di Provinsi DKI Jakarta Tahun 2015

dokumen-dokumen yang mirip
DATA SURAT KETERANGAN DOMISILI SEMENTARA TAHUN 2014

DATA JUMLAH KEPALA KELUARGA PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2014

NAMA WAJIB KTP WAJIB KTP TAHUN NAMA PROVINSI NAMA KECAMATAN NAMA KELURAHAN KABUPATEN/KOTA LAKI-LAKI PEREMPUAN

DATA KEPADATAN PENDUDUK PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2014

DATA PENDUDUK PROVINSI DKI JAKARTA BERDASARKAN WAJIB KTP TAHUN 2014

HASIL PEROLEHAN SUARA PEMILIHAN UMUM GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR DI TINGKAT KELURAHAN SE PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2012

DATA JUMLAH PENDUDUK BERDASARKAN AGAMA TAHUN 2014

HASIL PEROLEHAN SUARA PEMILIHAN UMUM GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR DI TINGKAT KELURAHAN SE PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2012 PUTARAN KEDUA

REKAPITULASI KINERJA HARIAN 22-Sep-16 NO Lokasi Nilai Freq. Kepuasan (%) Koefisien Nilai Akhir 1 Kelurahan Palmerah ,0 1.

REKAPITULASI KINERJA HARIAN 21-Sep-16 NO Lokasi Nilai Freq. Kepuasan (%) Koefisien Nilai Akhir 1 Kelurahan Palmerah ,0 1.

HASIL PEROLEHAN SUARA PEMILIHAN UMUM GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR DI TINGKAT KELURAHAN SE PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2012 PUTARAN KEDUA

Poverty Map of Jakarta Poverty Headcount Poverty Headcount Level, Code

25 The SMERU Research Institute, January 2003

Poverty Map of Jakarta Monthly Per Capita Expenditure (Rupiah) Number Number

19 The SMERU Research Institute, January 2003

BUKU XI KODE DAN DATA WILAYAH ADMINISTRASI PEMERINTAHAN PROVINSI DKI JAKARTA

N A M A / J U M L A H

N A M A / J U M L A H

DATA KELURAHAN DAN KOPERASI PENERIMA DANA BERGULIR PEMK TAHUN 2014

HASIL PEROLEHAN SUARA PEMILIHAN UMUM GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR DI TINGKAT KELURAHAN SE PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2012 PUTARAN I

PERBANDINGAN JUMLAH DPT, JUMLAH TPS PILPRES II TAHUN 2004 DAN PILKADA 2007 PROVINSI DKI JAKARTA

JADWAL BIMTEK PENERAPAN TKD DINAMIS

KODE DAN DATA WILAYAH ADMINISTRASI PEMERINTAHAN PROVINSI DKI JAKARTA

PEROLEHAN SUARA CALON PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN PUTARAN I TINGKAT KELURAHAN DI DKI JAKARTA

Lampiran 1. Rekapitulasi Hasil Rembuk RW Berdasarkan Kota/Kab. Total Usulan RW 1 JAKARTA PUSAT 366 7,914 5,036,617,729,176 1,622

PEROLEHAN SUARA PARTAI POLITIK (DPR) TINGKAT KELURAHAN DI DKI JAKARTA

PEROLEHAN SUARA PARTAI POLITIK (DPRD) TINGKAT KELURAHAN DI DKI JAKARTA

PEROLEHAN SUARA CALON PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN PUTARAN II TINGKAT KELURAHAN DI DKI JAKARTA

REKAPITULASI KEJADIAN BANJIR BULAN JANUARI cm cm cm

DATA KEJADIAN BANJIR BULAN FEBRUARI 2015 JUMLAH TERDAMPAK KETINGGIAN AIR

KEPUTUSAN GUBERNUR PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 3069/ 2003 TENTANG

MIGRASI PENDUDUK DI PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2015

KATA PENGANTAR. Berdasarkan Pasal 1 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak

Golden Bird transfer to city from Jakarta airport


PERATURAN PEMERINTAH NO.60 TAHUN 1990, TENTANG

No Kota_administrasi Kecamatan Kelurahan RW 1 Jakarta Pusat Sawah Besar Pasar Baru 0 2 Jakarta Pusat Tanah Abang Gelora 0 3 Jakarta Pusat Gambir

Lampiran II Plafon Anggaran Sementara Berdasarkan Urusan Pemerintahan Tahun Anggaran 2018

JUMLAH PUSKESMAS MENURUT KABUPATEN/KOTA (KEADAAN 31 DESEMBER 2013)

Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta Lt 4 Jl Jenderal Gatot Subroto Kav Jakarta Selatan Telp: Fax: BELUM MENGAJUKAN

Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta Lt 4 Jl Jenderal Gatot Subroto Kav Jakarta Selatan Telp: Fax: SUDAH MENGAJUKAN

LAMPIRAN. Lampiran 1 Peta penutupan lahan yang tetap dan mengalami perubahan di DAS Ciliwung Hilir periode

PEMERINTAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA BADAN AMIL ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH

PEMERINTAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA BADAN AMIL ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH

JADWAL PENGAMBILAN USER ID DAN PASSWORD ADMIN SKPD/UKPD SIMDKLAT DAN KONSULTASI TAHUN 2017

DATA PASAR PD. PASAR JAYA


Page 1. Mesin Yang Tidak Aktif Per Tanggal : 01 Juni 2015 Pkl : 17:00:00

NAMA KECAMATAN ALAMAT LAT LONG

DAFTAR SEKOLAH PENYELENGGARA PENDIDIKAN INKLUSI PROVINSI DKI JAKARTA

3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah;

Kecamatan Cengkareng JUMLAH PESERTA PER KELURAHAN JUMLAH PESERTA PER ANGKATAN NO. HARI / TANGGAL WAKTU KELURAHAN NARASUMBER JUMLAH TPS

Gubernur Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG

Tabel : SP (T). JUMLAH RUMAH TANGGA MENURUT KECAMATAN DAN TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR KOTORAN MANUSIA Kotamadya : JAKARTA SELATAN Tahun : 2009

NO KD NAMA KECAMATAN ALAMAT LAT LONG 1 P PUSKESMAS KEC. JAGAKARSA JAGAKARSA Jl. Moh. Kahfi Rt. 008/06-6, , P

JUMLAH PENDUDUK WAJIB KTP BERDASARKAN KOTA/KAB ADM. DAN JENIS KELAMIN DI PROV. DKI JAKARTA STATUS 31 DESEMBER 2014

PENCAPAIAN PROGRAM KB PROVINSI DKI JAKARTA

PEM.E.RINTAH PROVINSI DAERAH KHUSUS ffiukota JAKARTA INSTRUKSI GUBERNUR PROVINSI DKI JAKARTA NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG

DINAS PENDIDIKAN PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA

ALAMAT PUSKESMAS KECAMATAN & KELURAHAN PROVINSI DKI JAKARTA

Lampiran 1. Tabel Peubah Yang Digunakan pada Analisis Hayashi I

ZONA PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU (PPDB) SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) TAHUN PELAJARAN 2014/2015

GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA,

Tabel : UP-9. PRODUK HUKUM BIDANG PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP Provinsi : DKI JAKARTA Tahun : 2015

REKAPITULASI FASKES PRIMER (PUSKESMAS) BPJS KESEHATAN DIVISI REGIONAL IV

KUESIONER ANALISIS HUBUNGAN RESTRUKTURISASI ORGANISASI DENGAN KINERJA KARYAWAN (Studi Kasus PD Pasar Jaya Unit Area 03 Pramuka, Jakarta Timur)

ZONA SEKOLAH PADA JENJANG SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) BESERTA DOMISILI CALON PESERTA DIDIK BARU YANG DAPAT MENDAFTAR PADA ZONA YANG BERSANGKUTAN

PASSING GRADE SMP NEGERI DKI JAKARTA TAHUN PELAJARAN 2006/2007

~ -= PEMERINTAH PROVINSI DAERAH KHUSUS mukota JAKARTA INSTRUKSI GUBERNUR PROVINSI OKI JAKARTA NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG

NO NAMA KEGIATAN LOKASI KEGIATAN PELAKSANA KEGIATAN

Rencana Operasi Siaga Darurat Banjir Per Kelurahan Terdampak di Provinsi DKI Jakarta, Tahun 2016

JENIS POHON Ø BTG (CM) L O K A S I / W A K T U K E J A D I A N

ZONA PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU (PPDB) SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TAHUN PELAJARAN 2016/2017

PETA KAWASAN RAWAN KONFLIK PROVINSI DKI JAKARTA

PENGUMUMAN PENGADAAN LANGSUNG DAN PENUNJUKAN LANGSUNG Nomor : 152/PPBJ/SDPGP-JU/P/PL/XI/2014

Jumlah Penduduk per Kecamatan

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

Belanja Kegiatan Penyelenggaraan Pendidikan Anak Usia Dini

CARUT MARUT DAFTAR PEMILIH PILKADA DKI 2012 KPUD TIDAK KREDIBEL & PROFESIONAL

BAB 3 METODOLOGI. pengembangan produk permainan anak yang dapat meningkatkan daya

DAFTAR LOKASI TPS/DIPO WILAYAH SUKU DINAS KEBERSIHAN KOTA ADMINISTRASI JAKARTA BARAT

JUMLAH KEPALA KELUARGA MENURUT AGAMA KABUPATEN BIREUEN BULAN AGUSTUS TAHUN 2017

KUESIONER ANALISIS HUBUNGAN RESTRUKTURISASI ORGANISASI DENGAN KINERJA KARYAWAN (Studi Kasus PD Pasar Jaya Unit Area 03 Pramuka, Jakarta Timur)

JI. Medan Merdeka Selatan No. 8-9 Jakarta Pusat.

PEMERINTAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 118 TAHUN 2015 TENTANG

JUMLAH KEPALA KELUARGA MENURUT AGAMA KABUPATEN BIREUEN BULAN MARET TAHUN 2017

: SP-2C (T). JUMLAH STASIUN POMPA BENSIN UMUM (SPBU) DAN RATA-RATA PENJUALAN : SP-2C (T)

PASAR TRADISIONAL DI PROVINSI DKI JAKARTA

JUMLAH KEPALA KELUARGA MENURUT AGAMA KABUPATEN BIREUEN BULAN JANUARI TAHUN 2017

DAFTAR ALAMAT SMA & SMK NEGERI DKI JAKARTA

JUMLAH PENDUDUK MENURUT JENIS KELAMIN KABUPATEN BIREUEN BULAN OKTOBER TAHUN 2017

JUMLAH KEPALA KELUARGA MENURUT AGAMA KABUPATEN BIREUEN BULAN APRIL TAHUN 2017

JUMLAH PENDUDUK MENURUT STRUKTUR UMUR DAN JENIS KELAMIN KABUPATEN BIREUEN - PROVINSI ACEH BULAN SEPTEMBER TAHUN 2017

JUMLAH KEPALA KELUARGA MENURUT AGAMA KABUPATEN BIREUEN BULAN MEI TAHUN 2017

JUMLAH KEPALA KELUARGA MENURUT AGAMA KABUPATEN BIREUEN BULAN JULI TAHUN 2017

KEDUBES R.I. :... :... Kode Negara : FORMULIR PELAPORAN PERKAWINAN LUAR NEGERI

JUMLAH KEPALA KELUARGA MENURUT AGAMA KABUPATEN BIREUEN BULAN FEBRUARI TAHUN 2017

FORMULIR PENCATATAN PEMBATALAN PERKAWINAN

DATA FASILITAS DINAS OLAHRAGA DAN PEMUDA PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA

Jumlah Tempat Usaha. No. Area Nama Pasar Alamat Telepon Kantor Pasar Jenis Jualan

Transkripsi:

Kelahiran dan Kematian Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Provinsi DKI Jakarta 1 di Provinsi DKI Jakarta Tahun 2015 DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL PROVINSI DKI JAKARTA

KATA PENGANTAR Perkembangan penduduk secara kuantitas suatu wilayah dipengaruhi oleh fertilitas atau kelahiran, mortalitas atau kematian dan mobilitas. Kelahiran dan kematian merupakan dua dari tiga komponen utama pertumbuhan penduduk yang dapat mengurangi atau menambah jumlah penduduk selain migrasi penduduk. Kelahiran dan kematian merupakan faktor pertumbuhan penduduk secara alami, yang juga akan berdampak pada perubahan struktur penduduk. Tinggi rendahnya angka kelahiran (fertilitas) berkaitan erat dengan struktur umur, banyaknya perkawinan, penggunaan alat kontrasepsi, aborsi, tingkat pendidikan, status pekerjaan, serta pelaksanaan pembangunan lainnya. Sedangkan angka kematian merupakan salah satu indikator tingkat keberhasilan pembangunan yang tercermin pada tingkat kesehatan dan kesejahteraan penduduknya. Penyajian buku Kelahiran dan Kematian Penduduk Provinsi DKI Jakarta Tahun 2015 ini merupakan sebuah upaya untuk menyajikan data dan informasi tentang kelahiran dan kematian penduduk Provinsi DKI Jakarta, yang dihimpun berdasarkan hasil registrasi kelahiran dan kematian penduduk di wilayah Provinsi DKI Jakarta selama tahun 2015. Keakuratan data dan informasi kelahiran dan kematian yang disajikan sangat bergantung pada tingkat kesadaran penduduk untuk melaporkan peristiwa kelahiran dan kematian yang terjadi. Diharapkan buku ini bermanfaat dan menjadi salah satu referensi bagi penentu kebijakan maupun masyarakat, yang membutuhkan data dan informasi tentang kelahiran dan kematian penduduk di Provinsi DKI Jakarta. Amin. Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Provinsi DKI Jakarta, Edison Sianturi NIP 195806171980031009 Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Provinsi DKI Jakarta 2

