Aktiva Lain-lain yang mempunyai kekuatan hukum sebagai aktiva yang tidak mempunyai manfaat lagi dapat dicadangkan untuk dihapuskan.

dokumen-dokumen yang mirip
PEDOMAN PELAYANAN KEPESERTAAN

PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN

LEMBARAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 10 TAHUN 2004 SERI D NOMOR 8

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1995 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN USAHA SIMPAN PINJAM OLEH KOPERASI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 9 TAHUN 1995 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN USAHA SIMPAN PINJAM OLEH KOPERASI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 1992 TENTANG USAHA PERASURANSIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 1998 TENTANG PERUSAHAAN UMUM (PERUM) PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 1997 T E N T A N G PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

- 6 - DANA PENSIUN. PROGRAM PENSIUN IURAN PASTI LAPORAN AKTIVA BERSIH

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 1997 TENTANG PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1) Pengertian Pajak Penghasilan. 2) Subjek Pajak Penghasilan. Undang Pajak Penghasilan Nomor 36 tahun 2008, yaitu.

PEDOMAN PENYAJIAN DAN PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN DANA PENSIUN

UU No. 8/1995 : Pasar Modal

PERATURAN DAERAH KOTA SOLOK NOMOR : 3 TAHUN 2004 TENTANG POKOK-POKOK PENGELOLAAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) KOTA SOLOK

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2003 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN UMUM (PERUM) BULOG PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2003 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN UMUM (PERUM) BULOG PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2008, No c. bahwa potensi sumber pembiayaan pembangunan nasional yang menggunakan instrumen keuangan berbasis syariah yang memiliki peluang besa

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 73 TAHUN 1992 TENTANG PENYELENGGARAAN USAHA PERASURANSIAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 1997 TENTANG PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 73 /POJK.05/2016 TENTANG TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN PERASURANSIAN

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 511/KMK.06/2002 TENTANG INVESTASI DANA PENSIUN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2003 TENTANG PERUSAHAAN UMUM KEHUTANAN NEGARA (PERUM PERHUTANI) PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lampiran III PENJELASAN SETIAP PERKIRAAN DALAM LAPORAN KEUANGAN DANA PENSIUN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUSI BANYUASIN NOMOR 12 TAHUN 2005 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 1992 TENTANG USAHA PERASURANSIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

- 1 - DANA PENSIUN. PROGRAM PENSIUN MANFAAT PASTI LAPORAN AKTIVA BERSIH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 1 TAHUN 2007 TENTANG POKOK-POKOK PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 1985 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG PAJAK PENGHASILAN 1984 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2003 TENTANG PERUSAHAAN UMUM KEHUTANAN NEGARA (PERUM PERHUTANI) PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 1997 TENTANG PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1995 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN USAHA SIMPAN PINJAM I OLEH KOPERASI

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2004 TENTANG LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN

PERATURAN DAERAH PROPINSI KALIMANTANBARAT NOMOR 6 TAHUN 2004 TENTANG PENGELOLAAN BARANG DAERAH

PERATURAN DAERAH KOTA BANJAR NOMOR 9 TAHUN 2005 TENTANG PENGELOLAAN BARANG DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2002 TENTANG PERUSAHAAN UMUM (PERUM) DAMRI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2003 TENTANG PERUSAHAAN UMUM KEHUTANAN NEGARA (PERUM PERHUTANI) PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 1985 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG PAJAK PENGHASILAN 1984 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PEDOMAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN

SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PERUSAHAAN DANA PENSIUN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA. Presiden Republik Indonesia,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 73 TAHUN 1992 TENTANG PENYELENGGARAAN USAHA PERASURANSIAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 7 TAHUN 2001 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH SARANA PEMBANGUNAN SIAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIAK,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 1985 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG PAJAK PENGHASILAN 1984 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 1994 TENTANG

PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG PAJAK PENGHASILAN 1984 Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 1983 Tanggal 31 Desember Presiden Republik Indonesia,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 95 TAHUN 2000 TENTANG PERUSAHAAN UMUM (PERUM) SARANA PENGEMBANGAN USAHA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 95 TAHUN 2000 TENTANG PERUSAHAAN UMUM (PERUM) SARANA PENGEMBANGAN USAHA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

