sertifikasi kompetensi harus melalui uji sertifikasi kompetensi, di mana berbentuk kegiatan penertiban terhadap kompetensi yang diakreditasi. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2004 tentang Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) menjelaskan tentang sertifikasi kompetensi kerja sebagai suatu proses pemberian sertifikat kompetensi yang dilakukan secara sistematis dan objektif melalui uji kompetensi yang mengacu kepada standar kompetensi kerja nasional Indonesia dan atau Internasional. Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) adalah kerangka penjenjangan kualifikasi kompetensi yang dapat menyandingkan, menyetarakan, dan mengintegrasikan antara bidang pendidikan dan bidang pelatihan kerja serta pengalaman kerja dalam rangka pemberian pengakuan kompetensi kerja sesuai dengan struktur pekerjaan di berbagai sektor. PeraturanPresiden (Perpres) Nomor 8 Tahun 2012 menjabarkan bahwa setiap jenjang kualifikasi pada KKNI memiliki kesetaraan dengan capaian pembelajaran yang dihasilkan melalui pendidikan, pelatihan kerja atau pengalaman kerja. Capaian pembelajaran yang diperoleh melalui pendidikan atau pelatihan kerja dinyatakan dalam bentuk sertifikat, yang berbentuk ijazah dan sertifikat kompetensi. Ijazah merupakan bentuk pengakuan atas capaian pembelajaran yang diperoleh melalui pendidikan. Sementara sertifikat kompetensi merupakan bentuk pengakuan atas capaian pembelajaran yang diperoleh melalui pendidikan atau pelatihan kerja. Capaian pembelajaran yang diperoleh melalui pengalaman kerja dinyatakan dalam bentuk keterangan yang dikeluarkan oleh tempat yang bersangkutan bekerja. Pemerintah menetapkan 9 jenjang kualifikasi KKNI (Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia), sebagai berikut: 1. Jenjang 1-3 dikelompokkan dalam jabatan operator. 2. Jenjang 4-6 dikelompokkan dalam jabatan teknis atau analis. 3. Jenjang 7 9 dikelompokkan dalam jabatan ahli. Peraturan Presiden yang berlaku mulai 17 Januari 2012 menetapkan penyetaraan capaian pembelajaran yang dihasilkan melalui pendidkan dengan jenjang kualifikasi pada KKNI, sebagai berikut: 1. Lulusan pendidkan dasar setara dengan jenjang 1; 2. Lulusan pendidikan menengah paling rendah setara dengan jenjang 2; 3. Lulusan Diploma 1 paling rendah setara dengan jenjang 3; 4. Lulusan Diploma 2 paling rendah setara dengan jenjang 4. 5. Lulusan Diploma 3 paling rendah setara dengan jenjang 5; 6. Lulusan Diploma 4 atau Sarjana Terapan dan Sarjana paling rendah setara dengan jenjang 6; 7. Lulusan Magister Terapan dan Magister paling rendah setara dengan jenjang 8; 8. Lulusan Doktor Terapan dan Doktor setara dengan jenjang 9; 9. Lulusan pendidikan profesi setara dengan jenjang 7 atau 8; dan Lulusan pendidikan spesialis setara dengan jenjang 8 atau 9. Tahapan Workshop dan pra konvensi Tahapan workshop, dilakukan dalam dua kali pelaksanaan workshop, melibatkan berbagai pihak terkait, yaitu Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK), unsur perguruan tinggi, para pakar dan narasumber yang berkaitan dengan jabatan kerja tersebut. Tahapan workshop melibatkan tim dari GBCI (Green Building Council Indonesia) yang sekaligus memperkenalkan sistem rating yang ada di GBCI. Berdasarkan persyaratan unjuk kerja, jenis jabatan dan atau pekerjaan untuk Ahli Penilai Bangunan Hijau, perlu ditetapkan dalam suatu pengaturan standar yakni Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI). Standar ini harus memiliki ekivalensi atau kesetaraan dengan standar yang berlaku pada kemampuan melakukan penilaian bangunan hijau, atau standar penilaian berdasarkan Perangkat Penilaian (Rating tools) menurut Green Building Council di Indonesia yang sudah mengadopsi LEED dari Amerika, Green Building Index di Malaysia, dan sesuai dengan standar internasional yang sudah berlaku selama ini. Ketentuan mengenai pengaturan standar kompetensi di Indonesia tertuang di dalam

Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik IndonesiaNomor 8 Tahun 2012 tentang Tata Cara Penetapan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia.Berdasarkan hasil yang diolah dari workshop, ditetapkan jenjang KKNI untuk Ahli Penilai Bangunan Hijau adalah pada jenjang/ level 5 dengan rincian, memiliki keahlian dan kemampuan pada level berikut: a) Mampu menyelesaikan pekerjaan berlingkup luas, memilih metode yang sesuai dari beragam pilihan yang sudah maupun belum baku dengan menganalisis data, serta mampu menunjukkan kinerja dengan mutu dan kuantitas yang terukur. b) Menguasai konsep teoritis bidang pengetahuan tertentu secara umum, serta mampu memformulasikan penyelesaian masalah prosedural. c) Mampu mengelola kelompok kerja dan menyusun laporan tertulis secara komprehensif. d) Bertanggung jawab pada pekerjaan sendiri dan dapat diberi tanggung jawab atas pencapaian hasil kerja kelompok. Beberapa istilah umum yang harus dipahami, dalam penyusunan RSKKNI antara lain: Unit Kompetensi : adalah bentuk pernyataan terhadap tugas atau pekerjaan yang akan dilakukan. Elemen Kompetensi : bagian kecil dari unit kompetensi yang mengidentifikasikan tugas-tugas yang harus dikerjakan untuk mencapai unit kompetensi. Jabatan kerja sebagai ahli Penilai Bangunan Hijau, memiliki uraian jabatan/ lingkup kerja sebagai berikut: Ahli Penilai Bangunan Hijau merupakan jabatan kerja dengan kemampuan merencanakan, mengarahkan dan mengevaluasi proposal, baik dalam tahapan perencanaan, konstruksi maupun pada tahapan paska konstruksi secara teknis dan non teknis sesuai disiplin kompetensi inti berdasarkan kriteria (rating tools) yang sudah ditetapkan oleh pemerintah dan peraturan yang diadopsi untuk Indonesia. Persyaratan jabatan untuk Ahli Penilai Bangunan Hijau berdasarkan hasil yang diolah dari workshop adalah sebagai berikut: Tabel 2 Persyaratan jabatan untuk Ahli Penilai Bangunan Hijau Pendidikan - S1 (Sarjana Strata 1) Pengalaman kerja - Pengalaman minimal 3 (tiga) tahun dalam bidang yang terkait bangunan gedung. Kesehatan - Berbadan sehat (rohani dan jasmani) yang dinyatakan dengan keterangan surat dokter. Sertifikat - Lulus Uji Kompetensi jabatan kerja Ahli PenilaiBangunan Hijau. Persyaratan lain - MenguasaiBahasa Indonesia tulisan dan lisan dengan baik dan benar. - MenguasaiTeknologiInformasi. - Memiliki kemampuan komunikasi dan presentasi. - Dapat bekerja dalam kelompok. - Lulus pelatihan bangunan hijau tingkat professional dari institusi yang diakui keberadaannya oleh pemerintah.

Tahapan verifikasi dan konvensi Tahapan verifikasi dan konvensi merupakan tahapan konsultasi dengan Tim Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Kemenakertrans) untuk melihat kesesuaian dari setiap unit kompetensi yang dibuat. Berdasarkan hasil konvensi telah dirumuskan daftar unit kompetensi Ahli Penilai bangunan Hijau sebagai berikut: Tabel 3 Daftar Unit Kompetensi Kerja Ahli Penilai Bangunan Hijau NO. KODE UNIT JUDUL UNIT KOMPETENSI 1. M.711001.001. 01 Menerapkan Peraturan Perundang-undangan, Sistem Manajemen Mutu (SMM) dan Sistem Manajemen Keselamatan Kesehatan Kerja dan Lingkungan (SMK3L)terkait bangunan hijau 2. M.711001.002. 01 Melaksanakan Komunikasi dengan Pihak Terkait 3. M.711001.003. 01 Melaksanakan Persiapan Kerja 4. M.711001.004. 01 Memeriksa Kesesuaian Dokumen Proyek Sesuai dengan Tata Cara Penilaian Bangunan Hijau yang telah Ditetapkan. 5. M.711001.005. 01 Melakukan Kegiatan Peninjauan Lapangan 6. M.711001.006. 