Peran Orang Tua dan Sumber Informasi dalam Pendidikan Seks dengan Perilaku Seksual Remaja pada Masa Pubertas di SMAN 1 Turi

dokumen-dokumen yang mirip
Peran Orang Tua Berhubungan dengan Perilaku Seksual Pra Nikah Remaja di SMKN 1 Sedayu

BAB I PENDAHULUAN. melalui perubahan fisik dan psikologis, dari masa kanak-kanak ke masa

The Factors Related to Pre Marriage Sexual Behavior of Adolescents in Grade X and XI in State Senior High School 1 in Bandar Lampung

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU SEKS PRANIKAH PADA SISWA KELAS XI SMK MUHAMMADIYAH 2 BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh : Astrid Rusmanindar

HUBUNGAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN PERILAKU SEKS PRANIKAH PADA SISWA KELAS XI DI SMA N COLOMADU

HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DI SMP MUHAMMADIYAH 1 YOGYAKARTA TAHUN 2011 NASKAH PUBLIKASI

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Alma Ata Yogyakarta Jalan Ringroad Barat Daya No 1 Tamantirto, Kasihan, Bantul, Yogyakarta 2

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU SEKSUAL REMAJA DI CIREBON

Riska Megayanti 1, Sukmawati 2*, Leli Susanti 3 Universitas Respati Yogyakarta *Penulis korespondensi

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN PERILAKU SEKSUAL REMAJA PUTRI

TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG SEKS BEBAS PADA REMAJA KELAS XI DI SMA NEGERI 11 YOGYAKARTA TAHUN 2014

Program Studi Ilmu Keperawatan, STIKes Guna Bangsa Yogyakarta ABSTRACT

FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL TERHADAP PERILAKU SEKS PRANIKAH REMAJA SMA DAN SMK DI KOTA BENGKAYANG

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN SIKAP MENGENAI PERILAKU SEKSUAL REMAJA DI SMK KESEHATAN DONOHUDAN BOYOLALI TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja adalah masa peralihan diantara masa kanak-kanak dan dewasa.

PERSEPSI REMAJA TENTANG PERILAKU SEKS PRANIKAH DI SMA X

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI TERHADAP SIKAP SEKS PRANIKAH SISWA DI SMAN 1 SEMIN GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA

PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH PADA SISWA SMA NEGERI 1 PALU Oleh: Rizal Haryanto 18, Ketut Suarayasa 29,

PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU REMAJA TENTANG SEKS PRA NIKAH

BAB I PENDAHULUAN. Remaja adalah masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju masa. reproduksi sehingga mempengaruhi terjadinya perubahan perubahan

Dinamika Kebidanan vol. 2 no. 1. Januari 2012 STUDI DISKRIPTIF TENTANG GAYA PACARAN SISWA SMA KOTA SEMARANG. Asih Nurul Aini.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Remaja adalah suatu fase tumbuh kembang yang dinamis dalam

60 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes. Volume VII Nomor 1, Januari 2016 ISSN: PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Masa remaja merupakan masa perubahan atau peralihan dari masa kanak-kanak

HUBUNGAN PERILAKU SEKS PRANIKAH DENGAN USIA MENIKAH PADA REMAJA YANG MENIKAH DI TAHUN 2015 DI KECAMATAN PLAYEN KABUPATEN GUNUNGKIDULYOGYAKARTA 2015

HUBUNGAN UMUR PUBERTAS DENGAN PERILAKU SEKSUAL REMAJA SISWA KELAS XII SMK TELKOM SANDHY PUTRA PURWOKERTO 2015 NASKAH PUBLIKASI

ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU MENGENAI KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA PADA GURU DI SMP X DI KOTA CIMAHI TAHUN 2010

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, khususnya remaja. Berdasarkan laporan dari World Health

BAB I PENDAHULUAN. goncangan dan stres karena masalah yang dialami terlihat begitu

Kata Kunci : seksual remaja, berpacaran, sumber informasi

HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DAN SUMBER INFORMASI DENGAN PERILAKU SEKSUAL REMAJA DI SMAN 15 SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Kata Kunci : Konsep diri, Kontrol diri, Persepsi siswa tentang perilaku seksual, Peran keluarga, Sumber informasi, Perilaku seksual.

PERBEDAAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU REMAJA TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI SMA BERBASIS AGAMA DAN SMA NEGERI DI BANTUL NASKAH PUBLIKASI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DENGAN KESIAPAN ANAK MENGHADAPI MASA PUBERTAS

JURNAL KEBIDANAN DAN KESEHATAN (JOURNAL OF MIDWIFERY AND HEALTH)

BAB I PENDAHULUAN. dengan orang lain, perubahan nilai dan kebanyakan remaja memiliki dua

Jurnal Obstretika Scientia ISSN HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN SEKSUAL PRANIKAH DENGAN PERILAKU SEKSUAL

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU SEKS PRANIKAH PADA REMAJA DI DESA SUSUKAN KECAMATAN SUMBANG

Program Studi Diploma IV Bidan Pendidik Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Aisyiyah Yogyakarta

SKRIPSI Diajukan UntukMemenuhi Salah Satu Persyaratan Meraih Derajat Sarjana S-1 Keperawatan. Oleh : ROBBI ARSYADANI J

Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: X

KECERDASAN SPIRITUAL DAN KECENDERUNGAN PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH PADA SISWA SMK. Nur Indah Rachmawati, Anggun Resdasari Prasetyo. Abstrak.

BAB I PENDAHULUAN. petualangan dan tantangan serta cenderung berani menanggung risiko atas

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN PERILAKU SEKS BEBAS PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 6 SURAKARTA

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN SEKSUAL TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP SEKS BEBAS PADA REMAJADI SMK NEGERI 1 BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Masa remaja adalah masa transisi dari masa kanakkanak. menjadi masa dewasa. Masa transisi ini kadang

BAB 1 PENDAHULUAN. alat kelamin atau hal-hal yang berhubungan dengan perkara-perkara. dua orang yang berlainan jenis kelamin (Dariyo, 2004).

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU SEKSUAL REMAJA DI STIKES X TAHUN 2014

PERAN ORANG TUA DAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG PUBERTAS DI SALAH SATU SMP NEGERI BOYOLALI

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERSEPSI REMAJA KELAS X TENTANG SEKSUAL BEBAS DI SMA MUHAMMADIYAH BANTUL YOGYAKARTA

JURNAL KESEHATAN DAN KEBIDANAN (JOURNAL OF MIDWIFERY AND HEALTH)

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Di seluruh dunia, lebih dari 1,8 miliar. penduduknya berusia tahun dan 90% diantaranya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dimasyarakat pada saat ini melalui media-media seperti televisi, koran, radio dan

BAB I PENDAHULUAN. habis-habisnya mengenai misteri seks. Mereka bertanya-tanya, apakah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dunia mengalami perkembangan pesat diberbagai bidang di abad ke 21

BAB 1 : PENDAHULUAN. produktif. Apabila seseorang jatuh sakit, seseorang tersebut akan mengalami

Lina Afiyanti 2, Retno Mawarti 3 INTISARI

Universitas Alma Ata Yogyakarta Jalan Ringroad Barat Daya No 1 Tamantirto, Kasihan, Bantul, Yogyakarta

HUBUNGAN KEINTIMAN KELUARGA DENGAN PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI D3 KEBIDANAN POLTEKKES BHAKTI MULIA

Rina Indah Agustina ABSTRAK

GAMBARAN MEDIA INFORMASI, PENGARUH TEMAN, TEMPAT TINGGAL DENGAN PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DI KOTA PALEMBANG TAHUN 2017

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Remaja adalah masa peralihan diantara masa kanak-kanak dan dewasa.

BAB I PENDAHULUAN. Perilaku seksual khususnya kalangan remaja Indonesia sungguh

ANALISIS PERILAKU SEKSUAL SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 2 BANTUL TAHUN 2014 NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN PEMBERIAN PENDIDIKAN SEKS OLEH ORANG TUA DENGAN PERILAKU SEKS PRANIKAH REMAJA

ABSTRACT HUBUNGAN PERSEPSI MAHASISWA TENTANG NILAI ANAK PROGRAM KELUARGA BERENCANA DENGAN JUMLAH ANAK

BAB I PENDAHULUAN. Remaja merupakan masa transisi dari anak-anak menuju dewasa yang

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SIKAP SEKS PRANIKAH KELAS X SMK MUHAMMADIYAH 1 BAMBANGLIPURO

Volume 3 / Nomor 1 / April 2016 ISSN :

BAB I PENDAHULUAN. I.1.Latar Belakang. antara 10 hingga 19 tahun (WHO). Remaja merupakan suatu

