I. PENDAHULUA'N Pendidikan Nasional merupakan usaha dasar nntuk menjamin kelestarian dankelangsungan hidup bangsa. Oleh sebab itu Pendidikan

dokumen-dokumen yang mirip
LATIHAN PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI TERBUKA

Pancasila; sistem filsafat dan ideologi Negara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah gerbang yang utama dan pertama dalam usaha

Memahami Budaya dan Karakter Bangsa

2.4 Uraian Materi Pengertian dan Hakikat dari Pancasila sebagai Pandangan Hidup Bangsa Indonesia Sebagai pendangan hidup bangsa Indonesia,

STRUKTUR KURIKULUM 2013 MATA PELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SD/MI, SMP/MTS, SMA/MA DAN SMK/MAK

Kompetensi Inti Kompetensi Dasar

BAB I LANDASAN DAN TUJUAN PENDIDIKAN PANCASILA

26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI)

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

I. PENDAHULUAN. yang dicita-citakan. Sejalan dengan Mukadimah Undang Undang Dasar 1945,

C. Semangat dan Komitmen Kebangsaan Para Pendiri Negara dalam Perumusan dan Penetapan Pancasila

BAB I PENDAHULUAN. Pengaruh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya yang

I. PENDAHULUAN. Berbagai permasalahan yang terjadi pada bangsa kita saat ini sangatlah

PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT

YODI PERMANA PENGAMALAN PANCASILA PENDIDIKAN PANCASILA JURUSAN SISTEM INFORMASI

Berilah tanda (X) pada huruf a, b, c, atau d sebagai jawaban yang paling tepat!

PANCASILA PENJABARAN NILAI-NILAI PANCASILA

BAB I PENDAHULUAN. agama. Hal tersebut sangat berkaitan dengan jiwa Nasionalisme bangsa Indonesia.

I. PENDAHULUAN. suku bangsa, ras, bahasa, agama, adat-istiadat, maupun lapisan sosial yang ada


26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI)

INTI SILA PERTAMA SAMPAI INTI SILA KELIMA

10. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Kristen untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunalaras (SMPLB E)

29. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunadaksa (SDLB-D)

KEDUDUKAN DAN FUNGSI PANCASILA

PANCASILA DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT

HAKIKAT PANCASILA TUGAS AKHIR. Disusun oleh : Sani Hizbul Haq Kelompok F. Dosen : Abidarin Rosidi, Dr, M.Ma.

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia merupakan suatu bangsa yang majemuk, yang terdiri dari

BAB I PENDAHULUAN. adalah generasi penerus yang menentukan nasib bangsa di masa depan.

NILAI-NILAI DAN NORMA BERAKAR DARI BUDAYA BANGSA INDONESIA

MAKALAH HAK ASASI MANUSIA DALAM PANCASILA HAK ASASI MANUSIA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. masyarakat, bangsa, dan negara sesuai dengan pasal 1 UU Nomor 20 Tahun 2003.

13. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu.

NASKAH PUBLIKASI KONSTRUKSI NILAI-NILAI NASIONALISME DAN PATRIOTISME PADA SYAIR LAGU PERJUANGAN INDONESIA

Aji Wicaksono S.H., M.Hum. Modul ke: Fakultas DESAIN SENI KREATIF. Program Studi DESAIN PRODUK

Pendidikan Pancasila. Makna dan Aktualisasi Sila Ketuahanan Yang Maha Esa Dalam Kehidupan Bernegara pada Bidang Politik ekonomi, sosial dan hankam

I. PENDAHULUAN. tinggi yang mencapai puncaknya. Seiring berkembangnya zaman, rasa. nasionalisme dikalangan pemuda kini semakin memudar.

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengikuti dan menaati peraturan-peraturan nilai-nilai dan hukum

26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Globalisasi membuat dunia transparan seolah olah tidak mengenal batas antar Negara.

PANCASILA PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NEGARA. Nurohma, S.IP, M.Si. Modul ke: Fakultas FASILKOM. Program Studi Sistem Informasi.

om KOMPETENSI INTI 13. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PANCASILA SEBAGAI PANDANGAN HIDUP

Peranan Pendidikan Pancasila Dalam Sosialisasi Nilai Bagi Generasi Muda Oleh Soedarsih 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menjadi orang yang bermanfaat bagi bangsa dan negara. Setiap manusia harus

BAB I PENDAHULUAN. Pembinaan moral bagi siswa sangat penting untuk menunjang kreativitas. siswa dalam mengemban pendidikan di sekolah dan menumbuhkan

BAB 6 PANCASILA SEBAGAI FILSAFAT

PENDIDIKAN PANCASILA

PANCASILA SEBAGAI SUMBER NILAI

IMPLEMENTASI PANCASILA DALAM KEHIDUPAN BERBANGSA DAN BERNEGARA

PENANAMAN NILAI-NILAI NASIONALISME MELALUI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (Studi Kasus di MTs Negeri Surakarta II Tahun 2013)

1. Pancasila sbg Pandangan Hidup Bangsa

PILAR KEHIDUPAN BERBANGSA DAN BERNEGAR

26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

BAB I PENDAHULUAN. seutuhnya sangatlah tidak mungkin tanpa melalui proses pendidikan.

