PRAKIRAAN KEBUTUHAN BEBAN DAN ENERGI LISTRIK KABUPATEN KENDAL

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS RAMALAN KEBUTUHAN BEBAN ENERGI LISTRIK DI REGIONAL SUMATERA UTARA TAHUN DENGAN METODE GABUNGAN

STUDI PRAKIRAAN KEBUTUHAN ENERGI LISTRIK TAHUN WILAYAH KOTA PADANG SIDIMPUAN DENGAN METODE GABUNGAN

PERBANDINGAN METODE GABUNGAN DAN METODE KECENDERUNGAN (REGRESI LINIER) UNTUK PRAKIRAAN KEBUTUHAN ENERGI LISTRIK WILAYAH SUMATERA UTARA

MAKALAH SEMINAR TUGAS AKHIR

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PRAKIRAAN KEBUTUHAN ENERGI LISTRIK TAHUN PADA PT. PLN (PERSERO) UNIT AREA PELAYANAN DAN JARINGAN (APJ) TEGAL DENGAN METODE GABUNGAN

Kata kunci: beban GI, perkiraan, regresi linier berganda

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu keharusan yang harus dipenuhi. Ketersediaan energi listrik yang

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan oleh: SUMARTANTO D

PROYEKSI KEBUTUHAN ENERGI LISTRIK APJ PEKALONGAN TAHUN DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE LEAP

PROYEKSI KEBUTUHAN ENERGI LISTRIK TAHUN PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA BARAT & BANTEN MENGGUNAKAN SOFTWARE LEAP

PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA USAHA PENYEDIAAN TENAGA LISTRIK

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

BESAR SUBSIDI UNTUK DISTRIBUSI JAWA TIMUR TAHUN 2007 SEBESAR Rp.224,21/kWh

I. PENDAHULUAN. negara, tetapi pembangunan memiliki perspektif yang luas lebih dari itu. Dimensi

I Putu Surya Atmaja. Proceeding Seminar Tugas Akhir

PLN Dari 1973 Sampai 2005

LAMPIRAN I KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 48 TAHUN 2000 TANGGAL : 31 MARET 2000 GOLONGAN TARIF DASAR LISTRIK

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2000 TENTANG HARGA JUAL TENAGA LISTRIK YANG DISEDIAKAN OLEH PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO)

GOLONGAN TARIF DASAR LISTRIK

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan bisnis, industri, dan lain sebagainya. Sehingga diperlukan peramalan

Analisis Krisis Energi Listrik di Kalimantan Barat

METODE PENELITIAN. pelanggan rumah tangga, bisnis, sosial, dan industri pada tahun-tahun yang

ANALISIS JATUH TEGANGAN DAN RUGI DAYA PADA JARINGAN TEGANGAN RENDAH MENGGUNAKAN SOFTWARE ETAP

SIMULASI PENGEMBANGAN TRAFO DISTRIBUSI BERDASARKAN PERTUMBUHAN BEBAN MENGGUNAKAN MODEL DKL 3,2 DAN SOFTWARE

BAB I PENDAHULUAN. oleh rumahtangga atas barang-barang akhir dan jasa-jasa dengan tujuan untuk

Tarif dan Koreksi Faktor Daya

ANALISIS JATUH TEGANGAN DAN RUGI DAYA PADA JARINGAN TEGANGAN RENDAH MENGGUNAKAN SOFTWARE ETAP

ANALISIS SUSUT ENERGI NON TEKNIS PADA JARINGAN DISTRIBUSI PLN RAYON KOBA

Penghematan Biaya Listrik Dengan Memanfaatkan Lampu LED Di Rumah Tangga

STUDI KEAMANAN SUPLAI ENERGI LISTRIK BALI SAMPAI DENGAN TAHUN 2025

SISTEM KONVERTER PADA PLTS 1000 Wp SITTING GROUND TEKNIK ELEKTRO-UNDIP

BAB I PENDAHULUAN. sebagai mesin penggerak pembangunan di Indonesia. Selain berkontribusi

Peramalan Beban Jangka Panjang Sistem Kelistrikan Kota Palu Menggunakan Metode Logika Fuzzy

ESTIMASI KEBUTUHAN DAYA LISTRIK SULAWESI SELATAN SAMPAI TAHUN Harifuddin Jurusan Pendidikan Teknik Elektro FT UNM. Abstrak

ANALISIS PERHITUNGAN LOSSES PADA JARINGAN TEGANGAN RENDAH DENGAN PERBAIKAN PEMASANGAN KAPASITOR. Ratih Novalina Putri, Hari Putranto

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. satu perhatian besar dari berbagai negara-negara di dunia. Sumber daya energi

2015, No Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5530); 3. Peraturan Pemerintah Nomor tentang Kebijakan Energi Nasi

MANFAAT DEMAND SIDE MANAGEMENT DI SISTEM KELISTRIKAN JAWA-BALI

Secara garis besar penyusunan proyeksi permintaan energi terdiri dari tiga tahap,

ANALISIS PERBANDINGAN METODE LOGIKA FUZZY DAN LOGIKA FUZZY CLUSTERING PADA PROYEKSI KEBUTUHAN ENERGI LISTRIK DI INDONESIA SAMPAI TAHUN 2025

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan teknologi dan serta iklim perekonomian dunia.

ANALISA PERHITUNGAN SUSUT TEKNIS DENGAN PENDEKATAN KURVA BEBAN PADA JARINGAN DISTRIBUSI PT. PLN (PERSERO) RAYON MEDAN KOTA

BAB I PENDAHULUAN. kehidupannya yang meliputi pada aspek sosial, ekonomi maupun politik.

PREDIKSI PERKEMBANGAN BEBAN LISTRIK DI KECAMATAN RANAH PESISIR SAMPAI TAHUN 2025

ANALISIS KEBUTUHAN DAN PENYEDIAAN LISTRIK

MAKALAH SEMINAR KERJA PRAKTEK ANALISA PENGHEMATAN POMPA AIR DIHOTEL SANTIKA SEMARANG. Jalan Prof. Sudharto S.H Tembalang, Semarang

Intensitas pemakaian energi adalah parameter yang menyatakan besarnya pemakaian energi untuk melakukan suatu aktivitas tertentu.

