BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Laboratorium Hasil penelitian laboratorium yang diperoleh dari pengujian material sirtu Sungai Alo sesuai dengan sifatsifat lapis pondasi agregat yang disyaratkan Bina Marga 2010 untuk dijadikan sebagai bahan lapis pondasi bawah jalan raya dapat dilihat pada Tabel 4.1 di bawah ini. Tabel 4.1 Hasil Pengujian Sifatsifat Lapis Pondasi Agregat Kelas B No Jenis Pengujian Satuan Hasil Test Spesifikasi Bina Marga 2010 1. Kadar Air 4,33 2. Berat Jenis Agregat Kasar Agregat Halus 3. Abrasi dari Agregat Kasar (SNI 0324172008) 4. Indeks Plastis (SNI0319662008) 2,51 2,51 33,67 maks. 40 Batas Cair (LL) Batas Plastis (PL) Indeks Plastis (PI) 5. Gumpalan Lempung dan ButirButir Mudah Pecah dalam Agregat (SNI 03 41411996) 6. Pemadatan Modified (SNI 0317431989) γ d Maksimum Kadar Air Optimum 7. CBR Laboratorium (SNI 0317441989) Unsoaked CBR Soaked CBR Non Plastis maks. 35 maks. 6 0,88 maks. 5 gr/cm 3 2,05 6,00 67,00 59,00 min. 60 4.2 Pembahasan Hasilhasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 4.2.1 Kadar Air Kadar air agregat adalah perbandingan antara berat air yang dikandung agregat dan berat kering agregat. Maksud dari percobaan ini adalah memeriksa
kadar air dari suatu contoh agregat dan merupakan pelengkapp dari percobaan pemadatan. Nilai kadar air sirtu Sungai Alo yang diperoleh dalam pemeriksaan ini adalah sebesar 4,,33. Selengkapnya hasil pengujian kadar air dapat dilihat pada Lampiran 1. 4.2.2 Analisa Saringan Gradasi agregatat adalah distribusi ukuran butiran agregat. Untuk penentuan nilai gradasi diperlukan nilai analisa saringan dari persentase berat butiran yang tertinggal atau lolos dari suatu susunan ayakan sesuai dengan ukuran yang disyaratkan dan hasil pengujian dapat dilihat pada Tabel 4.2 di bawah ini. Tabel 4.2 Hasil Pengujian Analisa Saringan Ukuran Saringann 2 1½ 1 3/8 No.4 No.10 No.40 No.200 Pan Hasil Test 100 93,28 83,64 55,23 42,59 25,23 10,85 2,25 0 Prosentase butiran lolos () Spesifikasi Bina Marga 2010 100 88 95 70 85 30 65 25 55 15 40 8 20 2 8 0 Gambar 4.1 Grafik Gradasi Sirtu Sungai Alo
Lengkung gradasi sirtu Sungai Alo pada Gambar 4.1 terdapat dalam batasbatas yang disyaratkan. Hal ini menunjukan bahwa gradasi Sirtu Sungai Alo memenuhi syarat gradasi yang ditentukan oleh Bina Marga 2010. Selengkapnya hasil pengujian analisa saringan dapat dilihat pada Lampiran 2. 4.2.3 Berat Jenis dan Absorpsi Berat jenis suatu agregat adalah perbandingan berat dari suatu satuan volume bahan terhadap berat air dengan volume yang sama pada temperatur 20 0 C 25 0 C. Tujuan dari pemeriksaan ini adalah untuk menentukan berat jenis curah, berat jenis jenuh permukaan, berat jenis semu serta penyerapan dari agregat kasar dan agregat halus. Agregat dapat dibedakan berdasarkan berat jenisnya yaitu agregat normal, agregat berat dan agregat ringan. Agregat normal adalah agregat yang berat jenisnya antara 2,52,7. Agregat berat memiliki berat jenis lebih dari 2,8, sedangkan agregat ringan mempunyai berat jenis kurang dari 2,0. Hasil pengujian berat jenis untuk agregat kasar adalah 2,51 dan agregat halus 2,51, ini menunjukan bahwa kombinasi sirtu sungai Alo termasuk dalam klasifikasi agregat normal dan berat. Berat jenis agregat juga berhubungan dengan penyerapan/absorpsi agregat, yaitu bila semakin tinggi nilai berat jenis maka semakin kecil daya serap air agregat tersebut. Berat jenis yang digunakan adalah nilai berat jenis SSD karena kondisi agregat dilapangan lebih mendekati keadaan tersebut. Selengkapnya hasil pengujian berat jenis dan arbsorpsi dapat dilihat pada Lampiran 3 dan 4. 4.2.4 Abrasi Nilai abrasi yang disyaratkan adalah maksimal 40 dan dari hasil pengujian abrasi kerikil adalah sebesar 33,67, hal ini menunjukan bahwa sirtu sungai Alo memenuhi syarat untuk bahan perkerasan jalan yang telah disyaratkan oleh Bina Marga 2010. Selengkapnya hasil pengujian abrasi dapat dilihat pada Lampiran 5.
