Gambaran Karakteristik Ibu Hamil, Tingkat Pengetahuan serta Sikap terhadap Asupan Gizi Ibu Hamil di Rumah Sakit Panti Wilasa Citarum Semarang Ester Ratnaningsih, SST Nor Tri Astuti, SST Staff Dosen AKBID Panti Wilasa Semarang Abstrak Tujuan : Mengetahui gambaran karakteristik ibu hamil, tingkat pengetahuan serta sikap terhadap gizi ibu hamil di Rumah Sakit Panti Wilasa Citarum Semarang. Metode : Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis deskriptif. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survey dengan pendekatan cross sectional. Hasil : Berdasarkan penelitian yang dilakukan bahwa 39% sebagian responden masih tergolong rendah dalam pengetahuan tentang gizi ibu hamil. 39% sebagian responden masih tergolong rendah dalam pengetahuan tentang gizi ibu hamil. Umur dari hamil yang memeriksakan kehamilannya terbanyak adalah 20-35 tahun (95,0%). Jumlah asupan gizi yang dikonsumsi ibu hamil kurang (43,9 %). Jenis makanan yang dikonsumsi ibu hamil kurang bergizi (39,0 %). Frekuensi makan ibu hamil 2-3 x sehari (19,5 %). Sebanyak 39,0 % ibu hamil memiliki tingkat pengetahuan yang tergolong rendah. Sebanyak 70,7 % ibu hamil memiliki pendidikan tamatan SMA. Sebanyak 51,2 % ibu hamil memiliki pekerjaan sebagai ibu rumah tangga. Sebanyak 61,0 % ibu hamil memiliki sikap dalam pemilihan gizi yang tergolong rendah. Sebanyak 51,2 % ibu hamil memiliki paritas satu Kesimpulan : Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap gizi ibu hamil di Rumah Sakit Panti Wilasa Citarum Semarang meliputi pola makan, tingkat pengetahuan, pendidikan, pekerjaan sikap dalam pemilihan gizi dan paritas. Kata Kunci : Gizi, asupan, frekuensi Kerangka Pemikiran mengalami perkembangan fisik dan Kehamilan adalah serangkaian kejadian emosional yang berbeda pada setiap yang berasal dari proses fertilisasi antara trimesternya. (5) Kebutuhan nutrien ovum dan sperma yang menghasilkan meningkat selama hamil. Namun tidak zigot dan berakhir dengan permulaan semua kebutuhan nutrient meningkat persalinan. Lamanya hamil adalah 280 secara proporsional. Contohnya, hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) kebutuhan zat gizi tiga kali lipat selama dihitung dari hasil pertama haid terakhir. hamil, sedangkan kebutuhan vitamin B 12 Kehamilan dibagi dalam 3 triwulan yaitu meningkat hanya kira-kira 10%. (6,8) triwulan pertama dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan, triwulan kedua dari bulan Gizi adalah suatu proses organisme keempat sampai dengan 6 bulan, triwulan menggunakan makanan yang dikonsumsi ketiga dari bulan ketujuh sampai 9 bulan. secara normal melalui proses digesti, Sebagai proses yang lama, ibu hamil absorpsi, transportasi, penyimpanan
metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal dari organ-organ, serta menghasilkan energi. (5,9) Penilaian status gizi dapat dikategorikan menjadi 2, yaitu: penilaian status secara langsung dan penilaian status gizi secara tidak langsung. Adapun penilaian status gizi secara langsung dapat dibagi menjadi tiga penilaian yaitu: 1. Antropometri Secara umum antropometri artinya ukuran tubuh manusia. Ditinjau dari sudut pandang gizi, maka antropometri gizi berhubungan dengan berbagai macam pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan tingkat gizi. (5,9) 2. Klinis Pemeriksaan klinis adalah metode yang sangat penting untuk menilai status gizi masyarakat. Metode ini didasarkan