Gambaran Perubahan Tekanan Darah Pasca Olahraga Futsal pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ADAPTASI KARDIOVASKULAR TERHADAP LATIHAN FISIK

ABSTRAK PENGARUH BERMAIN FUTSAL TERHADAP TEKANAN DARAH NORMAL PADA PRIA DEWASA YANG RUTIN BEROLAHRAGA DAN YANG TIDAK RUTIN BEROLAHRAGA

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga adalah aktivitas fisik yang bertujuan untuk meningkatkan

INTISARI. Kata kunci: tekanan darah, dataran tinggi, dataran rendah.

HUBUNGAN OLAHRAGA TERHADAP TEKANAN DARAH PENDERITA HIPERTENSI RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

PENGARUH BERMAIN FUTSAL TERHADAP TEKANAN DARAH NORMAL PADA PRIA DEWASA YANG RUTIN BEROLAHRAGA DAN YANG TIDAK RUTIN BEROLAHRAGA

BAB I PENDAHULUAN. lansia meningkat secara konsisten dari waktu ke waktu (Dinkes, 2011).

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 29 orang, PNS yang mengajar di SD N Pujokusuman 1 Yogyakarta sebanyak

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan kejadian yang tidak asing bagi masyarakat Indonesia karena

PENGARUH SUPLEMEN TERHADAP KADAR ASAM LAKTAT DARAH

ADAPTASI CARDIORESPIRATORY SAAT LATIHAN AEROBIK DAN ANAEROBIK Nugroho Agung S.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. landasan awal dalam pencapaian prestasi (M. Sajoto, 1988)

ABSTRAK HUBUNGAN TES BANGKU ASTRAND-RYHMING TES BANGKU MODIFIKASI HARVARD. Indraji Dwi Mulyawan, 2002; Pembimbing: DR. Iwan Budiman, dr.

HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH DENGAN KEBUGARAN JASMANI MAHASISWA PRODI KEDOKTERAN UNJA

I. PENDAHULUAN. sekaligus sebagai upaya memelihara kesehatan dan kebugaran. Latihan

PENGARUH SENAM AEROBIK INTENSITAS RINGAN DAN SEDANG TERHADAP PENURUNAN PERSENTASE LEMAK BADAN DI AEROBIC AND FITNESS CENTRE FORTUNA SKRIPSI

DAN BUKAN LARI MENDAPA. Disusun oleh : IKA J FAKULTAS

BAB 1 PENDAHULUAN. mmhg jika pemeriksaan menggunakan manometer air raksa, artinya gaya yang

BAB 1 PENDAHULUAN. ketahanan dan pemulihan kardio-respirasi selama latihan fisik. Hal ini

HUBUNGAN OLAHRAGA TERHADAP TEKANAN DARAH PENDERITA HIPERTENSI RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN I.I LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Tubuh manusia dirancang oleh Tuhan untuk bergerak dalam melakukan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu indikator keberhasilan pembanguan adalah semakin

ABSTRAK PENGARUH TEMPO MUSIK CEPAT DAN LAMBAT TERHADAP TEKANAN DARAH DAN DENYUT JANTUNG

GAMBARAN TEKANAN DARAH PADA PEROKOK DAN BUKAN PEROKOK PRIADI RSUP HAJI ADAM MALIK PADA TAHUN 2013 OLEH : GAUTHAM SUPPIAH

ABSTRAK PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KLOROFIL TERHADAP PENINGKATAN SATURASI OKSIGEN DAN PENURUNAN FREKUENSI DENYUT JANTUNG PASCA OLAHRAGA

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

51 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes

ABSTRAK HUBUNGAN ANTARA KEBUGARAN YANG DIUKUR DENGAN TES TREADMILL METODE BRUCE DENGAN TES ERGOMETER SEPEDA METODE ASTRAND MODIFIKASI IWAN BUDIMAN

PENGARUH OLAHRAGA TERPROGRAM TERHADAP TEKANAN DARAH PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO YANG MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER BASKET

BAB I PENDAHULUAN. merokok juga banyak dilakukan oleh remaja bahkan anak-anak. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) dalam DepKes RI

