BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah serangkaian usaha untuk pengembangan atau kemajuan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah serangkaian usaha untuk pengembangan atau kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. Pada tahun 2013 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud)

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah melalui Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia pada

garis awal atau start sampai dengan finish atau rencana dan pengaturan tentang

Mengingat pentingnya bahasa tersebut, maka dalam dunia pendidikan perlu. mulai sekolah dasar sampai perguruan tinggi. Selain itu, bahasa Indonesia pun

BAB I PENDAHULUAN. siswa turut menentukan pencapaian tujuan pendidikan. Kriteria untuk mengetahui

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bagi manusia sangat begitu penting karena dapat meningkatkan kemampuan

BAB II KAJIAN TEORETIS

BAB 1 PENDAHULUAN. seseorang dalam mengaktuslisasikan dirinya sepenuhnya dan selengkapnya

BAB I PENDAHULUAN. untuk memiliki keterampilan dalam berbahasa. Keterampilan berbahasa mencakup empat komponen keterampilan.

BAB I PENDAHULUAN. Inti dari pendidikan di sekolah adalah kegiatan belajar mengajar. Keberhasilan

BAB I PENDAHULUAN. dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, memproduksi yaitu menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat yang paling penting dalam berkomunikasi, baik

BAB I PENDAHULUAN. akhlak mulia, serta keterampilan. Salah satu aspek yang dibutuhkan dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. selalu memperhatikan tujuan pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum yang

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam memahami pelajaran yang diberikan oleh guru. Pembelajaran yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas

BAB I PENDAHULUAN. anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasikan

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran adalah proses interaksi antara siswa dengan pendidik dengan

BAB I PENDAHULUAN. edu-katif tergambarkan dengan adanya interaksi yang terjadi antar guru dengan

BAB I PENDAHULUAN. dapat terlaksananya pendidikan dan tersampainya ilmu pengetahuan. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bagi manusia sangat begitu penting karena dapat meningkatkan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. mendewasakan manusia melalui pengajaran dan pelatihan. Namun pada kenyataannya

BAB I PENDAHULUAN. setiap warga negara dalam mengenyam pendidikan. Mulai dari sekolah dasar,

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu proses ketercapaian ilmu dari berbagai aspek

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bagi manusia sangat begitu penting karena dapat meningkatkan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. suatu masyarakat untuk bekerja sama, berkomunikasi dan mengidentifikasi diri. pembelajaran merupakan tercapainya perubahan.

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. makna kata-kata secara individul akan dapat diketahui. diharapkan dapat melatih kreatifitas dan keterampilan siswa dalam

BAB I PENDAHULUAN. karena adanya interaksi antara guru dan siswa. Interaksi yang dilakukan mengharapkan

tetapi tidak akan menggambarkan kesatuan-kesatuan bahasa. Menulis merupakan representasi bagian dari kesatuan-kesatuan ekspresi bahasa.

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan menulis ini tidak semua orang menyukai, apalagi menguasai

BAB I PENDAHULUAN. Menyimak (listening), berbicara (speaking), membaca (reading) dan menulis. penggunaan keempat keterampilan berbahasa tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. mampu berkembang. Kemudian proses pembelajaran dapat dilakukan karena adanya

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan manusia mampu mewujudkan potensi yang dimilikinya. Tirtarahardja

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dimaksud adalah perubahan yang bersifat evolutif, antisipatif, dan terus menerus

BAB I PENDAHULUAN. gerak-gerik badaniah yang nyata (Keraf, 1993: 2). Dengan bahasa, setiap orang

BAB I PENDAHULUAN. dalam interaksi dirinya dengan lingkungannya. Hasil dari interaksi yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. Suatu implikasi dari sumpah pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928,

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa yang cerdas ditentukan oleh kualitas pendidikan di negaranya. Semakin

BAB I PENDAHULUAN. Melatih keterampilan berbahasa berarti pula melatih ketrampilan berpikir Tarigan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, manusia dapat menemukan hal-hal baru yang dapat dikembangkan dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu sistem yang berperan sebagai pusat bagi

BAB I PENDAHULUAN. selalu mengandung pikiran atau perasaan. Di dalam kegiatan komunikasi ini, manusia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Empat aspek keterampilan

BAB 1 PENDAHULUAN. lingkungan akan mendapatkan pengalaman dan pengetahuan sehingga akan menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan suatu masyarakat dapat dilihat dari perkembangan pendidikannya.