RELATION BETWEEN KNOWLEDGE AND ADOLESCENT POSITION ABOUT HIV-AIDS WITH BEHAVIOR OF SEX BEFORE MARRIEDINDIUM SMA PGRI 1 SEMARANG ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Remaja merupakan periode transisi antara masa anak-anak ke masa dewasa

Tingkat Pengetahuan Wanita Usia Subur Tentang Alat Kontrasepsi IUD di BPRB Bina Sehat Kasihan Bantul

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan dunia (WHO), definisi remaja (adolescence) adalah periode usia

Jurnal Kebidanan/Midwifery Medical Journal Vol 1, No 1 ISSN :

PENGARUH PENDIDIKAN SEKS TERHADAP PENGETAHUAN REMAJA TENTANG SEKS PRANIKAH DI SMA NEGERI RONGKOP GUNUNG KIDUL TAHUN 2012

Media Informasi Cenderung Meningkatkan perilaku seks Pada Remaja SMP di Jakarta Selatan

BAB I PENDAHULUAN. dapat diabaikan dalam kehidupan manusia. Namun demikian, orang tua masih

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA TENTANG SEKSUAL PRANIKAH DI SMA AL ISLAM KRIAN SIDOARJO

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN TINDAKAN SEKSUAL PRANIKAH REMAJA DI SMA KABUPATEN SIJUNJUNG. Elda Yusefni (Politeknik Kesehatan Kemenkes Padang)

BAB I PENDAHULUAN. perubahan fisik, emosi dan psikis. Masa remaja, yaitu tahun, adalah. disebut masa remaja. (Widyastuti, 2009).

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN REMAJA TENTANG PENYAKIT MENULAR SEKSUAL (PMS) DENGAN JENIS KELAMIN DAN SUMBER INFORMASI DI SMAN 3 BANDA ACEH TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. dewasa. Dalam masa ini remaja mengalami pubertas, yaitu suatu periode

BAB 1 PENDAHULUAN. sampai 19 tahun. Istilah pubertas juga selalu menunjukan bahwa seseorang sedang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja dikatakan masa yang paling menyenangkan dan

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh : Asti Listyani PROGRAM

ABSTRACT. Keywords: Perception, Availability of Information Media, Courageous Risk Behavior Literature: 42 ( )

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Sikap Remaja Putri tentang Flour Albus di SMP Negeri 2 Trucuk Kabupaten Klaten

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Dinamika Kebidanan vol. 2 no.2. Agustus 2012

BAB I PENDAHULUAN. depan. Keberhasilan penduduk pada kelompok umur dewasa sangat. tergantung pada masa remajanya (BKKBN, 2011).

HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL ORANG TUA DENGAN KESIAPAN REMAJA MENGHADAPI PUBERTAS DI SMP N 2 KASIHAN BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

Transkripsi:

ISSN2354-7642 Jurnal Ners dan Kebidanan Indonesia JOURNAL NERS AND MIDWIFERY INDONESIA Peran Orang Tua dan Sumber Informasi dalam Pendidikan Seks dengan Perilaku Seksual Remaja pada Masa Pubertas di SMAN 1 Turi Sujarwati¹, Anafrin Yugistyowati², Kayat Haryani³ 1,2,3 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Alma Ata Yogyakarta Jalan Ringroad Barat Daya No 1 Tamantirto, Kasihan, Bantul, Yogyakarta Abstrak Remaja adalah masa transisi atau peralihan dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa. Berdasarkan hasil studi pendahuluan dilihat dari grafik gunung es menunjukkan dari 268 siswa sekitar 66 (60%) siswa laki-laki menjawab pernah melakukan onani dan 5 (1,75%) siswa yang melakukan konseling menjawab pernah melakukan hubungan seksual dan pada tahun ajaran 2012/2013 terdapat 1 (0,35%) siswa yang hamil diluar nikah. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan peran orang tua dan sumber informasi dalam pendidikan seks dengan perilaku seksual remaja pada masa pubertas di SMAN 1 Turi. Jenis penelitian ini adalah penelitian induktif dengan menggunakan rancangan Cross Sectional. Sampel penelitian adalah remaja usia 16-19 tahun. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling dengan jumlah 73 responden. Untuk menggambarkan hubungan antara variabel penelitian dengan menggunakan uji Regresi Korelasi Ganda dan Parsial. Hasil penelitian Analisis univariat dari 73 responden peran orang tua baik 50 (68,5%) orang, sumber informasi banyak 38 (52,1%) orang dan perilaku seksual remaja baik 53 (72,6%) orang. Analisis multivariat menunjukkan ada hubungan peran orang tua dan sumber informasi dengan perilaku seksual remaja pada masa pubertas di SMAN 1 Turi dengan nilai p=0,000 (p<0,05). Kesimpulan penelitian terdapat hubungan peran orang tua dan sumber informasi dalam pendidikan seks dengan perilaku seksual remaja pada masa pubertas di SMAN 1 Turi. Kata Kunci: peran orang tua, perilaku seksual remaja, sumber informasi Role of Parents and Information Resources in Sex Education with Sexual Behavior of Adolescents Period in Puberty at SMAN 1 Turi Abstract Adolescent is transition period or transition from childhood to adulthood. Based on the baseline study, showed that from 268 students about 66 (60%) male students said that they ever doing masturbation and 5 (1.75%) students who take counseling had ever sexual intercourse and in the academic year 2012/2013 there was 1 (0.35%) student was pregnant before marriage. The purpose of this research was to observe role of parents and information resources relationship in sex education with sexual behavior adolescents in puberty at SMAN 1 Turi. Study design was inductive with cross sectional. The samples were adolescents aged 16-19 years. The sampling technique was done by purposive sampling resulted on 73 respondents. The analysis used Multiple Regression and Partial Correlation Test. The results showed that 50 (68.5%) students with role of parents was good, information resources 38 (52.1%) students and sexual behavior of adolescent 53 (72.6%) students was good. Multivariate analysis showed that there was the relationship between role of parent and information resources with sexual behavior period in puberty at SMAN 1 Turi with p=0.000 (p<0.05). In conclusion, there was relationship between role of parents and information resources in sex education with sexual behavior of adolescent in puberty at SMAN 1 Turi. Keywords: adolescent sexual behavior, information resources, parent role Info Artikel: Artikel dikirim pada 5 September 2014 Artikel diterima pada 5 September 2014 112 Sujarwati, Anafrin Yugistyowati & Kayat Haryani, 2014. JNKI, Vol. 2, No. 3, Tahun 2014, 112-116

