BAB I PENDAHULUAN. kepedulian dan kemajuan dalam mewujudkan peningkatan kualitas kinerjanya.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB. I PENDAHULUAN. bidang akuntansi pemerintahan ini sangat penting karena melalui proses akuntansi

I. PENDAHULUAN.

SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAHAN

BAB I PENDAHULUAN. terhadap praktik akuntansi yang dilakukan oleh lembaga-lembaga pemerintah,

BAB I PENDAHULUAN. sistem tata kelola pemerintahan yang baik (good governance) yang ditandai

TINJAUAN YURIDIS ATAS PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PADA PEMERINTAH DAERAH. 1

BAB I PENDAHULUAN. pengelolaan keuangan yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun. transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan negara.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENELITIAN TERDAHULU. Pada Pemerintah Daerah Kabupaten Banyuwangi. Tujuan dari penelitian ini

BAB I PENDAHULUAN. Sebelum UU No.17 tahu 2003, pengelolaan keuangan negara dilakukan

BAB 1 PENDAHULUAN. Politik, akan tetapi dibidang keuangan negara juga terjadi, akan tetapi reformasi

BAB I PENDAHULUAN. prinsip-prinsip akuntansi yang diterapkan dalam menyusun dan menyajikan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan negara dapat

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 64 TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan dengan keuangan. Seiring berjalannya waktu, akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. sektor publik yang ditandai dengan munculnya era New Public Management

BAB I PENDAHULUAN. yang sering disebut good governance. Pemerintahan yang baik ini. merupakan suatu bentuk keberhasilan dalam menjalankan tugas untuk

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi ini dituntut seluruh elemen masyarakat termasuk perusahaan baik

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu upaya konkret mewujudkan transparansi dan akuntabilitas

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam rangka menciptakan tata kelola pemerintahan yang baik (Good

BAB I PENDAHULUAN. anggaran Hal ini ditegaskan dalam Undang-Undang Nomor 17. berbunyi sebagai berikut : Ketentuan mengenai pengakuan dan

L A P O R A N K E U A N G A N T A H U N BAB

BAB I PENDAHULUAN. memperbaiki kualitas kinerja, transparansi dan akuntabilitas pemerintahan di

BUPATI LOMBOK UTARA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN BUPATI LOMBOK UTARA NOMOR... TAHUN 2015 TENTANG SISTEM AKUNTANSI BERBASIS AKRUAL

PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

BUPATI JEMBRANA PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 9 TAHUN 2014

GAMBARAN UMUM MODUL AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH BERBASIS AKRUAL DIREKTORAT JENDERAL KEUANGAN DAERAH

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi pemerintah merupakan salah satu bentuk organisasi non

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkannya, salah satunya dalam bidang keuangan pemerintahan. Dimana

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. No. 15 tahun 2004 tentang Pemeriksaan Tanggung Jawab dan Pengelolaan

BAB I PENDAHULUAN. transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan negara. dalam UU No. 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara. UU No.

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi perubahan dalam penerapan standar akuntansi. akuntansi pemerintah menurut Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 24 Tahun

GAMBARAN UMUM AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH BERBASIS AKRUAL

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 13 TAHUN 2018

BAB I PENDAHULUAN. Akuntansi Pemerintah yang menggantikan PP No. 24 Tahun 2005 akan

ANGGARAN SEKTOR PUBLIIK (AnSP) Bandi, Dr., M.Si., Ak., CA.

