KAJIAN DAMPAK RADIOLOGI DAN PEMANFAATAN RUANG SEKITAR PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA NUKLIR DALAM PENYIAPAN TANGGAP DARURAT

dokumen-dokumen yang mirip
KAJIAN DAMPAK RADIOLOGI DAN PEMANFAATAN RUANG SEKITAR PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA NUKLIR DALAM PENYIAPAN TANGGAP DARURAT

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN KEPALA. BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR : 01-P/Ka-BAPETEN/VI-99 TENTANG PEDOMAN PENENTUAN TAPAK REAKTOR NUKLIR

KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 05-P/Ka-BAPETEN/I-03 TENTANG PEDOMAN RENCANA PENANGGULANGAN KEADAAN DARURAT

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG KESIAPSIAGAAN DAN PENANGGULANGAN KEDARURATAN NUKLIR

2 instalasi nuklir adalah instalasi radiometalurgi. Instalasi nuklir didesain, dibangun, dan dioperasikan sedemikian rupa sehingga pemanfaatan tenaga

MANAJEMEN BENCANA PENGERTIAN - PENGERTIAN. Definisi Bencana (disaster) DEPARTEMEN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

ANALISIS PEMANFAATAN RUANG SEKITAR CALON TAPAK PLTN UJUNG LEMAHABANG BERDASARKAN PRAKIRAAN DAMPAK RADIOLOGI

ABSTRACT RACHMAT SAHPUTRA

Badan Tenaga Nuklir Nasional 2012

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2002 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2006 TENTANG PERIZINAN REAKTOR NUKLIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMETAAN DAN ANALISIS DAERAH RAWAN TANAH LONGSOR SERTA UPAYA MITIGASINYA MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2002 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2006 TENTANG PERIZINAN REAKTOR NUKLIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

*39525 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA (PP) NOMOR 27 TAHUN 2002 (27/2002) TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2002 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 74 TAHUN 2012 TENTANG PERTANGGUNGJAWABAN KERUGIAN NUKLIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2012, No Instalasi Nuklir, Reaktor Nuklir, dan Bahan Nuklir adalah sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1997 tentang Keten

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2002 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

ANALISIS KONSEKUENSI RADIOLOGIS PADA KONDISI ABNORMAL PLTN 1000 MWe MENGGUNAKAN PROGRAM RADCON

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2006 TENTANG PERIZINAN REAKTOR NUKLIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 74 TAHUN 2012 TENTANG PERTANGGUNGJAWABAN KERUGIAN NUKLIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2002 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

IDENTIFIKASI LAHAN KRITIS DALAM KAITANNYA DENGAN PENATAAN RUANG DAN KEGIATAN REHABILITASI LAHAN DI KABUPATEN SUMEDANG DIAN HERDIANA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 74 TAHUN 2012 TENTANG PERTANGGUNGJAWABAN KERUGIAN NUKLIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG PERIZINAN INSTALASI NUKLIR DAN PEMANFAATAN BAHAN NUKLIR

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2012 TENTANG KESELAMATAN DAN KEAMANAN INSTALASI NUKLIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG PERIZINAN INSTALASI NUKLIR DAN PEMANFAATAN BAHAN NUKLIR

DAMPAK PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN TERHADAP KETERSEDIAAN SUMBER DAYA AIR DI KOTA TANGERANG OLEH : DADAN SUHENDAR

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2006 TENTANG PERIZINAN REAKTOR NUKLIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2012 TENTANG KESELAMATAN DAN KEAMANAN INSTALASI NUKLIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG KETENTUAN KESELAMATAN OPERASI REAKTOR NONDAYA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 1997 TENTANG KETENAGANUKLIRAN

RINGKASAN. Program Pascasarjana Institut Pertanian Bogor; Program St~di Pengeloiaan Sumberdaya

2015, No Tenaga Nuklir tentang Penatalaksanaan Tanggap Darurat Badan Pengawas Tenaga Nuklir; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1997 te

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR...TAHUN... TENTANG KESELAMATAN DAN KEAMANAN INSTALASI NUKLIR

RISIKO LONGSORLAHAN PADA PENGGUNAAN LAHAN KEBUN DI SUB-DAERAH ALIRAN SUNGAI LOGAWA KABUPATEN BANYUMAS

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

MITIGASI BENCANA BENCANA :

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA (PP) NOMOR 63 TAHUN 2000 (63/2000) TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN TERHADAP PEMANFAATAN RADIASI PENGION

KAJI NUMERIK DAMPAK RADIOLOGIS LINGKUNGAN JANGKA PENDEK AKIBAT KECELAKAAN REAKTOR NUKLIR DENGAN PROGRAM PC COSYMA

2011, No BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Kepala Badan Pengawas Tenaga Nuklir ini, yang dimaksud dengan: 1. Reaktor nondaya adalah r

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 1997 TENTANG KETENAGANUKLIRAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2006 TENTANG PERIZINAN REAKTOR NUKLIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PENENTUAN ZONA KEDARURATAN NUKLIR LUAR TAPAK (OFF-SITE) DI INDONESIA

HIMPUNAN PERATURAN YANG BERKAITAN DENGAN PENANAMAN MODAL TAHUN 2014

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG PERIZINAN INSTALASI NUKLIR DAN PEMANFAATAN BAHAN NUKLIR

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2012 TENTANG KESELAMATAN DAN KEAMANAN INSTALASI NUKLIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG PERIZINAN INSTALASI NUKLIR DAN PEMANFAATAN BAHAN NUKLIR

KERENTANAN (VULNERABILITY)

ANALISIS DAN STRATEGI PEMANFAATAN RUANG DI KABUPATEN CIAMIS, JAWA BARAT SANUDIN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2002 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF

LAMPIRAN III PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG BATASAN DAN KONDISI OPERASI INSTALASI NUKLIR NONREAKTOR

Oleh: IVAN ARIANTO E

PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP KEBERADAAN SITU (STUDI KASUS KOTA DEPOK) ROSNILA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang

KEDARURATAN NUKLIR DI INDONESIA DAN PENANGGULANGANNYA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2002 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAPETEN. Petugas Tertentu. Bekerja. Instalasi. Sumber Radiasi Pengion. Bekerja. Surat Izin. Pencabutan.