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN TAPANULI UTARA DARI SISI PDRB SEKTORAL TAHUN 2013

Studi Pembangunan PLTU Sumbawa Barat 2x7 MW Untuk Memenuhi Kebutuhan Energi Listrik Di Pulau Sumbawa Nusa Tenggara Barat

NO. GOLONGAN TARIF BATAS DAYA KETERANGAN

PEMODELAN DAN SISTEM INFORMASI PREDIKSI KAPASITAS PEMBANGKIT LISTRIK MENGGUNAKAN NEURAL NETWORK (SEKTOR RUMAH TANGGA)

PEREKONOMIAN DAERAH KOTA BATAM

Jurnal Teknik Elektro ISSN

PREDIKSI KEBUTUHAN ENERGI LISTRIK PT.PLN (PERSERO) RAYON PURWOKERTO KOTA (STUDI KASUS)

2 b. bahwa penyesuaian tarif tenaga listrik yang disediakan oleh Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perusahaan Listrik Negara sebagaimana dimaksud dala

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT

Kata kunci : jaringan listrik, efisiensi.

KEBIJAKAN PENYEDIAAN TENAGA LISTRIK

PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN IV TAHUN 2013

ANALISIS PERBANDINGAN METODE LOGIKA FUZZY DAN REGRESI LINEAR PADA PERAMALAN KONSUMSI ENERGI LISTRIK DI RAYON SEMARANG BARAT TAHUN

KOKO SURYONO D

KEPPRES 104/2003, HARGA JUAL TENAGA LISTRIK TAHUN 2004 YANG DISEDIAKAN OLEH PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT. PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA

BAB 4 INDIKATOR EKONOMI ENERGI

Bidang Studi Teknik Sistem Tenaga Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

4. GAMBARAN UMUM 4.1 Pertumbuhan Ekonomi

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

ANALISIS AUDIT ENERGI DI BENGKEL LAS POLITEKNIK NEGERI BENGKALIS

Makalah Seminar Kerja Praktek PROSES PENYIMPANAN ENERGI PADA PLTS 1000 Wp SITTING GROUND TEKNIK ELEKTRO-UNDIP

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. 2.1 Produk Domestik Regional Bruto

DAFTAR ISI. PERATURAN BUPATI MURUNG RAYA KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... vii

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

PENDEKATAN MODEL EKONOMETRI UNTUK PERAMALAN KEBUTUHAN LISTRIK PERIODE DI WILAYAH MALANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

ANALISIS PENERAPAN KEBIJAKAN ENERGI NASIONAL TERHADAP PERMINTAAN ENERGI DI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR MENGGUNAKAN PERANGKAT LUNAK LEAP

BAB I PENDAHULUAN. melonjak dengan tinggi dan cepat, khususnya kebutuhan listrik bagi rumah

Studi Pembangunan PLTGU Senoro (2 x 120 MW) Dan Pengaruhnya Terhadap Tarif Listrik Regional di Sulawesi Tengah

1. S-1/TR 220 VA Golongan tarif untuk keperluan pemakaian sangat kecil. 2. S-2/TR 250 VA s.d. 200 kva

PERTUMBUHAN PDRB TAHUN 2013 MENCAPAI 6,2 %

Perencanaan Sistem Distribusi 20 KV Siau Tahun 2020

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL,

ANALISA PENEMPATAN KAPASITOR BANK UNTUK PERHITUNGAN DROP VOLTAGE PADA FEEDER BATANG 02 TAHUN DENGAN SOFTWARE ETAP 7.0.0

STUDI PEMBANGUNAN PLTA KOLAKA 2 X 1000 KW UNTUK MEMENUHI KEBUTUHAN LISTRIK DI KABUPATEN KOLAKA SULAWESI TENGGARA

Prakiraan Kebutuhan Tenaga Listrik Berbasis pada Jumlah Rumah Tangga dan Jumlah Angkatan Kerja

PENENTUAN KAPASITAS TRANSFORMATOR DAYA PADA PERENCANAAN GARDU INDUK (GI) SISTEM 70 KV (STUDI KASUS PEMBANGUNAN GARDU INDUK ENDE - ROPA MAUMERE)


Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XV Program Studi MMT-ITS, Surabaya 4 Pebruari 2012

Vol.17 No.2. Agustus 2015 Jurnal Momentum ISSN : X

PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN I TAHUN 2008

Energi Rumah tangga (ERT): ERT Listrik = 391,381-11,994 HListrik RT per KWh + 0,009 PDB + 1,072 ERT Listrik...(1-2).

PEMAKAIAN DAN PEMELIHARAAN PEMISAH ( PMS ) PADA GARDU INDUK 150 kv SRONDOL PT. PLN ( PERSERO ) P3B JB REGION JAWA TENGAH DAN DIY UPT SEMARANG

ANALISIS RUGI-RUGI ENERGI SISTEM DISTRIBUSI PADA GARDU INDUK SEI. RAYA

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ilmu Ekonomi. Oleh:

Pengembangan Trafo Distribusi Berdasarkan Pertumbuhan Beban Tahun di UPJ Batang

Analisa Perkiraan Energi Menggunakan Metode Koefisien Energi. (Studi Kasus : PT.PLN (PERSERO) Area Gorontalo)

KOORDINASI RELAY PENGAMAN DAN LOAD FLOW ANALYSIS MENGGUNAKAN SIMULASI ETAP 7.0 PT. KRAKATAU STEEL (PERSERO) TBK

Transkripsi:

Makalah Seminar Kerja Praktek PRAKIRAAN KEBUTUHAN BEBAN DAN ENERGI LISTRIK KABUPATEN KENDAL Ayu Adinda Putri 1, Susatyo Handoko, ST. MT. 1 Mahasiswa dan Dosen Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Sudharto, Tembalang, Semarang, Indonesia Email : ayuadindaputri@yahoo.com Abstrak - Energi listrik merupakan kebutuhan pokok masyarakat moderen. Semakin bertambahnya jumlah penduduk dan meningkatnya aktifitas ekonomi akan mendorong peningkatan kebutuhan listrik. Jika terus terjadi peningkatan kebutuhan energi listrik maka akan terjadi ketidak seimbangan antara kebutuhan beban yang meningkat dengan suplai tenaga listrik yang tersedia. Untuk mengantisipasi perkembangan kebutuhan listrik, diperlukan suatu perencanaan distribusi tenaga listrik, dimana prakiraan kebutuhan beban dan energi merupakan salah satu bagian dalam perencanaan. Prakiraan kebutuhan beban dan energi listrik ini memanfaatkan data perkembangan kelistrikan masa lalu yang diolah dengan menggunakan sebuah metode perhitungan yang ditrendkan. Kata kunci:prakiraan beban, metode perhitungan, trend eksponensial I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dapat dipastikan bahwa dalam pertumbuhan suatu komunitas modern, kebutuhan energi pada umumnya dan listrik pada khususnya akan meningkat sebanding dengan tingkat aktifitas ekonomi dan juga jumlah warga dalam komunitas tersebut. Untuk memenuhi kebutuhan energi listrik, maka diperlukan suatu Perencanaan (master plan) pengembangan kelistrikan sebagai acuan untuk pemenuhan kebutuhan energi listrik di waktu mendatang. Master plan pengembangan kelistrikan dilakukan dalam beberapa tahapan, yaitu : tahap pengumpulan data, tahap prakiraan kebutuhan beban dan energi, tahap analisa pengembangan, dan tahap pengembangan jaringan listrik. Dari hal diatas maka dibuat prakiraan kebutuhan beban dan energi listrik serta prakiraan kebutuhan pengembangan jaringan listrik yang merupakan salah satu tahapan dalam pembuatan Master plan kelistrikan. Untuk menghitung prakiraan kebutuhan beban dan jaringan digunakan metode yang memanfaatkan data perkembangan kelistrikan beberapa tahun sebelumnya. Perhitungan akan menghasilkan prakiraan kebutuhan beban listrik dan jaringan listrik dalam waktu mendatang. 1. Maksud dan Tujuan Tujuan dari Kerja Praktek ini adalah : 1. Untuk mendapatkan ilmu praktis dan pengalaman serta menerapkan teori yang sudah didapat dari bangku kuliah. Pengenalan dari dekat keadaan yang sebenarnya terjadi di lapangan 3. Mendapatkan gambaran yang jelas mengenai cara memprakirakan kebutuhan beban dan energi listrik disuatu daerah 1.3 Pembatasan Masalah Materi kerja praktek ini dibatasi pada cara memprakirakan beban dan energi listrik Kabupaten Kendal serta proses perhitungannya. II. KAJIAN PUSTAKA.1 Metode Prakiraan Kebutuhan Energi Listrik Dalam melakukan prakiraan kebutuhan energi metode yang digunakan dalam makalah ini adalah metode Time Series dengan model kurva kecenderungan trend dimana teknik perhitungan yang digunakan trend eksponensial. Metode Time Series adalah metode yang disusun berdasarkan hubungan data-data masa lalu tanpa memperhatikan faktor-faktor penyebab (pengaruh ekonomi, iklim, teknologi dan sebagainya). Kurva kecenderungan trend merupakan suatu gerakan kecenderungan naik atau turun dalam jangka panjang yang diperoleh dari rata-rata perubahan dari waktu ke waktu dan nilainya cukup rata (smooth). trend eksponensial (exponential trend) Menghitung nilai trend dengan metode ini dilakukan dengan menggunakan persamaan: Y = a(1+b) X (.1) dimana; Y adalah data time series periode X X adalah waktu (hari, minggu, bulan, triwulan, tahun) a dan b adalah bilangan konstan

. Tahapan Prakiraan Kebutuhan Energi Listrik Tahapan prakiraan kebutuhan energi listrik ditunjukkan pada bagan Gambar.1 Bagan Alur Proses Prakiraan kebutuhan energi listrik Prakiraan = Data awal + Pertambahan Dimana pertambahan merupakan laju pertumbuhan (g) dikalikan dengan data awal. Untuk t = 1 Y (1) = Y (0) + g. Y (0) = Y (0) (1+ g) maka prakiraan : Y(t) = Y (0) (1+ g) t (.) Y(t) = Prakiraan variabel pada tahun ke t = Data awal variabel Y (0) g t = Laju pertumbuhan variabel = Prakiraan pada tahun ke t Laju pertumbuhan (growht) suatu variabel merupakan pertumbuhan variabel tiap tahun. Maka dapat diformulasikan pertumbuhan (g) sebagai variabel tahun itu - variabel tahun sebelumnya variabel tahun sebelumnya (.3) Persamaan. digunakan apabila data yang dimasukkan berjumlah tahun saja, jika data lebih dari tahun maka laju pertumbuhan diambil dari rata-rata laju pertumbuhan per tahun. Jika terdapat sejumlah n laju pertumbuhan maka formulasinya dapat dinyatakan sebagai g rata-rata (.4).3 Perhitungan prakiraan kebutuhan energi setiap sektor.3.1 Sektor Rumah Tangga A. Penduduk Untuk prakiraan jumlah penduduk digunakan persamaan., dengan variabel penduduk. Sedangkan laju petumbuhan penduduk (g) diambil dengan cara menghitung rata-rata pertumbuhan dari data jumlah penduduk yang dimasukkan. Untuk menghitung pertumbuhan penduduk pertahun dengan menggunakan persamaan.3 dan untuk mencari rata-rata pertumbuhan penduduk menggunakan persamaan.4. B. Jumlah Rumah Tangga Untuk memprakiraan jumlah Rumah Tangga, dirumuskan sebagai Pt Ph t RTt (.5) RT t : Jumlah Rumah Tangga pada tahun ke t. P t Ph t : Jumlah penduduk tahun ke t : Jumlah pengguni rumah tangga pada tahun ke t. Dari hasil penghuni tiap tahun dari data input diprakirakan dengan persamaan. dengan variabel jumlah penghuni, hasil data prakiraan jumlah penghuni dimasukkan dalam persamaan.5 untuk diketahui prakiraan jumlah rumah tangga pada tahun ke t. C. Pendapatan Daerah Regional Bruto Pendapatan Daerah Regional Bruto (PDRB) dihitung sebagai Perkapita = PDRB jumlah penduduk (.6) Setelah nilai perkapita tiap tahun dari data diketahui maka dapat dihitung pertumbuhan perkapita pertahun dengan menggunakan rumus.3 dan pertumbuhan rata-rata perkapita dengan menggunakan rumus.4. Sehingga perhitungan prakiraan perkapita pada tahun ke t dapat dihitung menggunakan persamaan. dengan variabel perkapita. Maka prakiraan PDRB pada tahun ke t dapat dihitung dengan mengalikan perkapita tahun ke t dengan jumlah penduduk pada tahun ke t. D. Rasio Elektrifikasi (RE) Rasio Elektrifikasi Jumlah Pelanggan Jumlah Rumah Tangga (.7) Prakiraan Rasio Elektrifikasi menggunakan persamaan. dengan variabel RE. Sedangkan laju pertumbuhan RE (g) tiap tahun digunakan rumus.3 dan rata-rata laju pertumbuhan dari perhitungan RE digunakan rumus.4. E. Pelanggan Rumah Tangga Prakiraan jumlah pelanggan rumah tangga ditentukan dengan rumus sebagai Pel R t = H t x RE t (.8)

