PERAN TOKOH MASYARAKAT UNTUK MELESTARIKAN BUDAYA. Mata Kuliah : Ilmu Budaya Dasar Dosen : Muhammad Burhan Amin

dokumen-dokumen yang mirip
DALAM MELESTARIKAN KEBUDAYAAN

Mata Kuliah : Ilmu Budaya Dasar Dosen : Muhammad Burhan Amin

KELUARGA ADALAH MINIATUR PERILAKU BUDAYA. Mata Kuliah : Ilmu Budaya Dasar Dosen : Muhammad Burhan Amin

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia merupakan suatu bangsa yang majemuk, yang terdiri dari

Mata Kuliah : Ilmu Budaya Dasar Dosen : Muhammad Burhan Amin. Topik Makalah. RUH 4 PILAR KEBANGSAAN DIBENTUK OLEH AKAR BUDAYA BANGSA Kelas : 1-IA21

29. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunadaksa (SDLB-D)

26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI)

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini akan membahas tentang : Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah,

Mata Kuliah : Ilmu Budaya Dasar Dosen : Muhammad Burhan Amin. Topik Makalah/Tulisan RUH 4 PILAR KEBANGSAAN DIBENTUK OLEH AKAR BUDAYA BANGSA

: Pendidikan Kewarganegaraan (PKN)

26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

Mata Kuliah : Ilmu Budaya Dasar Dosen : Muhammad Burhan Amin. Topik Makalah/Tulisan RUH 4 PILAR KEBANGSAAN DIBENTUK OLEH AKAR BUDAYA BANGSA

26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI)

STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR TINGKAT SMP, MTs, DAN SMPLB

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia adalah Bangsa yang heterogen, kita menyadari bahwa bangsa

26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

B. Tujuan C. Ruang Lingkup

LATIHAN PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI TERBUKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Demokrasi menjadi bagian bentuk atau mekanisme sistem pemerintahan suatu

Kewarganegaraan. Pengembangan dan Pemeliharaan sikap dan nilai-nilai kewarganegaraan. Uly Amrina ST, MM. Kode : Semester 1 2 SKS.

om KOMPETENSI INTI 13. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu.

TUGAS AKHIR KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA PEMASYARAKATAN PANCASILA DALAM ERA GLOBALISASI

TUGAS AKHIR PEMASYARAKATAN PANCASILA DALAM ERA GLOBALISASI

Mata Kuliah : Ilmu Budaya Dasar Dosen : Muhammad Burhan Amin

Pendidikan Kewarganegaraan

VISI DAN STRATEGI PENDIDIKAN KEBANGSAAN DI ERA GLOBAL

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya melalui proses pembelajaran atau cara lain yang dikenal dan diakui

BAB I PENDAHULUAN. digunakan sebagai alat pemersatu bangsa demi merebut kemerdekaan (Rawantina,

MATA KULIAH : ILMU BUDAYA DASAR PERANAN BUDAYA LOKAL MENDUKUNG KETAHANAN BUDAYA NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sejatinya adalah untuk membangun dan mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah gerbang yang utama dan pertama dalam usaha

Perkenalan, Diskusi dan kesepakatan tentang kontrak perkuliahan. Ruang lingkup mata kuliah kewarganegaraan diperguruan tinggi: Etika Berwarga Negara

BAB 1 PENDAHULUAN. jawab. Sebagaimana yang tertuang dalam pasal 3 Undang-Undang No. 20. tahun 2003 tentang SISDIKNAS yang berbunyi :

BAB I PENDAHULUAN. adalah generasi penerus yang menentukan nasib bangsa di masa depan.

13. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu.

I. PENDAHULUAN. suku bangsa, ras, bahasa, agama, adat-istiadat, maupun lapisan sosial yang ada

C. Pembelajaran PKn 1. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan Jika dirumuskan, adanya pendidikan kewarganegaraan memiliki tujuan antara lain:

BAB I PENDAHULUAN. hidup (life skill atau life competency) yang sesuai dengan lingkungan kehidupan. dan kebutuhan peserta didik (Mulyasa, 2013:5).

