ETIKA PERILAKU. Prof. Dr. Soekidjo Notoatmodjo Guru Besar Emeritus FKM, UI Rektor Universitas Respati Indonesia

dokumen-dokumen yang mirip
Profesionalisme dan Kode Etik

Etika Profesi INSINYUR. Dr. Dian Kemala Putri

Pendahuluan Manusia adalah Makhluk Individu Memiliki akal pikiran, perasaan, dan kehendak. Makhluk Sosial Memiliki perilaku etis

ETIKA PROFESI PURWATI

BAB I Tinjauan Umum Etika

Pertemuan 3. Pembahasan. 1. Pengertian Profesi 2. Pengertian Profesional 3. Pengertian Profesionalisme 4. Pengenalan Profesionalisme Bidang IT

Seorang pelaku profesi harus mempunyai sifat : 1. Menguasai ilmu secara mendalam di bidangnya 2. Mampu mengkonversikan ilmu menjadi keterampilan 3.

Pembahasan. 1. Pengertian Profesi 2. Etika Profesi 3. Etika Komputer 4. Profesional & Profesionalisme. seorang Profesional

Pertemuan 2 ETIKA PROFESI

Pengertian Etika. Nur Hidayat TIP FTP UB 2/18/2012

Komunikasi dan Etika Profesi

ETIKA PROFESI DAN HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL MPB12103-MPB13102

PENGANTAR ETIKA PROFESI

HERU SASONGKO, S.FARM.,APT.

ETIKA. Kata etik (atau etika) berasal dari kata ethos (bahasa Yunani) yang berarti karakter, watak kesusilaan atau adat.

ETIK UMB ETIKA BISNIS DAN ETIKA PROFESI (MATERI TAMBAHAN) Melisa Arisanty. S.I.Kom, M.Si. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi AKUNTANSI MANAJEMEN

PENGERTIAN DAN PERANAN ETIKA PROFESI

BAB 1 TINJUAN UMUM ETIKA. Henry Anggoro Djohan

PENGERTIAN DAN NILAI ETIKA

RUU GURU DAN DOSEN : MENDONGKRAK KINERJA PROFESI PAHLAWAN TANPA TANDA JASA? Oleh :

Etika yang berarti watak kesusilaan atau adat kebiasaan,etika biasanya berkaitan erat dengan perkataan moral yang berarti juga adat kebiasaan atau

Pembahasan 1. Norma 2. Etika 3. Moral 4. Pengertian Etika Profesi 5. Fungsi Kode Etik Profesi

PROFESI. Pekerjaan yang dilakukan sebagai kegiatan pokok untuk menghasilkan nafkah hidup dan yang mengandalkan suatu keahlian.

KODE ETIK DAN PROFESIONALISME PUSTAKAWAN. Oleh, MAIZUAR EFFENDI, S.Pd Pustakawan Madya

Etika Profesi. Nama Kelompok : Fernando Yesaya T (M1A114025) Deka Maulana (M1A114027)

PROFESIONAL 1. AHLI DALAM BIDANGNYA 2. MAMPU MEMBANGUN DAN MENGEMBANGKAN KERJA SAMA DENGAN LINGKUNGAN PENDUKUNG DAN PENUNJANG 3.

BAB II LANDASAN TEORI. Ikatan Akuntan Indonesia dan Tujuannya. Menurut Tuanakotta (2007), organisasi akuntan di Indonesia adalah Ikatan

PERKEMBANGAN ETIKA PROFESI

SOAL ETIKA PROFESI .