SALINAN KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 511 /KMK.06/2002 TENTANG INVESTASI DANA PENSIUN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG NOMOR 4 TAHUN 1994 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 1998 TENTANG PERUSAHAAN UMUM (PERUM) PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

L E M B A R A N D A E R A H

LAMPIRAN KEPUTUSAN. MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR : 63/KEP/M.PAN/7/2003, TANGGAL : 10 Juli 2003

BAB I PENDAHULUAN. Suatu perusahaan tentu pada dasarnya selalu berusaha untuk mencapai. tujuan didirikannya perusahaan tersebut. Untuk menunjang agar

*9884 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA (UU) NOMOR 20 TAHUN 1997 (20/1997) TENTANG PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 1995 TENTANG PENYELENGGARAAN KEGIATAN DI BIDANG PASAR MODAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1995 TENTANG PASAR MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1995 TENTANG PASAR MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2002 TENTANG PERUSAHAAN UMUM (PERUM) DAMRI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 1995 TENTANG PENYELENGGARAAN KEGIATAN DI BIDANG PASAR MODAL

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 76 TAHUN 1992 TENTANG DANA PENSIUN PEMBERI KERJA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 1997 TENTANG PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 1999 TENTANG PERUSAHAAN UMUM KEHUTANAN NEGARA (PERUM PERHUTANI) PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 1994 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 7 TAHUN 2001 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH SARANA PEMBANGUNAN SIAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIAK,

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR : 18 TAHUN 2004 TENTANG PENGELOLAAN BARANG DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TASIKMALAYA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1995 TENTANG PASAR MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1995 TENTANG PASAR MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2000 TENTANG PERUBAHAN KETIGA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1983 TENTANG PAJAK PENGHASILAN

BAB I PENDAHULUAN. perlengkapan dan sarana pendukung lainnya untuk memperlancar pekerjaan dalam rangka

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 39/POJK.04/2014 TENTANG AGEN PENJUAL EFEK REKSA DANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Kompetensi Dasar 5.2 Menafsirkan persamaan akuntansi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Yayasan Dana Pensiun PT. Merpati Nusantara Airlines. Yayasan tersebut

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negar

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1995 TENTANG PASAR MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PUNGUTAN OLEH OTORITAS JASA KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB III METODOLOGI ANALISIS

PERATURAN DAERAH KOTA SOLOK NOMOR : 3 TAHUN 2004 TENTANG POKOK-POKOK PENGELOLAAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) KOTA SOLOK

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 1995 TENTANG PENYELENGGARAAN KEGIATAN DI BIDANG PASAR MODAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI

BUPATI SIDOARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIDOARJO NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG PERSEROAN TERBATAS BANK PERKREDITAN RAKYAT DELTA ARTHA

LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG

JURNAL PENYESUAIAN PERUSAHAAN JASA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 1995 TENTANG PENYELENGGARAAN KEGIATAN DI BIDANG PASAR MODAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UU 10/1994, PERUBAHAN ATAS UNDANG UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1983 TENTANG PAJAK PENGHASILAN SEBAGAIMANA TELAH DIUBAH DENGAN UNDANG UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1991

EVALUASI ATAS PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 PADA PT SNI. Dalam rangka pemanfaatan Undang undang Perpajakan secara optimal untuk

SALINAN SURAT EDARAN DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 8 /SEDK.02/2015 TENTANG AKUNTANSI ASET TETAP DAN ASET TAKBERWUJUD

BAB I PENDAHULUAN. kendaraan, dan peralatan/inventaris yang digunakan dalam mendukung

NOMOR 32 TAHUN 1997 TENTANG PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 1992 TENTANG DANA PENSIUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 133 TAHUN 2000 TENTANG PERUSAHAAN UMUM (PERUM) PERCETAKAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN

PEDOMAN ORGANISASI DAN TATA KERJA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA (PP) NOMOR 34 TAHUN 2000 (34/2000) TENTANG PERUSAHAAN UMUM PERCETAKAN UANG REPUBLIK INDONESIA (PERUM PERURI)

aktiva tetap sampai dengan aktiva tersebut siap untuk digunakan.

