UPAYA PENINGKATAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT MELALUI PERUBAHAN PERILAKU ANAK IMPROVING OF THE ORAL AND DENTAL HEALTH BY CHANGING CHILD BEHAVIOUR

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. anak usia sekolah dari gangguan kesehatan gigi. 1 Hasil Survei Kesehatan Rumah

PENYULUHAN METODE AUDIO VISUAL DAN DEMONSTRASI TERHADAP PENGETAHUAN MENYIKAT GIGI PADA ANAK SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan jasmani dan rohani merupakan bagian terpenting dalam kehidupan

GASTER, Vol. 7, No. 2 Agustus 2010 ( )

BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Analisis Situasi

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. terhadap kesehatan gigi dan mulut dapat dilihat dari kebersihan gigi dan mulutnya.

BAB I PENDAHULUAN. dan berinteraksi dengan orang lain demi kelangsungan hidupnya. Karena pada

GAMBARAN STATUS KEBERSIHAN MULUT SISWA SD KATOLIK ST. AGUSTINUS KAWANGKOAN

2.1 Perkembangan anak sekolah dasar. Perkembangan anak usia sekolah disebut juga perkembangan masa

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI PEMBELAJARAN IPA UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS SISWA SD KELAS III

BAB II KAJIAN PUSTAKA

ABSTRAK HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DAN PERILAKU ORANG TUA TERHADAP TINGKAT KEPARAHAN KARIES GIGI PADA ANAK KELAS 1 DI SDN X DAN Y

EFEKTIVITAS SIKAT GIGI MASSAL DI SEKOLAH DASAR BINAAN JURUSAN KEPERAWATAN GIGI POLTEKKES PONTIANAK BERDASARKAN ANGKA KARIES GIGI TAHUN 2013

Jurnal Care Vol.6, No.1,Tahun 2018

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian penting dari kesehatan

HUBUNGAN ANTARA SOSIALISASI TEMAN SEBAYA TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU PESERTA DIDIK KELAS XI SMK PGRI 4 KOTA KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI

Perbandingan pengaruh promosi kesehatan menggunakan media audio dengan media audio-visual terhadap perilaku kesehatan gigi dan mulut siswa SD

PRAKTEK MERAWAT GIGI PADA ANAK

DAFTAR PUSTAKA. Adisasmita, Rahardjo, (2006), Pembangunan Pedesaan dan Perkotaan, Yogyakarta: Graha Ilmu.

Jurnal Kesehatan Gigi Vol.02 No.2, Desember 2015 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya. Tidak seorangpun yang dilahirkan

Promosi Kesehatan Gigi Dan Mulut Dengan Metode Ceramah Interaktif Dan Demonstrasi Disertai Alat Peraga Pada Guru Sekolah Dasar Sebagai Fasilitator

HUBUNGAN ANTARA NILAI TUGAS SEKOLAH (SCHOOL TASK S VALUE) DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA. Siti Ma rifah Setiawati. Guru BK MTs Negeri III Surabaya

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU DENGAN PERILAKU IBU DALAM MENDIDIK ANAK MENGGOSOK GIGI

ABSTRAK. Kata kunci: Menggosok gigi, perilaku, pendidikan kesehatan.

Muhammad Ilyas, Indah Nisita Putri Bagian Ilmu Kesehatan Gigi Masyarakat Fakultas Kedokteran Gigi Makassar, Indonesia

PENGETAHUAN GURU PENJASKES DAN PERANANNYA DALAM PROGRAM USAHA KESEHATAN GIGI SEKOLAH DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TANJUNG SEKAYAM KABUPATEN SANGGAU

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Universitas Sam Ratulangi Manado Jurnal e-gigi (eg), Volume 5 Nomor 1, Januari-Juni 2017

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berkebutuhan khusus di Indonesia sekitar 7% dari total jumlah anak usia 0-18 tahun.