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 25/PER/M.KOMINFO/12/2011 TENTANG

Pertemuan 1. Pembahasan. 1. Norma 2. Budaya 3. Etika 4. Moral 5. Struktur Etika

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL

Analisis Proses Bisnis ETIKA BISNIS LOGO. STMIK PPKIA PRADNYA PARAMITA MALANG

ETIKA PENEGAKAN HUKUM DALAM PERILAKU HAKIM

KODE ETIK PEGAWAI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM

TENTANG KODE ETIK PEGAWAI NEGERI SIPIL

ETIKA PROFESI DAN KODE ETIK KONSULTAN PAJAK INDONESIA. Oleh Bambang Kesit PROGRAM MAKSI-PPAK FE-UII YOGYAKARTA 2010

PENTINGNYA ETIKA PROFESI

ETIKA PROFESI; Lanjutan

Pert ke 12. Oleh: Mohklas, SE., M.Si STIE PENA SEMARANG Semarang, Maret 2014

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS HASANUDDIN NOMOR : 16890/UN4/KP.49/2012 TENTANG KODE ETIK MAHASISWA UNIVERSITAS HASANUDDIN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

KODE ETIK PEDOMAN PERILAKU HAKIM. Oleh: Suparman Marzuki

PROFESIONALITAS UMUM DAN PROFESIONALITAS KERJA NAMA : HADI DENGGAN OKTO (M1A114001)

ETIKA PENEGAKAN HUKUM DALAM PERILAKU HAKIM

KODE ETIK PSIKOLOGI. Etika dan Moral, Kode Etik Psikologi, Psikolog dan ilmuwan psikologi, Layanan Psikologi, Etika dalam Eksperimen Psikologi

PERATURAN MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 02/PMK/2003 TAHUN 2003 TENTANG KODE ETIK DAN PEDOMAN TINGKAH LAKU HAKIM KONSTITUSI

PANCASILA SEBAGAI LANDASAN ETIKA (I)

2 Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan. Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelengga

MODUL MATERI UJIAN PERPINDAHAN JABATAN FUNGSIONAL PENGAWAS FARMASI DAN MAKANAN TERAMPIL KE AHLI PEGAWAI NEGERI SIPIL REPUBLIK INDONESIA

Kode etik perawat. Profesi moral community : Cita-cita dan nilai bersama. Anggota profesi disatukan oleh latar belakang pendidikan yg sama Profesi mem

KODE ETIK DOSEN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA 2007

KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS SUMATERA UTARA NOMOR: 1177/H5.1.R/SK/KMS/2008

Kode Etik Guru Indonesia

Oleh. Salamun Rohman Nudin, S.Kom., M.Kom Etika Profesi/ Teknik Informatika Untag Surabaya

ETIKA PROFESI GURU. Oleh : Rita Mariyana, M.Pd PROGRAM PENDIDIKAN GURU PENDIDIK ANAK USIA DINI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2010

Pertemuan ke-1 dan ke-2

Pertemuan ke-2. MK. Etika dan Profesi. Dr. I Wayan S. Wicaksana 02. Profesi (MK. Etika Profesi) 1

KONTRAK KULIAH ETIKA PROFESI D O S E N : M A I M U N A H, S S I, M K O M

DOKUMEN JURUSAN ETIKA DOSEN PROGRAM STUDI S1 TEKNIK ELEKTRO

Etika Dan Filsafat Komunikasi

KODE ETIK PSIKOLOGI SANTI E. PURNAMASARI, M.SI., PSIKOLOG. Page 1

Berbagai Teori Tentang Sikap dan Perilaku Menurut Beberapa Referensi

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2004 TENTANG PEMBINAAN JIWA KORPS DAN KODE ETIK PEGAWAI NEGRI SIPIL

BAB II HUBUNGAN ANTARA PENEGAKAN KODE ETIK NOTARIS DENGAN KEBERADAAN UNDANG-UNDANG JABATAN NOTARIS TERHADAP PROFESI PEKERJAAN NOTARIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PROFESI dan POFESIONAL

PENDIDIKAN PANCASILA

BERITA DAERAH KOTA BOGOR. Nomor 8 Tahun 2015 Seri E Nomor 4 PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG

Apa yang Dimaksud Dengan Etika Profesi?

