-1- BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN NAMA ALLAH YANG MAHA PENGASIH LAGI MAHA PENYAYANG

dokumen-dokumen yang mirip
-1- RANCANGAN QANUN ACEH NOMOR... TAHUN 2015 TENTANG

QANUN ACEH NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT ACEH

QANUN ACEH NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA ACEH TAHUN ANGGARAN 2014

-1- QANUN ACEH NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH ACEH TAHUN

-1- QANUN ACEH NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG PEMBINAAN DAN PERLINDUNGAN AQIDAH

QANUN ACEH NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA ACEH TAHUN ANGGARAN 2013

-1- RANCANGAN QANUN ACEH NOMOR... TAHUN 2016 TENTANG LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH

QANUN ACEH NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA KEURUKON KATIBUL WALI

-1- QANUN ACEH NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG

QANUN ACEH NOMOR 18 TAHUN 2013 TENTANG

QANUN ACEH NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG DANA ABADI PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA ACEH

-1- QANUN ACEH NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG

QANUN ACEH NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG ACEH TAHUN

QANUN ACEH NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA ACEH TAHUN ANGGARAN 2012

-1- QANUN ACEH NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PEMELIHARAAN KERUKUNAN UMAT BERAGAMA DAN PENDIRIAN TEMPAT IBADAH

-1- RANCANGAN QANUN ACEH NOMOR TAHUN 2015 TENTANG BADAN REINTEGRASI ACEH

(2) Pendanaan Program dan kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) setiap tahun dianggarkan dalam APBA.

QANUN KABUPATEN ACEH TIMUR NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PENATAAN DAN PEMBERDAYAAN PEDAGANG KAKI LIMA

QANUN ACEH NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG PINJAMAN DAN HIBAH KEPADA PEMERINTAH ACEH DAN PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA

-1- QANUN ACEH NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG

QANUN KABUPATEN ACEH BARAT DAYA NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG

-1- QANUN ACEH NOMOR 13 TAHUN 2017 TATA CARA PEMBERIAN PERTIMBANGAN MAJELIS PERMUSYAWARATAN ULAMA

QANUN ACEH NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG PENYERTAAN MODAL PEMERINTAH ACEH PADA BADAN USAHA MILIK ACEH

QANUN ACEH NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG PEMBENTUKAN BANK ACEH SYARIAH BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN NAMA ALLAH YANG MAHA PENGASIH LAGI MAHA PENYAYANG

PEMERINTAH KABUPATEN ACEH TIMUR PROVINSI ACEH QANUN KABUPATEN ACEH TIMUR NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG BANTUAN KEUANGAN KEPADA PARTAI POLITIK

RANCANGAN QANUN ACEH NOMOR... TAHUN 2017 TENTANG BANTUAN HUKUM FAKIR MISKIN

BUPATI ACEH TIMUR PROVINSI ACEH QANUN KABUPATEN ACEH TIMUR NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT GAMPONG

-1- BUPATI ACEH TIMUR PROVINSI ACEH QANUN KABUPATEN ACEH TIMUR NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 78 TAHUN 2016 TENTANG

QANUN KABUPATEN ACEH TIMUR NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG

WALIKOTA LHOKSEUMAWE

BUPATI ACEH TIMUR PROVINSI ACEH QANUN KABUPATEN ACEH TIMUR NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG

-1- QANUN ACEH NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG BADAN REINTEGRASI ACEH BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN NAMA ALLAH YANG MAHA PENGASIH LAGI MAHA PENYAYANG

-1- PEMERINTAH KABUPATEN ACEH TIMUR PROVINSI ACEH QANUN KABUPATEN ACEH TIMUR NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN ACEH TIMUR PROVINSI ACEH QANUN KABUPATEN ACEH TIMUR NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG


QANUN ACEH NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS REGISTRASI KEPENDUDUKAN ACEH

QANUN KABUPATEN ACEH TIMUR NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG PEMBERIAN NAMA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM

ATE/D.DATA WAHED/2016/PERATURAN/JULI

QANUN KABUPATEN ACEH TIMUR NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI ACEH JAYA PROVINSI ACEH QANUN KABUPATEN ACEH JAYA NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH ISTIMEWA ACEH NOMOR 33 TAHUN 2001 TENTANG

QANUN KABUPATEN PIDIE NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PEMBERIAN INSENTIF DAN PEMBERIAN KEMUDAHAN PENANAMAN MODAL DI KABUPATEN PIDIE

PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 79 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 42 TAHUN 2016 TENTANG KLINIK KONSULTASI AKSELERASI PENYELESAIAN REKOMENDASI HASIL PENGAWASAN BERBASIS E-CONSULTING

- 2 - MEMUTUSKAN. 12. Kemitraan.../3 AZIZ/2016/PERATURAN/KEMITRAAN DALAM PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP

BUPATI PIDIE. 4. Undang-Undang...

GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 131 TAHUN 2016 TENTANG

QANUN KABUPATEN ACEH TIMUR NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG

QANUN KABUPATEN ACEH TIMUR NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PEMBENTUKAN MUKIM KEUMUNENG DAN MUKIM KUTA BARO KECAMATAN IDI TUNONG KABUPATEN ACEH TIMUR

GUBERNUR NANGGROE ACEH DARUSSALAM

QANUN KABUPATEN ACEH BARAT DAYA NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PENABALAN NAMA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH ACEH BARAT DAYA

-1- GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 99 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA INSPEKTORAT ACEH

-1- GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 135 TAHUN 2016 TENTANG

QANUN ACEH NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG

QANUN KABUPATEN ACEH TIMUR NOMOR 8 TAHUN 2014 TENTANG PEMBENTUKAN MUKIM PULO PINEUNG DAN MUKIM CALEUE KECAMATAN DARUL AMAN KABUPATEN ACEH TIMUR

GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 133 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PERTANAHAN ACEH

PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 34 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN IZIN LOKASI DI ACEH DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA GUBERNUR ACEH,

-1- GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 134 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 67 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA INDUK PELABUHAN PENYEBERANGAN SINABANG KABUPATEN SIMEULUE

GUBERNUR ACEH. 7. Undang.../2 MW\DATAWAHED\2013\PER.GUB\JANUARI.

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG KEWENANGAN PEMERINTAH YANG BERSIFAT NASIONAL DI ACEH

QANUN ACEH NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG PENANGGULANGAN BENCANA BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHAKUASA GUBERNUR ACEH,

GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 103 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG KEWENANGAN PEMERINTAH YANG BERSIFAT NASIONAL DI ACEH

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN KEISTIMEWAAN PROPINSI DAERAH ISTIMEWA ACEH

-1- GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 136 TAHUN 2016 TENTANG

-1- GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 106 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI KULON PROGO DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR 13 TAHUN 2015 TENTANG URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH

GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG

QANUN KABUPATEN ACEH TIMUR NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT LEMBAGA KEISTIMEWAAN ACEH TIMUR

-1- PEMERINTAH KABUPATEN ACEH TIMUR PROVINSI ACEH QANUN KABUPATEN ACEH TIMUR NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG KAWASAN KOTA TERPADU MANDIRI SEUMANAH JAYA

-1- GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 143 TAHUN 2016 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI

WALIKOTA LHOKSEUMAWE

QANUN ACEH NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG RETRIBUSI JASA UMUM BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN NAMA ALLAH YANG MAHA PENGASIH LAGI MAHA PENYAYANG

-1- GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 108 TAHUN 2016 TENTANG

-1- GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 116 TAHUN 2016 TENTANG

-1- GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 120 TAHUN 2016 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN PIDIE PROVINSI ACEH QANUN KABUPATEN PIDIE NOMOR: 5 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 20 TAHUN 2016 TENTANG PENGENDALIAN KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN DI ACEH DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA GUBERNUR ACEH,

QANUN KABUPATEN ACEH BARAT DAYA NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN ASRAMA MAHASISWA ACEH BARAT DAYA

PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 31 TAHUN 2016 TENTANG BADAN PENGAWAS RUMAH SAKIT ACEH DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA GUBERNUR ACEH,

QANUN KABUPATEN ACEH JAYA

PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 57 TAHUN 2016 TENTANG PELAKSANAAN PEMANTAUAN DAN PENGAWASAN LINGKUNGAN HIDUP DI ACEH DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA

GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 102 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN KEPEGAWAIAN ACEH

-1- GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 132 TAHUN 2016 TENTANG

QANUN ACEH NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DAN PEMILIHAN DI ACEH

PEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

QANUN KABUPATEN ACEH JAYA NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG RETRIBUSI PENGENDALIAN MENARA TELEKOMUNIKASI BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN NAMA ALLAH YANG

- 2 - MEMUTUSKAN : PERATURAN GUBERNUR TENTANG PERBAIKAN DARURAT PADA SAAT TRANSISI DARURAT BENCANA DI ACEH. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1

PERATURAN DAERAH PROPINSI ISTIMEWA ACEH NOMOR : 8 TAHUN 2001 TENTANG

QANUN KABUPATEN PIDIE NOMOR 6 TAHUN

RANCANGAN QANUN ACEH NOMOR... TAHUN 2017 TENTANG

PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH ISTIMEWA ACEH NOMOR : 11 TAHUN 2001 T ENTANG

PEMERINTAH PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM QANUN ACEH NOMOR 4 TAHUN 2007 TENTANG

GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 105 TAHUN 2016 TENTANG

QANUN ACEH NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG IRIGASI BISMILLAHIRAHMANIRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA

GUBERNUR NANGGROE ACEH DARUSSALAM

QANUN KABUPATEN ACEH JAYA NOMOR 5 TAHUN

Transkripsi:

-1- QANUN ACEH NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN YANG BERKAITAN DENGAN SYARI AT ISLAM ANTARA PEMERINTAHAN ACEH DAN PEMERINTAHAN KABUPATEN/KOTA BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN NAMA ALLAH YANG MAHA PENGASIH LAGI MAHA PENYAYANG ATAS RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA GUBERNUR ACEH, Menimbang : a. bahwa al-qur an dan al-hadist adalah dasar utama agama Islam yang membawa rahmat bagi seluruh alam dan telah menjadi keyakinan serta pegangan hidup masyarakat Aceh; b. bahwa dalam rangka pelaksanaan Nota Kesepahaman antara Pemerintah Republik Indonesia dan Gerakan Aceh Merdeka (Memorandum of Understanding Between The Government of Republic of Indonesia and The Free Aceh Movement Helsinki 15 Agustus 2005), Pemerintah Republik Indonesia dan Gerakan Aceh Merdeka menegaskan komitmen mereka untuk menyelesaikan konflik Aceh secara damai, menyeluruh, berkelanjutan dan bermartabat bagi semua, dan para pihak bertekad untuk menciptakan kondisi sehingga Pemerintahan Rakyat Aceh dapat diwujudkan melalui suatu proses yang demokratis dan adil dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia; c. bahwa kehidupan religius rakyat Aceh dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia memberikan keistimewaan dalam hal pelaksanaan Syari at Islam; d. bahwa dalam mengoptimalkan pelaksanaan Syari at Islam di Aceh perlu diatur dan diperjelas pembagian urusan pemerintahan yang berkaitan dengan Syari at Islam antara Pemerintahan Aceh dan Pemerintahan Kabupaten/Kota, sehingga dapat menciptakan tatanan kehidupan masyarakat yang harmonis dan teratur, mewujudkan manusia yang beriman, bertaqwa dan berwawasan islami, serta mewujudkan harmonisasi dan tata kelola pemerintahan yang baik dalam pelaksanaan Syari at Islam; e. bahwa...

-2- e. bahwa berdasarkan Pasal 13 ayat (1) dan Pasal 125 Undang- Undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh, Pembagian urusan pemerintahan yang berkaitan dengan Syari at Islam antara Pemerintahan Aceh dan Pemerintahan Kabupaten/Kota, khusus berkaitan dengan syari at diatur dengan Qanun Aceh; f. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a sampai dengan huruf e, perlu membentuk Qanun Aceh tentang Pembagian Urusan Pemerintahan yang Berkaitan Dengan Syari at Islam Antara Pemerintahan Aceh dan Pemerintahan Kabupaten/Kota; Mengingat : 1. Pasal 18 ayat (6), Pasal 18B dan Pasal 29 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah Otonom Propinsi Atjeh dan Perubahan Peraturan Pembentukan Propinsi Sumatera Utara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1956 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1103); 3. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Keistimewaan Provinsi Daerah Istimewa Aceh (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 172, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3893); 4. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintah Aceh (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 62, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4633); 5. Qanun Aceh Nomor 8 Tahun 2014 tentang Pokok-Pokok Syari at Islam (Lembaran Aceh Tahun 2014 Nomor 9, Tambahan Lembaran Aceh Nomor 68); Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT ACEH dan GUBERNUR ACEH MEMUTUSKAN : Menetapkan: QANUN ACEH TENTANG PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN YANG BERKAITAN DENGAN SYARI AT ISLAM ANTARA PEMERINTAHAN ACEH DAN PEMERINTAHAN KABUPATEN/KOTA. BAB I...

-3- BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Qanun ini yang dimaksud dengan: 1. Pemerintah Pusat yang selanjutnya disebut Pemerintah adalah Presiden Republik Indonesia yang memegang kekuasaan pemerintahan Negara Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. 2. Aceh adalah daerah Provinsi yang merupakan kesatuan masyarakat hukum yang bersifat istimewa dan diberi kewenangan khusus untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, yang dipimpin oleh seorang Gubernur. 3. Kabupaten/Kota adalah bagian dari daerah Provinsi sebagai suatu kesatuan masyarakat hukum yang diberi kewenangan khusus untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, yang dipimpin oleh seorang Bupati/Walikota. 4. Pemerintahan Aceh adalah Pemerintahan Daerah Provinsi dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang menyelenggarakan urusan pemerintahan yang dilaksanakan oleh Pemerintah Aceh dan Dewan Perwakilan Rakyat Aceh sesuai dengan fungsi dan kewenangan masing-masing. 5. Pemerintahan Kabupaten/Kota adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan yang dilaksanakan oleh Pemerintah Kabupaten/Kota dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten/Kota sesuai dengan fungsi dan kewenangan masing-masing. 6. Pemerintah Aceh adalah unsur penyelenggara Pemerintahan Aceh yang terdiri atas Gubernur dan Perangkat Aceh. 7. Gubernur adalah Kepala Pemerintah Aceh yang dipilih melalui suatu proses demokratis yang dilakukan berdasarkan asas langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil. 8. Pemerintah...

-4-8. Pemerintah Kabupaten/Kota adalah unsur penyelenggara Pemerintahan Kabupaten/Kota yang terdiri atas Bupati/Walikota dan Perangkat Daerah Kabupaten/Kota. 9. Bupati/Walikota adalah kepala Pemerintah Kabupaten/Kota yang dipilih melalui suatu proses demokratis yang dilakukan berdasarkan asas langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil. 10. Syari at Islam adalah tuntunan ajaran Islam dalam semua aspek kehidupan. 11. Aqidah adalah aqidah ahlussunnah waljamaah berdasarkan al-qur an dan as-sunnah. 12. Syari at adalah ketentuan atau ketetapan hukum berdasarkan al-qur an, as-sunnah, Ijma, dan Qiyas. 13. Akhlak adalah perilaku dan tata pergaulan hidup sehari-hari umat muslim yang menetap kuat dalam jiwa seseorang dan merupakan sumber timbulnya perbuatan-perbuatan tertentu dari dirinya secara mudah dan ringan tanpa perlu dipikirkan atau direncanakan sebelumnya. Pasal 2 Penyelenggaraan pembagian urusan pemerintahan yang berkaitan dengan Syari at Islam antara Pemerintahan Aceh dan Pemerintahan Kabupaten/Kota berasaskan: a. ke-islaman; b. kepastian hukum; c. kepentingan umum; d. tertib penyelenggaraan pemerintahan; e. jujur: f. adil; g. keterbukaan; h. proporsionalitas; i. profesionalitas; j. akuntabilitas; k. efisiensi; l. efektivitas; dan m. kesetaraan. BAB II...

-5- BAB II KEWENANGAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG SYARI AT ISLAM Pasal 3 (1) Urusan pemerintahan berkaitan dengan Syari at Islam meliputi bidang: a. aqidah; b. syari ah; dan c. akhlak. (2) Urusan pemerintahan bidang Syari ah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b meliputi sub bidang: a. ibadah; b. ahwal al-syakhshiyah (hukum keluarga); c. mu amalah (hukum perdata); d. jinayah (hukum pidana); e. qadha (peradilan); f. tarbiyah (pendidikan); dan g. pembelaan Islam. (3) Urusan pemerintahan bidang Akhlak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c meliputi sub bidang: a. syiar; dan b. dakwah; (4) Urusan pemerintahan bidang Aqidah dan bidang Akhlak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dan huruf c, merupakan kewenangan yang dilaksanakan oleh Pemerintahan Aceh. (5) Urusan pemerintahan bidang Syari ah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b merupakan kewenangan yang dibagi antara Pemerintahan Aceh dan Pemerintahan Kabupaten/Kota. (6) Ketentuan lebih lanjut mengenai urusan pemerintahan bidang Syari ah dan bidang Akhlak sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan (3) diatur dengan Qanun Aceh. BAB III NORMA, STANDAR DAN PROSEDUR BIDANG SYARI AT ISLAM Pasal 4 (1) Pemerintah Aceh menetapkan norma, standar, dan prosedur serta melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan urusan pemerintahan bidang Syari at Islam yang dilaksanakan oleh Pemerintah Kabupaten/Kota. (2) Ketentuan lebih lanjut mengenai norma, standar, dan prosedur sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Gubernur. BAB IV...

-6- BAB IV PENYELENGGARAAN KEWENANGAN BIDANG SYARI AT ISLAM Pasal 5 (1) Pembagian urusan pemerintahan bidang syari'at Islam, antara Pemerintahan Aceh dan Pemerintahan Kabupaten/ Kota diselenggarakan berdasarkan: a. kriteria eksternalitas(spill-over); b. kriteria akuntabilitas; c. kriteria efisiensi;dan d. memperhatikan keserasian hubungan antar pemerintah di Aceh. (2) Pembagian urusan pemerintahan bidang Syari at Islam meliputi: a. kebijakan; b. pelaksanaan; c. pembinaan; d. penelitian dan pengembangan; dan e. pengawasan dan evaluasi. Bagian Kesatu Kebijakan Pasal 6 (1) Kebijakan pelaksanaan urusan pemerintahan bidang Syari at Islam sepenuhnya diselenggarakan oleh Pemerintahan Aceh. (2) Kebijakan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) meliputi: a. pembentukan Qanun Aceh di bidang Syari at Islam; b. pembentukan Peraturan Gubernur di bidang Syari at Islam; dan c. penetapan kebijakan lainnya di bidang Syari at Islam. Bagian Kedua Pelaksanaan Pasal 7 (1) Pelaksanaan urusan pemerintahan bidang Syari at Islam dilaksanakan oleh Pemerintahan Aceh dan Pemerintahan Kabupaten/Kota. (2) Pelaksanaan urusan pemerintahan bidang Syari at Islam yang lokasinya, penggunanya, dan manfaatnya lintas Kabupaten/ Kota menjadi kewenangan Pemerintahan Aceh. (3) Pelaksanaan...

-7- (3) Pelaksanaan urusan pemerintahan bidang Syari at Islam yang lokasinya, penggunanya, dan manfaatnya hanya dalam Kabupaten/Kota menjadi kewenangan Pemerintahan Kabupaten/Kota. (4) Pemerintahan Aceh dapat melaksanakan urusan tertentu di bidang Syari at Islam di Kabupaten/Kota. Bagian Ketiga Pembinaan Pasal 8 (1) Pemerintah Aceh berkewajiban melakukan pembinaan kepada Pemerintahan Kabupaten/Kota untuk mendukung kemampuan Pemerintahan Kabupaten/Kota dalam menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang Syari at Islam yang menjadi kewenangannya. (2) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pembinaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Gubernur. Pasal 9 Pemerintah Kabupaten/Kota berkewajiban melakukan sosialisasi dan peningkatan kapasitas aparatur pelaksana serta pengembangan kapasitas kelembagaan secara berjenjang terhadap berbagai kebijakan Pemerintahan Aceh. Bagian Keempat Penelitian dan Pengembangan Pasal 10 (1) Pemerintah Aceh dan Pemerintah Kabupaten/Kota wajib menyelenggarakan penelitian dan pengembangan berkaitan dengan pelaksanaan urusan pemerintahan bidang Syari at Islam. (2) Penelitian dan pengembangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat juga dilakukan oleh Satuan Kerja Perangkat Aceh/Satuan Kerja Perangkat Kabupaten/Kota, instansi vertikal, perguruan tinggi, lembaga swadaya masyarakat, dunia usaha, dan perorangan, baik secara sendiri-sendiri maupun bekerja sama. (3) Pemerintahan Aceh dan Pemerintahan Kabupaten/Kota wajib mengalokasikan dana untuk kegiatan penelitian dan pengembangan berkaitan dengan pelaksanaan urusan pemerintahan bidang syariat Islam. Bagian Kelima...

-8- Bagian Kelima Pengawasan dan Evaluasi Pasal 11 (1) Pemerintah Aceh berkewajiban melakukan pengawasan kepada Pemerintahan Kabupaten/Kota dalam menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang Syari at Islam yang menjadi kewenangannya. (2) Gubernur melakukan pengawasan dan evaluasi secara berkala terhadap pelaksanaan Syari at Islam di Aceh. (3) Dalam melaksanakan pengawasan dan evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Gubernur menunjuk instansi terkait dan melaporkannya secara berkala. Pasal 12 (1) Bupati/Walikota melakukan pengawasan dan evaluasi secara berkala terhadap pelaksanaan Syari at Islam di Kabupaten/Kota. (2) Dalam melaksanakan pengawasan dan evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Bupati/Walikota menunjuk instansi terkait dan melaporkannya secara berkala. Pasal 13 (1) Bupati/Walikota wajib melaporkan pelaksanaan penyelenggaraan Syari at Islam di Kabupaten/Kota kepada Gubernur dengan menyampaikan tembusannya kepada Dewan Perwakilan Rakyat Aceh. (2) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan setiap 6 (enam) bulan sekali. Pasal 14 Pembagian urusan pemerintahan bidang syari'at Islam, antara Pemerintahan Aceh dan Pemerintahan Kabupaten/Kota tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Qanun ini. BAB V PEMBIAYAAN Pasal 15 (1) Segala biaya yang diperlukan untuk pelaksanaan urusan pemerintahan yang berkaitan dengan Syari at Islam dapat bersumber dari: a. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara; b. Anggaran...

-9- b. Anggaran Pendapatan dan Belanja Aceh; c. Anggaran Pendapatan dan Belanja Kabupaten/Kota; dan d. anggaran lainnya yang sah dan tidak mengikat. (2) Pemerintah Aceh dan Pemerintah Kabupaten/Kota dapat menerima bantuan hibah dari pihak lainnya yang dikelola secara sah dan tidak mengikat. BAB VI KETENTUAN PENUTUP Pasal 16 Pada saat Qanun ini mulai berlaku, semua Peraturan Daerah dan/atau Qanun dinyatakan tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan Qanun ini. Pasal 17 Qanun ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Qanun ini dengan menempatkannya dalam Lembaran Aceh. Ditetapkan di Banda Aceh pada tanggal 31 Desember 2015 19 Rabiul Awal 1437 GUBERNUR ACEH, Diundangkan di Banda Aceh pada tanggal 8 Januari 2016 27 Rabiul Awal 1437 ZAINI ABDULLAH SEKRETARIS DAERAH ACEH, DERMAWAN LEMBARAN ACEH TAHUN 2016 NOMOR 1 NOREG QANUN ACEH (1/2016)

-1- PENJELASAN ATAS QANUN ACEH NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN YANG BERKAITAN DENGAN SYARI AT ISLAM ANTARA PEMERINTAHAN ACEH DAN PEMERINTAHAN KABUPATEN/KOTA I. UMUM Pelaksanaan syariat Islam di Aceh dapat dilihat dalam tiga dimensi, yakni: dimensi historis, dimensi kultural, dan dimensi yuridis. Secara historis, syariat Islam menjadi perjalanan penting dalam sejarah Aceh. Dimensi historis yang kemudian menyatu dengan dimensi kultural, dimana Islam dan Aceh tidak dapat dipisah-pisahkan. Sementara dimensi yuridis menjadi jawaban dari dimensi historis dan kultural sebagai pengejawantahan kekhasan masyarakat Aceh. Pelaksanaan syariat Islam mendapat legalitas karena secara sosiokultural dan historis sesuai dengan kondisi masyarakatnya. Secara yuridis formal, pelaksanaan syariat Islam di Aceh mendapat momentum setelah reformasi dengan lahirnya Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah dan lahirnya Undang-Undang Nomor 44 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Keistimewaan Provinsi Daerah Istimewa Aceh. Dua undangundang tersebut memberikan makna penting terutama dengan kewenangan yang diberikan kepada daerah. Setelah reformasi, terjadi pergeseran kekuasaan di Indonesia, terutama sekali dari kekuasaan yang sentralistik kepada desentralisasi. Secara umum pergeseran tersebut mengakibatkan daerah memiliki kewenangan yang lebih dalam mengatur rumah tanggannya. Di samping kewenangan secara umum, daerah juga diberikan kewenangan secara khusus, terkait dengan apa yang diatur dalam Pasal 18B Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, yang menyebutkan bahwa satuan-satuan pemerintahan daerah yang bersifat khusus atau bersifat istimewa yang diatur dalam undang-undang tetap diakui dan dihormati. Dengan...

-2- Dengan demikian selain konsep pemerintahan di daerah secara umum, untuk Aceh secara khusus mendapat tempat terkait dengan keistimewaan yang diberikan. Hal tersebut dapat dicermati dari Konsiderans menimbang dari Undang-Undang Nomor 44 tahun 1999, yang menyebutkan bahwa kehidupan religius rakyat Aceh dan semangat nasionalisme dalam mempertahankan kemerdekaan merupakan kontribusi yang besar dalam menegakkan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Di samping itu, masyarakat Aceh juga menjunjung tinggi adat dan menempatkan ulama pada peran yang terhormat dalam kehidupan masyarakat. Kenyataan akan penghormatan dan pengakuan terhadap keistimewaan kemudian diundangkan dalam satu undang-undang khusus, yakni Undang- Undang Nomor 44 Tahun 1999. Undang-undang tersebut memberikan keistimewaan kepada Aceh dalam hal pendidikan, agama, adat, dan peran ulama dalam pengambilan kebijakan. Ketentuan ini kemudian diperkuat lagi dalam Pasal 16 ayat (2) Undang- Undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh (UUPA). Syariat Islam merupakan kewenangan Pemerintahan Aceh dalam pelaksanaan keistimewaan Aceh, meliputi: a. penyelenggaraan kehidupan beragama dalam bentuk pelaksanaan syari at Islam bagi pemeluknya di Aceh dengan tetap menjaga kerukunan hidup antar umat beragama; b. penyelenggaraan kehidupan adat yang bersendikan agama Islam; c. penyelenggaraan pendidikan yang berkualitas serta menambah materi muatan lokal sesuai dengan syari at Islam. Sementara kewenangan khusus Kabupaten/Kota dalam pelaksanaan syariat Islam, sebagaimana disebutkan Pasal 17 ayat (2)UUPA meliputi; a. penyelenggaraan kehidupan beragama dalam bentuk pelaksanaan syari at Islam bagi pemeluknya di Aceh dengan tetap menjaga kerukunan hidupant arumat beragama; b. penyelenggaraan kehidupan adat yang bersendikan agama Islam; c. penyelenggaraan...

-3- c. penyelenggaraan pendidikan yang berkualitas serta menambah materi muatan lokal sesuai dengan syari at Islam; dan d. peran ulama dalam penetapan kebijakan kabupaten/kota. Lahirnya UUPA memberikan mandat langsung pembentukan Qanun yang berkaitan dengan pembagian urusan syariat Islam antara pemerintah Aceh dan Pemerintah Kabupaten/Kota. Dalam Pasal 13 ayat (1) UUPA disebutkan bahwa pembagian urusan pemerintahan yang berkaitan dengan syari at Islam antara Pemerintahan Aceh dan pemerintahan kabupaten/kota diatur dengan Qanun Aceh. II. PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Pasal 2 Pasal 3 Pasal 4 Pasal 5 Ayat (1) Ayat (2) Ayat (1) Yang dimaksud dengan Norma adalah aturan atau ketentuan yang dipakai sebagai tatanan untuk penyelenggaraan pemerintahan. Yang dimaksud dengan Standar adalah acuan yang dipakai sebagai patokan dalam penyelenggaraan pemerintahan. Yang dimaksud dengan Prosedur adalah metode atau tata cara untuk penyelenggaraan pemerintahan. Huruf a Yang dimaksud dengan kriteria Externalitas (Spill-over) adalah siapa kena dampak, mereka yang berwenang mengurus. Huruf b...

-4- Pasal 6 Pasal 7 Pasal 8 Huruf b Huruf c Huruf d Ayat (1) Ayat (2) Ayat (3) Ayat (4) Yang dimaksud dengan kriteria Akuntabilitas adalah yang berwenang mengurus adalah tingkatan pemerintahan yang paling dekat dengan dampak tersebut (sesuai prinsip demokrasi). Yang dimaksud dengan efisiensi adalah Otonomi Daerah harus mampu menciptakan pelayanan publik yang efisien dan mencegah High Cost Economy. Efisiensi dicapai melalui skala ekonomis (economic of scale) pelayanan publik. Skala ekonomis dapat dicapai melalui cakupan pelayanan (catchment area) yang optimal. Yang dimaksud dengan urusan tertentu di bidang Syariat Islam adalah program dan kegiatan yang menjadi prioritas Pemerintah Aceh berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Aceh dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Aceh. Yang dimaksud dengan urusan tertentu di bidang Syariat Islam adalah adalah program dan kegiatan yang lokasinya, penggunanya, dan manfaatnya lintas kabupaten kota serta pelaksanaannya difasilitasi oleh Pemerintah Aceh. Pasal 9...

-5- Pasal 9 Pasal 10 Pasal 11 Pasal 12 Pasal 13 Pasal 14 Pasal 15 Pasal 16 Pasal 17 TAMBAHAN LEMBARAN ACEH NOMOR 75.

-1- LAMPIRAN QANUN ACEH NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN YANG BERKAITAN DENGAN SYARI AT ISLAM ANTARA PEMERINTAHAN ACEH DAN PEMERINTAHAN KABUPATEN/KOTA MATRIKS PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN YANG BERKAITAN DENGAN SYARI AT ISLAM ANTARA PEMERINTAHAN ACEH DAN PEMERINTAHAN KABUPATEN/KOTA N0 SUB URUSAN PEMERINTAHAN ACEH PEMERINTAHAN KABUPATEN/KOTA 1 2 3 4 I Kebijakan 1. Penetapan Peraturan Gubernur mengenai norma, standar, dan prosedur serta melakukan; 2. Penetapan kebijakan pelaksanaan urusan bidang syari at Islam meliputi pembentukan Qanun Aceh, Peraturan Gubernur dan penetapan kebijakan lainnya terkait syariat Islam dalam bidang: a. Ibadah; b. Ahwal al-syakhshiyah (hukum keluarga); c. Mu amalah (hukum Perdata); d. Jinayah (hukum Pidana); e. Qadha (peradilan); f. Tarbiyah (pendidikan); dan g. Pembelaan Islam. ---- II Pelaksanaan 1. Pelaksanaan urusan pemerintahan bidang Pelaksanaan urusan pemerintahan bidang Syari at Islam yang lokasinya, penggunanya, dan Syari at Islam yang lokasinya, manfaatnya lintas Kabupaten/ Kota; dan penggunanya, dan manfaatnya hanya 2. Pelaksanaan urusan tertentu di bidang Syari at dalam kabupaten/kota. Islam di Kabupaten/Kota.

-2- N0 SUB URUSAN PEMERINTAHAN ACEH PEMERINTAHAN KABUPATEN/KOTA 1 2 3 4 III Pembinaan Pelaksanaan pembinaan untuk mendukung Pelaksanaan sosialisasi dan peningkatan Pemerintah Kab/Kota untuk menyelenggarakan kapasitas aparatur pelaksana serta urusan pemerintahan bidang syariat Islam. pengembangan kapasitas kelembagaan secara berjenjang terhadap berbagai kebijakan Pemerintah Aceh. IV Penelitian dan Pengembangan Penyelenggaraaan penelitian dan pengembangan berkaitan dengan pelaksanaan syari at Islam. 1. Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan terkait pelaksanaan syariat Islam; dan 2. Pengalokasian dana untuk penelitian dan pengembangan syariat Islam. V Pengawasan dan Evaluasi Pengawasan dan evaluasi secara berkala terhadap pelaksanaan syari at Islam di Aceh. 1. Pengawasan dan evaluasi secara berkala terhadap pelaksanaan Syari at Islam di Kabupaten/Kota. 2. Pelaporan pelaksanaan penyelenggaraan Syari at Islam di Kabupaten/Kota kepada Gubernur dengan menyampaikan tembusannya kepada Dewan Perwakilan Rakyat Aceh GUBERNUR ACEH, ZAINI ABDULLAH