BAB I LATAR BELAKANG, MASALAH, TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN 1.1 Latar Belakang Drama Bali modern merupakan salah satu genre Kesusastraan Bali Anyar. Drama mempunyai keunikan di antara genre sastra yang lain. Perbedaan drama dengan jenis karya sastra lainnya terletak pada hakikat drama, yaitu dialognya mempunyai kedudukan amat penting di samping anatomi drama atas babak-babak dan adegan-adegan (Sumardjo, 1998: 136). Perkembangan sastra drama di Bali tidak lepas dari pengarang drama itu sendiri. Karya sastra tidak akan pernah ada jika tidak ada seseorang yang mau berkarya untuk menghasilkan karya sastra. Ada sejumlah pengarang drama Bali modern seperti Ketut Aryana, Gede Dharna, Putu Arya Semadi dan juga Nyoman Manda yang berhasil menorehkan tulisannya dalam bentuk naskah drama Bali modern. Judul drama karya Ketut Aryana misalnya mengarang drama Nang Képod. Gede Dharna mengarang drama Kobaran Apiné. Pala Karma karya Putu Arya Semadi dan karya I Nyoman Manda yang terbit tahun 2013 berjudul Mulih. Pengarang sastra Bali modern yang sering menerbitkan karya sastra berbentuk drama setiap tahunnya adalah Nyoman Manda. Nyoman Manda telah banyak menulis drama Bali modern dan banyak memperoleh penghargaan. Drama Bali modern yang dikarang oleh beliau di antaranya: Drama Brantakan pemenang 1
harapan BKKBN tahun 1978, Drama Masan Cengkehe Nedeng Mabunga, Drama Kuuk pemenang pertama drama berbahasa Bali yang diadakan oleh Listibya Bali. Lelakut kumpulan drama anak-anak bahasa Bali tahun 1999. Drama Anak-Anak Galang Bulan. Drama Dukana Pujangga, bahasa Indonesia tahun 2002. Drama Saat Terakhir (drama berbahasa Indonesia) tahun 2002. Demo kumpulan drama cutet dwi bahasa, Mei 2003. Drama tiga babak Sepasrah Kisah Di Goa Gajah, Agustus 2004. Drama Anak-Anak Kirana tahun 2005. Drama Dewi Sakuntala. Drama Mulih tahun 2013, dan lain sebagainya. Seiring perkembangan zaman dan proses produksi karya sastra drama Bali modern, masyarakat belum begitu tertarik membaca karya sastra drama. Kurangnya ketertarikan membaca drama mungkin disebabkan karena tidak mengerti bahasa Bali, kurangnya waktu untuk membaca, dan lebih memilih untuk bermain gadget dan membaca komik. Kurangnya minat untuk membaca naskah drama Bali modern, menggugah rasa ingin tahu bagaimana karya itu dihasilkan dan bagaimana masalah-masalah sosial di dalam karya sastra bisa dihubungkan dengan kehidupan masyarakat Bali sekarang ini. Ketertarikan untuk meneliti naskah drama Bali modern, dengan maksud untuk menguak unsur-unsur dan masalah-masalah sosial (kemiskinan, alkoholisme, dan pembunuhan) di dalamnya. Masalah-masalah sosial yang ada di dalam karya sastra lalu dihubungkan dengan kenyataan di luar karya sastra (kehidupan masyarakat), mengingat hubungan sastra dengan masyarakat sangat dekat. Penelitian kali ini akan dibicarakan sebuah drama Bali modern yang berjudul Mulih. Drama ini termasuk ke dalam drama tragedi. Drama tragedi menggambarkan kesedihan, 2
pelakunya (tokoh-tokoh utama cerita) tak henti-henti dirundung malang bahkan sampai meninggal dunia (Tofani dan Nugroho, 1995: 171). Drama Mulih adalah drama berbahasa Bali yang disadur oleh I Nyoman Manda. Drama Mulih merupakan hasil saduran dari drama berbahasa Indonesia yang berjudul Orang Asing karya D. Djajakusuma. Drama tersebut juga merupakan saduran dari drama berbahasa asing berjudul Lithuania karya Rupert Brooke seorang pengarang dari Amerika Serikat. Drama Mulih memiliki daya tarik tersendiri untuk diteliti karena ceritanya menggambarkan nasib malang yang menimpa seseorang bernama I Sudalara dan keluarganya yang terjebak dalam situasi kemiskinan. Kemiskinan menyebabkan I Sudalara pergi meninggalkan rumah untuk mencari kehidupan yang lebih layak di kota. Penghasilan keluarga yang tidak menentu, sumber makanan bergantung pada hasil hutan, tempat tinggal yang jauh dari keterjangkauan, dan kondisi rumah yang belum mendapat aliran listrik. Dalam situasi kemiskinan manusia pasti mengalami tekanan bathin, orangorang akan memikirkan segala cara untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, baik cara yang halal atau haram. Hal-hal yang paling menarik dapat dilihat dari segi struktur yang membangun drama itu sendiri, dalam drama Mulih menggunakan teknik audio visual, penggambaran suasana yang mampu memperlihatkan suatu panorama di tengah hutan. Jika dilihat dari segi sosiologisnya, drama Mulih mampu menjadi gambaran bagaimana situasi kemiskinan yang menimpa masyarakat Bali dari dulu hingga sekarang. Kemiskinan yang digambarkan sering dihubungkan dengan kasus-kasus kejahatan dalam masyarakat. Masalah kemiskinan sampai saat ini masih menjadi problematika bagi masyarakat Bali. 3