EVALUASI POTENSI OBYEK WISATA AKTUAL DI KABUPATEN AGAM SUMATERA BARAT UNTUK PERENCANAAN PROGRAM PENGEMBANGAN EDWIN PRAMUDIA

KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 04-P/Ka-BAPETEN/I-03 TENTANG PEDOMAN PELATIHAN OPERATOR DAN SUPERVISOR REAKTOR NUKLIR

ANALISIS POTENSI LAHAN SAWAH UNTUK PENCADANGAN KAWASAN PRODUKSI BERAS DI KABUPATEN AGAM - SUMATERA BARAT NOFARIANTY

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR,

UNDANG-UNDANG NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 1997 TENTANG KETENAGANUKLIRAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

EVALUASI KESIAPSIAGAAN NUKLIR DI INSTALASI RADIOMETALURGI BERDASARKAN PERKA BAPETEN NOMOR 1 TAHUN 2010

LINGKUP KESELAMATAN NUKLIR DI SUATU NEGARA YANG MEMILIKI FASILITAS NUKLIR

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2000 TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN TERHADAP PEMANFAATAN RADIASI PENGION

ANALISIS TERHADAP MODEL LEPASAN RADIOAKTIF DAN TINDAKAN PROTEKTIF UNTUK KECELAKAAN POTENSIAL PLTN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

RANCANGAN PERATURAN KEPALA BAPETEN TENTANG VERIFIKASI DAN PENILAIAN KESELAMATAN REAKTOR NONDAYA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 1997 TENTANG KETENAGANUKLIRAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2006 TENTANG PERIZINAN REAKTOR NUKLIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KONSEP DESAIN NEUTRONIK REAKTOR AIR TEKAN BERBAHAN BAKAR PLUTONIUM-URANIUM OKSIDA (MOX) DENGAN INTERVAL PENGISIAN BAHAN BAKAR PANJANG ASIH KANIASIH

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG PROTEKSI DAN KESELAMATAN RADIASI DALAM PEMANFAATAN TENAGA NUKLIR

FORMAT DAN ISI LAPORAN PENILAIAN KESELAMATAN BERKALA KONDISI TERKINI STRUKTUR, SISTEM, DAN KOMPONEN

ANALISIS KETERKAITAN KREDIT DAN KONSUMSI RUMAH TANGGA DALAM PEMBANGUNAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT DHONA YULIANTI

ANALISIS PEWILAYAHAN, HIRARKI, KOMODITAS UNGGULAN DAN PARTISIPASI MASYARAKAT PADA KAWASAN AGROPOLITAN

PEWILAYAHAN AGROKLIMAT TANAMAN NILAM (Pogostemon spp.) BERBASIS CURAH HUJAN DI PROVINSI LAMPUNG I GDE DARMAPUTRA

PARAMETER YANG DIPERTIMBANGKAN SEBAGAI KONDISI BATAS UNTUK OPERASI NORMAL

ANALISIS KEBUTUHAN LUAS LAHAN PERTANIAN PANGAN DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN PANGAN PENDUDUK KABUPATEN LAMPUNG BARAT SUMARLIN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2008 TENTANG PERIZINAN PEMANFAATAN SUMBER RADIASI PENGION DAN BAHAN NUKLIR

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR... TAHUN... TENTANG KETENTUAN KESELAMATAN DESAIN REAKTOR DAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2008 TENTANG PERIZINAN PEMANFAATAN SUMBER RADIASI PENGION DAN BAHAN NUKLIR

ANALISIS ENERGI DAN EKSERGI PADA PRODUKSI BIODIESEL BERBAHAN BAKU CPO (Crude Palm oil) RISWANTI SIGALINGGING

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANTUL

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2002 TENTANG KESELAMATAN PENGANGKUTAN ZAT RADIOAKTIF PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 6 TAHUN 2011

PERHITUNGAN PARAMETER DEPOSISI LEPASAN PRODUK FISI DI PERMUKAAN TANAH TAPAK PLTN

2011, No Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 2007 tentang Keselamatan Radiasi Pengion dan Keamanan Sumber Radioaktif (Lembaran Negara Republi

FORMULASI STRATEGI KEBIJAKAN PENGELOLAAN HUTAN BERSAMA MASYARAKAT DI TAMAN NASIONAL GUNUNG CIREMAI, KABUPATEN KUNINGAN, PROVINSI JAWA BARAT

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LAMPIRAN I PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG KETENTUAN KESELAMATAN DESAIN REAKTOR DAYA

ANALISIS POLA KELAHIRAN MENURUT UMUR STUDI KASUS DI INDONESIA TAHUN 1987 DAN TAHUN 1997 SUMIHAR MEINARTI

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Transkripsi:

KAJIAN DAMPAK RADIOLOGI DAN PEMANFAATAN RUANG SEKITAR PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA NUKLIR DALAM PENYIAPAN TANGGAP DARURAT Studi Kasus: Ujung Lemahabang, Semenanjung Muria, Kabupaten Jepara Oleh JUPITER SITORUS PANE SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2006

SURAT PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi saya berjudul KAJIAN DAMPAK RADIOLOGI DAN PEMANFAATAN RUANG SEKITAR PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA NUKLIR DALAM PENYIAPAN TANGGAP DARURAT. Studi Kasus: Ujung Lemahabang, Semenanjung Muria, Kabupaten Jepara adalah benar merupakan hasil karya saya sendiri dengan arahan Komisi Pembimbing dan belum pernah dipublikasikan. Semua data dan informasi yang digunakan telah dinyatakan dengan jelas dan benar dan diperiksa kebenarannya. Bogor, 12 Juli 2006 Yang menyatakan Jupiter Sitorus Pane

ABSTRACT JUPITER SITORUS PANE. Investigating Radiological Impact Release and Land Use Surrounding Nuclear Power Plant Installation for Emergency Preparedness. A Case Study is at Ujung Lemahabang, Semenanjung Muria, County of Jepara. Under supervision of MUHAMMAD SRI SAENI, BUNASOR SANIM, ERNAN RUSTIADI, AND HUDI HASTOWO. There are four aims of this study: first, to analyse spatially the distribution of the radionuclide release during an accident of Nuclear Power Plant (NPP) at Ujung Lemahabang; second to analyse consequences of radiological release to people surround NPP within its life time, and third, to analyse population growth and its influence to the radiological consequences, and to analyse the arrangement of site zone for preparing emergency planning in order to minimize the radiological impact. The hypothesis in this study is that through the controlling off-site zone of Nuclear Power Plant and preparing emergency planning since the beginning, people surround NPP could be prevented from more harmful radiological impact, and let the environment of the NPP in safe condition within the whole life of the installation. The study was carried out through direct observation to the field, Ujung Lemahabang, Semenanjung Muria, County of Jepara, gathering data from some sources and analysing them based on radionuclide release during severe accident of loss of coolant (LOCA). The radionuclides inventory released were calculated based on its phase of release within containment. By assuming allowable leakage of containment as 0.1% per day, the source strength from containment was calculated and inputed to Gaussian Model of Dispersion to estimate spatial distribution of radionuclides concentration and individual dose. Based on the dose level, zones of emergency preparedness were determined using Geographical Information System (GIS) as Precautionary Protective Action Zone (PAZ), 0-2 km, Urgent Protective Action Planned Zone (UPZ), 2-10 km, and Long Term Protective Action Zone (LPZ) >10 km.) as well as calculating damage cost. The important result of this study are: (1) It had been identified that the dominant distribution of dose is mostly to South, location of critical group of population was found at radii of 500 m to West, and exclusion zone is less than 1000 m, (2) no short term consequences occur during normal and accident condition, however the consequences appear for long term. But it still below threshold (3) the growth of population surround the NPP are centred spatially to the dense population cities that are more than 10 km from NPP. It fulfilled criteria of NPPs Siting in which they must be far away from dense population to avoid radiological consequences and cost, and (4) the site space surround NPP are low population zone since it dominated by rubber forest and no man-made activities that could threaten the operation of NPP. These condition should be preserved by introducing the ULA location in spatial planning policy of Jepara County. In addition the result was used to prepare emergency planning. Key words: nuclear power plant, release, dispersion, effective dose, consequences, protective zone