H t : Jumlah Rumah Tangga pada tahun ke t. Pel. R t : Pelanggan Rumah tangga total pada tahun ke t RE t : Rasio Elektrifikasi pada tahun ke t. F. Daya Tersambung Rumah Tangga Prakiraan Daya Tersambung Rumah Tangga total ditentukan dengan rumus sebagai VAR t = Pel R t x VR (.9) VAR t : Daya Tersambung rumah tangga pada tahun ke t. VR : Daya Tersambung per pelanggan rumah tangga G. Konsumsi Energi Sektor Rumah Tangga Dalam prakiraan konsumsi energi dipengaruhi oleh fluktuasi pertumbuhan ekonomi, dalam hal ini adalah pertumbuhan PDRB serta fluktuasi pertumbuhan pelanggan rumah tangga. Maka laju pertumbuhan konsumsi energi dalam memprakirakan konsumsi energi rumah tangga adalah pertumbuhan PDRB (gpdrb) dan pertumbuhan pelanggan rumah tangga (gpel_r). Prakiraan konsumsi energi menggunakan persamaan. dengan variabel konsumsi energi sektor rumah tangga..3. Sektor Bisnis A. Pelanggan Bisnis Pelanggan bisnis merupakan pelanggan yang ruang lingkupnya komersial, misalnya pertokoan, pusat perbelanjaan, pusat hiburan, perhotelan, perbankan, dan lain-lain. Untuk menghitung prakiraan pelanggan bisnis digunakan persamaan. dengan variabel pelanggan bisnis, sedangkan parameter yang digunakan untuk laju pertumbuhan pelanggan bisnis adalah pertumbuhan pelanggan rumah tangga pada tahun ke t, laju pertumbuhan rumah tangga dihitung dengan rumus.3 dengan variabel pelanggan rumah tangga pada tahun ke t. B. Daya Tersambung Bisnis Prakiraan Daya tersambung sektor Bisnis ditentukan dengan rumus sebagai VAB t = Pel B t x VB (.10) Pel B t VAB t VB : Pelanggan Bisnis : Daya Tersambung Bisnis pada tahun ke t. : Daya Tersambung per pelanggan bisnis/komersial C. Konsumsi Energi Sektor Bisnis Dalam prakiraan konsumsi energi dipengaruhi oleh fluktuasi pertumbuhan ekonomi, dalam hal ini adalah pertumbuhan PDRB. Maka laju pertumbuhan konsumsi energi dalam memprakirakan konsumsi energi bisnis adalah pertumbuhan PDRB. Prakiraan konsumsi energi menggunakan persamaan. dengan variabel konsumsi energi sektor bisnis.3.3 Sektor Publik A. Pelanggan Publik Pelanggan publik merupakan pelanggan yang ruang lingkupnya pelayanan masyarakat, misalnya kantor pemerintahan, gedung MPR/DPR/DPRD, kantor departemen, kantor kelurahan, kantor kecamatan, dan lain-lain. Untuk menghitung prakiraan pelanggan bisnis digunakan persamaan. dengan variabel pelanggan publik, sedangkan parameter yang digunakan untuk laju pertumbuhan pelanggan publik adalah pertumbuhan pelanggan rumah tangga pada tahun ke t, laju pertumbuhan rumah tangga dihitung dengan rumus.3 dengan variabel pelanggan rumah tangga pada tahun ke t. B. Daya Tersambung Publik Prakiraan Daya tersambung sektor Publik ditentukan dengan rumus sebagai VAP t = Pel P t x VP (.11) Pel P t : Pelanggan Publik VAP t : Daya Tersambung Publik pada tahun ke t. VP : Daya Tersambung per pelanggan publik C. Konsumsi Energi Sektor Publik Dalam prakiraan konsumsi energi dipengaruhi oleh fluktuasi pertumbuhan ekonomi, dalam hal ini adalah pertumbuhan PDRB. Maka laju pertumbuhan konsumsi energi dalam memprakirakan konsumsi energi publik adalah pertumbuhan PDRB. Prakiraan konsumsi energi menggunakan persamaan. dengan variabel konsumsi energi sektor publik..3.4 Sektor Industri A. Pelanggan Industri Pelanggan industri merupakan pelanggan yang menggunakan tenaga listrik untuk kegiatan industri pengolahan yakni selain keperluan rumah tangga, bisnis dan publik. Untuk menghitung prakiraan pelanggan bisnis digunakan persamaan. dengan variabel pelanggan sektor industri, sedangkan parameter yang digunakan untuk laju pertumbuhan pelanggan industri adalah pertumbuhan PDRB pada tahun ke t, laju pertumbuhan PDRB dihitung dengan rumus.3 dengan variabel PDRB pada tahun ke t. B. Daya Tersambung Industri Prakiraan Daya tersambung sektor Industri ditentukan dengan rumus sbb :