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia adalah Bangsa yang heterogen, kita menyadari bahwa bangsa

AMANAT MENTERI SOSIAL RI PADA UPACARA PERINGATAN HARI PAHLAWAN 10 NOVEMBER 2O16

BAB I PENDAHULUAN. anggota suatu kelompok masyarakat maupun bangsa sekalipun. Peradaban suatu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yanti Nurhayati, 2013

B. Tujuan C. Ruang Lingkup

TUGAS AKHIR KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA SEMESTER GANJIL T.A. 2011/2012 STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

5 Contoh Sikap dan Perbuatan yang Mencerminkan Usaha Pelestarian Lingkungan Hidup sebagai Pengamalan Pancasila

SISTEM PEREKONOMIAN INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan usaha yang dilakukan dengan sengaja dan sistematis

PENGAMALAN NILAI-NILAI PANCASILA SEBAGAI PANDANGAN HIDUP DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI

PEMBENTUKAN WATAK BANGSA INDONESIA MELALUI PENDIDIKAN PANCASILA SEBAGAI UPAYA PEMBANGUNAN BANGSA INDONESIA ABAD 21

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. suatu upaya melalui pendidikan. Pendidikan adalah kompleks perbuatan yang

LAPORAN TUGAS AKHIR KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI BANGSA DAN DASAR NEGARA

IMPLEMENTASI PANCASILA DALAM KEHIDUPAN BERBANGSA DAN BERNEGARA

Hak Asasi Manusia Dalam Pancasila

TUGAS AKHIR PEMASYARAKATAN PANCASILA DALAM ERA GLOBALISASI

PENINGKATAN PEMAHAMAN PANCASILA DALAM DUNIA PENDIDIKAN. Kurangnya pemahaman nilai luhur Pancasila saat ini menjadi salah satu hal

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN GURU KELAS SD

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengikuti dan menaati peraturan-peraturan nilai-nilai dan hukum

Ujian Akhir Sekolah Tahun 2004 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

Modul ke: PENDIDIKAN PANCASILA Implementasi Sila Kemanusiaan yang adil dan beradab 12MKCU. Fakultas. Drs. Sugeng Baskoro,M.M. Program Studi Manajemen

MATA KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang amat penting dalam

PENTINGNYA PENDIDIKAN KARAKTER SECARA HOLISTIK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. suatu masyarakat karena dapat menjadi suatu rambu-rambu dalam kehidupan serta

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Yunita, 2014

PERAN MUSEUM SEBAGAI SUMBER BELAJAR DAN SARANA PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA

17. Berikut ini yang bukan sebutan identik bahwa Pancasila sebagai dasar negara adalah... a. Ideologi negara

Aji Wicaksono S.H., M.Hum. Modul ke: Fakultas DESAIN SENI KREATIF. Program Studi DESAIN PRODUK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sistem yang harus dijalankan secara terpadu dengan

PEMBAHASAN PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB III DESAIN/PENDEKATAN PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian sejarah yang berusaha menelaah kembali

PENERAPAN NILAI-NILAI PANCASILA

PANCASILA IDEOLOGI TERBUKA

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Pancasila dan Implementasinya

STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR TINGKAT SMP, MTs, DAN SMPLB

Pendidikan Kewarganegaraan (IPB 105) TINGKAT PERSIAPAN BERSAMA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Waktu: 8 x 45 Menit (Keseluruhan KD) Standar Kompetensi: Memahami Hakikat Bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)

I. PENDAHULUAN. Upaya pemerintah dalam menanamkan kembali nilai-nilai karakter (luhur) dilatar

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi perkembangan ini dan harus berfikiran lebih maju. Ciri-ciri

Transkripsi:

Cakrawala Pendidikan No. '2.,Volum.elV 1985 53 PERANAN PENDIDIKAN SEJARA'H.PERJUANGAN BANGSA DALAM PROSES SOSIALISASI NILAI-NILAI DAN KEPRIBADIAN BANGSA Oleh A.Daliman I. PENDAHULUA'N Pendidikan Nasional merupakan usaha dasar nntuk menjamin kelestarian dankelangsungan hidup bangsa. Oleh sebab itu Pendidikan Na~ional harus'menjangkau jauh ke depan. Dalam hubungan ini program Pendidikan Sejarah Perjuangan Bangsa memiliki pet-anan yang strategis. Keberhasilan program Pendidikan Sejarah Perjuangan Bangsa dalam menanamkan, mengembangkan dan melestarikan jiwa, semangat dannilai-nilai 1945 akan sangat menentukan bentuk dan corak kepribadian bangsa kita dan pada gilirannyaakan memperkokoh eksistensi bangsa dan negara kita. Untuk itu perlu. diambillangkah-iangkah sistematik untuk mensosialisasikan jiwa~ semangat dan nilai-nilai 1945 kepada generasi muda. 'D. 'HAK.EKAT SEJARAH PERJUANGANBANGSA SEBAGAI 'SUMBER NILAI Sejarah pada hakekatnya adalah proses perjuangan manusia dalam hendak mewujudkan peri kehidupan manusia yang sempurna. Perjuangan itu dimaksudkal} sebagai jaw.aban atau tanggapan terhadap berbagai tantangan yang dihadapi dalam hidupnya (total active response). Sejarah Nasional Indo~esia, khususnya ~Sejarah Perjuangan Bangsa Indonesia juga merupakan proses perjuangan rakyat dan ba~gsa.lndonesiadalam.mewujudkan peri kehidupan 'kemanusiaan.. yang sesuai dengan ~ita-cita-kemanusiaan bangsa "Indonesia sebagai. tercantum dalam'pembukaan- UUD-1945. Perjuangan rnanusia senantiasa didasarkan' 'da~'diarahkan untuk menjelmak:annilai-nilai.melaksanakan nilai-nilai selalu' dengan dan da]amkesatuan dengan manusia lainnya (Driyarkara, 1965, hi. 323)~.Artinyabahwa nilai-nilai senantiasa berfungsi sosial (Moh. NoorSya,ffi, 1983, hal. 127). Maka pada hakekatnya Sejarah Perju-

54 Cakrawala Pendidikan No.2. Volume IV 1985. angan Bangsa Indonesia merupakan gerak perjalanan perjuangan seluru h Rakyat dan Bangsa Indonesia dari masa ke masa dalam mernperjuangkan, menegakkan dan mempertahankan eksistensinya sebagai bangsa yang bermartabat dan terhormat di antara pergaulan bangsa-bangsa di dunia dengan berlandaskan nilai-nilai luhur yang diyakini benar.,maka dalam Sejarah Perjuangan Bangsa itu akan nampak nilai-nilai luhur yang dijunjung tinggi oleh rakyat dan bangsa Indonesia. Oleh sebab itu Sejarah Perjuangan Bangsa Indonesia merupakan sumber-sumber nilai yang dapat memberikekuatan imperatif, inspiratif dan instruktif kepada generasi.muda dalam meneruskan perjuangan bangsanya. PendidikanSejarah Perjuangan Bangsa sebagai pendidikan nllai (afektif) bersumber dari nilai-nilai tersebut. Mengenai makna nilai sepanjang sejarah peradaban manusia tetap merupakan problem,.walaupun selama ini pula manusia. tak dapat mengingkari nilai-nilai dan peranannya dalam kehidupannya. Protagoras, salah seorang tokoh Sophisme, memandang nilai-nilai sebagai sesuatu yang relatif. Encyclopedia Britanica (1965, hal. 964) menjelaskan bahwa nilai-nilai sungguh-sungguh merupakan realitas dan merupakan cita-cita yang benar. John Dewey memandang nilai sebagai object ofinterest. Maka nilai-nilai dapat memberikan motivasi bagi tindakan manusia, karena sesuatu yang bernilai selalu menarik hati dan mendorong untuk mencapai demi kepuasan batinnya. Sedang para penganut Hegel (Hegelian) menganggap nilai-nilai itu sebagai sesuatu yang bersifat normatif, obyektif dan berlaku umum. Nilai-nilai menjadi suatu idealisme bagi setiap pribadi (Moh. Noor Syam, 1983, hal. 135). Berdasarkan a4ls berbagai :pendapat di atas dapatlah disirnpulkan bahwa nilai adalah seperangkat asas, ci~a-cita, konsepsi, persepsi, cara pandang.dan pandangan hidup yang rnenjadi dan meru.pakan kerangka acuan dalam menentukan pilihannya dalam bersikap dan bertindak dalam mewujudkan cita-cita perjuangannya baik sebagai bangsa.ataupun sebagai seorang warganegara. Nilai-nilai perjuangan Bangsa Indonesia merupakan sistern nilai yang dijunjung tinggi oleh bangsa Indonesia yang tumbuh dan ber"kern.bang dalam rangkaian episode-episode perjuangan bangsa Indonesia sejak masa-masa dahulu,.sekarang dan dalam menyongsongmasa depan. Kristalisasi nilai-nilai.yangtumbuh dan berkembangdalamdan daripengalaman hidup perjuangan.. bangsa Indonesia'selama perjalanan sejarah, ter-

