PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI LEGUMINOSA PAKAN HASIL ASOSIASI DENGAN RHIZOBIUM PADA MEDIA TANAM SALIN

dokumen-dokumen yang mirip
Uji Asosiasi Bakteri Rhizobium Terseleksi dengan Leguminosa Pakan dalam Kondisi Tercekam Salin

Fakultas Peternakan Universitas Diponegoro, Semarang 2. Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta 3

KAJIAN MORFOLOGI DAN FISIOLOGI KETAHANAN LEGUMINOSA PAKAN TERHADAP SALINITAS MEDIA TANAM

HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pegaruh Perlakuan terhadap Produksi Hijauan (Bahan Segar)

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Penelitian

Aplikasi Pupuk Kandang dan Pupuk SP-36 Untuk Meningkatkan Unsur Hara P Dan Pertumbuhan Tanaman Jagung (Zea mays L.) di Tanah Inceptisol Kwala Bekala

KADAR SERAT KASAR DAN KECERNAAN SECARA In Vitro JERAMI KEDELAI YANG DITANAM DENGAN PERLAKUAN PENYIRAMAN AIR LAUT DAN INOKULASI BAKTERI Rhizobium

I. PENDAHULUAN. Bertambahnya jumlah penduduk menyebabkan lahan-lahan yang subur lebih banyak

PENGANTAR. Latar Belakang. Hijauan merupakan sumber pakan utama bagi ternak ruminansia.

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Percobaan

Animal Agriculture Journal, Vol. 1. No. 2, 2012, p Online at :

BAB III MATERI DAN METODE. Pelaksanaan penelitian ini meliputi penanaman kedelai di Green house

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Alat Metode Penelitian

IV. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tajuk. bertambahnya tinggi tanaman, jumlah daun, berat segar tajuk, berat kering tajuk

Ketersediaan pakan khususnya pakan hijauan masih merupakan kendala. yang dihadapi oleh para peternak khususnya pada musim kemarau.

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat Metode Percobaan

Animal Agriculture Journal, Vol. 1. No. 1, 2012, p Online at :

BAB III MATERI DAN METODE. house) dan penelitian laboratorium yang dilaksanakan mulai bulan Juli-Desember

I. PENDAHULUAN. Jagung termasuk bahan pangan penting karena merupakan sumber karbohidrat

PENGARUH JARAK TANAM DAN POSISI RUAS STEK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL RUMPUT GAJAH (Pennisetum purpureum) SKRIPSI

PENGARUH WAKTU PEMUPUKAN DAN TEKSTUR TANAH TERHADAP PRODUKTIVITAS RUMPUT Setaria splendida Stapf

PENGARUH LAMA PENYIMPANAN DAN INVIGORASI TERHADAP VIABILITAS BENIH KAKAO (Theobromacacao L.)

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian tempat ± 32 meter di atas permukaan

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat

PENGARUH PEMBERIAN NITROGEN DAN FOSFOR TERHADAP PERTUMBUHAN LEGUM Calopogonium mucunoides, Centrosema pubescens DAN Arachis pintoi SKRIPSI

PENGARUH MACAM PUPUK FOSFAT DOSIS RENDAH TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KACANG TANAH (Arachis hypogaea L.) VARIETAS SINGA, PELANDUK, DAN GAJAH

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dengan judul Produksi dan Kandungan Nutrien Fodder Jagung

MATERI DAN METODE. Prosedur Penelitian

EFEK PEMOTONGAN DAN PEMUPUKAN TERHADAP PRODUKSI DAN KUALITAS Borreria alata (Aubl.) SEBAGAI HIJAUAN MAKANAN TERNAK KUALITAS TINGGI

I. PENDAHULUAN. Jagung (Zea mays L.) merupakan tanaman pangan penting di dunia setelah

HASIL DAN PEMBAHASAN

EFEK PEMBERIAN MIKORIZA DAN PEMBENAH TANAH TERHADAP PRODUKSI LEGUMINOSA PADA MEDIA TAILING LIAT DARI PASCA PENAMBANGAN TIMAH

PENGARUH PENGOLAHAN TANAH DAN DOSIS PUPUK NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KEDELAI

PENGARUH KERAPATAN DAN KEDALAMAN TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KACANG HIJAU (Vigna radiata L.)