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PERILAKU ORANG TUA DALAM TOILET TRAINING TODDLER ABSTRAK

HUBUNGAN PERHATIAN ORANG TUA DENGAN KEPRIBADIAN SISWA KELAS TINGGI SD N 1 MUDALREJO TAHUN AJARAN 2014/2015 ARTIKEL JURNAL

TESIS. Oleh KATHERINE EMILY PANGGABEAN /IKM

BAB I PENDAHULUAN. untuk dikembangakan ditengah tengah masyarakat.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara umum, semua aktivitas yang melibatkan psiko-fisik yang menghasilkan

BAB IX EDUKASI KESEHATAN GIGI

HUBUNGAN PERHATIAN ORANG TUA DENGAN KEDISIPLINAN BELAJAR DI RUMAH PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 KEBONAGUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015

PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI DALAM PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN BAGI SISWA KELAS V SD

BAB IV ANALISIS PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS V SDN KARANGMLATI 1 DEMAK

Keluarga, Sekolah, dan Masyarakat 3

PENERAPAN METODE TANDUR PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMPN 12 PADANG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR DALAM MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENGETAHUAN SOSIAL DI SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (UU No.20

PEMAHAMAN PERILAKU DAN STRATEGI PEMBELAJARAN BAGI ORANG DEWASA Rosita E.K., M.Si

GAMBARAN ORAL HABIT PADA ANAK USIA 6-12 TAHUN

PENGGUNAAN MEDIA BERBASIS TEKS DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA

HUBUNGAN PERANAN ORANG TUA TERHADAP MINAT BELAJAR ANAK USIA DINI. Cut Venny Luciana TK ANNISA MEDAN

Jurnal Kesehatan Gigi Vol.04 N0.2, Desember 2017 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. hanya manusia makhluk yang dikarunia akal dan hati oleh Allah SWT.

PENGEMBANGAN STRUCTURE EXERCISE METHODE (SEM) DALAM MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SAINS PADA SISWA DI SEKOLAH DASAR

EFEKTIVITAS MEDIA CERITA BERGAMBAR DAN ULAR TANGGA DALAM PENDIDIKAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT SISWA SDN 2 PATRANG KABUPATEN JEMBER

Berbagai Teori Tentang Sikap dan Perilaku Menurut Beberapa Referensi

PERANAN MEDIA GAMBAR DALAM PEMBELAJARAN MENULIS D.Syahruddin. Kata Kunci: Media Gambar, Pembelajaran Menulis

DAFTAR PUSTAKA. Ahmadi Abu, sholeh Munawar, 2004, Psikologi Perkembangan, Jakarta: PT Rineka Cipta

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Penyakit gigi dan mulut merupakan penyakit tertinggi ke-6 yang dikeluhkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pada dasarnya manusia adalah makhluk sosial yang selalu

Randi Pratama 1 Dinawati Trapsilasiwi 2 Susi Setiawani 3 ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. secara langsung berupaya mempengaruhi mengarahkan dan mengembangkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pembelajaran sangat tergantung pada cara pendidik. Metode adalah cara yang digunakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Dalam suatu pendidikan ada yang disebut sebagai pendidik dan sebagai. sebagai peserta didik mendapatkan haknya sepenuhnya.

PENERAPAN METODE STORY READING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA ANAK USIA 5-6 TAHUN DI TK MELATI / ABA 005 PULAU BALAI

PENDIDIKAN KESEHATAN PADA ANAK DI SD NEGERI MLAJAH 1 BANGKALAN

MENINGKATKAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT MELALUI METODE DEMONSTRASI DI KELOMPOK A TK PUTRA BANGSA BERDIKARI KECAMATAN PALOLO

DISAIN RUANG PRAKTIK BAGI PASIEN ANAK

Jurnal CARE, Vol. 3, No. 1, 2015

PERANAN ORANG TUA DALAM PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR ANAK. Munirwan Umar 1

BAB I PENDAHULUAN. Hasbullah, Kapita Selekta Pendidikan Islam, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 1996), hlm

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. pengelola, karyawan, dan anak asuh memiliki ikatan batin yang kuat.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pelayanan Bimbingan dan konseling merupakan bantuan yang memfasilitasi

HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN PENYESUAIAN DIRI DI SEKOLAH PADA SISWA KELAS XI SMA N NAWANGAN TAHUN PELAJARAN 2014/2015

PERANAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medium yang secara harfiah berarti

PENGGUNAAN PENDEKATAN NUMBERED HEADS TOGETHER UNTUK MENUMBUHKAN PEMBELAJARAN PKN YANG JOYFULL LEARNING DI KELAS VII A SMP NEGERI 1 WONOAYU SIDOARJO

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan akan layanan bimbingan dan konseling dalam pendidikan

FAKTOR PENYEBAB PESERTA DIDIK LUPA TERHADAP MATERI PELAJARAN YANG TELAH DIAJARKAN OLEH GURU DI SMA KARTIKA I-5 PADANG Oleh: ABSTRACT

BAB II KAJIAN PUSTAKA. a. Pengertian Keterampilan Mengajar Guru. kecakapan untuk menyelesaikan tugas, Keterampilan merupakan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring dengan berkembangnya jaman, semakin banyak pula tuntutan yang harus dipenuhi oleh masyarakat.

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Tumbuhan Dan Fungsinya Dengan Menggunakan Metode Tanya Jawab Pada Siswa Kelas IV SD Inpres 2 Lemo

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah kebutuhan pokok dalam menciptakan sumber daya

PENDIDIKAN SEKSUALITAS PADA REMAJA MELALUI MEDIA PEMBELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. berpartisipasi dalam pelaksanaan pembelajaran 1. belajar mengajar, agar proses belajar mengajar lancar, maka seluruh siswa

BAB I PENDAHULUAN. diperhatikan saat ini adalah pembangunan dibidang pendidikan, menyadari. kalangan pendidikan itu sendiri termasuk para guru.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. proses pembelajaran agar menjadi manusia yang cerdas, terampil dan bermoral

KESEHATAN GIGI DAN MULUT

BAB I PENDAHULUAN. seperangkat ajaran tentang kehidupan manusia; ajaran itu dirumuskan berdasarkan

Keyword: Parenting, The States of Cooperative in Children, Children Aged 6-12 years old

KEMAHIRAN MENULIS TEKS DRAMA SATU BABAK SISWA KELAS VIII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA SWASTA BINTAN TANJUNGPINANG TAHUN PELAJARAN 2013/2014

BAB I PENDAHULUAN. hanya berlaku di dalam masyarakat saja, namun dalam suatu negara juga akan

Kata kunci : pengetahuan, sikap, perilaku, perawatan ortodontik cekat, pasien ortodontik

BAB 1 PENDAHULUAN. pendidikan ini pula dapat dipelajari perkembangan ilmu dan teknologi yang

BAB I PENDAHULUAN. sosial anak. Hurlock (1993: 250) berpendapat bahwa perkembangan sosial

UPAYA PENINGKATAN KEBERANIAN SISWA DALAM MENGERJAKAN SOAL GEOMETRI DI DEPAN KELAS MELALUI PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan dengan kata pengajaran atau teaching. Pembelajaran merupakan

Jurnal Al-Ikhlas ISSN : Volume 2 Nomor 2, April 2017

ABSTRAK. knowledge, role of teacher, shcool dental hygiene

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN GURU TAMAN KANAK-KANAK TENTANG ALAT PERMAINAN EDUKATIF

PENGETAHUAN IBU TENTANG PERKEMBANGAN EMOSI ANAK PRASEKOLAH USIA 3-5 TAHUN

Transkripsi:

UPAYA PENINGKATAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT MELALUI PERUBAHAN PERILAKU ANAK IMPROVING OF THE ORAL AND DENTAL HEALTH BY CHANGING CHILD BEHAVIOUR Eriska Riyanti & Risti Saptarini Bagian Kedokteran Gigi Anak Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran Abstrak Pendidikan kesehatan gigi dan mulut merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kesehatan gigi dan mulut. pada anak. Penyuluhan harus dibuat semenarik mungkin, atraktif, tanpa mengurangi isinya. Pendidikan dilakukan melalui demonstrasi secara langsung, program audio visual, atau melalui sikat gigi massal yang terkontrol. Penulisan makalah ini bertujuan untuk membahas langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam merubah perilaku anak terhadap kesehatan gigi dan mulut melalui teori-teori perkembangan anak. Upaya pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut seharusnya dilakukan sejak usia dini. Usia sekolah dasar merupakan saat yang ideal untuk melatih kemampuan motorik seorang anak, termasuk diantaranya menyikat gigi. Proses pendidikan kesehatan gigi dan mulut merupakan suatu proses pendidikan yang timbul atas dasar kebutuhan akan kesehatan gigi dan mulut. Dapat disimpulkan bahwa pendidikan kesehatan gigi dan mulut kepada anak sekolah harus diberikan secara berulang-ulang dan menarik, untuk itu dibutuhkan kerjasama yang baik antara siswa, guru, dan orang tua. Kata kunci : kesehatan gigi dan mulut, perubahan, tingkah laku Abstract Dental health education is an effort for improving oral and dental health in children. It should be interesting, attractive elucidation without reducing the educational content. It can be done by demonstration, audio visual program, or controlled mass teeth brushing instruction. This paper is intended to review several steps for changing the oral and dental health behavior of children based on the theory of growth and development. Oral and dental health care should be done since in the earlier age. The Elementary school aged is the most ideal period for training children motor skills, such as brushing their teeth. The oral and dental health education process is an effort which needed for oral and dental health. It may be concluded that oral and dental health education toward school children should be given repeatedly and interestingly and need cooperation among students, teachers, and their parents in the education process. Keywords: oral health, improving, behavior 1

PENDAHULUAN Perilaku adalah aksi, reaksi, terhadap perangsangan dari lingkungan., 1 bisa berupa respon pasif atau tanpa tindakan, maupun aktif dengan tindakan. Perilaku dapat mengalami suatu perubahan yang relative menetap. Perubahan perilaku terjadi melalui suatu proses belajar, latihan, dan pengalaman. Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan, sehingga keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan amat bergantung pada proses belajar selama anak berada di sekolah maupun di lingkungan rumah atau keluarganya. Perubahan dan kemampuan untuk berubah merupakan batasan dan makna yang terkandung dalam belajar. 2 Proses belajar merupakan bagian dari sebuah proses pendidikan. Melalui proses pendidikan terjadi penambahan atau pengurangan serta penyempurnaan pola perilaku, sehingga diperoleh hasil lebih baik. 3 Pendidikan kesehatan gigi dan mulut merupakan suatu proses pendidikan yang timbul atas dasar kebutuhan kesehatan gigi dan mulut yang bertujuan untuk menghasilkan kesehatan gigi dan mulut yang baik dan meningkatkan taraf hidup. 4,5 Pendidikan dapat disampaikan kepada anak melalui ceramah ataupun demonstrasi langsung dengan model 6 Upaya pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut sebaiknya dilakukan sejak usia dini. Peran sekolah sangat diperlukan dalam proses menciptakan kebiasaan menyikat gigi pada anak. Usia sekolah dasar merupakan saat ideal untuk melatih kemampuan motorik seorang anak, termasuk menyikat gigi. 7,8 Pendidikan cara menyikat gigi bagi anak-anak sebaiknya menggunakan model dan dengan teknik 2