PERAN PANCASILA SEBAGAI ALAT PEMERSATU BANGSA

BAB I PENDAHULUAN. tingkat lokal, nasional, maupun internasional. Persoalan yang muncul di

MATA KULIAH : KEWARGANEGARAAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN SEBAGAI MATA KULIAH PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tujuan pendidikan nasional dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. berkarakter dalam mengisi kemerdekaan. Namun, memunculkan jiwa yang

PEMBENTUKAN WATAK BANGSA INDONESIA MELALUI PENDIDIKAN PANCASILA SEBAGAI UPAYA PEMBANGUNAN BANGSA INDONESIA ABAD 21

BAB I PENDAHULUAN. kualitas kepribadian serta kesadaran sebagai warga negara yang baik.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap anak mempunyai hak yang sama untuk mendapatkan pendidikan

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. bagi generasi penerus perjuangan bangsa ini.

PENDIDIKAN PANCASILA. Pendahuluan. Ramdhan Muhaimin, M.Soc.Sc. Teknik Sipil. Modul ke: Fakultas. Program Studi.

NEGARA DAN SISTIM PEMERINTAHAN

REVITALISASI PERAN ORGANISASI KEMASYARAKATAN DALAM MENEGAKKAN NILAI-NILAI BHINNEKA TUNGGAL IKA. Fakultas Hukum Universitas Brawijaya

Perkenalan, Diskusi dan kesepakatan tentang kontrak perkuliahan. Ruang lingkup mata kuliah kewarganegaraan diperguruan tinggi: Etika Berwarga Negara

BERPERILAKU PANCASILA

PENGAMALAN PANCASILA DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI DAN REFORMASI

WAWASAN KEBANGSAAN a) Pengertian Wawasan Kebangsaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan dikenal sebagai satu wadah untuk membangun dan

Aji Wicaksono S.H., M.Hum. Modul ke: Fakultas DESAIN SENI KREATIF. Program Studi DESAIN PRODUK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan tidak dapat dipisahkan dengan proses pembelajaran. Di dalam proses

PARADIGMA PANCASILA DILINGKUNGAN MASYARAKAT

29. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunadaksa (SMPLB D)

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Zico Oktorachman, 2013

BAB I PENDAHULUAN. mengalami gejolak dalam dirinya untuk dapat menentukan tindakanya.

BAB I PENDAHULUAN. dan dasar negara membawa konsekuensi logis bahwa nilai-nilai Pancasila harus selalu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. telah berupaya meningkatkan mutu pendidikan. Peningkatan pendidikan diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hal yang utama untuk membentuk karakter siswa yang

BAB I PENDAHULUAN. (rakyat), dan dalam hubungan antara sesama warganegara. HAM yang berisi

BAB I PENDAHULUAN. agama. Hal tersebut sangat berkaitan dengan jiwa Nasionalisme bangsa Indonesia.

ILMU SOSIAL DASAR DALAM PERGURUAN TINGGI. Disusun Oleh : NPM : Mata Kuliah : Ilmu Budaya Dasar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PANCASILA. Pancasila dalam Kajian Sejarah Perjuangan Bangsa Indonesia (Lanjutan) Poernomo A. Soelistyo, SH., MBA. Modul ke: Fakultas MKCU

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

IDENTITAS NASIONAL. Mengetahui identitas nasional dan pluralitas bangsa Indonesia RINA KURNIAWATI, SHI, MH. Modul ke: Fakultas FAKULTAS.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI BANGSA

I. PENDAHULUAN. yang dicita-citakan. Sejalan dengan Mukadimah Undang Undang Dasar 1945,

- 1 - PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 57 TAHUN 2014 TENTANG PENGEMBANGAN, PEMBINAAN, DAN PELINDUNGAN BAHASA

PANCASILA Sebagai Paradigma Kehidupan

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 36 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN FASILITASI PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN POLITIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA

STRUKTUR KURIKULUM 2013 MATA PELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SD/MI, SMP/MTS, SMA/MA DAN SMK/MAK

Manfaat Belajar Pendidikan Pancasila bagi Mahasiswa

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia penuh dengan keberagaman atau kemajemukan. Majemuk memiliki

TUGAS PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN MAKALAH DEMOKRASI PANCASILA INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sistem yang harus dijalankan secara terpadu dengan