BAB. II TINJAUAN PUSTAKA Akuntansi Berbasis Kas dan Akuntansi Berbasis Akrual

PROVINSI JAWA TENGAH


BAB I PENDAHULUAN. pencatatan single-entry. Sistem double-entry baru diterapkan pada 2005 seiring

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana tertuang dalam pasal 32 ayat (1) yang berbunyi: UU No. 17 Tahun 2003 juga mengamanatkan setiap instansi pemerintah,

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

SELAMAT DATANG STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN

PERATURAN BUPATI PEMALANG TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah Indonesia telah mencanangkan reformasi di bidang akuntansi. Salah

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 51 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. penggunaan akuntansi berbasis akrual (accrual) oleh pemerintah, termasuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Pendahuluan Ikhtisar Pencapaian Kinerja Keuangan SKPD III Penjelasan Pos-Pos Laporan Keuangan SKPD Laporan Realisasi Anggaran

BERITA DAERAH KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2015 NOMOR 26 PERATURAN BUPATI MAGELANG NOMOR 26 TAHUN 2015 TENTANG

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah Indonesia telah mencanangkan reformasi di bidang akuntansi. Salah

BAB I PENDAHULUAN. Koreksi atas posisi Laporan Operasional pada Pemerintah Kota

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH KABUPATEN MADIUN BUPATI MADIUN,

DAFTAR ISI Pendahuluan Ikhtisar Pencapaian Kinerja Keuangan SKPD III Penjelasan Pos-Pos Laporan Keuangan SKPD Laporan Realisasi Anggaran

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bergulirnya era reformasi sejak tahun 1998 membawa pula angin

Manual Sistem dan Prosedur Akuntansi Pelaporan Keuangan Daerah BAB I PENDAHULUAN

BAB VII SIMPULAN DAN REKOMENDASI. Bab ini berisi kesimpulan atas kajian yang telah dilakukan dan

ANALISIS PENERAPAN SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAHAN (SAP) BERBASIS AKRUAL PADA PEMERINTAH DAERAH DI INDONESIA

PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAH BERBASIS AKRUAL SEBAGAI AMANAT UNDANG-UNDANG

BAB 1. Pendahuluan A. LATAR BELAKANG. Reformasi pada pemerintahan Indonesia mengakibatkan perubahan

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 057 TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. Diberlakukannya otonomi daerah, mengakibatkan daerah memiliki. hak, wewenang dan kewajibannya dalam mengatur dan mengurus secara

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 38 TAHUN 2012 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG

STRATEGI PENERAPAN AKUNTANSI BERBASIS AKRUAL PADA PEMERINTAH DAERAH TAHUN 2015

B U P A T I T A N A H L A U T PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

Agnes Evira Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta ABSTRAK

B E R I T A D A E R A H N US A TENGGARA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. lahirnya paket undang-undang di bidang keuangan negara, yaitu undang-undang

BUPATI BELITUNG TIMUR PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa tahun terakhir reformasi keuangan di Indonesia terus

BAB I PENDAHULUAN. informasi bagi para pemakainya. Keberadaan ini membuat penulis

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 49 TAHUN 2015 TENTANG SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SIDOARJO

ANALISIS IMPLEMENTASI STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAH DALAM PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH KOTA GORONTALO

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil pembahasan dapat dikemukakan kesimpulan sebagai

BUPATI SUKAMARA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 13 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH KABUPATEN SUKAMARA

LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

B U P A T I K U N I N G A N

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 15B TAHUN 2014 TENTANG SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN CIAMIS

Tulisan Hukum UJDIH BPK RI Perwakilan Riau 1

BUPATI BUNGO PERATURAN BUPATI BUNGO NOMOR 20 TAHUN 2014 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH KABUPATEN BUNGO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. dengan Good Government Governance (GGG). Mekanisme. penyelenggaraan pemerintah berasaskan otonomi daerah tertuang dalam

GUBERNUR SULAWESI BARAT PERATURAN GUBERNUR SULAWESI BARAT NOMOR 21 TAHUN 2014 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI BARAT

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan dan lain-lain. Sebagaimana bentuk-bentuk organisasi lainnya

BAB I PENDAHULUAN. pesat. Khususnya reformasi pada pemerintahan yang mengarahkan pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. pula. Reformasi di bidang keuangan negara menjadi sarana peningkatan performa

BAB 1 PENDAHULUAN. Seluruh pemerintah daerah (pemda) di Indonesia serempak. mengimplementasikan akuntansi berbasis akrual pada tahun 2015.

