Proses metamorfosis meliputi : - Rekristalisasi. - Reorientasi - pembentukan mineral baru dari unsur yang telah ada sebelumnya.

dokumen-dokumen yang mirip
STRUKTUR DAN TEKSTUR BATUAN METAMORF

CHAPTER 15 Metamorphism, Metamorphic Rocks, and Hydrothermal Rocks

Gambar 2.22 Fasies batuan ubahan dalam kaitannya dengan temperatur, tekananm dan kedalaman (Norman, 1985)

IV. BATUAN METAMORF Faktor lingkungan yang mempengaruhi

ACARA IX MINERALOGI OPTIK ASOSIASI MINERAL DALAM BATUAN

proses ubahan akibat perubahan Tekanan (P), Temperatur (T) atau keduanya (P dan T).

REKAMAN DATA LAPANGAN

batuan, butiran mineral yang tahan terhadap cuaca (terutama kuarsa) dan mineral yang berasal dari dekomposisi kimia yang sudah ada.

Gambar 6. Daur Batuan Beku, Sedimen, dan Metamorf

Proses Pembentukan dan Jenis Batuan

Ciri Litologi

DAFTAR ISI. Kata Pengantar...

PEDOMAN PRAKTIKUM GEOLOGI FISIK (GL-2011)

BAB I PENDAHULUAN. Persebaran batuan metamorf tekanan tinggi di Indonesia (Gambar I.1)

DIAGRAM ALIR DESKRIPSI BATUAN BEKU

Metamorfisme dan Lingkungan Pengendapan

LATIHAN DAN TES JARAK JAUH (LTJJ) Persiapan OSK Bidang : Kebumian. Tes 1. Bahan : Geologi -1

Geologi Teknik. Ilmu Geologi, Teknik Geologi,

LABORATORIUM GEOLOGI OPTIK DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI FAKULTAS TEKNIK - UNIVERSITAS GADJAH MADA. Asisten Acara:

BAB IV ALTERASI HIDROTERMAL

BAB II DASAR TEORI 2.1. Mineral Dalam Batuan Batuan Beku

BAB I PENDAHULUAN. Bayat merupakan salah satu daerah yang menarik sebagai obyek penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kastowo (1973), Silitonga (1975), dan Rosidi (1976) litologi daerah

LATIHAN DAN TES JARAK JAUH (LTJJ) Persiapan OSK Bidang : Kebumian. Solusi. Latihan 1. Bahan : Geologi -1

ALBUM PETROGRAFI BATUAN METAMORF MARMER

Berdasarkan susunan kimianya, mineral dibagi menjadi 11 golongan antara lain :

MINERAL DAN BATUAN. Yuli Ifana Sari

hiasan rumah). Batuan beku korok

BAB I PENDAHULUAN. (Sulawesi Selatan) (Gambar 1.1). Setiawan dkk. (2013) mengemukakan bahwa

BAB IV UBAHAN HIDROTERMAL

Geohidrologi dan Oseanografi (Hidrosfer) 2 Geohidrologi dan Oseanografi (Hidrosfer)

BAB II TATANAN GEOLOGI

BAB II GEOLOGI REGIONAL

berukuran antara 0,05-0,2 mm, tekstur granoblastik dan lepidoblastik, dengan struktur slaty oleh kuarsa dan biotit.

KLASIFIKASI BATUAN METAMORF IDARWATI - KULIAH KE-9

Besar butir adalah ukuran (diameter dari fragmen batuan). Skala pembatasan yang dipakai adalah skala Wentworth

BATUAN METAMORF KOMPLEKS MELANGE LOK ULO, KARANGSAMBUNG BANJARNEGARA, JAWA TENGAH

LATIHAN DAN TES JARAK JAUH (LTJJ) Persiapan OSK Bidang : Kebumian. Latihan 1. Bahan : Geologi -1

JENIS BATUAN, CIRI CIRI DAN PROSES TERBENTUKNYA (Update)

(25-50%) terubah tetapi tekstur asalnya masih ada.

Petrogenesis Batuan Metamorf di Perbukitan Jiwo Barat, Bayat, Klaten, Jawa Tengah

Citra LANDSAT Semarang

BAB III ALTERASI HIDROTERMAL

BAB IV PROVENAN BATUPASIR FORMASI KANTU

e-learning pembelajaran MK GEOLOGI TEKNIK JURUSAN TEKNIK PENGAIRAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2014

Gambar 2.1 Lapis Perkerasan Jalan

Batuan beku Batuan sediment Batuan metamorf

A. BATUAN BEKU ULTRABASA (ULTRAMAFIK)

DESKRIPSI MINERAL PENGOTOR (GANGUE MINERALS)

Bab III Karakteristik Alterasi Hidrotermal

PETROLOGI. (mineral, batuan dan tanah) Informasi Geoteknik 1/13/2011

Studi Mikroskopis Batuan dari Sungai Aranio Kalimantan Selatan dengan Metode Petrografi

Gambar 2.1 Siklus batuan, tanda panah hitam merupakan siklus lengkap, tanda panah putih merupakan siklus yang dapat terputus.