BAB I PENDAHULUAN. kelompok atau lapisan sosial di dalam masyarakat. Kebudayaan ini merupakan suatu cara

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka beberapa hal. yang dapat disimpulkan di antaranya adalah :

BAB I PENDAHULUAN. Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Saat ini globalisasi berkembang begitu pesat, globalisasi mempengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. yang membawa berbagai konsekuensi tidak hanya terhadap dinamika kehidupan

ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan dapat meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya

(Analisis Semiotika Terhadap Film Garuda di Dadaku)

BAB I PENDAHULUAN. sekarang merupakan persoalan yang penting. Krisis moral ini bukan lagi

PANCASILA DAN EMPAT PILAR KEHIDUPAN BERBANGSA. Oleh Prof. Dr. Jimly Asshiddiqie, SH 1.

31. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunalaras (SMALB E) A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Negara Republik Indonesia sebagai Negara Kesatuan menganut asas

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional yang diatur secara sistematis. Pendidikan nasional berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan bangsa yang majemuk, yang terdiri dari

Transkripsi:

PERAN TOKOH MASYARAKAT UNTUK MELESTARIKAN BUDAYA Mata Kuliah : Ilmu Budaya Dasar Dosen : Muhammad Burhan Amin

i

Topik Makalah Peran Tokoh Masyarakat Untuk Melestarikan Budaya Kelas : 1-ID08 Tanggal Penyerahan Makalah : 15 Januari 2013 Tanggal Upload Makalah : 16 Januari 2013 P E R N Y A T A A N Dengan ini saya menyatakan bahwa seluruh pekerjaan dalam penyusunan makalah ini saya buat sendiri tanpa meniru atau mengutip dari tim / pihak lain. Apabila terbukti tidak benar, saya siap menerima konsekuensi untuk mendapat nilai 1/100 untuk mata kuliah ini. P e n y u s u n N P M Nama Lengkap Tanda Tangan 35412164 MUSAFAK Program Sarjana Teknik Industri UNIVERSITAS GUNADAR ii

KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan doa dan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karunia-nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas menyusun laporan ini. Tidak lupa saya ucapkan terima kasih kepada para pembimbing yang telah memberikan ilmu serta dukungan dalam menyelesaikan laporan ini. Tujuan penyusunan laporan ini adalah sebagai laporan tugas dari pelajaran Ilmu Budaya Dasar yang lakukan di UNIVERSITAS GUNADARMA. Dimana judul laporan tersebut adalah PERAN TOKOH MASYARAKAT UNTUK MELESTARIKAN BUDAYA. Makalah ini disusun berdasarkan pengetahuan umum, ilmu tata cara menyusun laporan karya ilmiah, dan sediki tentang ILMU BUDAYA DASAR mengingat terbatasnya waktu dan fasilitas yang tersedia. Materi pokok yang diutamakan ialah tentang MELIHAT PERANAN PARA TOKOH MASYARAKAT DAN PELESTARIAN KEBUDAYAAN. Demikian makalah ini saya susun dengan harapan akan memberikan sumbangan ilmu pengetahuan walaupun sedikit untuk para pembaca. Saya menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun, agar laporan selanjutnya menjadi lebih baik. Dan dengan selesainya laporan ini semoga dapat bermanfaat bagi pembaca. Amin... Jakarta, 13 Januari 2013 ( MUSAFAK ) NPM : 53412164 Penyusun iii

DAFTAR ISI PERNYATAAN KATA PENGANTAR DAFTAR ISI ii iii iv BAB I Pendahuluan 1 1.1 Latar belakang 1 1.2 Tujuan 3 1.3 Sasaran 3 BAB II Permasalahan 4 2.1 Kekuatan ( strength ) 4 2.2 Kelemahan ( weakness ) 5 2.3 Peluang ( opportunity ) 6 2.4 Tantangan/hambatan ( threats ) 7 BAB III Kesimpulan dan Rekomendasi 8 3.1 Kesimpulan 8 3.2 Rekomendasi 8 REFERENSI 9 iv

BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Pembangunan budaya dan karakter bangsa (cultural and character building) merupakan komitmen nasional yang telah lama tumbuh dan berkembang dalam kehidupan masyarakat, bangsa, dan negara Indonesia. Dalam berbagai dokumen sejarah politik dan ketatanegaraan, telah tercatat bahwa pembangunan budaya dan karakter bangsa merupakan salah satu kehendak para pendiri Negara (founding fathers) yang perlu dilaksanakan secara berkesinambungan, seperti misalnya teks yang terdapat dalam naskah Sumpah Pemuda, naskah Proklamasi, naskah Pembukaan UUD 1945, serta yang tercermin dalam lagu kebangsaan Indonesia Raya dan lagu lagu perjuangan lainnya. Jadi pembangunan budaya dan karakter bangsa merupakan komitmen bersama bangsa Indonesia yang harus dilaksanakan dalam hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Pembangunan budaya dan karakter bangsa akan semakin penting ketika bangsa Indonesia mulai memasuki era globalisasi yang penuh dengan tantangan. Pengaruh peradaban bangsa asing yang dibawa oleh arus globalisasi secara terus menerus mempengaruhi perilaku dan moralitas bangsa Indonesia. Ketika menjelang proklamasi kemerdekaan bangsa Indonesia, hampir semua warga/bangsa Indonesia cenderung mengutamakan kepentingan bersama bangsa Indononesia daripada kepentingan pribadi dan kelompok, golongan, suku, agama, dan daerah. Semangat nasionalisme membara di dada sebagian besar bangsa Indonesia dengan konsentrasi satu tujuan yaitu merebut dan mempertahankan kemerdekaan. Hal ini berbeda dengan kondisi terkini, dimana budaya dan karakter bangsa lain banyak mempengaruhi karakter dan moralitas bangsa Indonesia, terutama sebagai dampak dari pengaruh modernisasi dan globalisasi. Pembangunan budaya dan karakter bangsa pada hakikatnya merupakan pengakuan atas hak-hak warganegara sebagai kompensasi dari masyarakat pluralis yang demokratis. Hak-hak warga sipil, hak asasi manusia dan hak keadilan sosial dikembangkan dalam suasana yang demokratis dalam masyarakat madani Wahab, 2011). Amandemen UUD 1945 semakin meningkatkan kehidupan demokratis yang menjamin pengakuan terhadap hak-hak warga sipil. Kebebasan individu dalam berinovasi dan berekspresi semakin terbuka lebar. Semangat reformasi yang didukung era globalisasi telah mendorong kemajuan dalam demokratisasi. Namun masa transisi dari kehidupan berbangsa dan bernegara yang dikendalikan pemerintahan otoriter, menuju suasana kehidupan yang demokratis sebagaimana tuntutan semangat reformasi, telah memunculkan berbagai fenomena sosial yang mempengaruhi karakter dan moralitas warganegara. Budaya adiluhung (high cultural ) dan karakter bangsa semakin terdistorsi oleh merebaknya pengaruh budaya global yang setiap hari dilihat dan didengar melalui berbagai saluran informasi. Etika berperilaku, sopan santun, keramah-tamahan, tolong menolong dan semangat kekeluargaan yang dimiliki oleh masyarakat Indonesia tergusur oleh 1