BUPATI BELITUNG TIMUR PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

BUPATI PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI BULUNGAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA PERATURAN BUPATI BULUNGAN NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH KABUPATEN BULUNGAN

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA

SILABUS RANCANGAN PEMBELAJARAN SATU SEMESTER SEMESTER GENAP PERIODE : JANUARI JUNI 2017

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kelogisannya. Standar itu disebut standar akuntansi, di Indonesia berlaku Prinsip

BAB I PENDAHULUAN. tata kelola yang baik diperlukan penguatan sistem dan kelembagaan dengan

BAB I INTRODUKSI. Penelitian ini menjelaskan fenomena proses implementasi akuntansi berbasis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Penyusunan anggaran merupakan suatu proses yang berbeda antara

BAB I PENDAHULUAN. keuangan pemerintah wajib menyampaikan laporan keuangan sebagai wujud

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Saat ini adalah masa dimana pemerintah Indonesia telah menunjukkan kepedulian dan kemajuan dalam mewujudkan peningkatan kualitas kinerjanya. Pemerintah diharapkan dapat menyajikan informasi akuntansi yang berkualitas dan mampu memenuhi kebutuhan stakeholder dengan baik. Hal ini disambut baik oleh masyarakat yang merupakan salah satu stakeholder dari pamerintahan itu sendiri. Masyarakat menuntut kualitas kinerja pemerintah dengan tingkat transparansi, akuntabilitas dan auditabilitas yang lebih baik. Salah satu wujud dari pemenuhan tuntutan tersebut adalah dengan dilaksanakannya reformasi dibidang akuntansi yang mengadopsi proses-proses dan teknik-teknik akuntansi sektor swasta yang sebelumnya telah berkembang dengan sangat pesat dibandingkan dengan akuntansi sektor publik. Dimulainya reformasi dibidang akuntansi sektor publik ditandai dengan dikeluarkannya rangkaian undang-undang dibidang keuangan sebagai berikut: 1. UU Nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara, Pasal 36 ayat (1) menyatakan : Ketentuan mengena pengakuan dan pengukuran pendapatan dan belanja berbasis akrual sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 angka 13, 14, 15, dan 16 undang-undang ini dilaksanakan selambat-lambatnya dalam 5 (lima) tahun. Selama pengakuan dan pengukuran pendapatan dan belanja berbasis 1

akrual belum dilaksanakan, digunakan pengakuan dan pengukuran berbasis kas. 2. UU Nomor 1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara, Pasal 70 ayat (2) menyatakan : Ketentuan mengenai pengakuan dan pengukuran pendapatan dan belanja berbasis akrual sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 dan Pasal 13 Undang-undang ini dilaksanakan selambat -lambatnya pada tahun anggaran 2008 dan selama pengakuan dan pengukuran pendapatan dan belanja berbasis akrual belum dilaksanakan, digunakan pengakuan dan pengukuran berbasis kas. 3. UU Nomor 15 tahun 2004 tentang Pemeriksaan Tanggung Jawab dan Pengelolaan Keuangan Negara. Keseriusan pemerintah terhadap amanat dari ketiga Undang-Undang diatas ditandai dengan dikeluarkannya Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan yang didalamnya mengatur tentang penerapan sistem akuntansi pemerintahan berbasis akrual menggantikan PP sebelumnya yaitu PP No. 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi berbasis Kas Menuju Akrual (Cash Toward Accrual). PP No. 71 Tahun 2010 Pasal 7 ayat (1) menyatakan bahwa Penerapan SAP berbasis Akrual akan dilaksanakan secara bertahap dari penerapan SAP berbasis Kas Menuju Akrual menjadi Penerapan SAP berbasis Akrual. Menurut PSAP 01 yang dimaksud dengan basis akrual adalah basis akuntansi yang mengakui pengaruh transaksi dan peristiwa lainnya pada saat 2