Pengaruh Konsentrasi dan Waktu Penyemprotan Pupuk Organik Cair Super ACI terhadap Pertumbuhan dan Hasil Jagung Manis

PENGARUH KADAR NaCl DAN DOSIS KOMPOS JERAMI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN SELADA (Lactuca sativa L) PADA MEDIA PASIR PANTAI NASKAH PUBLIKASI

HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH JARAK TANAM DAN DOSIS BIO-URIN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL RUMPUT Panicum maximum PADA PEMOTONGAN KE TIGA

BAB III METODE PENELITIAN. energi metabolis dilakukan pada bulan Juli Agustus 2012 di Laboratorium Ilmu

Jurnal Online Agroekoteknologi. ISSN No Vol.3, No.3 : , Juni 2015

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Penelitian

METODE PERCOBAAN. Tempat dan Waktu. Alat dan Bahan

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Metode Pembuatan Petak Percobaan Penimbangan Dolomit Penanaman

EFEKTIVITAS BIOCHARCOAL DAN Rhizobium TERHADAP NODULASI Mucuna bracteata ASAL BIJI DAN STEK

April. ISSN 14ll-46?'= Jurnal. Agryet

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metode Penelitian

METODE. Lokasi dan Waktu. Materi

EFEKTIVITAS NODULASI Rhizobium japonicum PADA KEDELAI YANG TUMBUH DI TANAH SISA INOKULASI DAN TANAH DENGAN INOKULASI TAMBAHAN

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH KEMATANGAN BENIH TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT BEBERAPA VARIETAS KEDELAI (Glycine max (L).Merrill)

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Rumah Kasa, Laboratorium Kesuburan dan

The Role of Mycorrhyza, Rhizobium and Hurnic Acid on The Growth and Nutrient Content of Several Legrune Cover Crop Species

PENDAHULUAN. untuk menentukan suatu keberhasilan dari sebuah peternakan ruminansia, baik

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

BAB III METODOLOGI 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian 3.2 Alat dan Bahan 3.3 Prosedur Penelitian Persiapan

Pengaruh Tiga Jenis Pupuk Kotoran Ternak (Sapi, Ayam, dan Kambing) Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Rumput Brachiaria Humidicola

Volume 11 Nomor 2 September 2014

RESPOMS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI SAAWI (Brassica Juncea. L) TERHADAP INTERVAL PENYIRAMAN DAN KONSENTRASILARUTAN PUPUK NPK SECARA HIDROPONIK

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merr.) merupakan tanaman pangan terpenting ketiga

I. BAHAN DAN METODE. dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Pekanbaru,

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. cendawan MVA, sterilisasi tanah, penanaman tanaman kedelai varietas Detam-1.

PENGARUH KADAR GARAM NaCl TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KEDELAI (Glycine max (L.) Merrill) GENERASI KEDUA (M 2 ) HASIL RADIASI SINAR GAMMA

Pengaruh BAP ( 6-Benzylaminopurine ) dan Pupuk Nitrogen terhadap Pertumbuhan dan Produksi Bawang Merah (Allium ascalonicum L.)

BAB III METODE PENELITIAN. Mikrobiologi Tanah dan Rumah Kaca Balai Penelitian Tanaman Kacang- kacangan dan Umbiumbian

BOBOT BASAH DAN JUMLAH ANAKAN RUMPUT GAJAH YANG DITANAM SECARA TUMPANGSARI DENGAN KEDELAI

BAHAN DAN METODE. Y ij = + i + j + ij

Pertumbuhan Dan Produksi Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) Dengan Pemberian Pupuk Kandang Sapi Dan Pupuk Fosfat

Respon Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Jagung Terhadap Frekuensi Pemberian Pupuk Organik Cair dan Aplikasi Pupuk NPK

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada Januari April 2017 di Rumah Paranet