Peraturan Rektor Universitas Brawijaya Nomer: 328/PER/2011

KOMUNIKASI DAN ETIKA PROFESI

MUKADIMAH BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1

P E M E R I N T A H K O T A M A D I U N

KORPS PEGAWAI REPUBLIK INDONESIA (KORPRI)

BAB I PENDAHULUAN. Hakim adalah aktor utama penegakan hukum (law enforcement) di

Etika profesi it 7 komunikasi 11/1/2011

ETIKA PROFESI Mia Fitriawati, M.Kom.

MUKADIMAH. Untuk mewujudkan keluhuran profesi dosen maka diperlukan suatu pedoman yang berupa Kode Etik Dosen seperti dirumuskan berikut ini.

LANDASAN YURIDIS PENDIDIKAN NASIONAL INDONESIA

KODE ETIK PENYELENGGARA NEGARA SEBAGAI UPAYA PENEGAKAN ETIKA BAGI PENYELENGGARA NEGARA

PEDOMAN POKOK NILAI-NILAI PERJUANGAN YAYASAN LBH INDONESIA DAN KODE ETIK PENGABDI BANTUAN HUKUM INDONESIA

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NO. POL. : 7 TAHUN 2006 TENTANG KODE ETIK PROFESI KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2007 TENTANG KODE ETIK BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

SOAL PRA-UTS ETIKA PROFESI

I. PENDAHULUAN. nasional yaitu membangun kualitas manusia yang beriman dan bertaqwa

BAB I PENDAHULUAN. tingkat internasional diperlukan suatu sistem yang mengatur bagaimana

PERBEDAAN ETIKA ETIKET MORAL DAN HUKUM

PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT NOMOR 03 TAHUN 2011 TENTANG ATURAN PERILAKU AUDITOR INSPEKTORAT KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT

Sumpah Dokter SAYA BERSUMPAH BAHWA :

UPKP V: ETIKA PEGAWAI NEGERI SIPIL

PERATURAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG KODE ETIK BADAN PEMERIKSA KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KODE ETIK PSIKOLOGI MUKADIMAH

Sasaran dan. Pengembangan Sikap Profesional. Kompetensi Dasar

KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS SRIWIJAYA No. 152a/H9/DT/2009. Tentang ETIKA AKADEMIK SIVITAS AKADEMIKA UNIVERSITAS SRIWIJAYA

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. manusia bergaul. Sistem pengaturan pergaulan tersebut menjadi saling menghormati

PANCASILA. Sebagai Sistem Etika. Disampaikan pada perkuliahan Pancasila kelas PKK. H. U. Adil Samadani, SS., SHI.,, MH. Modul ke: Fakultas Teknik

Transkripsi:

ETIKA PERILAKU Prof. Dr. Soekidjo Notoatmodjo Guru Besar Emeritus FKM, UI Rektor Universitas Respati Indonesia 1. Pengertian Etika Berasal dari bahasa Yunani ethos (tunggal) atau etha (jamak), yang artinya karakter, watak kesusilaan, adat istiadat atau akhlak. Fungsi etika: Sebagai subjek : Untuk menilai apakah tindakan-tindakan yang telah dikerjakan itu salah atau benar, buruk atau baik. Sebagai Objek : cara melakukan sesuatu (moral). Menurut Martin (1993), etika adalah tingkah laku sebagai standart yang mengatur pergaulan manusia dalam kelompok sosial. Dalam Kaitannya dengan pergaulan manusia maka etika berupa bentuk aturan yang dibuat berdasarkan adat kebiasan atau akhlak yang berlaku. 2. Etika dan Moral Moral berasal dari bahasa latin mos (tunggal) atau mores (jamak), yang artinya adat istiadat atau kebiasaan serta norma yang berlaku. Moral adalah nilai-nilai atau norma-norma yang menjadi pegangan seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya dalam bermasyarakat. Sebagai contoh: Pengacara X itu tidak bermoral.. maknanya pengacar X itu melanggar norma-norma etis yang berlaku dalam kelompok atau organisasi profesinya. Menurut Frans Magnis Suseno (1987), moral adalah nilai-nilai yang mengandung peraturan, perintah dan lain sebagainya yang terbentuk secara turun temurun melalui suatu budaya tertentu tentang bagaimana manusia harus hidup dengan baik. Kesimpulan: Etika = moral adalah pegangan tingkah laku didalam bermasyarakat Perbedaan moral dan etika: Moral menekankan pada cara melakukan sesuatu. Etika menekankan pada mengapa melakukan sesuatu harus dengan cara tersebut. 3. Mengapa Orang Melanggar Etika? Kebutuhan Individu

