Pengangkatan dalam Jabatan Fungsional

dokumen-dokumen yang mirip
PENGANGKATAN DALAM JABATAN FUNGSIONAL

JABATAN FUNGSIONAL. Kelengkapan Administrasi Kenaikan Pangkat Pilihan bagi PNS yang menduduki jabatan fungsional tertentu : DAFTAR JABATAN FUNGSIONAL

JABATAN FUNGSIONAL TERTENTU (TERAMPIL - AHLI) (per Nov 2014) TINGKAT JABATAN TERAMPIL. 2 Polisi Pamong Praja. 3 Diplomat.

Daftar Jabatan Fungsional Khusus (Tertentu)

BERITA DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA TAHUN 2006 NOMOR 12 SERI D NOMOR SERI 2 PERATURAN BUPATI HULU SUNGAI UTARA NOMOR 15 TAHUN 2006 TENTANG

Pengangkatan Dalam Jabatan Fungsional

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

SALINAN PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TIMUR NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG

WALIKOTA SOLOK PROVINSI SUMATERA BARAT

LAMPIRAN KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 87 TAHUN 1999 TENTANG RUMPUN JABATAN FUNGSIONAL PEGAWAI NEGERI SIPIL

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 87 TAHUN 1999 TENTANG RUMPUN JABATAN FUNGSIONAL PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 87 TAHUN 1999 TENTANG RUMPUN JABATAN FUNGSIONAL PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

WALIKOTA SOLOK PROVINSI SUMATERA BARAT

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 21 TAHUN 2009 TENTANG

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 37 TAHUN 2011 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA,

JABATAN FUNGSIONAL KUALIFIKASI PENDIDIKAN FORMASI JENJANG KETERAMPILAN KEAHLIAN. Ruang Lingkup formasi NOMOR URUT NAMA JABATAN FUNGSIONAL

BAB II BELANJA TIDAK LANGSUNG

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 87 TAHUN 1999 TENTANG RUMPUN JABATAN FUNGSIONAL PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL

================================================================ PERATURAN WALIKOTA TANGERANG NOMOR 40 TAHUN

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 35 TAHUN 2010 TENTANG

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN BUPATI BERAU NOMOR 2 TAHUN 2007 TENTANG PENETAPAN JABATAN FUNGSIONAL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BERAU BUPATI BERAU,

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 14 TAHUN 2007 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PEMBINAAN JABATAN FUNGSIONAL KABUPATEN BLORA. Disampaikan oleh : BAMBANG SETYA KUNANTO, SE Kepala Bidang Mutasi Pegawai BKD Blora

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 87 TAHUN 1999 TENTANG RUMPUN JABATAN FUNGSIONAL PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BUPATI BADUNG PROVINSI BALI

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 47 TAHUN 2009 TENTANG FORMASI JABATAN FUNGSIONAL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI JAMBI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG TUNJANGAN JABATAN FUNGSIONAL BIDAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 46 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 9 TAHUN 2009 TENTANG

JABATAN DAN KELAS JABATAN FUNGSIONAL TERTENTU. TUNJANGAN KINERJA (Rp)

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEPOLISIAN RI. Jabatan Fungsional. Rumpun Kesehatan.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2007 TENTANG

BUPATI MEMPAWAH, PROVINSI KALIMANTAN BARAT

BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR03- TAHUN2012 TENTANG JENIS DAN FORMASI JABATAN FUNGSIONAL TERTENTU

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

-1- GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 34 TAHUN 2014 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2009 TENTANG

KATA PENGANTAR. BKDD Kab. Banyumas

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PUSAT PEMBINAAN JABATAN FUNGSIONAL AUDITOR HIMPUNAN PERATURAN

Daftar Jabatan Fungsional Khusus (Tertentu)

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

KATA PENGANTAR. BKDD Kab. Banyumas

SINKRONISASI SKP DAN ANGKA KREDIT JABATAN FUNGSIONAL NON PENELITI DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PERTANIAN. Biro Organisasi dan Kepegawaian 2017

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 84 TAHUN 2003 TENTANG TUNJANGAN JABATAN FUNGSIONAL PENILAI PAJAK BUMI DAN BANGUNAN, PEMERIKSA PAJAK,

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 40 TAHUN 2008 T E NTA N G JABATAN FUNGSIONAL PENGAWAS PERIKANAN WALIKOTA SURABAYA