atas perubahan-perubahan yang terjadi yang dihubungkan dengan ketidakcukupan zat gizi. (5,9) 3. Biokimia Penilaian status gizi dengan biokimia adalah pemeriksaan spesimen yang diuji secara laboratorium yang dilakukan pada berbagai macam jaringan tubuh. (5,9) merupakan ekologi sebagai hasil interaksi beberapa faktor fisik, biologis dan lingkungan budaya. Jumlah makanan yang tersedia sangat tergantung dari keadaan ekologi seperti iklim, tanah, irigasi, dan lain-lain. (5,9) Bila ibu mengalami kekurangan gizi selama hamil akan menimbulkan masalah, baik pada ibu maupun janin.gizi kurang pada ibu hamil dapat menyebabkan risiko dan komplikasi pada ibu antara lain: anemia, perdarahan, berat badan ibu bertambah secara normal, dan terkena penyakit infeksi. (4) Pengaruh gizi kurang terhadap proses persalinan dapat mengakibatkan persalinan sulit dan lama, persalinan sebelum waktunya (prematur), perdarahan setelah persalinan, serta persalinan dengan operasi cenderung meningkat. (4) Kekurangan gizi pada ibu hamil dapat mempengaruhi proses pertumbuhan janin dan dapat menimbulkan keguguran, abortus, bayi lahir mati, kematian neonatal, cacat bawaan, anemia pada bayi, asfiksia intra partum (mati dalam kandungan), lahir dengan bayi berat lahir rendah (BBLR). (4) Faktor-faktor yang mempengaruhi gizi ibu hamil adalah: Penilaian status gizi secara tidak langsung 1. Umur dapat dibagi tiga, yaitu: Merupakan faktor penting untuk 1. Survey konsumsi makanan menentukan status gizi, lebih muda umur Survey konsumsi makanan adalah metode seorang wanita yang hamil, lebih banyak penentuan status gizi secara tidak energi yang diperlukan. langsung dengan melihat jumlah dan jenis 2. Berat badan zat gizi yang dikonsumsi. (5,9) Berat badan yang lebih ataupun kurang 2. Statistik vital dari pada berat badan rata-rata untuk Pengukuran status gizi dengan statistik umur tertentu merupakan faktor untuk vital adalah dengan menganalisis data menentukan jumlah zat makanan yang beberapa statistik kesehatan seperti angka harus diberikan agar kehamilannya kematian berdasarkan umur angka berjalan lancar. Di negara maju kesakitan dan kematian akibat penyebab pertambahan berat badan selama hamil tertentu dan data lainnya yang sekitar 12-14 kg. jika ibu kekurangan berhubungan dengan gizi. (5) gizi, pertambahannya hanya 7-8 kg 3. Faktor ekologi dengan akibat akan melahirkan bayi Bengoa (1998) (dikutip dari 5) BBLR. (6,10,11,12) mengungkapkan bahwa malnutrisi 3. Suhu lingkungan
Suhu tubuh dipertahankan pada 36,5 0-37 0 C untuk metabolisme yang optimum. Dengan adanya perbedaan suhu antara tubuh dengan lingkungannya, maka tubuh melepaskan sebagian panasnya yang harus diganti dengan hasil metabolisme tubuh. (6,10,11,12) 4. Aktifitas Setiap aktifitas memerlukan energi, makin banyak aktifitas yang dilakukan maka makin banyak energi yang diperlukan tubuh. (6,10,11,12) 5. Status kesehatan Bila ibu hamil dalam kondisi sakit maka asupan energi tidak boleh dilupakan. Ibu hamil dianjurkan mengkonsumsi tablet yang mengandung zat besi atau makanan yang mengandung zat besi seperti hati, bayam, dan sebagainya. (6,10,11,12) 6. Pengetahuan zat gizi dalam makanan Didalam perencanaan dan penyusunan makanan ibu hamil sangat berperan penting. Banyak faktor yang mempengaruhi antara lain kemampuan keluarga itu untuk membeli masakan atau pengetahuan tentang zat gizi. (6,10,11,12) 7. Kebiasaan dan pandangan wanita terhadap