Merupakan faktor utama penyebab terjadinya tindakan tidak etis karena tidak tercukupinya kebutuhan pribadi dalam kehidupan. Tidak ada pedoman Tidak punya penuntun hidup sehingga tidak tahu bagaimana melakukan sesuatu. Perilaku dan kebiasaan Individu Perilaku kebiasaan individu tanpa memperhatikan faktor lingkungan dimana individu tersebut berada. 4. Perilaku Sesuatu yang dipersepsikan, dipahami, dipikirkan, dirasakan, dibicarakan dan dilakukan oleh seseorang (Marthin and Pear, 1978). Respons atau reaksi seseorang terhadap stimulus atau rangsangan dari luar atau lingkungan sekitarnya. (BF. Skinner, 1938, 1953). Batasan operasional: Kegiatan atau aktivitas yang dilakukan oleh seseorang dalam rangka pemenuhan keinginan, kehendak, kebutuhan, nafsu, dan sebagainya. Kegiatan ini mencakup: o Kegiatan kognitif:------ -cipta memikir pengetahuan o Kegiatan afektif: (rasa)- merasa sikap (penilaian) o Kegiatan psikomotor (karsa) bertindak- tindakan (practice) 5. Konsep (Teori ) S.O.R (Skinner, 1938) Batasan Perilaku : Respons organisme terhadap stimulus (rangsangan). Respons organisme terwujud dalam bentuk: Tertutup: apabila respons tersebut terjadi dalam diri sendiri, dan sulit diamati dari luar (orang lain).--- pengetahuan (knowledge) dan sikap (attitude). (PERILAKU TERTUTUP= COVERT BEHAVIOR) Terbuka: apabila respons tersebut dalam bentuk tindakan yang dapat diamati dari luar (orang lain)---- tindakan atau praktek (practice) (PERILAKU TERBUKA =OVERT BEHAVIOR) 6. Domain Perilaku Kognitif (Pengetahuan): CIPTA adalah pengertian atau pemahaman orang terhadap obyek (stimulus)

Afektif (Sikap): RASA adalah pendapata atau penilaian sesorang terhadap obyek atau stimulus Konasi (Tindakan=Praksis atau praktek): KARSA adalah tindakan (praksis) sesorang berkaitan dengan obyek atau stimulus 7. Diterminan Perilaku (Skinner, 1953) 8. Contoh: Perilaku Nasionalistik Adalah perbuatan terpuji yang merujuk nilai-nilai Pancasila sehingga setiap anak bangsa tampil: religius, humanis, patriotik, demokratik, dan menjunjung tinggi nilai-nilai keadilan dan kebenaran. Terbentuknya perbuatan atau perilaku seperti ini ditentukan atau dipenagruhi oleh: o Faktor internal (biologis dan psikologis); o Eksternal (geografis, sosial, budaya, politik, ekonomi,dsb). 9. Diterminan Perilaku (Green, 1990) 10. Contoh: Perilaku Petugas Keamanan Lingkungan Yang Baik Predisposing: Tahu tata cara menjaga keamanan lingkungan Menguasai peraturan-peraturan dan perundang-undangan yang tekait dengan keamanan lingkungan