KAJIAN PEMBERIAN KOMPOS BATANG PISANG DAN PUPUK NPK PADA PEMBIBITAN TANAMAN JATI

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

KAJIAN PENAMBAHAN TETES SEBAGAI ADITIF TERHADAP KUALITAS ORGANOLEPTIK DAN NUTRISI SILASE KULIT PISANG

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Percobaan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

PENGARUH PENGGUNAAN PUPUK KANDANG DAN NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KACANG TANAH

IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan. Percobaan ini dilakukan mulai

JURNAL SAINS AGRO

UJI KETAHANAN TANAMAN KEDELAI (Glycine max (L.) Merr.) HASIL RADIASI SINAR GAMMA (M 2 ) PADA CEKAMAN ALUMINIUM SECARA IN VITRO SKRIPSI OLEH:

AGROVIGOR VOLUME 1 NO. 1 SEPTEMBER 2008 ISSN

SKRIPSI. Oleh : TSABITA BENAZIR MUNAWWARAH SYA BI AGROEKOTEKNOLOGI-ILMU TANAH

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK ORGANIK DAN PUPUK ANORGANIK TERHADAP KADAR N, P, DAN K TANAH, SERAPAN N, P, DAN K SERTA PERTUMBUHAN PADI DENGAN SISTEM SRI

Pengaruh Pemberian Cendawan Mikoriza Arbuskula terhadap Pertumbuhan dan Produksi Rumput Setaria splendida Stapf yang Mengalami Cekaman Kekeringan

Gambar 2. Centrosema pubescens

I. PENDAHULAN. A. Latar Belakang. Dalam usaha mempertahankan kelangsungan hidupnya, manusia berusaha

I. TINJAUAN PUSTAKA. Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan salah satu tanaman palawija jenis

I. PENDAHULUAN. pangan masyarakat antara lain dengan penganekaragaman pola makan sehari-hari

Pengaruh Populasi Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) dan Jagung (Zea mays L.) terhadap Pertumbuhan dan Produksi Pada Sistem Pola Tumpang Sari

PENGARUH PUPUK HIJAU Calopogonium mucunoides DAN FOSFOR TERHADAP SIFAT AGRONOMIS DAN KOMPONEN HASIL TANAMAN JAGUNG MANIS (Zea mays saccharata Sturt)

KELARUTAN MINERAL KALSIUM (Ca) DAN FOSFOR (P) BEBERAPA JENIS LEGUM POHON SECARA IN VITRO SKRIPSI SUHARLINA

BAB III MATERI DAN METODE. sampai panen okra pada Januari 2017 Mei 2017 di lahan percobaan dan

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat

KARAKTERISTIK MORFOLOGI RUMPUT GAJAH DAN RAJA DI TANAH VULKANIK DENGAN PEMBERIAN BAHAN ORGANIK

LAJU PERTUMBUHAN DAN LAJU ASIMILASI BERSIH RUMPUT GAJAH DARI LETAK TUNAS STEK YANG BERBEDA DENGAN BEBERAPA DOSIS PUPUK NITROGEN SKRIPSI.

PRODUKSI PROTEIN KASAR DAN FERMENTABILITAS SECARA IN VITRO JERAMI TANAMAN KEDELAI YANG DITANAM DENGAN PENYIRAMAN AIR LAUT DAN MULSA ECENG GONDOK

STUDY TENTANG TIGA VARIETAS TERUNG DENGAN KOMPOSISI MEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN

Transkripsi:

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI LEGUMINOSA PAKAN HASIL ASOSIASI DENGAN RHIZOBIUM PADA MEDIA TANAM SALIN (Growth and Production of Forages as The Result of Association with Rhizobium in Saline Media) Eny Fuskhah 1), R.D. Soetrisno 2), S.P.S Budhi 2), A. Maas 3) 1) Fakultas Peternakan Universitas Diponegoro Semarang 2) Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta 3) Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada Yogyakarta ABSTRAK Penelitian bertujuan mengetahui pertumbuhan dan produksi leguminosa pakan hasil asosiasi dengan rhizobium pada media tanam salin. Penelitian dilaksanakan di Rumah Kaca Laboratorium Ilmu Tanaman Makanan Ternak, Fakultas Peternakan Universitas Diponegoro Semarang. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap pola Faktorial 4 x 3 dengan 3 ulangan. Faktor pertama adalah macam inokulum rhizobium masing-masing I1 = tanpa inokulum, I2 = inokulum rhizobium asal Calopogonium, I3 = inokulum rhizobium asal lamtoro, I4 = inokulum rhizobium asal Calopogonium + lamtoro. Faktor kedua adalah jenis tanaman leguminosa masing-masing T1 = lamtoro, T2 = Calopogonium, dan T3 = Centrosema. Parameter yang diamati adalah panjang batang tanaman, jumlah daun, dan produksi bahan kering tajuk. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertumbuhan dan produksi dipengaruhi faktor jenis tanaman. Faktor inokulum rhizobium dan interaksi antara faktor inokulum dan jenis leguminosa belum mampu meningkatkan pertumbuhan dan produksi secara signifikan pada umur 12 minggu. Kata kunci : Rhizobium, salin, pertumbuhan, produksi, leguminosa ABSTRACT The research aim was to know growth and production of forages as the result of association with rhizobium in saline media. The research was held in the Green House of Laboratory of Forage Science, Animal Husbandry Faculty Diponegoro University Semarang. The design arranged was completely randomized design with factorial design. The first factor was kind of rhizobium inoculum, I1 = without inoculum, I2 = rhizobium inoculum from Calopogonium, I3 = rhizobium inoculum from lamtoro, I4 = rhizobium inoculum from Calopogonium + lamtoro. The second factor was kind of legumes, T1 = lamtoro (Leucaena), T2 = Calopogonium, T3 = Centrosema. The parameters were tree length, amount of leaves, and dry weigh production. The result showed that growth and production was affected by kind of legumes. Rhizobium inoculum factor and interaction of both could not increase growth and production of legumes significantly on 12 weeks.. Key words : Rhizobium, saline, growth, production, legumes. Pemberdayaan Peternakan Berbasis Sumber Daya Lokal untuk Ketahanan Pangan Nasional Berkelanjutan 289