Vol. 1 No. 1 ISSN Analisis Kapasitas Vital Paru Terhadap VO2Max Mahasiswa Baru FPOK IKIP Mataram Tahun Akademik 2015 / 2016

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. banyak, akan menimbulkan persoalan-persoalan yang sangat beragam. dalam kehidupan masyarakat Indonesia, salah satunya dalam hal

BAB 1 PENDAHULUAN. hari yang dicirikan dengan penurunan voluntary body movement dan penurunan

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang memproduksi 2 hormon yaitu tiroksin (T 4 ) dan triiodotironin (T 3

Tomi Sutanto, 2007 Pembimbing : Dr. Iwan Budiman, dr., MS, MM, MKes, AIF

NI MADE AYU SRI HARTATIK

Problem kebugaran dan kesehatan. Suharjana FIK UNY

Vol. 1 No. 1 ISSN Analisis Kapasitas Vital Paru Terhadap VO2Max Mahasiswa Baru FPOK IKIP Mataram Tahun Akademik 2015 / 2016

Perbandingan Tekanan Darah Sebelum dan Sewaktu Melakukan Handgrip Isometric Exercise

BAB I PENDAHULUAN. degeneratif seperti jantung koroner dan stroke sekarang ini banyak terjadi

LAPORAN FISIOLOGI MANUSIA PRAKTIKUM 2 PENGUKURAN SECARA TAK LANGSUNG TEKANAN DARAH ARTERI PADA ORANG

ABSTRAK. PENGARUH BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi L.) TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

HUBUNGAN ANTARA AKTIFITAS FISIK DENGAN TEKANAN DARAH PADA LANSIA DI POSYANDU LANSIA DESA BANJAREJO KECAMATAN NGANTANG KABUPATEN MALANG ABSTRAK

Kata kunci: Berjalan santai selama 30 menit, kewaspadaan, laki-laki dewasa muda

AKTIVITAS FISIK BAGI KEBUGARAN DAN KESEHATAN

BAB I PENDAHULUAN. ternyata berhubungan dengan penurunan resiko terkena penyakit

Pola Tekanan Darah Pada Lansia di Posyandu Lansia Kelurahan Padang Pasir Padang Januari 2014

PERBEDAAN NORMALITAS TEKANAN DARAH PADA WANITA MIDDLE AGE YANG MENGIKUTI SENAM DAN TIDAK SENAM DI KELURAHAN BANDUNGREJOSARI MALANG ABSTRAK

Perbedaan Kadar Hemoglobin yang Berolahraga Futsal dan Tidak Berolahraga. Jl. Hariangbangga No.20 Bandung

ABSTRAK EFEK WORTEL (DAUCUS CAROTA L.) TERHADAP TEKANAN DARAH PEREMPUAN DEWASA

ABSTRAK. EFEK PISANG RAJA (Musa paradisiaca L.) TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA PRIA DEWASA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. penyempitan pembuluh darah, penyumbatan atau kelainan pembuluh

Gambaran Profil Lipid pada Pasien Infark Miokard Akut di RSUP M. Djamil Padang Periode 1 Januari Desember 2012

BAB I PENDAHULUAN. tidak menular, sehingga angka kejadian penyakit tidak menular semakin

Usep suhendra, Pembimbing: Dr. Iwan budiman, dr., MS.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

PERBEDAAN CARDIOTHORACIC RATIO

ABSTRAK. PENGARUH AROMATERAPI SANDALWOOD (Santalum album) TERHADAP KECEPATAN PEMULIHAN FREKUENSI DENYUT NADI SETELAH AKTIVITAS FISIK BERAT

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan usia harapan hidup dan penurunan angka fertilitas. mengakibatkan populasi penduduk lanjut usia meningkat.

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh PTM terjadi sebelum usia 60 tahun, dan 90% dari kematian sebelum

BAB I PENDAHULUAN. (Armilawati, 2007). Hipertensi merupakan salah satu penyakit degeneratif

I. PENDAHULUAN. dan menghadapi hal-hal darurat tak terduga (McGowan, 2001). Lutan. tahan dan fleksibilitas, berbagai unsur kebugaran jasmani saling

Universitas Lampung. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. remote control, komputer, lift, escalator dan peralatan canggih lainnya

ABSTRAK. Maizar Amatowa Iskandar, 2012 Pembimbing I : Pinandojo Djojosoewarno, dr., Drs., AIF. Pembimbing II : Sri Utami Sugeng, Dra., M.Kes.