Telah mengikuti pelatihan-pelatihan kemanan lingkungan Enabling: Sarana dan prasarana kemanan lingkungan Alat komunikasi yang memadai Reinforcing: Sistem reward yang memadai Adanya buku panduan atau SOP keamanan lingkungan Adanya perilaku contoh role model petugas keamanan 11. Etika Perilaku Etika perilaku adalah etika atau norma berperilaku bagi para aggota profesi. Etika perilaku merupakan sekumpulan tindakan-tindakan etis bagi anggota profesi. Etika perilaku hakim adalah sekumpulan perilaku bagi profesi hakim. Etika perilaku hakim: Kode Etik dan Pedoman Perilaku Hakim (Keputusan bersama Ketua Mahkamah Agung RI dan Ketua Komisi Yudisial RI No. 047/KMA/SKB/IV/2009 dan 02/SKB/P.KY/IV/2009. 12. Etika Perilaku Hakim (10 Prinsip Perilaku Hakim) Adil Jujur Arif dan Bijaksana Mandiri Berintegritas Tinggi Bertanggung Jawab Menjunjung Tinggi Harga Diri Berdisiplin Tinggi Rendah Hati Profesional 13. Etika Perilaku=Perilaku Profesi Adalah tindakan atau perbuatan yang dilakukan oleh anggota profesi terkait dengan tugas dan fungsinya. Perilaku seorang profesi juga tidak terlepas dari 3 domain tersebut: o Pengetahuan atau pemahaman terkait dengan pofesinya. o Sikap atau apresiasinya terhadap profesinya o Tindakan atu praksis terkait dengan profesinya. 14. Etika Vs. Hukum Etika hanya berlaku dilingkungan masing-masing profesi, hukum berlaku untuk umum. Etika disusun berdasarkan kesepakatan anggota masing-masing profesi, hukum disusun oleh badan pemerintahan. Etika tidak semuanya tertulis, sedangkan hukum tertulis secara rinci dalam undang-undang atau peraturan pemerintah

Sanksi terhadap pelanggaran etika berupa tuntunan (biasanya dari organisasi profesinya), sedangkan sanksi pelanggaran hukum adalah tuntutan yang berujung pada pidana atau hukuman. Pelanggaran etika diselesaikan oleh Majelis Kehormatan Etik dari masing-masing organisasi profesi, pelanggaran hukum diselesaikan lewat pengadilan Penyelesaian pelanggaran etik tidak selalu disertai bukti fisik, sedangkan untuk pelanggaran hukum pembuktiannya memerlukan bukti fisik. 15. Profesi Dan Etika Profesi Profesi (profesio=pengakuan) adalah suatu tugas atau kegiatan fungsional dari suatu kelompok tertentu dalam melayani masyarakat. Etika Profesi adalah merupakan norma-norma, nilai-nilai, atau pola tingkah laku kelompok profesi tertentu dalam memberikan pelayanan atau jasa kepada masyarakat. Profesi Hakim adalah sekumpulan tugas fungsional didalam melakukan pelayanan hukum terhadap clients atau masyarakat. 16. Profesionalisme Profesionalisme adalah suatu paham yang mencitakan dilakukannya kegiatan-kegiatan kerja tertentu dalam masyarakat, berbekalkan keahlian yang tinggi dan berdasarkan rasa keterpanggilan -- serta ikrar untuk menerima panggilan tersebut -- untuk dengan semangat pengabdian selalu siap memberikan pertolongan kepada sesama yang tengah dirundung kesulitan di tengah gelapnya kehidupan (Wignjosoebroto, 1999). Prinsip profesionalisme adalah untuk tetap mempertahankan idealisme yang menyatakan bahwa keahlian profesi yang dikuasai bukanlah komoditas yang hendak diperjual-belikan sekedar untuk memperoleh nafkah, melainkan suatu kebajikan yang hendak diabdikan demi kesejahteraan umat manusia. 17. Honorarium, bukan Upah Kalau didalam peng-amal-an profesi yang diberikan ternyata ada semacam imbalan (honorarium) yang diterimakan, maka hal itu semata hanya sekedar "tanda kehormatan" (honour) demi tegaknya kehormatan profesi, yang jelas akan berbeda nilainya dengan pemberian upah yang hanya pantas diterimakan bagi para pekerja upahan saja. 18. 3 Watak Profesionalisme Tiga watak kerja yang merupakan persyaratan dari setiap kegiatan pemberian "jasa profesi" (dan bukan okupasi) ialah a. bahwa kerja seorang profesional itu beritikad untuk merealisasikan kebajikan demi tegaknya kehormatan profesi yang digeluti, dan oleh karenanya tidak terlalu mementingkan atau mengharapkan imbalan upah materiil; b. bahwa kerja seorang profesional itu harus dilandasi oleh kemahiran teknis yang berkualitas tinggi yang dicapai melalui proses pendidikan dan/atau pelatihan yang panjang, ekslusif dan berat; c. bahwa kerja seorang profesional -- diukur dengan kualitas teknis dan kualitas moral -- harus menundukkan diri pada sebuah mekanisme kontrol berupa kode etik yang dikembangkan dan disepakati bersama didalam sebuah organisasi profesi.