PETROGENESIS BATUAN METAMORF DAERAH CIGABER KECAMATAN CIHARA, KABUPATEN LEBAK PROPINSI BANTEN SARI ABSTRACT

Ash, atau abu volkanik adalah material hasil letusan gunungapi (atau material piroklastik) dengan ukuran butir < 2mm.

Tata cara pencatatan dan identifikasi hasil pengeboran inti

Revisi SNI Daftar isi

SESI -3 BATUAN METAMORF

TPL 106 GEOLOGI PEMUKIMAN

TINJAUAN SIFAT-SIFAT AGREGAT UNTUK CAMPURAN ASPAL PANAS

Siklus Batuan. Bowen s Reaction Series

BAB V PEMBAHASAN. Untuk mengetahui gambaran penyebaran kandungan komposisi kimia secara

MATERI OLIMPIADE KEBUMIAN

dan Satuan Batulempung diendapkan dalam lingkungan kipas bawah laut model Walker (1978) (Gambar 3.8).

BATUAN PEMBENTUK PERMUKAAN TANAH

BASEMENT KOMPLEK BAYAH, KABUPATEN LEBAK, PROPINSI BANTEN

Bahan 1. Problem set 6 lembar 2. Skala Wentwort 3. Beberapa Batuan Sedimen Non Karbonat

KARAKTERISTIK BATUAN BLOK ASING (EXOTIC BLOCK) DI DAERAH SADANG KULON KOMPLEKS MELANGE LUK ULO KARANGSAMBUNG

SISTEM PAKAR IDENTIFIKASI NAMA DAN JENIS BATU. Naskah Publikasi

Sekumpulan mineral-mineral yang menjadi satu. Bisa terdiri dari satu atau lebih mineral.

Gneiss. Batuan metamorfosa derajat rendah; Batuan metamorfosa derjat menengah, dan Batuan metamorf derajat tinggi. Penamaan Batuan Metamorf

JENIS DAN TIPE ENDAPAN BAHAN GALIAN

LABORATORIUM MEKANIKA TANAH & GEOLOGI JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Foto 3.24 Sayatan tipis granodiorit (HP_03). Satuan ini mempunyai ciri-ciri umum holokristalin, subhedral-anhedral, tersusun atas mineral utama

Makalah Mineralogi. Genesa Mineral. Disusun oleh : Vina Oktaviany Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran

LEMBAR DESKRIPSI PETROGRAFI

Struktur geologi terutama mempelajari struktur-struktur sekunder yang meliputi kekar (joint), sesar (fault) dan lipatan (fold).

BAB IV ALTERASI HIDROTERMAL. 4.1 Teori Dasar

PENELITIAN BATUAN ULTRABASA DI KABUPATEN HALMAHERA TIMUR, PROVINSI MALUKU UTARA. Djadja Turdjaja, Martua Raja P, Ganjar Labaik

MENGENAL JENIS BATUAN DI TAMAN NASIONAL ALAS PURWO

Batuan beku atau batuan igneus (dari Bahasa Latin: ignis, "api") adalah jenis batuan yang terbentuk dari magma yang mendingin dan mengeras, dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Masalah Penelitian

BAB III STRATIGRAFI 3. 1 Stratigrafi Regional Pegunungan Selatan

BAB III LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. meliputi fisiografi regional, stratigrafi regional, struktur geologi regional, sejarah

MODUL III DIFERENSIASI DAN ASIMILASI MAGMA

STAG3012 Petrologi batuan endapan

UNIVERSITAS DIPONEGORO PETROGENESIS BATUAN METAMORF PADA PEGUNUNGAN WONDIBOI, TELUK WONDAMA, PAPUA BARAT TUGAS AKHIR ZUNA LIHARDO PURBA

SILABUS KEBUMIAN KEMENTERIAN

Gambar 3.6 Model progradasi kipas laut dalam (Walker, R. G., 1978).