makanan Pada umumnya kaum wanita lebih memberikan perhatian khusus pada keluarganya. Ibu hamil harus mengkonsumsi kalori paling sedikit 3000 kal. Setiap hari ibu hamil harus memeriksakan kehamilanya kepada petugas kesehatan paling sedikit 4 kali selama masa kehamilannya. (6,10,11,12) 8. Status ekonomi Baik status ekonomi maupun sosial sangat mempengaruhi seorang wanita dalam memilih makannya. Bila status ekonominya rendah maka akan mempengaruhi kebutuhan gizinya sehingga ibu hamil cenderung tidak dapat memenuhi gizinya dengan baik. (6,10,11,12) Gambar 1. Kerangka Konsep Sikap terhadap Gizi Ibu Hamil Umur ibu hamil Umur pertama kali hamil Paritas Paparan informasi Tingkat pengetahuan tentang gizi pada ibu hamil Tingkat pendidikan Tingkat ekonomi Paparan Media Massa Daya pikir
Metodologi Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis deskriptif. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survey dengan pendekatan cross sectional. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya di Rumah Sakit Panti Wilasa Citarum Semarang pada tanggal 21-26 Juli 2009 yang memenuhi kriteria inklusi. Jumlah seluruh populasi ada 50 ibu hamil yang semuanya dijadikan obyek dalam penelitian. Penelitian ini menggunakan kuesioner. Dalam penelitian ini analisa data dilakukan terhadap tiap variabel yang digunakan. Analisa dalam penelitian ini berupa distribusi dan prosentase dari setiap variabel yang disajikan dalam bentuk narasi, tabel, dan diagram. Hasil Penelitian PENGETAHUAN GIZI IBU HAMIL Berdasarkan penelitian yang dilakukan bahwa 39% sebagian responden masih tergolong rendah pengetahuan tentang gizi ibu hamil. Walaupun sebagian besar responden pendidikan terakhirnya SMA tetapi mereka kurang mengerti tentang gizi ibu hamil. Mereka hanya makan 3x sehari dengan menu tempe, tahu, sayuran yang dimasak sekali untuk satu hari karena bagi mereka yang penting masih bias memenuhi kebutuhan sehari-hari saja sudah cukup. Tetapi responden tidak dapat menerapkan informasi yang didapatnya karena responden beranggapan bahwa informasi tersebut sama saja dengan pengetahuan yang didapatkan dari orang tua responden. SIKAP IBU HAMIL TERHADAP GIZI MAKANAN Berdasarkan hasil penelitian, masih ditemukan sebagian besar responden masih kurang mengerti terhadap penelitian bahan makanan dan susunan makanan yang bergizi sebesar 39,0%. Sebagian besar responden cara mengolah makanan dan mencuci makanan masih mengikuti kebiasaan dahulu yaitu dipotong-potong terlebih dahulu baru dicuci dan dimasak sampai matang. Hal inilah salah satu penyebab hilangnya kandungan zat gizi dalam makanan tersebut, seharusnya makanan dicuci terlebih dahulu baru dipotong-potong dan cara memasaknya tidak terlalu matang agar kandungan zat gizinya masih ada. Pada umumnya responden lebih memberikan perhatian khusus pada keluarganya. Gizi kurang pada ibu hamil dapat menyebabkan resiko dan komplikasi pada ibu antara lain: anemia, perdarahan dan terkena penyakit infeksi. (4) Terhadap janin dapat mempengaruhi proses pertumbuhan janin dan dapat menimbulkan keguguran, abortus, bayi lahir mati, kematian neonatal, cacat bawaan, anemia pada bayi, asfiksia intra partum atau mati dalam kandungan, lahir dengan berat badan lahir rendah (BBLR). (4) Rendahnya tingkat pengetahuan ibu tentang gizi dan manfaat zat gizi bagi janin yang dikandungnya ini juga didukung oleh latar belakang responden yang masih mengikuti cara pemikiran zaman dahulu, yaitu bila ibu hamil perlu menghindari berbagai macam makanan FAKTOR SOSIAL EKONOMI agar bayinya tumbuh sehat dikenal Dari hasil penelitian didapatkan sebagian sebagai pantangan makanan/mitos. besar responden penghasilan rata-rata Rp Padahal dalam hasil penelitian tidak 0 Rp 500.000,00 sebesar 59,0% sedikit didapatkan paparan media massa responden. Pendapatan keluarga yang tinggi 44,0% dan paparan informasi kurang ini kemungkinan juga akan 46,4%. Presentase ini cukup banyak berpengaruh terhadap ketahanan pangan untuk mengetahui sejauh mana ibu hamil keluarga di mana sangat diperlukan oleh mendapatkan informasi tentang gizi. ibu hamil dalam pertumbuhan dan
perkembangan janinnya. Sebagai akibatnya, keluarga tidak dapat menyediakan makanan dengan gizi seimbang. Rendahnya pengetahuan dan juga rendahnya penghasilan responden sangat berpengaruh pada pemenuhan status gizi ibu hamil. Kesimpulan 1. 39% sebagian responden masih tergolong rendah dalam pengetahuan tentang gizi ibu hamil. 2. Umur dari hamil yang memeriksakan kehamilannya terbanyak adalah 20-35 tahun (95,0%) 3. Pola makan dari ibu hamil : a) Jumlah asupan gizi yang dikonsumsi ibu hamil kurang (43,9 %) b) Jenis makanan yang dikonsumsi ibu hamil kurang bergizi (39,0 %) c) Frekuensi makan ibu hamil 2-3 x sehari (19,5 %) 4. Sebanyak 39,0 % ibu hamil memiliki tingkat pengetahuan yang tergolong rendah 5. Sebanyak 70,7 % ibu hamil memiliki pendidikan tamatan SMA 6. Sebanyak 51,2 % ibu hamil memiliki pekerjaan sebagai ibu rumah tangga 7. Sebanyak 61,0 % ibu hamil memiliki sikap dalam pemilihan gizi yang tergolong rendah 8. Sebanyak 51,2 % ibu hamil memiliki paritas satu Saran 1. Ibu hamil harus bisa memenuhi kebutuhan gizinya karena penting untuk pertumbuhan dan perkembangan janin yang dikandungnya. 2. Instansi kesehatan diharapkan dapat mengupayakan peningkatan pelayanan khususnya konseling gizi ibu hamil sehingga gizi ibu hamil dapat terpenuhi Daftar Pustaka 1. Moore MC. Buku pedoman terapi diet dan nutrisi. Jakarta: Hipokrates; 2003.h.29. 2. Maharani S. Hamil sehat ala ibu cerdas. Jakarta: Garasi;2002. h.35-6,55-8. 3. Brock KRN. Nutrisi, medikasi dan senam kehamilan. Jakarta : Prestasi pustaka publisher; 2007. h. 2, 5-8, 41-50. 4. Lubis Z. Status gizi ibu hami serta pengaruhnya terhadap bayi yang dilahirkannya. Bandung: Institut Pertanian Bogor; 2003. 5. Supariasa IDN, Bachyar B, Ibnu F. Penilaian status gizi. Jakarta: EGC; 2002/ h.17-21. 6. Paath EF, Rumdasih Y, Heryati. Gizi dalam kesehatan reproduksi. Jakarta: EGC; 2005. h. 33-40, 7. Pemerintah propinsi Jawa Tengah. Profil kesehatan Jawa Tengah 2004. Semarang: Badan Pusat Statistik Jawa Tengah 2004. 8. Novaria AI, Budi TP. Tips cerdas kehamilan. Yogyakarta: Oryza; 2007.h.89-90. 9. Mahulette Y. Gambaran karakteristik anak dan orang tua balita dengan status gizi buruk dan gizi kurang di desa Bangetayu Wetan wilayah kerja puskesnas Bangetayu Kota Semarang. (Karya Tulis Ilmiah). Semarang: Akademi Kebidanan Panti Wilasa; 2007 (tidak dipublikasikan). 10. Anonymous. Faktor-faktor yang mempengaruhi kehamilan. (Diakses tanggal 8 Juni 2007). Didapat dari: http://www.google.co.id. 11. Wiryo H. Peningkatan gizi bayi, anak, ibu hamil, dan menyusui dengan bahan makanan lokal. Jakarta: CV. Sagung Seto; 2002. h. 63-5 12. Indiarti MT. Kehamilan, persalinan dan keperawatan bayi. Yogyakarta: Diagnosis Media; 2007. h. 11-3.