BAB I PENDAHULUAN. belajar dipengaruhi oleh motivasi dari dalam dan luar siswa.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan ruang yang tidak hanya mengantarkan peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Indonesia menjadi penghela ilmu pengetahuan (carrier of knowledge).

BAB 1 PENDAHULUAN. Tugas utama seorang pendidik adalah menyelenggarakan kegiatan belajar

BAB I PENDAHULUAN. periode jenjang pendidikan. Kurikulum tercatat sebagai perubahan ketiga selama

BAB I PENDAHULUAN. baik oleh pembaca dan hendak disampaikan melalui media kata-kata/bahasa tulis.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bidang pendidikan. Terbentuknya sistem pendidikan yang baik diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat. Pembelajaran dan pendidikan merupakan sarana yang penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan tersebut akan mendapatkan informasi ataupun pengalaman

BAB I PENDAHULUAN. tulisan. Keterampilan dan kemampuan berbahasa sangat berhubungan erat dengan

BAB I PENDAHULUAN. jenjang pendidikan di Indonesia bertujuan agar siswa terampil berbahasa dan

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi. Bahasa Indonesia merupakan salah satu pelajaran yang diajarkan di

BAB I PENDAHULUAN. Belajar merupakan suatu aktivitas yang bertujuan untuk membentuk kemampuan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam hal berpikir kritis peserta didik dimulai dari jenjang Sekolah Dasar sampai dengan

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan ini dapat diperoleh dengan latihan yang intensif dan bimbingan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Kemampuan berbahasa mencakup empat aspek yaitu menyimak, berbicara,

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. bersastra. Pada kurikulum 2013, pelajaran bahasa Indonesia mengalami. mengembangkan kemampuan dan keterampilan berpikir siswa.

2015 PENERAPAN TEKNIK MENULIS BERANTAI DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ULASAN FILM ATAU DRAMA

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum. Saat ini sempat diterapkan

BAB I PENDAHULUAN. bernalar serta kemampuan memperluas wawasan. Menurut Tarigan (2008:1) ada

2015 PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPLANASI KOMPLEKS

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan kehidupan di masa datang. Untuk menyukseskan tujuan di atas, maka

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bagi manusia sangat begitu penting karena dapat meningkatkan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bagi manusia sangat begitu penting karena dapat meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan ini, manusia tidak pernah telepas dari kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

2015 PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. Cerpen merupakan sebuah karya yang didalamnya terkandung berbagai aspek

2015 PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN MELALUI TRANSFORMASI FILM DOKUMENTER

BAB I PENDAHULUAN. merupakan upaya penguasaan yang menggunakan bahasa lisan, sementara

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan seseorang dalam melakukan komunikasi sangat tergantung

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

I. PENDAHULUAN. semakin modern, diharapkan dapat meningkatkan aktivitas serta kreativitas

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan kegiatan pembelajaran yang terjadi. Seperti halnya seorang tenaga

BAB I PENDAHULUAN. Interaksi yang bernilai edukatif dikarenakan kegiatan belajar mengajar yang dilakukan,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan

BAB I PENDAHULUAN. seorang pendidik yang mempunyai kompetensi, baik kompetensi pedagogik,

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. dalam melaksanakan, merencanakan, dan menilai pembelajaran. Oleh karena itu,

BAB II KAJIAN TEORETIS. 2.1 Pembelajaran Memproduksi Teks Eksplanasi Kompleks dengan Metode