Magma dalam kerak bumi

BAB I PENDAHULUAN. yaitu Jawa, Kalimantan, dan Sulawesi (Gambar 1.1). Kompleks metamorf

BAB 4 ALTERASI HIDROTERMAL

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

DERET BOWEN DAN KLASIFIKASI BATUAN BEKU ASAM DAN BASA

PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB V ALTERASI PERMUKAAN DAERAH PENELITIAN

DAFTAR PUSTAKA. Bemmelen, R.W., van, 1949, The Geology of Indonesia, Vol. I-A, Gov. Printed

What is a rocks? A rock is a naturally formed aggregate composed of one or more mineral

INVENTARISASI MINERAL LOGAM DI KABUPATEN SERAM BAGIAN TIMUR PROVINSI MALUKU 2014

Transkripsi:

4. Batuan Metamorfik 4.1 Kejadian Batuan Metamorf Batuan metamorf adalah batuan ubahan yang terbentuk dari batuan asalnya, berlangsung dalam keadaan padat, akibat pengaruh peningkatan suhu (T) dan tekanan (P), atau pengaruh kedua-duanya yang disebut proses metamorfisme dan berlangsung di bawah permukaan. Proses metamorfosis meliputi : - Rekristalisasi. - Reorientasi - pembentukan mineral baru dari unsur yang telah ada sebelumnya. Proses metamorfisme membentuk batuan yang sama sekali berbeda dengan batuan asalnya, baik tekstur maupun komposisi mineral. Mengingat bahwa kenaikan tekanan atau temperatur akan mengubah mineral bila batas kestabilannya terlampaui, dan juga hubungan antar butiran/kristalnya. Proses metamorfisme tidak mengubah komposisi kimia batuan. Oleh karena itu disamping faktor tekanan dan temperatur, pembentukan batuan metamorf ini jika tergantung pada jenis batuan asalnya. 4.2. Jenis metamorfisme a. Metamorfisme thermal (kontak), terjadi karena aktiftas intrusi magma, proses yang berperan adalah panas larutan aktif. b. Metamorfisme dinamis, terjadi di daerah pergeseran/pergerakan yang dangkal (misalnya zona patahan), dimana tekanan lebih berperan dari pada panas yang timbul. Seringkali hanya terbentuk bahan yang sifatnya hancuran, kadang-kadang juga terjadi rekristalisasi. c. Metamorfisme regional, proses yang berperan adalah kenaikan tekanan dan temperatur. Proses ini terjadi secara regional, berhubungan dengan lingkungan tektonis, misalnya pada jalur pembentukan pegunungan dan zona tunjaman dsb. 4.3. Tekstur batuan metamorf Tekstur batuan metamorf ditentukan dari bentuk kristal dan hubungan antar butiran mineral (gambar 4.1). a. Homeoblastik, terdiri dari satu macam bentuk : Lepidoblastik, mineral-mineral pipih dan sejajar Geologi Dinamik - Geologi ITB 29

4 Praktikum Geologi Fisik Nematoblastik, bentuk menjarum dan sejajar Granoblastik, berbentuk butir b. Heteroblastik, terdiri dari kombinasi tekstur homeoblastik Gambar 4.1 : Tekstur batuan metamorfik 4.4. Struktur batuan metamorf Struktur pada batuan metamorf yang terpenting adalah foliasi, yaitu hubungan tekstur yang memperlihatkan orientasi kesejajaran. Kadang-kadang foliasi menunjukkan orientasi yang hampir sama dengan perlapisan batuan asal (bila berasal dari batuan sedimen), akan tetapi orientasi mineral tersebut tidak ada sama sekali hubungan dengan sifat perlapisan batuan sedimen. Foliasi juga mencerminkan derajat metamorfisme. Jenis-jenis foliasi di antaranya : a. Gneissic : perlapisan dari mineral-mineral yang membentuk jalur terputusputus, dan terdiri dari tekstur-tekstur lepidoblastik dan granoblastik. b. Schistosity, perlapisan mineral-mineral yang menerus dan terdiri dari selangseling tekstur lepodoblastik dan granoblastik. c. Phyllitic, perlapisan mineral-mineral yang menerus dan terdiri dari tekstur lepidoblastik. 30 Geologi Dinamik - Geologi ITB