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 43 TAHUN 2008 T E NTA N G JABATAN FUNGSIONAL MEDIK VETERINER WALIKOTA SURABAYA

BUPATI HULU SUNGAI SELATAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 20 TAHUN 2016 TENTANG

Pasal 8 Tunjangan Kinerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6, dibayarkan terhitung mulai bulan Mei 2015.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 42 TAHUN 2008 T E NTA N G JABATAN FUNGSIONAL PENYULUH PERTANIAN WALIKOTA SURABAYA

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 114 TAHUN 2015 TENTANG JENIS DAN KEBUTUHAN JABATAN FUNGSIONAL

kepada mereka (PNS) yang memenuhi kualifikasi untuk suatu Jabatan Fungsional pemerintahan dalam bidang pelayanan maupun dalam fungsi penyelenggaran

PERATURAN BERSAMA MENTERI PERTANIAN DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 54/Permentan/OT.210/11/2008 NOMOR 23 A TAHUN 2008

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2003 TENTANG TUNJANGAN JABATAN FUNGSIONAL PENYULUH KEHUTANAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2007 TENTANG

IMPLIKASI Penerapan PP Nomor 11 Tahun 2017 Terhadap Pengembangan Kompetensi Perencana

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2004 TENTANG

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA (KEPPRES) NOMOR 16 TAHUN 2003 (16/2003) TENTANG

KEPUTUSAN BERSAMA KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR : 002/BPS-SKB/II/2004 NOMOR : 04 TAHUN 2004 TENTANG

2014, No Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2003 tentang Wewenang Pengangkatan, Pemindahan, dan Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil (Lembaran

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN BERSAMA KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 003/KS/2003 NOMOR 25 TAHUN 2003 TENTANG

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2004 TENTANG

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL ARSIPARIS WALIKOTA SURABAYA,

BUPATI HULU SUNGAI SELATAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 17 TAHUN 2016 TENTANG

Disampaikan oleh Biro Kepegawaian Yogyakarta, 3 Oktober 2014 KEBIJAKAN FORMASI D-IV KESEHATAN

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 35 TAHUN 2005 TENTANG TUNJANGAN JABATAN FUNGSIONAL PRANATA HUBUNGAN MASYARAKAT

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 1994 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN BERSAMA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 02/V/PB/2010 NOMOR 13 TAHUN 2010

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 1996 TENTANG TENAGA KESEHATAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Badan Kepegawaian Negara

PERATURAN BERSAMA KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA, TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN

BUPATI BANTUL PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 31 TAHUN 2011 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BANTUL

GUBERNUR KEPULAUAN RIAU

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA,

IMPLEMENTASI PERMENPAN NOMOR 38 TAHUN 2014 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL ANALIS KETAHANAN PANGAN

RINCIAN TAMBAHAN ALOKASI FORMASI CPNS DAERAH TAHUN ANGGARAN 2010

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA KEPUTUSAN BUPATI BANTUL NOMOR 263 TAHUN 2015 TENTANG

P r o f i l. Badan Kepegawaian Negara. Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil. Jakarta Direktorat Jabatan Aparatur Sipil Negara

- 1 - KELAS JABATAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PARIWISATA JABATAN FUNGSIONAL TERTENTU/KHUSUS

Transkripsi:

Pengangkatan dalam Jabatan Fungsional Jabatan fungsional adalah kedudukan yang menunjukkan tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak seorang Pegawai Negeri Sipil dalam suatu satuan organisasi yang dalam pelaksanaan tugasnya didasarkan pada keahlian/dan atau keterampilan tertentu serta bersifat mandiri. Jabatan fungsional pada hakekatnya adalah jabatan teknis yang tidak tercantum dalam struktur organisasi, namun sangat diperlukan dalam tugas-tugas pokok dalam organisasi Pemerintah. Jabatan fungsional Pegawai Negeri Sipil terdiri atas jabatan fungsional keahlian dan jabatan fungsional keterampilan. Penetapan Jabatan Fungsional Jabatan fungsional keahlian dan jabatan fungsional keterampilan ditetapkan dengan kriteria sebagai berikut: 1. Mempunyai metodologi, teknik analisis, teknik dan prosedur kerja yang didasarkan atas disiplin ilmu pengetahuan dan/atau pelatihan teknis tertentu dengan sertifikasi, 2. Memiliki etika profesi yang ditetapkan oleh organisasi profesi, 3. Dapat disusun dalam suatu jenjang jabatan berdasarkan: 1. Tingkat keahlian, bagi jabatan fungsional keahlian, 2. Tingkat keterampilan, bagi jabatan fungsional keterampilan. 4. Pelaksanaan tugas bersifat mandiri. 5. Jabatan fungsional tersebut diperlukan dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi organisasi. Jabatan fungsional dan angka kredit jabatan fungsional ditetapkan oleh Menteri yang bertanggung jawab di bidang pendayagunaan aparatur negara dengan memperhatikan usul dari pimpinan instansi pemerintahan yang bersangkutan, yang selanjutnya bertindak sebagai pembina jabatan fungsional. Angka Kredit Jabatan Fungsional Penilaian prestasi kerja bagi pejabat fungsional ditetapkan dengan angka kredit oleh pejabat yang berwenang. Angka kredit adalah satuan nilai dari tiap butir kegiatan dan/atau akumulasi nilai butir-butir kegiatan yang harus dicapai oleh pejabat fungsional dalam rangka pembinaan karier yang bersangkutan. Butir-butir kegiatan yang dinilai adalah tugas-tugas yang dilaksanakan oleh setiap pejabat fungsional yang terdiri atas tugas utama (tugas pokok) dan tugas penunjang, yaitu tugas-tugas yang bersifat menunjang pelaksanan tugas utama. Tugas utama adalah tugas-tugas yang tercantum dalam uraian tugas (job description) yang ada pada setiap jabatan, sedangkan tugas penunjang tugas pokok adalah kegiatan-kegiatan pejabat fungsional di luar tugas pokok yang pada umumnya bersifat tugas kemasyarakatan. Dalam pelaksanaan tugas-tugas utama/pokok seorang pejabat fungsional harus mengumpulkan sekurang-kurangnya 70% atau 80% dari angka kredit yang ditetapkan, sedang pelaksanaan tugas penunjang tugas-tugas pokok sebanyak-banyaknya hanya 30% atau 20%. Ketentuan tersebut diatur untuk menjamin agar pejabat fungsional benar-benar mengutamakan pelaksanaan tugas pokoknya dibandingkan dengan tugas-tugas penunjang. Angka kredit ditetapkan oleh pejabat yang berwenang dan digunakan sebagai bahan dalam penetapan kenaikan jabatan/pangkat pejabat fungsional. Tim Penilai Angka Kredit Dalam pelaksanaan penetapan angka kredit jabatan fungsional dibentuk Tim Penilai yang bertugas membantu

pejabat yang berwenang dalam menetapkan angka kredit pejabat fungsional di lingkungan instansi masing-masing. Tim Penilai Angka Kredit jabatan fungsional terdiri atas : a. Tim Penilai Pusat, yang bertugas membantu pimpinan instansi pembina jabatan fungsional dalam menetapkan angka kredit pejabat fungsional golongan IV. b. Tim Penilai Instansi, yang bertugas membantu pimpinan instansi yang bersangkutan dalam menetapkan angka kredit pejabat fungsional golongan II dan III. Pengangkatan Persyaratan untuk pengangkatan pertama dalam jabatan fungsional adalah: 1. Berkedudukan sebagai pegawai negeri sipil, 2. Memiliki ijazah sesuai dengan tingkat pendidikan dan kualifikasi pendidikan yang ditentukan, 3. Telah menduduki pangkat menurut ketentuan yang berlaku, 4. Telah lulus pendidikan dan pelatihan fungsional yang ditentukan, 5. Setiap unsur penilaian pelaksanaan pekerjaan dalam DP-3 sekurang-kurangnya bernilai baik dalam 1 tahun terakhir. Kenaikan Jabatan Pejabat fungsional dapat dipertimbangkan untuk diangkat ke dalam jabatan yang setingkat lebih tinggi apabila memenuhi syarat: 1. Sekurang-kurangnya telah 1 tahun dalam jabatan terakhir, 2. Memenuhi angka kredit yang ditentukan untuk kenaikan jabatan setingkat lebih tinggi, 3. Setiap unsur penilaian pelaksanaan pekerjaan dalam DP-3 sekurang-kurangnya bernilai baik dalam 1 tahun terakhir. Kenaikan Pangkat Pejabat fungsional dapat dipertimbangkan untuk dinaikan kedalam pangkat yang setingkat lebih tinggi apabila memenuhi syarat: 1. Sekurang-kurangnya telah 2 tahun dalam pangkat terakhir, 2. Memenuhi angka kredit yang ditentukan untuk kenaikan jabatan yang setingkat lebih tinggi, 3. Setiap unsur penilaian pelaksanaan pekerjaan dalam DP-3 sekurang-kurangnya bernilai baik dalam 2 tahun terakhir. Jenjang Jabatan Fungsional Jabatan fungsional terdiri atas Jabatan Fungsional Terampil dan Jabatan Fungsional Ahli. Untuk masing-masing jabatan tersebut di atas ditetapkan jenjang jabatan dan jenjang pangkat/ golongan ruang sebagai berikut: JENJANG JABATAN DAN GOLONGAN RUANG JABATAN FUNGSIONAL *)

