PERATURAN DAERAH KOTA MALANG NOMOR 18 TAHUN 2001 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT KELURAHAN (LPMK) DI KOTA MALANG

dokumen-dokumen yang mirip
PERATURAN DAERAH KOTA MALANG NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG LEMBAGA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMPUNG UTARA NOMOR 01 TAHUN 2006 TENTANG LEMBAGA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA / KELURAHAN

PERATURAN DAERAH KOTA PEKANBARU NOMOR 9 TAHUN 2005 T E N T A N G LEMBAGA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT KELURAHAN (LPMK) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA MALANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR : 18 TAHUN 2002

WALIKOTA MADIUN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 4 TAHUN 2017 TENTANG LEMBAGA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT KELURAHAN

LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 3 TAHUN 2003 SERI E

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 08 TAHUN 2002 TENTANG LEMBAGA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT KOTA TARAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR TAHUN TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA SOLOK NOMOR 20 SERI D. 20 =================================================================

DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA WALIKOTA SOLOK

LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG

PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 9 TAHUN 2003 TENTANG

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 92 TAHUN 2011 TENTANG

WALIKOTA JAMBI PROVINSI JAMBI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 17 TAHUN 2001 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG,

LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR : 28 TAHUN 2001 TENTANG LEMBAGA PEMBERDAYAAN PARTISIPASI PEMBANGUNAN MASYARAKAT

KEPPRES 49/2001, PENATAAN LEMBAGA KETAHANAN MASYARAKAT DESA ATAU SEBUTAN LAIN

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 06 TAHUN 2002 TENTANG PEMBENTUKAN RUKUN TETANGGA DAN RUKUN WARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 17 TAHUN 2002 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 32 TAHUN 2001 SERI D NOMOR 4 PERATURAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 32 TAHUN 2001 TENTANG

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2001 TENTANG PENATAAN LEMBAGA KETAHANAN MASYARAKAT DESA ATAU SEBUTAN LAIN

LEMBARAN DAERAH KOTA DEPOK

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KERINCI TAHUN 2007 NOMOR 3 LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2003 NOMOR 4 SERI D

LEMBARAN DAERAH KOTA DUMAI NOMOR : 3, TAHUN : 2004 SERI : D NOMOR : 1 PERATURAN DAERAH KOTA DUMAI NOMOR 2 TAHUN 2004 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT,

PEMERINTAH KOTA SURABAYA

PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 13 TAHUN 2014 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PONOROGO NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAY KANAN TAHUN 2007 NOMOR 10 PERATURAN DAERAH KABUPATEN WAY KANAN NOMOR : 10 TAHUN 2007 T E N T A N G

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 8 TAHUN 2007

BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA

PERATURAN DAERAH KOTA PALEMBANG NOMOR 8 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN RUKUN TETANGGA (RT) DAN RUKUN WARGA (RW) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2012 NOMOR 4 SERI E PERATURAN DAERAH KOTA BOGOR NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA NOMOR : 4 TAHUN 2008 SERI D PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA NOMOR: 4 TAHUN 2008

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 18 TAHUN 2000 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA BONTANG NOMOR 12 TAHUN 2003 TENTANG LEMBAGA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN RUKUN TETANGGA DALAM DAERAH KOTA BONTANG

WALIKOTA MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 07 TAHUN 2013 TENTANG RUKUN TETANGGA DAN RUKUN WARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO

TAHUN : 2005 NOMOR : 06

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 5 TAHUN 2001 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DESA KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT

PEMERINTAH KABUPATEN BARITO UTARA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG,

WALIKOTA MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 07 TAHUN 2013 TENTANG RUKUN TETANGGA DAN RUKUN WARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SERANG,

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR 04 TAHUN 2010 TENTANG RUKUN TETANGGA DAN RUKUN WARGA

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI

BERITA DAERAH KOTA BOGOR. Nomor 77 Tahun 2014 Seri D Nomor 37 PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 77 TAHUN 2014 TENTANG

Tugas Pokok LPMD Tugas pokok Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa (LPMD) adalah sebagai mitra kerja Pemerintah Desa dalam:

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 25 TAHUN 2006 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DESA DAN KELURAHAN

PEMERINTAH KOTA SUNGAI PENUH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 17 TAHUN 2001 PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN TENTANG PEMBENTUKAN RUKUN TETANGGA

PERATURAN DAERAH KOTA KUPANG NOMOR 8 TAHUN 2001 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN LEMBAGA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA TENGAH

PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARANGANYAR,

LEMBARAN DAERAH KOTA SURAKARTA NOMOR : 11 TAHUN 2002 SERI : D NOMOR : 8 PEMERINTAH KOTA SRAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA SURAKARTA NOMOR 7 TAHUN 2002

PERATURAN DAERAH KOTA MATARAM NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA PALOPO NOMOR : 04 TAHUN 2006 T E N T A N G

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO KUALA NOMOR 8 TAHUN 2007 T E N T A N G PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DESA DAN KELURAHAN BUPATI BARITO KUALA,

PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO

PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

WALIKOTA JAMBI PROVINSI JAMBI PERATURAN WALIKOTA JAMBI NOMOR 13 TAHUN 2017 TENTANG

WALIKOTA MAGELANG PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG RUKUN TETANGGA DAN RUKUN WARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 13 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PATI,

PEMERINTAH KABUPATEN KULON PROGO

BERITA DAERAH KOTA SUKABUMI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUPANG NOMOR 11 TAHUN 2001 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUPANG,

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2002 NOMOR 38 SERI D

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 10 TAHUN 2007 TENTANG RUKUN TETANGGA DAN RUKUN WARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TASIKMALAYA,

PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG PERATURAN DAERAH KOTA PANGKALPINANG NOMOR 05 TAHUN 2008 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN

PEMERINTAH KABUPATEN SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 11 TAHUN 2007

PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 14 TAHUN 2006 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI

PEMERINTAH KABUPATEN JEMBER PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBER NOMOR 4 TAHUN 2007 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BULUKUMBA TAHUN 2006 NOMOR 18

PEMERINTAH KABUPATEN MOJOKERTO

PEMERINTAH KABUPATEN PARIGI MOUTONG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 6 TAHUN 2005 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT KELURAHAN SE KABUPATEN JEMBRANA

PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA BANJARMASIN

Perda No. 5 / 2002 tentang Pembentukan Lembaga Kemasyarakatan Di Desa dan atau Kelurahan. PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 5 TAHUN 2002

PEMERINTAH KABUPATEN JEMBER

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERUYAN NOMOR 25 TAHUN 2006 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 35 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 04 TAHUN 2009 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANTUL,

PEMERINTAH KABUPATEN KAPUAS HULU

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MUSI BANYUSIN,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG NOMOR 9 TAHUN 2007 SERI D.4 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DESA DAN KELURAHAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 14 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Transkripsi:

S A L I N A N Nomor 19/C, 2001 PERATURAN DAERAH KOTA MALANG NOMOR 18 TAHUN 2001 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT KELURAHAN (LPMK) DI KOTA MALANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pelaksanaan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah dan dalam upaya memberdayakan Lembaga Kemasyarakatan di Kelurahan untuk lebih meningkatkan prakarsa dan swadaya sebagai perwujudan partisipasi masyarakat dalam pembangunan, maka perlu membentuk Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (LPMK) di seluruh Kelurahan Kota Malang ; b. bahwa agar Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan sebagaimana dimaksud pada huruf a konsideran ini dapat berdaya guna dan berhasil guna, perlu membentuk Peraturan Daerah tentang Pembentukan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (LPMK) di Kota Malang. Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3839) ; 2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 72, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3848); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom ;

4. Peraturan Pemerintah Nomor 84 Tahun 2000 tentang Pedoman Organisasi Perangkat Daerah ; 5. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 1999 tentang Teknis Penyusunan Peraturan Perundang-undangan dan Bentuk Rancangan Undang-undang, Rancangan Peraturan Pemerintah dan Rancangan Keputusan Presiden ; 6. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 49 Tahun 2001 tentang Penataan Lembaga Ketahanan Masyarakat atau Sebutan lain ; 7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 4 Tahun 1999 tentang Pencabutan beberapa Peraturan Menteri Dalam Negeri dan Instruksi Menteri Dalam Negeri mengenai Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1979 tentang Pemerintahan Desa ; 8. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 84 Tahun 1993 tentang Bentuk Peraturan Daerah dan Peraturan Daerah Perubahan ; 9. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 63 Tahun 1999 tentang Petunjuk Pelaksanaan dan Penyesuaian Peristilahan dalam Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah dan Kelurahan ; 10. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 65 Tahun 1999 tentang Pedoman Umum Pengaturan mengenai Pembentukan Kelurahan ; 11. Peraturan Daerah Kota Malang Nomor 10 Tahun 2000 tentang Pembentukan, Kedudukan, Tugas Pokok, Fungsi dan Struktur Organisasi Badan dan Kantor sebagai Lembaga Teknis Daerah ; 12. Peraturan Daerah Kota Malang Nomor 11 Tahun 2000 tentang Pembentukan, Kedudukan, Tugas Pokok, Fungsi dan Struktur Organisasi Perangkat Daerah Kecamatan dan Kelurahan di Kota Malang ; 13. Peraturan Daerah Kota Malang Nomor 12 Tahun 2000 tentang Perubahan Status Desa menjadi Kelurahan. Dengan persetujuan DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA MALANG M E M U T U S K A N : Menetapkan : PERATURAN DAERAH KOTA TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT KELURAHAN (LPMK) DI KOTA MALANG.

BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : 1. Pemerintah Daerah, adalah Pemerintah Kota Malang. 2. Kepala Daerah, adalah Walikota Malang. 3. Kecamatan, adalah wilayah kerja Camat sebagai perangkat Daerah Kota Malang. 4. Kelurahan, adalah wilayah kerja Lurah sebagai perangkat Daerah dibawah Kecamatan. 5. Lurah, adalah Kepala Kelurahan yang diangkat oleh Kepala Daerah dari Pegawai Negeri Sipil yang memenuhi syarat. 6. Rukun Warga, lembaga yang dibentuk melalui musyawarah pengurus RT di wilayah kerjanya yang ditetapkan oleh Kelurahan. 7. Rukun Tetangga, adalah lembaga yang dibentuk melalui musyawarah masyarakat setempat dalam rangka pelayanan pemerintahan dan kemasyarakatan yang ditetapkan oleh Kelurahan. 8. Masyarakat, adalah kumpulan penduduk setempat atau kumpulan setiap orang yang bertempat tinggal di suatu wilayah dan tercatat dalam Kartu Susunan Keluarga (KSK) yang beralamatkan pada wilayah RT dan RW setempat. 9. Pemilih, adalah warga penduduk setempat berusia 17 tahun keatas atau sudah menikah, tidak dicabut hak pilihnya berdasarkan keputusan pengadilan yang mempunyai kekuatan pasti dan tidak sedang menjalani pidana penjara (kurungan). 10. Swadaya Masyarakat adalah, kemampuan dari suatu kelompok masyarakat dengan kesadaran dan inisiatif sendiri mengadakan usaha kearah pemenuhan kebutuhan jangka pendek maupun jangka panjang yang dapat dirasakan dalam masyarakat itu. 11. Gotong-royong, adalah bentuk kerja sama masyarakat yang spontan dan melembaga serta mengandung unsur-unsur timbal balik yang bersifat sukarela antar warga kelurahan secara insidentil maupun berkelangsungan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan bersama. 12. Organisasi Kemasyarakatan, adalah organisasi sosial kemasyarakatan yang berada di Kelurahan setempat.

13. Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan selanjutnya disingkat LPMK, adalah wadah yang dibentuk atas prakarsa masyarakat Kelurahan sebagai mitra Pemerintah Kelurahan dalam menampung dan mewujudkan aspirasi dan kebutuhan masyarakat di bidang pembangunan. BAB II PEMBENTUKAN LEMBAGA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT KELURAHAN (LPMK) Pasal 2 Dalam upaya memberdayakan masyarakat, di Kelurahan perlu dibentuk Lembaga Kemasyarakatan dengan nama Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (LPMK) berdasarkan Peraturan Daerah ini. BAB III TATA CARA PEMBENTUKAN PENGURUS LEMBAGA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT KELURAHAN (LPMK) Pasal 3 (1) Susunan Panitia Pembentukan pengurus LPMK, adalah : 1. Ketua : Tokoh Masyarakat 2. Sekretaris : PKK 3. Anggota : - Tokoh Agama ; - Wakil RW se-kelurahan ; - Tokoh Pemuda. (2) Panitia Pembentukan Pengurus LPMK sebagaimana dimaksud ayat (1) Pasal ini, dinyatakan sah sesudah mendapat Surat Keputusan dari Lurah atas nama Camat setempat ; (3) Panitia Pembentukan Pengurus LPMK sebagaimana dimaksud ayat (1) Pasal ini, dinyatakan berakhir masa tugasnya sesudah terbentuk dan dikukuhkannya Pengurus LPMK oleh Camat. Pasal 4 Syarat menjadi Pengurus Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan, adalah : a. Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa ; b. Setia dan taat kepada Pancasila dan UUD 1945 ;

c. Sudah berumur 17 tahun dan atau mempunyai hak pilih ; d. Yang bersangkutan adalah penduduk setempat, bertempat tinggal di Kelurahan yang bersangkutan, berkelakuan baik dan jujur ; e. Cakap, berwibawa dan penuh pengabdian terhadap masyarakat ; f. Mempunyai kemauan, kemampuan dan kepedulian serta mau bekerja sama dalam membangun Kelurahannya. Pasal 5 Tata cara pembentukan Pengurus Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan, adalah : a. Seluruh anggota pengurus dipilih dari calon yang diajukan oleh masing-masing RW yang sebelumnya telah dimusyawarahkan bersama masing-masing RT dengan memperhatikan keadilan dan kesetaraan gender serta yang mempunyai kemauan, kemampuan, dan kepedulian dalam upaya pemberdayaan masyarakat ; b. Masing-masing RW mengirimkan minimal 2 (dua) orang calon maksimal 5 (lima) orang calon ; c. Pengiriman calon pengurus LPMK harus dilampiri daftar hadir musyawarah tingkat RW setempat dan hasil keputusan rapat dimaksud ; d. Pemilihan Pengurus LPMK dilakukan secara demokratis melalui musyawarah dalam rapat khusus yang dipimpin langsung oleh Ketua Panitia pembentukan LPMK, disaksikan oleh Lurah dan Camat ; e. Pemilihan anggota LPMK dinyatakan sah apabila dihadiri oleh 2/3 dari peserta rapat yang diundang ; f. Undangan peserta rapat Tingkat Kelurahan melibatkan : 1. Seluruh Ketua RT ; 2. Seluruh Ketua RW ; 3. Seluruh calon dari masing-masing RW. g. Apabila tidak dapat kata sepakat dalam pemilihan pengurus LPMK, maka pemilihan pengurus LPMK dilakukan secara voting. BAB IV KEDUDUKAN, TUGAS POKOK DAN FUNGSI Pasal 6 (1) Kedudukan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (LPMK) adalah sebagai mitra kerja Pemerintah Kelurahan dibidang pembangunan fisik dan non fisik ;

(2) Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan sebagai wadah partisipasi masyarakat dalam merencanakan dan mengawasi pelaksanaan pembangunan ; (3) Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan merupakan lembaga yang bersifat lokal non-politis dan secara organisasi berdiri sendiri. Pasal 7 (1) Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan mempunyai tugas : a. menyusun rencana pembangunan yang partisipatif ; b. menggerakkan swadaya gotong royong masyarakat ; c. mengawasi pelaksanaan dan mengendalikan pembangunan. (2) Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada masyarakat melalui Rukun Warga di Kelurahan setempat. Pasal 8 Dalam melaksanakan tugasnya tersebut pada pasal 7, Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan mempunyai fungsi : a. penanaman dan pemupukan rasa persatuan dan kesatuan masyarakat Kelurahan ; b. pengkoordinasian perencanaan pembangunan ; c. perencanaan kegiatan pembangunan secara partisipatif dan terpadu oleh masyarakat ; d. penggalian dan pemanfaatan sumber daya kelembagaan untuk pembangunan di Kelurahan. BAB V SUSUNAN ORGANISASI Pasal 9 (1) Susunan organisasi Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan terdiri dari : a. K e t u a ; b. Wakil Ketua ; c. Sekretaris ; d. Wakil Sekretaris ; e. Bendahara ; f. Wakil Bendahara ; g. Seksi-seksi.

(2) Jumlah Seksi tersebut pada ayat (1) huruf g pasal ini, disesuaikan dengan kebutuhan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat di tiap-tiap Kelurahan, setiap Seksi diketuai oleh seorang Ketua Seksi ; (3) Masa bakti pengurus LPMK adalah 3 (tiga) tahun dan dapat dipilih kembali untuk satu periode ; (4) Susunan pengurus LPMK disahkan oleh Keputusan Camat. Pasal 10 Pengurus LPMK berhenti atau diberhentikan bilamana : a. Meninggal dunia ; b. Pindah tempat tinggal ; c. Mengundurkan diri ; d. Berakhir masa kepengurusannya ; e. Melanggar peraturan perundang-undangan dan ketentuan lain yang berlaku. BAB VI HUBUNGAN KERJA Pasal 11 (1) Hubungan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan dengan Pemerintah Kelurahan dalam bentuk kerja sama menggerakkan swadaya gotong royong masyarakat dalam melaksanakan pembangunan partisipatif dan berkelanjutan ; (2) Hubungan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan dengan lembaga atau organisasi kemasyarakatan lainnya, RT atau RW, bersifat konsultatif dan kerja sama yang bermanfaat bagi masyarakat ; (3) Hubungan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan antar Kelurahan di wilayah Kota Malang bersifat kerja sama dan saling membantu setelah mendapat persetujuan dari Pemerintah Kelurahan. BAB VII HAK DAN KEWAJIBAN Pasal 12 (1) Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan mempunyai hak : a. Mengusulkan Rencana Pembangunan kepada Pemerintah Kelurahan setempat ; b. Dapat mengusulkan Anggaran kepada Pemerintah Kelurahan setempat ;

c. Mengawasi pelaksanaan pembangunan. (2) Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan mempunyai kewajiban membantu Pemerintah Kelurahan dalam : a. Menyusun program internal Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan ; b. Mengawasi pelaksanaan pembangunan yang sudah disetujui oleh Walikota Malang ; c. Menumbuhkan terwujudnya kehidupan masyarakat untuk menggerakkan kegotongroyongan, swadaya dan partisipasi masyarakat ; d. Memelihara dan melestarikan hasil-hasil pembangunan ; e. Menyampaikan laporan tertulis mengenai kegiatan yang dilaksanakan kepada Pemerintah Kelurahan. BAB VIII SUMBER DANA Pasal 13 Sumber dana Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan diperoleh dari : a. Swadaya Masyarakat ; b. Bantuan Pemerintah Kota ; c. Bantuan Pemerintah Propinsi ; d. Bantuan Pemerintah ; e. Bantuan lainnya yang sah. BAB IX F A S I L I T A S Pasal 14 (1) Pemerintah, Pemerintah Propinsi dan Pemerintah Kota memfasilitasi tumbuh dan berkembangnya Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan melalui pemberian pedoman, bimbingan, pelatihan, arahan dan supervisi ; (2) Pemerintah Kota Malang melakukan fungsi bimbingan, pembinaan, pengarahan dan pengawasan terhadap Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan yang pelaksanaannya dilakukan oleh Badan Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan Kota Malang ; (3) Pemerintah Kota melalui Camat melakukan pembinaan terhadap kegiatan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan dan bertanggung jawab atas berfungsinya Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan dengan baik di wilayah masing-masing.