ABSTRAK JUPITER SITORUS PANE. Kajian Dampak Radiologi dan Pemanfaatan Ruang Sekitar Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Dalam Penyiapan Tanggap Darurat. Studi kasus: Ujung Lemahabang, Semenanjung Muria, Kabupaten Jepara. Dibimbing oleh MUHAMMAD SRI SAENI, BUNASOR SANIM, ERNAN RUSTIADI, HUDI HASTOWO. Ada empat hal yang menjadi tujuan penelitian, pertama, menganalisis secara spasial kemungkinan penyebaran bahan radionuklida bila terjadi kecelakaan suatu Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) di Ujung Lemahabang; kedua, menganalisis dampak radiologi secara individu dan kolektif dan dampak ekonomi yang ditimbulkannya, ketiga, menganalisis pertumbuhan penduduk dan pengaruhnya terhadap dampak radiologi dan ke empat menganalisis pemanfaatan ruang sekitar PLTN dalam kaitannya dengan penyiapan tanggap darurat. Hipotesis dari penelitian ini adalah: melalui pengendalian pemanfaatan ruang sekitar PLTN dan perencanaan sistem tanggap darurat penduduk dapat terhindar dari dampak radiologi lebih besar bila terjadi kecelakaan. Studi dilakukan dengan observasi ke lapangan, mengumpulkan data dari berbagai sumber dan menganalisisnya berdasarkan distribusi pelepasan radionuklida pada kondisi kecelakaan parah. Pelepasan radionuklida dihitung mengikuti fasa lolosnya radionuklida melalui berbagai lapis (barrier) sampai ke pengungkung. Sumber radionuklida yang keluar dari pengungkung didispersi ke atmosfir dengan menggunakan model distribusi Gauss untuk mengestimasi sebaran konsentrasi dan dosis individu. Berdasarkan perkiraan dosis ini dan dengan bantuan sistem informasi geografis (SIG) disusun zone kedaruratan yang meliputi zone PAZ, 0-2 km, UPZ, 2-10 km, LPZ, > 10 km. Selanjutnya diperkirakan besar dampak radiologi dan biaya kerusakan yang ditimbulkannya. Hasil penting dari penelitian ini adalah: (1) teridentifikasinya sebaran dosis dominan pelepasan bahan radionuklida yaitu ke arah Selatan, lokasi critical group pada radius 500 m ke arah Barat, dan zone ekslusi pada jarak < 1 km dari Ujung Lemahabang, (2) terbukti bahwa tidak terdapat dampak radiologi segera oleh pelepasan bahan radionuklida pada kondisi normal maupun kecelakaan, namun untuk jangka panjang dampak tersebut menunjukkan konsekuensi namun masih dibawah batas yang diijinkan, (3) terindikasi bahwa pola pertumbuhan penduduk di sekitar PLTN berpusat pada kota berpenduduk rapat dengan jarak di atas 10 km dari PLTN, hal ini sesuai dengan persyaratan penentuan lokasi PLTN dimana PLTN harus dibangun jauh dari pusat kerapatan penduduk untuk menghindari dampak radiologi yang lebih besar dan biaya kerusakannya, 4) kondisi pemanfaatan ruang saat ini masih berpenduduk rendah karena wilayah didominasi oleh perkebunan karet dan tidak ada aktivitas yang dapat mengancam beroperasinya PLTN. Kondisi ini harus dipertahankan dengan memasukkan rencana lokasi PLTN ini ke dalam kebijakan tata ruang Kabupaten Jepara, demikian pula hasil ini dijadikan landasan untuk mempersiapkan rencana tanggap darurat. Kata kunci: Pembangkit listrik tenaga nuklir, pelepasan, dispersi, dosis efektif, dampak, zone kedaruratan..

Hak cipta milik Institut Pertanian Bogor, tahun 2006 Hak cipta dilindungi Dilarang mengutip dan memperbanyak tanpa izin tertulis dari institut pertanian bogor, sebagian atau seluruhnya dalam bentuk apapun, baik cetak, foto copy, mikrofilm dan sebagainya.

KAJIAN DAMPAK RADIOLOGI DAN PEMANFAATAN RUANG SEKITAR PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA NUKLIR DALAM PENYIAPAN TANGGAP DARURAT Studi Kasus: Ujung Lemahabang, Semenanjung Muria, Kabupaten Jepara JUPITER SITORUS PANE Disertasi Sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Doktor pada Program Studi Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan

SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2006 PENGESAHAN Judul Nama Mahasiswa : Kajian Dampak Radiologi dan Pemanfaatan Ruang Sekitar Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Dalam Penyiapan Tanggap Darurat (Studi Kasus: Ujung Lemahabang, Semenanjung Muria, Kabupaten Jepara) : Jupiter Sitorus Pane No. Pokok : P 026014061 Program Studi : Ilmu Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan (PSL) 1. Komisi Pembimbing Prof. Dr. Ir. M. Sri Saeni M.S. Ketua Prof. Dr. Ir. Bunasor Sanim M.S. Anggota Dr.Ir. Ernan Rustiadi, M.Agr. Anggota Dr. Hudi Hastowo Anggota Mengetahui, 2. Ketua Program Studi Ilmu 3. Dekan Sekolah Pascasarjana IPB Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan

Dr. Ir. Surjono H. Sutjahjo, MS. Dr. Ir. Khairil Anwar Notodiputro MS. Tanggal Ujian: 12 Juli 2006 Tanggal Lulus : RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan pada tangggal 11 Mei 1960 di kota Padang, Sumatra Barat sebagai anak ke-2 dari 9 bersaudara dari ayah Stephanus Sitorus Pane, SE, MM. dan Ibu Kristiana Br. Siregar, SE. Pada bulan Oktober tahun 1984 penulis memperolah gelar sarjana bidang Fisika dari Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Teknologi ITB, Bandung. Pada tahun 1991 penulis diterima pada program Pascasarjana University of Tennessee, Amerika Serikat dan memperoleh gelar Master of Science bidang Teknik Nuklir pada bulan Mei, tahun 1993. Selanjutnya memperoleh kesempatan untuk melanjutkan ke program doktor pada Program Studi Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan, Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor pada tahun 2001 dengan bea siswa dari Badan Tenaga Nuklir Nasional. Penulis bekerja di Badan Tenaga Nuklir Nasional sejak Tahun 1985 hingga sekarang. Penulis menikah dengan Dra. Norma Purba pada tanggal 15 November 1986 dan telah dikaruniai tiga orang anak, yaitu Josua Sloane Solagracia (18 tahun), Javier Augustson (17 tahun), dan Nopiane Rospita Ingan Ergani (8 Tahun).

PRAKATA Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena rahmat dan karunianya penulis dapat menyelesaikan disertasi ini. Penulis menyadari bahwa selesainya disertasi ini juga berkat segala upaya serta bantuan dari berbagai pihak. Semoga Tuhan yang Maha Esa membalas segala jasa yang telah mereka berikan. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan penghargaan dan terimakasih yang tulus kepada Prof. Dr. Ir. Muchammad Sri Saeni, M.Si atas kesediaan beliau menjadi Ketua Komisi Pembimbing. Jasa dan budi baik beliau begitu besar dalam membantu kelancaran studi penulis hingga penyelesaian pendidikan S-3 ini. Penghargaan dan ucapan terimakasih yang sama juga penulis sampaikan kepada Prof. Dr. Ir. Bunasor Sanim, M.Sc, Dr. Ir. Ernan Rustiadi, M.Agr., dan Dr. Hudi Hastowo atas kesediaannya menjadi Anggota Komisi Pembimbing. Bimbingan, saran, dorongan dan dukungan beliau-beliau sangat membantu daya sintesis dan sistematis berpikir penulis. Pengalaman selama proses bimbingan telah menjadi pengajaran yang tidak akan pernah dapat penulis lupakan Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada Kepala Badan Tenaga Nuklir, Kepala Pusdiklat BATAN, dan Kepala Pusat Reaktor Serbaguna (dulu Pusat Pengembangan Teknologi Reaktor Riset) yang telah memberikan izin dan kesempatan kepada penulis untuk mengikuti Program Pendidikan Doktor (S3) di Sekolah Pascasarjana IPB. Terimakasih disampaikan pula kepada Dekan Sekolah Pascasarjana IPB atas kesempatan yang telah diberikan sehingga proses penyelesaian studi penulis berjalan dengan baik dan lancar. Kepada Bapak Dr. Ir. Surjono H. Sutjahjo sebagai Ketua Program Studi PSL, penulis menyampaikan terimakasih atas kepemimpinan yang beliau lakukan yang terus menerus memberi perhatian kepada mahasiswa satu persatu dan mengingat dengan sangat jelas setiap detil perkembangan yang penulis lakukan. Kepada Ibu Dr. Ir. Eti Riani,

MS sebagai Sekretaris Eksekutif Program Studi Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan SPs-IPB atas bantuan dan dorongan yang tidak kenal waktu dalam menyelesaikan masalah administrasi di Program Studi PSL. Ucapan terimakasih penulis sampaikan juga kepada Bapak Dr. Ir. Asep Saefuddin dan Dr. Ir. Khairil Anwar Notodiputro, MS yang dengan tulus membuka jalan kepada penulis memasuki program S-3 IPB sekaligus membina penulis selama tahap awal di IPB. Kepada Dr. Ir. Sunsun Saefulhakim selaku penguji luar komisi pada ujian tertutup, Prof. Dr. Ir. Latifah K. Darusman dan Dr. Arnold Yohanes Soetrisnanto selaku penguji luar komisi, penulis menyampaikan terimakasih atas semua saran dan masukan untuk memperbaiki naskah disertasi ini. Kepada Kepala PPEN-BATAN, Dr. Arnold Y. Soetrisnanto, Kepala PRSG-BATAN Ir. Iman Kuntoro, Kepala PTRKN-BATAN Dr. Anhar Riza Antariksawan, penulis mengucapkan terimakasih atas bantuan beliau selama penulis mencari data ke PPEN dan penggunaan fasilitas di kantor PPEN, PRSG maupun PTRKN. Secara khusus penulis menyampaikan terimakasih kepada Dr. Hudi Hastowo sebagai atasan pertama penulis sejak masuk di BATAN dan yang merekomendasikan penulis, saat itu menjabat sebagai Kepala PRSG, untuk melanjutkan studi ke program S-3 dan yang di dalam kesibukan beliau yang luar biasa sebagai pejabat negara beliau masih bersedia menjadi komisi pembimbing dalam penyelesaian Program S-3 penulis. Keteladanan hidup dan cara kerja beliau yang tidak kenal lelah telah menjadi pelajaran yang sangat berharga bagi penulis. Penulis juga menyampaikan terimakasih kepada Prof. Dr. Usman Sumo Friend Tambunan dan Dr. Paston Sidauruk yang telah bersedia memberi rekomendasi yang baik kepada penulis untuk menjadi seorang calon mahasiswa pada Sekolah Pascasarjana IPB. Penulis juga menyampaikan terimakasih kepada Ir. Yarianto Sugeng Budi Susilo, MSc. yang dengan tulus membantu penulis dalam berbagai hal tanpa pamrih. Ucapan terimakasih juga penulis sampaikan kepada Ir. Alim Tarigan, Dr. Setyanto, Drs. Kadarusmanto MSc., Dr. Pande Made Udayani, dan rekan-rekan penulis yang memberi dorongan secara moril