PENDAHULUAN Ketersediaan pakan khususnya hijauan masih merupakan masalah yang sulit diatasi khususnya pada musim kemarau. Lahan untuk tanaman pakan juga semakin berkurang karena tergeser untuk tanaman pangan maupun permukiman. Pemanfaatan lahanlahan yang kurang subur untuk tanaman pakan menjadi sangat penting. Lahan salin yang luasnya ribuan hektar di Indonesia merupakan lahan yang sangat potensial apabila dikelola dengan baik. Tanaman pakan merupakan faktor penting untuk pengembangan ternak ruminansia, karena sebagian besar pakannya berasal dari hijauan. Upaya menanam tanaman pakan dan memelihara ternak ruminansia merupakan alternatif diversifikasi usaha untuk meningkatkan taraf hidup para nelayan di sekitar pantai. Leguminosa merupakan hijauan pakan berkualitas tinggi dan andalan daerah tropik sebagai sumber nitrogen tanah. Tanah salin adalah tanah yang mempunyai konduktivitas (EC) lebih dari 4 mmhos/cm pada 25 o C, mempunyai persentase natrium dapat ditukar kurang dari 15 dan ph kurang dari 8,5 (Tan, 1995). Akumulasi sejumlah garam seperti klorida, sulfat, natrium klorida, dan magnesium klorida terjadi di tanah salin, namun natrium klorida (NaCl) adalah yang dominan (Soepardi, 1983). Pertumbuhan tanaman umumnya terganggu pada tanah salin karena keracunan ion natrium (Na). Sopandie (1990) menunjukkan bahwa dengan meningkatnya konsentrasi NaCl (sampai dengan 250 mm) meningkatkan kadar Na pada tajuk dan akar tanaman barley dan kacang tanah. Kandungan Na yang tinggi mempengaruhi palatabilitas hijauan pakan. Penelitian Fuskhah et al. (2003) menunjukkan bahwa salinitas tinggi menurunkan aktivitas nitrogenase nodul akar kaliandra merah. Upaya peningkatan produktivitas lahan salin dapat ditempuh melalui pembudidayaan tanaman toleran salin dan reklamasi. Tanaman leguminosa mempunyai kemampuan bersimbiosis secara mutualistik dengan bakteri rhizobium sp yang tumbuh di daerah perakarannya. Adanya bakteri ini menyebabkan terbentuknya nodul/bintil akar yang mampu memfiksasi nitrogen bebas dari udara sehingga dapat mensuplai kebutuhan tanaman akan unsur N tersedia. Hasil simbiosis ini diharapkan mampu meningkatkan produksi hijauan tanaman. Fiksasi nitrogen oleh tanaman leguminosa merupakan upaya yang efektif dalam praktek farming system tanamanternak. Kebutuhan N leguminosa dapat dicukupi dari asimilasi N dan fiksasi N. Kemampuan untuk memfiksasi nitrogen dapat mengurangi biaya pembelian pupuk N buatan, sehingga aplikasi inokulasi rhizobium pada tanaman leguminosa menjadi sangat penting untuk memacu fiksasi nitrogen. Untuk penerapan di tanah salin perlu kiranya dicari upaya-upaya mendapatkan isolat rhizobium tahan salin yang dapat diaplikasikan pada tanaman leguminosa di daerah pantai yang salin. Tujuan penelitian secara umum adalah untuk memanfaatkan wilayah pantai yang belum tereksplorasi untuk penanaman leguminosa pakan demi mendukung pengembangan bidang peternakan. Sedangkan tujuan khususnya adalah mengetahui pertumbuhan dan produksi leguminosa pakan hasil asosiasi dengan rhizobium pada media tanam salin. Manfaat penelitian adalah memberikan informasi tentang pertumbuhan dan produksi leguminosa pakan hasil asosiasi dengan rhizobium pada media tanam salin. MATERI DAN METODE Penelitian dilaksanakan di Rumah Kaca Laboratorium Ilmu Tanaman Makanan Ternak Fakultas Peternakan Universitas Diponegoro Semarang. Isolat yang digunakan yaitu yang berasal dari bintil akar Lamtoro (leguminosa pohon dan sangat selektif) dan Calopo (leguminosa penutup tanah dan tidak selektif) 290 Pertumbuhan dan Produksi Leguminosa Pakan Hasil Asosiasi dengan Rhizobium pada Media Tanam Salin