BAB I PENDAHULUAN. budayanya dan budaya orang lain, serta mengemukakan gagasan dan

BAB I PENDAHULUAN. Berkomunikasi adalah salah satu keterampilan berbahasa. Keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. mampu berkomunikasi dengan baik. Salah satu cara untuk meningkatkan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah serangkaian usaha untuk pengembangan atau kemajuan bangsa. Pengembangan bangsa itu akan dapat diwujudkan secara nyata dengan melakukan usaha-usaha untuk mencapai cita-cita bangsa. Mengingat hal itu, maka sistem pendidikan akan diarahkan kepada perwujudan keselarasan, keseimbangan dan keserasian antara pengembangan kuantitas dan pengembangan kualitas serta aspek lahiriah dan aspek rohaniah. Itulah sebabnya pendidikan dirumuskan sebagai usaha sadar untuk membangun manusia seutuhnya. Pendidikan membentuk dasar diri masyarakat. Hal ini berkaitan dengan pertumbuhan ekonomi, sosial, dan politik dalam perkembangan masyarakat pada umumnya. Pendidikan menanamkan pengetahuan, membuat penerapannya untuk kemajuan masyarakat menjadi mungkin. Suardi (2012:16) mengatakan, bahwa pendidikan adalah segala sesuatu yang universal dan berlangsung terus-menerus yang tak pernah putus dari generasi ke generasi di manapun di dunia ini. Upaya memanusiakan manusia melalui pendidikan itu diselenggarakan sesuai dengan pandangan hidup dan dalam latar belakang sosial kebudayaan masyarakat tertentu. Dalam hal ini pendidikan merupakan sesuatu yang sangat penting bagi manusia untuk bermasyarakat. Perkembangan pendidikan tidak terlepas dari acuan yang sangat penting disebut sebagai kurikulum. Kurikulum merupakan pengembang di dalam dunia pen- 1

2 didikan khususnya di Indonesia. Kurikulum berbasis kompetensi atau disebut outcomes based curriculum merupakan pengembangan kurikulum yang diarahkan pada pencapaian kompetensi sesuai dengan SKL. Demikian pula penilaian hasil belajar, dan hasil kurikulum diukur dari pencapaian kompetensi. Keberhasilan kurikulum diartikan sebagai pencapaian kompetensi yang dirancang dalam dokumen kurikulum oleh seluruh peserta didik, sehingga hasilnya dapat dirasakan oleh peserta didik, berupa penguasaan terhadap seperangkat kompetensi tertentu. Berlakunya kurikulum berbasis teks, pengembangan berbagai kompetensi tentu diperlukan demi melahirkan generasi penerus bangsa yang produktif, kreatif, inovatif, dan berkarakter, termasuk kompetensi menulis sebuah tulisan atau teks. Majid dan Firdaus (2014:92) menyatakan, bahwa orientasi kurikulum 2013 adalah terjadinya peningkatan serta keseimbangan diantaranya, kompetensi sikap (attitude), keterampilan (skill), dan pengetahuan (knowledge). Kompetensi lulusan merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan sesuai dengan standar nasional untuk membangun dunia pendidikan dengan kurikulum yang baik mencakup tiga aspek tersebut. Setiap manusia memiliki potensi khususnya siswa, untuk dapat menulis siswa diarahkan untuk minat menulis dan menjadikan keterampilan menulis sebagai suatu keterampilan yang menyenangkan. Keterampilan menulis merupakan salah satu jenis keterampilan berbahasa yang harus dikuasai siswa. Banyak ahli telah mengemukakan pengertian menulis. Menurut Tarigan (2008:3) mengatakan, bahwa keterampilan menulis adalah salah satu keterampilan berbahasa yang produktif, dan ekspresif yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung

3 serta tidak secara tatap muka dengan pihak lain. Dapat dikemukakan bahwa keterampilan menulis adalah keterampilan menuangkan ide, gagasan, perasaan dalam bentuk bahasa tulis sehingga orang lain yang membaca dapat memahami isi tulisan tersebut dengan baik. Semi (2007:14) menyatakan, bahwa menulis merupakan suatu proses kreatif memindahkan gagasan ke dalam lambang-lambang tulisan. Dalam pengertian ini, menulis itu memiliki tiga aspek utama. Yang pertama, adanya tujuan atau maksud tertentu yang hendak dicapai. Kedua, adanya gagasan atau sesuatu yang hendak dikomunikasikan. Ketiga, adanya sistem pemindahan gagasan itu, yaitu berupa sistem bahasa. Pembelajaran Bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan siswa berkomunikasi dalam Bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tulisan. Pembelajaran Bahasa Indonesia diidentikan dengan pembelajaran kebahasaan, dan kesastraan. Hal ini menarik untuk dicermati oleh guru bahasa dan sastra Indonesia, dalam mengajarkan keterampilan menulis. Pembelajaran Bahasa Indonesia terdapat dua aspek yang di dalamnya, yakni aspek kebahasaan, dan kesastraan. Dalam pembelajaran sastra mengenal dua aspek, yaitu aspek apresiasi sastra dan aspek ekspresi sastra. Pembelajaran bahasa meliputi empat aspek yang saling berhubungan, dan saling mempengaruhi. Keempat aspek tersebut yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Keempat aspek kebahasaan tersebut sangat erat kaitannya, dan harus dikuasai oleh siswa. Sehubungan dengan keterampilan mengabstraksi sebuah tulisan atau teks, Dalam kurikulum terdapat materi tentang mengabstraksi teks eksplanasi kompleks baik

4 secara lisan maupun tulisan. Materi mengabstraksi teks eksplanasi kompleks ini merupakan salah satu bentuk menulis teks. Berkenaan dengan mengabstraksi sebuah teks eksplanasi kompleks, banyak objek-objek yang dapat dijadikan sebagai proyek atau media dalam mengabstraksi sebuah teks eksplanasi kompleks. Model pembelajaran dapat membuat peserta didik menjadi lebih aktif, berhasil memecahkan masalah-masalah yang kompleks, dan meningkatkan keterampilan peserta didik dalam mengelola sumber. Berdasarkan hal tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa penelitian ini merupakan suatu proses pembelajaran yang dilakukan oleh setiap individu untuk memperoleh pengetahuan yang baru sehingga membentuk suatu perubahan dalam memadukan pengetahuan, dan keterampilannya. Berdasarkan uraian tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Pembelajaran Mengabstraksi Teks Eksplanasi Kompleks dengan Menggunakan Model Auditory, Intellectualy, Repetition pada Siswa Kelas XI SMK Negeri 14 Bandung Tahun Pelajaran 2015/2016. 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, penulis mengindentifikasi berbagai permasalahan yang ada pada objek yang diteliti. Di antaranya, dalam mengabstraksi teks eksplanasi kompleks, siswa sulit dalam mengembangkan pemikirannya sehingga membuat siswa merasa sulit dalam mengabstraksi teks eksplanasi kompleks. Maka dari itu, diperlukan kecermatan dalam memecahkan permasalahan yang ada, sulit memilih gagasan-gagasan pada teks eksplanasi kompleks, dan