Contoh nyata problematika bagi masyarakat Bali, dapat dilihat dari tayangan media TV lokal yaitu Bali TV dalam acara Wirasa, dalam pemberitaan di media cetak (koran), tayangan media lain seperti MNC TV yang beritanya berkaitan dengan masyarakat Bali. Acara ini menayangkan kondisi keluarga miskin di Bali. Selain itu, masyarakat miskin di pedasaan juga tidak sedikit jumlahnya, mereka hanya menjadi buruh kebun yang penghasilannya sedikit. Masyarakat pedesaan yang ingin merubah kehidupannya banyak yang akhirnya merantau ke kota untuk mencari pekerjaan. Di kota masih terdapat fanomena kemiskinan, kemiskinan itu disebabkan karena banyak pengangguran dan kurangnya keterampilan kerja masyarakat sehingga tidak bisa memenuhi kebutuhan hidupnya. Kemiskinan di kota sangat jelas terlihat dari bangunan-bangunan kumuh tidak layak huni yang bermunculan di pinggir-pinggir sungai. Alasan lainnya adalah drama ini belum ada yang mengangkat sebagai objek penelitian. Berdasarkan pertimbanganpertimbangan di atas, maka drama Mulih dipilih untuk dijadikan objek penelitian. 1.2 Rumusan Masalah Melihat latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah yang berkaitan dengan penyusunan proposal ini yang dapat dijabarkan dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut ; 1. Bagaimanakah struktur dramatik yang membangun drama Mulih? 2. Bagaimanakah persoalan kemiskinan dan masalah sosial lainnya yang terkandung dalam drama Mulih dan kesesuaiannya dengan kenyataan di luar karya sastra? 4
1.3 Tujuan Penelitian Setiap penelitian memiliki suatu tujuan yang jelas, yang mendasari dilaksanakan penelitian tersebut. Dalam penelitian ini digunakan dua tujuan pokok yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. Untuk lebih jelasnya kedua tujuan tersebut akan diuraikan secara terpisah sebagai berikut. 1.3.1 Tujuan Umum Secara umum penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran tentang struktur dramatik sastra drama Bali modern. Berdasarkan analisis struktur dalam Drama Mulih diharapkan akan memberikan sumbangan yang positif dalam usaha memahami lebih baik naskah drama Mulih. Selain itu, penelitian ini juga ikut serta melestarikan sastra Bali modern khususnya sastra drama. 1.3.2 Tujuan Khusus Melihat dari masalah yang terlihat di atas maka secara khusus tujuan penelitian terhadap Drama Mulih ada dua yaitu : 1. mengetahui struktur dramatik yang membangun Drama Mulih. 2. mengetahui masalah sosial yang terkandung dalam drama Mulih dan kesesuaiannya dengan kenyataan di luar karya sastra. 5
1.4 Manfaat Penelitian Hasil penelitian yang diharapkan dapat memperkaya kajian dan apresiasi masyarakat terhadap sastra Bali modern, khususnya sastra drama Bali modern. Penelitian ini bermanfaat untuk mengungkapkan masalah sosial yang terdapat dalam Drama Mulih dengan kehidupan masyarakat Bali, sehingga dapat digunakan sebagai cerminan serta acuan di dalam masyarakat dan bermanfaat secara praktis dan teoretis. 1.4.1 Manfaat Praktis Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat dalam memahami hubungan antara sastra dan masyarakat, dan menambah minat masyarakat untuk mencintai karya sastra drama Bali modern serta memungkinkan masyarakat Bali dapat menilai drama Bali modern secara lebih mendalam. Meningkatkan pengetahuan dan kecintaan masyarakat terhadap karya sastra berupa drama dan secara sadar ikut serta melestarikan dan meningkatkan sikap peduli terhadap hasilhasil karya sastra, terutama drama Bali modern. 1.4.2 Manfaat Teoretis Secara teoretis, manfaat hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk memperkaya kajian teoretis terhadap sastra drama dan pengembangan ilmu sastra. 6