Drs. Edison Sihombing, M.Si, Drs. Imron, Sapto Prayogo M.Kom., Ir. Dicky Azriani, A.Md. Akhirnya penulis ucapkan terimakasih kepada seluruh keluarga, Bapa St. Sitorus Pane, S.E,. M.M, dan Ibu Kristiana Br. Siregar, S.E, dan Ibu Mertua Ny. S. Purba Br. Bangun, keluarga besar Sitorus Abang dan Adik dan Lae dan Keluarga besar Kalimbubu kami Purba mergana dan pariban-pariban kami yang secara moril dan materil tak henti-hentinya mendukung kami. Special thank I also address to Dr. Ronald Hasting Augustson and wife, Olga. I am so proud of you. Your carrying and attention will never be forgotten in our whole life. Penghargaan yang tak hingga kepada istri penulis tercinta Dra. Norma Purba yang dengan setia mendampingi penulis melalui masa masa sulit, menggantikan beberapa tugas-tugas penulis dalam tugas sosial dan bahkan mencari jalan untuk menopang secara ekonomi agar penulis dapat menyelesaikan tugas dengan baik. Terimakasih atas ketabahan, kesabaran, kesetiaan, dan pengorbanan serta pengertian yang telah diberikan. Demikian juga kepada anakanak tersayang Josua, Augustson, dan Nopiane yang telah dengan sabar menerima keadaan dan penuh pengertian memberi kesempatan kepada penulis untuk menyelesaikan pendidikan S3. Semoga Tuhan senantiasa memberi rahmat dan karunianya kepada kita semua. Bogor, 12 Juli 2006 Jupiter Sitorus Pane

DAFTAR ISI Halaman DAFTAR TABEL... xi DAFTAR GAMBAR... xiv DAFTAR LAMPIRAN... xvii DAFTAR ISTILAH... xviii 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Perumusan Masalah... 4 1.3 Ruang Lingkup... 5 1.4 Tujuan Penelitian... 5 1.5 Kegunaan Penelitian 6 1.6 Kerangka Pemikiran... 6 1,7 Hipotesis... 9 II.. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Karakteristik Pelepasan bahan Radionuklida... 10 2.2 Karakteristik Populasi Penerima... 26 2.3 Dampak Radiasi Terhadap Manusia dan Ekologi... 30 2.4 Nilai Ekonomi Dampak Radiologi... 37 2.5 Kajian Pemanfaatan Ruang dan lingkungan... 40 2.6 Penelitian Terdahulu... 44 III. METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian... 47 3.2 Bahan dan Alat Penelitian... 48 3.3 Metode Pengumpulan Data... 48 3.3 Metode Analisis... 50

IV. ANALISIS KONDISI UMUM WILAYAH SEKITAR LOKASI PLTN UJUNG LEMAHABANG 4.1 Kondisi Fisik Wilayah... 66 4.2 Kondisi Penduduk... 78 4.3 Kondisi Sosial Ekonomi... 81 4.4 Kondisi Wilayah Radius 10 km... 81 V. POLA SPASIAL PELEPASAN RADIONUKLIDA, DAMPAK DAN SKENARIO PENYIAPAN TANGGAP DARURAT 5.1 Pelepasan dan Penyebaran Bahan Radionuklida... 86 5.2 Analisis Pertumbuhan Penduduk Sebagai Penerima Dampak... 109 5.3 Analisis Perubahan Dampak oleh Pertumbahan Penduduk... 126 5.4 Analisis Ekonomi Dampak Kerusakan... 129 5.5 Analisis Pemanfaatan Ruang... 135 5.6 Rencana Tanggap Darurat... 146 KESIMPULAN DAN SARAN... 157 DAFTAR PUSTAKA... 160 LAMPIRAN... 167

DAFTAR TABEL Halaman 1. Pengelompokan radionuklida dalam 7 kelompok... 14 2. Lapis Pertahanan Defense In Depth... 15 3. Fraksi pelepasan bahan radionuklida jenis PWR... 19 4. Ukuran zona berdasarkan kategori fasilitas... 41 5. Nama-nama variabel pertumbuhan penduduk...... 60 6. Tindakan protektif berdasarkan dosis... 62 7. Tingkat dosis generik untuk relokasi sementara dan pemindahan tetap 63 8. Nilai batas paparan radiasi radionuklida pada makanan konsumsi umum dan anak... 63 9. Wilayah administrasi radius 50 km sekitar PLTN... 68 10. Profil atmosfir dan karakteristik dispersi di sekitar Lokasi ULA... 74 11. Persentasi penggunaan tanah sekitar PLTN... 76 12. Persentasi perubahan penggunaan tanah wilayah sekitar PLTN... 76 13. Luas tanam dan produksi pertanian wilayah 50 km... 78 14. Penduduk wilayah kecamatan sekitar lokasi PLTN... 78 15. Ratio penduduk terhadap luas pemukiman... 81 16. PDRB berdasarkan harga konstan Kabupaten Jepara... 82 17. Data teknis reaktor untuk PLTN... 87 18. Inventory radionuklida reaktor jenis PWR 1000 MWe... 88 19. Data pelepasan pada kondidi normal... 90 20. Fraksi pelepasan setiap tahapan pelepasan... 92 21. Lama pelepasan untuk berbagai tahapan pelepasan saat terjadi kecela- kaan rusaknya teras reaktor... 92 22. Hasil perhitungan fraksi pelepasan radionuklida... 93 23. Kategori kecepatan angin... 94 24. Sektor arah angin... 95 25. Kelas stabilitas atmosfir... 95 26. Konsentrasi 131 I dan 137 Cs di udara tanah pada radius 50 km... 96

27. Lokasi rata-rata maksimum sebaran 131 I di sekitar Ujung Lemahabang... 97 28. Kontribusi berbagai jalur radiasi (pathway) terhadap dosis yang diterima organ tubuh pada jarak 0.5 km... 103 29. Kontribusi berbagai jalur radiasi (pathway) terhadap dosis yang diterima organ tubuh pada jarak 7.5 km... 103 30. Kontribusi (%) jalur penyinaran dan nuklida dosis rata pada organ dalam waktu 50 tahun pada jarak 0.5 km... 105 31. Kontribusi (%) jalur penyinaran dan nuklida dosis rata pada organ dalam waktu 50 tahun pada jarak 7.5 km... 106 32. Presentasi bahan radionuklida memberi dosis kepada organ tubuh melalui seluruh jalur... 106 33. Presentase bahan radionuklida memberi dosis kepada organ tubuh melalui jalur makanan... 107 34. Faktor dengan nilai eigen > 1... 111 35. Matrix faktor loading... 113 36. Hasil regresi ganda 14 variabel yang diduga mempengaruhi kepadatan penduduk... 115 37. Rata-rata hasil perhitungan Beta, t dan p... 115 38. Parameter koefisien eksponensial... 116 39. Hasil estimasi jumlah penduduk dengan model regresi ganda Eksponensial, geometri dan logisti... 117 40. Estimasi jumlah penduduk tahun 2016 dalam radius 50 km dalam grid spasial... 122 41. Estimasi jumlah penduduk tahun 2036 dalam radius 50 km dalam grid spasial... 122 42. Estimasi jumlah penduduk tahun 2056 dalam radius 50 km dalam grid spasial... 122 43. Rata-rata penduduk pada empat kabupaten sekitar okasi PLTN... 123 44.. Korelasi spasial kepadatan penduduk Kabupaten Pati, Kudus, Jepara, dan Demak... 126 45. Probabilitas kejadian gangguan kesehatan dan kematian... 129 46. Nilai ekonomi dan dampak radiologi...... 130 47. Estimasi nilai ekonomi dampak radiologi terhadap kesehatan... 130 48. GDP per kapita beberapa negara tahun 2004... 131 49. Estimasi nilai GDP per kapita tahun 2004, 2016, 2036, 2056 dengan