transaksi dan peristiwa itu terjadi, tanpa memperhatikan saat kas atau setara kas diterima atau dibayar. Berbeda dengan basis kas yang mengakui pengaruh transaksi dan peristiwa lainnya pada saat kas atau setara kas diterima atau dibayar. Penggunaan basis akrual ini diharapkan dapat menghasilkan informasi keuangan yang lebih lengkap agar suatu transaksi dapat ditelusuri kejadian ekonominya, dan laporan keuangan yang dihasilkan lebih informatif bagi para pemakainya. Sehingga dapat tercapai tingkat transparabilitas dan akuntabilitas yang tinggi. Untuk melaksanakan ketentuan pasal 7 ayat (3) PP No. 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan, pada akhir tahun 2013 ditetapkan sebuah Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 64 Tahun 2013 tentang Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual Pada Pemerintah Daerah. Dalam Permendagri nomor 64 tahun 2013 pada pasal 6 mengatur tentang Sistem Akuntansi Pemerintahan Daerah (SAPD) yang terdiri atas Sistem Akuntansi PPKD dan Sistem Akuntansi SKPD. Sistem akuntansi PPKD mencakup teknik pencatatan, pengakuan dan pengungkapan atas pendapatan LO, beban, pendapatan LRA, balanja, transfer, pembiayaan, asset, kewajiban, ekuitas, penyesuaian dan koreksi, penyusunan laporan keuangan PPKD serta penyusunan laporan keuangan konsolidasi pemerintah daerah. Sedangkan sistem akuntansi SKPD mencakup teknik pencatatan, pengakuan dan pengungkapan atas pendapatan LO, beban, pendapatan LRA, belanja, aset, kewajiban, ekuitas, penyesuaian dan koreksi serta penyusunan laporan keuangan SKPD. 3

Berdasarkan Permendagri nomor 64 tahun 2013 pasal 10 ayat (1), Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah (SAPD) selanjutnya diatur dalam Peraturan Kepala Daerah pada masing-masing daerah yang ditetapkan paling lambat tanggal 31 Mei 2014. Dan pada pasal 10 ayat (2) dinyatakan bahwa penerapan SAP berbasis akrual pada pemerintah daerah paling lambat mulai tahun anggaran 2015. Satu tahun waktu berjalan semenjak mulai dilaksanakannya penerapan sistem akuntansi pemerintahan berbasis akrual pada pemerintahan daerah, masih terdapat kendala-kendala dalam pelaksanaannya, diantaranya adalah sumber daya manusia akuntansi yang masih terbatas pemahamannya tentang sistem akuntansi berbasis akrual terutama pada SKPD-SKPD yang ada dalam pemerintahan daerah, serta aplikasi sistem informasi yang masih belum sempurna dalam penerapan sistem akuntansi berbasis akrual yang sedang berjalan. Kendala-kendala tersebut mengakibatkan adanya kemungkinan penerapan yang belum sesuai dengan sebagaimana mestinya. Kendala-kendala tersebut tentunya merupakan bentuk ketidaksiapan pemerintah dalam menerapkan SAP berbasis akrual. Namun pada beberapa penelitian pernah dilakukan menyatakan bahwa pemerintah relatif sudah siap untuk melaksanakan amanat dari Permendagri Nomor 64 tahun 2013 ini. Melihat fenomena tersebut penulis tertarik untuk melakukan studi kasus tentang penerapan sistem akuntansi berbasis akrual pada SKPD dalam pemerintahan daerah yang saat ini masih dalam tahap awal mula penerapannya. Penulis ingin melihat kesiapan pemerintah dalam penerapan SAP berbasis akrualnya dengan melakukan evaluasi terhadap penerapan sistem akuntansi pemerintah daerah pada sebuah SKPD, apakah telah sesuai penerapannya dengan 4