Praktikum Geologi Fisik 4 d. Slaty, merupakan perlapisan, umumnya terdiri dari mineral yang pipih dan sangat luas. Beberapa batuan metamorf tidak menunjukkan foliasi, umumnya masih menunjukkan tekstur granulose (penyusunan mineral)berbentuk butir, berukuran relatif sama), atau masif. Ini terjadi pada batuan metamorf hasil metamorfisme dinamis, teksturnya kadang-kadang harus diamati secara langsung dilapangan misalnya; breksi kataklastik dimana fragmen-fragmen yang terdiri dari masa dasar yang sama menunjukkan orentasi arah ; jalur milonit, yaitu sifat tergerus yang berupa lembar/bidang-bidang penyerpihan pada skala yang sangat kecil biasanya hanya terlihat dibawah mikroskop. 4.5. Beberapa batuan metamorf yang penting a. Berfoliasi Batu sabak (Slate) Berbutir halus, bidang foliasi tidak memperlihatkan pengelompokan mineral. Jenis mineral seringkali tidak dapat dikenal secara megakopis, terdiri dari mineral lempung, serisit, kompak dan keras. Sekis (Schist) Batuan paling umum yang dihasilkan oleh metamorfosa regional. Menunjukkan tekstur yang sangat khas yaitu kepingan-kepingan dari mineral-mineral yang menyeret, dan mengandung mineral feldspar, augit, hornblende, garnet, epidot. Sekis menunjukkan derajat metamorfosa yang lebih tinggi dari filit, dicirikan adanya mineral-mineral lain disamping mika. Filit (Phyllite) Derajat metamorfisme lebih tinggi dari Slate, dimana lembar mika sudah cukup besar untuk dapat dilihat secara megaskopis, memberikan belahan phyllitic, berkilap sutera pecahan-pecahannya. Juga mulai didapati mineral-mineral lain, seperti turmalin dan garnet. Gneis (Gneiss) Merupakan hasil metamorfosa regional derajat tinggi, berbutir kasar, mempunyai sifat bended ( gneissic ). Terdiri dari mineral-mineral yang mengingatkan kepada batuan beku seperti kwarsa, feldspar dan mineral-mineral mafic, dengan jalur-jalur yang tersendiri dari mineral-mineral yang pipih atau merabut (menyerat) seperti chlorit, mika, granit, hornblende, kyanit, staurolit, sillimanit. Geologi Dinamik - Geologi ITB 31

4 Praktikum Geologi Fisik Amfibolit Sama dengan sekis, tetapi foliasi tidak berkembang baik, merupakan hasil metamorfisme regional batuan basalt atau gabro, berwarna kelabu, hijau atau hitam dan mengandung mineral epidot, (piroksen), biotit dan garnet. b. Tak berfoliasi Kwarsit Batuan ini terdiri dari kwarsa yang terbentuk dari batuan asal batupasir kwarsa, umumnya terjadi pada metamorfisme regional. Marmer/pualam (Marble) Terdiri dari kristal-kristal kalsit yang merupakan proses metamorfisme pada batugamping. Batuan ini padat, kompak dan masive dapat terjadi karena metamorfosa kontak atau regional. Grafit Batuan yang terkena proses metamorfosa (Regional/thermal), berasal dari batuan sedimen yang kaya akan mineral-mineral organik. Batuan ini biasanya lebih dikenal dengan nama batu bara. Serpentinit Batuan metamorf yang terbentuk akibat larutan aktif (dalam tahap akhir proses hidrotermal) dengan batuan beku ultrabasa. 4.6. Klasifikasi Untuk mengindentifikasi batuan metamorf, dasar utama yang dipakai adalah strukturnya (foliasi atau tak berfoliasi), dan kandungan mineral utamanya atau mineral khas metamorf (lihat tabel 4.1 dan 4.2). Sedangkan klasifikasi secara umum dapat mempergunakan gambar 4.2. Tabel 4.1. Mineral pembentuk batuan metamorf A. MINERAL DARI BATUAN ASAL ATAU HASIL METAMORFOSA Kwarsa Muskovit Plagioclas Hornblende Ortoklas Kalsit Biotit Dolomit B. MINERAL KHAS BATUAN METAMORF Sillimanit 1) Garnet 2) Kyanit 1) Korundum 2) 32 Geologi Dinamik - Geologi ITB

Praktikum Geologi Fisik 4 Andalusit 1) Wolastonit 2) & 3) Staurolit 1) Epidot 3) Talk 1) Chlotit 3) 1). metamorfosa regional 2). metamorfosa thermal 3). larutan kimia Tabel 4.2. Zona derajat metamorfosa regional DERAJAT METAMORFOSA MINERAL KHAS RENDAH (Low grade Metamorphism) Biotit Chlorit PERTENGAHAN (medium grade metamorphism) Almandit Staurolit Kyanit TINGGI (High grade metamorphism) Sillimanit Geologi Dinamik - Geologi ITB 33

4 Praktikum Geologi Fisik Gambar 4.2 : Bagan untuk Determinasi batuan metamorf Gambar 4.3 : Bagan untuk Determinasi batuan beku 34 Geologi Dinamik - Geologi ITB