I. JABATAN FUNGSIONAL TERAMPIL NO, JABATAN, GOL/ RUANG, KETERANGAN 1, Pelaksana Pemula, II/a, Sekurang-kurangnya berijazah Sekolah Lanjulan Tingkat Atas 2, Pelaksana, II/b-II/c-II/d 3, Pelaksana Lanjulan, III/a-III/b 4, Penyelia, III/c - III/d II. JABATAN FUNGSIONAL AHLI NO, JABATAN, GOL/RUANG, KETERANGAN 1, Ahli Pertama, III/a-III/b, Sekurang-kurangnya berijazah Sarjana (SI) atau D-IV 2, Ahli Muda, III/c - III/d 3, Ahli Madya, IV/a-IV/b-IV/c 4, Ahli Utama, lv/d - IV/e Pembebasan dari Jabatan Fungsional Pejabat fungsional dibebaskan sementara dari jabatannya apabila : 1. Dijatuhi hukuman disiplin tingkat sedang atau berat berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 1980, atau 2. Diberhentikan sementara sebagai Pegawai Negeri Sipil berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 1966, 3. Ditugaskan secara penuh di luar jabatan fungsional yang dijabatnya, 4. Tugas belajar lebih dari 6 bulan, atau 5. Cuti di luar tanggungan negara, kecuali untuk persalinan keempat dan seterusnya. Pejabat fungsional yang dibebaskan sementara dari jabatannya dapat diangkat kembali apabila: 1. Telah berakhir masa berlakunya hukuman disiplin, 2. Telah selesai melaksanakan tugas diluar jabatanfungsional, 3. Telah selesai tugas belajar lebih dari 6 bulan, 4. Berdasarkan keputusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap, dinyatakan tidak bersalah atau dijatuhi hukuman percobaan, 5. Telah selesai menjalankan cuti di luar tanggungan negara dan telah melaporkan diri untuk aktif kembali sebagai Pegawai Negeri Sipil. Pejabat fungsional yang diangkat kembali dalam jabatan fungsional, jabatannya ditetapkan berdasarkan angka kredit yang terakhir dimiliki. Pemberhentian dari jabatan fungsional Pejabat fungsional diberhentikan dari jabatan fungsional apabila: 1. Dijatuhi hukuman disiplin tingkat berat berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 1980 yang telah mempunyai kekuatan tetap. 2. Tidak dapat mengumpulkan angka kredit menurut ketentuan sebagaimana diatur dalam keputusan Menteri