untuk kemudian diinokulasikan pada tanaman leguminosa pakan yaitu Lamtoro (Leucaena leucocephala), Calopo (Calopogonium mucunoides), dan Centro (Centrosema pubescens). Materi Rhizobium tahan salin, benih Calopogonium, Centrosema, dan lamtoro, media YEM (yeast ekstrak mannitol), timbangan, oven, polibag. Metode Pot berisi tanah salin dipersiapkan.. Isolat rhizobium yang tahan terhadap tingkat salinitas yang tinggi diremajakan pada media agar miring YMA Congo Red untuk kemudian ditumbuhkan pada media YEM cair. Benih leguminosa yang akan digunakan diskarifikasi. Isolat rhizobium diinokulasikan pada benih leguminosa pada saat masih pada fase eksponensial kemudian ditanam dalam pot percobaan. Tanaman dijaga dan diamati pertumbuhannya sampai berumur 12 minggu. Parameter yang diamati adalah 1) panjang batang tanaman, 2) jumlah daun, 3) produksi bahan kering hijauan. Penelitian dilaksanakan dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap pola Faktorial 4 x 3 dengan 3 kali ulangan. Faktor pertama adalah macam inokulum rhizobium masing-masing I1 = tanpa inokulum, I2 = inokulum rhizobium asal Calopogonium, I3 = inokulum rhizobium asal lamtoro, I4 = inokulum rhizobium asal Calopogonium + lamtoro. Faktor kedua adalah jenis tanaman leguminosa masing-masing T1 = lamtoro, T2 = Calopogonium, dan T3 = Centrosema. Model linearnya adalah sebagai berikut : Y ijk = µ+ α i + β j + (αβ) ij + ε ijk Y ijk = nilai yang diamati pada kombinasi perlakuan ij (taraf ke-i dari faktor macam inokulum dan taraf ke-j dari faktor jenis leguminosa) µ = rata-rata umum α i = pengaruh aditif dari macam inokulum ke-i β j = pengaruh aditif dari jenis leguminosa ke-j (αβ) ij = pengaruh interaksi antara macam inokulum ke i dan jenis leguminosa ke-j ε ijk = pengaruh galat percobaan pada petak percobaan ke k yang memperoleh kombinasi perlakuan ij Data yang diperoleh dianalisis keragamanya dan dilanjutkan dengan uji beda wilayah ganda dari Duncan (Steel dan Torrie, 1993). HASIL DAN PEMBAHASAN Panjang Batang Tanaman Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh dari perlakuan macam inokulum dan interaksi antara macam inokulum dengan jenis leguminosa yang dicobakan dalam mempengaruhi panjang batang tanaman. Namun jenis leguminosa menunjukkan pengaruh yang nyata (P< 0,05). Berdasarkan uji lanjut menunjukkan perbedaan yang nyata (P< 0,05) terjadi antara perlakuan T1 (lamtoro) dengan T2 (calopo) dan T3.(centro). Sedangkan T2 dan T3 tidak berbeda nyata. Panjang batang tanaman T2 menunjukkan hasil tertinggi diikuti dengan T3 dan T1 (Tabel 1). Leguminosa penutup tanah seperti calopo dan centro tumbuh menjalar dan memanjat, sedangkan leguminosa pohon seperti lamtoro tumbuh tegak (Reksohadiprodjo, 1985). Perbedaan jenis tanaman tersebut menyebabkan pada umur yang sama fase tumbuh berbeda. Leguminosa penutup tanah lebih cepat panjang dibandingkan leguminosa pohon. Pertumbuhan tanaman dibedakan atas 2 fase yaitu fase vegetatif dan fase reproduktif. Fase Pemberdayaan Peternakan Berbasis Sumber Daya Lokal untuk Ketahanan Pangan Nasional Berkelanjutan 291

Tabel 1. Rerata panjang batang tanaman leguminosa (cm) Macam inokulum Jenis leguminosa Rerata Lamtoro (T1) Calopo (T2) Centro (T3) Tanpa (I1) 19,42bc 113,17a 104,17a 78,92a I. calopo (I2) 37,25b 121,67a 106,67a 88,53a I. lamtoro (I3) 39,25b 112,83a 117,17a 89,75a I. calopo+lamtoro(i4) 13,75c 119,33a 115,00a 82,69a Rerata 27,42 b 116,75 a 110,75 a Keterangan : Superskrip dengan huruf kecil yang berbeda pada baris dan kolom yang sama menunjukkan berbeda nyata (P < 0,05) vegetatif leguminosa pohon lebih panjang dibandingkan dengan leguminosa penutup tanah. Perlakuan pemberian inokulum rhizobium belum mampu meningkatkan panjang batang tanaman umur 12 minggu secara signifikan. Hal ini diduga leguminosa pada awal tahap pembentukan bintil terjadi cekaman salin. Salinitas di daerah perakaran mampu menghambat tahap pra infeksi dalam simbiosis dengan rhizobium. Cekaman salin berpengaruh terhadap proses infeksi rambut akar serta pembentukan bintil akar (Giller, 2001) yang selanjutnya mempengaruhi pertumbuhan panjang batang tanaman. Tidak ada interaksi antara macam inokulum rhizobium dan jenis leguminosa yang dicobakan dalam mempengaruhi panjang batang tanaman. Tabel 1 memperlihatkan bahwa calopo dan centro menunjukkan respon yang sama terhadap pemberian macam inokulum rhizobium. Namun, lamtoro pada perlakuan I4 memberikan hasil yang paling rendah, dan berbeda secara signifikan dengan lamtoro pada perlakuan I2 dan I3. Pemberian inokulum gabungan dimungkinkan terjadi kompetisi diantara keduanya yang mempengaruhi rendahnya hasil. Selain itu lamtoro merupakan leguminosa yang sangat selektif dalam asosiasinya dengan rhizobium (Reksohadiprodjo, 1985). Tidak semua inokulum rhizobium mampu berasosiasi dengan baik pada lamtoro. Tabel 2. Rerata jumlah daun tanaman leguminosa (buah) Macam inokulum Jenis leguminosa Rerata Lamtoro (T1) Calopo (T2) Centro (T3) Tanpa (I1) 21,33d 68,33c 110,00abc 66,56a I. calopo (I2) 21,00d 78,67c 92,00bc 63,89a I. lamtoro (I3) 24,00d 74,33c 121,67ab 73,33a I. calopo+lamtoro(i4) 12,67d 93,67abc 133,67a 80,00a Rerata 19,75 c 78,75 b 114,33 a Keterangan : Superskrip dengan huruf kecil yang berbeda pada baris dan kolom yang sama menunjukkan berbeda nyata (P < 0,05) 292 Pertumbuhan dan Produksi Leguminosa Pakan Hasil Asosiasi dengan Rhizobium pada Media Tanam Salin

