PEMBAHARUAN PENGELOLAAN SUMBERDAYA AIR PERAN BUDAYA LOKAL DALAM MENUNJANG SUMBERDAYA AIR YANG BERKELANJUTAN Bali, 2 Oktober 2003 DITJEN SUMBERDAYA AIR
KERANGKA PIKIR PERUBAHAN UU NO.11/1974 LATAR BELAKANG Pengalaman Masa Lalu : Belum memadainya penyelenggaraan koordinasi pembangunan sumberdaya air; Belum terciptanya keseimbangan pembangunan fisik dan non fisik; Belum terciptanya keseimbangan anara pendayagunaan dan konservasi; Dominasi pemerintah. Tantangan ke depan : Pembangunan yang berkelanjutan; Otonomi daerah; Hak asasi manusia; Transparansi; Demokratisasi; Globalisasi. Penegasan bahwa pembangunan sumberdaya air sebagai perekat persatuan. UUD 1945 Pasal 33 ayat (3) Tap MPR No. IV/MPR/1999 tentang GBHN VISI PENGELOLAAN SDA Terwujudnya kemanfaatan sumberdaya air bagi kesejahteraan seluruh rakyat MISI PENGELOLAAN SDA 1. Konservasi sumberdaya air yang berkelanjutan. 2. Pendayagunaan sumberdaya air yang adil bagi semua kebutuhan. 3. Pengendalian daya rusak air. 4. Pemberdayaan dan peningkatan peran masyarakat, dunia usaha, dan pemerintah. 5. Peningkatan ketersediaan dan keterbukaan data serta informasi SDA ASAS PENGELOLAAN SDA asas keseimbangan fungsi sosial dan nilai ekonomi, asas kemanfaatan umum, asas keterpaduan dan keserasian, asas kelestarian, keadilan, asas kemandirian, serta asas transparansi dan akuntabilitas publik RUU PENGGANTI UU 11/1974 1. Komprehensif 2. Antisipatif 3. Direktif 4. Koordinatif 5. Partisipatif PERATURAN PERUNDANG- UNDANGAN TERKAIT
Mengapa UU 11/194 tentang Pengairan perlu dirubah: Menyesuaikan dg pergeseran paradigma penyelenggaraan pemerintahan: n: sentralistik desentralistik & memberi peluang kepada masyarakat utk berperan dalam pengelolaan SDA Mengakomodasi kesepakatan global a.l: sustainable development; Integrated Water Resources Management (IWRM), Hak Asasi Manusia pemenuhan kebutuhan pokok air Penyeimbangan antara pengaturan untuk konservasi SDA dengan pengaturan pendaya gunaan SDA Mengakomodasi penerapan prinsip-prinsip good governance,, a.l demokratisasi, transparansi, akuntabilitas dlm pengelolaan SDA Mengantisipasi ekses perkembangan nilai ekonomis air (komersialisasi) sasi) air yg semakin kuat
BUTIR-BUTIR KEBIJAKAN BARU DLM RUU SDA Jaminan terhadap hak untuk memperoleh kebutuhan pokok atas air Peran masyarakat diperluas (demokratisasi) Peran pemerintah pusat dan daerah dipertegas (otonomi daerah) Pergeseran fungsi sumberdaya air dari fungsi sosial menjadi fungsi sosial, ekonomi, dan lingkungan Perincian pengaturan menurut cakupan (domain( domain) ) mempunyai nilai penting karena, selama ini, pengelolaan sumberdaya air terfokus pada pendayagunaan (eksploitasi) keseimbangan dengan konservasi Keberadaan Dewan Sumberdaya Air Prinsip-prinsip prinsip conjunctive use Prinsip-prinsip prinsip good governance Pejabat penyidik Lebih komprehensif
ASAS, TUJUAN, DAN FUNGSI Asas asas keseimbangan fungsi sosial & nilai ekonomi; asas kemanfaatan umum; asas keterpaduan dan keserasian; asas kelestarian; asas keadilan; asas kemandirian; dan asas transparansi dan akuntabilitas publik Tujuan Fungsi mewujudkan kemanfaatan sumberdaya air yang menyeluruh, terpadu, berkelanjutan dan berwawasan lingkungan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat. fungsi sosial; fungsi ekonomi; dan fungsi lingkungan