PENDAHULUAN Data demografi berdasarkan Badan Pusat Statistik menunjukkan bahwa jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2010 yaitu 237,6 juta jiwa dan 63,4 juta jiwa diantaranya adalah remaja usia 10-24 tahun(1). Berdasarkan Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional jumlah remaja usia 10-24 tahun diantaranya remaja laki laki sebanyak 30,1 juta jiwa (50,70%) dan remaja putri sebanyak 31,2 juta jiwa (49,30%). Penduduk remaja usia 10-24 tahun di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 2010 sebanyak 64 juta jiwa (27,6%) dari jumlah penduduk 237,6 juta jiwa(2). Remaja (adolescence) adalah masa transisi atau peralihan dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa yang ditandai dengan adanya perubahan aspek-aspek fisik, psikis, dan psikososial(3). Perkembangan media teknologi dan informasi dapat memberi pengaruh besar pada perkembangan anak. Tidak diragukan lagi bahwa sumber media informasi dapat memperluas pengetahuan anak tentang dunia tempat mereka hidup. Namun, terdapat peningkatan kekhawatiran mengenai berbagai pengaruh media informasi pada perkembangan anak. Anak-anak masa kini cenderung memilih media informasi dan figur sebagai model peran ideal mereka, sedangkan di masa lalu mayoritas anak memilih orang tua atau wali orang tua mereka sebagai orang yang paling mereka contoh(4). Media informasi memberi beberapa pengaruh terhadap perilaku dan hubungan sosial anak remaja. Perilaku dan hubungan seksual anak remaja seperti gaya berpacaran sangat berbeda dengan remaja dahulu. Remaja saat ini lebih terbuka dan bebas untuk melakukan apapun demi keseriusan kepada pasangannya. Semua aktivitas itu yang akhirnya mempengaruhi niat untuk melakukan seks lebih jauh seperti berciuman sampai melakukan hubungan seksual dengan pasangannya(5). Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Riset Kesehatan Dasar dari keseluruhan remaja usia 10-24 tahun dari jumlah sampel 63.048 orang yang berstatus belum menikah adalah 86,7%. Pada kelompok tersebut, remaja laki-laki sebanyak 31.372 orang (3,0%) dan perempuan sebanyak 31.676 orang (1,1%) menjawab pernah berhubungan seksual. Data RISKESDAS menunjukkan bahwa umur pertama berhubungan seksual sudah terjadi pada usia yang sangat muda yaitu 8 tahun. Terdapat 31.676 orang (0,5%) pada remaja perempuan dan 31.372 orang (0,1%) pada remaja laki-laki telah melakukan hubungan seksual pertama kali saat usia 8 tahun(6). Hal-hal yang menyebabkan terjadinya perilaku seksual pada remaja adalah pengawasan dan perhatian orang tua yang longgar, pola pergaulan yang bebas, lingkungan yang bebas, semakin banyaknya halhal yang memberikan rangsangan seksual yang sangat mudah dijumpai dan fasilitas seperti televisi, handphone, komputer dan media massa yang seringkali diberikan oleh keluarga tanpa menyadari efek dari penggunaannya. Efek dari penggunaan fasilitas tersebut dapat menyebabkan remaja ingin meniru tokoh yang diidolakan seperti perilaku remaja yang ingin pacaran. Masa pacaran telah diartikan sebagai masa untuk belajar melakukan aktivitas seksual dengan lawan jenis, mulai dari ciuman, saling masturbasi, seks oral, bahkan sampai hubungan seksual(5). Penelitian Suprapti menunjukkan bahwa ada hubungan antara peran orang tua dengan pengetahuan remaja tentang pubertas serta ada hubungan antara tingkat pendidikan orang tua dengan pubertas remaja di SMP Negeri 2 Andong Boyolali. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pendidikan orang tua mempunyai kontribusi paling besar terhadap pengetahuan remaja tentang pubertas(7). Berdasarkan hasil studi pendahuluan di SMAN 1 Turi pada tanggal 2 Desember 2013, melalui wawancara dengan guru Bimbingan Konseling (BK) menunjukkan bahwa hasil dari bimbingan konseling siswa-siswi yang dilihat dari grafik gunung es dari 286 siswa sekitar 66 siswa laki-laki (60 %) melakukan onani dan 5 siswa (1,75%) melakukan konseling diketahui pernah melakukan hubungan seksual. Pada tahun pelajaran 2012/2013 lalu terdapat 1 siswa (0,35%) yang hamil di luar nikah. Berdasarkan hasil wawancara dengan 5 orang tua siswa bahwa mereka kurang optimal dalam memberikan informasi dan pendidikan seks kepada anaknya. Orang tua lebih mengutamakan memberikan bekal agama dikarenakan anak tidak akan melakukan hal yang menyimpang. Orang tua percaya dengan sekolah untuk memberikan informasi dan pendidikan seks kepada anaknya karena lebih terarah dari pada yang didapatkan dari keluarga. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan antara peran orang tua dan sumber informasi dalam pendidikan seks dengan perilaku seksual remaja pada masa pubertas. BAHAN DAN METODE Jenis penelitian ini adalah induktif dengan rancangan cross sectional. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Turi pada tanggal 3 Juni 2014. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa-siswi SMA Negeri 1 Turi dengan jumlah 286 siswa. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Jumlah sampel dalam penelitian ini menurut tabel Krejcie adalah 73 siswa. Variabel bebas pada penelitian ini yaitu peran Peran Orang Tua dan Sumber Informasi dalam Pendidikan Seks dengan Perilaku Seksual Remaja pada Masa Pubertas 113

orang tua dan sumber informasi dalam pendidikan seks. Variabel terikat pada penelitian ini yaitu perilaku seksual remaja pada masa pubertas. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner. HASIL DAN BAHASAN Karakteristik Orang Tua Berdasarkan Tabel 1 karakteristik orang tua berdasarkan pekerjaan dan penghasilan didapatkan sebagian besar orang tua responden bekerja menjadi karyawan swasta sebesar 39,7% (29 orang) dan penghasilan sebagian besar Rp 1.000.000- Rp 3.000.000 sebesar 72,6% (53 orang). Tingkat kemampuan seorang untuk memenuhi kebutuhan hidup tergantung dengan hasil pendapatan(8). Tabel 1. Distribusi Frekuensi Karakteristik Orang Tua di SMAN 1 Turi Karakterisrik f % Pekerjaan Tani 19 26,0 Karyawan Swasta 29 39,7 Buruh 1 1,4 PNS 18 24,7 Wiraswasta 6 8,2 Penghasilan < Rp 1.000.000 12 16,4 Rp 1.000.000- Rp 3.000.000 53 72,6 > Rp 3.000.000 8 11,0 Karakteristik Responden Penelitian Berdasarkan Tabel 2 karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin, umur dan kelas. Hasil penelitian didapatkan responden sebagian besar berjenis kelamin laki-laki sebesar 68,5%, (50 orang), sebagian besar berumur 17 tahun sebesar 53,4% (39 orang) dan sebagian besar kelas XI IPS sebesar 31,5% (23 orang). Pada masa ini remaja sudah mulai mencoba melakukan onani karena telah seringkali terangsang secara seksual akibat pematangan yang dialami. Rangsangan ini diakibatkan oleh faktor internal yaitu meningkanya kadar testosteron pada laki-laki dan estrogen pada remaja perempuan. Sebagian dari mereka amat menikmati apa yang mereka rasakan, tetapi ternyata sebagian dari mereka justru selama atau sesudah merasakan kenikmatan tersebut kemudian merasa kecewa dan merasa berdosa. Perasaan berdosa ini diakibatkan pemahaman agama yang mereka pahami(9). Tabel 2. Distribusi Frekuensi Karakteristik Remaja SMAN 1 Turi Karakterisrik f % Jenis Kelamin Laki-Laki 50 68,5 Perempuan 23 31,5 Umur 16 Tahun 29 39,7 17 Tahhun 39 53,4 18 Tahun 4 5,5 19 Tahun 1 1,4 Kelas X1 6 8,2 X2 11 15,1 X3 8 11,0 X4 10 13,7 XI IPA 15 20,5 XI IPS 23 31,5 Tabel 3. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Hobi Siswa SMAN 1 Turi Hobi f % Volly 12 16,4 Sepak Bola 35 47,9 Pencak Silat 3 4,1 Basket 8 11,0 Badminton 2 2,7 Renang 11 15,1 Lari 2 2,7 Berdasarkan Tabel 3 didapatkan distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan hobi, dimana responden sebagian besar memiliki hobi sepak bola yaitu sebesar 47,9% (35 orang). Hasil ini sesuai dengan penelitian lain yang hasilnya sebagian besar adalah berjenis kelamin laki-laki, dan memiliki hobi sepak bola. Upaya menurunkan perilaku seksual yang negatif pada remaja dengan melakukan kegiatan seperti menyalurkan hobi, olahraga, main musik dan seni(10). Analisis Univariat Berdasarkan hasil penelitian pada Tabel 4 didapatkan peran orang tua sebagian besar kategori baik sebesar 68,5% (50 orang), sumber informasi sebagian besar kategori banyak sebesar 52,1% (38 orang) dan perilaku seksual tergolong baik sebesar 72,6% (53 orang). Hasil penelitian ini menggambarkan peran orang tua dalam memberikan pendidikan seks 114 Sujarwati, Anafrin Yugistyowati & Kayat Haryani, 2014. JNKI, Vol. 2, No. 3, Tahun 2014, 112-116

Tabel 4. Distribusi Frekuensi Peran Orang Tua, Sumber Informasi dan Perilaku Seksual Siswa SMAN 1 Turi Variabel f % Peran Orang Tua Baik 50 68,5 Cukup 23 31,5 Sumber Informasi Banyak 38 52,1 Cukup 33 45,2 Kurang 2 2,7 Perilaku Seksual Baik 53 72,6 Cukup 20 27,4 terhadap anak remajanya. Peran orang tua remaja di SMAN 1 Turi Sebagian besar kategori baik karena peran orang tua sudah berkomunikasi baik dengan anak remajanya dan remaja tinggal bersama orang tuanya. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Darmasih semakin tinggi peran keluarga terhadap remaja terutama orang tua maka perilaku seks pra nikah remaja semakin baik(11). Menurut Soetjiningsih, media informasi tidak dapat ditinggalkan untuk ikut serta dalam menyampaikan informasi penting kepada masyarakat umumnya dan remaja. Media massa sangat efektif untuk menyampaikan informasi, serta mempromosikan halhal yang spesifik seperti memberikan informasi kepada remaja tentang perilaku seksual yang sehat dan usia menikah yang dianggap cukup(9). Hasil penelitian ini mengetahui sumber informasi yang positif dari berbagai media informasi (televisi, internet, handphone, radio, majalah, koran, poster, brosur/pamflet, novel, komik, orang tua, teman) yang didapatkan remaja di SMAN 1 Turi. Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian Darmasih yang menunjukan semakin sedikit sumber informasi yang didapatkan remaja maka semakin baik perilaku seks pranikah remaja(11). Menurut Sarwono perilaku seksual adalah segala tingkah laku yang didorong oleh hasrat seksual, baik dengan lawan jenisnya maupun dengan sesama jenis. Bentuk-bentuk tingkah laku ini bisa bermacam-macam, mulai dari pasangan tertarik sampai tingkah laku berkencan, berciuman, dan bersenggama. Organ seksualnya bisa berupa orang lain dan orang dalam khayalan atau diri sendiri(12). Berdasarkan hasil penelitian pada Tabel 4 didapatkan perilaku seksual tergolong baik sebesar 72,6% (53 orang). Hasil penelitian ini menggambarkan perilaku seksual yang positif pada remaja di SMAN 1 Turi. Perilaku seksual remaja di SMAN 1 Turi kategori baik tidak terlepas dari peran orang tua, sumber informasi yang didapat dan keberhasilan sekolah dalam memberikan pendidikan kesehatan reproduksi remaja. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Darmasih yang menunjukkan perilaku seks pra nikah remaja baik(11). Analisis Multivariat Berdasarkan hasil penelitian pada Tabel 5 didapatkan nilai F hitung =24,098, sedangkan nilai F tabel untuk F dengan db pembilang 2 dan penyebut 70 adalah 3,15 yang berarti (F hitung > F tabel ) dan nilai p=0,000 (p<0,05). Hasil tersebut menunjukkan terdapat pengaruh peran orang tua dan sumber informasi terhadap perilaku seksual remaja. Kesimpulan, ditolak pada kemaknaan 0,05 atau p<0,05. Tabel 5. Tabel Ringkasan Analisis Regresi antara Variabel Peran Orang Tua dan Sumber Informasi dengan Perilaku Seksual Remaja Variabel Jumlah Kuadrat Db Regresi 5,921 2 Rk=, Rata-Rata Kuadrat Rk = 5291 8600, Residu 8,600 70 Rk= =0,123 Total 14,521 72 2 70 RKreg F reg = RKres = 2,960 F reg =, 2, 960 0123 = 24,098 p-value 0,000 Penelitian ini didukung oleh penelitian Suprapti dan Indrawati yang menyatakan bahwa ada hubungan peran dan tingkat pendidikan orang tua dengan pengetahuan pubertas remaja(7). Dimana pengetahuan memiliki pengaruh terhadap praktik ataupun perilaku(8). Didukung juga oleh Kurni dan Yulian, yang menyatakan bahwa ada hubungan yang bermakna antara komunikasi orang tua dengan perilaku seksual remaja(13). Prevalensi perilaku seksual remaja beresiko tinggi lebih banyak terjadi pada remaja yang memiliki komunikasi buruk dengan orang tua dibandingkan dengan komunikasi yang baik antara orang tua dan remaja. Menurut BKKBN, mengatakan bahwa peran orang tua yaitu sebagai pendidik, sebagai panutan, pendamping, konselor dan komunikator(2). Peran orang tua yang penting adalah menjadi manajer yang efektif yaitu orang tua yang dapat memberikan informasi, membantu menyusun pilihan-pilihan dan memberikan bimbingan kepada anak. Penelitian yang sama dilakukan Sujalmo, dengan hasil ada hubungan antara peran orang tua dengan kenakalan remaja(14). Disamping komunikasi yang baik dengan anak, orang tua juga perlu mengembangkan kepercayaan anak kepada orang tua sehingga remaja lebih terbuka dan mau bercerita kepada orang tuanya. Harapannya orang tua dapat Peran Orang Tua dan Sumber Informasi dalam Pendidikan Seks dengan Perilaku Seksual Remaja pada Masa Pubertas 115