semangat demokratisasi yang seringkali diartikan sebagai kebebasan yang seluasluasnya. Gaya hidup individualis, materialistis dan liberalis berkembang pesat seiring dengan merebaknya pengaruh globalisasi yang bersumber dari masyarakat barat. Kemajuan teknologi telah membawa berbagai dampak degradasi lingkungan, lokalisme demokratis, dan multikulturalisme. Semua masalah yang disebut belakangan ini merupakan tantangan berat dalam revitalisasi cita sipil, khususnya melalui Pendidikan Kewarganegaraan. Tantangan besar ke depan lainnya bagi bangsa Indonesia adalah menumbuhkan budaya dan kehidupan demokrasi (cultural democracy) pada berbagai komponen masyarakat, mulai dari elit politik, para birokrat dalam pemerintahan, dunia usaha, lembaga swadaya masyarakat, kaum intelektual, hingga masyarakat luas. Pembentukan struktur pemerintahan yang demokratis tanpa diimbangi dengan tumbuhnya kehidupan demokrasi akan menjurus pada lahirnya kehidupan demokrasi yang semu (pseudo demokrasi) seperti yang pernah terjadi dalam pemerintahan Indonesia pada periode-periode sebelumnya. Disini kita dituntut untuk mampu berperan dalam hal pelestarian kebudayaan. Pelestarian kebudayaan sekarang bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, semua elemen tokoh masyarakat harus mampu berperan aktif supaya cirri khas Indonesia bisa terlehat di mata dunia internasional. Pelestarian budaya bukan hanya semata-mata yang bersifat fisik seperti taritarian, pakaian adat, rumah adat, tetapi semua hal yang merupakan ciri khas Indonesia itu adalah budaya Indonesia. Di Indonesia, sekolah telah diberikan tanggung jawab dalam upaya pembangunan karakter sejak awal kemerdekaan melalui mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Sejak masuk dalam kurikulum sekolah mulai tahun 1962 sampai sekarang, Pendidikan Kewarganegaraan mengalami berbagai perubahan baik nama, orientasi, substansi, maupun pendekatan pembelajarannya. Pemerintah daerah diberikan kewenangan dengan adanya otonomi daerah, daerah khusus, daerah istimewa, ini merupakan momentum kebangkitan kita semua untuk mengembangkan dan melestarikan budaya. Karakter, perilaku, sopan santun, peduli kepada sesama, merupakan hal serius yang harus menjadi perhatian kita semua untuk menjawab tantangan kita di masa depan, baik di lingkungan pemerintahan, lingkungan pendidikan, lingkungan dunia usaha, dan lingkungan soasial masyarakat sebagaimana diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945. Ini mestinya merupakan kebangkitan untuk memposisikan diri kita sebagai penghela pembangunan karakter bangsa agar dapat menyiapkan warganegara muda yang memiliki karakter ke-indonesiaan. 2

1.2 Tujuan Untuk mengetahui definisi Budaya secara luas. Untuk mengetahui adanya pengaruh peranan para tokoh masyarakat dalam hal pelestarian budaya bangsa. Untuk mengetahui adanya pengaruh dari dampak kebebasan demokrasi, otonomi daerah, dan system pendidikan terhadap perkembangan mental budaya bangsa. 1.3 Sasaran 1. Manfaat Teoritis a. Penelitian ini dapat memperkaya teori dan wawasan berupa studi ilmiah yang dapat menunjang perkembangan ilmu pengetahuan khususnya peranan para tokoh masyarakat dalam pelestarian budaya. b. Penelitian ini bisa digunakan sebagai referensi akademik dan bahan masukan bagi penelitian serupa di masa yang akan datang. 2. Manfaat Praktis Bagi lembaga survey, masyarakat umum, penelitian ini dapat memberikan gambaran secara riil mengenai kondisi kehidupan masyarakat luas terhadap perkembangan budaya ke-indonesiaan yang sudah mulai tergerus oleh masuknya budaya asing, demokrasi yang bebas, sehingga kita harus mampu mempersiapkan filter-filter budaya agar generasi muda kita paham terhadap budaya asli Indonesia. 3

BAB II Permasalahan 2.1 Kekuatan ( Strength ) a. Kemajemukan budaya Indonesia memberikan pola pikir yang luas. Berbagai macam kultur budaya, agama, dan adat istiadat yang ada di Indonesia mampu menciptakan para tokoh yang yang hebat baik di forum nasional maupun internasional. Mereka mampu berargumentasi lebih luas karena keadaan ini. Hal ini tentunya bisa menjadikan Indonesia sebagai Negara yang terpandang di dunia Internasional. b. Konstitusi Indonesia mengamanatkan pelestarian budaya Sistem pendidikan nasional sebagaimana digariskan dalam Pasal 31 UUD 1945 beserta peraturan perundangan turunannya merupakan upaya untuk mewujudkan komitmen nasional itu. Oleh karena itu, pembinaan pemahaman akan prinsip-prinsip serta cara hidup yang demokratis adalah modal pendidikan nasional dalam membentuk dan mengembangkan kehidupan dan masyarakat yang semakin demokratis dan bermartabat. c. Perkembangan Pendidikan Nasional Indonesia merupakan wadah kajian pelestarian budaya Munculnya banyak perguruan tinggi, baik yang Negeri maupun Swasta merupakan sarana yang positif bagi pelestarian budaya nasional. Para pakar / para tokoh dapat melakukan kajian-kajian, seminar, di kalangan akademisi untuk mencari solusi terbaik bagi pelestarian budaya. Semakin sering materi yang diujikan di kalangan akademisi, maka semakin positif hasil yang akan diraih d. Pengakuan Dunia Internasional tentang Budaya Indonesia Banyaknya kebudayaan asli Indonesia yang diakui oleh dunia internasioanal, menunjukkan bahwa Indonesia tidak bisa dipandang sebelah mata oleh negara lain. Kita punya banyak tokoh-tokoh budaya dari berbagai macam disiplin ilmu yang bertaraf internasional. Hal ini merupakan modal yang sangat besar bagi kita untuk eksis di dunia internasioanal. 4