DAFTAR ISI Kata Pengantar... Daftar Isi... i ii Bab I. Kelahiran Penduduk di Provinsi DKI Jakarta Tahun 2015 1 1. Jumlah Kelahiran Di Provinsi DKI Jakarta... 1 2. Angka Kelahiran Kasar... 4 3. Kelahiran Berdasarkan Bulan Kelahiran... 10 4. Kelahiran Berdasarkan Berat Lahir Bayi... 12 5. Kelahiran Berdasarkan Panjang Badan Bayi... 14 6. Kelahiran Berdasarkan Penolong Kelahiran... 16 7. Kelahiran Berdasarkan Urutan Anak... 19 8. Kelahiran Berdasarkan Usia Ibu dan Urutan Anak... 21 9. Kelahiran Berdasarkan Usia Ayah... 23 10. Kelahiran Berdasarkan Pekerjaan Ayah... 25 11. Kelahiran Berdasarkan Pekerjaan Ibu... 27 Bab II. Kematian Penduduk Di Provinsi DKI Jakarta Tahun 2015 29 1. Jumlah Kematian Berdasarkan Jenis Kelamin... 29 2. Kematian Berdasarkan Kelompok Usia... 32 3. Kematian Berdasarkan Bulan Terjadinya Kematian... 35 4. Kematian Berdasarkan Status Perkawinan... 36 5. Kematian Berdasarkan Penyebabnya... 39 Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Provinsi DKI Jakarta 3

6. Kematian Berdasarkan Usia dan Penyebabnya... 41 7. Kematian Berdasarkan Jenis Pekerjaan... 44 8. Kematian Berdasarkan SHDK... 46 9. Kematian Berdasarkan Penentu Kematiannya... 47 10. Kematian Bayi di Provinsi DKI Jakarta Tahun 2015... 49 11. Angka Kematian Bayi Tahun 2015... 52 12. Angka Kematian Bayi Baru Lahir Tahun 2015... 54 13. Angka Kematian Bayi Lepas Baru Lahir Tahun 2015... 58 14. Jumlah Kematian Anak Tahun 2015... 61 15. Jumlah Kematian Balita Tahun 2015... 63 Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Provinsi DKI Jakarta 4

1 KELAHIRAN PENDUDUK DI PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2015 1. Jumlah Kelahiran di Provinsi DKI Jakarta Fertilitas (Kelahiran) sebagai istilah demografi diartikan sebagai hasil reproduksi yang nyata dari seorang wanita atau sekelompok wanita. Dengan demikian jumlah kelahiran adalah banyaknya kelahiran hidup yang terjadi pada waktu tertentu pada wilayah tertentu. Informasi tentang jumlah kelahiran bermanfaat untuk perencanaan pembangunan berbagai fasilitas yang dibutuhkan khususnya pengembangan fasilitas kesehatan ibu dan anak, baik untuk masa kini maupun untuk masa yang akan datang. Selain itu, data tentang jumlah kelahiran hidup merupakan dasar untuk perhitungan berbagai indikator fertilitas lainnya. Jumlah kelahiran hidup penduduk Provinsi DKI Jakarta yang tercatat selama tahun 2015 berjumlah 146.284 jiwa yang terdiri atas 75.745 bayi laki-laki (51,78%) dan 70.539 bayi perempuan (48,22%). Tabel 1.1. Jumlah Kelahiran di Provinsi DKI Jakarta Tahun 2015 Wilayah Laki-Laki Perempuan Total Prosentase KAB.ADM.KEP.SERIBU 178 188 366 0,25 JAKARTA PUSAT 7176 6693 13869 9,48 JAKARTA UTARA 13646 12693 26339 18,01 JAKARTA BARAT 17183 15951 33134 22,65 JAKARTA SELATAN 15591 14399 29990 20,50 JAKARTA TIMUR 21971 20615 42586 29,11 Grand Total 75.745 70.539 146.284 100,00 Berdasarkan Kota/Kab, Jakarta Timur merupakan wilayah dengan jumlah kelahiran terbanyak selama tahun 2015, yaitu berjumlah 42.586 kelahiran (29,11 %). Lalu disusul Jakarta Barat dengan 33.134 kelahiran (22,65%), Jakarta Selatan dengan 29.990 kelahiran (20,50 %). Sementara Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Provinsi DKI Jakarta 5

kelahiran paling sedikit terjadi di Kep. Seribu dengan jumlah 366 kelahiran (0,25%). Berdasarkan jenis kelamin, jumlah kelahiran bayi laki laki lebih banyak dibandingkan jumlah perempuan. Persentase jumlah kelahiran bayi laki laki adalah 52%, sedangkan bayi perempuan adalah sebesar 48%. Sementara berdasarkan kota/kabupaten, baik kelahiran bayi laki laki maupun bayi perempuan paling banyak terjadi di Kota Administrasi Jakarta Timur. Sementara itu berdasarkan tempat kelahirannya, sebanyak 85 % atau sekitar 125.435 merupakan kelahiran di Jakarta, dan lainnya sebesar 15% atau 20.849 kelahiran di luar Jakarta. Berikut ini adalah tabel jumlah kelahiran di Provinsi DKI Jakarta selama tahun 2015 berdasarkan tempat kelahiran tahun 2015. Tabel 1.2. Kelahiran Berdasarkan Tempat Kelahiran Tahun 2015 Wilayah JAKARTA TOTAL LUAR JAKARTA LK PR LK PR TOTAL Total Kep. Seribu 167 170 337 11 18 29 366 Jakpus 6141 5717 11858 1035 976 2011 13869 Jakut 12321 11422 23743 1325 1271 2596 26339 Jakbar 15082 14036 29118 2101 1915 4016 33134 Jaksel 12841 11815 24656 2750 2584 5334 29990 Jaktim 18351 17372 35723 3620 3243 6863 42586 Total 64903 60532 125435 10842 10007 20849 146284 Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Provinsi DKI Jakarta 6

Sementara jika berdasarkan kecamatan, kelahiran paling banyak terdapat di Kecamatan Cakung dengan 7.779 kelahiran (5,32%), Kecamatan Cengkareng dengan 7.366 kelahiran (5,04%), Kec. Cilincing dengan 6.884 kelahiran (4,71%), Kec. Kalideres dengan 6.005 kelahiran (4,11%) dan Kec. Tanjung Priok dengan 5.969 kelahiran (4,08%). Sementara itu kecamatan yang paling sedikit jumlah kelahirannya adalah kecamatan Kep. Seribu Selatan dengan 163 kelahiran (0,11%), Kecamatan Kepulauan Seribu Utara dengan 203 kelahiran (0,14%), Kecamatan Menteng dengan 1.059 kelahiran (0,72%), Kecamatan Gambir dengan 1.115 kelahiran (0,76%), dan Kec. Cempaka Putih dengan 1.124 kelahiran (0,77%). Sementara itu berdasarkan kelurahan, kelahiran terbanyak terdapat di Kelurahan Kapuk, kelurahan Penggilingan, Kelurahan Penjaringan, Kelurahan Pulo Gebang dan Kelurahan Kali baru dengan jumlah kelahiran masing masing 2.178 kelahiran, 1.662 kelahiran, 1.587 kelahiran, 1.581 kelahiran, dan 1.571 kelahiran. Sementara itu kelahiran tersedikit terdapat di Kelurahan Gambir, Kelurahan P. Untung Jawa, kelurahan Melawai, Kelurahan Karet Semanggi, dan kelurahan P. Harapan, dengan masing masing 20 kelahiran, 28 kelahiran, 28 kelahiran, 31 kelahiran dan 31 kelahiran. Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Provinsi DKI Jakarta 7

2. Angka Kelahiran Kasar di Provinsi DKI Jakarta (Crude Birth Rate/CBR) Yang dimaksud dengan Angka Kelahiran Kasar adalah banyaknya kelahiran selama 1 tahun per seribu penduduk pada pertengahan tahun tersebut. Angka Kelahiran Kasar dirumuskan dengan formula : CBR = ( B / P ) X k, dengan : dengan keterangan : B = Jumlah kelahiran selama tahun tersebut P = Jumlah penduduk pertengahan tahun K = konstanta = 1000 Jika diketahui jumlah penduduk WNI Provinsi DKI Jakarta pertengahan tahun 2015 berjumlah 10.029.706 jiwa seperti pada tabel di bawah ini, maka angka kelahiran kasar di Provinsi DKI Jakarta pada tahun 2015 dapat dihitung. Tabel 1.3. Jumlah Penduduk Provinsi DKI Jakarta Pertengahan Tahun 2015 Wilayah LK PR JML KAB.ADM.KEP.SERIBU 13.084 12.714 25.798 JAKARTA PUSAT 571.516 551.997 1.123.513 JAKARTA UTARA 842.790 810.162 1.652.952 JAKARTA BARAT 1.142.623 1.100.917 2.243.540 JAKARTA SELATAN 1.074.257 1.046.168 2.120.425 JAKARTA TIMUR 1.456.439 1.407.039 2.863.478 Grand Total 5.100.709 4.928.997 10.029.706 Maka angka kelahiran kasar di Provinsi DKI Jakarta tahun 2015 adalah : CBR = ( B / P ) X p = ( 146.284 / 10.029.706 ) X 1000 = 14,58 Artinya adalah bahwa setiap 1000 penduduk terdapat 14 sampai 15 kelahiran bayi di Provinsi DKI Jakarta selama tahun 2015. Berikut dibawah ini adalah angka kematian kasar berdasarkan kotamadya di Provinsi DKI Jakarta. Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Provinsi DKI Jakarta 8

Tabel 1.4. Angka Kelahiran Kasar Berdasarkan Kotamadya di Provinsi DKI Jakarta 2015 Kota/Kab TOTAL KELAHIRAN Lk Pr Jml Jml Penduduk Pertengahan Tahun 2015 Angka Kelahiran Kasar KEP. SERIBU 178 188 366 25.798 14,19 JP 7176 6693 13869 1.123.513 12,34 JU 13646 12693 26339 1.652.952 15,93 JB 17183 15951 33134 2.243.540 14,77 JS 15591 14399 29990 2.120.425 14,14 JT 21971 20615 42586 2.863.478 14,87 Total 75745 70539 146284 10.029.706 14,59 Berdasarkan data diatas, angka kelahiran kasar paling besar terdapat di Jakarta Utara yaitu 15,93. Sementara angka kelahiran terkecil terdapat di Kotamadya Jakarta Pusat yaitu sebesar 12,34. Berikut dibawah ini adalah angka kelahiran kasar berdasarkan kelurahan di Provinsi DKI Jakarta tahun 2015. Tabel 1.5. Angka Kelahiran Kasar di Kelurahan di Provinsi DKI Jakarta Tahun 2015 KELURAHAN PENDUDUK PERTENGAHAN TAHUN Jumlah Angka PR JML JML Kelahiran Kelahiran P. PANGGANG 3.388 3.201 6.589 86 13,05 P. KELAPA 3.453 3.355 6.808 86 12,63 P. HARAPAN 1.231 1.190 2.421 31 12,80 P. UNTUNG JAWA 1.178 1.110 2.288 28 12,24 P. TIDUNG 2.425 2.481 4.906 86 17,53 P. PARI 1.409 1.377 2.786 49 17,59 GAMBIR 1.794 1.675 3.469 20 5,77 CIDENG 9.902 9.873 19.775 201 10,16 PETOJO UTARA 11.260 10.847 22.107 226 10,22 PETOJO SELATAN 9.358 8.769 18.127 222 12,25 KEBON KELAPA 6.677 6.458 13.135 150 11,42 DURI PULO 13.083 12.401 25.484 296 11,62 PASAR BARU 8.032 8.052 16.084 149 9,26 KARANG ANYAR 17.193 16.607 33.800 415 12,28 KARTINI 14.502 14.642 29.144 313 10,74 GUNUNG SAHARI 10.335 10.390 20.725 210 10,13 MANGGA DUA 18.783 17.697 36.480 448 12,28 KEMAYORAN 13.111 12.671 25.782 358 13,89 KEBON KOSONG 17.304 17.060 34.364 471 13,71 HARAPAN MULIA 14.339 13.789 28.128 364 12,94 SERDANG 18.506 18.159 36.665 460 12,55 GUNUNG SAHARI 12.320 12.018 24.338 289 11,87 CEMPAKA BARU 20.313 19.823 40.136 536 13,35 Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Provinsi DKI Jakarta 9