VAI t = Pel I t x VI (.1) Pel I t : Pelanggan Industri VAI t : Daya Tersambung Industri pada tahun ke t. VI : Daya Tersambung per pelanggan Industri C. Konsumsi Energi Sektor Industri Dalam prakiraan konsumsi energi dipengaruhi oleh fluktuasi pertumbuhan ekonomi, dalam hal ini adalah pertumbuhan PDRB. Maka laju pertumbuhan konsumsi energi dalam memprakirakan konsumsi energi industri adalah pertumbuhan PDRB. Prakiraan konsumsi energi menggunakan persamaan. dengan variabel konsumsi energi sektor industri..3.5 Kebutuhan Konsumsi Energi Prakiraan Total kebutuhan Konsumsi Energi diperoleh dengan menjumlahkan konsumsi energi sektor rumah tangga, Bisnis, Publik dan sektor Industri, dengan rumus sebagai ETt = ERt + EBt + EPt + EIt (.13) ETt : Total Kebutuhan Konsumsi Energi pada tahun ke t. ERt : Konsumsi Energi sektor Rumah Tangga pada tahun ke t. EBt : Konsumsi Energi sektor Bisnis pada tahun ke t. EPt : Konsumsi Energi sektor Publik pada tahun ke t. EIt : Konsumsi Energi sektor Industri pada tahun ke t.3.6 Energi Listrik Terserap Dan Beban Puncak. Prakiraan perhitungan energi listrik terserap merupakan penjumlahan antara Kebutuhan konsumsi energi listrik dan susut energi pada kurun waktu tertentu, maka di rumuskan sebagai PT t = ET t + SE t (.14) PT t : Total Energi Terserap pada tahun ke t. ET t : Total Kebutuhan Konsumsi Energi pada tahun ke t. SE t : Susut Energi pada tahun ke t. Susut energi pada umumnya adalah sebesar 5%. Sedangkan prakiraan Beban Puncak di rumuskan sebagai BB t PTt FBt *JO t (.15) BB t : Beban Puncak pada tahun ke t (Wh). PT t : Total Produksi Energi pada tahun ke t. FB : Faktor beban JO t :Jam Operasi selama kurun waktu tertentu (8.760 jam/tahun)..3.7 Kebutuhan Volume Fisik..3.7.1 Jaringan Tegangan Menengah. Untuk menghitung prakiraan panjang Jaringan Tegangan Menengah digunakan Rasio antara panjang JTM per Energi dikalikan dengan kebutuhan konsumsi energi pada kurun waktu tertentu, dapat di rumuskan sebagai JTM t = RJTM x ET t (.16) JTM t : Total Panjang Jaringan Tegangan Menengah pada tahun ke t (KMS). RJTM : Rata-rata Rasio Panjang Jaringan Tegangan Menengah per Konsumsi Energi pada kurun waktu tertentu. ET t : Total Kebutuhan Konsumsi Energi pada tahun ke t. RJTM merupakan rata-rata rasio panjang jaringan tegangan menengah perkonsumsi energi pada kurun waktu tertentu, RJTM diambil dari data input yang digunakan pada perhitungan perkiraan total panjang jaringan tegangan menengah..3.7. Jaringan Tegangan Rendah. Untuk menghitung prakiraan panjang Jaringan Tegangan Rendah di rumuskan sebagai JTR t = RJTR x ET t (.17) JTR t : Total Panjang Jaringan Tegangan Rendah pada tahun ke t (KMS). RJTR : Rata-rata Rasio Panjang Jaringan Tegangan Rendah per Konsumsi Energi pada kurun waktu tertentu. ET t : Total Kebutuhan Konsumsi Energi pada tahun ke t. RJTR merupakan rata-rata rasio panjang jaringan tegangan menengah perkonsumsi energi pada kurun waktu tertentu, RJTR diambil dari data input yang digunakan pada perhitungan perkiraan total panjang jaringan tegangan menengah.3.7.3 Kapasitas Terpasang Trafo Distribusi. Prakiraan kapasitas terpasang trafo Distribusi secara umum dapat di rumuskan sebagai TDK t = RTRDT x DT t (.18) TDK t : Total Kapasitas terpasang Trafo Distribusi pada tahun ke t (Unit). DT t : Total Daya Tersambung pada tahun ke t (KVA)

RTRDT: Rata-rata Rasio antara Kapasitas terpasang Trafo Distribusi per Daya Tersambung pada kurun waktu tertentu. RTRDT merupakan rata-rata rasio kapasitas terpasang trafo distribusi per daya tersambung pada kurun waktu tertentu, RTRDT diambil dari data input yang digunakan pada perhitungan perkiraan total kapasitas terpasang trafo distribusi III. Analisa dan Pembahasan 3.1 Perhitungan Prakiraan Kebutuhan Beban dan Energi Listrik 3.1.1 Data Input Prakiraan Kebutuhan Tenaga Listrik yang digunakan dalam penyusunan ini dengan menggunakan Model LEAP yaitu suatu model yang disusun dengan menggabungkan beberapa model seperti ekonometri, kecenderungan, dan analitis dengan pendekatan sektoral. Pendekatan sektoral yaitu suatu pendekatan dengan mengelompokan pelanggan menjadi 4 sektor (Rumah Tangga, Industri, Bisnis, dan Publik). Tabel 3.1 Data penduduk, PDRB, jumlah rumah tangga Tabel 3.6 Data elektrifikasi konsumsi energi total, rasio 3.1. Perhitungan Tiap Sektor 3.1..1 Sektor Rumah Tangga A. Penduduk Rata-rata pertumbuhan penduduk adalah : g 0,50% 0,75% 0,6% maka prakiraan jumlah penduduk pada tahun ke t adalah : Tahun 004 P01 = 964568 x ( 1 + 0,6/100 )(004-003) = 970548 perhitungan perkiraan hingga tahun 013 pada Tabel 3.7 Hasil Perkiraan jumlah penduduk Tabel 3. Data pelanggan sektor rumah tangga, bisnis, industri, publik. Tabel 3.3 Data daya tersambung sektor rumah tangga, bisnis, industri, publik (kva) B. Jumlah Rumah Tangga jumlah rumah tangga pada tiap tahunnya yaitu : P01 970548 H01 4637 3 3 P013 976565 H013 44141,5 4 4 Tabel 3.9 Hasil Perkiraan jumlah rumah tangga Tabel 3.4 Data konsumsi energi sektor rumah tangga, bisnis, industri, publik (kwh) Tabel 3.5 Data sarana pemakaian fisik C. Pendapatan Daerah Regional Bruto (PDRB) Dari data jumlah PDRB (tabel 3.1), Nilai perkapita tiap tahun dihitung dari rumus.6 sebagai Perkapita 009 = 9557174 9, 78 976803