Jumlah Daun Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh dari perlakuan macam inokulum dan interaksi antara macam inokulum dengan jenis leguminosa yang dicobakan dalam mempengaruhi jumlah daun. Namun jenis leguminosa menunjukkan pengaruh yang nyata (P< 0,05). Berdasarkan uji lanjut menunjukkan perbedaan yang nyata (P< 0,05) terjadi antara perlakuan T1 (lamtoro), T2 (calopo), dan T3.(centro). Jumlah daun T3 menunjukkan hasil tertinggi diikuti dengan T2 dan T1 (Tabel 2). Seperti halnya dengan panjang batang tanaman, jumlah daun juga lebih banyak dipengaruhi oleh jenis leguminosa. Jenis leguminosa yang dicobakan mempunyai genetis yang berbeda. Leguminosa penutup tanah secara genetis mempunyai fase pertumbuhan yang lebih cepat dibandingkan dengan leguminosa pohon, sehingga jumlah daun yang terbentuk juga lebih banyak pada kurun waktu yang sama yaitu 12 minggu. Pemberian inokulum rhizobium belum mampu meningkatkan jumlah daun secara signifikan walaupun ada kecenderungan meningkat. Kondisi tanah salin mengandung konsentrasi garam-garam terlarut cukup tinggi. Konsentrasi garam-garam terlarut yang cukup tinggi akan menimbulkan stres dan memberikan tekanan terhadap pertumbuhan tanaman (Sipayung, 2003), termasuk jumlah daun yang terbentuk. Rhizobium yang diinokulasikan belum mampu menekan hambatan tersebut, kemungkinan rhizobium yang diinokulasikan juga mengalami stress/tekanan. Produksi Bahan Kering Hijauan Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh dari perlakuan macam inokulum dan interaksi antara macam inokulum dengan jenis leguminosa yang dicobakan dalam mempengaruhi produksi bahan kering hijauan. Namun jenis leguminosa menunjukkan pengaruh yang nyata (P< 0,05). Berdasarkan uji lanjut menunjukkan perbedaan yang nyata (P< 0,05) terjadi antara perlakuan T1 (lamtoro) dengan T2 (calopo) dan T3.(centro). Sedangkan T2 dan T3 tidak berbeda nyata. Produksi bahan kering T2 menunjukkan hasil tertinggi diikuti dengan T3 dan T1 (Tabel 3). Produksi hijauan pakan yang ditunjukkan dengan produksi bahan kering hijauan diukur pada umur 12 minggu. Tabel 3 menunjukkan bahwa perlakuan berbagai macam inokulum rhizobium tidak mempengaruhi produksi bahan kering hijauan namun ada kecenderungan peningkatan produksi pada tanaman yang diberi inokulum rhizobium dibandingkan dengan tanaman yang tidak/tanpa diberi inokulum/kontrol Tabel 3. Rerata produksi bahan kering hijauan (g) Macam inokulum Jenis leguminosa Rerata Lamtoro (T1) Calopo (T2) Centro (T3) Tanpa (I1) 3,48b 14,81a 14,78a 11,02a I. calopo (I2) 6,71b 21.02a 14,61a 14,11a I. lamtoro (I3) 6,36b 16,91a 14,83a 12,69a I. calopo+lamtoro(i4) 2,34b 20,78a 19,38a 14,17a Rerata 4,72 b 18,38 a 15,89 a Keterangan : Superskrip dengan huruf kecil yang berbeda pada baris dan kolom yang sama menunjukkan berbeda nyata (P < 0,05) Pemberdayaan Peternakan Berbasis Sumber Daya Lokal untuk Ketahanan Pangan Nasional Berkelanjutan 293