Peranan Pendidikan Sejarah Perjuangan Bangsa Da/am Proses Sosialisasi Nilai-nilai Dan Kepribadian BangsQ utama dalam memperjuangkan, menegakkan" mempertahankan, membela dan mengisi kemerdekaan inilah yang sekarang lebih dike.-' nal sebagai jiwa, semangat dan nilai-nilai 1945. Jiwa, semangat dan nilai-nilai 1945 ini pula yang mesti diwariskan kepada generasi muda.- dan nilai-nilai ini pulalah yang -harus menjadi sumber inspirasi- dan kekuatan perjuangan yang ta~ kunjung kering dalam meneruskan perjuangan bangsa. ' 't' III. NILAI-NILAI PERJUANGAN DAN KEPRIBADIAN BANG SA Seperti dikatakan di atas nilai-nilai yang dijunjung tinggi oleh suatu bangsa tumbuh dan berkembang dalam dan sebagai jawaban aktif yang menyeluruh (total active response) terhadap tantangantantangan hidup yang dihadapinya. Nilai-nilai itu tumbuh dan berkembang'4alam hubungan dan interaksi dengan Iingkungan alam sekitar, dalam interaksi dan interrelasinya dengan sesama manusia dan dalam hubungannya dengan Tuhan Yang Maha Esa, dalam hubung- '. annya de~gan kehidupan berbangsa dan bernegara, dalam hubungannya dengan usaha memenuhi kebutuhan hidupnya baik material maupun mental spiritual. Maka dilihat dari aspek dan prosesnya nilai-nilai yang menjadi pola anutan suatu bangsa selalu bermatra banyak (multidimensional) dan pluralistik. Segala sesuatu yang berada di lingkungan sekitar manusia memiliki nilai instrumental dan nilai intrinsik. Nilai instrumental menunjuk kegunaan segala sesuatunya bagi kepentingan dan kehidupan manusia. Nilai intrinsik adalah nilai yang lengket atau melekat pada tujuan diciptakannya benda tersebut oleh Maha. Pencipta sendiri (Moh. Noor Syam, 1983, hal. 135-136). Sesuai dan didasarkan hakekatkodrat manusia, maka terdapat pula berbagai nilai. Menurut struktuf atau susunan kodrat manusia ada nilai-nilai jasmaniah dan ada nilai-nilai rohaniah. Sedang sesuai dengan sifat kodrat manusia, maka ada nilai-nilai individu (pribadi) dan ada pula nilai-nilai sosial (kemasyarakatan). Dalam hubungannya dengan sesama manusia, maka manusia mengembangkan nilai-nilai sosial dan nilai-nilai moral. Nilai-nilai sosial, misalnya: gotong-royong, sikap hormat, simpati, kekeluargaan dan lain-lain. Nilai morallebih tinggi sifatnya, sebab menyangkut langsung pada hati nurani (conscience) yang menunjuk kepada

56 (:akrawala Pendidikan No.2. Yolume IV 1985 baik-buruk, luhur-hinanya tingkah laku manusia. Nilai-nilai moral berkaitan dengan rasa jujur, adil, setia, berkurban, kasih sayang, toleransi, setia kepada kebenaran. Nilai-nilai tersebut memberi ciri harkat manusia sebagai manusia. Harkat tertinggi dari kedudukan manusia ialah kemampuannya untuk menangkap nilai-nilai transendental. Nilai-nilai ini memberi kemampuan manusia untuk dapat berhubungan secara pribadi dengan Penciptanya, Tuhan Yang Maha Esa. Nilai-nilai ini menyebabkan manusia merasa rindu, pasrah diri, bertobat dan mohon ampun kepada Tuhan. Dalam hubungan dengan kehidupan bernegara manusia mengembangkan nilai-nilai politik,sosial, ekonomi, budaya dan nilainilai hankam. Nilai-nilai nasionalisme, patriotisme, heroisme, altruisme, demokrasi, kesadaran bertanggung jawab, keadilan sosial, sosial kemanusiaan adalah produk dari kesadarari. akan nilai-nilai kenegaraan. Nilai-nilai sejarah perjuangan bangsa Indonesia tak dapat dilepaskan dari eksistensi bangsa Indonesia sendiri. Artinya bahwa bangsa Indonesia yang kini- telah merdeka dan mempunyai kedudukan yang sama dengan dan di antara bangsa-bangsa lain di dunia hanya dapat dipertahankan, dikembangkan dan dilestarikan sebagai bangsa yang jaya dan terhormat, apabila generasi muda sebagai pe-. nerusperjuangan bangsa dapat memetik, menghayati, mengamalkan dan mengembangkan nilai-nilai yang dijunjnng tinggi oleh para pendahulu yang telah berhasil menegakkan Negara dan Bangsa Indonesia, di samping memang harns membuang jauh-jauh kelemahan-kelemahan yang tidak perin diulang. Dengan demikian Jiwa, Semangat dan Nilai-Nilai 1945 sebag~i kristalisasi nilai-nilaiperjuangan bangsa Indonesia mutlak perlu diteruskan, diwarisi dan dikembangkan oleh para generasi muda, sebab nilai-nilai 1945 memang tak dapat dilepaskan dari eksistensi Negara Proklamasi 1945. Jiwa, semangat dan nilai-nilai 1945 mengandung 4 (empat) nilai dasar (essensial): 1. Kesadaran Nasional sebagai suatu bangsa, yang mencakup jiwa, semangat, nilai-nilai: kepercayaan kepada Tuhan Yang.Maha Esa, berjiwa bahari, berdisiplin, tertib, waspada, man bekerja sarna, merasa bangga sebagai bangsa, memiliki harga diri, mengakui p<:rsamaan martabat manusia, taat pada norma,berjiwa per-