SUMUR BATU 13.874 13.652 27.526 364 13,22 UTAN PANJANG 18.295 17.336 35.631 519 14,57 SENEN 4.606 4.282 8.888 111 12,49 KENARI 5.783 5.510 11.293 126 11,16 PASEBAN 14.718 14.230 28.948 340 11,75 KRAMAT 18.600 17.309 35.909 441 12,28 KWITANG 9.611 9.527 19.138 248 12,96 BUNGUR 11.694 11.347 23.041 295 12,80 CEMPAKA PUTIH 14.725 14.513 29.238 295 10,09 CEMPAKA PUTIH 21.073 20.733 41.806 524 12,53 RAWASARI 13.135 13.122 26.257 305 11,62 MENTENG 15.494 15.413 30.907 350 11,32 PEGANGSAAN 14.204 13.875 28.079 346 12,32 CIKINI 5.151 5.084 10.235 116 11,33 GONDANGDIA 2.429 2.655 5.084 48 9,44 KEBON SIRIH 8.325 7.713 16.038 199 12,41 GELORA 2.006 2.002 4.008 46 11,48 BENDUNGAN HILIR 13.585 13.416 27.001 279 10,33 KARET TENGSIN 11.780 11.043 22.823 312 13,67 PETAMBURAN 21.257 19.706 40.963 597 14,57 KEBON MELATI 21.498 19.869 41.367 554 13,39 KEBON KACANG 13.501 12.953 26.454 342 12,93 KAMPUNG BALI 7.631 7.424 15.055 190 12,62 JOHAR BARU 22.153 21.967 44.120 575 13,03 KAMPUNG RAWA 13.945 13.165 27.110 329 12,14 GALUR 11.716 10.772 22.488 315 14,01 TANAH TINGGI 23.915 22.448 46.363 575 12,40 PENJARINGAN 62.289 54.681 116.970 1587 13,57 KAMAL MUARA 6.302 6.065 12.367 175 14,15 KAPUK MUARA 17.927 17.037 34.964 570 16,30 PEJAGALAN 43.103 41.946 85.049 1129 13,27 PLUIT 23.580 24.071 47.651 654 13,72 TANJUNG PRIOK 20.864 20.178 41.042 615 14,98 SUNTER JAYA 34.443 33.121 67.564 1078 15,96 PAPANGGO 22.675 21.705 44.380 791 17,82 SUNGAI BAMBU 18.034 17.039 35.073 540 15,40 KEBON BAWANG 30.287 28.596 58.883 966 16,41 SUNTER AGUNG 39.222 38.819 78.041 1087 13,93 WARAKAS 26.231 25.192 51.423 892 17,35 KOJA 18.154 16.474 34.628 536 15,48 TUGU UTARA 39.486 38.385 77.871 1387 17,81 LAGOA 34.633 33.602 68.235 1187 17,40 RAWA BADAK 20.650 19.504 40.154 673 16,76 TUGU SELATAN 23.992 22.267 46.259 800 17,29 RAWA BADAK 23.303 22.612 45.915 826 17,99 CILINCING 25.822 24.752 50.574 957 18,92 SUKAPURA 31.456 31.552 63.008 1083 17,19 MARUNDA 14.304 13.488 27.792 557 20,04 KALI BARU 41.979 40.011 81.990 1571 19,16 SEMPER TIMUR 19.830 19.447 39.277 657 16,73 ROROTAN 20.673 20.143 40.816 801 19,62 SEMPER BARAT 39.142 38.515 77.657 1258 16,20 PADEMANGAN 20.823 20.725 41.548 512 12,32 PADEMANGAN 44.506 41.602 86.108 1387 16,11 ANCOL 16.174 14.278 30.452 384 12,61 KELAPA GADING 18.038 18.984 37.022 463 12,51 PEGANGSAAN DUA 25.662 25.796 51.458 705 13,70 KELAPA GADING 19.206 19.575 38.781 511 13,18 Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Provinsi DKI Jakarta 10

CENGKARENG 36.003 34.771 70.774 1049 14,82 DURI KOSAMBI 41.592 40.520 82.112 1204 14,66 RAWA BUAYA 34.173 32.371 66.544 1043 15,67 KEDAUNG KALI 17.915 16.700 34.615 529 15,28 KAPUK 74.836 70.018 144.854 2178 15,04 CENGKARENG 43.118 41.693 84.811 1363 16,07 GROGOL 9.976 9.677 19.653 256 13,03 TANJUNG DUREN 9.410 9.832 19.242 277 14,40 TOMANG 16.760 16.396 33.156 434 13,09 JELAMBAR 16.905 16.942 33.847 440 13,00 TANJUNG DUREN 13.901 13.911 27.812 341 12,26 JELAMBAR BARU 21.478 21.084 42.562 518 12,17 WIJAYA KUSUMA 22.882 21.460 44.342 582 13,13 TAMAN SARI 8.526 8.714 17.240 184 10,67 KRUKUT 10.901 10.715 21.616 318 14,71 MAPHAR 9.882 9.761 19.643 219 11,15 TANGKI 7.426 7.682 15.108 152 10,06 MANGGA BESAR 4.196 4.282 8.478 105 12,38 KEAGUNGAN 10.356 9.587 19.943 292 14,64 GLODOK 4.154 4.373 8.527 91 10,67 PINANGSIA 6.548 6.168 12.716 157 12,35 TAMBORA 6.229 6.001 12.230 160 13,08 KALI ANYAR 14.484 13.404 27.888 427 15,31 DURI UTARA 12.181 11.563 23.744 304 12,80 TANAH SEREAL 15.069 14.706 29.775 398 13,37 KERENDANG 12.148 10.987 23.135 352 15,22 JEMBATAN BESI 18.510 16.348 34.858 569 16,32 ANGKE 18.210 17.015 35.225 427 12,12 JEMBATAN LIMA 12.590 11.861 24.451 324 13,25 PEKOJAN 13.516 13.206 26.722 348 13,02 ROA MALAKA 1.996 2.022 4.018 40 9,96 DURI SELATAN 8.513 8.206 16.719 218 13,04 KEBON JERUK 28.242 27.631 55.873 830 14,86 SUKABUMI UTARA 21.600 21.202 42.802 695 16,24 SUKABUMI 20.850 19.932 40.782 702 17,21 KELAPA DUA 13.065 12.863 25.928 392 15,12 DURI KEPA 32.371 32.091 64.462 920 14,27 KEDOYA UTARA 24.822 23.981 48.803 680 13,93 KEDOYA SELATAN 17.371 16.917 34.288 588 17,15 KALIDERES 38.420 36.787 75.207 1226 16,30 SEMANAN 38.160 36.472 74.632 1274 17,07 TEGAL ALUR 45.915 44.475 90.390 1497 16,56 KAMAL 32.360 30.049 62.409 1002 16,06 PEGADUNGAN 38.246 37.603 75.849 1006 13,26 PALMERAH 35.200 33.752 68.952 1011 14,66 SLIPI 9.602 9.036 18.638 286 15,34 KOTA BAMBU 14.642 14.199 28.841 460 15,95 JATI PULO 16.629 16.257 32.886 448 13,62 KEMANGGISAN 18.703 18.294 36.997 487 13,16 KOTA BAMBU 12.329 11.899 24.228 347 14,32 KEMBANGAN 29.731 28.424 58.155 892 15,34 MERUYA UTARA 22.927 22.065 44.992 743 16,51 MERUYA SELATAN 17.801 17.228 35.029 551 15,73 SRENGSENG 23.619 22.922 46.541 754 16,20 JOGLO 21.481 20.882 42.363 616 14,54 KEMBANGAN 14.153 13.980 28.133 428 15,21 TEBET TIMUR 9.988 10.506 20.494 221 10,78 TEBET BARAT 12.117 12.375 24.492 273 11,15 Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Provinsi DKI Jakarta 11

MENTENG DALAM 21.562 21.069 42.631 578 13,56 KEBON BARU 20.536 20.201 40.737 612 15,02 BUKIT DURI 21.215 20.638 41.853 590 14,10 MANGGARAI 13.458 13.246 26.704 357 13,37 MANGGARAI 17.166 16.751 33.917 426 12,56 SETIA BUDI 1.825 1.804 3.629 40 11,02 KARET SEMANGGI 1.492 1.456 2.948 31 10,52 KARET KUNINGAN 9.216 9.000 18.216 243 13,34 KARET 5.960 5.790 11.750 148 12,60 MENTENG ATAS 16.124 16.292 32.416 391 12,06 PASAR MANGGIS 15.771 15.334 31.105 406 13,05 GUNTUR 2.214 2.359 4.573 46 10,06 KUNINGAN TIMUR 3.635 3.362 6.997 87 12,43 MAMPANG 10.877 10.482 21.359 281 13,16 BANGKA 12.528 12.026 24.554 350 14,25 PELA MAMPANG 26.039 24.989 51.028 688 13,48 TEGAL PARANG 19.117 17.870 36.987 537 14,52 KUNINGAN BARAT 7.855 7.184 15.039 210 13,96 PASAR MINGGU 14.183 13.758 27.941 350 12,53 JATI PADANG 20.835 20.567 41.402 572 13,82 CILANDAK TIMUR 14.673 13.323 27.996 479 17,11 RAGUNAN 22.571 21.833 44.404 632 14,23 PEJATEN TIMUR 32.962 32.003 64.965 969 14,92 PEJATEN BARAT 20.905 20.208 41.113 536 13,04 KEBAGUSAN 24.249 23.452 47.701 789 16,54 KEBAYORAN LAMA 24.915 23.536 48.451 671 13,85 PONDOK PINANG 30.658 30.509 61.167 806 13,18 CIPULIR 22.405 21.707 44.112 645 14,62 GROGOL UTARA 24.616 23.560 48.176 659 13,68 GROGOL SELATAN 24.879 23.933 48.812 727 14,89 KEBAYORAN LAMA 23.051 22.120 45.171 601 13,30 CILANDAK BARAT 29.066 28.739 57.805 750 12,97 LEBAK BULUS 19.917 19.723 39.640 501 12,64 PONDOK LABU 24.684 24.613 49.297 698 14,16 GANDARIA SELATAN 12.545 12.417 24.962 354 14,18 CIPETE SELATAN 15.098 14.762 29.860 422 14,13 MELAWAI 1.569 1.589 3.158 28 8,87 GUNUNG 5.298 5.280 10.578 92 8,70 KRAMAT PELA 8.247 7.999 16.246 218 13,42 SELONG 1.886 1.954 3.840 35 9,11 RAWA BARAT 3.251 3.245 6.496 78 12,01 SENAYAN 2.064 2.058 4.122 39 9,46 PULO 3.292 3.580 6.872 56 8,15 PETOGOGAN 7.077 6.654 13.731 164 11,94 GANDARIA UTARA 22.652 22.374 45.026 586 13,01 CIPETE UTARA 19.381 18.554 37.935 525 13,84 PANCORAN 10.734 10.415 21.149 304 14,37 KALIBATA 23.842 23.362 47.204 669 14,17 RAWA JATI 10.518 10.321 20.839 349 16,75 DUREN TIGA 16.285 15.508 31.793 422 13,27 PENGADEGAN 11.658 11.512 23.170 354 15,28 CIKOKO 6.532 6.280 12.812 190 14,83 JAGAKARSA 32.494 31.725 64.219 961 14,96 SRENGSENG 31.166 30.295 61.461 991 16,12 CIGANJUR 19.535 18.907 38.442 608 15,82 LENTENG AGUNG 29.477 28.521 57.998 912 15,72 TANJUNG BARAT 21.460 21.122 42.582 660 15,50 CIPEDAK 19.184 18.888 38.072 623 16,36 Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Provinsi DKI Jakarta 12

PESANGGRAHAN 15.511 15.049 30.560 470 15,38 BINTARO 28.479 27.667 56.146 824 14,68 PETUKANGAN 28.754 28.256 57.010 854 14,98 PETUKANGAN 19.845 19.425 39.270 603 15,36 ULUJAMI 23.159 22.131 45.290 699 15,43 PISANGAN BARU 18.955 18.520 37.475 492 13,13 UTAN KAYU UTARA 16.884 16.239 33.123 474 14,31 KAYU MANIS 15.016 14.920 29.936 417 13,93 PAL MERIAM 11.938 11.730 23.668 361 15,25 KEBON MANGGIS 9.996 9.740 19.736 279 14,14 UTAN KAYU 19.128 19.004 38.132 498 13,06 PULO GADUNG 20.020 18.866 38.886 542 13,94 PISANGAN TIMUR 24.268 23.649 47.917 635 13,25 CIPINANG 23.300 22.803 46.103 646 14,01 JATINEGARA KAUM 14.243 13.357 27.600 375 13,59 RAWAMANGUN 21.838 21.813 43.651 550 12,60 KAYU PUTIH 23.228 23.133 46.361 617 13,31 JATI 18.805 18.929 37.734 498 13,20 KAMPUNG MELAYU 15.706 14.785 30.491 403 13,22 BIDARA CINA 22.062 21.751 43.813 615 14,04 BALI MESTER 5.687 5.589 11.276 144 12,77 RAWA BUNGA 12.685 12.278 24.963 353 14,14 CIPINANG 19.069 19.088 38.157 476 12,47 CIPINANG MUARA 31.862 30.921 62.783 880 14,02 CIPINANG BESAR 20.297 19.330 39.627 585 14,76 CIPINANG BESAR 29.434 27.621 57.055 827 14,49 KRAMAT JATI 20.121 19.201 39.322 570 14,50 KAMPUNG TENGAH 24.929 23.853 48.782 730 14,96 DUKUH 13.725 13.236 26.961 461 17,10 BATU AMPAR 26.066 25.394 51.460 840 16,32 BALE KAMBANG 15.457 14.787 30.244 481 15,90 CILILITAN 23.821 23.241 47.062 661 14,05 CAWANG 19.938 19.073 39.011 549 14,07 GEDONG 19.681 19.146 38.827 556 14,32 BARU 13.923 13.010 26.933 485 18,01 CIJANTUNG 22.303 21.840 44.143 715 16,20 KALISARI 23.118 22.225 45.343 672 14,82 PEKAYON 23.578 22.903 46.481 763 16,42 JATINEGARA 50.943 46.846 97.789 1536 15,71 RAWA TERATE 16.267 14.508 30.775 482 15,66 PENGGILINGAN 53.259 50.966 104.225 1662 15,95 CAKUNG TIMUR 32.715 31.239 63.954 1023 16,00 PULO GEBANG 50.003 48.437 98.440 1581 16,06 UJUNG MENTENG 16.197 15.562 31.759 450 14,17 CAKUNG BARAT 33.503 31.870 65.373 1045 15,99 DUREN SAWIT 33.548 33.127 66.675 928 13,92 PONDOK BAMBU 34.783 33.027 67.810 943 13,91 KLENDER 40.271 38.302 78.573 1185 15,08 PONDOK KELAPA 37.614 37.132 74.746 1088 14,56 MALAKA SARI 16.141 16.331 32.472 426 13,12 MALAKA JAYA 17.795 18.311 36.106 436 12,08 PONDOK KOPI 19.098 18.779 37.877 560 14,78 MAKASAR 19.667 19.270 38.937 629 16,15 PINANG RANTI 14.469 14.084 28.553 483 16,92 KEBON PALA 26.573 25.455 52.028 809 15,55 HALIM PERDANA 17.287 16.458 33.745 440 13,04 CIPINANG MELAYU 24.167 23.689 47.856 656 13,71 CIRACAS 36.006 34.545 70.551 1154 16,36 Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Provinsi DKI Jakarta 13