yang bertanggung jawab di bidang pendayagunaan aparatur negara. Pembebasan sementara, pemberhentian dari, dan pengangkatan kembali dalam jabatan fungsional ditetapkan dengan keputusan pejabat yang berwenang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Jabatan fungsional Pegawai Negeri Sipil dikelompokkan dalam rumpun-rumpun jabatan fungsional. Rumpun jabatan fungsional adalah himpunan jabatan-jabatan fungsional yang mempunyai fungsi dan tugas yang erat satu sama lain dalam melaksanakan salah satu tugas umum pemerintahan. Rumpun jabatan fungsional ditetapkan dengan Keputusan Presiden. Jabatan-jabatan di dalam suatu rumpun jabatan dapat berkembang sesuai perkembangan ilmu dan teknologi. Rumpun jabatan fungsional Pegawai Negeri Sipil ditetapkan dengan Keputusan Presiden Nomor 87 Tahun 1999. Contoh Jabatan Fungsional dan Rumpun Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil Rumpun Jabatan Fungsional No JABATAN FUNGSIONAL INSTANSI PEMBINA RUMPUN JABATA 1. Adikara Siaran Dep. Keuangan - 2. Administrator Kesehatan Departemen Kesehatan Kesehatan 3. Agen Badan Intelejen Negara Penyidik dan Detektif 4. Analis Kepegawaian Badan Kepegawaian Negara Manajemen 5. Andalan Siaran (AS) Dep. Keuangan - 6. Apoteker Dep. Kesehatan Kesehatan 7. Arsiparis Arsip Nasional Republik Indonesia Arsiparis, Pustakawan dan yang 8. Asisten Apoteker Dep. Kesehatan Kesehatan 9. Auditor BPK dan BPKP Akuntan dan Anggara 10. Bidan Dep. Kesehatan Kesehatan 11. Diplomat Dep. Luar Negeri - 12. Dokter Dep. Kesehatan Kesehatan 13. Dekter Gigi Dep. Kesehatan Kesehatan 14. Dosen Dep. Pendidikan Nasional Pendidikan tingkat Pendidikan Tinggi 15. Epidemiologi Kesehatan Dep. Kesehatan Kesehatan 16. Entomolog Kesehatan Dep. Kesehatan Kesehatan 17. Fisioterapis Dep. Kesehatan Kesehatan 18. Guru Dep. Pendidikana Nasional - 19. Inspektur Ketenagalistrikan Dep. Energi dan Sumber Daya 20. Inspektur Minyak dan Gas Bumi Dep. Energi dan Sumber Daya 21. Inspektur Tambang Dep. Energi dan Sumber Daya

22. Instruktur Dep. Tenaga Kerja dan Pendidikan lainnya 23. Jaksa Kejaksaan Agung - 24. Medik Veteriner Dep. Pertanian Ilmu Hayat 25 Nutrisionis Dep. Kesehatan Kesehatan 26. Okupasi Terapis Dep. Kesehatan Kesehatan 27. Operator Transmisi Sandi Lembaga Sandi Negara Kesehatan 28. Ortosis Prostesis Departemen Kesehatan Operator alat-alat dan elektronik 29. Pamong Belajar Dep. Pendidikan Nasional Pendidikan Lainnya 30. Pamong Budaya Dep. Kebudayaan dan Pariwisata Penerangan dan Seni Budaya 31. Paramedik Veteriner Dep. Pertanian Ilmu Hayat 32. Pekerja Sosial Dep. Sosial Ilmu Sosial dan yang 33. Pemeriksa Bea dan Cukai Dep. Keuangan Imigrasi, Pajak dan Ass Prof yang 34. Pemeriksa Merk Dep. Kehakiman dan HAM Hak Cipta, Paten dan Merek 35. Pemeriksa Pajak Dep. Keuangan Imigrasi, Pajak dan Ass Prof yang 36. Pemeriksa Paten Dep. Kehakiman dan HAM Hak Cipta, Paten dan Merek 37. Peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Matematika, Statistika dan yang 38. Penera Dep. Perdagangan Pengawas 39. Penerjemah Sekneg Manajemen 40. Pengamat Gunung Api Dep. Energi dan Sumber Daya 41. Pengamat Meteorologi dan Badan Meteorologi dan Geofisika Geofisika 42. Pengantar Kerja Dep. Tenaga Kerja dan Fisika, Kimia dan yang Fisika, Kimia dan yang Ilmu Sosial dan yang 43. Pengawas Benih Ikan Dep. Kelautan dan Perikanan Ilmu Hayat 44. Pengawas Benih Tanaman Dep. Pertanian Ilmu Hayat 45. Pengawas Bibit Ternak Dep. Petanian Ilmu Hayat 46. Pengawas Farmasi dan Makanan Badan Pengawas Obat dan Makanan 47. Pengawas Keselamatan Dep. Perhubungan Teknisi dan Pengontrol