apa yang telah diatur dalam Permendagri nomor 64 Tahun 2013. Berdasarkan penjelasan diatas maka penulis bermaksud mengajukan Judul Evaluasi Implementasi Standar Akuntansi Pemerintahan Daerah Berbasis Akrual Di Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Sumatera Barat 1.2 Perumusan Masalah Dari uraian pada latar belakang diatas, dapat ditarik sebuah rumusan masalah sebagai berikut: - Apakah laporan keuangan yang dihasilkan oleh Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Sumatera Barat tahun anggaran 2015 telah sesuai dengan Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual yang diatur dalam Permendagri Nomor 64 Tahun 2013? - Apakah pengakuan, pengukuran serta penyajian pos-pos pendapatan, belanja, beban, persediaan dan aset tetap telah dilaksanakan sesuai dengan Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual yang diatur dalam Permendagri Nomor 64 Tahun 2013? 1.3 Tujuan Dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi implementasi Standar Akuntansi Pemerintahan Daerah berbasis akrual pada SKPD Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Sumatera Barat dan melihat kesesuaiannya dengan aturan yang ada dalam Permendagri Nomor 64 Tahun 2013 yang mengacu pada PP Nomor 71 Tahun 2010. 5

1.3.2 Manfaat Penelitian 1.3.2.1 Manfaat Teoritis - Penelitian ini diharapkan bermanfaat dalam rangka menambah pengetahuan dan pemahaman, serta dapat dijadikan sebagai bahan referensi pengetahuan, bahan diskusi dan bahan kajian lanjutan bagi pembaca terkait dengan permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini. - Bagi penulis, dengan adanya penelitian ini diharapkan bermanfaat dalam menambah wawasan dan pengetahuan yang lebih mendalam tentang Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual pada Pemerintah Daerah (Permendagri No. 64 Tahun 2013). 1.3.2.2 Manfaat Praktis - Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai sumber informasi dalam memberikan masukan serta sumbangan pemikiran kepada pemerintah, mengenai Penerapan SAP berbasis akrual pada pemerintah daerah serta kendala-kendala yang dihadapi oleh SKPD- SKPD didalamnya. - Bagi SKPD Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Sumatera Barat, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan, sumbangan pemikiran serta perbaikan dalam Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan berbasis akrual. 6

1.4 Ruang Lingkup Penelitian Dalam penelitian ini penulis akan melakukan evaluasi terhadap implementasi Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual dilihat dari: 1. Laporan keuangan yang dihasilkan oleh Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Sumatera Barat tahun anggaran 2015, 2. Pengakuan, pengukuran dan penyajian pos pendapatan, belanja, beban, persediaan serta aset tetap di Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Sumatera Barat serta melihat kesesuainnya dengan yang diatur dalam Permendagri Nomor 64 Tahun 2013 yang mengacu pada PP Nomor 71 Tahun 2010. 1.5 Batasan Penelitian Karena tidak memungkinkan bagi penulis untuk membahas keseluruhan pos yang ada dalam laporan keuangan, maka penulis membatasi lingkup penelitian dengan menggunakan pos pendapatan, belanja dan beban, persediaan serta aset tetap untuk mewakili semua akun yang ada dalam Laporan Keuangan. Selain itu agar penelitian ini dapat memberikan kesimpulan yang logis tentang Implementasi Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual penulis juga akan meneliti laporan keuangan yang telah dihasilkan oleh Badan Pendidikan dan Pelatihan Sumatera Barat tahun 2015. 7

1.6 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan yang digunakan dalam skripsi ini adalah sebagai berikut: I. Bab I Pendahuluan Memuat tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, ruang lingkup penelitian dan sistematika penulisan. II. Bab II Tinjauan Pustaka Berisi penjelasan mengenai landasan teori yang membahas mengenai teoriteori dan konsep-konsep umum yang akan digunakan dalam penelitian, serta review penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini. III. Bab III Metode Penelitian Menjelaskan desain penelitian, objek penelitian, jenis dan metode pengumpulan data, metode analisi dan teknik pengolahan data yang akan digunakan dalam penelitian. IV. Bab IV Hasil Penelitian Menyajikan gambaran umum objek penelitian, data-data yang berhubungan dengan variabel penelitian, dan pendeskripsian hasil evaluasi. V. Bab V Penutup Berisi penjelasan mengenai kesimpulan dan saran dari hasil penelitian baik bagi SKPD Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Sumatera Barat maupun masyarakat dan pihak-pihak lain yang berkepentingan. 8