UNJUK KERJA TUNGKU GASIFIKASI DENGAN BAHAN BAKAR SEKAM PADI MELALUI PENGATURAN KECEPATAN UDARA PEMBAKARAN

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH KECEPATAN UDARA PADA TUNGKU GASIFIKASI SEKAM PADI TERHADAP TEMPERATUR PEMBAKARAN

PENGARUH LUBANG SALURAN PEMBAKARAN PADA TUNGKU GASIFIKASI SEKAM PADI

BAB I PENDAHULUAN. Ketika konsumsi domestik bahan bakar minyak terus meningkat. sehingga membawa Indonesia sebagai net oil importet, dimana kita

Pengembangan Desain dan Konstruksi Alat Produksi Gas Metana Dari Pembakaran Sampah Organik Sekam Padi

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan penduduk yang terus bertambah di Indonesia. menyebabkan konsumsi bahan bakar yang tidak terbarukan seperti

STUDI GASIFIKASI BATU BARA LIGNITE DENGAN VARIASI KECEPATAN UDARA UNTUK KEPERLUAN KARBONASI

NASKAH PUBLIKASI KARYA ILMIAH Pengembangan Desain Alat Produksi Gas Metana Dari Pembakaran Sekam Padi Menggunakan Filter Tunggal

NASKAH PUBLIKASI KARYA ILMIAH

Pengembangan Desain dan Pengoperasian Alat Produksi Gas Metana Dari pembakaran Sampah Organik

STUDI GASIFIKASI BERBAHAN BAKAR SEKAM PADI DENGAN VARIASI ISOLATOR DENGAN KECEPATAN UDARA 7,6 M/S UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Pengelolaa sampah dan penyediaan sumber daya alam adalah dua. membuat peningkatan konsumsi bahan bakar fosil dan membuat volume

BAB I. dengan pertumbuhan ekonomi dan pertambahan penduduk, prasyarat utama untuk meningkatkan standar hidup masyarakat.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan sesuai dengan diagram alir dibawah ini;

PERBANDINGAN NYALA EFEKTIF DAN TEMPERATUR PEMBAKARAN ANTARA POTONGAN BAMBU DAN JERAMI PADA PROSES GASIFIKASI DENGAN ISOLATOR GLASS WOOL

PENGARUH DISTRIBUTOR UDARA PADA TUNGKU GASIFIKASI UPDRAFT

NASKAH PUBLIKASI KARYA ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. Sampah selalu identik dengan barang sisa atau hasil buangan. tak berharga. Seperti sampah organik yang banyak di pedesaan, meski

PENGARUH VARIASI KECEPATAN UDARA TERHADAP KINERJA TUNGKU GASIFIKASI SEKAM PADI TIPE DOWNDRAFT KONTINU

BAB I PENDAHULUAN. diperbaharui (non renewable ). Jumlah konsumsi bahan bakar fosil baik

PENGARUH VARIASI KECEPATAN UDARA TERHADAP TEMPERATUR PEMBAKARAN PADA TUNGKU GASIFIKASI SEKAM PADI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Sampah menjadi masalah bagi sebagian besar masyarakat. indonesia, di daerah perdesaan banyak sekali sampah organik kebun

PENGARUH VARIASI KECEPATAN UDARA TERHADAP TEMPERATUR PEMBAKARAN PADA TUNGKU GASIFIKASI SEKAM PADI

Studi Eksperimen Konversi Biomassa menjadi SynGas Pada Reaktor Bubbling Fluidized Bed Gasifier

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari. Permasalahannya adalah, dengan tingkat konsumsi. masyarakat yang tinggi, bahan bakar tersebut lambat laun akan

PENGEMBANGAN TEKNOLOGI TUNGKU PEMBAKARAN MENGGUNAKAN AIR HEATER TANPA SIRIP

BAB I PENDAHULUAN. Energi alternatif yang dapat diperbarui salah satunya adalah. pengolahan sampah organik. Di Indonesia sering sekali kita jumpai

BAB I PENDAHULUAN. alternatif penghasil energi yang bisa didaur ulang secara terus menerus

