RANCANGAN UNDANG-UNDANG PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA
PERTAMBANGAN DALAM SISTEM PEMERINTAHAN NKRI (UUD 1945 & UU 32/2004) Kepemilikan (Mineral Right) BANGSA INDONESIA NEGARA Penyelenggaraan Penguasaan Pertambangan (Mining Right) + Desentralisasi + Dekonsentrasi PEMERINTAH o Penetapan Kebijakan dan Pengaturan o Penetapan Standar dan Pedoman o Penetapan Kriteria pembagian Urusan Pusat dan Daerah o Tanggungjawab pengelolaan minerba berdampak nasional dan lintas provinsi PROVINSI Tanggungjawab pengelolaan lintas Kabupaten dan/atau berdampak regiona Perda Undang-Undang KABUPATEN / KOTA Tanggungjawab pengelolaan di Wilayah Kabupaten/Kota Perda Hak Pengusahaan (Economic Right) PELAKU USAHA o BUMN / BUMD o Badan Usaha Lain
RUU MINERAL BATUBARA (MINERBA) RUU Minerba disusun guna penyesuaian dengan perkembangan yang terjadi antara lain : globalisasi, demokratisasi, HAM dan perlindungan lingkungan. Butir-butir penting didalam RUU Minerba: 1. Usaha pertambangan dibagi menjadi : mineral radioaktif, mineral logam dan batubara, mineral bukan logam dan batuan 2. Hanya ada satu jenis izin usaha pertambangan (IUP) yang dikeluarkan oleh pemerintah untuk suatu wilayah tertentu (tidak ada lagi kontrak antara perusahaan dan pemerintah) 3. Perizinan dikeluarkan melalui proses lelang dengan perlakuan sama dan prinsip transparansi 4. Sistem perizinan disederhanakan menjadi dua bagian. Pertama: izin eksplorasi (meliputi GS, eksplorasi dan FS), kedua: izin operasi (meliputi konstruksi, penambangan, pengolahan, transportasi dan penjualan) 5. Lebih memperhatikan aspek perlindungan lingkungan (reklamasi dan pasca tambang) 6. Memperhatikan community development (CD) terutama untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar tambang 7. KP, KK, PKP2B, SIPD, SIPR yang telah dikeluarkan tetap berlaku sampai berakhirnya jangka waktu kontrak/ijin.
UU 22/1999 - UUD PASAL 33 - UU 32 Tahun 2004 - Prinsip Pembangunan Berkelanjutan UU 11/1967 Kondisi Saat ini & Permasalahan Potensi Ancaman Sektor Pertambangan Analisis Permasalahan Prinsip Pengelolaan & Pengusahaan Mineral & Batubara akan datang Perundang -undangan Per Tambangan Mineral & Batubara
Judul UU NO. 11 TAHUN 1967 KETENTUAN-KETENTUAN POKOK PERTAMBANGAN Penguasaan Bahan Galian Penguasaan diselenggarakan Pemerintah Kewenangan Pengelolaan Kebijakan dan pengelolaan secara nasional RUU PMB Judul PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA Penguasaan Mineral & Batubara Diselenggarakan oleh Pemerintah dan Daerah Penetapan untuk Kepentingan Nasional oleh Presiden : pencadangan mineral dan batubara; pengutamaan kebutuhan dalam negeri Data dan informasi milik Pemerintah Pengelolaan dilaksanakan oleh Pemerintah & Daerah Urusan Pengelolaan Pemerintah Pusat (Kebijakan & Pengelolaan Nasional) Provinsi (Kebijakan & Pengelolaan Regional) Kab/Kota (Kebijakan & Pengelolaan Lokal
UU NO. 11 TAHUN 1967 Penggolongan Bahan Galian Strategis Vital Non-strategis dan non-vital Perizinan dan Perjanjian Penugasan; KP; SIPD; SIPR; KK/PKP2B. Tata Cara Perizinan Permohonan RUU PMB Pengusahaan & Penggolongan Usaha Mineral Radioaktif Mineral Logam & Batubara Mineral Bukan Logam dan Batuan. Perizinan Penugasan; Izin Usaha Pertambangan (IUP); Izin Pertambangan Rakyat (IPR); Kontrak Pertambangan hanya dengan BUMN/BUMD sebagai pemegang IUP. Tata Cara Perizinan Lelang (data potensi sudah tersedia) Permohonan Pencadangan Wilayah : mineral logam & batubara (data potensi belum tersedia & luas terbatas) Mineral bukan logam dan batuan