Peranan Pendidikan SejarahPerjuangan Bangsa Da/am Proses Sosialisasi ',':;/;;;57 Ni/ai-ni/ai Dan Kepribadian Bangsa I satuan dan kesatuan, cinta pada budaya bangsa,'percaya padakemampuan diri sendiri serta anti terhadap komunisme.. 2. Sikap patriotik, yang mencakup jiwa, semangat dan nilai-nilai: sifat tahan uji, tilet, tahan menderita, berani karena,benar, rela' berkurb.an, berjiwa ksatria, bertanggung jawab, berjiwa pemim... pin, berjiwa keteladanan, cinta damai, tetapi lebih cinta pada keinerdekaan, heroik, berjiwa pelopor dan anti dominasi asing. 3. Kemampuan kreatif-innovatif, yang mencakup: jiwa, semangat dan nilai-nilai berjiwa wiraswasta, berjiwa membangun, mencari hal-hal baru yang lebih baik, terbuka dan tanggap serta bersikap kritis. 4. Kepribadian yang berdasarkan jiwa, semangat dan nilai-nilai 1945 dan Pancasila, yang mencakup nilai-nilai: menguasai diri, setia kawan, takwa, religius, berjiwa gotong royong, kekeluargaan, sikap hormat, toleran, berjiwa mufakat, mengendalikan diri, cinta sesama, adil, berjiwa merdeka, jujur, tekun dan leliti. Secara formal-konstitusional jiwa, semangat dan nilai-nilai 1945 beserta 4 nilai dasarnya telah dituangkan ke dalam P4 (Pedoman, Penghayatan dan Pengamalan Pancasila) sebagai rumusan sederhana dari Pancasila sebagai pandangan hidup dan falsafah ba~gsa Indonesia. Jiwa, semangat dan nilai-nilai 1945 dan bentuk-bentuk kristalisasinya Pancasila dan P4 menurut istilah Karl von Savigny. dapat dipandang sebagai volkgeisl (jiwa bangsa) Indonesia. Jiwa ini menjelrna dalam dan memberikan ciri-ciri khas kepada sikap mental, tingkah laku dan amal perbuata'n bangsa Indonesia yang dapat untuk membedakannya dari bangsa lain. Jiwa, semangat dan ~ilai-nilai 1945 memberikan ciri kepada dan merupakan kepribadian bangsa Indonesia. Mengenai pengertian Kepribadian Bangsa (Nasional) Indonesia telah dirumuskan dalam Seminar Kepribadian Nasional di Malang pada 12-15 April 1961. Keprib~dian Nasional didefinisikan sebagai 'keseluruhan, kesatuan dari segala segi kehidupan bangsa Indonesia batiniah dan lahiriah yang terbentuk dan berkembang dalam dan bersama serta sejalan dengan terbentuk dan'berkembangnya ~angsa ~ Indonesia, yang menunjukkan adanya dan yang membedakan bangsa Indonesia dari bangsa-bangsalainnya. Nilai-nilai 1945, beserta 4 nilai dasarnya da~b~i1tuk,kristalisasinya ~ai1casila'dan P4 merupa;