sesederhana mungkin; disampaikan dengan cara menarik dan atraktif tanpa mengurangi isi, misalnya demonstrasi secara langsung, program audio visual, atau melalui sikat gigi massal yang terkontrol. Makalah ini bertujuan untuk membahas langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam merubah perilaku anak terhadap kesehatan gigi dan mulut melalui teori-teori perkembangan anak. PERILAKU ANAK Perilaku manusia yang sangat dipengaruhi oleh karakteristik individu dan lingkungannya. Faktor lingkungan memiliki kekuatan besar dalam menentukan perilaku atau kebiasaan individu. Kebiasan dilakukan dalam kehidupan seseorang sehari-hari tanpa adanya perasaan terpaksa. 9 Definisi lain menyebutkan bahwa perilaku adalah kegiatan individu atas sesuatu yang berkaitan dengan individu tersebut, yang diwujudkan dalam bentuk gerak atau ucapan. 10 Dari kedua definisi terlihat bahwa banyak faktor-faktor yang membentuk perilaku seseorang. Perilaku setiap orang akan berbeda dengan orang lain, namun perlu diingat bahwa perilaku dapat dibentuk sejak kecil. Lingkungan rumah terdekat yaitu orang tua, saudara kandung, dan pengasuh merupakan pembentuk tingkah laku utama pada anak. Pengetahuan adalah kesan di dalam pikiran manusia sebagai hasil penggunaan panca indera dan sangat berbeda dengan kepercayaan (beliefs), takhyul (spersititious) dan penerangan yang keliru (misinformation). 11 Pengetahuan juga dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang diketahui, 12 terbentuk dari pengalaman yang berulang-ulang, yang dapat menerangkan korelasi antara suatu peristiwa dengan peristiwa lainnya. 13 Pengetahuan merupakan salah satu penentu di dalam membentuk perilaku. Semakin besar usia anak maka peran 3

pengetahuan akan semakin terlihat. Pendidikan formal merupakan tempat utama seorang anak meningkatkan pengetahuan, para guru serta teman-teman sebaya adalah sumber informasi yang mudah diperoleh oleh anak, sehingga peran seorang guru dan teman adalah sangat besar. Faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi perilaku seseorang yaitu pikiran dan perasaan, orang yang amat berarti, sumber daya, dan budaya. Pikiran dan perasaan dibentuk oleh pengetahuan yang umumnya diperoleh dari pengalaman dan juga dari informasi, kepercayaan umumnya diajarkan oleh orang tua dan orang yang dihormat dan diterima tanpa mencoba untuk membuktikan bahwa hal itu benar, sikap mencerminkan kesenangan atau ketidaksenangan seseorang terhadap sesuatu dan berasal dari pengalaman atau dari orang lain, nilai yang sebenarnya merupakan kepercayaan dan bakuan yang dianut dan amat penting. Perilaku dapat juga ditumbuhkan oleh orang yang amat berarti dalam hidup. Bila seseorang amat berarti, maka orang tersebut akan mendengarkan petuahnya dan akan berusaha meneladaninya. Orang yang berarti ini misalnya orang tua, tokoh agama, pemimpin masyarakat, teman dekat, rekan kerja, orang yang berpengalaman luas dan mempunyai keahlian khusus, dan orang yang sudi membantu ketika seseorang tertimpa kesusahan. Sumber daya meliputi sarana, dana, waktu, tenaga pelayanan, keterampilan, dan bahan. Budaya atau pola hidup merupakan kombinasi dari berbagai hal yang dibicarakan oleh seseorang. Perilaku adalah salah satu dari budaya, sedangkan budaya itu sendiri berpengaruh pada perilaku. Usia anak merupakan masa untuk meniru segala sesuatu yang dilihatnya, baik tingkah laku orang dewasa maupun sebaya. Anak belum dapat membedakan 4

mana yang baik dan tidak, penjelasan mengenai segala sesuatu yang dilarang maupun yang diperbolehkan harus disertai dengan penjelasan-penjelasan yang mudah dimengerti. Anak akan menyukai hal-hal yang sering dilihatnya seharihari, oleh karena itu pemberian contoh hendaknya dilakukan dengan mencari dari kehidupan sehari-hari. PENDIDIKAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT Pendidikan kesehatan gigi adalah suatu proses belajar yang timbul oleh karena adanya kebutuhan kesehatan sehingga menimbulkan aktivitas-aktivitas perseorangan atau masyarakat dengan tujuan untuk menghasilkan kesehatan yang baik. 4 Proses pendidikan adalah proses transformasi atau perubahan kemampuan potensial siswa menjadi kemampuan nyata untuk meningkatkan taraf hidup lahir dan batin. Proses pendidikan adalah terbentuk dan adanya perubahan perilaku karena proses interaksi antara individu dengan lingkungan dan terjadi melalui suatu proses. Perubahan yang diharapkan terjadi dalam proses pendidikan bukanlah sekedar penambahan atau pengurangan perilaku atau keterampilan, namun perubahan struktur pola perilaku dan pola kepribadian menuju pola yang makin sempurna. Perubahan kualitas tingkah laku secara implisit adalah kemampuan dan keterampilan siswa bertambah untuk mengerjakan beraneka ragam tugas dan pekerjaan. 3 Proses pendidikan bergantung pada partisipasi siswa, dan diharapkan terjadi komunikasi yang bersifat dua arah. Keuntungan dari komunikasi yang bersifat dua arah di dalam pendidikan yaitu dapat memberikan suatu informasi 5

baru yang lebih bagi siswa. Hasil akhir yang diharapkan melalui proses pendidikan yaitu siswa mempunyai kemampuan dan keterampilan secara mandiri meningkatkan taraf hidup lahir bathin, dan meningkatkan perannya sebagai pribadi, anggota keluarga, dan makhluk Tuhan. 5 Pendidikan kesehatan gigi pada anak yaitu suatu usaha yang secara emosional akan menghilangkan rasa takut, menumbuhkan rasa ingin tahu, mau mengamati, dan akhirnya secara fisik akan melakukan aktivitas sedemikian rupa sehingga baik untuk kesehatan pribadi. 14 Maksud dan tujuan pendidikan kesehatan gigi dan mulut pada anak-anak pada hakekatnya adalah memperkenalkan anak dengan dunia kesehatan gigi serta segala persoalan mengenai gigi, sehingga mampu memelihara kesehatan gigi, melatih anggota badan anak sehingga mereka dapat membersihkan gigi sesuai dengan kemampuannya, dan mendapatkan kerjasama yang baik dari anak bila memerlukan perawatan pada giginya. Pendapat lain menyebutkan bahwa tujuan pendidikan kesehatan gigi dan mulut adalah meningkatkan kemampuan masyarakat untuk menolong dirinya sendiri dalam bidang kesehatan khususnya kesehatan gigi dan mulut, dapat berperan aktif dalam upaya menunjang kesehatan khususnya kesehatan gigi dan mulut, merubah pola tingkah laku seseorang untuk hidup sehat khususnya yang berkaitan dengan kesehatan gigi dan mulut, serta menunjang pembangunan kesehatan secara umum. 15,16 PERAN PERUBAHAN PERILAKU DALAM MENINGKATKAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT ANAK 6

Proses perubahan perilaku berjalan melalui empat tahap yaitu fungsi kesatu atau fungsi pengetahuan adalah individu sudah mulai mengenal informasi yang baru serta belajar memahami objek baru tersebut, sebagai contoh ketika dokter gigi menjelaskan kepada pasien bahwa pasien dapat menghilangkan sendiri gejala tidak sehat tertentu di dalam mulutnya, antara lain dengan pembersihan plak, karena plak adalah salah satu sebab terpenting mengapa mulutnya tidak sehat, maka seorang pasien yang tidak tahu akan menerima pengetahuan ini yang baginya merupakan ide baru. 17 Fungsi yang kedua yaitu fungsi keyakinan artinya individu telah membentuk sikap positif atau negatif terhadap informasi atau objek yang baru tersebut. Fungsi ketiga yaitu fungsi penentuan yang didalamnya individu bertindak aktif yang membawa ke suatu pemilihan perubahan yang mungkin diterima atau tidak diterima. Pada fungsi ketiga ini individu tersebut telah jauh mengetahui sehingga dapat mengambil keputusan untuk mencegah plak sebanyak mungkin dan menanyakannya kepada dokter gigi bagaimana cara melakukan yang terbaik, atau mungkin juga memutuskan untuk tidak melakukan apapun karena menganggap pembersihan plak dan kesehatan mulut tidak begitu penting. Fungsi yang terakhir adalah fungsi persetujuan, di sini individu sudah mau melaksanakan perilaku yang baru sesuai dengan norma-norma kesehatan. Pada tahap ini individu tersebut mencari informasi lebih lanjut untuk melengkapi apa yang telah diputuskan dengan dorongan-dorongan baru dan dapat menarik kembali keputusannya apabila misalnya menerima informasi bahwa pembersihan plak secara teliti tidak menolong. 18 Perubahan perilaku memiliki ciri-ciri intensional, terjadi latihan yang dilakukan dengan sengaja dan sadar, perubahan positif sehingga sesuai dengan 7