CIBUBUR 35.809 35.174 70.983 1020 14,37 KELAPA DUA 24.680 24.507 49.187 792 16,10 SUSUKAN 21.417 19.999 41.416 645 15,57 RAMBUTAN 20.539 19.558 40.097 609 15,19 CIPAYUNG 13.814 12.974 26.788 469 17,51 CILANGKAP 14.046 13.370 27.416 438 15,98 PONDOK RANGGON 12.962 12.560 25.522 452 17,71 MUNJUL 12.660 12.221 24.881 393 15,80 SETU 10.384 9.966 20.350 319 15,68 BAMBU APUS 13.819 13.437 27.256 460 16,88 LUBANG BUAYA 34.589 33.609 68.198 1023 15,00 CEGER 10.333 9.751 20.084 300 14,94 DKI JAKARTA 5.100.709 4.928.997 10.029.706 146.284 14,59 Sumber : Data SIAK Operasional Disdukcapil Provinsi DKI Jakarta Tahun 2015 Jika berdasarkan kelurahan, angka kelahiran kasar terbesar terdapat di Kelurahan Marunda sebesar 20,04 dan angka kelahiran kasar terkecil terdapat di Kelurahan Gambir sebesar 5,77. 3. Kelahiran Berdasarkan Bulan Kelahirannya di Provinsi DKI Jakarta Berdasarkan bulan peristiwa kelahirannya, kelahiran paling banyak terjadi pada bulan Mei, yaitu sebanyak 14.522 kelahiran, lalu disusul bulan April sebanyak 13.650 kelahiran dan Bulan Juli sebanyak 13.628 kelahiran. Tabel 1.6. Kelahiran dirinci menurut bulan lahir tahun 2015 Bulan Laki-Laki Perempuan Total Prosentase Januari 6862 6394 13256 9,06 Februari 5875 5465 11340 7,75 Maret 6365 5858 12223 8,36 April 7142 6508 13650 9,33 Mei 7371 7151 14522 9,93 Juni 6856 6689 13545 9,26 Juli 7093 6535 13628 9,32 Agustus 6786 6251 13037 8,91 September 6877 6325 13202 9,02 Oktober 6801 6330 13131 8,98 Nopember 5426 4916 10342 7,07 Desember 2291 2117 4408 3,01 Grand Total 75745 70539 146284 100,00 Sumber : Database Operasional Disdukcapil Prov.DKI Jakarta, 2015 Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Provinsi DKI Jakarta 14

Gambar 1. Kelahiran menurut Bulan Lahir di Provinsi DKI Jakarta Tahun 2015 Sumber : Database Operasional Disdukcapil Prov.DKI Jakarta, 2015 Terlihat dari grafik di atas bahwa grafik kelahiran meningkat di bulan April hingga Mei, kemudian menurun terus hingga bulan Desember. JIka berdasarkan kecamatan dan bulan lahir, Kelahiran Bulan Januari sampai dengan Maret paling banyak terjadi di kecamatan Cakung dengan jumlah kelahiran 695 kelahiran (Januari), 627 kelahiran (februari), dan 636 kelahiran (Maret). Untuk bulan April dan Mei, kelahiran paling banyak terjadi di Kec. Cengkareng dengan jumlah 724 kelahiran (April), dan 762 kelahiran (Mei). Di bulan Juni, kelahiran terbanyak terdapat di kecamatan Cakung dengan 779 kelahiran. Bulan Juli, Kec. Cengkareng yang menjadi terbanyak dalam jumlah kelahiran dengan 725 kelahiran. Selanjutnya untuk bulan Agustus hingga Desember Cakung selalu menjadi kecamatan dengan jumlah kelahiran terbanyak yaitu 683 kelahiran (Agustus), 691 kelahiran (September), 724 kelahiran (Oktober), 532 kelahiran (November), dan 214 kelahiran (Desember). Sementara untuk Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Provinsi DKI Jakarta 15

kecamatan Kep. Seribu Utara dan Kec. Kep. Seribu Selatan merupakan kecamatan dengan jumlah kelahiran paling sedikit setiap bulannya. Sementara jika berdasarkan kelurahan, Kel. Kapuk merupakan kelurahan dengan jumlah terbanyak setiap bulannya yaitu 208 kelahiran (Januari), 184 kelahiran (Februari), 193 kelahiran (Maret), 222 kelahiran (April), 232 kelahiran (Mei), 198 kelahiran (Juni), 204 kelahiran (Juli), 183 kelahiran (Agustus), 206 kelahiran (September), 189 kelahiran (Oktober), 120 kelahiran (November), dan bulan Desember kelahiran paling banyak terjadi di Kel. Penggilingan sebanyak 59 kelahiran. 4. Kelahiran Berdasarkan Berat Lahir Bayi Berat lahir dibagi menjadi 2 kategori yaitu < 2500 gram dan 2500 gram. Berat lahir < 2500 gram diasumsikan bahwa bayi lahir dengan berat badan kurang (berat Badan Lahir Rendah = BBLR), dan berat > 2500 gram diasumsikan bayi lahir dengan berat badan normal. Bayi yang lahir dengan berat badan rendah, biasanya sangat rentan memiliki masalah dengan kesehatannya atau memiliki kekurangan kemampuan saat dewasa nanti. Dari tabel di bawah ini terlihat bahwa pada umumnya bayi yang lahir mempunyai berat badan lebih dari 2500 gram, yaitu sebanyak 89.229 bayi atau sekitar 61 %. Sementara yang berat lahirnya kurang dari 2500 gram sebanyak 4.490 bayi (3,07%), 52.565 bayi (35,93%) tidak diketahui berat lahirnya. Tabel 1.7. Kelahiran Menurut Berat Lahir dan Kota/Kab. Di Provinsi DKI Jakarta Tahun 2015 Berat Badan JAKPUS JAKUT JAKBAR JAKSEL JAKTIM KEP SERIBU Total < 2500 gram 690 377 984 1506 927 6 4490 2500 gram 9023 17913 17221 22156 22672 244 89229 Tdk Diketahui 4156 8049 14929 6328 18987 116 52565 Total 13869 26339 33134 29990 42586 366 146284 Sumber : Database Operasional Disdukcapil Prov.DKI Jakarta, 2015 Kelahiran bayi dengan berat lahir di atas 2500 gram paling banyak terjadi di Jakarta Timur, yaitu sebanyak 22.672 kelahiran (25,41%), lalu disusul Jakarta Selatan dengan jumlah 22.156 kelahiran (24,83%), Jakarta Utara dengan 17.913 kelahiran (20,08%), Jakarta Barat dengan 17.221 kelahiran (19,30%), Jakarta Pusat dengan 9.023 kelahiran (10,11%), dan Kepulauan Seribu dengan 244 kelahiran (0,27%). Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Provinsi DKI Jakarta 16

Sementara bayi dengan berat lahir kurang dari 2500 gram paling banyak terjadi di Jakarta Selatan yaitu sebanyak 1.506 kelahiran dan Kotamadya Jakarta Barat sebanyak 984 kelahiran. Untuk bayi yang tidak diketahui data berat badannya paling banyak berada di Jakarta Timur (18.987 bayi), Jakarta Barat (14.929 bayi), dan Jakarta Utara (8.049 bayi). Berdasarkan kecamatan, kelahiran bayi dengan berat diatas 2500 gram paling banyak terjadi di Kec. Cakung sebanyak 4.534 kelahiran (5,08%), disusul kecamatan Tanjung Priok yaitu sebanyak 4.178 kelahiran (4,68%), Kecamatan Cengkareng sebanyak 3.983 kelahiran (4,46%), Kec. Cilincing dengan 3.963 kelahiran (4,44%) dan Kec. Koja sebanyak 3.931 kelahiran (4,41%). Sementara jumlah paling sedikit terdapat di Kec.Kep.Seribu Utara dengan 120 kelahiran (0,13%), Kec. Kep. Seribu Selatan dengan 124 kelahiran (0,14%), Kec. Cempaka Putih dengan 273 kelahiran (0,31%), kec. Taman Sari dengan 408 kelahiran (0,46%) dan Kec. Mampang Prapatan dengan 523 kelahiran (0,59%) Untuk bayi dengan berat lahir kurang dari 2500 gram, paling banyak terdapat di Kecamatan Kemayoran, yaitu sebanyak 310 kelahiran (6,90%). Lalu berikutnya adalah Kecamatan Cengkareng dengan 269 kelahiran (5,99%), Kec. Pasar Minggu dengan 254 kelahiran (5,66%), Kecamatan Jagakarsa dengan jumlah 238 kelahiran (5,30%) dan Kec. Kebayoran Lama dengan 213 kelahiran (4,74%). Sementara jumlah paling sedikit terdapat di Kecamatan Kep. Seribu Selatan dengan 6 kelahiran (0,13%), Kec. Cempaka Putih dengan 10 kelahiran (0,22%), Kec. Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Provinsi DKI Jakarta 17

Jatinegara dengan 12 kelahiran (0,27%), Kec. Pulo Gadung dengan 19 kelahiran (0,42%) dan Kec. Taman Sari dengan 20 kelahiran (0,45%) Gambar 2. Kelahiran berdasarkan berat lahir kurang dari 2500 gram dan Kecamatan Tahun 2015 Sumber : Database Operasional Disdukcapil Prov.DKI Jakarta, 2015 Sementara jika berdasarkan kelurahan, kelahiran bayi dengan berat diatas 2500 gram paling banyak terjadi di Kelurahan Kapuk sebanyak 1.167 kelahiran (1,31%), Kel. Penjaringan dengan 1.167 kelahiran (1,31%), Kelurahan Tugu Utara dengan 981 kelahiran (1,10%), kemudian Kelurahan Penggilingan sebanyak 962 kelahiran (1,08%) dan Kelurahan Pulo Gebang sebanyak 930 kelahiran (1,04%). Sementara jumlah paling sedikit terdapat di Kelurahan Bali Mester (0,02%), Gelora (0,02%), dan Roa Malaka (0,02%). Untuk bayi dengan berat lahir kurang dari 2500 gram, paling banyak terdapat di Kelurahan Kapuk sebanyak 77 kelahiran (1,71%), Utan Panjang 70 kelahiran (1,56%), Kelurahan Cengkareng Timur 64 kelahiran (1,43%), dan kelurahan Lenteng Agung sebanyak 62 kelahiran (1,38%). 5. Kelahiran Berdasarkan Panjang Bayi di Provinsi DKI Jakarta Variabel panjang lahir dalam laporan statistik vital ini dibagi menjadi 2 kategori, yaitu kurang dari 45 cm dan lebih atau sama dengan 45 cm. Pengkategorian ini berdasarkan masukan dari Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta yang menyebutkan bahwa memang secara umumnya panjang bayi normal pada saat kelahiran adalah antara 45 50 cm. Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Provinsi DKI Jakarta 18

Tabel 1.8. Panjang Badan Kelahiran Berdasarkan Panjang Bayi Lahir dan Kota/Kabupaten Di Provinsi DKI Jakarta Tahun 2015 KEP. JAKPUS JAKUT JAKBAR JAKSEL JAKTIM SERIBU Total < 45 cm 439 232 476 843 1200 17 3207 45 cm 9274 18056 17721 22772 22370 233 90426 (blank) 4156 8051 14937 6375 19016 116 52651 Total 13869 26339 33134 29990 42586 366 146284 Berdasarkan panjang lahir, ternyata mayoritas bayi yang lahir mempunyai panjang badan lebih dari 45 cm, yaitu sebanyak 90.426 bayi (61,82%). Sementara jumlah kelahiran dengan panjang badan kurang dari 45 cm hanya berjumlah 3.207 kelahiran (2,19%). Sementara jumlah bayi yang tidak diketahui data panjang badannya berjumlah 52.651 kelahiran (35,99%). Gambar 3. Kelahiran menurut Panjang Badan dan Kotamadya di DKI Jakarta Tahun 2015 Untuk kelahiran dengan panjang badan lebih dari 45 cm, paling banyak terdapat di Jakarta Selatan, yaitu sebanyak 22.772 kelahiran (25,18%). Kemudian disusul Jakarta Timur sebanyak 22.370 kelahiran (24,74%), Jakarta Utara 18.056 kelahiran (19,97%), Jakarta Barat sebanyak 17.721 kelahiran (19,60%) dan Jakarta Pusat sebanyak 9.274 kelahiran (10,26%) dan Sementara paling sedikit terdapat di Kab. Kepulauan Seribu, yaitu berjumlah 233 kelahiran (0,26%) Sementara untuk kelahiran dengan panjang badan kurang dari 45 cm, paling banyak terdapat di Jakarta Timur yaitu 1200 kelahiran Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Provinsi DKI Jakarta 19