persentase pertumbuhan 5 %... 131 50. Estimasi nilai ekonomi dampak radiologi terhadap kesehatan... 132 51. Perhitungan jumlah kasus yang terjadi secara stokastik saat reaktor beropersi normal... 133 52. Estimasi nilai ekonomi dampak radiologi terhadap kesehatan... 134 53. Estimasi nilai ekonomi dampak radiologi terhadap kesehatan pada kondisi darurat... 134 54. Faktor pelindung deposisi permukaan gedung... 143 55. Upaya penanggulangan berdasarkan proyeksi dan pengukuran... 151 56. Prioritas monitoring lingkungan... 152

DAFTAR GAMBAR Halaman 1. Kerangka pemikiran... 7 2. Komponen utama rektor jenis PWR... 10 3. Proses terjadinya reaksi fisi... 12 4. Sistem pengungkung reaktor... 16 5. Persentase pelepasan bahan iod dari bahan bakar metalik... 18 6. Persentase pelepasan bahan 137 Cs dari bahan metalik... 18 7. Hubungan faktor demografi dan non-demografi dalam studi kependudukan... 27 8. Jalur penerimaan paparan radiasi pada manusia... 32 9. Proses masuknya bahan radionuklida ke dalam tubuh manusia... 35 10. Metabolisme perpindahan radionuklida dalam tubuh... 35 11. Sumber radiasi di Alam... 45 12. Peta Jepara dengan lokasi calon PLTN di Ujung Lemahabang... 47 13. Grid spasial penyebaran penduduk dan bahan radionuklida... 51 14. Peta wilayah sekitar calon tapak PLTN... 67 15. Peta topografi wilayah sekitar PLTN... 70 16. Aliran sungai lokasi sekitar PLTN Ujung Lemahabang... 70 17. Distribusi penyebaran arah angin sekitar lokasi tapak PLTN... 71 18. Distribusi kecepatan angin sekitar calon tapak PLTN... 71 19. Histogram frekuensi curah hujan sekitar ULA... 72 20. Persentase kategori atmosfir di sekitar ULA... 72 21. Tata guna lahan sekitar PLTN Ujung Lemahabang... 77 22. Kepadatan penduduk sekitar PLTN Ujung Lemahabang Tahun 1998 2002... 80 23. Jalan utama lokasi sekitar PLTN... 83 24. Infra struktur dan an fasilitas wilayah umum wilayah radius 10 km... 84 25. Skema diagram pengungkung berkondensasi es untuk reaktor jenis PWR... 89 26. Ilustrasi pelepasan bahan radionuklida dari pengungkung reaktor... 91 27. Kuat sumber terlepas dari pengungkung... 93

28. Gambar arah angin sekitar PLTN Ujung Lemahabang... 96 29. Grafik konsentrasi 131 I dan 137 Cs di udara dan tanah pada radius 50 km. 97 30. Grafik laju dosis maksimum rata-rata sepanjang 50 km... 98 31. Distribusi dosis individu untuk kelas stabilitas A-F terhadap jarak dari sumber pada tinggi efektif 40 m... 98 32. Distribusi dosis individu untuk kelas stabilitas A-F terhadap jarak dari sumber pada tinggi efektif 100m... 99 33. Sebaran dosis individu paling pesimis arah radial pada jarak 50 km dari sumber... 100 34. Sebaran dosis individu sektor 1-16, kelas stabilitas D, dengan H eff = 40 m... 100 35. Sebaran dosis individu sektor 1-16, kelas stabilitas D, dengan H eff = 100 m... 101 36. Sebaran dosis individu arah radial, pada kelas stabilitas atmosfir D dengan H eff = 100m... 101 37. Dosis yang diterima seseorang individu dan organ vs jarak... 102 38. Presentasi unsur dalam dosis ekivalen untuk organ paru-paru dan keseluruhan tubuh... 104 39. Gambar hasil perhitungan dosis rata-rata dari jalur awan radiasi, inhalasi, dan deposisi di tanah dan makanan... 109 40 Sebaran dosis individu selama 1 tahun yang terlepas dalam kondisi normal... 110 41. Scree plot factor... 111 42. Hasil estimasi pertumbuhan penduduk dengan model geometri, regresi ganda, eksponensial dan logistik... 118 43. Gambar spasial variabel-variabel yang mempengaruhi pertumbuhan penduduk tahun 1998...... 119 44. Gambar spasial variabel-variabel yang mempengaruhi pertumbuhan penduduk tahun 2002... 120 45. Peta prediksi pertumbuhan penduduk di sekitar PLTN... 121 46. Lokasi pemusatan penduduk pada kabupaten Jepara, Kudus, Pati dan Demak... 124 47. Kepadatan penduduk tertinggi di empat kecamatan wilayah radius 50 km dari PLTN... 125 48. Kerapatan penduduk terendah untuk masing-masing kabupaten di wilayah radius 50 km dari PLTN... 125 49. Grafik peningkatan angka ganguan kesehatan tahun ke 1 (2016) sampai tahun ke 3 (2036)... 127

50. Kemungkinan kenaikan angka kematian oleh peningkatan jumlah penduduk tahun ke 1 (2016) sampai tahun ke 3 (2056)... 128 51. Peta sebaran radiasi dan pertumbuhan penduduk sekitar PLTN Jepara tahun 2016, 2036, 2056... 138 52. Tata guna lahan wilayah desa dan kecamatan dalam radius 10 km 140 53. Penurunan jumlah kematian setelah countermeasure... 144 54. Penurunan jumlah gangguan kesehatan setelah countermeasure 145 55. Rencana tata ruang wilayah sekitar PLTN... 147 56. Peta jalur evakuasi dalam kondisi kecelakaan PLTN ULA JEPARA 148