Pelaku Usaha UU NO. 11 TAHUN 1967 Investor domestik (KP, SIPD, PKP2B) Investor asing (KK, PKP2B) Jangka Waktu KP/KK/PKP2B Penyelidikan Umum (1+1 Tahun) KP/KK/PKP2B Eksplorasi (3 Tahun + 2 x 1 Tahun) KK/PKP2B Studi Kelayakan (1 + 1 Tahun) KK/PKP2B Konstruksi (3 Tahun) KP/KK/PKP2B Operasi Produksi/Eksplotasi termasuk pengolahan dan pemurnian serta pemasaran (30 Tahun + 2 x 10 Tahun) Pengembangan Wilayah & Masyarakat Tidak diatur RUU PMB Pelaku Usaha Instansi Pemerintah (Radioaktif) Badan Usaha (PMA & PMDN, koperasi ) Perorangan. Jangka Waktu IUP Eksplorasi (8 tahun) : Survey Tinjau & Penyelidikan Umum (1 tahun); Eksplorasi Umum & Eksplorasi Rinci (5 tahun); Studi Kelayakan (2 tahun); IUP Operasi Produksi (23 tahun) : Konstruksi (3 tahun); Kegiatan penambangan, pengolahan & pemurnian, pengangkutan & penjualan (20 tahun). Pengembangan Wilayah & Masyarakat Kewajiban Pemerintah/Pemda Keharusan Pemegang IUP
UU NO. 11 TAHUN 1967 Kewajiban Pelaku Usaha Keuangan : KP, sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku; KK/PKP2B, tetap pada saat kontrak ditandatangani. Lingkungan (sedikit diatur) Kemitraan (sedikit diatur) Nilai Tambah (hanya diatur di kontrak) Data dan Pelaporan (sedikit diatur) Penggunaan Lahan Pembatasan tanah yang dapat diusahakan. RUU PMB Kewajiban Pelaku Usaha Keuangan sesuai peraturan perundangundangan yang berlaku : Pajak & PNBP. Lingkungan : Syarat perizinan Reklamasi/pasca tambang Kemitraan Nilai Tambah Data dan Pelaporan Kemitraan dan bagi hasil Penggunaan Tanah Pembatasan tanah yang dapat diusahakan; Apabila telah memasuki tahap Operasi Produksi, maka luas WUP Operasi Produksi tersebut ditetapkan sebagai kawasan pertambangan.
UU NO. 11 TAHUN 1967 Pembinaan dan Pengawasan Terpusat (khususnya KP, KK dan PKP2B) Penyidikan Tidak diatur (limitatif). Ketentuan Pidana Diatur, tetapi sudah tidak sesuai lagi dengan situasi dan kondisi saat ini Sanksi Pidana/Kurungan sangat lunak RUU PMB Pembinaan dan Pengawasan IUP (Menteri, Gubernur, Bupati/Walikota - sesuai kewenangan). IPR (Bupati/Walikota). Penyidikan Penyidik Polri Pejabat Pegawai Negeri Sipil Ketentuan Pidana Diatur sesuai situasi dan kondisi; Sanksi cukup keras; Apabila pidana diklakukan oleh Badan Hukum, maka sanksi & denda ditambah 1/3.
PEMERINTAH PEMERINTAH DAERAH / PEMERINTAH WILAYAH KERJA LELANG WUP IZIN EKSPLORASI MEMPERTIMBANGKAN DAMPAK EKSTERNALITAS IZIN OPERASI PRODUKSI WILAYAH KERJA KERJA DALAM KAB. KAB. / KOTA KOTA BUPATI / WALIKOTA LOKAL BUPATI WILAYAH KERJA LINTAS KABUPATEN GUBERNUR REGIONAL GUBERNUR WILAYAH KERJA LINTAS PROPINSI PEMERINTAH NASIONAL PEMERINTAH
Ketentuan Peralihan : a. Status KP, KK, PKP2B, SIPD, SIPR berlaku sampai jangka waktunya berakhir; b. Rencana penutupan tambang yang disampaikan berdasarkan UU 11/1967 wajib disesuaikan dengan UU ini. c. Aplikasi KP, KK & PKP2B, SIPD,, dan SIPR yang telah diajukan sebelum dikeluarkannya Undang-Undang ini wajib disesuaikan dan diproses sesuai dengan Undang-Undang ini. d. Penyelenggaraan kewenangan pengelolaan KP dilaksanakan oleh Menteri, Gubernur, atau Bupati/Walikota sesuai kewenangannya. e. Penyelenggaraan kewenangan pengelolaan KK & PKP2B sebagaimana dimaksud pada huruf a dilaksanakan oleh Menteri.
1. RPP Pengusahaan Pertambangan Mineral dan Batubara - Penggolongan usaha pertambangan - Pedoman WUP - Tata cara lelang - Persyaratan pelaku usaha - Persyaratan and tatacara IUP eksplorasi - Persyaratan dan tata cara IUP operasi produksi - Pelaporan - Pengembangan masyarakat - Pengelolaan reklamasi dan pasca tambang 2. RPP Tarif Tambang 3. RPP Usaha Jasa Pertambangan 4. RPP Pembinaan dan Pengawasan Pertambangan
PENUTUP Batubara berperan strategis dalam penyediaan dan pengembangan energi nasional Batubara akan semakin penting perannya di masa depan dan kontribusinya dalam energy mix nasional akan terus meningkat, antara lain karena batubara dapat dikembangkan dalam berbagai bentuk seperti briket batubara, pencairan batubara (Crude Synthetic Oil- CSO), dan gasifikasi batubara.
Perlu kebijakan khusus penanganan batubara peringkat rendah yang jumlahnya cukup besar Paradigma pembangunan sektor mineral sudah berubah, oleh sebab itu peraturan perundang undangan pertambangan yang baru nantinya akan meresponse perubahan ini terutama prinsip pembangunan berkelanjutan yaitu manfaat ekonomi dan sosial melalui optimalisasi manfaat keberadaan suatu industri pertambangan dengan tetap memberikan perlindungan kepada lingkungan.