58 Cakrawala Pendidikan No.2.' Volume I'Y 1985 kan mutiara-mutiara kepribadian yang digali dari Sejarah Perjuangan Bangsa Indonesia.. IV. SOSIALISASINILAI-NILAI 1945 DAN PEMBINAAN KE PRIBADIAN BANGSA Sifat lekat (inherent)-nya Jiwa, Semangat dan Nilai-Nilai 1945 pada eksistensi Bangsa dan Negara Indonesia mengharuskan untuk meneruskan, mengembangkan, melestarikan dan mewariskannya kepada generasi muda sebagai generasi penerus. Pewarisan nilai-nilai 1945 tersebut pada saat ini telah dirasa mendesak. Pada dewasa ini telah hadir 'suatugenerasi yang bukan saja tidak men,galami masamasa penjajahan, juga generasi yang lahir sesudah selesainya Peran,g Kemerdekaan. Maka apabila Generasi 1945 tidak cepat-cepat dan secara intensip menunjukkan dan meneruskan nilai-nilai yang menjadi cita-cita. kemerdekaan kepada generasi sekarang, sangat dikha-. watirkan mereka akan memiliki persepsi yang berbeda mengenai citacita perjuangan yang telah melahirkan bangsa dan negara Proklamasi. Cara-cara yang paling tepat dalam meneruskan dan-mewariskan nilai-nilai 1945 adalah. dengan kenyataan-kenyataan. Artinya nilainilai tersebut diwujudkan dalam amal dan perbuatan dalam kehidupan nyata sehari-hari. Tetapi cara-cara yang lebih sistematik dan terencana dalam mewariskan nilai-nilai 1945 tentu saja melalui pendidikan. Dengan tegas dalam GBHN 1983 dinyatakan bahwa Pendidikan Sejarah Perjuangan Bangsa serta unsur-unsur yang dapat meneruskan danmengembangkan jiwa, semangat dan nilai-nilai 1945 kepada Generasi Muda harus dimasukkan ke dalam kurikulum sekolah dan wajib diberikan mulai dari taman kanak-kana'k sampai Perguruan Ting,gi baiknegeri maupun swasta dan di lingkungan masyarakat. Dalam hubungan ini program Pendidikan Sejarah Perjuangan Bangsa dipandang paling tepat untuk menanamkan, mengembangkan, menerus~an serta melestarikan nilai~nilai tersebut, oleh karena di samping Pei1didikap. SejarahPerjuangan Bangsa merupakan penghubung dari generasi lampau dangenerasi sekarang, lebih-lebih karena Pendidikan Sejarah Perjuangan Bangsa sebagai pendidika~ nilai,dapat menunjukkan proses pertumbuhan nilai-nilai 1945, sehingga dapat memberikan persepsi yang lebihkonseptual, 'lengkap dan mantap.

Peranan Pendidikan SejarahPerjuangan,Bangsa Da/am Proses SOsialisasi Ni/ai-ni/ai Dan Kepribadian Bangsa Pendidik3:n sebagai proses pewarisan nilai-nilai ((ransfer, of values) selalu berarti sebagai sosialisasi. Proses sosialisasi mengantar individu anak kepada masyarakat dan menjadi bagian dari masyarakat. Anak (siswa) mengadopsi nilai-nilai yang menjadi pola tingkah laku dan standard hidup masyarakatnya (Vembriarto, 1984, hal. 21). Pendidikan Sejarah Perjuangan Bangsa sebagai proses sosialisasi berusaha secara sistematik dan terencana untuk mensosialisasikan, meresapkan nilai-nilai 1945 kepada generasi muda, agar nilai-nilai luhur yang mengandung cita-cita kemerdekaan tersebut dap.at menjadi bagian yang integral dalam hidup dan pribadi generasi muda. Nilai-nilai 1945 menjadi pola anutan dan kerangka referensi dalam cara berfikir, ~ara bersikap dan cara bertingkah laku. Demikianlah proses sosialisasi nilai~nilai 1945 melalui Pendidikan Sejarah Perjuangan Bangsa akan meratakan jalan bagi terbinanya manusia pembangunan Indonesia yang berpedoman pada Pancasila dan UUD 1945 sebagai dicita-citakan dalam pasal 3 Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 209/U/1984 tentallg Kurikulu'm 1984. Puncak dari proses sosialisasi ialah terbentuknya suatu kepripadian (Sanapiah Faisal, 1983, hal. 322). Demikian pula proses sosialisasi jiwa, semangat dan nilai-nilai 1945 sebagai sistem nilai masyarakat dan bangsa.indonesia melalui Pendidikan Sejarah Perjuangan Bangsa diarahkan dan ditujukan pada terbinanya kepribadian l?angsa (nasional) yang mantap dan tangguh. Dalam pembinaan kepribadian bangsa ini Pendidikan Sejarah Perjuangan Bangsa menggunakan pendekatan kultural dalam pemilihanbahan essensial dari pokok b'ahasannya (Habib Mustopo, 1_983, hal. 2). Kriteria dasar pemilihan bahan essensial tersebut ialah;.., -' 1. yang mengungkapkan jiwa, semangat dan nilai-nilai 1945 untuk mempertahankan kelangsungan dan mengembangkan budaya dan peradaban Nusantara dalam dimensi waktu yang berbedabeda, ' 2. yang menunjukkan 'bukti keberhasilan dalam mengatasi tantangan-tantangan dari dalam maupun dari luar yang mengancam.kemerdekaan, persatuan,dan kesatuan bangsa, 3. yang menggambarkan semangat dan kemampuan kreatif mencip ""iakan budaya dan peradaban yang dapat meningkatkan kebanggaan':'dan harga diri bangsa, 4. yang mampu menggugah jiwa dan semangat perjuangan untuk pembangunan,