WEWENANG PENGELOLAAN DAN PELAKSANAAN PENGELOLAAN WILAYAH SUNGAI Keberadaan SDA pada WS Dalam Satu Kabupaten/ Kota Lintas Kabupaten/ Kota Dalam Satu Propinsi Penetapan Pola Pengelolaan WS Bupati/Walikota Gubernur (persetujuan dengan Dewan SD Air Daerah ) Pelaksanaan Pengelolaan Bupati/ Walikota Gubernur (persetujuan dengan Dewan SD Air Daerah) Lintas Propinsi WS Strategis Menteri-menteri Terkait (persetujuan dengan Dewan Sumberdaya Air Nasional ) Menteri-menteri Terkait (persetujuan dengan Dewan Nasional) Menteri-menteri terkait (persetujuan dengan Dewan Sumberdaya Air Nasional) Menteri-menteri terkait bersama dengan Pemda (persetujuan dengan Dewan Sumberdaya Air Nasional)
PRINSIP PENGELOLAAN SUMBERDAYA AIR Pengelolaan sumberdaya air meliputi konservasi, pendayagunaan, dan pengendalian daya rusak air Pola pengelolaan sumberdaya air berdasarkan Wilayah Sungai Salah satu kriteria penetapan wilayah sungai adalah kemampuan untuk memenuhi kebutuhan pokok bagi seluruh penduduk yang bermukim di wilayah sungai tersebut Melibatkan seluas-luasnya luasnya peran masyarakat Keterpaduan antar sektor, antar wilayah, antar generasi, dan antar ar instansi tanpa mengurangi kewenangan masing-masing, masing, Keseimbangan antara upaya konservasi dan pendayagunaan Pemerintah dapat menetapkan WS strategis dan pola pengelolaannya dengan persetujuan dan dilakukan bersama Pemerintah Daerah
ISUE-ISUE DALAM PEMBAHASAN RUU SUMBER DAYA AIR 1. Pola Pengelolaan Sumber Daya Air : Pola Penggelolaan SDA disusun berdasarkan wilayah sungai dgn prinsip koordinasi keterpaduan antara air permukaan dan air tanah dgn memperhatikan wewenang instansi pemerintah yg bersangkutan. Wilayah Sungai : Kesatuan wilayah pengelolaan sumber daya air dalam satu atau lebih Daerah Aliran Sungai dan atau pulau-pulau kecil yang luasnya kurang dari atau sama dengan 2.000 km 2. Cekungan Air Tanah : Cekungan air tanah adalah suatu wilayah pengelolaan air tanah yg dibatasi oleh batas-batas hidrogeologi, semua kejadian hidrologi mencakup proses pengimbuhan, pengaliran & pelepasan air tanah berlangsung.
2. Privatisasi : Privatisasi = Pengusahaan SDA dgn melibatkan swasta / perorangan dgn tujuan mendapatkan modal, teknologi, & efisiensi dlm pelayanan an jasa air atau pemanfaatan potensi SDA. Privatisasi / Pengusahaan SDA dlm pengelolaan SDA dibatasi pd penggunaan SDA utk. memenuhi kebutuhan usahanya a.l. : Sbg. bahan baku : PDAM, Persh. Air Kemasan. Sbg. media / unsur utama : PLTA, olah raga arum jeram Sbg. Bhn pembantu produksi : air utk. Pendingin mesin, dll. Kegiatan Privatisasi / pengusahaan di maksud tidak termasuk menguasai sumber airnya tetapi terbatas pd hak utk. menggunakan air sesuai dgn alokasi air yg ditetapkan. Privatisasi diarahkan utk. kemenuhi keb. air bersih daerah perkotaan yg kemampuaan membayar tinggi. Utk Penduduk dgn kemampuan membayar rendah akan dilayani Perusahaan Publik.