Pelayaran Kapal dan Pesawat 48. Pengawas Ketenagakerjaan Dep. Tenaga Kerja dan 49. Pengawas Mutu Hasil Pertanian Dep. Petanian Ilmu Hayat 50. Pengawas Mutu Pakan Dep. Petanian Ilmu Hayat 51. Pengawas Perikanan Dep. Kelautan dan Perikanan Ilmu Hayat 52. Pengawas Radiasi Badan Pengawas Tenaga Nuklir Fisika, Kimia dan yang 53. Pengwas Sekolah Dep. Pendidikan Nasional Pendidikan lainnya 54. Pengendalian Dampak Kementrian Negara Lingkungan Ilmu Hayat Lingkungan Hidup 55. Pengendali Ekosistem Hutan Dep. Kehutanan Ilmu Hayat 56. Pengendali Frekuensi Radio Dep. Perhubungan Operator alat-alat optik dan elektronik 57. Pengendali Hama dan Penyakit Dep. Kelautan dan Perikanan Ilmu Hayat Ikan 58. Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan Dep. Petanian Ilmu Hayat 59. Penggerak Swadaya Masyarakat Dep. Tenaga Kerja dan Ilmu Sosial dan yang 60. Penghulu Dep. Agama Keagamaan 61. Penguji Kendaraan Bermotor Dep. Perhubungan 62. Penguji Mutu Barang Dep. Perindustrian 63. Penilai Pajak Bumi dan Bangunan Dep. Keuangan Ass Prof yang berhubungan dengan keuangan dan penjualan 64. Penilik Dep. Pendidikan Nasional Pendidikan lainnya 65. Penyelidik Bumi Dep. Energi dan Sumber Daya Arsitek, Insinyur dan yang 66. Penyuluh Agama Dep. Agama Keagamaan 67. Penyuluh Kehutanan Dep. Kehutanan Ilmu Hayat 68. Penyuluh Keluarga Berencana BKKBN Ilmu Sosial dan yang 69. Penyuluh Kesehatan Masyarakat Dep. Kesehatan Kesehatan 70. Penyuluh Perindustrian dan Perdagangan Dep. Perindustrian Ilmu Sosial yang 71. Penyuluh Pajak Dep. Keuangan Imigrasi, Pajak dan Ass Prof yang 72. Penyuluh Pertanian Dep. Pertanian Ilmu Hayat

73. Perancang Peraturan Perundangundangan Dep. Kehakiman dan HAM Hukum dan Peradilan 74. Perantara Hubungan Industrial Dep. Tenaga Kerja dan Hukum dan Peradilan 75. Perawat Dep. Kesehatan Kesehatan 76. Perawat Gigi Dep. Kesehatan Kesehatan 77. Perekam Medis Dep. Kesehatan Kesehatan 78. Perekayasa BPPT Peneliti dan Perekayasa 79. Perencana Badan Perencanaan Pembangunan Manajemen Nasional 80. Polisi Kehutanan Dep. Kehutanan Penyidik dan Detektif 81. Pranata Hubungan Masyarakat Lembaga Informasi Nasional Penerangan dan Seni Budaya 82. Pranata Komputer Badan Pusat Statistik Kekomputeran 83. Pranata Laboratorium Kesehatan Dep. Kesehatan Kesehatan 84. Pranata Nuklir Badan Tenaga Atom Nasional Fisika, Kimia dan yang 85. Pustakawan Perpustakaan Nasional Arsiparis, Pustakawan dan yang 86. Radiografer Dep. Kesehatan Kesehatan 87. Refraksionis Optisien Dep. Kesehatan Kesehatan 88. Sandiman Lembaga Sandi Negara Penyidik dan Detektif 89. Sanitarian Dep. Kesehatan Kesehatan 90. Statistisi Badan Pusat Statistik Matematika, Statistika dan yang 91. Surveyor Pemetaan BAKOSURTANAL Arsitek, Insinyur dan yang 92. Teknik Jalan dan Jembatan Dep. Pekerjaan Umum Arsitek, Insinyur dan yang 93. Teknik Pengairan Dep. Pekerjaan Umum Arsitek, Insinyur dan yang 94. Teknik Penyehatan Lingkungan Dep. Pekerjaan Umum Arsitek, Insinyur dan yang 95. Teknik Tata Bangunan dan Perumahan Dep. Pekerjaan Umum Arsitek, Insinyur dan yang 96 Teknik Elektromedis Dep. Kesehatan Kesehatan 97. Teknisi Penelitian dan Perekayasaan BPPT Peneliti dan Perekayasaan 98. Teknisi penerbangan Dep. Perhubungan Teknisi dna Pengontrol Kapal dan Pesawat

99. Teknisi Siaran Dep. Keuangan - 100. Terapis Wicara Dep. Kesehatan Kesehatan 101. Widyaiswara Lembaga Administrasi Negara Pendidikan liannya Bahan bacaan: