I. PENDAHULUAN. Dalam kegiatan sehari-hari komunikasi dilakukan baik di lingkungan

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha yang mempunyai tujuan, yang dengan. didik (Sardiman, 2008: 12). Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang

I. PENDAHULUAN. dapat menyesuaikan diri sebaik mungkin terhadap lingkungannya. Dengan. demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang

I. PENDAHULUAN. Pembelajaran geografi yang dilakukan di SMA Negeri 3 Bandar Lampung

I. PENDAHULUAN. Bangsa yang maju adalah bangsa yang memiliki kualitas sumber daya

I. PENDAHULUAN. Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. dengan aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan

I. PENDAHULUAN. demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang. memungkinkannya untuk berfungsi secara menyeluruh dalam kehidupan

I. PENDAHULUAN. Berdasarkan wawancara dengan guru bidang studi kimia SMA Budaya Bandar

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang

I. PENDAHULUAN. Kimia merupakan mata pelajaran yang sangat erat kaitannya dengan kehidupan

I. PENDAHULUAN. dinamis dan sarat perkembangan. Oleh karena itu, perubahan atau perkembangan

I. PENDAHULUAN. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menuntut perubahan. berlangsung sesuai dengan tujuan yang diharapkan (Trianto, 2007:3).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Proses pembelajaran di sekolah saat ini sangat menekankan pada konsep teoritis

I. PENDAHULUAN. satunya dipengaruhi oleh faktor kualitas pendidikan negara tersebut. Dalam

I. PENDAHULUAN. Pembelajaran dapat didefinisikan sebagai suatu sistem atau proses

I. PENDAHULUAN. Keberhasilan program pendidikan melalui proses belajar mengajar di sekolah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. secara komprehensif, baik fisik, mental, maupun emosional.

I. PENDAHULUAN. Menurut UU Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

I. PENDAHULUAN. Tujuan pembelajaran biologi SMA yang tercantum dalam Peraturan Menteri

I. PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu yang berkaitan dengan cara

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan pendidikan diperlukan suatu proses kegiatan belajar-mengajar.

I. PENDAHULUAN. Kondisi pendidikan di Indonesia saat ini semakin hari kualitasnya makin

BAB I PENDAHULUAN. yang diharapkan. Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. mengesankan. Aktivitas belajar dapat merangsang siswa terlibat secara aktif

I. PENDAHULUAN. Dunia pendidikan di Indonesia dewasa ini sedang mengalami krisis, yang harus dijawab oleh dunia pendidikan. Jika proses-proses

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor yang penting dalam kehidupan. Negara

I. PENDAHULUAN. mengatur dan menyelesaikan tugas-tugas yang mempengaruhi kehidupannya

I. PENDAHULUAN. Mata pelajaran Biologi memiliki peran penting dalam peningkatan mutu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Belajar merupakan aktivitas manusia yang penting dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia,

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas agar kualitas

I. PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan suatu proses yang kompleks melibatkan berbagai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan sebagai salah satu sektor yang paling penting dalam pembangunan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu upaya dalam meningkatkan sumber daya manusia dan

I. PENDAHULUAN. sehari-hari. Namun dengan kondisi kehidupan yang berubah dengan sangat

I. PENDAHULUAN. Mata Pelajaran Geografi, yang diujikan dalam ujian nasional merupakan pelajaran

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sistem pernapasan manusia adalah sistem organ yang terjadi dalam tubuh manusia. Pada materi ini siswa

TESIS. Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Pendidikan Matematika. Oleh Suharyanto NIM S

I. PENDAHULUAN. Mata pelajaran Biologi berdasarkan Standar Isi (SI) memiliki peran penting

BAB I PENDAHULUAN. yaitu pembelajaran yang semula berpusat pada guru (teacher centered)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu faktor penentu kualitas suatu bangsa. Selain karena pendidikan dipandang

I. PENDAHULUAN. Pengetahuan IPA yang sering disebut sebagai produk dari sains, merupakan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan sistematis yang dilakukan orang-orang

I. PENDAHULUAN. berbangsa, dan bernegara di Indonesia tidak terlepas dari pengaruh perubahan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu pembelajaran yang ada di sekolah adalah pembelajaran Ilmu

I. PENDAHULUAN. (Langeveld, dalam Hasbullah, 2009: 2). Menurut Undang-Undang Republik. Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,

BAB I PENDAHULUAN. penyelesaian masalah bilangan pengertian tersebut terdapat pada Kamus Besar

I. PENDAHULUAN. Upaya meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar siswa di setiap jenjang

BAB I PENDAHULUAN. Akibatnya, biologi sebagai proses ilmiah, sikap, dan aplikasi tidak tersentuh dalam

I. PENDAHULUAN. Proses pembelajaran dirancang dan dilakukan semata-mata untuk. mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Undang-Undang Sisdiknas Pasal

I. PENDAHULUAN. Pada saat ini pendidikan mengalami perkembangan yang pesat. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Begitu pula dengan sumber belajar yang akan digunakan karena dari sumber

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum istilah sains memiliki arti kumpulan pengetahuan yang tersusun

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar mengajar

meningkatkan prestasi belajar siswa disetiap jenjang pendidikan. Salah satu model pembelajaran yang melibatkan peran siswa secara aktif adalah model

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang penting dalam kehidupan manusia dan. dilaksanakan semenjak adanya manusia, hakikat pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kimia kelas XI IPA 2 SMA

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan pengajarannya, oleh karena itu setiap pengajar menginginkan

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah, orang tua, maupun masyarakat, karena pembelajaran matematika di

I. PENDAHULUAN. Pendidikan bagi setiap bangsa merupakan kebutuhan mutlak yang harus

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gresi Gardini, 2013

I. PENDAHULUAN. Proses pembelajaran pada dasarnya merupakan pemberian stimulus kepada

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Berdasarkan fungsi pendidikan nasional peran guru menjadi kunci

I. PENDAHULUAN. belajar. Dalam proses pembelajaran di sekolah, guru diharapkan mengupayakan

I. PENDAHULUAN. Hasil wawancara dengan guru bidang studi kimia kelas XI SMA YP Unila Bandar

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kemajuan suatu bangsa adalah mengembangkan ilmu. Diperlukan strategi maupun model pembelajaran yang tepat agar proses

I. PENDAHULUAN. mempelajari fenomena alam dan segala sesuatu yang terjadi di alam. IPA

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu hal penting bagi kehidupan manusia. Pendidikan

I. PENDAHULUAN. dalam mempersiapkan generasi muda, termasuk peserta didik dalam menghadapi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah investasi sumber daya manusia jangka panjang yang mempunyai nilai strategis bagi

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka memengaruhi peserta didik agar

I. PENDAHULUAN. dapat dikatakan sebagai sentral pembelajaran. Guru juga sebagai pengatur dan

I. PENDAHULUAN. dalam proses pembelajaran selama ini dan sistem pembelajaran yang. mudah. Diperlukan peran aktif guru sebagai pendidik untuk dapat

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan

I. PENDAHULUAN. media pembelajaran juga dalam penggunaan metode pembelajar. Hal ini

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan aspek penting dalam meningkatkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia khususnya dalam bidang pendidikan.

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEAD TOGETHER TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR DAN PENGUASAAN MATERI. (Artikel) Oleh RAPENDA ESANTINO

1. PENDAHULUAN. Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), bahwa tingkat kelulusan ujian

I. PENDAHULUAN. kegiatan yang paling pokok. Ini berarti bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. bertujuan agar guru menjadi lebih profesional dalam melaksanakan tugasnya

I. PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin mendorong upaya-upaya

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan kunci utama dalam kehidupan suatu bangsa, karena

I. PENDAHULUAN. manusia. Banyak kegiatan manusia dalam kehidupan sehari-hari yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan diri secara utuh dalam arti pengembangan segenap potensi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah proses menyiapkan siswa agar mampu beradaptasi dan berinteraksi

PENINGKATAN PROSES DAN HASIL BELAJAR BIOLOGI PADA POKOK MATERI EKOSISTEM DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT

APLIKASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER

BAB I PENDAHULUAN. Dengan adanya perubahan kurikulum 2006 menjadi kurikulum 2013 siswa di

Transkripsi:

1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kegiatan sehari-hari komunikasi dilakukan baik di lingkungan keluarga, sekolah, tempat kerja, di jalan, di pasar dan di tempat-tempat umum lainnya. Komunikasi menjadi sangat penting untuk manusia bersosialisasi di lingkungan. Menurut Crebert (2004 : 5), pentingnya komunikasi yang efektif dapat meningkatkan prestasi akademik, memudahkan mereka dalam mendaftar pekerjaan, meningatkan efektivitas diri, dan dapat menunjang kepropesionalan seseorang dalam kompetensi. Kenyataannya kemampuan komunikasi lisan yang baik di masyarakat masih tergolong rendah (Salam, 2015: 1). Kemampuan komunikasi yang baik tidak lepas dari lingkungan keluarga, keluarga yang mengajarkan seorang untuk berkomunikasi (Pharamitha, 2013). Rendahnya kemampuan berkomunikasi lisan dirasakan pula oleh siswa yang masih duduk di bangku sekolah. Menurut Naim (2011 : 42), dalam pembelajaran dibutuhkan komunikasi yang baik antara guru dengan siswa dan antar siswa. Komunikasi berfungsi sebagai penyampai pesan dari pengirim pesan ke penerima pesan (Iriantara, 2014: 9). Menurut (Miftah, 2012: 4) komunikasi verbal merupakan bentuk komunikasi yang disampaikan dengan cara tertulis (written) atau lisan (oral). Komunikasi

2 verbal menempati porsi besar. Karena pada kenyataannya, ide-ide, pemikiran atau keputusan, lebih mudah disampaikan secara verbal daripada non verbal. Rendahnya kemampuan berkomunikasi lisan menjadi masalah klasik dalam dunia pendidikan di Indonesia. Masalah ini terjadi dihampir semua jenjang pendidikan, baik SD, SMP, dan SMA (Halim, 2009:3). Menurut Naim (2011: 40) siswa yang pasif jumlahnya lebih dominan dibandingkan siswa yang aktif melakukan komunikasi, misalnya melalui kegiatan presentasi, bertanya dan menyampaikan pendapat. Menurut Hastriani (2006: 3), ketika sesi tanya jawab hanya sebagian kecil siswa yang bertanya atau menanggapi presesntasi yang disampaikan. Hal ini karena berbicara di depan umum atau menyampaikan pendapat dalam proses diskusi masih dianggap hal yang menakutkan bagi siswa. Sehingga siswa menjadi tidak aktif dan kemampuan komunikasi lisan siswa tidak terlatih dengan baik. Masalah rendahnya kemampuan berkomunikasi lisan siswa terlihat dibanyak sekolah di Indonesia, berdasarkan penelitian salah satunya terjadi di SMP Negeri 2 Sleman kelas IX. Hal-hal yang mengindikasikan masih rendahnya kemampuan komunikasi matematis siswa dalam pembelajaran yaitu: 1) Siswa kurang percaya diri dalam mengkomunikasikan gagasannya dan masih raguragu dalam mengemukakan jawaban ketika ditanya oleh guru; 2) Siswa belum mampu mengomunikasikan ide atau pendapatnya dengan baik, pendapat yang disampaikan oleh siswa sering kurang terstruktur sehingga sulit dipahami oleh guru maupun temannya (Agustyaningrum, 2010: 90). Rendahnya kemampuan berkomunikasi lisan juga terjadi di SMPN 22 Surakarta kelas VIII F. Tidak

3 hanya hasil belajar yang dinilai tetapi proses pembelajaran juga dinilai, penilaian terhadap kemampuan komunikasi siswa meliputi observasi kemampuan komunikasi gambar, komunikasi dalam laporan tertulis, komunikasi dalam presentasi dan tanya jawab, serta komunikasi dalam menjelaskan tentang suatu fenomena. Pencapaian nilai proses pembelajaran dengan observasi komunikasi dalam presentasi dan tanya jawab dicapai oleh 51,8 % siswa dan komunikasi dalam menjelaskan tentang suatu fenomena dicapai oleh 44,4 % siswa dari jumlah siswa kelas VIII F yaitu 27 siswa (Budiati, 2013). Proses belajar yang kurang maksimal disebabkan siswa kurang aktif dalam pembelajaran mengakibatkan hasil belajar yang rendah. Pendidikan di Indonesia saat ini yang masih tertinggal dari Negara-negara lain. Rendahnya hasil belajar siswa juga terjadi di Lampung, dilihat dari jumlah siswa yang tidak lulus UN tahun 2013. Menurut Siti Maidasuri (Sekretaris Dinas Pendidikan Provinsi Lampung) menyebutkan bahwa ada sebanyak 119.304 siswa SMP/MTs di Provinsi Lampung yang mengikuti UN tahun 2013 dan jumlah siswa yang tidak lulus mencapai 443 siswa (Baskara, 2013). Hasil observasi di SMP N 1 Sukadana menunjukkan bahwa selama ini kemampuan berkomunikasi lisan siswa masih kurang. Metode diskusi yang berlangsung di SMP N 1 Sukadana selama ini kurang efektif karena tidak melibatkan semua anggota kelompok untuk berkontribusi memberikan pendapat, sehingga hanya pendapat beberapa anggota kelompok saja yang mendominasi didalam kelompok sementara anggota kelompok yang lain pasif.

4 Kurang efektifnya penggunaan pembelajaran tersebut diduga berdampak terhadap aktivitas dan penguasaan materi yang diserap siswa tidak optimal sehingga secara tidak langsung dapat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Selain kemampuan berkomunikasi lisan, hasil belajar siswa juga masih kurang dilihat dari pencapaian nilai rata-rata mata pelajaran biologi kelas VII semester I pada TP 2014/2015 yaitu hanya 45% siswa yang mencapai KKM. Terjadi penurunan nilai rata-rata siswa dari tahun sebelumnya yaitu TP 2013/2014 yaitu hanya 65 % yang mencapai KKM. Pada materi pencemaran lingkungan nilai rata-rata siswa adalah 73 dengan KKM 70, harus dilakukan cara agar dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Salah satu upaya untuk memperbaiki hasil belajar siswa adalah dengan menerapkan model pembelajaran yang tepat. Model pembelajaran berkaitan erat dengan materi dan pokok bahasan yang disampaikan. Setiap model memiliki keunggulan dan kekurangan masing-masing. Berdasarkan permasalahan yang telah dipaparkan sebelumnya, upaya yang diduga tepat untuk memperbaiki kualitas dan hasil belajar siswa yaitu dengan menggunakan model pembelajaran tipe Numbered Head Together (NHT) yang merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan sebagai alternatif terhadap struktur kelas tradisional (Trianto, 2010: 73). Berdasarkan penelitian yang dilakukan terhadap siswa kelas VIII MTs N Maguwoharjo TP 2012/2013 adanya pengaruh setelah diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe NHT, awalnya guru masih sering menggunakan metode ceramah. Siswa yang awalnya merasa bosan dengan pembelajaran, kemudian siswa menjadi lebih

5 bersemangat ketika belajar. Hasil belajar siswa juga mengalami peningkatan dari sebelumnya (Nurwahidah, 2013: 3). Penelitian lain juga dilakukan terhadap siswa kelas VII E SMP N 10 Surakarta TP 2010/2011 oleh Warjianto dan didapatkan hasil bahwa adanya peningkatan partisipasi siswa dalam pembelajaran IPA-Biologi. Siswa berani mengemukakan permasalahan yang berkaitan dengan pembelajaran, perhatian siswa terpusat, dan partisipasi siswa lebih teraktualisasi dalam kelompoknya (Warjianto, 2010: 2). Berdasarkan uraian di atas, diharapkan dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dengan baik maka akan meningkatkan kemampuan berkomunikasi lisan siswa dan hasil belajar siswa dalam setiap pembelajaran. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian penggunaan model pembelajaran kooperatif NHT terhadap kemampuan berkomunikasi lisan siswa dan hasil belajar siswa dalam materi pokok peran manusia dalam pengelolaan lingkungan untuk mengatasi pencemaran dan kerusakan lingkungan, yang terdapat dalam mata pelajaran IPA (Biologi) SMP. Sesuai dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) KD 7.4 Mengaplikasikan peran manusia dalam pengelolaan lingkungan untuk mengatasi pencemaran dan kerusakan lingkungan pada siswa kelas VII SMP N 1 Sukadana.

6 B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah : 1. Bagaimana pengaruh model pembelajaran NHT terhadap kemampuan berkomunikasi lisan siswa pada materi pokok peran manusia dalam pengelolaan lingkungan? 2. Adakah pengaruh signifikan model pembelajaran NHT terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok peran manusia dalam pengelolaan lingkungan? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan permasalahan diatas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui : 1. Pengaruh model pembelajaran NHT terhadap kemampuan berkomunikasi lisan siswa pada materi pokok peran manusia dalam pengelolaan lingkungan. 2. Pengaruh model pembelajaran NHT terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok peran manusia dalam pengelolaan lingkungan. D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian yang diperoleh diharapkan dapat bermanfaat bagi: 1. Bagi peneliti, yaitu memberikan wawasan dan pengalaman bagi peneliti sebagai calon guru mengenai model pembelajaran NHT sebagai salah satu

7 solusi untuk meningkatkan kemampuan berkomunikasi lisan siswa pada materi pokok peran manusia dalam pengelolaan lingkungan. 2. Bagi siswa, yaitu mendapat pengalaman belajar yang berbeda dalam pembelajaran materi pokok peran manusia dalam pengelolaan lingkungan. 3. Bagi guru, yaitu mendapatkan pengetahuan tentang model pembelajaran NHT sebagai salah satu alternatif pembelajaran dalam usaha mengoptimalkan kemampuan berkomunikasi lisan siswa pada materi pokok peran manusia dalam pengelolaan lingkungan. 4. Bagi sekolah, yaitu sebagai masukan untuk mengoptimalkan penggunaan berbagai macam model pembelajaran dalam kegiatan pembelajaran di sekolah dan peningkatan mutu pendidikan. E. Ruang Lingkup Penelitian Untuk menghindari kesalahpahaman terhadap masalah, maka diberikan batasan masalah sebagai berikut: 1. Pembelajaran kooperatif tipe NHT merupakan model pembelajaran yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan memiliki 4 struktur langkah kegiatan utama yaitu 1) penomoran, 2) pengajuan pertanyaan, 3) berfikir bersama, dan 4) pemberian jawaban(trianto, 2010: 82-83). 2. Kemampuan berkomunikasi lisan siswa yang diamati terdiri dari (1) pandangan mata; (2) penyampaian informasi; (3) bertanya atau menanggapi pertanyaan; (4) pemahaman isi materi; (5) bahasa (dimodifikasi dari Caroline dalam Crebert, 2004: 17).

8 3. Penguasaan materi yang diamati pada penelitian ini diukur berdasarkan nilai yang diperoleh dari hasil pretes dan postes pada materi pokok peran manusia dalam pengelolaan lingkungan. 4. Materi dalam penelitian ini adalah materi pokok peran manusia dalam pengelolaan lingkungan dengan kompetensi dasar 7.4 Mengaplikasikan peran manusia dalam pengelolaan lingkungan untuk mengatasi pencemaran dan kerusakan lingkungan. 5. Subjek penelitian adalah siswa-siswi kelas VII dan VII semester genap SMP N 1 Sukadana T.P 2014/2015. F. Kerangka Pikir Rendahnya komunikasi lisan menjadi salah satu masalah bagi sebagian besar siswa, siswa dituntut untuk aktif dalam pembelajaran. Tetapi pada kenyataannya siswa kurang aktif pada saat pembelajaran, hal tersebut terjadi karena kegiatan belajar mengajar yang cenderung berpusat pada guru (teacher centered). Kondisi pembelajaran yang demikian menjadikan siswa pasif. Siswa cenderung menunggu informasi/pengetahuan yang datang dari guru sehingga siswa masih sulit untuk menemukan pemahaman sendiri dari pelajaran tersebut. Oleh karena itu dibutuhkan suatu metode atau model pembelajaran yang mampu merubah orientasi pembelajaran menjadi (student centered). Salah satunya adalah model pembelajaran NHT, model ini memungkinkan siswa untuk memperoleh pengetahuan yang baru dan mengkontruksi dengan pengetahuan awal yang telah dimilikinya berdasarkan pengalaman belajarnya.

9 Pengetahuan yang diperoleh dapat berasal dari berbagai sumber belajar, dari buku, internet maupun lingkungan sekitar. Pada pembelajaran dengan model NHT siswa terbagi dalam beberapa kelompok kecil dengan pengetahuan awal yang sama, siswa juga diberikan nomor dan masing-masing siswa memiliki nomor yang berbeda-beda. Siswa dituntut untuk berani berkomunikasi secara lisan, mengkomunikasikan jawaban dari pertanyaan/permasalahan yang ada pada LKK yang sebelumnya telah diberikan oleh guru, guru kemudian menyebutkan nomor berapa yang harus menjawab soal tersebut dan kemudian disamakan dengan nomor siswa. Cara tersebut dapat meningkatkan motivasi dan tanggung jawab pada saat bekerja dan berpikir bersama dalam menyelesaikan pertanyaan yang ada pada LKK kemudian dapat mengkomunikasikan dengan baik. Dengan model pembelajaran NHT siswa menjadi lebih aktif pada saat pembelajaran dan siswa menjadi berani dalam mengungkapkan pendapatnya, diharapkan setelah dilaksanakan pembelajaran kemampuan berkomunikasi siswa menjadi meningkat dan siswa menjadi lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran dikelas, selain itu hasil belajar siswa menjadi lebih tinggi dari sebelumnya. Hasil belajar siswa juga menjadi tolak ukur keberhasilan pembelajaran dengan model pembelajaran NHT. Adapun variabel bebas dalam penelitian ini adalah model pembelajaran NHT dan variabel terikat adalah kemampuan berkomunikasi lisan dan hasil belajar oleh siswa.

10 Hubungan antar kedua variabel tersebut digambarkan dalam diagram berikut. Y1 X Y2 Keterangan : X = Model pembelajaran tipe NHT Y1 = Kemampuan berkomunikasi lisan siswa Y2 = Hasil belajar siswa Gambar 1. Hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat G. Hipotesis Hipotesis dalam penelitian ini adalah : 1. Hipotesis : Pengaruh model pembelajaran tipe NHT terhadap kemampuan berkomunikasi lisan siswa pada materi pokok peran manusia dalam pengelolaan lingkungan. 2. Hipotesis Statistik : Ho : Tidak ada pengaruh signifikan model pembelajaran tipe NHT terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok peran manusia dalam pengelolaan lingkungan. H1 : Ada pengaruh signifikan model pembelajaran tipe NHT terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok peran manusia dalam pengelolaan lingkungan.