PENGARUH PEMANASAN AWAL UDARA TERHADAP PERFORMA CROSSDRAFT GASIFIER DENGAN BAHAN BAKAR SEKAM PADI

PENGEMBANGAN TEKNOLOGI TUNGKU PEMBAKARAN MENGGUNAKAN AIR HEATER YANG DIPASANG DIDINDING BELAKANG TUNGKU

PENGARUH DISTRIBUSI UDARA TERHADAP KINERJA TUNGKU GASIFIKASI SEKAM PADI TIPE DOWNDRAFT CONTINUE

PENGEMBANGAN TEKNOLOGI TUNGKU PEMBAKARAN DENGAN AIR HEATER TANPA SIRIP

BAB I PENDAHULUAN. yang ada dibumi ini, hanya ada beberapa energi saja yang dapat digunakan. seperti energi surya dan energi angin.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Sumber energi alternatif dapat menjadi solusi ketergantungan

PENGEMBANGAN TEKNOLOGI TUNGKU PEMBAKARAN DENGAN AIR HEATER TANPA SIRIP

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sehari-hari. Hampir setiap manusia memerlukan bahan. Sekarang ini masih banyak digunakan bakan bakar fosil atau bahan

BAB I PENDAHULUAN. produksi gabah pada tahun 2013 mencapai 70,87 juta ton dengan. dengan 2013, produksi padi rata-rata meningkat sekitar 3,5% setiap

TUGAS AKHIR PENGARUH VARIASI BAHAN BAKAR PADA TUNGKU GASIFIKASI TERHADAP TEMPERATUR PEMBAKARAN

PENGARUH KECEPATAN UDARA TERHADAP PERFORMA CROSSDRAFT GASIFIER DENGAN BAHAN BAKAR SERUTAN KAYU JATI

PENGARUH TEMPERATUR UDARA TERHADAP KINERJA TUNGKU TIPE DOWNDRAFT

BAB I PENDAHULUAN. terus menerus akan mengakibatkan menipisnya ketersediaan bahan. konsumsi energi 7 % per tahun. Konsumsi energi Indonesia tersebut

BAB I PENDAHULUAN. terkecuali Indonesia. Selain terbentuk dari jutaan tahun yang lalu dan. penting bagi kelangsungan hidup manusia, seiring dalam

Pengaruh Ukuran Partikel Terhadap Kerja Reaktor Bubble Fluidized Bed Gasifire

NASKAH PUBLIKASI KARYA ILMIAH

PENGARUH KECEPATAN UDARA TERHADAP PERFORMA CROSSDRAFT GASIFIER DENGAN BAHAN BAKAR SEKAM PADI

Disusun Sebagai Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Teknik. Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik. Universitas Muhammadiyah Surakarta

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana S-1 Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta

STUDI GASIFIKASI BERBAHAN BAKAR BRIKET BATUBARA TERHADAP TEMPERATUR PEMBAKARAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidup dimasa mendatang. Jumlah penduduk yang. sangat tinggi membuat kebutuhan bahan bakar fosil semakin

III. METODE PENELITIAN. Desember 2011 di bengkel Mekanisasi Pertanian Jurusan Teknik Pertanian

PENGEMBANGAN TEKNOLOGI TUNGKU PEMBAKARAN MENGGUNAKAN AIR HEATER BERSIRIP

BAB I PENDAHULUAN. terpenting di dalam menunjang kehidupan manusia. Aktivitas sehari-hari

PENGARUH PEMANASAN AWAL UDARA TERHADAP PERFORMA CROSSDRAFT GASIFIER DENGAN BAHAN BAKAR SEKAM PADI

Pengembangan Desain dan Konstruksi Alat Produksi Gas Metana Dari Pembakaran Sampah Organik Sekam Padi

NASKAH PUBLIKASI INOVASI TEKNOLOGI TUNGKU PEMBAKARAN DENGAN VARIASI KETINGGIAN CEROBONG

Pengembangan Teknologi Alat Produksi Gas Metana Dari Pembakaran Sampah Organik Dengan Pemurnian Gas Menggunakan Zeolite Pada Variasi Jumlah Tabung

PERBANDINGAN UNJUK KERJA KOMPOR METHANOL DENGAN VARIASI DIAMETER BURNER

BAB I PENDAHULUAN. batubara dan lainnya menjadikan harga energi terus maningkat. Negara Indonesia mempunyai potensi yang luar biasa mengenai

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkat, Peningkatan kebutuhan energi yang tidak diimbangi. pengurangan sumber energy yang tersedia di dunia.