yang diharapkan, efektif dapat membawa pengaruh dan makna, mempunyai arah dan tujuan, serta mencakup seluruh aspek perilaku yaitu pengetahuan, sikap, maupun keterampilan. Penyuluhan merupakan metoda yang sering digunakan di dalam pendidikan kesehatan gigi dan mulut. Metode penyuluhan yang umum digunakan adalah metode didaktik (one way method) dan metode sokratik (two way method). Pada metode didaktik pendidik cenderung aktif sedangkan siswa sebagai sasaran pendidik tidak diberi kesempatan mengemukakan pendapat. Ceramah merupakan salah satu metode didaktik yang baik digunakan pada pendidikan kesehatan gigi dan mulut untuk anak-anak sekolah dasar. Tujuan metode ini adalah pemberian pengetahuan sebanyak mungkin. Keuntungannya adalah dapat diterima oleh siswa yang tidak mau membaca, mudah, serta murah. Kerugiannya adalah tidak memberi kesempatan kepada pendengarnya untuk berpartisipasi serta kurang diketahui umpan baliknya, karena ide hanya timbul dari satu orang. Metode sokratik dilakukan dengan komunikasi dua arah antara siswa dan pendidik. Peserta didik diberikan kesempatan mengemukakan pendapat dan dua orang atau lebih dengan latar belakang berbeda bekerja sama saling memberikan keterangan dan ikut serta dalam menyatakan pendapat. Salah satu metode sokratik yang tepat digunakan pada pendidikan kesehatan gigi dan mulut pada anak-anak sekolah dasar adalah demonstrasi. Pada metode demonstrasi materi pendidikan disajikan dengan memperlihatkan cara melakukan suatu tindakan atau prosedur. Diberikan penerangan-penerangan secara lisan, gambar-gambar, dan ilustrasi. Tujuan metode demonstrasi yaitu untuk mengajar seseorang atau siswa bagaimana melakukan suatu tindakan atau memakai suatu produksi baru. Keuntungannya 8

dapat menjelaskan suatu prosedur secara visual, sehingga mudah dimengerti dan siswa dapat mencoba pengetahuan yang diterimanya. Kerugian pada metode ini diperlukan alat-alat dan biaya yang besar serta perencanaannya memakan waktu yang lama. 6 Pemakaian alat bantu dalam merubah perilaku anak merupakan hal yang sangat penting. Alat bantu pendidikan adalah alat-alat yang dipakai oleh pendidik di dalam menyampaikan bahan pendidikan. Alat bantu ini lebih sering disebut alat peraga, karena berfungsi untuk membantu memperagakan sesuatu di dalam proses pendidikan. Alat peraga ini disusun berdasarkan prinsip bahwa pengetahuan yang ada pada setiap siswa dapaat diterima atau ditangkap melalui panca indera. 6 Alat bantu dalam pendidikan mempunyai peran dalam mempertinggi kemampuan belajar, memperkuat daya ingat, memperbesar minat, dan mempermudah penghayatan. Alat peraga yang bisa dipergunakan adalah alat peraga visual. Alat peraga didengar (audio), alat peraga proyeksi, dan alat peraga langsung atau alamiah. Alat peraga yang paling efektif pada pendidikan yaitu alat peraga langsung. Alat peraga langsung yang dianggap paling efektif untuk anakanak adalah model. Model yaitu alat peraga yang dapat dilihat dan diamati, yang dapat berupa alat yang sebenarnya ataupun dibuat meniru aslinya. Siswa yang diberi pendidikan dapat melihat, merasakan, dan menelitinya. Alat peraga langsung membantu para siswa dalam mengartikan atau mempelajari suatu bahan pendidikan sehingga para siswa lebih banyak kemungkinan untuk belajar. Keberhasilan suatu proses pendidikan kesehatan dapat diukur melalui beberapa indikator seperti pada keberhasilan proses pendidikan pada umumnya, yaitu pengetahuan peserta didik terhadap materi pendidikan yang diberikan 9