01 7. M.711001.007. 01 Melakukan Perhitungan Kesesuaian lahan (Apropriate Site Development). Melakukan Perhitungan Efisiensi Energi (Energi Efficiency Measure) 8. M.711001.008. 01 Melakukan Perhitungan Konservasi Air (Water Conservation ) 9. M.711001.009. 01 10. M.711001.010. 01 11. M.711001.011. 01 Melakukan Perhitungan Material Ramah Lingkungan (Material Resources and Cycle) Melakukan Perhitungan Kenyamanan dan Kesehatan Ruangan (Indoor Health Comfort) Melakukan Perhitungan Manajemen Lingkungan Bangunan Gedung (Building Environmental Management) 12. M.711001.012. 01 Membuat Analisis Data dan Hasil Perhitungan 13. M.711001.013. 01 Menyusun Laporan dan Rekomendasi Pelaksanaan Kegiatan Tabel 4 Kriteria Unjuk Kerja Ahli Penilai Bangunan Hijau No. Unit kompetensi Elemen kompetensi Menerapkan Peraturan Perundangundangan, 1 Sistem Manajemen Mutu (SMM) dan Sistem Manajemen Keselamatan Kesehatan Kerja dan Lingkungan (SMK3L) terkait bangunan hijau 1. Menginventarisasi peraturan Perundang-undang, SMK3L, dan SMM yang terkait 2. Melaksanakan ketentuan Peraturan perundang-undangan, SMK3L dan SMM 3. Mengevaluasi penerapan Peraturan perundang-undangan, SMK3L dan SMM Melaksanakan Komunikasi dengan 1. Menginterpretasikan informasi yang terkait dengan

2 Pihak Terkait pekerjaan penilaian kelaikan bangunan gedung 3 4 5 6 7 2. Mengomunikasikan informasi dan instruksi kerja yang terkait dengan pekerjaan penilaian kelaikan bangunan gedung kepada tim kerja 3. Melaksanakan koordinasi dengan unit terkait Melaksanakan Persiapan Kerja 1. Menyiapkan bahan presentasi kepada pengguna jasa mengenai aspek-aspek penting dalam bangunan hijau. Memeriksa Kesesuaian Dokumen Proyek Sesuai Dengan Tata Cara Penilaian Bangunan Hijau Yang Telah Ditetapkan (Dari Awal Hingga Akhir). Melakukan kegiatan peninjauan lapangan Melakukan Perhitungan Kesesuaian lahan (Apropriate Site development). Melakukan Perhitungan Efisiensi Energi (Energi Efficiency Measure). 8 Melakukan Perhitungan Konservasi Air (Water Conservation). 2. Menyiapkan bahan proposal pekerjaan penilaian 3. Memaparkan prosedur sertifikasi dan rumusan kualifikasi bangunan hijau beserta keterkaian dan konsekuensi besaran investasi yang diperlukan. 4. Merencanakan alat bantu dan instrument kerja 1. Menentukan metode pengumpulan dokumen-dokumen yang diperlukan berkaitan dengan Rencana Bangunan Hijau 1. Melaksanakan kegiatan pengumpulan dokumen-dokumen yang diperlukan. 2. Memeriksa kesesuaian dokumen yang akan digunakan dalam penerapan bangunan hijau. 1. Melakukan persiapan peninjauan lapangan: rencana dan atau bangunan 2. Melaksanakan peninjauan lapangan: rencana dan atau bangunan 3. Mengkaji penerapan rencana bangunan hijau perhitungan tepat Guna tapak dan lingkungan (Apropriate Site Development). 2. Menghitung Luas Dasar Area Hijau (basic green area) dan Pemilihan Lahan (site selection) 3. Menghitung Aksesibilitas Komunitas (community accessibility), ketersediaan Transportasi Publik (Public transportation) dan Parkir Sepeda (Bicycle) 4. Menghitung lansekap (landscape) dan iklim mikro (Micro climate) 5. Menghitung aspek pengendalian air hujan (Storm Water Management) 6. Melakukan evaluasi perhitungan perhitungan efisiensi energi (energy efficiency measure). efisiensi energi (energy efficiency measure). 3. Menghitung efisiensi energi (energy efficiency measure) dan ketersediaan ventilasi (ventilation) 4. Menghitung ketersediaan pencahayaan alami (natural lighting) 5. Menghitung Reduksi CO2 untuk mengurangi dampak perubahan iklim (climate change impact) 6. Menghitung ketersediaan energy terbaharukan (on site renewable energy) 7. Melakukan evaluasi perhitungan perhitungan konservasi air (water conservation).