Bab 2 Tinjauan Pustaka

REKAYASA BURNER TUNGKU GASIFIKASI BIOMASSA DENGAN VARIASI JUMLAH LUBANG DAN KETINGGIAN PENYANGGA PADA BURNER

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini kebutuhan energi merupakan salah satu sumber kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. dan kotoran ternak. Selain digunakan untuk tujuan primer bahan pangan, pakan

PENGARUH VARIASI KECEPATAN UDARA TERHADAP KINERJA TUNGKU GASIFIKASI SEKAM PADI TIPE DOWNDRAFT KONTINU

BAB I PENDAHULUAN. I. 1. Latar Belakang. Secara umum ketergantungan manusia akan kebutuhan bahan bakar

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu alat yang digunakan untuk meningkatkan efisiensi. dalam proses pembakaran limbah biomassa adalah dengan

ANALISIS PENGARUH PEMBAKARAN BRIKET CAMPURAN AMPAS TEBU DAN SEKAM PADI DENGAN MEMBANDINGKAN PEMBAKARAN BRIKET MASING-MASING BIOMASS

BAB I PENDAHULUAN. energi yang salah satunya bersumber dari biomassa. Salah satu contoh dari. energi terbarukan adalah biogas dari kotoran ternak.

BAB I PENDAHULUAN. Sampah merupakan suatu penyebab pencemaran lingkungan dan. polusi udara. Penanganan yang kurang tepat dapat memicu terjadinya hal

III. METODE PENELITIAN

OLEH : SHOLEHUL HADI ( ) DOSEN PEMBIMBING : Ir. SUDJUD DARSOPUSPITO, MT.

PENGARUH UKURAN BAHAN BAKAR TERHADAP HASIL GAS REAKTOR BUBBLING FLUIDIZED BED GASIFIER

PERANCANGAN, PEMBUATAN, DAN PENGUJIAN ALAT PEMURNIAN BIOGAS DARI PENGOTOR H2O DENGAN METODE PENGEMBUNAN (KONDENSASI)

PENGEMBANGAN TEKNOLOGI BEJANA PENGUAP DENGAN PIPA API MENGGUNAKAN VARIASI DEBIT GELEMBUNG UDARA PADA TUNGKU PEMBAKARAN SEKAM PADI DENGAN AIR HEATER

BAB I PENDAHULUAN. adanya energi, manusia dapat menjalankan aktivitasnya dengan lancar. Saat

UJI KINERJA REAKTOR GASIFIKASI SEKAM PADI TIPE DOWNDRAFT PADA BERBAGAI VARIASI DEBIT UDARA

PENGARUH VARIASI KECEPATAN UDARA TERHADAP UNJUK KERJA FLUIDIZED BED GASIFIER DENGAN DISTRIBUTOR UDARA JENIS PLAT

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat digunakan untuk menggantikan bahan bakar konvensional.

BAB I PENDAHULUAN. pemikiran untuk mencari alternatif sumber energi yang dapat membantu

RANCANG BANGUN TUNGKU GASIFIKASI TIPE DOWNDRAFT CONTINUE BAHAN BAKAR SEKAM PADI

PENGARUH VARIASI KOMPOSISI BIOBRIKET CAMPURAN ARANG KAYU DAN SEKAM PADI TERHADAP LAJU PEMBAKARAN, TEMPERATUR PEMBAKARAN DAN LAJU PENGURANGAN MASA

6/23/2011 GASIFIKASI

Unjuk Kerja Tungku Gasifikasi Tg 30-1 Dengan Bahan Bakar Sekam Padi Dengan Variasi Kandungan Kadar Air Dan Kecepatan Udara Pembakaran

KARAKTERISTIK PEMBAKARAN BIOBRIKET CAMPURAN AMPAS AREN, SEKAM PADI, DAN BATUBARA SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF

PENGARUH VARIASI DESAIN DISTRIBUTOR UDARA TERHADAP KINERJA TUNGKU GASIFIKASI TIPE DOWNDRAFT

PEMBERSIH GAS DENGAN MEDIA BONGGOL JAGUNG, ZEOLIT, SERBUK GERGAJI DARI REAKTOR FLUIDIZED BED GASIFIER

KARAKTERISTIK API SYNGAS PADA GASIFIKASI DOWNDRAFT DENGAN BAHAN BIOMASSA SEKAM PADI. Nasrul Ilminnafik 1, Frenico A.O. 2 ABSTRACT

PENGARUH VARIASI PEMANASAN AWAL UDARA DAN PENAMBAHAN UDARA BANTU PADA REAKTOR TERHADAP PERFORMA KOMPOR GASIFIKASI SEKAM PADI TOP LIT UPDRAFT (TLUD)

PENGARUH KECEPATAN UDARA PRIMER MULA TERHADAP OUTPUT POWER TUNGKU GASIFIKASI TIPE DOWNDRAFT

BAB I PENDAHULUAN. penjemuran. Tujuan dari penjemuran adalah untuk mengurangi kadar air.

BAB I PENDAHULUAN. hidup. Menurut kamus besar bahasa Indonesia, definisi biomassa adalah jumlah

NASKAH PUBLIKASI STUDI EKSPERIMEN PENGARUH UKURAN BAHAN BAKAR TERHADAP KERJA PADA REAKTOR FLUIDIZED BED GASIFIER

PENGARUH VARIASI RASIO UDARA-BAHAN BAKAR (AIR FUEL RATIO) TERHADAP GASIFIKASI BIOMASSA BRIKET SEKAM PADI PADA REAKTOR DOWNDRAFT SISTEM BATCH

UTA LUTFI WICAKSONO D

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik. Oleh :

PEMANFAATAN LIMBAH SEKAM PADI DAN KOTORAN SAPI DALAM PEMBUATAN BIOGAS MENGGUNAKAN ALAT ANAEROBIC BIODIEGESTER

I. PENDAHULUAN. Rencana kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) di Indonesia yang terjadi

RANCANG BANGUN BURNER DENGAN VARIASI JUMLAH LUBANG SECONDARY AIRFLOW 11, 13, 15, 17 DAN DIAMETER LUBANG 5 MM, 10 MM, 15 MM PADA TUNGKU GASIFIKASI

Transkripsi:

UNJUK KERJA TUNGKU GASIFIKASI DENGAN BAHAN BAKAR SEKAM PADI MELALUI PENGATURAN KECEPATAN UDARA PEMBAKARAN Subroto, Dwi Prastiyo Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Surakarta Jl. A. Yani Tromol Pos 1 Pabelan Kartasura subroto.ums@gmail.com ABSTRAK Pembakaran bahan bakar gas lebih menguntungkan dari bahan bakar padat karena menghasilkan pembakaran yang lebih bersih, gas metana dapat dibuat dengan cara gasifikasi dengan bahan bakar sekam pada. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kecepatan udara terhadap unjuk kerja tungku gasikasi yang meliputi temperatur pembakaran, waktu lama nyala efektif, dan lama pendidihan air. Penelitian diawali dengan pembuatan tungku gasifikasi sekam padi, kemudian melakukan pengujian pebakaran dengan mengatur kecepatan udara V=2.82 m/s, kecepatan udara, V=2.31 m/s, dan kecepatan udara V=1.90 m/s. Data yang diukur dalam penelitian ini adalah mengukur temperatur pembakaran, mengukur waktu nyala efektif dari bahan bakar sekam padi dan mengukur perubahan temperatur air untuk mengetahui lamanya pedidihan.. Hasil penelitian menunjukkan kecepatan udara mempengaruhi kinerja tungku gasifikasi semakin besar kecepatan udara temperatur pembakaran yang dihasilkan semakin tinggi.. Pada kecepatan udara V=2.82 m/s didapatkan temperatur pembakaran 288.82ÚC, pada V=2.31 m/s didapatkan temperatur pembakaran 281.68ÚC, dan pada V=1.90 m/s didapatkan temperatur pembakaran 235.52ÚC. Untuk kecepatan udara V=2.82 m/s didapatkan nyala efektif 36 menit, V=2.31 m/s didaptkan nyala efektif 45 menit dan V=1.90 m/s didapatkan nyala efektif 48 menit Lama pendidihan untuk kecepatan udara V=2.82 m/s adalah 18 menit, untuk V=2.31 m/s lama pendidihan 21 menit dan untuk V=1.90 m/s lama pendidihan air 9 menit. Sedangkan untuk kecepatan udara optimum didapatkan pada kecepatan udara 2.31 m/s. Kata kunci: Gasikasi, sekam padi, kecepatan udara, unjuk kerja tungku PENDAHULUAN MEDIA MESIN, Vol. 14, No. 2, Juli 2013, 51-58 ISSN 1411-4348 Sekarang konsumsi domestik bahan bakar minyak terus meningkat sehingga membawa Indonesia sebagai net oil importet, dimana kita ketahui energi fosil merupakan energi yang tidak dapat diperbaharui. Sehingga subsitusi energi non fosil dengan memanfaatkan sumber energi alternatif secara lebih optimal dan menggunakan pengembangan teknologi merupakan suatu langkah yang tepat. Salah satu energi alternatif yang sekarang sedang dikembangkan adalah energi yang berasal dari bahan-bahan organik, hal ini dikarenakan senyawa organik tersebut tergolong energi yang dapat diperbarui. Salah satunya yaitu berupa sampah organik/biomas yang jumlahnya dari waktu ke waktu semakin bertambah. 51