PERBANDINGAN PELAKSANAAN PENGUSAHAAN SDA di diuu No. 11/1974 dan RUU SDA Ketentuan Syarat pihak swasta Kewajiban pihak swasta Kewajiban Pemerintah UU No. 11/1974 Izin pemrth berpedoman pd asas usaha bersama dan kekeluargaan (Ps. 11) Tidak ada turannya Tidak ada aturannya RUU SDA 1. Izin dr pemerintah, Pemrth. Propinsi atau Kab./Kota (Ps.46) 2. Tidak boleh meliputi WS (Ps. 46) 3. Berdasarkan rencana alokasi air (Ps.47) 4. Melalui konsultasi publik (Ps. 48) 5. Tdk melayani wil.. SDA lain kecuali bila terdapat ketersediaan air yg melebihi keb. wilayah sendiri 1. Memeperhatikan fungsi sosial & kelestariannya (Ps.46) 2. Ikut serta melakukan keg. Konservasi & meningkatkan kesejahteraan di sekitarnya (Ps. 48) 3. Mendorong keikutsertaan usaha kecil & menengah (Ps.48) 1. Melakukan pengaw. mutu pelayanan pengusahaan (Ps. 48) 2. Memfasilitasi pengaduan masy. atas pelayanan pengusahaan (PS. 48)
3. Hak Guna Air : Sumberdaya air dikuasai oleh negara dan dipergunakan sebesar-besarnya besarnya untuk kemakmuran rakyat. Negara menjamin hak setiap orang untuk mendapatkan air bagi kebutuhan pokok sehari-hari dalam memenuhi kehidupannya yang sehat, bersih, dan produktif. Mengakui hak masyarakat adat. Tidak memberlakukan hak milik, tetapi hak guna air.
Definisi Hak Guna Air : Hak guna air adalah hak utk memperoleh & memakai atau mengusahakan SDA utk. berbagai keperluan. Hak Guna Air meliputi : a. Hak Guna Pakai Air (HGP AIR) Hak guna pakai air adalah hak utk. memperoleh & memakai SDA guna memenuhi keperluan sehari-hari, hari, pertanian rakyat, & keb. lain yg bersifat sosial. HGP Air mengimplementasikan makna fungsi sosial SDA. Hak Guna Usaha Air (HGU AIR) Hak guna usaha air adalah hak utk. memeperoleh & mengusahakan SDA guna memenuhi keb. usaha. HGU Air pencerminan fungsi ekonomi & peningkatan nilai kemanfaatan SDA.
4. 4. Hubungan Hak Guna Air & Perizinan (1) Jenis HG AIR Cara Memeper oleh Tanpa Izin UNTUK SIAPA Perorangan Perorangan & Kelompok UNTUK APA Kebutuhan pokok sehari-hari Pertanian rakyat dlm Irigasi yg sudah ada Jar. Persyaratan Tidak mengubah kondisi sumber air HAK GUNA PAKAI Perorangan Kebutuhan pokok sehari-hari mengubah kondisi sumber air Dengan Izin Perorangan & Kelompok Pertanian rakyat diluar Jar. Irigasi yg sudah ada Kelompok Kebutuhan pokok sehari-hari hari, Kebutuhan sosial
4. 4. Hubungan Hak Guna Air & Perizinan (2) Jenis HG AIR HAK GUNA USAHA Cara Memeper oleh Dengan izin UNTUK SIAPA Perorangan /Kelompok /Badan Usaha UNTUK APA Untuk memenuhi kebutuhan usaha : bahan baku produksi (Pabrik minuman,, PDAM) untuk pemanfaatan potensinnya (usaha PLTA) Untuk media usaha (usaha wisata/olah raga air) Untuk bahan pembantu proses produksi (proses pendingin mesin, industri tekstil) Persyaratan
5. Iuran & Pembiayaan : a. Perhitungan kebutuhan pembiayaan didasarkan pd kebutuhan nyata pengelolaan SDA b. Jenis pembiayaan meliputi biaya : - sistem informasi - perencanaan - pelaksanaan konstruksi & investasi - operasi & pemeliharaan - pemantauan & evaluasi - pemberdayaan masyarakat c. Sumber dana utk. pembiayan diperoleh dr anggaran pemerintah, swasta, dan penerimaan jasa pengelolaan air (iuran).
Iuran & Pembiayaan... d. Pengaturan pembiayaan : - pemerintah utk. Pengll. SDA WS lintas propinsi, negara & strategis nasional. - pemerintah provinsi utk. Pengll. SDA WS lintas kab./kota - pemerintah kab./kota utk. Pengll SDA WS dlm satu kab./kota. - BUMN & BUMD pengll. SDA, Badan Usaha lain & atau perorangan utk. tujuan pengusahaan SDA. e. Utk. kepentingan mendesak yg memerlukan pembiayaan antara Pemerintah & Pemda keb. Pembiayaan ditetapkan atas kesepakatan bersama antara Pemerintah dan Pemda (Prov, Kab./Kota).