BAB X KETENTUAN PENUTUP Pasal 15 Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini, maka semua ketentuan yang mengatur tentang Lembaga Ketahanan Masyarakat Desa ( LKMD ) dan ketentuan lain yang bertentangan dengan Peraturan Daerah ini dinyatakan tidak berlaku. Pasal 16 Hal-hal lain yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini sepanjang mengenai pelaksanaannya akan diatur lebih lanjut oleh Walikota Malang. Pasal 17 Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kota Malang. Ditetapkan di : Malang Pada tanggal : 20 Oktober 2001 Diundangkan di Malang Pada tanggal 25 Oktober 2001 WALIKOTA MALANG ttd. H. S U Y I T N O SEKRETARIS DAERAH KOTA MALANG ttd. MUHAMAD NUR, SH. MSi Pembina Utama Muda NIP. 510 053 502 LEMBARAN DAERAH KOTA MALANG TAHUN 2001 NOMOR 19/C Salinan sesuai dengan aslinya, KEPALA BAGIAN HUKUM GATOT SETYO BUDI, SH Pembina NIP. 510 065 263

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA MALANG NOMOR 18 TAHUN 2001 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT KELURAHAN I. PENJELASAN UMUM Bahwa dalam upaya memberikan wadah bagi semua komponen masyarakat untuk dapat berpartisipasi / berperan-serta dalam merencanakan dan melaksanakan pembangunan di Kelurahan serta sebagai sarana komunikasi antara Pemerintah Kelurahan dan masyarakat, sebagai mitra Pemerintah Kelurahan dalam aspek perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian pembangunan yang bertumpu pada masyarakat, maka perlu ditindaklanjuti dengan Pembentukan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan yang dituangkan dalam suatu Peraturan Daerah. II. PENJELASAN PASAL DEMI PASAL Pasal 1 s/d pasal 4 Pasal 5 huruf a Huruf b s/d huruf g : Cukup jelas : Yang dimaksud keadilan dan kesetaraan gender adalah suatu proses untuk menajdi adil terhadap kesamaan kondisi bagi lakilaki dan perempuan untuk memperoleh kesempatan dan hakhaknya sebagai manusia, agar mampu berperan dan berpartisipasi dalam kegiatan politik, ekonomi, sosial budaya, pertahanan dan keamanan nasional dan kesamaan dalam menikmati hasil pembangunan tersebut. : Cukup jelas Pasal 6 s/d pasal 8 : Cukup jelas Pasal 9 Ayat (1) huruf g : Yang dimaksud Seksi-seksi adalah sebagai berikut : Seksi Pembangunan Seksi Agama Seksi Pemuda dan Olah raga Setiap Seksi diketuai oleh seorang Ketua Seksi Ayat (2) sampai : Cukup jelas dengan ayat (4) Pasal 10 Pasal 11 ayat (1) : Cukup jelas :Yang dimaksud pembangunan partisipatif adalah pembangunan yang melibatkan masyarakat dalam hal masyarakat diberikan arrahan untuk : 1. dapat mengusulkan program pembangunan yang merupakan kebutuhan dan bukan sekedar keinginan semata ; 2. dapat berperan serta dalam pelaksanaan dan pemeliharannya, baik melalui partisipasi pendanaan maupun tenaga.

Kegiatannnyabersifat peningkatan, perbaikan, perubahan atau pembaharauan yang digerakkan menurut kebutuhan masyarakat. Ayat (2) : Yang dimaksud konsultatif adalah bersifat konsultasi yaitu perukaran pikiran untuk mendapatkan kesimpulan (nasehat,s aran, petunjuk pertimbangan) yang sebaik-baiknya dalam suatu kegiatan. Aayt (3) : Antar LPMK dapat dibentuk Forum Komunikasi atau Asosiasi. - LPMk di tingkat Kecamatan disebut Forum Komunikasi Asosiasi LPMK ; - LPMK di tingkat Kota disebut Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Asosiasi LPMK Kota Malang. Pasal 12 s/d pasal 17 : Cukup jelas. ---------------------------------------