memantau pergaulan anak remajanya, sehingga tidak menyebabkan perilaku yang tidak diharapkan. Semakin tinggi pendidikan orang tua berpengaruh dalam penyampaian pendidikan seks terhadap anak dan lebih terarah dibandingkan dengan pendidikan orang tua yang rendah yang masih menganggap seks merupakan hal yang tabu(15). Penelitian Hidayana, terdapat hubungan yang sangat bermakna antara pengetahuan, sikap, informasi, lingkungan dan ekonomi dengan perilaku seksual yang beresiko(16). Penelitian ini didukung hasil penelitian Indah, bahwa terdapat pengaruh layanan informasi menggunakan media poster terhadap pencegahan perilaku seksual remaja(17). SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa peran orang tua dalam pendidikan kesehatan sebagian besar kategori baik sebesar 68,5% (50 orang). Sumber informasi dalam pendidikan kesehatan sebagian besar kategori baik sebesar 52,1% (38 orang). Perilaku seksual remaja dalam masa pubertas tergolong baik sebesar 72,6% (53 orang). Terdapat hubungan rendah peran orang tua dengan perilaku seksual remaja SMA 1 Turi dengan nilai 0,201 dan p=0,028 (p<0,05). Terdapat hubungan sedang sumber informasi dengan perilaku seksual pada remaja SMAN 1 Turi serta dengan nilai 0,458 dan p=0,000 (p<0,05). Terdapat hubungan positif peran orang tua dan sumber informasi dengan perilaku seksual pada remaja SMAN 1 Turi didapatkan nilai p=0,000 (p<0,05). Saran bagi orang tua agar lebih meningkatkan pengetahuan tentang pendidikan kesehatan. RUJUKAN 1. Badan Pusat Statistik. Hasil Sensus Penduduk [internet]. 2010 [cited 2013 November 30]. Available from: http://www.bps.go.id. 2. Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional. 2009. Buku Penyuluhan Bina Keluarga Remaja [internet]. 2009 [cited 2013 Desember 10]. Available from: http:// www.bkkbn.go.id. 3. Dariyo A. Psikologi Perkembangan remaja. Bogor: Ghalia Indonesia; 2004. 4. Wong DL. Buku Ajar Keperawatan Pediatrik. Jakarta: EGC; 2008. 5. Nursal D. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Seksual Murid SMU Negri di Kota Padang Tahun 2007. Jurnal Kesehatan Masyarakat. 2008;2(1):175-180. 6. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Riset Kesehatan Dasar. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia; 2010. 7. Suprapti, Indrawati. Peran Orang Tua dan Pengetahuan Remaja tentang Pubertas di Salah Satu SMP Negeri Boyolali. GASTER. 2013;10(1):20-27. 8. Notoadmojo S. Promosi Kesehatan: Teori dan Aplikasinya. Jakarta: Rineka Cipta; 2005. 9. Soetjiningsih. Tumbuh Kembang Remaja dan Permasalahannya. Jakarta: CV. Sagung Seto; 2004. 10. Retno N. Upaya Menurunkan Perilaku Seks Bebas pada Remaja [internet]. 2012 [cited 2014 Juli 22]. Available from: http:// library. uksw. edu/ bistream/ TI_1320007016. judul. pdf/. 11. Darmasih. Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Seks Pra Nikah pada Remaja SMA di Surakarta. Surakarta: Universitas Muhamadiyah Surakarta Fakultas Kesehatan Masyarakat; 2009. 12. Sarwono SW. Psikologi Remaja. Jakarta: Rajawali Pers; 2013. 13. Kurnia DS, Yulian T. Komunikasi Orang Tua dan Perilaku Seksual Remaja SMK di Baturaja. Jurnal Pembangunan Manusia. 2010;4(11):1-19. 14. Sujalmo P. Hubungan Peran Orang Tua terhadap Kenakalan Remaja di SMP 2 Mlati Sleman. Yogyakarta: FKU UGM Program Studi Ilmu Keperawatan Yogyakarta; 2009. 15. Panuju P, Ida U. Psikologi Remaja. Yogyakarta: Tiara Wacana; 2005. 16. Hidayana RS. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Seksual Beresiko pada Remaja SMAN 5 Takengon. Jurnal Kesehatan Masyarakat. 2013;1(1):1-10. 17. Indah AP. Pengaruh Layanan Informasi dengan Menggunakan Media Poster Terhadap Pencegahan Perilaku Seksual dalam Berpacaran Siswa Kelas VIII SMP Islam At-Ittihad. Semarang: Universitas IKIP PGRI Jurusan Psikologi Pendidikan dan Konseling; 2012. 116 Sujarwati, Anafrin Yugistyowati & Kayat Haryani, 2014. JNKI, Vol. 2, No. 3, Tahun 2014, 112-116