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan. Aset tetap bersifat tangible dan digunakan dalam jangka panjang.

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 11 TAHUN TAHUN 2014

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN Aktiva dikelompokkan dalam aktiva investasi, operasional dan lain-lain sebagai berikut : Aktiva Investasi, yaitu aktiva yang mempunyai kontribusi langsung terhadap kinerja pendapatan Dana Pensiun. Aktiva Operasional, yaitu aktiva yang fungsinya digunakan untuk menunjang kegiatan operasional Dana Pensiun berupa gedung, kantor, kendaraan, peralatan komputer, dan lain-lain. Aktiva Lain-lain, yaitu aktiva di luar investasi dan operasional. Yang masuk kategori aktiva ini adalah aktiva investasi atau aktiva operasional yang fungsinya tidak sejalan dengan tujuannya (bermasalah), maka dikeluarkan dari kedua jenis aktiva di atas dan dimasukkan dalam Aktiva Lain-lain. Aktiva Investasi bermasalah, yaitu aktiva investasi yang dinilai tidak dapat memberikan manfaat ekonomis (bermasalah) serta tidak mempunyai kontribusi lagi terhadap kinerja pendapatan Dana Pensiun, sehingga dapat dijual / dilepas / dihapuskan. Demikian pula terhadap Aktiva Operasional yang dinilai tidak dapat memberikan manfaat dapat dijual / dilepas / dihapuskan. Aktiva Operasional yang tidak digunakan lagi atau tidak mempunyai manfaat lagi, dikeluarkan dari kelompok Aktiva Operasional berikut akumulasi penyusutannya. Keuntungan / kerugian dari penjualan Aktiva Operasional tersebut dibukukan dalam perhitungan hasil usaha tahun berjalan. Aktiva Lain-lain yang mempunyai kekuatan hukum sebagai aktiva yang tidak mempunyai manfaat lagi dapat dicadangkan untuk dihapuskan. Untuk lebih jelasnya perihal pengelolaan aktiva-aktiva tersebut, maka perlu dibuat Prosedur Penjualan / Pelepasan / Penghapusan Aktiva Investasi yang Bermasalah dan Aktiva Operasional. II. MAKSUD... 1 II. MAKSUD DAN TUJUAN Pedoman ini dimaksudkan sebagai kebijakan dasar dan acuan dalam pelaksanaan kegiatan Penjualan / Pelepasan / Penghapusan Aktiva Investasi yang Bermasalah dan Aktiva Operasional serta sebagai landasan untuk menyusun petunjuk teknis tentang Penjualan / Pelepasan / Penghapusan Aktiva Investasi yang Bermasalah dan Aktiva Operasional. Adapun tujuannya, yaitu untuk menunjang tertib administrasi Penjualan / Pelepasan / Penghapusan Aktiva Investasi yang Bermasalah dan Aktiva Operasional dan untuk memberikan panduan dalam Penjualan / Pelepasan / Penghapusan Aktiva Investasi yang Bermasalah dan Aktiva Operasional agar sesuai dengan ketentuan yang berlaku, terkait dengan penilaian aktiva bersih Dana Pensiun. III. RUANG LINGKUP Kebijakan Umum tentang Aktiva Investasi dan Operasional