Perkapita 010 = 10778661 11, 11 969416 Perkapita 011 = 113157 1, 56 964568 pertumbuhan tiap tahun adalah sebagai g 11,11-9,78 010 x 100% 13,5% 9,78 g 011= 13,05% pertumbuhan rata-rata (g) perkapita dari data adalah : g 13,5% 13,05% 13,% prakiraan untuk perkapita adalah : Tahun 01 Perkapita01 = Perkapita011x ( 1 + g) (01-011) Tabel 3.10 Hasil perkiraan perkapita Laju pertumbuhan (g) tiap tahunnya adalah sebagai g 0,818-0,77 010 x 100% 5,95% 0,77 g 011 4,7% g = 5,95% 4,7% = 5,11% prakiraan untuk rasio elektrifikasi adalah sebagai RE 01 = 85,3 x (1 + (5,11/100)) (01-011) = 8,015% Tabel 3.1 Hasil Perkiraan RE Maka PDRB tahun ke t sebagai berikut Tahun 01 PDRB01= 1,57633 x 970548 = 10599,99 Tabel 3.11 Hasil perkiraan PDRB A. Pelanggan Rumah Tangga Prakiraan jumlah pelanggan rumah tangga langsung dapat dihitung sebagai Pel R 01 = 33516 x83,4361% =6999,49 Tabel 3.13 Hasil perkiraan jumlah pelanggan rumah tangga D. Rasio Elektrifikasi Rasio Elektrifikasi dihitung menggunakan rumus.7 sebagai 0839 - RE 009 x 100% 77,% 69489 - RE 1737 010 x 100% 81,8 % 65454 5476 - RE 011 x 100% 85,3% 64067 B. Daya Tersambung Rumah Tangga Laju pertumbuhan (g) tiap tahunnya adalah : g 13454,950-17,435 010 x 100% 5,5% 17,435 g 011 =7,51% g = 5,5% 7,51% = 6,51% Prakiraan untuk daya tersambung adalah sebagai VAR t 01 =13454,950 x (1 + (6,51/100)) (01-011) =14994,947

Tabel 3.14 Hasil perkiraan jumlah daya tersambung rumah tangga 3.1.. Sektor Bisnis A. Pelanggan Bisnis Perhitungan prakiraan pelanggan bisnis adalah sebagai Untuk prakiraan tahun 01 0,16 Pel.B 01 = 590 1 = 599,679 100 Tabel 3.18 Hasil prakiraan pelanggan bisnis C. Konsumsi Energi Sektor Rumah Tangga Nilai pertumbuhan PDRB pada tahun ke t, sebagai gpdrb 01 10599,99-113157,4 x 100% 0,68 % 113157,4 dengan cara yang sama maka pertumbuhan PDRB hingga tahun 013 adalah sebagai berikut: Tabel 3.15 Pertumbuhan PDRB (gpdrb) Pertumbuhan pelanggan pada setiap tahunnya, adalah sebagai berikut Tabel 3.16 Pertumbuhan pelanggan rumah tangga pada tahun t (gpel_r) Maka perhitungan prakiraan konsumsi energi sektor rumah tangga adalah sebagai = 187,979 [ 1 + { 0,6876418x (0,001635)}] (01-011) = 1301,7 Tabel 3.17 Hasil prakiraan konsumsi energi sektor rumahtangga B. Daya Tersambung Bisnis Laju pertumbuhan (g) tiap tahunnya adalah sebagai g 1570,45-16317,099 010 x 100% -6,41% 16317,099 g 011= 10,56% - 6,41% 10,56% g = =,07% prakiraan untuk daya tersambung adalah sebagai VAR 01 = 16883,5 x (1 + (6,5/100)) (01-011) = 1733,33636 Tabel 3.19 Hasil prakiraan daya tersambung sektor bisnis C. Konsumsi Energi Sektor Bisnis Perhitungan prakiraan konsumsi energi sektor bisnis adalah sebagai berikut: EB 01 = EB 011 [ 1 + gpdrb 01 ] (01-011) = 430,583 [1+0,68] = 4090,09788

tabel Tabel 3.0 Hasil prakiraan konsumsi energi sektor bisnis 3.1..3 Sektor Publik A. Pelanggan Publik Perhitungan prakiraan pelanggan publik adalah sebagai Untuk prakiraan tahun 01 0,16 Pel.P 01 = 110 1 = 1103,80 100 Tabel 3.1 Hasil prakiraan pelanggan sektor publik C. Konsumsi Energi Sektor Publik Perhitungan prakiraan konsumsi energi sektor publik adalah sebagai EB 01 = 146,446 [1+0,68] = 460,951667 Tabel 3.3 Hasil prakiraan konsumsi energi sektor publik B. Daya Tersambung Publik Laju pertumbuhan (g) tiap tahunnya adalah sebagai g 6397,34-6195,699 010 x 100% 3,5% 6195,699 g 011=,39% 3,5%,39% g = =,8% prakiraan untuk daya tersambung adalah sebagai VAR t 01 = VAR t 011 x (1 + g) (01-011) VAR 01 = 6550,64x (1 + (,8/100)) (01-011) = 6735,69839 Tabel 3. Hasil prakiraan daya tersambung sektor publik 3.1..4 Sektor Industri A. Pelanggan Industri Perhitungan prakiraan pelanggan publik adalah sebagai Untuk prakiraan tahun 01 0,16 Pel.P 01 = 18 1 = 1063,38437 100 tabel berikut Tabel 3.4 Hasil prakiraan pelanggan sektor industri B. Daya Tersambung Industri Laju pertumbuhan (g) tiap tahunnya adalah sebagai g 131588,4-16660, 010 x 100% 3,89% 16660, g 011= 8,15%