19. 7 Syarat Pekerjaan Profesional Pekerjaan tersebut adalah untuk melayani orang banyak (umum) Bagi yang ingin terlibat dalam profesi dimaksud, harus melalui pendidikan atau pelatihan yang cukup lama dan berkelanjutan Adanya kode etik dan standar yang ditaati berlakunya di dalam organisasi tersebut Menjadi anggota dalam organisasi profesi dan selalu mengikuti pertemuan ilmiah yang diselenggarakan oleh organisasi profesi tersebut Mempunyai media/publikasi yang bertujuan untuk meningkatkan keahlian dan ketrampilan anggotanya Kewajiban menempuh ujian untuk menguji pengetahuan bagi yang ingin menjadi anggota Adanya suatu badan tersendiri yang diberi wewenang oleh pemerintah untuk mengeluarkan sertifikat 20. Siapakah Kaum Profesional itu? Awalnya: para dokter dan guru -- khususnya mereka yang banyak bergelut dalam ruang lingkup kegiatan yang lazim dikerjakan oleh kaum padri maupun juru dakhwah agama -- dengan jelas serta tanpa ragu memproklamirkan diri masuk kedalam golongan kaum profesional (PROFESI) Bagaimana dengan jaksa, pengacara, hakim, akuntan, dsb. apakah termasuk profesional (PROFESI)? 21. Organisasi Profesi Kaum profesional secara sadar mencoba menghimpun dirinya dalam sebuah organisasi profesi a. yang cenderung dirancang secara eksklusif b. yang memiliki visi dan misi untuk menjaga tegaknya kehormatan profesi, c. mengontrol praktek-praktek pengamalan dan pengembangan kualitas keahlian/ kepakaran, serta d. menjaga dipatuhinya kode etik profesi yang telah disepakati bersama 22. Kode Etik Kode etik adalah suatu aturan tertulis tentang kewajiban yang harus dilakukan oleh semua anggota profesi dalam menjalankan pelayanannya terhadap client atau masyarakat. Kode etik pada umumnya disusun oleh organisasi profesi yang bersangkutan. Kode etik tidak mengatur hak-hak anggota, tetapi hanya kewajiban-kewajiban anggota. 23. Ruang Lingkup Kode Etik Ruang lingkup kewajiban bagi anggota profesi atau isi Kode Etik Profesi pada umumnya mencakup: Kewajiban umum Kewajiban terhadap Client Kewajiban terhadap Teman Sejawatnya. Kewajiban terhadap Diri Sendiri