Aktiva Investasi yang dinilai tidak dapat memberikan manfaat ekonomis (bermasalah) dapat dijual / dilepas / direklasifikasi ke aktiva lain-lain sebelum dihapuskan. Aktiva Operasional yang dinilai tidak dapat memberikan manfaat dapat dijual / dilepas / dihapuskan. Untuk itu perlu ditentukan mana saja aktiva investasi maupun operasional yang sudah memenuhi syarat untuk dapat dijual / dilepas / dihapuskan. 3.2 Penjualan Aktiva Investasi dan Aktiva Operasional Penjualan Aktiva Investasi dan Aktiva Operasional harus dibedakan pengertian dasarnya sebagai berikut : Penjualan Aktiva Investasi berorientasi pada perhitungan perolehan harga semaksimal mungkin, karena aktiva tersebut dimiliki Dana Pensiun sebagai bagian dari tujuan pengembangan dana. 2. Penjualan... 2 Penjualan Aktiva Operasional disebabkan nilai pemakaiannya sudah tidak memenuhi harapan Aktiva Operasional digunakan untuk pelaksanaan kegiatan operasional, sehingga orientasi pada fitur dan manfaat yang dapat disumbangkan untuk kelancaran kegiatan Dana Pensiun. Penjualan / Pelepasan Aktiva Lain-lain disebabkan karena menurut perkiraan aktiva tersebut sudah tidak bisa bermanfaat lagi bagi Dana Pensiun, hal itu diperkuat dengan bukti-bukti atau dokumen yang mempunyai kekuatan hukum. 3.3 Penjualan / Pelepasan/ Penghapusan Aktiva Investasi yang Bermasalah, Aktiva Operasional dan Aktiva Lain-lain Penjualan / Pelepasan / Penghapusan Aktiva Investasi yang Bermasalah lebih banyak disebabkan hal-hal di luar kontrol Dana Pensiun, misalnya karena diperlukan untuk fasilitas umum, penurunan harga pasar yang signifikan dan ada masalah dengan pihak lain. Pelepasan Aktiva Operasional, dikarenakan kehendak Dana Pensiun sendiri untuk tidak lagi memiliki atau menggunakannya. Pelepasan Aktiva Lain-lain, dikarenakan menurut bukti-bukti / dokumen yang ada diperkirakan aktiva tersebut sudah tidak ada manfaat ekonomisnya. Penjualan / Pelepasan / Penghapusan Aktiva Investasi yang Bermasalah dapat dilakukan dengan syarat secara bisnis kurang ekonomis, sebab lainnya yang menyebabkan aktiva tersebut tidak produktif, penjualannya harus diperoleh dengan harga yang maksimum. Selisih antara hasil penjualan dan nilai perolehan aktiva investasi dicatat pada laba / rugi penjualan Aktiva Investasi. 3.4 Penghapusan... 3