(34,72%), Jakarta Selatan sebanyak 843 kelahiran (26,29%), Jakarta Barat sebanyak 476 kelahiran (14,84%), Jakarta Pusat berjumlah 439 kelahiran (13,69%), dan Jakarta Utara sebanyak 232 kelahiran (7,23%) Sementara itu berdasarkan kecamatan, kelahiran bayi dengan panjang badan lebih dari 45 cm paling banyak terdapat di Kecamatan Cakung dengan jumlah sebanyak 4.560 kelahiran (5,04%). Kemudian berikutnya adalah Kecamatan Tanjung Priok dengan jumlah kelahiran 4.201 bayi (4,65%) dan Kecamatan Cengkareng dengan jumlah 4.146 kelahiran (4,58%). Sementara jumlah paling sedikit terdapat di Kecamatan Kep. Seribu Selatan dengan 116 kelahiran (0,13%), Kecamatan Kep. Seribu Utara dengan 117 kelahiran (0,13%) dan Kecamatan Kep. Cempaka Putih dengan 275 kelahiran (0,30%) Berdasarkan kelurahan, kelahiran dengan panjang badan lebih dari 45 cm paling banyak terdapat di Kelurahan Kapuk, yaitu sebanyak 1.216 kelahiran (1,34%). Lalu disusul Kelurahan Penjaringan 1.182 kelahiran (1,31%) dan Kelurahan Tugu Utara sebanyak 994 kelahiran (1,10%). Sementara jumlah yang paling sedikit terdapat di kelurahan Bali Mester 14 kelahiran (0,015%), Gelora 15 kelahiran (0,017%) dan Kel. Roa Malaka 17 kelahiran (0,019%). Sementara kelahiran dengan panjang badan kurang dari 45 cm paling banyak terdapat di Kelurahan Klender (105 kelahiran), Kelurahan Pondok Kelapa (89 kelahiran), Kelurahan Duren Sawit (87 kelahiran). 6. Kelahiran Berdasarkan Penolong Kelahiran di Provinsi DKI Jakarta Penolong kelahiran merupakan faktor yang sangat mempengaruhi proses kelahiran dan keselamatan ibu dan anak yang dilahirkannya. Penolong kelahiran merupakan salah satu bagian dari pelayanan antenatal care. Peningkatan pelayanan antenatal merupakan bagian dari pelayanan kesehatan primer. Penolong kelahiran didefinisikan sebagai orang yang biasa memeriksa wanita hamil atau memberikan pertolongan selama persalinan dan masa nifas. Penolong kelahiran dibedakan menjadi dua yaitu tenaga kesehatan dan bukan tenaga kesehatan. Tenaga kesehatan adalah mereka yang mendapatkan pendidikan formal seperti dokter spesialis Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Provinsi DKI Jakarta 20

kandungan, bidan dan lain-lain, sedangkan bukan tenaga kesehatan misalnya dukun terlatih maupun dukun tidak terlatih. Berdasarkan penolong kelahiran, ternyata bidan dan dokter merupakan penolong utama dalam proses kelahiran yang terjadi di Provinsi DKI Jakarta. Dari 146.284 data kelahiran, 18,67% di antaranya ditolong oleh bidan (27.314 bayi) dan oleh dokter sebanyak 12,16% (17.795 bayi). Sementara persalinan yang ditolong oleh tenaga non paramedis (dukun) sebanyak 56 orang dan sebanyak 100.806 orang (6068,91%) tidak diketahui penolong persalinannya. Tabel 1.9. Kelahiran Berdasarkan Penolong Kelahiran di DKI Jakarta Tahun 2015 Penolong Kelahiran Laki-Laki Perempuan Total Prosentase Bidan 14252 13062 27314 18,67 Dokter 9110 8685 17795 12,16 Dukun 29 27 56 0,04 Lainnya 155 158 313 0,21 Tidak Diketahui 52199 48607 100806 68,91 Grand Total 75745 70539 146284 100,00 Sumber : Database Operasional Disdukcapil Prov.DKI Jakarta,Tahun 2015 Berikut dibawah ini adalah pembahasan menurut tenaga penolong kelahiran. Berdasarkan kota/kabupaten, kelahiran dengan tenaga penolong Bidan paling banyak terdapat di Jakarta Selatan yaitu sebanyak 8.412 kelahiran (30,80%), disusul Jakarta Timur sebanyak 7.976 Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Provinsi DKI Jakarta 21

kelahiran (29,20%), Jakarta Barat sebanyak 4.191 kelahiran (15,34%), Jakarta Pusat sebanyak 3.596 kelahiran (13,07%), Jakarta Utara sebanyak 3.142 kelahiran (11,50%) dan paling sedikit di Kep. Seribu sebanyak 24 kelahiran (0,09%) Sementara kelahiran dengan tenaga penolong dokter paling banyak terdapat di Jakarta Selatan sebanyak 5.450 kelahiran (30,63%), disusul Jakarta Timur dengan 3.638 kelahiran (20,44%), Jakarta Barat dengan 3.335 kelahiran (18,74%), Jakarta Pusat dengan 2.852 kelahiran (16,03%) dan Jakarta Utara dengan 2.443 kelahiran (13,73%) Berdasarkan kecamatan, kelahiran dengan tenaga penolong bidan paling banyak terdapat di Kecamatan Duren Sawit dengan jumlah 2.176 kelahiran (7,97%), kemudian Kecamatan Cengkareng dengan 1.493 kelahiran (5,47%) dan Kecamatan Kramat Jati dengan 1.475 kelahiran (5,40%). Sementara jumlah paling sedikit terdapat di Kecamatan mampang Prapatan dengan 10 kelahiran (0,04%), Kep. Seribu Selatan dengan 24 kelahiran (0,09%), dan Taman Sari dengan 27 kelahiran (0,10%). Sementara kelahiran dengan tenaga penolong dokter paling banyak terjadi di Kecamatan Kemayoran sebanyak 1.351 kelahiran (7,59%). Lalu disusul Kecamatan Jagakarsa dengan 1.025 kelahiran (5,76%), dan Kecamatan Cengkareng sebanyak 944 kelahiran (5,30%). Untuk kelahiran tersedikit dengan penolong dokter terdapat di Kec. Kep Seribu Utara dan Tanah Abang dengan jumlah masing-masing 5 kelahiran (0,03%), Kec. Pulo Gadung dengan 6 kelahiran (0,03%) serta Kec. Pasar Rebo dengan 11 kelahiran (0,06%) Untuk kelahiran dengan tenaga penolong Dukun, paling banyak terdapat di Kecamatan Penjaringan dengan 18 kelahiran (32,14%), Kec. Jagakarsa dengan 9 kelahiran (16,07%), Sawah Besar dengan 5 kelahiran (8,93%) serta Kec. Tambora dengan 4 kelahiran (7,14%). Kelahiran dengan tenaga penolong dukun hanya terjadi di 15 kecamatan. Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Provinsi DKI Jakarta 22

7. Kelahiran Berdasarkan Urutan Anak di Provinsi DKI Jakarta Yang dimaksud dengan urutan anak adalah urutan anak dilahirkan dalam keluarga tersebut, apakah ia anak pertama, kedua, ketiga, keempat dan seterusnya. Variabel urutan anak ini digunakan untuk mengetahui urutan anak ke berapakah yang paling banyak terjadi di bulan kelahiran ini, sekaligus jumlah anak yang pernah dilahirkan oleh seorang ibu. Data jumlah urutan anak atau jumlah anak yang dilahirkan oleh seorang ibu bermanfaat bagi penentu kebijakan untuk menyusun kebijakan yang berkaitan dengan peningkatan kesejahteraan ibu dan mengevaluasi pelaksanaan program keluarga berencana di Provinsi DKI Jakarta. Tabel 1.10. Urutan Kelahiran Anak di Provinsi DKI Jakarta Tahun 2015 Urutan Anak Laki-Laki Perempuan Total Prosentase Anak Ke-1 25126 23138 48264 32,99 Anak Ke 2 24421 22877 47298 32,33 Anak Ke 3 10248 9482 19730 13,49 Anak Ke 4 2465 2353 4818 3,29 Anak Ke 5 546 526 1072 0,73 Anak Ke 6 160 144 304 0,21 Anak Ke 7 51 36 87 0,06 Anak Ke 8 18 13 31 0,02 Anak Ke 9 6 8 14 0,01 Anak Ke 10 4 1 5 0,00 Anak Ke 11 1 1 0,00 Tdk Diketahui 12700 11960 24660 16,86 Grand Total 75745 70539 146284 100,00 Berdasarkan urutan anak, yang paling banyak dilahirkan adalah urutan anak pertama yaitu sebanyak 48.264 anak atau sekitar 32,99 persen. Disusul kemudian dengan kelahiran urutan anak kedua sebanyak 47.298 anak atau sekitar 32,33 persen, anak ketiga sebanyak 19.730 orang atau 13,49 persen, anak keempat sebanyak 4.818 anak (3,29 persen), dan anak ke-5 sebanyak 1.072 jiwa (0,73%). Anak ke-6 berjumlah 304 anak (0,21%), Anak ke-7 berjumlah 87 anak (0,06%) dan urutan lebih dari 7 berjumlah 51 anak (0,03%). Masih banyaknya kelahiran anak urutan ke lima dan seterusnya ini tentu harus mendapat perhatian khusus, karena jika ini terjadi pada keluarga yang kurang mampu akan menimbulkan masalah kesehatan ibu dan masalah keluarga lainnya. Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Provinsi DKI Jakarta 23

Tabel 1.11. Kelahiran Berdasarkan Urutan Anak dan Wilayah di Provinsi DKI Jakarta Tahun 2015 URUTAN JP JU JB JS JT KEP. Total KE-1 4878 8547 10602 10271 13861 105 48264 KE-2 4605 8660 10417 10058 13479 79 47298 KE-3 2092 3920 4184 4033 5448 53 19730 KE-4 573 1053 996 964 1223 9 4818 KE-5 115 267 204 198 283 5 1072 KE-6 32 88 61 52 71 304 KE-7 13 21 19 11 23 87 KE-8 7 8 4 4 8 31 KE-9 4 4 2 4 14 KE-10 1 1 1 2 5 KE-11 1 1 (blank) 1549 3770 6644 4398 8184 115 24660 Grand Total 13869 26339 33134 29990 42586 366 146284 Gambar 4. Kelahiran berdasarkan Urutan Anak di Provinsi DKI Jakarta Tahun 2015 Berdasarkan kecamatan, kelahiran dengan urutan anak pertama paling banyak terdapat di Kecamatan Cakung yaitu sebanyak 2.282 kelahiran. Lalu disusul Kecamatan Cengkareng sebanyak 2.261 kelahiran dan Kecamatan Cilincing sebanyak 2.149 kelahiran. Sementara jumlah paling sedikit terdapat di Kecamatan Kep.Seribu Utara sebanyak 43 kelahiran, Kecamatan Kep. Seribu Selatan sebanyak 62 kelahiran, dan Kecamatan Menteng sebanyak 401 kelahiran. Sementara kelahiran dengan urutan anak kedua paling banyak terdapat di Kecamatan Cakung sebanyak 2.474 kelahiran, Kecamatan Cengkareng sebanyak 2.343 kelahiran, dan Kecamatan Cilincing Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Provinsi DKI Jakarta 24

sebanyak 2.225 kelahiran. Sementara jumlah paling sedikit terdapat di Kecamatan Kep. Seribu Selatan (38 kelahiran), Kecamatan Kep. Seribu Utara (41 kelahiran), Kecamatan Gambir (341 kelahiran). Untuk kelahiran dengan urutan anak ketiga, paling banyak terdapat di Kecamatan Cilincing 1.062 kelahiran, Kecamatan Cakung 951 kelahiran, dan Kecamatan Tanjung Priok dengan 913 kelahiran. Sementara jumlah paling sedikit terdapat di Kecamatan Kep.Seribu Utara, Kecamatan Kep. Seribu Selatan dan Kecamatan Menteng dengan jumlah masing masing 26 kelahiran, 27 kelahiran, dan 158 kelahiran. Untuk kelahiran dengan urutan anak keempat, paling banyak terdapat di Kecamatan Cilincing dengan jumlah 313 kelahiran, Kecamatan Koja dengan 287 kelahiran, dan Kecamatan Cakung dengan 224 kelahiran. Untuk jumlah paling sedikit terdapat di kecamatan Kep. Seribu Selatan, Kep. Seribu Utara dan Kelapa Gading dengan 2 kelahiran, 7 kelahiran dan 32 kelahiran. Untuk kelahiran dengan urutan anak kelima, paling banyak terdapat di Kecamatan Cilincing, Kecamatan Koja, dan Kecamatan Cengkareng dengan jumlah masing masing 69 kelahiran, 66 kelahiran, dan 51 kelahiran. Sementara jumlah paling sedikit terdapat di Kec. Kep. Seribu Selatan, Kep. Seribu Utara dan Kec. Gambir dengan jumlah 2 kelahiran, 3 kelahiran dan 4 kelahiran 8. Kelahiran Berdasarkan Usia Ibu dan Urutan Anak Seperti diketahui, usia Ibu mempunyai pengaruh terhadap resiko melahirkan maupun terhadap kondisi bayi yang dilahirkan. Ibu yang hamil pada usia diatas 35 tahun memiliki resiko lebih tinggi dalam proses melahirkan karena kesehatan reproduksi wanita pada kondisi ini semakin menurun. Selain itu pada kondisi di atas usia 35 tahun, penyakit-penyakit degeneratif pada ibu biasanya sudah mulai muncul seperti tekanan darah tinggi, diabetes, dll sehingga bisa memunculkan komplikasi pada saat proses persalinan. Resiko terhadap bayi adalah bayinya beresiko lahir cacat atau mengidap Syndrome Down. Hal ini didasarkan pada hasil penelitian yang menyebutkan bahwa pada seiring bertambah usia maka resiko kelahiran bayi dengan down syndrome cukup tinggi yakni 1:50. Hal ini berbeda pada kehamilan di usia 20-30 tahun dengan rasio 1:1500. Untuk laporan statistik vital ini, pembahasan tidak menyentuh ke dalam aspek kesehatan, namun hanya membandingkan usia ibu dengan variabel urutan anak dan berat lahir bayi. Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Provinsi DKI Jakarta 25