Iuran & Pembiayaan... f. BUMN/BUMD Pengelola SDA mempunyai kewajiban utk. pembiayaan pelayanan sosial & pelayanan utk. Kesejahteraan & keselamatan umum. g. Pemerintah & Pemda dpt memberikan pembiayaan pengelolaan SDA kpd BUMN/BUMD Pengelola SDA utk. pembiayaan pelayanan sosial & pelayanan utk. Kesejahteraan & keselamatan umum. h. Iuran jasa pengelolaan SDA dikenakan setiap pengguna SDA kecuali untuk pemenuhan keb. Pokok sehari-hari i. Besarnya iuran ditetapkan atas dasar kemampuan ekonomi pengguna & jenis penggunaan. j. Iuran tersebut bukan mrp. Pembayaran atas harga airnya tetapi utk. Membiayai keperluan pengelolaan SDA.
6. Kebijakan Pengelolaan Irigasi dalam RUU SDA A. Rumusan akhir RUU SDA psl.. 42 & 64 yg berkaitan dgn irigasi pd intinya : Pengembangan sistem jaringan irigasi mjd tanggung jawab pemerintah dan pemerintah daerah sesuai dgn kewenangannya dan dilakukan dengan mengikutsertakan masyarakat termasuk pelaksanaan operasi dan pemeliharaan jaringan utamanya. B. Dalam pembahasan mslh pengelolaan irigasi : a. DPR tdk menyetujui adanya penyerahan kewenangan pengelolaan irigasi dari pemerintah/pemerintah daerah kepada petani pemakai air.
b. Kewenangan pengelolaan irigasi tetap berada di pemerintah/pemerintah daerah sesuai dgn kewenangannya sebagaimana telah dirumuskan dlm psl.. 42 RUU SDA - Jar. Irigasi dlm satu kab././kota mjd tanggung jawab pemerintah kab././kota. - Jar. Irigasi lintas kab././kota mjd tanggung jawab pemerintah propinsi. - Jar. Irigasi lintas propinsi mjd tanggung jawab pemerintah. c. Kewajiban petani pemakai air adalah pelaksanaaan operasi dan pemeliharaan pd jaringan tersier/usaha tani.
KEBIJAKAN PENGELOLAAN IRIGASI LINGKUP T. JAWAB PELAKSANAAN Lintas Provinsi Pemerintah PENGEM-- BANGAN Lintas Kabupaten Pemerintah Provinsi Dapat mengikutsertakan masyarakat OPERASI & PEMELIHA- RAAN Satu Kabupaten Jaringan Primer & Sekunder Tersier Pemerintah Kab./Kota Pemerintah & Pemda sesuai dgn kewenangannya Perkumpulan Petani Pemakai Air Dapat dilakukan oleh perkumpulan petani pemakai air atau pihak lain sesuai dgn kebutuhan & kemampuannya.
7. Pasal-Pasal yg Belum Tuntas dibahas (Pending) a. Pasal mengenai air minum ttg. Pembentukan bahan regulasi air minum. - pokok-pokok usulan rumusan : untuk mencapai tujuan pengaturan pengembangan sistem penyediaan air minum dan sanitasi pemerintah dpt membentuk badan yg berada & yg bertanggungjawab kpd Menteri. - perlu dibahas dlm RAKER Komisi IV b. Pengusaahaan air ke Negara Lain. - pokok-pokok usulan rumusan : 1). pengusahaan air utk negara lain tdk diizinkan kecuali apabila penyediaan air utk berbagai kebutuhan air WS telah terpenuhi. 2). pengusahaan air utk negara lain hrs didsrkan pd rencana pengell. SDA WS ybs dgn memperhatikan kepentingan daerah sekitarnya. 3). pengusahaan air utk negara lain dilakukan dgn konsultasi publik serta mendapat rekomendasi Pemda. - perlu dibahas dlm RAKER Komisi IV
7. Pasal-Pasal yg Belum Tuntas dibahas (Pending) c. Pengaturan T.jawab pembiayaan irigasi tersier. - pokok-pokok usulan rumusan : Biaya pelaksanaan konstruksi & OP sistem irigasi tersier menjadi tanggungjawab masyarakat petani dgn bantuan Pemerintah apabila diperlukan. - perlu dibahas dlm RAKER Komisi IV