2015 KONTRIBUSI DENYUT NADI ISTIRAHAT DAN KAPASITAS VITAL PARU-PARU TERHADAP KAPASITAS AEROBIK

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

ABSTRAK. EFEK MENTIMUN (Cucumis sativus) TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH

direncanakan antara pembebanan dan recovery. Lari interval ini merupakan lari

I. PENDAHULUAN. medali pada sejumlah kegiatan perlombaan seperti Sea Games, Asean Games,

PERBEDAAN LATIHAN FISIK DUA DAN EMPAT KALI PER MINGGU TERHADAP PENINGKATAN KEBUGARAN JASMANI MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNJANI ANGKATAN 2009

HUBUNGAN LAMA KERJA DAN POLA ISTIRAHAT DENGAN DERAJAT HIPERTENSI DI POLI PENYAKIT DALAM RSUD ULIN BANJARMASIN

BAB I PENDAHULUAN. suatu perubahan pembangunan bangsa. Peranan penting tersebut

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Umbulharjo, Yogyakarta, memiliki 24 kelas, yang masing masing kelas

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan untuk dapatbertahan hidup. (Nugroho,2008). struktur dan jumlah penduduk lanjut usia setelah RRC, India, dan Amerika

BAB I PENDAHULUAN. wanita atau laki-laki sampai anak-anak, dewasa, dan orangtua bahwa dengan

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi ditandai dengan peningkatan Tekanan Darah Sistolik (TDS)

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi komunikasi dan trasportasi dirasa memperpendek jarak dan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. menggunakan uji Chi Square atau Fisher Exact jika jumlah sel tidak. memenuhi (Sastroasmoro dan Ismael, 2011).

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. sekaligus sebagai upaya memelihara kesehatan dan kebugaran. Latihan fisik

PERBEDAAN TEKANAN DARAH MAHASISWA PENDERITA PRE-HIPERTENSI SEBELUM DAN SESUDAH OLAHRAGA BASKET DI UNIVERSITAS ADVENT INDONESIA ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang terdiri dari orang laki-laki dan orang perempuan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ABSTRAK PERBANDINGAN EFEK KONSUMSI AKUADES DAN MINUMAN ISOTONIK TERHADAP FREKUENSI DENYUT NADI PADA PRIA DEWASA SETELAH TES LARI 12 MENIT

BAB 1 PENDAHULUAN. melaksanakan tugasnya dengan baik (Depkes, 2006). Dalam sebuah negara

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT TEKANAN PANAS DENGAN FREKUENSI DENYUT NADI PEKERJA PANDAI BESI DI KELURAHAN PADEBUOLO

Curah jantung. Nama : Herda Septa D NPM : Keperawatan IV D. Definisi

ABSTRAK PENGARUH AKTIVITAS FISIK SEDANG TERHADAP PENINGKATAN MEMORI JANGKA PENDEK

ABSTRAK. PENGARUH JUS BEET (Beta vulgaris L.) TERHADAP TEKANAN DARAH

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

PENGARUH JALAN PAGI TERHADAP PERUBAHAN TEKANAN DARAH PADA LANJUT USIA DENGAN HIPERTENSI DI DESA KALIANGET TIMUR KECAMATAN KALIANGET KABUPATEN SUMENEP

Transkripsi:

319 Artikel Penelitian Gambaran Perubahan Tekanan Darah Pasca pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Akdri Andi 1, Afriwardi 2, Detty iryani 3 Abstrak Pada olahraga tertentu seperti futsal, tekanan darah dapat naik menjadi 150-200 mmhg. Sebuah penelitian menyatakan 60 kematian mendadak pasca olahraga, 58 diantaranya disebabkan oleh kelainan kardiovaskuler. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran perubahan tekanan darah pasca olahraga futsal pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Andalas. Rancangan penelitian yang digunakan adalah deskriptif observasional dengan menggunakan desain cross-sectional study. Subjek yang digunakan adalah 30 orang mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Andalas yang memenuhi kriteria inklusi dan eklusi pada April 2014. Olahraga futsal dilakukan 30 menit lalu dilakukan pengukuran tekanan darah sesaat, 15, 30 dan 60 menit dengan menggunakan sphygmomanometer air raksa dan stetoskop. Hasil penelitian didapatkan peningkatan tekanan darah sistolik sesaat pada semua sampel dengan peningkatan sebesar 20 mmhg pada 18 orang (60%) dan 25 orang (83,8%) tidak mengalami perubahan tekanan darah diastolik. Pada 15 menit, 18 orang (60%) terjadi penurunan tekanan darah sistolik sebesar 20 mmhg dan 26 orang (86,67%) tidak mengalami perubahan tekanan darah diastolik. Pada 30 menit setelah olahraga, 4 orang (13,3%) mengalami penurunan tekanan darah sistolik. Satu jam setelah olahraga, semua subjek telah mencapai tekanan darah awal. Kata kuncl: tekanan darah, olahraga futsal sesaat, 15 menit, 30 menit, satu jam Abstract In certain exercise such as futsal, blood pressure can raise around 150-200 mmhg. A study has identified 60 sudden deaths after sports and 58 were caused by cardiovascular disorders. The objective of this study was to describe changes in blood pressure after futsal exercise in students of Medical Faculty of Andalas University. The design is descriptive observational using a cross-sectional study. The 30 subjects were taken base on inclusion and exclusion criteria. This study was conducted on April 2014. Subject played futsal for 30 minutes, then the blood pressure was measured right after doing futsal then 15, 30 and 60 minutes later with a sphygmomanometer and stethoscope. This study found an increase in systolic blood pressure shortly after futsal in all subjects with an increase of 20 mmhg in 18 people (60%) and 25 people (83.8%) had no change in diastolic blood pressure. Fifteen minutes after doing futsal, 18 people (60%) had 20 mmhg decrease in systolic blood pressure and 26 (86.67%) had no change in diastolic blood pressure. Thirty minutes after doing futsal, 4 (13.3%) experienced a decrease in systolic blood pressure and 100% returned to the initial blood pressure. One hour after exercise, all of subjects reached the initial blood pressure again. Keywords: blood pressure, right after doing futsal, 15 minutes, 30 minutes, one hour Affiliasi penulis: 1. Pendidikan Dokter FK UNAND (Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Padang), 2. Bagian Fisiologi FK UNAND, 3. Bagian Fisiologi FK UNAND Korespondens: Akdri Andi, email, akdriandi@yahoo.com Telp: 085263667015