kecuali pada lamtoro yang diberi inokulum campuran rhizobium asal calopo dan lamtoro (I4), dan centrosema yang diberi perlakuan inokulum rhizobium asal calopo. Hasil produksi tertinggi diperoleh calopo yang mendapat inokulum rhizobium asal calopo. Calopo merupakan jenis leguminosa yang tidak selektif terhadap kebutuhan rhizobium (Reksohadiprodjo, 1985). Penelitian ini sejalan dengan penelitian Fuskhah et al. (1997) pada tanaman centro yang menunjukkan peningkatan produksi pada tanaman yang diinokulasi dengan rhizobium seiring dengan peningkatan jumlah inokulum. Rao (1994) menyatakan pada tanaman kedelai di India meningkat persentase hasil panennya antara 25,75% sampai 52% dengan inokulasi rhizobium dibandingkan dengan kontrol. Tanaman Cajanus cajan meningkat hasil panennya 19,47% pada tanaman yang diinokulasi dengan rhizobium dan tanaman Cicer arietinum meningkat hasil panennya 20,94% pada yang diinokulasi dengan rhizobium (Rao, 1994). KESIMPULAN Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah 1. Pertumbuhan dan produksi leguminosa dipengaruhi faktor jenis tanaman. 2. Faktor inokulum rhizobium dan interaksi antara faktor inokulum dan jenis leguminosa belum mampu meningkatkan pertumbuhan dan produksi secara signifikan pada umur 12 minggu. DAFTAR PUSTAKA Fuskhah, E; E.D. Purbayanti; F. Kusmiyati; dan R. T. Mulatsih. 1997. Efek Inokulasi Rhizobium Sp dan Pemberian Fosfor terhadap Derajat Katalisis Enzim Nitrogenase Nodul Akar Centrosema pubescens Benth. Majalah Penelitian. Lambaga Penelitian Universitas Diponegoro Tahun IX Nomor 34, Juni 1997. pp 19-25. Fuskhah, E., Karno, dan F. Kusmiyati. 2003. Efek Salinitas dan Pemberian Fosfor terhadap Aktivitas Enzim Nitrogenase Nodul Akar Caliandra Callothyrsus. Jurnal Pengembangan Peternakan Tropis. ISSN. 0410-6320. Rao, N.S.S. 1994. Mikroorganisme Tanah dan Pertumbuhan Tanaman. Edisi kedua. Penerbit Universitas Indonesia. Reksohadiprodjo, S. 1985. Produksi Tanaman Hijauan Makanan Ternak Tropik. BPFE. Yogyakarta. Sipayung, R. 2003. Stres Garam dan Mekanisme Toleransi Tanaman. USU digital library. Soepardi, G. 1983. Sifat dan Ciri Tanah. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Sopandie, D. 1990. Studies on Plant Responses to Salt Stress. Disertasi PhD. Okayama Univ. Japan Steel, R.G.D., dan J.H. Torrie. 1993. Prinsip dan Prosedur Statistika Suatu Pendekatan Biometrik. Alih Bahasa : Bambang Sumantri. P.T. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Tan, K. H. 1995. Dasar-Dasar Kimia Tanah. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta. 294 Pertumbuhan dan Produksi Leguminosa Pakan Hasil Asosiasi dengan Rhizobium pada Media Tanam Salin