Indonesia adalah negara agraris sebagian besar penduduknya banyak tinggal didesa dan berpenghidupan melalui bertani. Masyarakat Indonesia juga sebagian besar masih mengkonsumsi beras sebagai makanan utama maka padi masih menjadi prioritas utama para petani untuk ditanam. Dengan demikian sekam padi merupakan salah satu sampah organik dengan jumlah yg cukup melimpah dan mudah didapat. Teknologi gasifikasi biomas merupakan teknologi yang relatif sederhana dan mudah pengoprasiaannya serta secara teknik maupun ekonomi adalah layak untuk dikembangkan. Dengan demikian teknologi gasifikasi biomas sangat potensial menjadi teknologi yang sepadan untuk diterapkan diberbagai tempat di Indonesia. TUJUAN PENELITIAN 1. Untuk mengetahui pengaruh kecepatan udara pada tungku gasifikasi terhadap tempertur pembakaran. 2. Untuk mengetahui lama waktu nyala efektif. 3. Untuk menetahui lama waktu pendidihan air. 4. Untuk mengetahui kecepatan udara optimum. TINJAUAN PUSTAKA Belonio (2005), merancang tungku bahan bakar sekam padi dengan konsep energi alternatif, dimana sekam padi tersebut dibuat gas terlebih dulu didalam raktor sederhana selanjutnya setelah terbentuk gas baru dibakar. Untuk membuat gas dari sekam padi digunakan teknologi gasifikasi. Proses gasifikasi dilakukan dengan cara mengalirkan oksigen pada sekam padi kering sehingga menghasilkan gas yang mudah terbakar. Oksigen yang diberikan pada bahan bakar dengan cara mengalirkan udara dengan bantuan fan. Gas yang dihasilkan proses gasifikasi tersebut mengandung gas metana sebesar 0.5%-7% volume. Ibnu (2011), membuat alat produksi gas metana dengan bahan bakar sampah organik. Sampah organik yang digunakan adalah sekam padi, tempurung kelapa dan serbuk gergaji. Untuk membuat gas dari sampah ini, digunakan teknologi gasifikasi. Dengan cara membakar sampah kering di dalam reaktor, sehingga menghasilkan gas yang bertekanan dengan bantuan blower. Selanjutnya gas dialirkan menuju pipa ke tabung absorsi, kemudian langsung disalurkan ke pipa menuju kompor. Murjito (2009), membuat alat penangkap gas metana pada sampah menjadi biogas yang terbuat dari plastik polyethylene. Penelitian ini menghasilkan rancangan alat penangkap gas metana yang berbahan dasar plastik polyethilene dengan spesifikasi sebagai berikut: biodigester dengan volume total 11 m 3, volume basah 8,8 m 3, waktu proses 40 hari, isian bahan 220 kg/ hari, luas lahan 18 m 2, dan memiliki penampung gas dengan dimensi tinggi 4,6 m, diameter 0,954 m, volume efektif 2,5 m 3. Nugraha (2010), mengolah sampah organik menjadi biogas dengan cara Anaerobic gasification yaitu mengolah sampah organik menjadi gas dengan cara fermentasi. Proses gasifikasi dilakukan dengan menimbun sampah organik di dalam tanah selama beberapa hari minimal 7 hari. Gas hasil fermentasi ini kemudian dialirkan ke alat purifikasi untuk membersihkan gas metana dari impurities (kotoran). Setelah didapatkan kadar gas metana di atas 70% digunakan sebagai bahan bakar kompor pengganti LPG. LANDASAN TEORI Gasifikasi Gasifikasi adalah konversi bahan bakar padat menjadi gas dengan oksigen terbatas yang menghasilkan gas yang bisa dibakar, seperti CH 4, H 2, CO dan senyawa yang sifatnya impuritas seperti H 2 S, CO 2 dan TAR. Berdasarkan proses pembentukan gas gasifikasi dibedakan menjadi tiga macam, yaitu: 1. Landfill gasification yaitu mengambil gas metana yang terdapat pada tumpukan sampah. 2. Thermal process gasification yaitu proses konversi termal bahan bakar padat menjadi gas. 3. Anaerobic gasification yaitu mengolah sampah organik menjadi gas dengan cara fermentasi. 52 Untuk Kerja Tungku Gasifikasi dengan Bahan Bakar Sekam Padi Melalui Pengaturan Kecepatan Udara Pembakaran oleh Subroto, Dwi Prastiyo