Tabel 1.12. Usia Ibu Melahirkan di Provinsi DKI Jakarta Tahun 2015 Usia Urutan Anak Ibu Ke-1 Ke-2 Ke-3 Ke-4 Ke-5 Ke 6 Ke-7 Ke-8 Ke-9 Ke-10 Ke 11 (blank) Total 14 3 1 4 15 14 14 16 25 25 17 119 3 1 1 124 18 519 20 2 541 19 869 52 2 923 20 1340 124 7 1471 21 1876 249 15 1 2141 22 2342 508 22 3 2875 23 2874 844 55 3 3776 24 3464 1233 100 7 4804 25 3966 1756 157 9 1 5889 26 4310 2359 297 22 1 6989 27 4266 2826 393 41 5 7531 28 3966 3485 567 59 9 8086 29 3525 4104 783 107 11 1 8531 30 2810 4538 1101 133 13 1 8596 31 2273 4573 1341 192 31 5 1 1 8417 32 1800 4095 1544 254 34 5 3 7735 33 1546 3859 1919 334 44 9 2 7713 34 1322 3280 1985 385 52 14 2 2 7042 35 989 2570 1830 411 85 15 2 5902 36 816 1974 1748 451 93 30 6 1 1 5120 37 643 1520 1544 464 97 36 5 3 1 4313 38 514 1027 1223 472 116 28 9 5 1 1 3396 39 412 722 1007 392 110 31 10 1 4 2689 40 338 541 765 341 99 24 12 1 2121 41 226 340 502 262 80 29 11 4 1 1455 42 181 190 306 167 70 30 11 6 1 962 43 119 106 203 114 42 15 7 7 3 616 44 73 53 119 75 26 12 1 2 1 1 363 45 42 31 61 51 22 9 3 1 1 221 > 45 104 59 71 56 24 8 2 0 0 1 0 0 325 (blank) 578 256 60 11 7 2 24660 25574 Total 48264 47298 19730 4818 1072 304 87 31 14 5 1 24660 146284 Berdasarkan tabel diatas, dapat diinformasikan bahwa usia paling muda Ibu melahirkan adalah usia 14 tahun sebanyak 4 orang. Kemudian Usia 15 tahun sebanyak 14 orang, usia 16 tahun sebanyak 25 orang dan usia 17 tahun sebanyak 124 orang. Jika dihitung secara keseluruhan, jumlah ibu melahirkan dengan usia sama atau kurang dari 20 tahun berjumlah 3.102 orang. Ini tentunya perlu mendapat perhatian khusus dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta khususnya untuk organisasi PKK agar ditahun-tahun mendatang tidak banyak perempuan dibawah usia 20 tahun yang sudah menikah. Sementara ibu melahirkan paling banyak pada usia 28 tahun sampai dengan 31 tahun. Jika Usia ibu melahirkan dikorelasikan dengan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Provinsi DKI Jakarta 26

urutan anak dilahirkan, maka didapat gambaran sebagai berikut. Anak pertama paling banyak dilahirkan oleh ibu dengan rentang usia 25 28 tahun. Anak kedua paling banyak dilahirkan oleh ibu dengan rentang usia 29-32 tahun. Anak ketiga paling banyak dilahirkan pada rentang usia 33-36 tahun. Anak keempat paling banyak dilahirkan oleh ibu dengan rentang usia 37-38 tahun. Kesimpulannya adalah semakin besar urutan anak yang dilahirkan, semakin tua usia ibu yang melahirkan. Jika usia ibu disederhanakan ke dalam kelompok usia dengan interval 5 tahun maka berikut adalah datanya. Tabel 1.13. Usia Ibu berdasarkan kelompok usia dan urutan anak yang dilahirkan di tahun 2015 Usia Ke-1 Ke-2 Ke-3 Ke-4 Ke-5 Ke- Ke- Ke- Ke- Ke- Ke- (blank) Total < 15 3 1 4 15-19 1546 75 5 1 1627 20-24 11896 2958 199 14 15067 25-29 20033 14530 2197 238 27 1 37026 30-34 9751 20345 7890 1298 174 34 8 3 39503 35-39 3374 7813 7352 2190 501 140 32 10 5 3 21420 40-44 937 1230 1895 959 317 110 42 20 5 1 1 5517 45-49 114 70 119 98 41 16 5 1 1 1 466 > 49 thn 32 20 13 9 5 1 0 0 0 0 0 0 80 (blank) 578 256 60 11 7 2 24656 25574 Total 48264 47298 19730 4818 1072 304 87 31 14 5 1 24660 146284 8. Kelahiran Berdasarkan Usia Ayah Informasi usia ayah berguna untuk mengetahui usia dari sang ayah sehingga bisa ditarik kesimpulan pada usia berapakah paling banyak dari ayah yang mempunyai anak di tahun 2015 ini. Berikut dibawah ini adalah tabel kelahiran berdasarkan usia ayah. Tabel 1.14. Kelahiran berdasarkan Usia Ayah di Provinsi DKI Jakarta Tahun 2015 Usia Ayah Jumlah Prosentase 17 Thn 5 0,003 18 Thn 51 0,035 19 Thn 120 0,082 20 Thn 322 0,220 21 Thn 567 0,388 22 Thn 773 0,528 23 Thn 1281 0,876 24 Thn 1865 1,275 25 Thn 2642 1,806 26 Thn 3785 2,587 Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Provinsi DKI Jakarta 27

27 Thn 4806 3,285 28 Thn 5865 4,009 29 Thn 6570 4,491 30 Thn 7440 5,086 31 Thn 7760 5,305 32 Thn 7857 5,371 33 Thn 8272 5,655 34 Thn 7949 5,434 35 Thn 7422 5,074 36 Thn 6738 4,606 37 Thn 5859 4,005 38 Thn 5118 3,499 39 Thn 4392 3,002 40 Thn 4077 2,787 41 Thn 3301 2,257 42 Thn 2601 1,778 43 Thn 2319 1,585 44 Thn 1727 1,181 45 Thn 1509 1,032 46 Thn 1238 0,846 47 Thn 871 0,595 48 Thn 671 0,459 49 Thn 472 0,323 50 Thn 393 0,269 51 Thn 307 0,210 52 Thn 226 0,154 53 Thn 163 0,111 54 Thn 124 0,085 55 Thn 82 0,056 56 Thn 75 0,051 57 Thn 53 0,036 58 Thn 53 0,036 59 Thn 26 0,018 60 Thn 30 0,021 61 Thn 20 0,014 62 Thn 9 0,006 63 Thn 11 0,008 64 Thn 9 0,006 65 Thn + 35 0,024 Grand Total 146284 100,000 Berdasarkan data diatas, ternyata usia ayah melahirkan paling banyak pada usia 32-34 tahun. Usia tertua dari sang ayah adalah 73 tahun sebanyak 2 orang. Sementara usia termuda dari ayah adalah 17 tahun sebanyak 3 orang. Jika berdasarkan usia produktif (15-64 thn), jumlah ayah yang berusia produktif berjumlah 117.826 orang. Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Provinsi DKI Jakarta 28

10. Kelahiran Berdasarkan Pekerjaan Ayah di Provinsi DKI Jakarta Berdasarkan jenisnya, pekerjaan ayah dibagi/dikelompokkan menjadi berbagai macam kategori seperti belum/tidak bekerja, buruh, karyawan swasta, pelajar/mahasiswa, pengajar, PNS/TNI/POLRI, Wiraswasta, dan lainnya. Berdasarkan hal tersebut, setelah dikelompokkan ternyata jenis pekerjaan paling banyak yang ditekuni oleh sang ayah adalah karyawan swasta, yaitu berjumlah 82.442 orang atau sekitar 56,36% dari total jumlah kelahiran yang berjumlah 146.284 orang. Kemudian disusul dengan pekerjaan wiraswasta, yaitu sebanyak 19.904 orang (13,61%). Lalu berikutnya adalah Buruh Harian Lepas sebanyak 3.794 orang (2,59%), PNS sebanyak 2707 orang (1,85%), TNI sebanyak 1.625 orang (1,11%), dan Pedagang sebanyak 1.328 orang (0,91%). Untuk data selengkapnya bisa dilihat pada tabel berikut dibawah ini. Tabel 1.15. Kelahiran berdasarkan pekerjaan ayah di Provinsi DKI Jakarta, 2015 PEKERJAAN AYAH JUMLAH PROSENTASE KARYAWAN SWASTA 82442 56,36 WIRASWASTA 19904 13,61 BURUH HARIAN LEPAS 3794 2,59 PEGAWAI NEGERI SIPIL 2707 1,85 TENTARA NASIONAL INDONESIA 1625 1,11 PEDAGANG 1328 0,91 GURU 1068 0,73 KARYAWAN BUMN 891 0,61 KEPOLISIAN RI 785 0,54 PELAJAR/MAHASISWA 687 0,47 SOPIR 497 0,34 PELAUT 364 0,25 DOKTER 305 0,21 NELAYAN/PERIKANAN 304 0,21 KARYAWAN HONORER 248 0,17 WARTAWAN 206 0,14 MENGURUS RUMAH TANGGA 147 0,10 DOSEN 130 0,09 BELUM/TIDAK BEKERJA 114 0,08 SENIMAN 89 0,06 LAINNYA 88 0,06 BURUH 86 0,06 PENGACARA 79 0,05 SWASTA 76 0,05 KARYAWAN BUMD 72 0,05 PERAWAT 58 0,04 PENDETA 52 0,04 MEKANIK 33 0,02 PENSIUNAN 31 0,02 KONSULTAN 19 0,01 PILOT 17 0,01 USTADZ/MUBALIGH 17 0,01 PENGAJAR 14 0,01 Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Provinsi DKI Jakarta 29

TRANSPORTASI 13 0,01 ARSITEK 12 0,01 INDUSTRI 9 0,01 KONSTRUKSI 9 0,01 NOTARIS 8 0,01 ANGGOTA DPR-RI 7 0,00 BURUH NELAYAN/PERIKANAN 7 0,00 PETANI/PEKEBUN 7 0,00 BURUH TANI/PERKEBUNAN 6 0,00 TUKANG JAHIT 5 0,00 AKUNTAN 4 0,00 APOTEKER 4 0,00 JURU MASAK 3 0,00 MAHASISWA 3 0,00 PENELITI 2 0,00 TABIB 2 0,00 TUKANG KAYU 2 0,00 ANGGOTA DPD 1 0,00 ANGGOTA DPRD PROVINSI 1 0,00 ENGINEERING 1 0,00 HAKIM 1 0,00 INSINYUR 1 0,00 KARYAWAN BUMN 1 0,00 MARKETING MANAGER 1 0,00 PEGAWAI SWASTA 1 0,00 PELATIH 1 0,00 PENYIAR RADIO 1 0,00 PETANI 1 0,00 PROMOTOR ACARA 1 0,00 SURVEILANCE MANAGER 1 0,00 TUKANG LAS/PANDAI BESI 1 0,00 (blank) 27890 19,07 Total 146284 100,00 Sumber : Database Operasional Disdukcapil Prov.DKI Jakarta,Tahun 2015 Gambar 5. Grafik Kelahiran berdasarkan Pekerjaan Ayah di Provinsi DKI Tahun 2015 Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Provinsi DKI Jakarta 30