2.2 Kelemahan ( weakness ) a. Fenomena berbagai gejolak dalam masyarakat tentang kebebasan demokrasi Masih banyak ditemukan di kalangan masyarakat yang menyalah artikan tentang kebebasan demokrasi. Di sana-sini banyak ditemukan kekerasan dan kekejaman, caci maki, seolah bangsa Indonesia hilang dari jati dirinya yang terkenal dengan keramah tamahannya, sopan santun, dan pandai berbasa-basi. Indonesia sekarang seakan menjadi bangsa yang pemarah dan suka mencaci. b. Munculnya sifat kedaerahan Kebebasan dan kelonggaran untuk mengelola daerah masing-masing supaya daerah mampu mandiri dalam hal pengelolaan Pendapatan Asli Daerah (PAD), melestarikan dan mengembangkan budaya asli daerah, mampu mempertahankan ciri khas daerah, melalui program Otonomi Daerah seakan menjadi bumerang bagi kita oleh anggapan sebagian kalangan yang memanfaatkan kesempatan dan momentum ini sebagai sarana memunculkan rasa kesukuan mereka, seakan suku mereka adalah suku yang terbaik. c. Ketidak tegasan pemerintah pusat menolak usulan pemekaran daerah Otonomi daerah, istilah tersebut sekarang seakan menjadi tren di Indonesia. Hampir semua daerah sekarang berbondong-bondong mengajukan proposal ke Pemerintah Pusat untuk memekarkan daerahnya masing-masing. Daerah yang selama ini merasa kurang mendapatkan perhatian dari Pemerintah Pusat menjadikan hal ini untuk bisa memperbaiki status sosial ekonomi masyaraktnya. Hal ini membuat pemerintah pusat seakan kehilangan ketegasannya sebagai pengatur pemerintahan pada skala nasional untuk menolak usulan tersebut. Apabila ditolak takut dibilang tidak mau memperhatikan aspirasi daerah, namun apabila diterima akan menjadikan bumerang bagi pemerintah pusat, karena hampir rata-rata pemerintah daerah kurang bisa mempersiapkan Sumber Daya Manusianya untuk mampu mengelola daerahnya sendiri. d. Kurangnya kepedulian para tokoh masyarakat terhadap perkembangan budaya Masyarakat kita sekarang memasuki era kebebasan menyatakan pendapat. Hampir semua orang bebas berbicara sesuai kemauannya masing-masing Hampir disemua media massa elektronik maupun surat kabar, yang berskala regional dan nasional tiap hari mempertontonkan perdebatan para tokoh 5

tentang argumentasinya. Namun dalam perdebatan tersebut mereka lupa bahwa cara mereka, sikap mereka dalam berargumentasi yang tidak sesuai dengan budaya Indonesia telah ditonton oleh ribuan masyarakat Indonesia. Hal ini menjadikan pengaruh buruk bagi perkembangan mental generasi muda kita. 2.3 Peluang ( opportunity ) a. Perkembangan teknologi sebagai sarana penyampaian informasi budaya Untuk dapat menyampaikan pesan-pesan tentang budaya Indonesia dewasa ini bukanlah sesuatu yang sulit. Dengan memanfaatkan teknologi informasi para pakar / para tokoh masyarakat dapat dengan mudah menyampaikan pesanpesannya kepada masyarakat luas. b. Pelestarian budaya memunculkan budaya baru. Dengan upaya-upaya yang kita lakukan dalam pelestarian budaya, maka akan memunculkan ide-ide kreatif tentang perkembangan budaya. Semakin sering kita melakukan kajian pelestarian budaya, baik yang bersifat fisik maupun pemahaman moral, maka akan membangkitkan semangat para tokoh dan generasi muda kita untuk melahirkan budaya yang mampu mengikuti perkembangan jaman, yang mampu bersaing di kancah internasional dengan tetap memegang ciri khas budaya Indonesia. Masyarakat Internasional akan tahu tentang Indonesia dalam banyak hal, bahwa Indonesia bukan hanya punya tari-tarian, rumah adat, pakaian adat, tetapi Indonesia juga punya pandangan hidup, dasar bernegara yang kuat yang tidak kalah dengan Negara lain di dunia. c. Pelestarian budaya melahirkan pakar / tokoh budaya muda Banyaknya budaya Indonesia dan kurangnya orang yang mau mendalami tentang ilmu budaya, maka membuka peluang bagi generasi muda atau dunia pendidikan untuk menciptakan para pakar ilmu budaya. Mereka diharapkan tidak hanya mampu untuk melestarikan dan menjaga budaya Indonesia, namun lebih dari itu mereka diharapkan mampu menganalisa, memunculkan ide-ide, dan menciptakan sistem pelestarian budaya supaya budaya asli kita tidak mudah diakui oleh negara lain. d. Dedikasi Pengabdian kepada Bangsa dan Negara Melestarikan dan menjaga budaya asli Indonesia merupakan sarana bagi kita untuk membuktikan bahwa kita tidak hanya berteori, namun memberikan bukti yang nyata kepada bangsa dan negara sebagai warga negara yang bertanggung jawab, baik bertanggung jawab bagi keberlangsungan budaya asli Indonesia itu sendiri maupun bagi generasi muda. Seseorang yang memahami 6

ilmu budaya, tidak hanya memikirkan materi belaka, tetapi lebih kepada tanggung jawab moral bagi dirinya sendiri. Apabila dia tidak mampu untuk menjaga dan melestarikan budaya yang diyakininya, maka itu dianggap sebagai kegagalan. 2.4 Tantangan / hambatan ( threats ) a. Menumbuhkan budaya dan kehidupan demokrasi (cultural democracy) Untuk tetap bisa mempertahankan budaya asli Indonesia kita harus menciptakan sistem demokrasi yang berorientasi pada berbagai komponen masyarakat, mulai dari elit politik, para birokrat dalam pemerintahan, dunia usaha, lembaga swadaya masyarakat, kaum intelektual, hingga masyarakat luas. b. Perubahan gaya hidup dan cara pandang Gaya hidup individualis, materialistis dan liberalis berkembang pesat seiring dengan merebaknya pengaruh globalisasi yang bersumber dari masyarakat barat. Kemajuan teknologi telah membawa berbagai dampak degradasi lingkungan, lokalisme demokratis, dan multikulturalisme. c. Pengendalian semangat bebas berpendapat Dalam masa reformasi dimana orang bebas menyampaikan pendapat, harus dibuatkan aturan yang tegas yang mengatur tata cara, etika dalam berpendapat. Reformasi bukanlah liar berpendapat, tetapi reformasi adalah suatu perubahan paradigma menata kehidupan yang lebih luas dengan tetap berpegangan pada norma budaya dan agama. d. Kurikulum pendidikan penjawab tantangan masa depan Pada tataran kurikulum pendidikan kewarganegaraan baik substansi, proses pembelajaran, maupun efek sosio-kulturalnya sengaja dirancang dan diprogramkan untuk mewujudkan program-program pendidikan demokrasi yang bermuara pada pembentukan karakter bangsa Indonesia. Tujuan utamanya adalah untuk menumbuhkan karakter warga negara baik karakter privat, seperti tanggung jawab moral, disiplin diri dan penghargaan terhadap harkat dan martabat manusia dari setiap individu; maupun karakter masyarakat, misalnya kepedulian sebagai warga, kesopanan, mengindahkan aturan main (rule of law), berpikir kritis, dan kemauan untuk mendengar, bernegosiasi dan berkompromi 7

BAB III KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Kesimpulan Berdasarkan hasil pengumpulan data yang penyusun lakukan, penyusun dapat menarik kesimpulan : a. Kemajemukan budaya Indonesia memberikan pola pikir yang luas. Berbagai macam kultur budaya, agama, dan adat istiadat yang ada di Indonesia mampu menciptakan para tokoh yang yang hebat baik di forum nasional maupun internasional. b. Fenomena berbagai gejolak dalam masyarakat tentang kebebasan demokrasi tidak bisa diabaikan begitu saja untuk tetap mempertahankan dan melestarikan budaya. c. Perkembangan teknologi sebagai sarana penyampaian informasi budaya Indonesia kepada masyarakat luas. d. Perlu peran aktif dari semua golongan dengan cara menciptakan kehidupan demokrasi (cultural democracy) untuk tetap bisa mempertahankan budaya asli Indonesia. Rekomendasi Berdasarkan hasil pengumpulan data dari berbagai sumber, maka dengan ini penyusun ingin sedikit memberikan pendapat atau saran sebagai bentuk analisa hal apa saja yang bisa diperankan oleh para tokoh masyarakat untuk melestarikan budaya, yakni sebagai berikut : a. Kemajemukan budaya Indonesia memberikan pola pikir yang luas. Berbagai macam kultur budaya, agama, dan adat istiadat yang ada di Indonesia mampu menciptakan para tokoh yang yang hebat baik di forum nasional maupun internasional. Mereka mampu berargumentasi lebih luas karena keadaan ini. Hal ini tentunya bisa menjadikan Indonesia sebagai Negara yang terpandang di dunia Internasional. Para tokoh harus bisa memperkenalkan kepada dunia internasional bahwa Indonesia dengan wilayah yang begitu luas, beraneka ragam budaya, suku dan agama selalu tetap rukun dan damai, berkarakter, jauh dari rasa permusuhan dengan semangat Bhinneka Tunggal Ika dalam kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). 8

b. Fenomena berbagai gejolak dalam masyarakat tentang kebebasan demokrasi Masih banyak ditemukan di kalangan masyarakat yang menyalah artikan tentang kebebasan demokrasi. Di sana-sini banyak ditemukan kekerasan dan kekejaman, caci maki, seolah bangsa Indonesia hilang dari jati dirinya yang terkenal dengan keramah tamahannya, sopan santun, dan pandai berbasa-basi. Indonesia sekarang seakan menjadi bangsa yang pemarah dan suka mencaci. Hal ini harus disikapi dengan cara yang persuasif dan komperehensif supaya aspirasi masyarakat luas tetap tertampung dengan baik namun tidak sampai kehilangan arah, kehilangan roh asli budaya Indonesia. c. Perkembangan teknologi sebagai sarana penyampaian informasi budaya Untuk dapat menyampaikan pesan-pesan tentang budaya Indonesia dewasa ini bukanlah sesuatu yang sulit. Dengan memanfaatkan teknologi informasi para pakar / para tokoh masyarakat dapat dengan mudah menyampaikan pesanpesannya kepada masyarakat luas. Pemahahan luas tentang arti budaya, makna yang terkandung dari budaya asli kita, maupun strategi yang harus diterapkan untuk menjaga dan melestarikan budaya kita dapat dijelaskan secara gambling dan cepat kepada masyarakat luas. d. Menumbuhkan budaya dan kehidupan demokrasi (cultural democracy) Untuk tetap bisa mempertahankan budaya asli Indonesia kita harus menciptakan sistem demokrasi yang berorientasi pada berbagai komponen masyarakat, mulai dari elit politik, para birokrat dalam pemerintahan, dunia usaha, lembaga swadaya masyarakat, kaum intelektual, hingga masyarakat luas. Dengan peran aktif dari semua aspek golongan, maka keinginan kita untuk melestarikan budaya Indonesia bukan sesuatu yang mustahil, karena ini adalah harapan bersama. Referensi - www.kompas.com (Senin, 4 Juni 2012), Ulasan Ekonomi dan Budaya : Pelestarian Budaya Indonesia - www.suaramerdeka.com (Minggu, 18 Mei 2008), Budaya Nasional : Upaya Menjaga Pelestarian Budaya - Dr. Waspodo Tjipto Subroto (2010), Peran Dunia Pendidikan dalam pelestarian Karakter dan Budaya Indonesia 9