60 Oikrawala Pendidikan No.2, Volume IV /985 5. yang mampumemberi motivasi bagi tumbuhnya jiwa, semangat dan pengamalan nilai-nilai luhur yang berakar dalam Sejarah Perjuangan Bangsa. Pendekatan kultural (budaya) dalam pembinaan kepribadian bangsa ini sesuai dengan kebijaksanaan Nasional di bidang Kebudayaan sebagai digariskan dalam GBHN 1983, yakni: 1. Mengembangkan nilai budaya Indonesia guna memperkuat kepribadian bangsa, mempertebal rasa harga diri dan kebanggaan Nasional, 2. Pengembangan Kebudayaan Nasional diarahkan kepada nilainilai yang mencerminkan kepribadian bangsa dan meningkatkan.nilai-nilai luhur serta mencegah nilai-nilai sosial budaya yang bersifat feodal dan kedaerahan yang sempit. 3. Meningkatkan disiplin nasional untuk memperkokoh kesetiakawanan dan menanamkan sikap mental tenggang rasa, hemat,prasaja, bekerja keras,cermat, tertib, penuh rasa keadilan, jujur d(}n sikap kewiraan.. 4. Peningkatan us'aha-usaha pembauran bangsa demi memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa. 5. Pengembangan bahasa Indonesia dengan menggunakan bahasa D.~erah unt1;lk memperkaya perbendaharaan dan pengembangan bahasa Nasional. 6.' Membina tradisi dan peninggalan sejarah yang mempunyai nilai.-1lilai perjuangan bangsa dan kebanggaan serta _~.emanfaatan Nasional. Pembinaan kepribadian bangsa melalui Pendidikan Sejarah Perjuangan Bangsa pada generasi muda/remaja secara psikologis mempunyai "arti penting dan sangat menentukan bagi hari depan bangsa dan negara~ Masa remajamerupakan masa yang paling menentukan dalam perkembangan. kehidupan manusia, sebab pada masa itu para remaja sedang mencaridan membentuk pola kepribadianl1ya yang akan menentukan dan memberi corak bagi seluruh hidup-.nya di masa-masa mendatang. Masa remaja merupakan masa. mencari identifikasidiri deng~n melihat 4an meneladani pribadi-pribadi ideal yang dipuja-puja. Dalamhal ini.pendidik~nsejarah Perjuangan bangsa memang merupak-an pendidikan"idecilisme yang mampu memberi arab dan motivasi dalam mencapa~kepribadia~ yang dicitacitakan oleh generasi mnda, tumpuan masa depan bangsa dan. ne,ga-

Peranan Pendidikan Sejarah Perjuangan Bangsa Da/am Proses Sosialisasi Nilai-nilai Dan Kepribadian Bangsa 61 rae Tokoh-tokoh pahlawan bangsa yang telah gugur dalam membela bangsa dan negara dengan dijiwai dan disemangati _nilai-nilai luhur akan menjadi tokoh identifikasi yang ideal bagi para Iemaja. Maka keberhasilan kegiatan belajar Pendidikan Sejarah -Perjuangan Bangsa dalam m~nsosialisasikan nilai-nilai 1945 kepada para remaja/ generasi muda akan sangat menentukan kokoh dan tangguhnya kepribadian bangsa Indonesia di masa-masa mendatang. Oleh sebab itu tugas para guru Sejarah Perjuangan Bangsa sangatlah berate Tidak saja mereka harus mampu mengaktualisasikan perjuangan dan peranan para tokoh sejarah, mereka sendiri pun, tegasnya pribadi mereka, harus merupakan aktualisasi nilai-nilai luhur yang diperjuangkan oleh para pahlawan yang telah mendahului kita. Agar proses sosialisasi dapat berlangsung efektif, maka pemilihan strategi belajar-mengajar harus mampu menarik minat dan membangkitkan motivasi siswa untuk menerima, menghayati dan mengamalkan nilai-nilai 1945. Metode-metode yang dipandang mendukung proses sosialisasi nilai-nilai ialah: 1. Pada proses internalisasi nilai melalui pengenalan, penuturan dan perenungan ni(ai-nilai antara lain dapat digunak'an metode-metode: a. Ceramah-, yang terdiri: - Ceramah dengan variasi ekspresi, guru, - Ceramah dengan variasi tanya-jawab, - Ceramah dengan variasi gambar/ diagram, _ - Ceramah dengan variasi benda yang sebenarnya atau model. b. Bercerita mengenai: - Sifat-sifat para pahlawan, - Bentuk-bentuk perjuangan seorang atau beberapa pahlawan. 2. Pada proses pengkajian Nila; antara.lain dapat digunakan metode: a. Tanya jawab yang meliputi: - Tanya jawab murid-guru dan guru-murid - Tanya jawab murid-murid b. Diskusi yang meliputi: - Diskusi kelompok kecil (2-10 orang) - Disk~si kelompok besar (11-20 orang) - Seminar klas, c. Umpan balik kepada siswa.