11. Kelahiran Berdasarkan Pekerjaan Ibu di Provinsi DKI Jakarta Seperti halnya pekerjaan ayah, pekerjaan ibu juga dikelompokkan menjadi beberapa jenis yaitu belum/tidak bekerja, buruh, dokter/bidan/perawat, karyawati, lainnya, Ibu Rumah Tangga (IRT), Pelajar/mahasiswa, PRT, Pengajar, TNI/POLRI/PNS, Wiraswasta dan lainnya. Berikut adalah data kelahiran berdasarkan pekerjaan ibu di tahun 2015. Tabel 1.16. Kelahiran berdasarkan pekerjaan ibu di Provinsi DKI Jakarta, Tahun 2015 Pekerjaan Ibu Jumlah Prosentase Mengurus Rumah Tangga 70465 48,17 Karyawan Swasta 45473 31,09 Wiraswasta 3981 2,72 Guru 2951 2,02 Pegawai Negeri Sipil 1846 1,26 Pelajar/Mahasiswa 1283 0,88 Dokter 751 0,51 Karyawan BUMN 732 0,50 Perawat 614 0,42 Bidan 266 0,18 Pedagang 163 0,11 Dosen 140 0,10 Karyawan Honorer 130 0,09 Belum/Tidak Bekerja 119 0,08 Buruh Harian Lepas 119 0,08 Tentara Nasional Indonesia 92 0,06 Lainnya 85 0,06 Kepolisian RI 45 0,03 Wartawan 45 0,03 Apoteker 36 0,02 Karyawan BUMD 25 0,02 Notaris 19 0,01 Seniman 17 0,01 Pengacara 15 0,01 Pendeta 13 0,01 Psikiater/Psikolog 11 0,01 Pembantu Rumah Tangga 6 0,00 Pensiunan 6 0,00 Arsitek 5 0,00 Akuntan 4 0,00 Konsultan 4 0,00 Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Provinsi DKI Jakarta 31

Nelayan/Perikanan 3 0,00 Penata Rambut 3 0,00 Perdagangan 3 0,00 Transportasi 3 0,00 Tukang Jahit 3 0,00 Anggota DPR-RI 2 0,00 Perancang Busana 2 0,00 Hakim 1 0,00 Konstruksi 1 0,00 Paranormal 1 0,00 Pelaut 1 0,00 Penata Busana 1 0,00 Penata Rias 1 0,00 Penyiar Radio 1 0,00 Sopir 1 0,00 (blank) 16796 11,48 Grand Total 146284 100,00 Sumber : Database Operasional Disdukcapil Prov.DKI Jakarta Tahun 2015 Berdasarkan tabel diatas, pekerjaan ibu yang paling banyak adalah Ibu Rumah Tangga, yaitu berjumlah 70.465 orang (48,17 %). Lalu disusul berikutnya karyawati sebanyak 45.473 orang (31,09%), wiraswasta sebanyak 3.981 orang (2,72%), dan Guru sebanyak 2.951 orang (2,02 Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Provinsi DKI Jakarta 32

2 KEMATIAN PENDUDUK DI PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2015 Menurut PBB (WHO), kematian adalah hilangnya semua tandatanda kehidupan secara permanen yang bisa terjadi setiap saat setelah kelahiran hidup. Still birth dan keguguran tidak termasuk dalam pengertian kematian. Perubahan jumlah kematian (naik turunnya) di tiap daerah tidaklah sama, tergantung pada kondisi ekonomi, pendidikan, sosial, dan adat istiadat/budaya masyarakatnya, serta masalah kesehatan lingkungan. Besar kecilnya tingkat kematian ini juga dapat menjadi indikator bagi tingkat kesehatan dan tingkat kehidupan penduduk di suatu wilayah, sedangkan bagi Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Indikator kematian ini bermanfaat untuk memonitor kinerjanya dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya. Dalam hal kematian, Indonesia (termasuk DKI Jakarta) mempunyai komitmen untuk mencapai sasaran Millenium DevelopmentGoals (MDG) untuk menurunkan Angka Kematian Anak sebesar dua per tiga dari angka di tahun 1990 atau menjadi 20 per 1000 kelahiran bayi pada tahun 2015 dan menurunkan kematian ibu sebesar tiga perempatnya menjadi 124 per 100.000 kelahiran. Informasi tentang kematian penduduk Provinsi DKI Jakarta Tahun 2015 yang bersumber dari registrasi penduduk tersaji sebagai berikut. 1. Jumlah Kematian Berdasarkan Jenis Kelamin di Provinsi DKI Jakarta Tahun 2015 Di Tahun 2015, jumlah kematian yang tercatat di Provinsi DKI Jakarta berjumlah 49.710 jiwa dengan perincian terdiri atas laki laki sebanyak 27.835 jiwa (55,56 persen) dan perempuan 5.479 jiwa (44,44 persen). Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Provinsi DKI Jakarta 33

Tabel 2.1. Kematian di Provinsi DKI Jakarta Berdasarkan Jenis Kelamin dan Jumlahnya Tahun 2015 WILAYAH Laki-Laki Perempuan Total Prosentase KAB.ADM.KEP.SERIBU 49 35 84 0,17 JAKARTA PUSAT 3437 2847 6284 12,64 JAKARTA UTARA 4568 3618 8186 16,47 JAKARTA BARAT 5597 4198 9795 19,70 JAKARTA SELATAN 5844 4632 10476 21,07 JAKARTA TIMUR 8340 6545 14885 29,94 Total 27835 21875 49710 100,00 Prosentase 55,99 44,01 100,00 0,20 Berdasarkan Kota/Kabupaten, Jakarta Timur merupakan kotamadya dengan jumlah kematian terbanyak yaitu berjumlah 14.885 jiwa (29,94%). Kemudian berikutnya adalah Jakarta Selatan dengan kematian berjumlah 10.476 jiwa (21,07%), Jakarta Barat dengan 9.795 kematian (19,70 %), Jakarta Utara dengan 8.186 kematian (16,47 %) dan Jakarta Pusat dengan 6.284 kematian (12,64%). Untuk kematian di kab. Kep. Seribu hanya berjumlah 84 jiwa (0,15%). Sementara jika dirinci per bulan maka datanya adalah seperti berikut dibawah ini. Tabel 2.2. Jumlah Kematian di DKI Jakarta di tahun 2015 Bulan Laki-Laki Perempuan Total Prosentase Jan 2342 1833 4175 8,40 Feb 2355 1827 4182 8,41 Mar 2447 1940 4387 8,83 Apr 2253 1767 4020 8,09 Mei 2448 1890 4338 8,73 Jun 2235 1802 4037 8,12 Jul 2328 1812 4140 8,33 Agust 2244 1754 3998 8,04 Sep 2334 1771 4105 8,26 Okt 2565 2029 4594 9,24 Nop 2417 1956 4373 8,80 Des 1867 1494 3361 6,76 Total 27835 21875 49710 100,00 Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Provinsi DKI Jakarta 34

Dari tabel diatas, terlihat bahwa selama selama tahun 2015 kematian per bulan jumlahnya rata-rata sekitar 4000-an. Jumlah kematian paling banyak terjadi pada bulan Oktober, yaitu sebanyak 4.594 jiwa atau sekitar 9,24%, disusul bulan Maret sebanyak 4.373 Jiwa (8,83%) dan bulan November sebanyak 4.373 jiwa (8,80%). Sementara jumlah kematian paling sedikit terjadi pada bulan Desember sebanyak 3.361 jiwa (6,76%). Jika jumlah kematian dirinci jumlahnya kecamatan, Kecamatan Duren Sawit merupakan kecamatan dengan angka kematian tertinggi di Provinsi DKI Jakarta selama tahun 2015 dengan jumlah kematian sebesar 2.047 jiwa. Kemudian disusul berikutnya adalah kecamatan Cilincing dengan 2.046 jiwa, dan Kecamatan Jatinegara dengan 1997 kematian. Untuk kecamatan dengan jumlah kematian terendah selama tahun 2015 adalah Kecamatan Kep. Seribu Utara dengan 21 jiwa, Kecamatan Kep. Seribu Selatan dengan jumlah kematian sebesar 63 jiwa, dan Kecamatan Cempaka Putih 535 jiwa Tabel 2.3. Data Kematian berdasarkan Kecamatan di DKI Jakarta tahun 2015 Kecamatan Laki-Laki Perempuan Total CAKUNG 1109 754 1863 CEMPAKA PUTIH 287 248 535 CENGKARENG 1109 773 1882 CILANDAK 457 358 815 CILINCING 1147 899 2046 CIPAYUNG 666 507 1173 CIRACAS 785 642 1427 DUREN SAWIT 1164 883 2047 GAMBIR 333 253 586 G. PETAMBURAN 556 409 965 JAGAKARSA 800 613 1413 JATINEGARA 1055 942 1997 JOHAR BARU 477 381 858 KALI DERES 821 595 1416 KEBAYORAN BARU 415 356 771 KEBAYORAN LAMA 810 604 1414 KEBON JERUK 754 527 1281 KELAPA GADING 317 237 554 KEMAYORAN 698 533 1231 Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Provinsi DKI Jakarta 35

KEMBANGAN 561 376 937 KEP. SERIBU SLT 33 30 63 KEP. SERIBU UTR 16 5 21 KOJA 971 813 1784 KRAMAT JATI 874 677 1551 MAKASAR 536 464 1000 MAMPANG PRAPATAN 408 302 710 MATRAMAN 659 561 1220 MENTENG 291 281 572 PADEMANGAN 385 341 726 PALMERAH 656 544 1200 PANCORAN 414 328 742 PASAR MINGGU 822 656 1478 PASAR REBO 547 420 967 PENJARINGAN 627 458 1085 PESANGGRAHAN 551 428 979 PULO GADUNG 945 695 1640 SAWAH BESAR 391 327 718 SENEN 404 352 756 SETIA BUDI 368 306 674 TAMAN SARI 440 390 830 TAMBORA 700 584 1284 TANAH ABANG 556 472 1028 TANJUNG PRIOK 1121 870 1991 TEBET 799 681 1480 Grand Total 27835 21875 49710 Jika kematian tahun 2015 dirinci menurut kelurahan, jumlah kematian paling banyak terdapat di Kelurahan Kali Baru sebesar 545 jiwa, disusul Kelurahan Kapuk sebanyak 518 jiwa dan Kelurahan Penggilingan 490 jiwa. Sementara jumlah kematian paling rendah adalah di Kel. Pulau Panggang, P.Harapan dan P. Untung Jawa dan P.Pari masing-masing 2 kematian, 5 kematian, 7 kematian dan 7 kematian 2. Kematian Berdasarkan Kelompok Usia di Provinsi DKI Jakarta Tahun 2015 Pembahasan kematian berdasarkan usia dimaksudkan untuk mengetahui distribusi jumlah kematian penduduk DKI Jakarta berdasarkan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Provinsi DKI Jakarta 36

usianya. Pada pembahasan variabel ini, usia ditampilkan secara tunggal dan juga secara kelompok. Berikut dibawah ini adalah tabel usia kematian secara tunggal penduduk DKI Jakarta tahun 2015. Tabel 2.4. Kematian berdasarkan usia tunggal tahun 2015 Usia Tunggal Laki-Laki Perempuan Total Prosentase 0 614 534 1148 2,31 1 353 289 642 1,29 2 100 86 186 0,37 3 90 53 143 0,29 4 56 32 88 0,18 5 51 41 92 0,19 6 35 27 62 0,12 7 42 28 70 0,14 8 35 35 70 0,14 9 36 27 63 0,13 10 35 17 52 0,10 11 29 12 41 0,08 12 24 25 49 0,10 13 32 21 53 0,11 14 31 35 66 0,13 15 40 24 64 0,13 16 59 27 86 0,17 17 57 28 85 0,17 18 51 29 80 0,16 19 58 46 104 0,21 20 71 49 120 0,24 21 61 46 107 0,22 22 63 57 120 0,24 23 87 55 142 0,29 24 77 49 126 0,25 25 92 63 155 0,31 26 87 67 154 0,31 27 81 70 151 0,30 28 116 77 193 0,39 29 115 91 206 0,41 30 144 95 239 0,48 31 149 97 246 0,49 32 184 109 293 0,59 33 204 111 315 0,63 34 182 124 306 0,62 35 207 143 350 0,70 36 193 151 344 0,69 37 192 144 336 0,68 38 229 169 398 0,80 39 223 155 378 0,76 40 279 159 438 0,88 41 228 160 388 0,78 42 277 176 453 0,91 43 313 200 513 1,03 44 292 176 468 0,94 45 368 230 598 1,20 46 377 264 641 1,29 47 393 297 690 1,39 48 406 289 695 1,40 49 448 288 736 1,48 50 541 333 874 1,76 51 506 315 821 1,65 52 569 360 929 1,87 53 557 407 964 1,94 Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Provinsi DKI Jakarta 37

54 628 446 1074 2,16 55 548 401 949 1,91 56 588 395 983 1,98 57 841 657 1498 3,01 58 630 473 1103 2,22 59 625 482 1107 2,23 60 672 468 1140 2,29 61 687 495 1182 2,38 62 685 453 1138 2,29 63 752 491 1243 2,50 64 600 403 1003 2,02 65 765 594 1359 2,73 66 609 457 1066 2,14 67 741 553 1294 2,60 68 526 386 912 1,83 69 516 436 952 1,92 70 684 560 1244 2,50 71 528 433 961 1,93 72 575 510 1085 2,18 73 704 557 1261 2,54 74 443 401 844 1,70 75 656 646 1302 2,62 76 533 409 942 1,89 77 447 456 903 1,82 78 366 342 708 1,42 79 365 327 692 1,39 80 350 440 790 1,59 81 217 262 479 0,96 82 240 272 512 1,03 83 204 238 442 0,89 84 166 206 372 0,75 85 207 287 494 0,99 86 106 137 243 0,49 87 110 181 291 0,59 88 82 119 201 0,40 89 73 91 164 0,33 90 61 108 169 0,34 91 40 64 104 0,21 92 47 59 106 0,21 93 16 45 61 0,12 94 15 33 48 0,10 95 18 30 48 0,10 96 12 28 40 0,08 97 4 18 22 0,04 98 4 8 12 0,02 99 4 7 11 0,02 100 2 7 9 0,02 101 2 2 4 0,01 102 2 2 0,00 103 1 4 5 0,01 104 1 1 0,00 105 1 1 0,00 108 1 1 0,00 110 1 1 0,00 113 1 1 0,00 Grand Total 27835 21875 49710 100,00 Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Provinsi DKI Jakarta 38