Gas metana Metana adalah hidrokarbon paling sederhana yang berbentuk gas dengan rumus kimia CH 4. Metana murni tidak berbau, tidak berwarna dan mudah terbakar. 1) Reaksi pembakaran gas metana dengan oksigen murni. METODOLOGI PENELITIAN Diagram alir penelitian Reaksi: CH 4 + 2O 2 CO 2 + 2H 2 O 2) Reaksi pembakaran gas metana dengan udara di alam. Reaksi: CH 4 + 2O 2 + 7.52N 2 CO 2 + 2H 2 O + 7.52N 2 + heat 3) Reaksi pembakaran sekam padi dengan oksigen murni. Reaksi: C 6 H 12 O 5 + 3O 2 CH 4 + C 4 H 6 O 10 + CO + H 2 + heat Pembentukan gas metana Gas metana dapat terbentuk melalui reaksi antara hidrogen dengan karbon monoksida. Reaksi : CO + 3H 2 CH 4 + H 2 O Pemurnian gas metana Pemurnian gas metana dari proses gasifikasi dapat dilakukan dengan metode absorbsi. Metode ini menggunakan air sebagai absorben karena air mampu mengikat TAR yang sifatnya sebagai pengotor gas CH 4. Hal ini dilakukan karena semakin tinggi kandungan gas pengotor akan mengurangi nilai kalor dari pembakaran gas metana. Gambar 1. Diagram alir penelitian Alat dan bahan penelitian a. Reactor pembakaran Alat ini digunakan sebagai tempat proses pembakaran sekam padi. Gambar 2. Reactor pembakaran MEDIA MESIN, Vol. 14, No. 2, Juli 2013, 51-58 ISSN 1411-4348 53

b. Ash chamber Alat ini digunakan sebagai ruang penyimpanan abu sekam padi. e. Termometer rider Alat ini digunakan untuk mengukur temperatur pembakaran dan temperatur dinding isolasi. Gambar 3. Ash chamber c. Burner Alat ini digunakan untuk membakar gas metana dan merubah api berwarna biru. Gambar 6. Termometer rider f. Anemometer digital Alat ini digunakan untuk mengukur kecepatan aliran udara dari fan. Gambar 4. Burner d. Fan Alat ini digunakan untuk menyuplai udara primer ke dalam reactor pembakaran. Gambar 7. Anemometer digital g. Timbangan analog Alat ini digunakan untuk menimbang massa bahan bakar yang akan digunakan. Gambar 5. Fan Gambar 8. Timbangan analog 54 Untuk Kerja Tungku Gasifikasi dengan Bahan Bakar Sekam Padi Melalui Pengaturan Kecepatan Udara Pembakaran oleh Subroto, Dwi Prastiyo