(knowledge). Pengetahuan adalah merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. Indikator kedua yaitu sikap atau tanggapan peserta didik terhadap materi pendidikan yang diberikan (attitude). Sikap adalah merupakan reaksi atau respons seseorang yang masih tertutup terhadap suatu stimulus atau objek. Indikator ketiga adalah praktek atau tindakan yang dilakukan oleh peserta didik sehubungan dengan materi pendidikan yang diberikan (practice). 18 KESIMPULAN Dapat disimpulkan bahwa pendidikan kesehatan gigi dan mulut kepada anak sekolah harus diberikan secara berulang-ulang dan menarik, untuk itu dibutuhkan kerjasama yang baik antara siswa, guru, dan orang tua. DAFTAR PUSTAKA 1. Gunarsa, S dan Singgih, Y. Psikologi praktis anak, remaja, dan keluarga. Jakarta: BPK Gunung Mulia. 2000. p.1-23. 2. Syah, M. Psikologi belajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada. 2003. 3. Mudyahardjo, R., W. Rasyidin, S. Soegiyanto. Dasar-dasar kependidikan. Jakarta: Universitas Terbuka. 1993. 4. Sudarsana, N. Pendidikan kesehatan masyarakat. Bandung: FKG Unpad. 1991. 5. Pannen, P. Pendidikan sebagai sistem. Jakarta: Universitas Terbuka. 2001. 10

6. Azwar, A. Pengantar pendidikan kesehatan. Jakarta : Sastra Hudaya. 1983. p.43-46. 7. Andlaw, R. J. and W. P. Rock. A manual of pediatric dentistry. 4 th ed. Edinburg: Ghurcill Livingstone. 1996. 8. Kartono, K. Psikologi anak psikologi perkembangan. Bandung: Mandar Maju. 1990: 133-146. 9. Simanulang, B. dan E. Masdiana. Pengetahuan, sikap, kepercayaan, dan perilaku budaya tradisional pada generasi muda di kota batam. Jakarta: CV. Eka Darma. 1997. 10. Salim, P. Kamus bahasa Indonesia kontemporer. Jakarta: Modern English Press. 1991. 11. Roucek, J.S. Pengendalian sosial. Diterjemahkan oleh Soerjono Soekanto dan Heri Tjandrasari. Jakarta: Rajawali Pres. 1987. 12. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi ke-3. Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. Jakarta : Balai Pustaka. 1990. 13. Komarudin. Kamus istilah skripsi dan tesis. Bandung: Angkasa. 1994. 14. Stoll, F. A., Catherman, J. L. Dental health education. 4rd ed. Philadelphia: Lea & Febiger. 1972:91-133. 15. Djuwita, I., dan Sridadi. Pendidikan kesehatan gigi. Jakarta: Departemen Kesehatan. 1993. 16. Herijulianti, E., Indriani., Suasti, I. T., dan Sri, A. Pendidikan kesehatan gigi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. 2002. 11

17. Houwink, B. Backer, D. O., Cramwinckle, A. B. Ilmu kedokteran gigi pencegahan. Diterjemahkan oleh Sutami Suryo. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press. 1993:58-77; 94-101. 18. Soekidjo, N. Ilmu kesehatan masyarakat (Prinsip-prinsip dasar). Edisi ke-2. Jakarta: PT Rineka Cipta. 2003. 12