konservasi air (water conservation). 9 10 11 Melakukan Perhitungan Material Ramah Lingkungan (Material Resources and Cycle). Melakukan Perhitungan Kenyamanan dan Kesehatan Ruangan (Indoor Health Comfort). Melakukan Perhitungan Manajemen Lingkungan Bangunan Gedung (Building Environmental Management). 3. Menghitung penghematan air (water use reduction), penggunaan water fixtures dan penghematan air pada lansekap (water landscaping) 4. Menghitung daur ulang air (water recycling), ketersediaan sumber air alternative (alternative water) dan penggunaan air hujan (rain water harvesting) 5. Melakukan evaluasi perhitungan perhitungan material ramah lingkungan (Material Resources and Cycle). perhitungan material ramah lingkungan (Material Resources and Cycle). 3. Menghitung penggunaan kembali material bekas (Building and Material Reuse), material ramah lingkungan (environmentaly friendly material), material kayu bersertifikat (certified wood), material prefabrikasi dan material local 4. Menghitung penggunaan material yang tidak merusak ozon (non OSD usage). 5. Melakukan evaluasi perhitungan. perhitungan Kenyamanan dan Kesehatan Ruangan (Indoor Health Comfort). perhitungan Kenyamanan dan Kesehatan Ruangan (Indoor Health Comfort). 3. Menghitung penggunaan alat monitor gas karbondioksida (CO2 Monitoring). 4. Menghitung pengendalian asap rokok pada bangunan (Environmental Tobacco Smoke Control) dan pengendalian polusi kimiawi pada bangunan (Chemical Pollutants). 5. Menghitung pemanfaatan pandangan arah keluar (outside view) pada bangunan. 6. Menghitung penggunaan kenyamanan visual (visual comfort) pada pencahayaan buatan. 7. Menghitung penggunaan kenyamanan suhu (Thermal Comfort) pada bangunan. 8. Menghitung tingkat kebisingan (accoustic level) pada bangunan. 9. Melakukan evaluasi perhitungan. perhitungan Manajemen Lingkungan Bangunan Gedung (Building Environmental Management) perhitungan Manajemen Lingkungan Bangunan Gedung (Building Environmental Management) 3. Menghitung pengendalian sampah dan polusi selama proses konstruksi (Pollution of Construction Activity). 4. Melaksanakan Testing dan Commisioning pada bangunan (proper commissioning). 5. Mengukur kepuasan pengguna bangunan (Occupant Survey).

12 Membuat Analisis Data dan Hasil Perhitungan 13 Menyusun Laporan dan Rekomendasi Pelaksanaan Kegiatan 6. Melakukan evaluasi perhitungan. 1. Melakukan analisis data dan informasi yang berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan. 2. Memverifikasi data hasil analisis. 3. Menyusun laporan gap analysis (perbedaan antara standar dengan kondisi eksisting) 1. Menyusun laporan akhir 2. Menyusun rekomendasi 3. Menyusun laporan evaluasi akhir pekerjaan bangunan hijau 4. Membuat pertanggung jawaban laporan hasil evaluasi Dengan ditetapkannya Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) Sektor Jasa Konstruksi Sub bidang Bangunan Gedung untuk Jabatan Kerja Ahli Penilai Bangunan Hijau, maka SKKNI ini akan diberlakukan secara nasional dan selanjutnya akan menjadi acuan bagi penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan serta uji kompetensi dalam rangka sertifikasi kompetensi tenaga kerja di Indonesia. Ucapan Terima Kasih Terima kasih disampaikan kepada PusatPembinaanKompetensi Dan PelatihanKonstruksi(Pusbin KPK)BadanPembinaanKonstruksiKementerian PekerjaanUmum, sebagai pemberi Tugas dalam penyusunan Standar Kompetensi Kerja Nasional Ahli Penilai Bangunan Hijau, tim perumus, tim verifikasi dan tim teknis serta segenap stakeholder dan tim dari Green Building Council Indonesia (GBCI) yang terlibat secara penuhdalam penyusunan paket pekerjaan Rancangan Standar Kompetensi Kerja Nasional Ahli Penilai Bangunan Hijau (Green Building Profesional) untuk tahun anggaran 2012. Daftar Pustaka Departemen Rating Development, 2012, Greenship untuk Gedung Baru: Versi 1.1., Jakarta: Green Building Council Indonesia. Peraturan Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 38 Tahun 2012 Tentang Bangunan Gedung Hijau; Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Tata Laksana Registrasi Kompetensi Bidang Lingkungan; Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 8 Tahun 2010 Tentang Kriteria dan Sertifikasi Bangunan Ramah Lingkungan; Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2004 tentang Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP); Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2012 tentang Jenjang Kualifikasi KKNI; Surat Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 45 Tahun 2002 Tentang Kurikulum Inti Perguruan Tinggi; Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan; Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional; Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.