Instalasi pengujian Gambar 9. Instalasi penenelitian tungku gasifikasi sekam padi Keterangan gambar: 1. Pot holder 2. Burner 3. Reactor 4. Ash chamber 5. Fan casing 6. Pegangan pintu 7. Pengunci 8. Ash discharge lever 9. Burner handle 10. Secondary air holes Langkah penelitian Langkah-langkah penelitian sebagai berikut : 1. Menimbang bahan organik sekam padi yang akan digunakan sebagai bahan penelitian masing-masing berat 1,2 kg. 2. Mengisi sekam padi pada reaktor gasifikasi dengan berat 1,2 kg, pada masing-masing percobaan. 3. Menyalakan fan pada pada switch control, dengan kecepatan udara 2.82 m/s sebagai percobaan pertama, 2.31 m/s sebagai percobaan kedua dan 1.90 m/s sebagai percobaan ketiga. Penyalaan fan ini sesuai dengan masing-masing percobaan. MEDIA MESIN, Vol. 14, No. 2, Juli 2013, 51-58 ISSN 1411-4348 4. Membuat potongan kertas, kemudian taruh potongan kertas tersebut diatas sekam padi yang telah diisi pada reaktor pembakaran. 5. Membuat bara api dari potongan kertas sebagai penyalaan bahan bakar. 6. Mencatat lama penyalaan bahan bakar dari pembuatan bara api sampai bara api benarbenar menyala diatas reaktor tungku gasifikasi. 7. Menutup reaktor gasifikasi dengan burner. 8. Mencatat waktu berubahnya nyala api sampai menjadi gas hasil dari gasifikasi. 9. Meletakkan panci yang telah di isi air sebanyak 3 liter di atas burner. 10. Mengambil data kenaikan temperatur air. Dari temperatur awal air, temperatur air mendidih, temperatur air berubah fase setiap tiga menit dari tiga liter air. 11. Mengambil data temperatur pembakaran setiap tiga menit. 12. Mengambil data dari dinding isolasi dengan isolasi serbuk batu bata setiap tiga menit. 13. Ulangi percobaan yang sama sesuai beban yang diujikan dari sekam padi berat 1,2 kg, dengan kecepatan udara 2.31 m/s dan kecepatan udara 1.90 m/s. 55

HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Perbandingan Temperatur Pembakaran Degan Variasi Kecepatan Udara Gambar 10. Grafik Perbandingan Temperatur Pembakaran dengan waktu Pada gambar 10. diatas dapat dilihat bahwa untuk gasifikasi sekam padi berat 1.2 kg menggunakan kecepatan udara 2.82 m/s didapatkan temperatur pembakaran tertinggi pada menit ke 9 dengan temperatur pembakaran 331.66 o C. Untuk gasifikasi sekam padi berat 1.2 kg menggunakan kecepatan udara 2.31 m/s didapatkan temperatur pembakaran tertinggi pada menit ke 21 dengan temperatur pembakaran 311.22 o C. Sedangkan untuk gasifikasi sekam padi berat 1.2 kg dengan kecepatan udara 1.90 m/s temperatur pembakaran tertinggi ter-dapat pada menit ke 12 dengan temperatur pembakaran tertinggi 263.11 o C. Dari perbandingan temperatur pembakaran terhadap besar kecepatan udara menunjukkan hasil bahwa, tingginya temperatur pembakaran dan besarnya kecepatan udara yang dihasilkan oleh fan pada tungku gasifikasi sekam padi mempercepat air mendidih dalam pembebanan sebesar 3 liter air. Sedangkan temperatur pembakaran dari mulai pembentukan nyala api sampai nyala api mulai padam, temperatur pembakaran berubah-ubah. Hal ini dikarenakan tidak setabilnya pembakaran sampah organik sekam padi dalam reactor sehingga mengakibatkan pembentukan gas metana menjadi tidak stabil. 2. Perbandingan Temperatur Air Dengan Variasi Kecepatan Udara Gambar 11. Grafik Perbandingan Temperatur Air dengan waktu 56 Untuk Kerja Tungku Gasifikasi dengan Bahan Bakar Sekam Padi Melalui Pengaturan Kecepatan Udara Pembakaran oleh Subroto, Dwi Prastiyo