320 PENDAHULUAN Olahraga adalah aktivitas fisik dalam suatu periode waktu intensitas tertentu yang dilakukan secara rutin bertujuan untuk meningkatkan performa fisik serta kebugaran dan kesehatan seseorang kecepatan. 1 Kekuatan ini berhubungan dengan struktur dan faal dalam tubuh. Apabila latihan dilakukan secara teratur dan sesuai dengan cara berlatih, maka diharapkan adanya perubahan (adaptasi) yang menunjang tercapainya kekuatan tersebut. Serangkaian gerak raga yang teratur dan terencana yang dilakukan orang dengan sadar untuk meningkatkan kemampuan fungsionalnya. 2 Olahraga yang dilakukan secara teratur memiliki banyak manfaat, diantaranya meningkatkan kerja dan fungsi jantung, paru dan pembuluh darah, meningkatkan kekuatan otot dan kepadatan tulang, meningkatkan metabolisme tubuh, mengurangi resiko terjadinya berbagai penyakit seperti hipertensi dan penyakit jantung koroner. Perubahan fungsi sistem kardiovaskuler yang terjadi berupa penurunan denyut nadi istirahat, peningkatan isi sekuncup, peningkatan kapasitas paru, penurunan penumpukan asam laktat, meningkatkan pembuluh darah kolateral, meningkatkan HDL kolesterol dan juga mengurangi aterosklerosis. 3 Pada saat berolahraga, terjadi perubahan besar dalam sistem sirkulasi dan pernapasan, dimana keduanya berlangsung bersamaan sebagai bagian dari respon homeostatik. Berolahraga terjadi dua kejadian yaitu peningkatan curah jantung (cardiac output) dan redistribusi darah dari otot-otot yang tidak aktif ke otot-otot yang aktif. Curah jantung tergantung dari isi sekuncup (stroke volume) dan frekuensi denyut jantung (heart rate). Kedua faktor ini meningkat pada waktu latihan. Redistribusi darah pada waktu latihan menyangkut vasokonstriksi pembuluh darah yang memelihara daerah yang tidak aktif dan vasodilatasi dari otot yang aktif yang disebabkan oleh kenaikan suhu setempat, peningkatan CO2 dan asam laktat serta kekurangan oksigen. 4 Saat berolahraga berat tekanan darah sistolik dapat naik menjadi 150-200 mmhg dari tekanan sistolik ketika istirahat sebesar 110-120 mmhg. Segera setelah latihan selesai, tekanan darah akan turun sampai di bawah normal dan berlangsung selama 30-120 menit. Penurunan ini terjadi karena pembuluh darah mengalami pelebaran dan relaksasi. 5 Olahraga terdiri dari latihan dinamis dan statis. Selama latihan dinamis seperti lari, renang atau bersepeda akan merangsang kontraksi kelompok otototot besar, sehingga menyebabkan respon/perubahan akut yang besar pada sistem kardiovaskuler. Pada olahraga jenis ini akan terjadi peningkatan tekanan darah sistolik dan sedikit peningkatan pada tekanan rata-rata arteri dan tekanan darah diastolik. Respon ini akan merangsang pusat otak dan apabila latihan diteruskan akan memberikan signal mekanisme umpan balik pada pusat kardiovaskular di batang otak, sehingga menimbulkan perubahan-perubahan berupa penurunan tahanan vaskuler (vascular resistance) untuk mengimbangi peningkatan perfusi otot dan peningkatan cardiac output untuk meningkatkan ambilan oksigen yang pada akhirnya akan meningkatkan tekanan arteri rata-rata. 6 Respon kardiovaskuler pada latihan static (high intensity, strength exercise dan latihan yang membatasi kontraksi otot seperti angkat berat atau latihan isometric) terjadi peningkatan tekanan darah dan tekanan rata-rata arteri yang lebih besar daripada latihan dinamik. 6 Tekanan darah yang meningkat karena latihan dapat menyebabkan perpecahan plak aterosklerotik yang rentan, sehingga melepaskan thrombus (gumpalan darah) yang menyebabkan sumbatan (oklusi) total pada arteri koroner, sedangkan plak aterosklerotik yang tidak menyumbat (non-oklusif) dapat menimbulkan kematian otot-otot jantung karena ketidak seimbangan antara permintaan dan pasokan oksigen otot jantung. 6 Futsal merupakan olahraga yang digemari saat ini terutama di lingkungan Fakultas Kedokteran Universitas Andalas. Futsal adalah salah satu jenis olahraga dengan menggunakan bola yang dimainkan oleh dua tim, dimana masing-masing tim terdiri dari lima orang anggota dan dalam klasifikasi olahraga berdasarkan intensitas, futsal merupakan olahraga yang berat. 7 Berdasarkan hal diatas maka perlu diteliti mengenai pola perubahan tekanan darah sebelum dan sesudah olahraga futsal pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Andalas.

