ANALISIS UPAYA MELESTARIKAN BUDAYA BANGSA DISUSUN OLEH : NAMA : SANTI MARLINAH KELAS : 1EA26 NPM :

dokumen-dokumen yang mirip
PERAN KEBUDAYAAN DALAM MEMBENTUK KEPRIBADIAN DISUSUN OLEH : NAMA : SANTI MARLINAH KELAS : 1EA26 NPM :

MATA KULIAH : ILMU BUDAYA DASAR PERANAN BUDAYA LOKAL MENDUKUNG KETAHANAN BUDAYA NASIONAL

DALAM MELESTARIKAN KEBUDAYAAN

Mata Kuliah : Ilmu Budaya Dasar Dosen : Muhammad Burhan Amin

PERAN BUDAYA DAERAH MEMPERKOKOH KETAHANAN BUDAYA NASIONAL ILMU BUDAYA DASAR

KELUARGA ADALAH MINIATUR PERILAKU BUDAYA. Mata Kuliah : Ilmu Budaya Dasar Dosen : Muhammad Burhan Amin

Mata Kuliah : Ilmu Budaya Dasar Dosen : Muhammad Burhan Amin

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang heterogen atau majemuk, terdiri dari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Yunita, 2014

Mata Kuliah : Ilmu Budaya Dasar Dosen : Muhammad Burhan Amin. Topik Makalah. Kelas : 1-EA18. Tanggal Penyerahan Makalah : 19 November 2012

BAB I PENDAHULUAN. kelompok atau lapisan sosial di dalam masyarakat. Kebudayaan ini merupakan suatu cara

Mata Kuliah : Ilmu Sosial Dasar Dosen : Muhammad Burhan Amin. Topik Makalah. Kelas : 1-KA24

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah sebuah negara kepulauan terbesar di dunia dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari banyak pulau

BAB I PENDAHULUAN. dalamnya tumbuh berbagai Suku, Agama, dan bahasa daerah berbeda sehingga

BAB I PENDAHULUAN. Moses, 2014 Keraton Ismahayana Landak Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

MATA KULIAH : ILMU BUDAYA DASAR PERAN KEBUDAYAAN DALAM MEMBENTUK KEPRIBADIAN

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia adalah Bangsa yang heterogen, kita menyadari bahwa bangsa

Mata Kuliah : Ilmu Budaya Dasar Dosen : Muhammad Burhan Amin. Topik Makalah. RUH 4 PILAR KEBANGSAAN DIBENTUK OLEH AKAR BUDAYA BANGSA Kelas : 1-IA21

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. sampai merauke, menyebabkan Indonesia memiliki banyak pulau. dijadikan modal bagi pengembang budaya secara keseluruhan.

VISI MISI KABUPATEN KUDUS TAHUN

2015 PEWARISAN NILAI-NILAI BUDAYA SUNDA PADA UPACARA ADAT NYANGKU DI KECAMATAN PANJALU KABUPATEN CIAMIS

LKPJ WALIKOTA SEMARANG AKHIR TAHUN ANGGARAN 2014

BAB I PENDAHULUAN. keanekaragaman budaya, adat istiadat, bahasa dan sebagainya. Setiap daerah pun

Budaya Perilaku Menyimpang Lesbian,Gay,Biseksual dan Transgender(LGBT)

PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

PROVINSI RIAU PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA INDUK PELESTARIAN BUDAYA MELAYU KABUPATEN SIAK

Mata Kuliah : Ilmu Budaya Dasar Dosen : Muhammad Burhan Amin. Topik Makalah/Tulisan RUH 4 PILAR KEBANGSAAN DIBENTUK OLEH AKAR BUDAYA BANGSA

Mata Kuliah : Ilmu Sosial Dasar Dosen : Muhammad Burhan Amin. Topik Makalah. Budaya Bersih Representasi Perilaku Individu.

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini sedang dikembangkan oleh pemerintah Indonesia. Selain bertujuan

BAB 2 PENGEMBANGAN KEBUDAYAAN YANG BERLANDASKAN NILAI-NILAI LUHUR

BAB 2 PENGEMBANGAN KEBUDAYAAN YANG BERLANDASKAN NILAI-NILAI LUHUR

2015 EKSISTENSI KESENIAN HADRO DI KECAMATAN BUNGBULANG KABUPATEN GARUT

KONSEP PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA BUDAYA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat majemuk yang memiliki

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terkenal sebagai salah satu negeri terbesar penghasil kain tenun tradisional yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Museum Budaya Dayak Di Kota Palangka Raya Page 1

BAB 1 PENDAHULUAN. itu wajib bagi generasi muda untuk melestarikan dan menjaganya agar tidak. hilang terkena arus globalisasi dan modernisasi.

BAB I PENDAHULUAN. buddayah, yaitu bentuk jamak dari buddhi yang berarti budi atau akal.

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia merupakan suatu bangsa yang majemuk, yang terdiri dari

TEKS DESKRIPSI BUDAYA INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. masyarakat, bangsa, dan negara sesuai dengan pasal 1 UU Nomor 20 Tahun 2003.

Budaya Bersih Representasi Perilaku Individu

BAB V KESIMPULAN. transportasi telah membuat fenomena yang sangat menarik dimana terjadi peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal)

Pengaruh Media Massa Terhadap Perubahan Sosial Masyarakat

TARI KREASI NANGGOK DI KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SUMATERA SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Prima Suci Lestari, 2013

BAB I PENDAHULUAN. memiliki bermacam-macam kebudayaan, diantaranya bahasa daerah,

2015 PERKEMBANGAN KESENIAN BRAI DI KOTA CIREBON TAHUN

UPAYA MELESTARIKAN BUDAYA BANGSA LATAR BELAKANG

2013 POLA PEWARISAN NILAI-NILAI SOSIAL D AN BUD AYA D ALAM UPACARA AD AT SEREN TAUN

BAB I PENDAHULUAN. nilai-nilai. Budaya dan nilai-nilai yang dipandang baik dan dijunjung tinggi oleh

BAB I PENDAHULUAN. yang termasuk dalam aspek kebudayaan, sudah dapat dirasakan oleh

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Keanekaragaman suku bangsa dengan budayanya di seluruh Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB III VISI, MISI, DAN ARAH PEMBANGUNAN DAERAH

23. URUSAN KEBUDAYAAN

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Darma Persada

BAB I PENDAHULUAN. dapat dilakukan dengan mudah dan cepat, yakni dengan penggunaan handphone

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ashriany Widhiastuty, 2013

TUGAS AKHIR PEMASYARAKATAN PANCASILA DALAM ERA GLOBALISASI

MASYARAKAT DAN KESADARAN BUDAYA. Oleh: Resti Nur Laila, Atika Widayanti, Krissanto Kurniawan

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU

DIMANA BUMI DIPIJAK DISITU LANGIT DIJUNJUNG

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

MATA KULIAH : ILMU SOSIAL DASAR URBANISASI PASCA LEBARAN

Rumusan Isu Strategis dalam Draft RAN Kepemudaan PUSKAMUDA

MATA KULIAH : ILMU SOSIAL DASAR MASALAH SOSIAL SEBAGAI EFEK PERUBAHAN ( KASUS LINGKUNGAN HIDUP ) DAN UPAYA PEMECAHANNYA

I. PENDAHULUAN. dilestarikan dan dikembangkan terus menerus guna meningkatkan ketahanan

- 1 - PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 57 TAHUN 2014 TENTANG PENGEMBANGAN, PEMBINAAN, DAN PELINDUNGAN BAHASA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Sambutan Presiden RI pada Peresmian Pesta Kesenian Bali ke-35, Denpasar, 15 Juni 2013 Sabtu, 15 Juni 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang Manusia pada hakikatnya adalah sebagai makhluk individu dan

PROVINSI RIAU PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 14 TAHUN 2015 TENTANG BERBAHASA DAN BERPAKAIAN MELAYU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB 1 PENDAHULUAN. Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang

BAB I PENDAHULUAN. Menurut sejarah, sesudah Kerajaan Pajajaran pecah, mahkota birokrasi

a. Hakekat peradaban manusia Koentjaraningrat berpendapat bahwa kata peradaban diistilahkan dengan civilization, yang biasanya dipakai untuk menyebut

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

ini. Setiap daerah memilki ciri khas kebudayaan yang berbeda, salah satunya di

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 69 TAHUN 2012 TENTANG

TUGAS AKHIR KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA PEMASYARAKATAN PANCASILA DALAM ERA GLOBALISASI

BUDAYA KERJA UNTUK KEPEMIMPINAN YANG EFEKTIF

PUSAT KESENIAN JAWA TENGAH DI SEMARANG

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG

2017 DAMPAK MODERNISASI TERHADAP KEHIDUPAN MASYARAKAT KAMPUNG BENDA KEREP KOTA CIREBON TAHUN

KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS

BAB II URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN. suci. Ritual menciptakan dan memelihara mitos, adat, sosial, dan agama, ritual

BAB V PENUTUP. 5.1 Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Keanekaragaman kebudayaan Indonesia merupan kebanggaan yang pant as

Mata Kuliah : Ilmu Budaya Dasar Dosen : Muhammad Burhan Amin. Topik Makalah/Tulisan RUH 4 PILAR KEBANGSAAN DIBENTUK OLEH AKAR BUDAYA BANGSA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

Transkripsi:

ANALISIS UPAYA MELESTARIKAN BUDAYA BANGSA DISUSUN OLEH : NAMA : SANTI MARLINAH KELAS : 1EA26 NPM : 16211599 UNIVERSITAS GUNADARMA FAKULTAS EKONOMI JURUSAN MANAJEMEN

Mata Kuliah : Ilmu Budaya Dasar Dosen : Muhammad Burhan Amin Topik Makalah Analisis Upaya Melestarikan Budaya Bangsa Kelas : 1-EA26 Tanggal Penyerahan Makalah : 21 November 2011 Tanggal Upload Makalah : 22 November 2011 P E R N Y A T A A N Dengan ini saya menyatakan bahwa seluruh pekerjaan dalam penyusunan makalah ini saya buat sendiri tanpa meniru atau mengutip dari tim / pihak lain. Apabila terbukti tidak benar, saya siap menerima konsekuensi untuk mendapat nilai 1/100 untuk mata kuliah ini. P e n y u s u n N P M Nama Lengkap Tanda Tangan 16211599 SANTI MARLINAH Program Sarjana Ekonomi Manajemen UNIVERSITAS GUNADARMA i

KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT dengan segala rahmat dan karunia-nya penyusun dapat menyelesaikan makalah ini. Dengan tekad yang kuat dan rasa tanggung jawab akhirnya makalah ini dapat disusun guna melengkapi tugas Ilmu Budaya Dasar. Dengan kerja keras dan dukungan dari berbagai pihak, penyusun berusaha untuk dapat mencapai hasil yang sebaik mungkin meski dalam penyusunan makalah ini menghadapi berbagai kesulitan karena keterbatasan ilmu pengetahuan dan terbatasnya waktu. Terima kasih yang sebesar-besar nya kami sampaikan kepada Bapak Muhammad Burhan Amin selaku dosen mata kuliah Ilmu Budaya Dasar, atas kesempatan dan bimbingan yang diberikan dalam penyusunan makalah ini. Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan baik dari segi tulisan ataupun materi, karenanya kritik dan saran sangat diharapkan untuk kesempurnaan dimasa yang akan datang. Semoga apa yang disajikan dalam makalah ini dapat bermanfaat bagi penyusun dan pembaca. Jakarta, November 2011 Santi Marlinah ii

DAFTAR ISI Pernyataan Kata Pengantar i ii Daftar Isi iii Bab I Pendahuluan 1 1.1 Latar Belakang 1 1.1 Tujuan 1 1.3 Sasaran 2 Bab II Permasalahan 3 I. Kekuatan 3 II. Kelemahan 4 III. Peluang 5 IV. Hambatan 5 Kesimpulan & Rekomendasi 7 Refferensi 9 iii

BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Secara etimologi, kata kebudayaan berasal dari kata sansekerta buddayah yang merupakan bentuk jamak dari kata buddhi yang berarti budi atau akal, dengan kata lain kebudayaan diartikan sebagai hal-hal yang bersangkutan dengan budi atau akal. Indonesia adalah negara yang kaya akan kebudayaan daerah, mulai dari Sabang sampai Merauke. Mulai dari bahasa, pakaian daerah, tradisi, tari-tarian, aneka seni rupa dan lain-lain. Kebudayaan bangsa merupakan kumpulan dari kebudayaan daerah itu sendiri, cerminan dari budaya daerah yang beragam. Keanekaragaman budaya menjadi salah satu kebanggaan sekaligus suatu tantangan bagi seluruh rakyat Indonesia untuk dapat mempertahankan budaya daerah yang ada di tengah banyaknya pengaruh budaya asing yang dapat merusak budaya daerah. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi pada saat ini membuat system informasi dan komunikasi menjadi begitu sangat cepat, dalam hitungan beberapa menit saja kita dapat mengetahui kejadian kejadian dan kemajuan kemajuan gaya hidup yang ada dibelahan bumi ini, hal ini tentu saja berpengaruh kepada pola hidup manusia yang ada dibelahan bumi lainya. Pengaruh budaya asing pada era globalisasi ini semakin kuat, hal ini perlu mendapat perhatian kita semua sebab kita menyadari bahwa desakan globalisasi tidak mungkin dihadapi secara konfromatif, karena hal ini akan merusak sendi sendi kehidupan dan kebudayaan bangsa. Indonesia dengan letak geografis sebagai negara kepulauan memiliki aneka ragam adat dan budaya yang tersebar merata di seluruh tanah air. Bentuk geografis ini di satu sisi juga perlu diwaspadai akan pelestarian aneka ragam budayanya. II. Tujuan Tujuan dari penyusunan makalah ini antara lain : 1. Menambah Pengetahuan Tentang Kebudayaan 2. Mengidentifikasi permasalahan budaya bangsa 3. Menganalisa solusi untuk pelestarian budaya bangsa 4. Meningkatkan rasa cinta terhadap budaya bangsa 1

III. Sasaran Penyusunan makalah ini ditujukan kepada seluruh lapisan masyarakat khususnya para generasi muda untuk selalu melestarikan budaya bangsa, yang merupakan kekayaan sekaligus merupakan ciri dari bangsa Indonesia sendiri. Serta untuk mengajak masyarakat untuk mencegah pudarnya budaya bangsa ini oleh kebudayaan-kebudayaan yang kerap menimbulkan masalah-masalah sosial. Agar kebudayaan nasional dimasa mendatang akan tetap lestari. 2

BAB II PERMASALAHAN Harus diakui bahwa ancamanan globalisasi tak bisa dihindari. Ketahanan budaya ini tentu harus selalu kita artikan secara dinamis, dimana unsur-unsur kebudayaan dari luar ikut memperkokoh unsur-unsur kebudayaan lokal. Untuk itu, perlu kita kemukakan bahwa proses globalisasi, yang dikatakan dapat mempertajam clash of civilizations, dan meminjam istilah Samuel Huntington juga dapat mengakibatkan perusakan berat terhadap peradaban, kemasyarakatan dan kesadaran etnis (exacerbation of civilizational, societal and ethnic self-consciousness), tidak perlu mengakibatkan pelumpuhan yang memarginalisasi eksistensi bangsa ini, selama kita memiliki ketahanan budaya yang tangguh. Dalam pengertian ini, jelas bahwa bila kita bicara mengenai ketahanan budaya, pada dasarnya kita berbicara pula mengenai pelestariannya dan pengembangannya secara dinamis dengan upaya-upaya yang lebih khusus. Analisis permasalahan upaya melestarikan budaya bangsa dengan memperhatikan dan mempertimbangkan kondisi lingkungan internal maupun eksternal dilihat dari sisi : I. Kekuatan (Strength) a. Keanekaragaman budaya Indonesia memiliki keanekaragaman budaya daerah, aset berharga dan tidak dapat disamakan dengan budaya daerah negara lain. Budaya daerah yang dimiliki Indonesia berbeda-beda dan memiliki ciri khas, seperti rumah adat, pakaian adat, tarian daerah, alat musik, ataupun adat-istiadat yang dianut. Semua itu dapat dijadikan kekuatan untuk dapat memperkokoh ketahanan budaya bangsa dimata Internasiona b. Kekhasan budaya Kekhasan budaya yang dimiliki setiap daerah di Indonesia memiliki kekuatan tersediri. Misalnya rumah adat, pakaian adat, tarian, alat musik, ataupun adat istiadat yang dianut. Kekhasan budaya lokal ini sering kali menarik pandangan negara lain. 3

c. Kebudayaan yang telah mengakar Ada kepentingan-kepentingan yang telah tertanam dengan kuat dalam masyarakat; prasangka negatif terhadap hal-hal yang baru; rasa takut jika terjadi kegoyahan pada masyarakat bila terjadi perubahan; hambatan ideologis; dan pengaruh adat atau kebiasaan. d. Peraturan Perundang-undangan Adanya Kode Etik Pariwisata Dunia dan perundang-undangan tentang kebudayaan menjadi salah satu kekuatan untuk tetap menjaga, melestarikan dan mengembangkan kebudayaan, tidak hanya agar kebudayaan tersebut tetap eksis namun juga mempertahankan nilai-nilai luhur yang terkandung didalamnya. II. Kelemahan (Weakness) a. Lemahnya Kesadaran Masyarakat Kesadaran masyarakat untuk menjaga budaya daerah dewasa ini masih belum maksimal. Cenderung lebih memilih budaya asing yang lebih praktis dan sesuai dengan perkembangan zaman. Masyarakat baru tergerak secara emosional saat terjadi pengakuan budaya oleh negara tetangga. b. Kurang Pembelajaran Para pelaku budaya kesulitan untuk melakukan transfer pengetahuan mengenai budaya kepada generasi selanjutnya, minat untuk mempelajari budaya kalah pamor dengan mempelajari teknologi yang dianggap lebih modern. c. Ketiadaan inventarisasi budaya dan ketegasan pemerintah Pemerintah telah menghimbau kepada seluruh kepala daerah untuk melakukan inventarisasi hasil, bentuk, karya seni budaya di daerahnya masing-masing, namun baru tercatat tiga provinsi (Bali, Daerah Istimewa Jogjakarta dan Nusa Tenggara Barat) yang memasukkan daftar khasanah seni dan budayanya dari tiga puluh tiga provinsi yang ada di Indonesia. ketiadaan reward dan punishment serta kurangnya ketegasan pemerintah memperlambat proses inventarisasi budaya. d. Inkonsistensi implementasi peraturan Peraturan perundangan yang telah diterbitkan oleh Pemerintah cenderung pada perlindungan cagar budaya dan dititik beratkan pada sector pariwisata, belum mengakomodir segala bentuk budaya yang dimiliki. Ditambah lemahnya pengawasan dan monitoring terhadap implementasi peraturan yang telah ada. 4

III. Peluang (Opportunity) a. Perkembangan IPTEK Perkembangan dunia IPTEK memberikan kemudahan bagi masyarakat untuk melakukan segala aktifitasnya, termasuk memberikan kontribusi penting bagi perkembangan budaya, mempermudah proses pengenalan dan pembelajaran terhadap budaya untuk pelestarian budaya bangsa. b. Industri Pariwisata Dalam sektor pembangunan kepariwisataan bukan hanya memanfaatkan kekayaan budaya, namun mencakup upaya untuk melestarikan kebudayaan bangsa Indonesia (melindungi, mengembangkan dan memanfaatkan), dengan tetap menjunjung tinggi nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Budayalah yang kini menjadi kunci utama dalam setiap aktivitas pariwisata. Pelestarian budaya melalui pariwisata dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat c. Akulturasi Budaya Interaksi kebudayaan yang terjadi baik melalui perkembangan IPTEK maupun pariwisata mempermudah terjadinya proses akulturasi budaya. Kebudayaan yang kita miliki telah menunjukan sifat fleksibel dan adaptif, senantiasa mampu menerima dan mengolah unsur-unsur asing didalam rangka memperkaya kebudayaan yang ada tanpa harus melenyapkan kepribadian sendiri. d. Industri Kreatif Budaya bangsa Indonesia memiliki sejuta potensi yang bisa dikembangkan menjadi industri kreatif sehingga dapat perlahan mengubah sifat konsumerisme masyarakat menjadi budaya produktif dengan menjadikan potensi seni budaya menjadi industri kreatif. IV. Hambatan (Threats) a. Arus Globalisasi Arus Globalisasi yang menganut kebebasan dan keterbukaan begitu cepat merasuk ke dalam masyarakat, terutama berpengaruh terhadap perilaku generasi muda. Hal ini ditunjukan dalam cara hidup mereka sehari-hari; misalnya dari cara berpakaian mereka berdandan seperti selebriti yang cenderung budaya barat, menggunakan pakaian minim bahan hinga memperlihatkan bagian tubuh yang seharusnya tidak terlihat, tentu saja hal tersebut tidak sesuai dengan kebudayaan bangsa Indonesia. 5

b. SDM kurang berkualitas Upaya pelestarian budaya bangsa ditengah pesatnya arus globalisasi tentunya memerlukan sumber daya manusia yang berkualitas tinggi, kreatif dan inovatif, namun kurangnya keinginan dan sarana pembelajaran menjadikan ketersediaan SDM sangat terbatas. c. Orientasi ekonomi jangka pendek Keterbatasan biaya dalam pelestarian budaya masih menjadi hambatan yang cukup berat, penerapan teknologi maju memerlukan penanaman modal yang besar, menggandeng investor menjadi salah satu pilihan namun tidak sedikit investor yang tidak peduli dengan persoalan pelestarian budaya, yang penting bagi mereka modal yang telah ditanam harus cepat kembali dan mendatangkan keuntungan materi yang optimal. d. Keterbatasan Lingkungan Penggunaan teknologi tidak hanya membutuhkan modal besar, namun juga membutuhkan sumberdaya alamnya, hal tersebut tentu saja menimbulkan eksploitasi terhadap lingkungan, mempercepat proses global warming. Perubahan lingkungan alam yang sangat berpengaruh terhadap kebudayaan. 6

BAB III KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 1. Kesimpulan a. Melestarikan budaya bangsa merupakan salah satu wujud kecintaan terhadap bangsa dan negara. Upaya pelestarian budaya bangsa tidak hanya menjadi tanggung jawab Pemerintah saja, masyarakat sebagai pelaku budaya harus berperan aktif dalam pelestariannya. b. Pendidikan adalah wahana pembelajaran segala bentuk kemampuan bagi sang pembelajar agar menjadi manusia dewasa. Antara pendidikan dan kebudayaan terdapat hubungan yang sangat erat dalam arti keduanya berkenaan dengan suatu hal yang sama yakni nilai-nilai. Dalam konteks kebudayaan justru pendidikan memiliki peranan sebagai agen pengajaran nilai-nilai budaya. c. Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi mempermudah masuknya informasi-informasi yang bedampak pada kebudayaan, memperkaya atau pun menumbuhkan budaya baru. Pesatnya arus globalisasi perlu disikapi dengan bijaksana oleh setiap individu, harus pandai-pandai menyaring arus globalisasi yang masuk, agar tetap sesuai dengan budaya bangsa Indonesia. d. Kebudayaan menjadi wahana pengembangan pariwisata nasional, memberikan kontribusi untuk peningkatan taraf hidup masyarakat. Walaupun pariwisata merupakan kegiatan positif tidak berarti diijinkan untuk merusak sumber daya. 2. Rekomendasi a. Peran Pemerintah diharapkan menerbitkan dan melaksanakan peraturan perundangan yang akan memberikan kepastian adanya proteksi budaya bangsa dan memfasilitasi pengembangan budaya bangsa dalam segala bentuknya yang sesuai. Serta memberikan reward dan punishment yang seimbang sebagai bentuk pengawasan terhadap implementasi peraturan perundangan. Menginventarisir budaya bangsa yang dimiliki dan mendaftarkan hak atas kekayaan intelektual agar tidak diclaim oleh negara lain. b. Peran Akademisi Prioritas pada pendidikan yang mengarah pada kesadaran akan budaya bangsa pada tiap tingkat, termasuk pengajaran komparatif agama sebagai bagian dari pengertian akan budaya lain. Lembaga pendidikan harus mengerti bahwa 7

pengembangan pariwisata yang lestari membutuhkan keterampilan yang sangat tinggi didalam banyak disiplin ilmu yang terkait dan bahwa sumberdaya manusia yang cukup harus dialokasikan untuk program ini agar berhasil. Mereka yang inovatif dan kreatif yang akan menjadi pemenang di era globalisasi. Inovasi dan kreatifitas lahir dari sumber daya manusia yang berkualitas. c. Peran Pengusaha/Investor Industri Pariwisata & industri kreatif agar melatih stafnya dan mempersiapkan pelanggannya untuk sensitif dan menghargai budaya nasional tuan rumah, melestarikan sumber daya alam dan budaya dengan program pelestarian, konservasi, interpretasi. Pendekatan pemasaran tidak lagi berorientasi pada berapa Wisatawan yang akan didatangkan, namun Wisatawan seperti apa yang akan didatangkan, tentu saja mereka yang bisa menghargai budaya bangsa kita dan mampu meningkatkan kualitas hidup.. Penggunaan media elektronik dimaksimalkan untuk memberikan informasi-informasi yang harus disampaikan kepada Wisatawan dan masyarakat agar dapat saling menghargai budayanya. Kepentingan ekonomi jangan sampai di trade off dengan kepentingan budaya. Pembangunan berkelanjutan dari budaya berarti bagaimana upaya kita bersama agar kondisi perilaku tidak begitus aja mencabut diri kita dari apa yang sudah menjadi kebiasaan, norma, nilai kita bersama, tapi tetap berubah dengan dinamis sesuai dengan kehendak zaman tapa lepas dari apa yang memberi kita satu identitas tertentu. Boleh hidup modern didalam artian lebih efektif dan efisien tapi tetap menghargai norma nilai dan kebiasaan perilaku luhur yang memberi kita identitas sebagai orang Indonesia. d. Peran Insan seni & budaya Pelestarian dan pengembangan budaya bangsa tidak bisa dilepaskan dari peran seniman dan budayawan. Seniman dapat memberikan contoh kepada masyarakat melalui karya budaya yang ditampilkan, menyampaikan pesan-pesan moral dan nilai-nilai positif untuk masyarakat. Pemerintah diharapkan dapat memberikan ruang, memfasilitasi kegiatan-kegiatan para seniman untuk terus berkreatifitas serta memberikan pengakuan & apresiasi terhadap insan seni & budaya. Perangkat adat didaerah pun harus diupayakan mendapat penghargaan dan perlakuan yang sama dengan perangkat pemerintahan lainnya. 8

REFFERENSI Http://id.wisatapesisir.com/berita/1384-budaya-sebagai-kekuatan-pariwisata-indonesia Http://www.wikimu.com/news/displaynewsremaja.aspx?id=5142 Tinjauan Ilmu Budaya Dasar : Manusia dan Kebudayaan, - M. Burhan Amin, Dosen Ilmu Budaya Dasar Universitas Gunadarma. http://isbdti.blog.uns.ac.id/2009/11/09/makalah-perubahan-kebudayaan-karena-pengaruhdari-luar/ http://www.javanologi.info/main/themes/images/pdf/budaya_lokal-agus.pdf http://www.anneahira.com/kebudayaan-daerah.htm http://staff.undip.ac.id/sastra/agusmaladi/2009/07/21/ketahanan-budaya-kesenian-danglobalisasi/ http://www.balihesg.org/index2.php?option=com_content&do_pdf=1&id=84 http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2010/03/pengaruh-globalisasi-terhadap-kebudayaanindonesia/ 9