3,89% 8,15% g = = 6,0% prakiraan untuk daya tersambung adalah sebagai VAR t 01 = VAR t 011 x (1 + g) (01-011) VAR 01 =1431,1 x (1 + (,8/100)) (01-011) = 150893,9174 Tabel 3.5 Hasil prakiraan daya tersambung sektor industri C. Konsumsi Energi Sektor Industri Perhitungan prakiraan konsumsi energi sektor industri adalah sebagai EI 01 = 43360,406 [1+0,68] = 7965,33578 Tabel 3.6 Hasil prakiraan konsumsi energi sektor industri Gambar 3.1 Grafik konsumsi energi tahun 01 hingga tahun 01 Gambar 3.1 merupakan grafik hasil prakiraan konsumsi energi, dimana grafik tersebut menunjukkan hasil perhitungan jumlah prakiraan total konsumsi energi dari pelanggan kabupaten Kendal tiap tahunnya dari tahun 01 hingga tahun 01. Grafik tersebut menunjukkan bahwa konsumsi energi kabupaten kendal meningkat, hal ini dikarenakan adanya peningkatan jumlah pelanggan dan tingkat ekonomi daerah yang ditunjukkan oleh nilai pdrb. B. Pelanggan Berikut adalah tabel jumlah pelanggan total. Tabel 3.8 Prakiraan Total Jumlah pelanggan 3.1.3 Perhitungan Total Kebutuhan Konsumsi Energi, Pelanggan, Daya Tersambung A. Konsumsi Energi Berikut adalah tabel prakiraan konsumsi energi total : Tabel 3.7 Prakiraan konsumsi energi total Gambar 3. Grafik pelanggan tahun 01 hingga tahun 01 Gambar 3. merupakan grafik hasil prakiraan total pelanggan yang menunjukkan jumlah prakiraan pelanggan kabupaten Kendal tiap tahunnya dari tahun 01 hingga tahun 01. Grafik menunjukkan bahwa terjadi peningkatan pelanggan di kabupaten Kendal, hal ini dikarenakan adanya pertambahan jumlah penduduk yang meningkat setiap tahunnya sehingga jumlah rumah tangga dan prakiraan rasio elektrifikasi mempengaruhi jumlah pelanggan di kabupaten Kendal.

C. Daya Tersambung Berikut adalah tabel jumlah daya tersambung total. Tabel 3.9 Prakiraan Daya tersambung total Tabel 3.30 Prakiraan energi terserap dan beban puncak Gambar 3.3 Grafik daya tersambung tahun 01 hingga tahun 01 Gambar 3.3 merupakan grafik hasil prakiraan daya tersambung yang menunjukkan jumlah prakiraan daya tersambung total di kabupaten Kendalpada tahun 01 hingga tahun 01. Grafik tersebut menunjukkan bahwa adanya peningkatan daya tersambung yang merupakan dampak dari peningkatan jumlah pelanggan. 3.1.4 Perhitungan Energi Listrik Terserap Dan Beban Puncak. Dengan seting susut energi adalah sebesar 5%, maka susut energi adalah : 5 100 SEt = x 100 100 5 SE 01 = 5 100 xett 9,09946577 4,847340304 MWh 100 x 100 5 x Dan energi terserap (production energy) pada tahun 004 : PT 01 = 9,09946577+4,847340304 = 96,94680607 Faktor bebannya 63% dan Jam operasi selama 8.760 jam/tahun. prakiraan beban puncak dalam VA dengan asumsi faktor daya sistem sebesar 0,8. 96,94680607 BB 01 17,566646 kwh 63/100 *8760 54138,35471 BB 01 1,95830753 kva 0,8 Gambar 3.4 Grafik energi terserap tahun 01 hingga tahun 01 Gambar 3.4 merupakan grafik hasil perhitungan prakiraan energi terserap, dimana hasil prakiraan energi terserap menunjukkan jumlah energi (kwh) yang dibutuhkan oleh kabupaten Kendal setiap tahun, grafik menunjukkan adanya terjadinya peningkatan konsumsi energi yang disebabkan oleh peningkatan jumlah PDRB. Gambar 3.5Grafik beban puncak 01 hingga tahun 01 Gambar 3.5 menunjukkan grafik hasil perhitungan prakiraan beban puncak kabupaten Kendal hingga tahun 01. Prakiraan beban puncak tersebut akan menunjukkan besarnya prakiraan kebutuhan beban di daerah tersebut. 3.1.5 Kebutuhan Volume Fisik. 3.1.5.1 Jaringan Tegangan Menengah. Rasio JTM pertahun adalah sebagai 1119,856 Rasio JTM 009,0793E - 03 53856870 Rasio JTM 010 = 1,74638E-03 Rasio JTM 011 = 1,68864E-03 Maka RJTM adalah sebagai RJTM =,0793E -03 1,74638E - 03 1,68864E - 03 3 1,83811E - 03 Maka untuk Prakiraan panjang Jaringan Tegangan Menengah adalah sebagai JTM 01 = RJTM x ET 01