62 Cakrawala Pendidikan No.2: Volume IV 1985 3.Pada proses pengungkapan, penghayatan dan pengamalan nilai antara lain dapat digunakan metode: 'a. Simulasi yang meliputi: - Bermain peran - Permainan - Sosiodrama b. Melaksanakan Tugas atau Kegiatan tertentu yang meliputi: - Menyanyi - Menari - Membaca puisi/deklamasi - Bersenam - Tablo/Pantomim - Oratorium - Drama - Upacara - Membuat laporan c. Karya wisata ke: - Situs Sejarah - Monumen - Diorama - Museum d. Pameran Kesejarahan dan Perjuangan. e. Menonton Film/Slide Perjuangan f. Metode Proyek. Dengan poia strategi dan metode-metode beiajar-mengajar yang demikian dimungkinkan ~iswa melakukan kegiatan beiajar secara. aktif dan kreatif dan dimungkinkan pula adanya interpenetrasi antara aspek-~spek afektif, kognitif dan. psikomotorik yang sekaiigus menyeimbangkan pendidikan kognitif dan pendidikan afektif. Proses sosialisasi niiai-niiai meiaiui Pendidikan Sejarah Perjuangan Bangsa dan dengan berbagai strategi dan metodebelajarmengajar pada hak.ekatnya untu~ Iebih memanusiawikan manusia Indonesia (Manusia Indonesia seutuhnya). Penghayatan.nilai-niIai sejarah perjuangan bangsanya lebih memungkinkan manusia Indonesi~ untuk hidup "berkembang pada akat-akar budayadan falsafah bangsa sendiri. Demikianlaheksistensi inanusia dan bangsa Indonesia sebagai manusia dan bangsa Indonesia menjadi lebih eksist.

Peranan Pendidikan Sejarah'Perjuangan Bangsa Da/am Proses Sosia/isasi Ni/ai-ni/ai Dan Kepribadian Bangsa V. KESIMPULAN. Pendidikan sebagai proses pewarisan nilai-nilai (transfer' of values) selalu berarti proses sosialisasi. Pendidikan Sejarah Perjuangan Bangsa berfungsi rnensosialisasikan ~iwa, Semangat dan Nilai-Nilai 1945 sebagai sistern nilai bangsa dan negara Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UUD-1945. Pendidikan Sejarah Perjuangan Bangsa rnerupakan wahana yang tepat dalam proses sosialisasi nilai-nilai perjuangan bangsa, sebab program pendidikan ini mampu mengaktualisasi nilai-nilai dan tokoh-tokoh pendukung nilai yang menjadi model identifikasi idealisme yang dicita-citakan. Puncak proses sosialisasi ialah terbentuknya kepribadian. Melalui Pendidikan Sejarah PerJuangan Bangsa diharapkan terbentu k manusia Indonesia yang berpribadi kuat dan tangguh, berwata~, memiliki harga diri, beradab dan berbudaya yang tumbuh dan berkembang di atas akar-akar kepribadian Indonesia. Melalui Pendidikan Sejarah Perjuangan Bangs~diharapkan kita lebih mampu menyelami nilai-nilai kepribadian bangsa sendiri dan. membangun bangsa dan negara sesuai dengan nilai-nilai kepribadian tersebut, agar dengan demikian menjadi lebih mantab eksistensi kita sebagai manusia dan bangsa Indonesia. DAFTAR PUSTAKA Driyarkara, Tentang Pendidikan, Penerbit Kanisius Yogyakarta, 1980. Encyclopedia Britanica, William Benton Publisher, Chicago, 1956. Habib Mustopo, Pendidikan SejarahPerjuangan Bangsa, BP3K, Ja,karta, 1983. Moh. Noor Syam, Filsa/at Pendidikan dan Daslfr Filsafat Pendidikan Pancasila, Usaha Nasional, Surabaya, 1983. Sanapiah Faisal, Sosiologi Pendidikan,.Usaha Nasional, Surabaya, '1983. Soedijarto, Pendidikan Nilai Melalui Pendidikan Sejarah Perjuangan Bangsa, BP3K, Jakarta, 1983. Vembriarto,St, Sosiologi Pendidikan, Paramita, Yogyakarta, 1982. Pedoman Bidang Studi Pendidikan Sejarah Perjuangan Bangsa, BP3K,_ Jakarta, 1983. Pedoman Proses BelaJar-Mengajar Pendidikan Sejarah Perjuangan Bangsa, BP3K, Jakarta, 1983. '. Ketetapan~KetetapanMPR, Penerbit Ekspres, ~urabaya, 1983. 63