3.4 Penghapusan Aktiva Investasi yang Bermasalah dan Aktiva Operasional Setiap Aktiva Investasi yang Bermasalah dan Aktiva Operasional yang dijual atau dilepaskan haknya oleh Dana Pensiun harus dihapus dari catatan pembukuan sebagai kekayaan Dana Pensiun. Terdapat kemungkinan, Aktiva tersebut tidak dijual dan tidak dilepas, tetapi harus dihapus, disebabkan : hilang atau nilai ekonomisnya sudah habis. Penjualan / pelepasan / penghapusan ada kaitannya dengan kerugian. Pada penghapusan Aktiva Investasi yang Bermasalah tidak disertai pemupukan cadangan penyusutan dan harus diakui sebagai Selisih Penilaian Investasi (SPI). Pada penghapusan Aktiva Operasional selalu diperhitungkan sejak awal adanya pembentukan cadangan penyusutan. 3.5 Perbedaan Pengertian Penjualan dan Pelepasan Pada pelepasan aktiva, hak Dana Pensiun atas aktiva tersebut dilepaskan, bukan dijual sehingga tidak ada harga jual tapi mungkin ada ganti rugi atau penerimaan kembali. Sedang pada penjualan aktiva, hak Dana Pensiun atas aktiva tersebut dijual, dibeli oleh pihak lain dengan harga tertentu. 3.6 Proses Penentuan Keputusan Penjualan / Pelepasan / Penghapusan 1. Merupakan proses sampai pada pengambilan keputusan untuk menjual / melepas / menghapus aktiva. Proses ini diawali dengan adanya permohonan untuk melakukan penjualan / pelepasan / penghapusan Aktiva Investasi atau Aktiva Operasional, yang memuat penjelasan tentang latar belakang dan tujuan dilakukannya penjualan / pelepasan / penghapusan, daftar rekapitulasi aktiva yang akan dijual / dilepas / dihapus yang dilampiri dengan rincian jenis, spesifikasi, tahun perolehan, kondisi, lokasi, nilai perolehan dan nilai pasar / buku dan jadwal pelaksanaannya. 2. Proses ini ini menyangkut transparansi informasi, akuntabilitas pejabat yang berwenang melakukan penjualan pelepasan dan penghapusan, responsibilitas masing-masing pihak, independensi para pengambil keputusan, fairness perlakuan terhadap pihak yang terkait. 3. Penjualan... 4 3. Penjualan / pelepasan aktiva investasi yang bermasalah diajukan oleh Direktur Pengembangan dan diputuskan oleh Direksi. 4. Penjualan / pelepasan aktiva operasional diajukan oleh Direktur Umum dan Kepesertaan serta diputuskan oleh Direksi. 5. Penjualan / pelepasan aktiva lain-lain diajukan oleh Direktur Keuangan dan diputuskan oleh Direksi. 6. Penghapusan aktiva investasi bermasalah, aktiva operasional dan aktiva lainlain diajukan oleh Direktur Utama kepada Pendiri, tembusan Dewan Pengawas dan diputuskan oleh Pendiri, kecuali yang mempunyai nilai buku nol, diputuskan oleh Direksi. 3.7 Pelaksanaan Penjualan / Pelepasan / Penghapusan Pelaksanaan penjualan / pelepasan / penghapusan Aktiva Investasi yang Bermasalah atau Aktiva Operasional dapat dilakukan oleh Dana Pensiun sendiri, Dana Pensiun dengan bantuan dan konsultasi pihak lain atau sepenuhnya oleh pihak lain. Pihak lain tersebut misalnya Perusahaan Jasa Penilai (Appraisal), Agen Penjual, Biro Iklan, Notaris, Instansi terkait seperti Badan Pertanahan Nasional (BPN), Kantor

atau Balai Lelang dan Pengadilan Negeri. Penggunaan Perusahaan Jasa Penilai (Appraisal) dilakukan untuk melakukan penilaian terhadap Aktiva Investasi yang Bermasalah. 3.8 Dokumentasi dan Bukti Kepemilikan Aktiva Aktiva yang dimiliki sebagai kekayaan Dana Pensiun harus ditunjang dengan kelengkapan dokumen dan surat bukti yang berkaitan dengan kepemilikan. Dalam hal Dana Pensiun, seperti misalnya Akte Jual Beli, Sertifikat, IMB, BPKB dan lain sebagainya. Sebelum dilakukan penjualan atau pelepasan, perlu dicek dulu mengenai kelengkapan-kelengkapan dokumen tersebut, sehingga pada saat terjadinya penjualan atau pelepasan, kelengkapan dokumen ini tidak menjadi masalah. 3.9 Dokumen... 5 3.9 Dokumen Penjualan / Pelepasan / Penghapusan Dokumen dan surat-surat berkaitan dengan pelaksanaan Penjualan / Pelepasan / Penghapusan Aktiva juga sangat penting artinya, karena bagaimana pun ketiga kegiatan tersebut merupakan tindakan-tindakan yang mengakibatkan berkurangnya jumlah Aktiva Dana Pensiun, yang berarti pengurangan Kekayaan Pendanaan Dana Pensiun, sehingga harus dipertanggungjawabkan sebaik-baiknya kepada Pendiri maupun Peserta dan pihak terkait lainnya. 3.10 Saat dan Batas Waktu Penjualan / Pelepasan / Penghapusan Saat waktu penjualan / pelepasan / penghapusan aktiva (apakah sewaktu-waktu, berkala, setiap akhir tahun), terutama aktiva investasi, serta batas waktu pelaksanaannya sehubungan hal ini berkaitan erat dengan perubahan harga / pasar maupun biaya yang harus dikeluarkan, jangan sampai berlarut-larut. Di samping itu juga harus diperhitungkan kemungkinan kerugian yang akan diderita, bila aktiva tersebut tidak segera dijual / dilepas / dihapus. Untuk itu perlu ditetapkan kebijakan tentang saat ini dan batas waktu pelaksanaannya. 3.11 Penetapan Harga Jual dan atau Ganti Rugi Dalam hal penjualan / pelepasan aktiva ini perlu ditetapkan dulu mengenai harga aktiva yang dijual atau kemungkinan ganti rugi yang akan diterima. 3.12 Biaya Penjualan / Pelepasan / Penghapusan Biaya yang harus dikeluarkan oleh Dana Pensiun untuk melakukan Penjualan / Pelepasan atau Penghapusan Aktiva harus mendapatkan perhatian dan ditetapkan kebijakannya terutama untuk Aktiva Investasi Bermasalah, biaya-biaya tersebut meliputi antara lain biaya iklan, biaya konsultan, notaris dan agen. Sedang untuk penghapusan dari pembukuan tidak dikenakan biaya. 3.1.3 Pajak.