5 ini yang sulit dilakukan oleh siswa dalam mengabstraksi teks. Selain itu, model pembelajaran yang digunakan guru ketika pembelajaran sangat berpengaruh terhadap aktivitas belajar siswa dalam hal mengabstraksi teks eksplanasi kompleks. Model pembelajaran yang kurang tepat, dapat menurunkan minat belajar siswa untuk mengabstraksi teks eksplanasi kompleks. 1.3 Rumusan dan Batasan Masalah 1.3.1 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang penulis merumuskan permasalahan sebagai berikut. a. Mampukah penulis merencanakan, melaksanakan dan menilai pembelajaran mengabstraksi teks eksplanasi kompleks dengan menggunakan model Auditory, Intellectualy, Repetition pada siswa kelas XI SMK Negeri 14 Bandung? b. Mampukah siswa kelas XI SMK Negeri 14 Bandung mengabstraksi teks eksplanasi kompleks dengan model Auditory, Intellectualy, Repetition? c. Efektifkah model Auditory, Intellectualy, Repetition digunakan dalam pembelajaran mengabstraksi teks ekplanasi kompleks pada siswa kelas XI SMK Negeri 14 Bandung? 1.3.2 Batasan Masalah Dalam penelitian ini, penulis membuat batasan masalah sebagai berikut. a. Kemampuan penulis yang diukur adalah kemampuan dalam merencanakan, melaksanakan, dan menilai dalam pembelajaran mengabstraksi teks eksplanasi

6 kompleks dengan menggunakan model pembelajaran Auditory, Intellectualy, Repetition pada siswa kelas XI SMK Negeri 14 Bandung. b. Kemampuan siswa kelas XI Multimedia 1 SMK Negeri 14 Bandung yang diukur adalah mengabstraksi teks eksplanasi kompleks jenis fenomena sosial urbanisasi dengan menggunakan model Auditory, Intellectualy, Repetition. c. Model pembelajaran yang digunakan adalah model Auditory, Intellectualy, Repetition dengan cara pengelompokan 4 sampai 5 orang. 1.4 Tujuan Penelitian Dalam penelitian ini, penulis mempunyai tujuan yang hendak dicapai sebagai berikut. a. Untuk mengukur kemampuan penulis merencanakan dan menerapkan model Auditory, Intellectualy, Repetition dalam pembelajaran mengabstraksi teks eksplanasi kompleks pada siswa kelas XI SMK Negeri 14 Bandung. b. Untuk mengukur kemampuan siswa kelas XI SMK Negeri 14 Bandung dalam mengabstraksi teks eksplanasi kompleks dengan menggunakan model Auditory, Intellectualy, Repetition. c. Untuk mengukur keefektifan model Auditory, Intellectualy, Repetition digunakan dalam pembelajaran mengabstraksi teks eksplanasi kompleks pada siswa kelas XI SMK Negeri 14 Bandung. 1.5 Manfaat Penelitian Setelah terurai tujuan, penelitian ini mempunyai manfaat sebagai berikut.

7 a. Bagi penulis Kegiatan penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan, wawasan dan pengalaman, serta keterampilan penulis dalam pembelajaran mengabstraksi teks eksplanasi kompleks dengan menggunakan model Auditory, Intellectualy, Repetition. b. Bagi guru Bahasa dan Sastra Indonesia Hasil penelitian ini kiranya dapat dijadikan sebagai alternatif model pembelajaran keterampilan menulis atau mengabstraksi, terutama dalam mengabstraksi teks eksplanasi kompleks dengan menggunakan model Auditory, Intellectualy, Repetition. c. Bagi peneliti selanjutnya Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi dasar dan rujukan teori penelitian selanjutnya yang dilakukan oleh peneliti berikutnya yang berpedoman pada penelitian ini. 1.6 Kerangka Pemikiran Dalam sebuah penelitian, kerangka pemikiran merupakan perumusan berbagai permasalahan hingga kepada tindakan untuk menyelesaikan suatu permasalahan tersebut. Banyak permasalahan yang dihadapi diantaranya adalah meningkatkan minat belajar siswa, minat untuk membaca, dan meningkatkan keterampilan menulis pada siswa umumnya. Dalam hal ini penulis berasumsi dari permasalahan tersebut bahwa saat ke-