DAFTAR LAMPIRAN Halaman 1. Jenis kecelakaan dalam analisis kecelakaan reaktor daya. 169 2. Kandungan hasil fisi 171 3. Pola pelepasan bahan radionuklida dari cerobong... 176 4. Sequence data meteorologi stasiun UjungLemahabang tahun 1996... 178 5. Lampiran data untuk PC COSYMA.... 182 6. Kontribusi jalur penyinaran terhadap dosis individu jarak 0,5 dan 7,5 km dari sumber...... 186 7. Data korelasi variabel yang diduga berpengaruh terhadap kepadatan penduduk...... 190

DAFTAR ISTILAH ALARA, singkatan dari as low as reasonably achievable, yaitu dosis serendah mungkin yang dapat dicapai. Bahan nuklir adalah bahan yang dapat menghasilkan reaksi pembelahan berantai atau bahan yang dapat diubah menjadi bahan yang dapat menghasilkan reaksi pembelahan berantai. Bahan galian nuklir adalah bahan dasar untuk pembuatan bahan bakar nuklir. Bahan bakar nuklir adalah bahan yang dapat menghasilkan proses transformasi inti berantai. Bencana adalah suatu gangguan serius terhadap keberfungsian suatu masyarakat sehingga menyebabkan kerugian yang meluas pada kehidupan manusia dari segi materi, ekonomi atau lingkungan dan yang melampaui kemampuan masyarakat tersebut untuk mengatasi dengan menggunakan sumberdaya mereka sendiri. Daerah eksklusif ialah daerah langsung di sekitar reaktor dimana penguasa instalasi berwenang menentukan semua kegiatan, termasuk menutup masuknya dan pindahan orang atau barang dari daerah tersebut. Daerah ini boleh dilintasi oleh jalan raya atau jalan air dengan ketentuan bahwa : letaknya tidak terlalu dekat dengan instalasi sehingga mengganggu operasi reaktor, dapat diatur pengawasan lalu lintas dalam terjadi keadaan darurat. Persyaratan ini perlu agar supaya dalam hal terjadi keadaan darurat dapat lebih mudah memberikan perlindungan terhadap keselamatan dan kesehatan penduduk. Bertempat tinggal di daerah itu adalah terlarang, kecuali dalam hal-hal/keadaan tertentu dengan jaminan bahwa tidak mengakibatkan bahaya bagi penduduk yang bertempat tinggal di situ. wilayah dengan radius sedemikian rupa sehingga setiap individu yang berada pada setiap lokasi di dalam Exclusion Area tidak akan menerima dosis radiasi melebihi 25 rem Total Effective Dose Equivalent (TEDE) atau 0.25 Sv dalam rentang waktu 2 jam setelah pelepasan produk fisi ke pengungkung. Daerah penduduk rendah (Low Population Area) ialah daerah di sekitar Daerah Eksklusif dimana diperbolehkan untuk bertempat tinggal. Jumlah penduduk, kepadatan dan sarananya adalah sedemikian dalam hal teriadi kecelakaan tindakan penyelamatan dapat segera dilakukan. Wilayah setelah exclusion area dimana seseorang tidak akan menerima dosis radiasi melebihi 25 rem Total Effective Dose Equivalent (TEDE) atau 0.25 Sv dalam rentang waktu 30 jam setelah pelepasan produk fisi ke pengungkung.

Decomisioning adalah suatu kegiatan untuk menghentikan beroperasinya reaktor nuklir secara tetap, antara lain, dilakukan pemindahan bahan bakar nuklir dari teras reaktor, pembongkaran komponen reaktor, dekontaminasi, dan pengamanan akhir. Dosis (dose) adalah jumlah radiasi yang terdapat medan radiasi atau energi radiasi yang diserap atau diterima oleh materi. (rad) Dosis ambang (threshold dose) (1) Dosis radiasi minimum yang dapat menimbulkan efek biologis yang terdeteksi, (2) Dosis serap minimum yang menimbulkan pengaruh tertentu. Dosis efektif adalah jumlah dosis ekivalen yang diterima jaringan (H T ) dengan faktor bobot jaringan(w T ). Satuan khusus J.kg -1 atau Sv. Dosis ekivalen(h) besarnya tingkat kerusakan pada jaringan tubuh akibat terserapnya sejumlah energi radiasi dengan memperhatikan faktor yang mempengaruhinya H = Q.N.D, Satuan = Sv atau rem. Dosis ekivalen efektif jumlah dosis ekivalen sesuai dengan bobotnya pada semua jaringan Dosis ekivalen efektif terikat adalah jumlah integral selama 50 tahun dosis ekivalen sejak radionuklida masuk ke dalam tubuh atau Dosis ekivalen efektif terikat kolektif (S E,C ) dosis terikat kolektif pada populasioleh hasil integrasi laju dosis efektif ekivalen terhadap waktu. S E,C =? o S E (t)dt. Dosis ekivalen efektif kolektif, S E dosis paparan radiasi pada populasi yang dinyatakan oleh integrasi dosis efektif ekivalen dengan jumlah individu populasi yang terkena radiasi. Satuan man.sv. S E = H P H ) dh 0 E ( E E Dosis ekivalen tahunan maksimum yang diijinkan adalah dosis untuk seluruh tubuh merupakan jumlah dosis internal dan eksternal, besarnya 5 rem (50 msv). Instalasi nuklir adalah fasilitas yang digunakan untuk pengoperasian reaktor, pemurnian, konversi, pengayaan bahan nuklir, fabrikasi bahan bakar nuklir dan/atau pengolahan ulang bahan bakar nuklir bekas; dan/atau fasilitas yang digunakan untuk menyimpan bahan bakar nuklir dan bahan bakar nuklir bekas. Instalasi Reaktor: dalam hal Pusat Listrik Tenaga Nuklir meliputi sistim pembangkitan uap dengan tenaga nuklir sistim turbin dan generator, sistim pendingin sistim tambahan (auxiliary), serta sistim keselamatan. Dalam hal reaktor uji meliputi sistim pembangkitan panas, fasilitas penelitian, sistim pendingin, sistem tambahan (auxiliary) dan sistim keselamatan.