321 METODE Ini merupakan suatu penelitian deskriptif observasional dengan menggunakan desain cross sectional study, yaitu observasi atau pengukuran variabel pada satu saat tertentu. Penelitian ini dilaksanakan di Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Padang pada April 2014. Sampel pada penelitian ini adalah bagian populasi yang memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi sebagai berikut : Kriteria inklusi adalah mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Andalas yang melakukan olahraga futsal di lapangan FK Unand, Olahraga dilakukan selama 30 menit, dalam keadaan sehat dan sedang tidak menderita penyakit berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik yang dilakukan. Bersedia menandatangani surat pernyataan persetujuan sebagai syarat persetujuan mengikuti penelitian ini. Kriteria ekslusi yaitu: memiliki riwayat penyakit jantung berupa kelainan jantung bawaan, kelainan katup dan infark miokard, memiliki riwayat hipertens dan merokok. Data yang diperoleh diolah manual dan disajikan dalam bentuk tabel distribusi dan frekuensi. HASIL Tekanan darah responden diukur sebelum bermain futsal selama 30 menit. Sesaat setelah responden bermain futsal, tekanan darah responden segera kembali diukur. Tabel 1. Perubahan tekanan darah sistolik sesaat Peningkatan Sistolik n % 10 1 3,3 20 18 60 30 6 20 40 3 10 50 1 3,3 60 1 3,3 Pada Tabel 1 terlihat sebagian besar subjek penelitian (60%) mengalami perubahan tekanan darah sistolik dengan peningkatan sebesar 20 mmhg. Tabel 2. Perubahan tekanan darah diastolik sesaat Menurun 10 mmhg 3 10 Tidak terjadi perubahan 25 83,3 Meningkat 10 mmhg 2 6,7 Pada Tabel 2 terlihat sebagian besar subjek penelitian (83,8%) tidak mengalami perubahan tekanan darah diastolik. Perubahan Tekanan Darah 15 Menit Setelah Setelah pengukuran sesaat sehabis bermain futsal, responden diminta untuk duduk beristirahat selama 15 menit kemudian tekanan darah responden diukur kembali. Hasil pengukuran tekanan darah responden 15 menit setelah bermain futsal sebagai berikut: Tabel 3. Perubahan tekanan darah sistolik 15 menit Penurunan Sistolik n % 10 1 3,3 20 18 60 30 9 30 40 2 6,7 Pada Tabel 3, sebagian besar subjek penelitian (60%) mengalami perubahan tekanan darah sistolik dengan penurunan sebesar 20 mmhg. Tabel 4. Perubahan tekanan darah diastolik 15 menit Menurun 10 mmhg 2 6,67 Tidak terjadi 26 86,67 perubahan Meningkat 10 mmhg 2 6,67

322 Pada Tabel 4 terlihat sebagian besar subjek (86,67%) tidak mengalami perubahan tekanan darah diastolik. Pada Tabel 7 terlihat sebagian besar subjek penelitian (96,7%) tidak mengalami perubahan tekanan darah diastolik. Tabel 5. Perubahan tekanan darah 15 menit setelah olahraga futsal Perubahan Tekanan Darah n % Mencapai tekanan darah 25 83,3 semula Belum mencapai tekanan 5 16,7 darah semula Pada Tabel 5, sebagian besar subjek penelitian (83,3%) mengalami perubahan tekanan darah kembali ke tekanan darah semula. Perubahan Tekanan Darah 30 Menit Setelah Sebelum pengukuran berikutnya, responden diminta kembali duduk beristirahat selama 30 menit. Untuk hasil pengukuran 30 menit setelah bermain futsal dilampirkan dalam tabel berikut: Tabel 8. Perubahan tekanan darah 30 menit setelah olahraga futsal Perubahan Tekanan Darah N % Mencapai tekanan darah 30 100 semula Pada Tabel 8 semua subjek penelitiann (100%) telah mencapai tekanan darah semula pada 30 menit setelah bermain futsal. Perubahan Tekanan Darah Satu Jam Setelah Sebelum pengukuran berikutnya, responden diminta kembali duduk beristirahat selama satu jam. Hasil pengukuran satu jam setelah bermain futsal pada tekanan sistolik seluruh responden tidak terjadi perubahan, sedangkan untuk tekanan darah diastolik dilampirkan dalam tabel berikut. Tabel 6. Perubahan tekanan darah sistolik 30 menit Penurunan Sistolik n % 10 3 10 20 1 3,3 Tidak terjadi perubahan 26 86,67 Pada Tabel 6 terlihat sebagian besar subjek penelitian (86,67%) tidak mengalami perubahan tekanan darah sistolik. Tabel 7. Perubahan tekanan darah diastolik 30 menit Tabel 9. Perubahan tekanan darah sistolik satu jam Tidak terjadi perubahan 30 100 Pada Tabel 9 semua subjek penelitian (100%) telah mencapai tekanan darah semula pada satu jam setelah bermain futsal. Tabel 10. Perubahan tekanan darah diastolik satu jam Perubahan Tekanan Darah N % Mencapai tekanan darah semula 30 100 Peningkatan 10 mmhg 1 3,3 Tidak terjadi perubahan 29 96,7 Pada Tabel 10 semua subjek penelitian (100%) telah mencapai tekanan darah diastolik semula pada satu jam setelah bermain futsal.