J 4 = 0,00183811x 9099,46577 J =169,89111 kms Tabel 3.31Prakiraan panjang JTM Gambar 3.6 Grafik prakiraan panjang JTM tahun 01 hingga tahun 01 Gambar 3.6 merupakan grafik hasil prakiraan panjang JTMdi kabupaten Kendal tiap tahunnya dari tahun 01 hingga tahun 01,grafik tersebut menunjukkan adanya peningkatan panjang JTM, hal ini disebabkan oleh peningkatan konsumsi energi, sehingga diperlukan pula penambahan jaringan untuk memenuhi kebutuhan energi daerah. 3.1.5. Jaringan Tegangan Rendah. Rasio JTR pertahun adalah sebagai Rasio JTR 516,707 009 0,00959407 8 53856,87 Rasio JTR 010 = 0,00809416 Rasio JTR 011 = 0,007713009 Maka RJTR adalah sebagai RJTR 0,00959407 8 0,0080941 6 0,00771300 9 3 = 0,008466501 Maka untuk Prakiraan panjang Jaringan Tegangan Rendah adalah sebagai berikut: JTR 01 0,00846650 1x 9099,46577 J = 779,76034 kms Tabel 3.3 Prakiraan panjang JTR Gambar 3.7 Grafik prakiraan panjang JTR tahun 01 hingga tahun 01 Gambar 3.7 merupakan grafik hasil perhitungan prakiraan panjang JTR di kabupaten Kendal tiap tahunnya dari tahun 01 hingga tahun 01. Grafik tersebut menunjukkan terjadi peningkatan panjang JTR, hal ini disebabkan oleh peningkatan konsumsi energi, sehingga diperlukan pula penambahan jaringan untuk menjangkau pelanggan dalam memenuhi kebutuhan energi. 3.1.6 Kapasitas Terpasang Trafo Distribusi. Rasio trafo pertahun adalah sebagai 910 Rasio trafo 009 0,0107709 83154,083 Rasio trafo 010 = 0,0390554 Rasio trafo 011 = 0,03761666 Maka RTRDT adalah sebagai RTRDT 0,0107709 0,0390554 0,0376166 6 3 O = 0,0903965 Maka untuk Prakiraan kapasitas trafo distribusi adalah sebagai berikut: TDK 01 0,70143540 4 x 174548,88 kva = 1434,761 kva Tabel 3.33 Prakiraan kapasitas total trafo distribusi

Gambar 3.8 Grafik kapasitas total trafo distribusi tahun 01 hingga tahun 01 Gambar 3.8 merupakan grafik hasil perhitungan prakiraan kapasitas total trafo distribusi di kabupaten Kendal tiap tahunnya dari tahun 01 hingga tahun 01,Dari grafik menunjukkan bahwa prakiraan kapasitas trafo distribusi mengalami peningkatan pada tahuntahun mendatang, hal ini dikarenakan peningkatan daya tersambung pelanggan di kabupaten Kendal, maka untuk mengantisipasi penambahan jumlah pelanggan diperlukan penambahan trafo distribusi. IV PENUTUP.1 Kesimpulan Selama melaksanakan kerja praktek di PT. Pura Barutama Kudus Divisi Engineering, dengan mengambil tema otomasi PLC penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai 1. Dalam penyusunan metode yang digunakan dalam prakiraan adalah metode time series dengan model trend exponensial, yaitu akan dilakukan prakiraan setiap variabel dengan pertumbuhan datanya, kemudian dihubungkan dengan variabel yang lain sehingga menghasilkan prakiraan beban dan energi listrik per tahun dan kebutuhan jaringan listrik. Metode ini juga menggunakan pendekatan sektoral yaitu yaitu suatu pendekatan dengan mengelompokan pelanggan menjadi 4 sektor (Rumah Tangga, Industri, Bisnis, dan Publik).. Perhitungan Prakiraan Kebutuhan Beban dan Energi listrik ini dapat digunakan untuk : - Menghasilkan angka-angka prakiraan kebutuhan beban dan energi listrik beserta kebutuhan jaringan yang dapat digunakan dalam penyusunan rencana pengembangan sistem distribusi. Hasil prakiraan dapat dihasilkan antara lain : Penduduk (tabel 4.5), PDRB (tabel 4.9), Rasio Elektrifikasi (tabel 4.1), Pelanggan (tabel 4.8), Daya Tersambung (tabel 4.9), Konsumsi Energi Listrik (tabel 4.7), Energi yang terserap dan beban puncak (tabel 4.30), panjang jaringan tegangan menengah (tabel 4.31), panjang jaringan tegangan rendah (tabel 4.3) dan kapasitas total trafo distribusi (tabel 4.33). 3. Hasil prakiraan yang dihasilkan dapat digunakan sebagai bagian dalam penyusunan perencanaan kebutuhan beban dan energi dalam RUKD Kabupaten Kendal 4. Saran Setelah pelaksanaan Kerja Praktek di CV. Graha Rekha, penulis banyak mendapatkan pelajaran dan ilmu yang berharga, serta pengalaman baru di dunia kerja yang bermanfaat di hari kemudian. Penulis juga mengharapkan adanya kerja sama antara pihak CV. Graha Rekha dan pihak kampus baik dalam hal akademis maupun non akademis. DAFTAR PUSTAKA [1] Hadi, Sutrisno. Drs. Prof, Statistik jilid 3, ANDI Yogyakarta, Yogyakarta, 004 [] PLN Divisi Perencanaan Sistem, Penyusunan Prakiraan Kebutuhan Listrik, Dinas Penyusunan Kebutuhan Listrik, 1990. [3] Sulasno. Ir, Teknik Dan Sistem Distribusi Tenaga Listrik, Badan Penerbit UNDIP, Semarang, 001. [4] Tarif Dasar Listrik 003, PT PLN (PERSERO) [5] Laporan Akhir Penyusunan Rencana Umum Kelistrikan Daerah Kabupaten Kendal tahun Anggaran 01, Fakultas Teknik Universitas Diponegoro BIODATA PENULIS Ayu Adinda Putri (1060110141111) Penulis lahir di Depok, 1 Agustus 199. Menempuh jalur pendidikan dasar di TK Bunga Bangsa, SD Negeri Depok Jaya I, dan SMA Negeri Depok dan saat ini sedang menjalani pendidikan S1 di Teknik Elektro Universitas Diponegoro Semarang Konsentrasi Teknik Energi Listrik. Semarang, 7 Desember 013 Mengetahui Dosen Pembimbing Susatyo Handoko, ST, MT NIP. 1973056 0001 001