8 giatan belajar mengajar siswa harus aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan. Seorang pendidik atau guru harus menguasai keterampilan mengajar yang baik serta menyenangkan, pembelajaran yang diberikan harus menarik, dan model yang diterapkan harus sesuai dengan materi pembelajaran. Penelitian ini diharapkan agar pembelajaran bahasa Indonesia dapat menumbuhkan gairah dan meningkatkan semangat para siswa serta guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar, sehingga tercipta suasana menyenangkan dalam proses pembelajaran. 1.7 Asumsi dan Hipotesis 1.7.1 Asumsi Asumsi atau anggapan dasar harus didasarkan atas kebenaran yang telah diyakini oleh peneliti. Peneliti menganggap bahwa model Auditory, Intellectualy, Repetition ini cocok dalam pembelajaran mengabstraksi teks eksplanasi kompleks, karena dengan menggunakan model tersebut siswa mampu mengembangkan pemikirannya, sehingga siswa mampu menulis atau mengabstraksi teks eksplanasi kompleks berdasarkan apa yang dibaca dan dilihatnya. a. Penulis telah mengikuti Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian (MPK) diantaranya: Pendidikan Pancasila; Pendidikan Agama Islam; dan Pendidikan Kewarganegaraan, lulus Mata Kuliah Keilmuan dan Keterampilan (MKK) diantaranya: Teori pembelajaran Membaca; dan Telaah Kurikulum, lulus Mata Kuliah Keahlian Berkarya (MKB) diantaranya: Strategi Belajar Mengajar; Analisis Penggunaan Bahasa Indonesia; Perencanaan Pengajaran; Penilaian Pembelajaran Bahasa Indonesia; dan Metode Penelitian, lulus Mata Kuliah Perilaku Berkarya (MPB) diantaranya: Pengantar Pendidikan; Psikologi Pendidikan; Bela-

9 jar dan Pembelajaran; dan Profesi Pendidikan. b. Menurut Tarigan (1986:31) menulis adalah suatu proses kegiatan menyampaikan lambang-lambang tulisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interpretasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi atau pesan, serta memahami makna komunikasi yang telah disampaikan sang penulis melalui bahasa tulisan atau teks. c. Mengabstraksi teks eksplanasi adalah kegiatan meringkas teks eksplanasi dengan menuliskan garis besar teks tersebut dalam beberapa kalimat. Mengabstraksi harus atau wajib mempertahankan setiap bagian-bagian dari teks eksplanasi atau bentuk tulisan lainnya. Sebuah teks eksplanasi dipilah dan dipangkas dengan mengambil bagian-bagian pokok dan membuang hal-hal yang bersifat tambahan atau tidak penting atau dengan kata lain menemukan pokok permasalahan sebuah tulisan, menyusun kembali dalam tulisan yang ringkas d. Model Auditory, Intellectualy, Repetition merupakan model pembelajaran yang dapat merubah seseorang dalam pengetahuan serta keterampilannya, peserta didik melakukan eksplorasi, penilaian, interpretasi, sintesis, dan informasi untuk menghasilkan berbagai bentuk hasil belajar. 1.7.2 Hipotesis Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap suatu masalah yang perlu dibuktikan kebenarannya. Siswa mampu menggunakan model Auditory, Intellectualy, Repetition. Salah satu model pembelajaran yang mengajak siswa untuk belajar aktif yaitu model Auditory, Intellectualy, Repetition. Model ini merupakan

10 model pembelajaran yang menggunakan bentuk perubahan sesorang untuk mendapatkan pengetahuan dengan cara lain. Dalam model ini, peserta didik melakukan eksplorasi, penilaian, interpretasi, sintesis, dan informasi untuk menghasilkan berbagai bentuk hasil belajar. Model ini melibatkan para peserta didik untuk belajar mengambil informasi dan menunjukkan pengetahuan yang dimiliki, kemudian diimplementasikan ke dalam dunia nyata. Selain itu, model ini pun dapat mendorong peserta didik untuk mengembangkan dan mempraktikkan keterampilan menyampaikan pesan dalam sebuah tulisan atau teks. a. Penulis mampu melaksanakan pembelajaran mengabstraksi teks eksplanasi kompleks dengan menggunakan model Auditory, Intellectualy, Repetition pada kelas XI SMK Negeri 14 Bandung. b. Siswa kelas XI mampu mengabstraksi teks eksplanasi kompleks melalui dengan menggunakan model Auditory, Intellectualy, Repetition. c. Penggunaan model Auditory, Intellectualy, Repetition efektif digunakan untuk siswa kelas XI SMK Negeri 14 Bandung dalam pembelajaran mengabstraksi teks eksplanasi kompleks. 1.8 Definisi Operasional Sesuai dengan judul penelitian yang digunakan oleh penulis yaitu pembelajaran mengabstraksi teks eksplanasi kompleks dengan menggunakan model Auditory, Intellectualy, Repetition, maka penulis mendefinisikan setiap frase sebagai berikut.