Pada gambar 11. dapat dilihat bahwa untuk gasifikasi sekam padi berat 1.2 kg dengan kecepatan udara 2.82 m/s dapat mendidihkan air sebesar 3 liter dengan waktu 12 menit, lama nyala efektif 36 menit, dan lama pendidihan air selama 18 menit. Untuk gasifikasi sekam padi bberat 1.2 kg dengan kecepatan udara 2.31 m/ s dapat mendidihkan air sebesar 3 liter dengan waktu 15 menit, lama nyala efektif 45 menit, dan lama pendidihan air selama 21 menit. Sedangkan untuk gasifikasi sekam padi berat 1.2 kg dengan kecepatan udara 1.90 m/s dapat mendidihkan air sebesar 3 liter dengan waktu 18 menit, lama nyala efektif 48 menit, dan lama pendidihan air selama 9 menit. Dari hasil percobaan untuk lama pendidihan air sebesar 3 liter, pendidihan air yang tercapai waktu paling lama adalah percobaan gasifikasi sekam padi dengan kecepatan udara 1.90 m/s dengan waktu 18 menit. 3. Perbandingan Temperatur Pembakaran rata-rata Dengan Lama Nyala Efektif. Gambar 12. Diagram Perbandingan antara Temperatur Pembakaran rata-rata dengan lama Nyala Efektif Pada gambar 12. diatas dapat dilihat bahwa temperatur pembakaran tertinggi pada kecepatan udara 2.82 m/s sebesar 331.66 o C dengan temperatur pembakaran rata-rata 288.82 o C, sedangkan lama nyala efektif dari temperatur pembakaran selama 36 menit. Untuk kecepatan udara 2.31 m/s didapatkan temperatur pembakaran tertinggi sebesar 311.22 o C dengan temperatur pembakaran rata-rata 281.68 o C, sedangkan lama nyala efektif dari temperatur pembakaran selama 45 menit. Untuk kecepatan udara 1.90 m/s didapatkan temperatur pembakaran tertinggi sebesar 263.11 o C dengan temperatur pembakaran rata-rata 235.52 o C, sedangkan lama nyala efektif dari temperatur pembakaran selama 48 menit. KESIMPULAN Dari hasil penelitian dapat diambil kesimpulan, yaitu: MEDIA MESIN, Vol. 14, No. 2, Juli 2013, 51-58 ISSN 1411-4348 1. Kecepatan udara mempengaruhi tingginya temperatur pembakaran, yakni semakin besar kecepatan udara yang dihasilkan oleh fan maka semakin tinggi pula temperatur pembakaran yang dihasilkan oleh tungku gasifikasi sekam padi. 2. Kecepatan udara 2.82 m/s menghasilkan nyala efektif 36 menit, kecepatan udara 2.31 m/s menghasilkan nyala efektif 45 menit dan kecepatan udara 1.90 m/s menghasilkan nyala efektif 48 menit. 3. Lama waktu pendidihan 3 liter air dari kecepatan udara 2.82 m/s adalah 18 menit, kecepatan udara 2.31 m/s adalah 21 menit dan kecepatan udara 1.90 m/s adalah 9 menit. 4. Kecepatan udara optimum didapatkan dengan kecepatan udara 2.31 m/s. 57

DAFTAR PUSTAKA B.T. Alexis, 2005. Rice Husk Gas Stove Handbook. Philippines: College of Agriculture Central Philippine University Iloilo City. J. P. Holman, 1994. Perpindahan Kalor. Jakarta: Erlangga. Murjito, 2009. Alat Penangkap Gas Metana pada TPA dari Plastik Polyethilene untuk Sekala Kecil, Universitas Sumatra Utara, Medan. Nugraha, 2010. Mengolah Sampah Organik Menjadi Biogas dengan Cara Anaerobic Gasification, Universitas Sumatra Utara, Medan. Reynolds, W.C., & Perkins, H.C. 1983. Termodinamika Teknik. Jakarta Pusat: Erlangga. S. Ibnu, 2011. Rancang Bangun dan Pengujian Alat Produksi Gas Metana dari Sampah Organik dengan Variasi Bahan Sekam Padi, Tempurung Kelapa dan Serbuk Gergaji Kayu. Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Surakarta. 58 Untuk Kerja Tungku Gasifikasi dengan Bahan Bakar Sekam Padi Melalui Pengaturan Kecepatan Udara Pembakaran oleh Subroto, Dwi Prastiyo