4.2.5 Batasbatas Atterberg Nilai batas cair yang dan nilai batas plastis tidak dapat ditentukan, ini menandakan bahwa sirtu Alo adalah jenis tanah pasir dengan sifat non kohesif. Pengujian angka konsistensi Atterberg terhadap sirtu sungai Alo tidak diperoleh nilai indeks plastisnya atau disebut Non Plastis. 4.2.6 Gumpalan Lempung Nilai gumpalan lempung yang disyaratkan maksimal 5 dan dari hasil pengujian gumpalan lempung sirtu Sungai Alo adalah sebesar 0,88, hal ini menunjukan bahwa sirtu Sungai Alo memenuhi syarat untuk bahan perkerasan jalan yang telah disyaratkan oleh Bina Marga 2010. Selengkapnyaa hasil pengujian gumpalan lempung dapat dilihat pada Lampiran 6. 4.2.7 Pemadatan Modified Pemeriksaan pemadatan terhadap sirtu sungai Alo diperoleh kadar air optimum 6,0 dan berat isi kering maksimum 2,045 gr/cm 3. Kurva pemadatan dapat dilihat pada Gambar 4.3. Selengkapnya hasil pengujian pemadatan dapat dilihat pada Lampiran 8. Gambar 4.3 Kurva Pemadatan.
4.2.8 CBR Pengujian CBR dilakukan dengan dua cara yaitu unsoaked dan soaked. Berdasarkan pengujian diperoleh nilai CBR yang berbeda dari tiga sampel yang dipadatkan yaitu 10 kali tumbukan, 35 kali tumbukan dan 65 kali tumbukan. Hasil pengujian unsoaked CBR dapat dilihat pada Tabel 4.3, untuk soaked CBR dapat dilihat pada Tabel 4.4 dan selengkapnya hasil pengujian CBR dapat dilihat pada Lampiran 914. TabalTabel 4.4 nilai CBR Laboratorium Unsoaked Jumlah Tumbukan ( ) ( gr/ cm 3 ) 10 35 65 28,89 1,93 60 2,04 73,33 2,06 Tabel 4.3 Nilai CBR Laboratorium Unsoaked 95 γd maks Gambar 4..4 Hubungan Berat Isi Kering dan CBR Unsoaked. Gambar hubungan berat isi dan CBR unsoaked di atas menghasilkan nilai CBR desain yaitu sebesar 42.
Jumlah Tumbukan ( ) ( gr/ cm 3 ) 10 35 65 Tabel 4.5 Nilai CBR Laboratorium Soaked 27,78 35,56 61,11 1,90 1,96 2,05 95 γd maks Gambar 4.5 Hubungan Berat Isi Kering dan CBR Soaked. Gambar hubungan berat isi dan CBR soaked di atas menghasilkan nilai CBR desain yaitu sebesar 35.