11 a. Pembelajaran adalah proses atau cara perbuatan menjadikan orang atau individu belajar. Artinya pembelajaran dalam judul ini adalah proses yang dilakukan untuk mencapai suatu tujuan sesuai yang diharapkan dengan menempuh prosedur atau langkah-langkah tertentu. b. Mengabstraksi teks eksplanasi adalah kegiatan meringkas teks eksplanasi dengan menuliskan garis besar teks tersebut dalam beberapa kalimat. Mengabstraksi harus atau wajib mempertahankan setiap bagian-bagian dari teks atau bentuk tulisan lainnya. Teks eksplanasi adalah teks yang menjelaskan terjadinya fenomena, baik fenomena alam, sosial, dan budaya dipilah dan dipangkas dengan mengambil bagian-bagian pokok dan membuang hal-hal yang bersifat tambahan atau tidak penting atau dengan kata lain menemukan pokok permasalahan sebuah tulisan, menyusun kembali dalam tulisan yang ringkas. c. Model Auditory, Intellectualy, Repetition adalah model pembelajaran berbasis pengembangan pemikiran serta keterampilan. Model ini merupakan suatu model pembelajaran yang menggunakan suatu hasil pemikiran. Dalam model ini, peserta didik melakukan eksplorasi, penilaian, interpretasi, sintesis, dan informasi untuk menghasilkan berbagai bentuk hasil belajar. Model ini melibatkan para peserta didik untuk belajar mengambil informasi dan menunjukkan pengetahuan yang dimiliki, kemudian diimplementasikan ke dalam dunia nyata. Selain itu, model ini pun dapat mendorong peserta didik untuk mengembangkan dan mempraktikkan keterampilan komunikasi. Berdasarkan istilah yang dikemukakan diatas, penulis dapat menyimpulkan bahwa dengan adanya definisi operasional istilah-istilah tersebut dalam judul pe-

12 nelitian yang penulis gunakan dapat lebih jelas agar tidak terjadi kesalahan penafsiran dan maksud tujuan penelitian ini. 1.9 Struktur Organisasi Skripsi a. Bab I pendahuluan. Bab ini merupakan bagian awal dari skripsi yang menguraikan mengenai latar belakang penelitian berkaitan dengan kesenjangan harapan dan fakta di lapangan, identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi skripsi. b. Bab II kajian teoritis Bab ini berisi tentang kajian teori-teori yang terdiri dari pembelajaran bahasa Indonesia, keterampilan menulis, mengabstraksi teks eksplanasi kompleks, model Auditory, Intellectualy, Repetition. c. Bab III metode penelitian. Bab III berisi tentang deskripsi mengenai lokasi, populasi dan sampel penelitian, desain penelitian, metode penelitian, prosedur penelitian, variabel dan definisi operasional variabel, instrumen penelitian, proses pengembangan instrumen penelitian, teknik pengumpulan data dan teknik analisis data. d. Bab IV hasil penelitian dan pembahasan. Bab ini mengemukakan tentang hasil penelitian yang telah dicapai meliputi pengolahan data serta analisis temuan dan pembahasannya. e. Bab V simpulan dan saran. Bab ini menyajikan simpulan terhadap hasil analisis temuan dari penelitian dan saran penulis sebagai bentuk pemaknaan terhadap hasil analisis temuan.