Jarak Pusat Penduduk ialah jarak dari reaktor sampai daerah berpenduduk padat dengan lebih dari 25.000 orang. Ketenaganukliran adalah hal yang berkaitan dengan pemanfaatan, pengembangan, dan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi nuklir serta pengawasan kegiatan yang berkaitan dengan tenaga nuklir. Kecelakaan alah suatu kejadian diluar dugaan yang memungkinkan timbulnya bahaya radiasi dan kontaminasi, baik bagi pekeria radiasi maupun bukan pekerja radiasi. Kecelakaan nuklir adalah setiap kejadian atau rangkaian kejadian yang menimbulkan kerugian nuklir. Kesiapsiagaan darurat (emergency preparedness) adalah upaya yang dilakukan untuk mengantisipasi bencana, melalui pengorganisasian langkah-langkah yang tepat guna dan berdaya guna untuk melindungi kesehatan masyarakat dan keselamatan saat kejadian darurat radiologi. Kerugian nuklir adalah setiap kerugian yang dapat berupa kematian, cacat, cedera atau sakit, kerusakan harta benda, pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup yang ditimbulkan oleh radiasi atau gabungan radiasi dengan sifat racun, sifat mudah meledak, atau sifat bahaya lainnya sebagai akibat kekritisan bahan bakar nuklir dalam instalasi nuklir atau selama pengangkutan, termasuk kerugian sebagai akibat tindakan preventif dan kerugian sebagai akibat atau tindakan untuk pemulihan lingkungan hidup. Korban bencana adalah manusia yang mengalami kerugian akibat bencana, baik secara fisik, mental maupun sosial. Limbah radioaktif adalah zat radioaktif dan bahan serta peralatan yang telah terkena zat radioaktif atau menjadi radioaktif karena pengoperasian instalasi nuklir yang tidak dapat digunakan lagi. Mitigasi kedaruratan (emergency mitigation) adalah upaya yang dilakukan untuk mengurangi dampak bencana, baik secara fisik struktural melalui pembuatan bangunan-bangunan fisik, maupun non fisik-struktural melalui perundang-undangan dan pelatihan. Operator ialah seorang ahli yang telah mendapat izin dari Pemerintah untuk menjalankan Reaktor Atom dan alat-alat tenaga atom lainnya. Pemanfaatan adalah kegiatan yang berkaitan dengan tenaga nuklir yang meliputi penelitian, pengembangan, penambangan, pembuatan, produksi, pengangkutan, penyimpanan, pengalihan, ekspor, impor, penggunaan, decomisioning, dan pengelolaan limbah radioaktif untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat. Pemerintah adalah Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah Pekeria Radiasi adalah setiap orang yang karena jabatannya atau tugasnya selalu berhubungan dengan medan radiasi dan oleh instansi yang berwenang

senantiasa memperoleh pengamatan tentang dosis-dosis radiasi yang diterimanya. Pemulihan (Emergency Recovery) adalah proses pemulihan kondisi masyarakat yang terkena bencana, dengan memfungsikan kembali sarana dan prasarana pada keadaan normal. Pengungsi adalah orang-orang atau kelompok-kelompok orang yang telah dipaksa atau terpaksa melarikan diri atau meninggalkan rumah mereka atau tempat mereka dahulu biasa tinggal, terutama sebagai akibat dari, atau dalam rangka menghindarkan diri dari, dampak-dampak konflik bersenjata, situasi-situasi rawan yang ditandai oleh maraknya tindak kekerasan secara umum, pelanggaran-pelanggaran hak-hak asasi manusia, bencana-bencana alam, atau bencana-bencana akibat kegiatan manusia. Penanganan Bencana (disaster management) adalah seluruh kegiatan yang meliputi aspek perencanaan dan penanganan bencana, pada sebelum, saat dan sesudah terjadi bencana, mencakup pencegahan, mitigasi, kesiapsiagaan, tanggap darurat, dan pemulihan. Penyinaran atau exposure, pemancaran bahan radioaktif mengenai organ tubuh. Pengelolaan limbah radioaktif adalah pengumpulan, pengelompokan, pengolahan, pengangkutan, penyimpanan, dan/atau pembuangan limbah radioaktif. Pengusaha instalasi nuklir adalah orang perseorangan atau badan hukum yang bertanggung jawab dalam pengoperasian instalasi nuklir. Pengungkung atau containment, penahan (barrier) yang dibuat untuk mengungkung bahan radionuklida agar tidak terlepas ke lingkungan pada kondisi kecelakaan. Peringatan Dini (early warning) adalah upaya untuk memberikan tanda peringatan bahwa kemungkinan bencana akan segera terjadi, yang menjangkau masyarakat (accesible), segera (immediate), tegas tidak membingungkan (coherent), dan resmi (official). Radioisotop adalah isotop yang mempunyai kemampuan untuk memancarkan radiasi pengion. Radiasi pengion adalah gelombang elektromagnetik dan partikel bermuatan yang karena energi yang dimilikinya mampu mengionisasi media yang dilaluinya. Reaktor nuklir adalah alat atau instalasi yang dijalankan dengan bahan bakar nuklir yang dapat menghasilkan reaksi inti berantai yang terkendali dan digunakan untuk pembangkitan daya, atau penelitian, dan/atau produksi radioisotop. Risiko (risk) adalah kemungkinan timbulnya kerugian pada suatu wilayah dan kurun waktu tertentu yang timbul karena suatu bahaya menjadi bencana. Risiko dapat berupa kematian, luka, sakit, jiwa terancam, hilangnya rasa

aman, mengungsi, kerusakan atau kehilangan harta dan gangguan kegiatan masyarakat. Ruang adalah wadah yang meliputi ruang daratan, ruang lautan, dan ruang udara sebagai. satu kesatuan wilayah, tempat manusia dan makhluk lainnya hidup dan melakukan kegiatan serta memelihara kelangsungan hidupnya. Tata ruang adalah wujud struktural dan pola pemanfaatan ruang, baik direncanakan maupun tidak. Tanggap Darurat (emergency response) adalah upaya yang dilakukan segera pada saat kejadian kondisi darurat atau bencana dengan mengaktifkan timtim penanggulangan kedaruratan untuk menanggulangi dampak yang ditimbulkan, terutama berupa penyelamatan korban dan harta benda, evakuasi dan pengungsian. Tenaga nuklir adalah tenaga dalam bentuk apa pun yang dibebaskan dalam proses transformasi inti, termasuk tenaga yang berasal dari sumber radiasi pengion. Wilayah adalah ruang yang merupakan kesatuan geografis beserta segenap unsur terkait padanya yang batas dan sistemnya ditentukan berdasarkan aspek administratif dan atau aspek fungsional. Zat radioaktif adalah setiap zat yang memancarkan radiasi pengion dengan aktivitas jenis lebih besar dari pada 70 kbq/kg (2 nci/g). Zone PAZ (zone precautionary protective action zone) adalah zone di sekitar PLTN dimana tindakan tanggap darurat diimplementasikan segera tanda darurat diumumkan. Zone UPZ (urgent protective action zone) adalah zone yang mana tindakan darurat dilaksanakan setelah dilakukan monitoring terhadap lingkungan Zone LPZ (long term protective action zone) adalah zone yang mana tindakan tanggap darurat direncanakan untuk menurunkan resiko dampak jangka panjang yang masuk melalui makanan.