323 PEMBAHASAN Penelitian ini dilakukan untuk melihat gambaran perubahan tekanan darah pasca olahga futsal pada mahasiswa FK Unand. Data didapatkan dengan pengukuran langsung tekanan darah sebelum dan sesudah olahraga pada seluruh mahasiswa FK Unand yang berolahraga futsal pada bulan April 2014. Total populasi dalam penelitian ini adalah 43 orang, 13 orang dintaranya terdapat kriteria eklusi, yakni riwayat merokok dan terdapa kelainan pada jantung, sehingga sampel yang didapatkan pada penelitian ini adalah 30 orang. Perubahan Tekanan Darah Sesaat Setelah Hasil penelitian didapatkan peningkatan tekanan darah sistolik sesaat setelah bermain futsal terjadi pada 30 orang (100%), 1 orang (3,33%) dengan peningkatan sebesar 10 mmhg, 18 (60%) orang dengan peningkatan sebesar 20 mmhg, 6 (20%) orang dengan peningkatan sebesar 30 mmhg, 3 (10%) orang dengan peningkatan sebesar 40 mmhg, dan masing-masing 1 (3,33%) orang pada peningkatan sebesar 50 dan 60 mmhg. Pada penelitian ini besar peningkatan tekanan darah sistolik berkisar 20-60 mmhg. Hasil ini sejalan dengan penelitian yang mendapatkan saat berolahraga berat tekanan darah sistolik dapat naik menjadi 150-200 mmhg dari tekanan sistolik ketika istirahat sebesar 110-120 mmhg. Segera setelah latihan selesai, tekanan darah akan turun sampai di bawah normal dan berlangsung selama 30-120 menit. Penurunan ini terjadi karena pembuluh darah mengalami pelebaran dan relaksasi. 5 Persyaratan kunci fungsi kardiovaskular dalam latihan adalah mengangkut oksigen dan nutrisi lain yang dibutuhkan ke otot yang bekerja. Pada saat olahraga kerja kardiovaskuler akan meningkat untuk menyediakan kebutuhan oksigen dan sekaligus mendistribusikan sisa metabolisme. 8 Pada saat berolahraga, kebutuhan oksigen akan meningkat hampir 20 kali lipat. Oksigen dibutuhkan dalam proses pembentukan ATP oleh sel tubuh, dimana kebanyakan oksigen digunakan oleh otot dan meningkat seiring dengan bertambahnya aktifitas fisik seseorang. Semakin tinggi intensitas aktifitas tubuh, semakin tinggi pula kebutuhan akan oksigen untuk metabolisme energi. 5 Konsumsi oksigen normal pada pria dewasa muda sewaktu istirahat adalah sekitar 250 ml/menit. Pada keadaan maksimum, hal ini dapat ditingkatkan sampai sekitar nilai rata-rata pria tak terlatih adalah 3600 ml/menit, pria terlatih dalam atletik adalah 4000ml/menit, dan pelari maraton pria adalah 5100 ml/menit. 9 Berkurangnya suplai oksigen ke jaringan akibat adanya senyawa tandingan dan penyempitan saluran nafas tentu dapat mengurangi performa seseorang saat berolahraga dan pasca olahraga. Pengaruh yang sangat terasa terjadi pada saat berolahraga seperti penurunan intensitas, waktu olahraga yang dapat dilakukan dan penurunan kemampuan aerobik. Setelah olahraga, tubuh akan membutuhkan masa pemulihan yang lebih panjang. 10 Perubahan tekanan darah diastolik pada hasil penelitian ini sebanyak 83,3% tidak terjadi perubahan tekanan darah diastolik dan selebihnya terjadi peningkatan dan penurunan terhadap tekanan darah diastolik awal. Perubahan Tekanan Darah 15, 30 dan 60 Menit Setelah Perubahan tekanan darah 15 menit setelah berolahraga didapatkan semua subjek penelitian ini mengalami penurunan tekanan darah sistolik. Tidak semua subjek mengalami penurunan tekanan darah mencapai tekanan darah awal sebelum berolahraga pada menit ke 15. Kembalinya tekanan darah ke posisi terjadi dalam waktu yang bervariasi. Dua puluh lima dari 30 subjek pada penelitian ini terjadi penurunan tekanan darah sistolik kembali tekanan darah sistolik awal sebelum berolahraga terjadi pada menit ke 15, pada empat orang terjadi penurunan tekanan darah sistolik ke tekanan darah sistolik awal sebelum olahraga pada menit ke 30 dan tidak ada perubahan lagi pada satu jam akhir. Diastolik pada penelitian ini tidak terlalu terpengaruh. Pada 15 menit 86,67% sampel tidak terjadi perubahan tekanan darah diastolik, 6,67% terjadi peningkatan dan 6,67% terjadi penurunan tekan darah diastolik. Pada menit ke 30, 3,3% terjadi perubahan tekanan darah diastolik dan pada 60 menit 100% tidak terjadi perubahan tekanan darah diastolik.

324 KESIMPULAN Semua subjek penelitian ini terjadi peningkatan tekanan darah sistolik sesaat setelah bermain futsal, 60% peningkatan tekanan darah sistolik sebesar 20 mmhg. Tekanan darah diastolik setelah bermain futsal pada sebagian besar subjek penelitian (83, 8%) tidak mengalami perubahan. Setelah 15 menit bermain futsal, pada semua subjek penelitian terjadi penurunan tekanan darah sistolik dan 83,3% telah kembali ke tekanan darah awal. Setelah 30 menit bermain futsal, masih terdapat penurunan tekanan darah sistolik pada 13,3% sampel dan semua subjek penelitian telah kembali ke tekanan darah awal. Setelah satu jam bermain futsal, semua subjek penelitian telah kembali ke tekanan darah awal. DAFTAR PUSTAKA 1. Flora R, Freisleben HJ, Ferdinal F, Wanandi SI, Sadikin M. Correlation of hypoxia inducible factor- 1α and vascular endothelium growth factor in rat myocardium during aerobic and anaerobic exercise. Medical Journal Indonesia. 2012; 21:133-9. 2. Giriwijoyo SYS. Manusia dan olahraga. Bandung: ITB; 2005. 3. Departmen Kesehatan Republik Indonesia (DEPKES RI). Panduan kesehatan olahraga bagi petugas kesehatan. 2002 (diunduh 20 Februari 2014). Tersedia dari: URL: HYPERLINK http:// www.depkes.go.id/downloads/panduan%20keseh atan%20olahraga.pdf 4. Fox EL, Bowers RW, Foss ML. The Physiological basis for exercise and sport. Edisi ke-5. Boston- USA: WCB/Mcgraw-Hill; 1993. 5. Sumosardjono S. Meredam hipertensi dengan aerobik. 2006 (diunduh 20 Februari 2014). Tersedia dari: URL: HYPERLINK http://www. intisari-online.com 6. Levine BD. Exercise physiology for the clinician. in exercise and sports cardiology. Thompson PD, editor (penyunting). USA: McGraw-Hill Companies, Inc. 2001. 7. CDC. Physical activity guidelines for Americans. (diunduh 5 Maret 2013). Tersedia dari: URL: HYPERLINK http://www.health.gov/paguidelines/ pdf/paguide.pdf 8. Afriwardi. Ilmu kedokteran olahraga. Jakarta: EGC; 2009. 9. Guyton A, Hall J. Buku ajar fisiologi kedokteran (terjemahan). Edisi ke-9. Jakarta: EGC. 2007. 10. Hoyt GL. Cigarette smoking: nicotine, carbon monoxide, and the physiological effects on exercise responses. Sport Science Review. 2013;22(1-2):5 24.