6 3.13 Pajak dan Kewajiban Lainnya Penjualan Aktiva Investasi Bermasalah akan menimbulkan konsekuensi pajak, di samping kewajiban pembayaran lainnya yang mungkin ada misalnya denda, biaya registrasi, premi asuransi, dan sebagainya. Untuk itu Pengurus Dana Pensiun harus memperhatikan dan memperhitungkan kewajiban perpajakan tersebut. Perlu diatur juga pajak yang ada sebelum aktiva tersebut dijual atau dilepas. 3.14 Tata Cara Penjualan / Pelepasan / Penghapusan Dalam hal penjualan / pelepasan / penghapusan aktiva ini perlu diatur mengenai tata caranya, apakah akan dijual secara langsung atau dilelang, menggunakan perantara atau tidak, bagaimana menetapkan harganya, sistem penawarannya, kelengkapan dokumen, dan sebagainya. IV. PELAKSANAAN PENJUALAN / PELEPASAN / PENGHAPUSAN Penjualan / pelepasan / penghapusan aktiva dapat dilakukan oleh Dana Pensiun sendiri atau dengan bantuan dan konsultasi dengan pihak lain atau sepenuhnya oleh pihak lain. Bila diperlukan, pelaksanaan tersebut dapat melibatkan notaris, konsultan, PPAT, Agen, Biro Iklan, investasi lain yang terkait (BPN, Kantor / Balai Lelang, Pengadilan Negeri, dan sebagainya). Untuk itu perlu diatur terlebih dahulu mengenai persyaratan dan penunjukannya. V. KEWENANGAN, KEWAJIBAN DAN TANGGUNG JAWAB JAJARAN DANA PENSIUN YANG TERKAIT Pengurus Dana Pensiun yang merupakan organ Dana Pensiun bertanggung jawab secara menyeluruh terhadap penerapan kebijakan Penjualan / Pelepasan / Penghapusan Aktiva Investasi yang Bermasalah dan Aktiva Operasional. 2. Tanggung. 7 Tanggung jawab pelaksanaan penerapan kebijakan tersebut pada hakekatnya berada pada semua jajaran Bidang Investasi pada semua tingkatan untuk aktiva investasi, semua jajaran Bidang Umum pada semua tingkatan untuk aktiva operasional dan dengan koordinasi dengan yang menangani Bidang Keuangan. Bidang-bidang atau bagian lainnya bertanggung jawab dalam memberikan dukungan agar kebijakan ini dapat diterapkan secara konsisten dan berkesinambungan. VI. PENUTUP Dalam pelaksanaannya agar semua jajaran Dana Pensiun Perhutani mengacu pada ketentuan ini, sehingga penjualan / pelepasan / penghapusan aktiva investasi yang bermasalah dan aktiva operasional dapat dilaksanakan dengan tertib dan benar. Terhitung sejak ditetapkannya Pedoman ini, maka seluruh peraturan dan ketentuan yang bertentangan dengan pedoman ini dinyatakan tidak berlaku.