Dari tabel di atas kita dapat membaca bahwa secara umum penduduk yang meninggal paling muda pada usia 0 tahun, dan tertua berusia 113 tahun. Porsentase tertinggi usia penduduk yang meninggal adalah pada usia 57 tahun, 65 tahun, 67 tahun, 63 dan 75 tahun, atau dapat dikatakan usia diatas 50 tahun. Yang cukup mengejutkan adalah jumlah penduduk usia 0 tahun (bayi) yang meninggal jumlahnya cukup banyak, yaitu mencapai 1.148 atau 2,31%. Tentunya hal ini perlu mendapat perhatian yang serius dari stake holder terkait, agar jumlah kematian bayi kedepannya dapat diturunkan. Secara umum, pola kematian penduduk DKI Jakarta berdasarkan usianya grafiknya menaik mulai dari usia 9 tahun hingga usia 49-an, kemudian stabil jumlahnya hingga usia 75 tahun dan terus menurun hingga usia tertua yaitu usia 113 tahun. Gambar 6. Grafik Pola kematian penduduk DKI Jakarta berdasarkan Usia tahun 2015 3. Kematian Berdasarkan Bulan terjadinya kematian di Provinsi DKI Jakarta Berdasarkan data dibawah ini, jumlah kematian yang terjadi setiap bulannya selama Tahun 2015 jumlahnya tidak berbeda jauh. Namun kematian paling banyak terjadi pada bulan Oktober, yaitu berjumlah 4.594 jiwa dan paling sedikit terjadi pada bulan Desember yaitu berjumlah 3.361 kematian. Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Provinsi DKI Jakarta 39

Tabel 2.5. Kematian berdasarkan Bulan terjadinya Di Provinsi DKI Jakarta, Tahun 2015 Bulan Kematian Laki- Laki Perempuan Total Prosentase Januari 2342 1833 4175 8,40 Februari 2355 1827 4182 8,41 Maret 2447 1940 4387 8,83 April 2253 1767 4020 8,09 Mei 2448 1890 4338 8,73 Juni 2235 1802 4037 8,12 Juli 2328 1812 4140 8,33 Agustus 2244 1754 3998 8,04 September 2334 1771 4105 8,26 Oktober 2565 2029 4594 9,24 Nopember 2417 1956 4373 8,80 Desember 1867 1494 3361 6,76 Grand Total 27835 21875 49710 100,00 Sumber : Database Operasional Disdukcapil Prov.DKI Jakarta Tahun 2015 Gambar 7. Grafik Kematian berdasarkan Bulan Terjadinya kematian di DKI Jakarta Tahun 2015 4. Kematian Berdasarkan Status Perkawinannya di Provinsi DKI Jakarta Berdasarkan status perkawinan, status seseorang dibedakan menjadi belum kawin, kawin, cerai hidup, dan cerai mati. Dari data kematian yang ada, status perkawinan terbanyak dari penduduk yang meninggal adalah berstatus kawin, yaitu sebanyak 34.449 orang atau Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Provinsi DKI Jakarta 40

sekitar 69,40%. Lalu disusul cerai mati sebanyak 7.539 orang (15,17%), belum kawin sebanyak 6.802 orang (13,68%), dan Cerai Hidup 870 orang (1,75%). Tabel 2.6. Kematian Berdasarkan Status Perkawinan Di Provinsi DKI Jakarta, Tahun 2015 Status kawin Laki-Laki Peremuan Jumlah % Jumlah % Total % Belum Kawin 4264 15,32 2538 11,60 6802 13,68 Kawin 22083 79,34 12416 56,76 34499 69,40 Cerai Hidup 206 0,74 664 3,04 870 1,75 Cerai Mati 1282 4,61 6257 28,60 7539 15,17 Grand Total 27835 100,00 21875 100,00 49710 100,00 Jika dilihat statusnya, status kawin pada laki-laki (79,34%) jumlahnya jauh lebih banyak daripada status kawin pada perempuan (56,76%). Untuk status cerai hidup, jumlahnya lebih besar pada perempuan (3,04%) dibanding pada laki-laki (0,74%). Sementara pada status cerai mati, jumlah pada perempuan jauh melebihi jumlahnya pada laki-laki. Berikut dibawah ini adalah tabel kematian berdasarkan status kawin dan jumlahnya di tiap kota/kabupaten. Tabel 2.7. Kematian berdasarkan status perkawinan dan Kotamadya di Provinsi DKI Jakarta Tahun 2015 Kotamadya/Kab Belum Kawin Kawin Cerai Hidup Cerai Mati Total KEP.SERIBU 11 59 1 13 84 JAKARTA PUSAT 925 4047 162 1150 6284 JAKARTA UTARA 1246 5532 148 1260 8186 JAKARTA BARAT 1461 7150 157 1027 9795 JAKARTA SELATAN 1125 7345 181 1825 10476 JAKARTA TIMUR 2034 10366 221 2264 14885 Grand Total 6802 34499 870 7539 49710 Gambar 8. Grafik Kematian Berdasarkan Status Perkawinan di Provinsi DKI Jakarta, Tahun 2015 Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Provinsi DKI Jakarta 41

Berikutnya coba kita analisa korelasi antara status perkawinan dengan kelompok umur, dan kita bahas untuk jenis kelamin laki-laki dahulu. Untuk status belum kawin, paling banyak ada di kelompok usia 0-4 tahun. Sudah jelas dan tidak perlu dipertanyakan lagi. Untuk status kawin, paling banyak ada dikelompok usia 60 64 tahun dan 55 59 tahun. Sementara untuk status cerai hidup paling banyak terdapat di kelompok usia 50 54 tahun dan 65 69 tahun. Sementara untuk cerai mati paling banyak terdapat pada kelompok usia 75 79 tahun. Tabel 2.8. Kematian berdasarkan Status Kawin dan Kelompok Usia serta jenis kelamin laki-laki di Provinsi DKI Jakarta Tahun 2015 Kelompok Laki-Laki Total Umur Belum Kawin Cerai Cerai 0-4 1212 1213 5-9 199 199 10-14 151 151 15-19 264 1 265 20-24 340 19 359 25-29 375 113 1 2 491 30-34 414 438 6 5 863 35-39 317 712 9 6 1044 40-44 253 1103 22 11 1389 45-49 235 1723 20 14 1992 50-54 172 2564 27 38 2801 55-59 128 3020 24 60 3232 60-64 89 3150 25 132 3396 65-69 48 2928 27 154 3157 70-74 36 2673 18 207 2934 75-79 19 2069 10 269 2367 80-84 7 963 13 194 1177 85-89 4 445 2 127 578 90-94 1 126 1 51 179 95-99 30 1 11 42 100-104 4 1 5 105-109 1 1 110-114 Grand Total 4264 22083 206 1282 27835 Dari hasil uraian diatas dapat disimpulkan bahwa status kawin pada laki-laki prosentasenya jauh lebih besar dibanding status lainnya, dan status cerai hidup jumlahnya jauh lebih sedikit dibandingkan cerai mati. Sementara berikut dibawah ini adalah tabel kematian berdasarkan jenis kelamin perempuan, kelompok usia dan status kawin. Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Provinsi DKI Jakarta 42

Tabel 2.9. Kematian berdasarkan kelompok usia, status perkawinan dan jenis kelamin perempuan di Provinsi DKI Jakarta 2015 Perempuan Kelompok Belum Cerai Cerai Umur Kawin Kawin Hidup Mati Total 0-4 993 994 5-9 158 158 10-14 110 110 15-19 145 9 154 20-24 175 80 1 256 25-29 137 224 2 5 368 30-34 82 427 12 15 536 35-39 97 607 27 31 762 40-44 81 720 28 42 871 45-49 114 1148 27 79 1368 50-54 96 1507 51 207 1861 55-59 80 1826 53 449 2408 60-64 76 1551 66 617 2310 65-69 67 1409 64 886 2426 70-74 42 1207 95 1117 2461 75-79 31 884 79 1186 2180 80-84 29 485 68 836 1418 85-89 13 225 56 521 815 90-94 8 81 29 191 309 95-99 2 22 6 61 91 100-104 2 3 1 10 16 105-109 1 1 110-114 2 2 Grand Total 2538 12416 664 6257 21875 Untuk jenis kelamin perempuan, status belum kawin paling banyak terdapat pada kelompok usia 0-4 tahun. Sementara untuk status kawin, paling banyak berada pada kelompok usia 55-59 tahun. Untuk status cerai hidup jumlah paling banyak terdapat pada kelompok usia 70 74 tahun dan status cerai mati jumlah paling banyak terdapat pada kelompok usia 75 79 tahun. 5. Kematian Berdasarkan Penyebab Kematiannya di Provinsi DKI Jakarta Informasi yang tersedia dalam Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK) tentang penyebab kematian terdiri dari penyebab karena bunuh diri, kecelakaan, kriminalitas, wabah penyakit, sakit biasa/tua, dan lainnya. Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Provinsi DKI Jakarta 43

Berdasarkan registrasi pelaporan kematian penduduk yang terjadi sepanjang Tahun 2015, dari peristiwa kematian penduduk yang dilaporkan, sebagian besar kematian di Provinsi DKI Jakarta disebabkan sakit biasa, yaitu sebanyak 46.651jiwa (93,85%). Lalu disusul karena kecelakaan 530 jiwa (1,07 %), wabah penyakit 305 jiwa (0,61%), kriminalitas 21 jiwa (0,04%), melahirkan 6 jiwa (0,01%) dan penyebab lainnya 2.025 jiwa (4,07%). Penyebab kematian penduduk Provinsi DKI Jakarta Tahun 2105 selengkapnya sebagaimana Tabel berikut. Tabel 2.10. Penyebab Kematian Prosentase Kematian Menurut Penyebab Kematian di Provinsi DKI Jakarta Tahun 2015 Laki-Laki Perempuan Jumlah % Jumlah % Total % Bunuh_Diri 16 0,06 0 0,00 16 0,03 Kecelakaan 401 1,44 129 0,59 530 1,07 Kriminalitas 17 0,06 4 0,02 21 0,04 Lainnya 1175 4,22 850 3,89 2025 4,07 Melahirkan 0,00 6 0,03 6 0,01 Sakit Biasa 25965 93,28 20686 94,56 46651 93,85 Wabah_Penyakit 173 0,62 132 0,60 305 0,61 (blank) 88 0,32 68 0,31 156 0,31 Grand Total 27835 100,00 21875 100,00 49710 100,00 Gambar 9. Penyebab Kematian di Provinsi DKI Jakarta 2015 Sumber : Database Operasional Disdukcapil Prov.DKI Jakarta Tahun 2015 Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Provinsi DKI Jakarta 44

Satu yang perlu disayangkan adalah belum detail/spesifiknya penyebab kematian karena sakit. Semoga ke depannya di dalam informasi SIAK dapat diketahui jenis sakitnya karena informasi ini sangat berguna dalam hal pembenahan masalah kesehatan di Provinsi DKI Jakarta. 6. Kematian Berdasarkan Usia dan Penyebabnya di Provinsi DKI Jakarta Variabel ini untuk melihat penyebab kematian berdasarkan kelompok usianya, dengan asumsi terdapat perbedaan penyebab kematian antara kelompok usia bayi/anak anak dengan kelompok usia tua / lansia. Tabel 2.11. Kematian berdasarkan Kelompok Usia dan Penyebabnya di DKI Jakarta, Tahun 2015 Usia Bunuh Kecela Krimina Lain Mela Sakit Wabah (blank) Total 0-4 10 313 1800 35 49 2207 5-9 15 39 291 9 3 357 10-14 24 1 21 205 9 1 261 15-19 2 46 2 44 317 8 419 20-24 4 68 6 39 486 8 4 615 25-29 2 54 4 53 1 729 12 4 859 30-34 1 66 2 81 3 1220 17 9 1399 35-39 45 1 86 1647 21 6 1806 40-44 40 1 114 2 2077 18 8 2260 45-49 1 36 1 141 3157 19 5 3360 50-54 44 2 190 4388 32 6 4662 55-59 1 28 1 208 5346 40 16 5640 60-64 3 22 209 5435 25 12 5706 65-69 1 15 155 5386 15 11 5583 70-74 7 129 5230 22 7 5395 >75 1 10 203 8937 15 15 9181 Total 16 530 21 2025 6 46651 305 156 49710 Sumber : Database Operasional Disdukcapil Prov.DKI Jakarta, Tahun 2015 Secara umum, kematian karena sakit biasa merupakan penyebab yang paling banyak di setiap kelompok umur. Jika ditilik secara prosentase, prosentase kematian karena sakit biasa mencapai 93% dari jumlah seluruh kematian. Penyebab berikutnya adalah karena lainnya, kecelakaan, wabah penyakit, kriminalitas, dan bunuh diri. Berikut dibawah ini sedikit ulasan mengenai beberapa karakteristik penyebab kematian berdasarkan kelompok usianya. Untuk kematian penduduk yang disebabkan oleh sakit biasa, secara umum semakin tua usia jumlahnya semakin bertambah. Jumlah paling tinggi terjadi pada kelompok usia >75 tahun yaitu 8.937 jiwa. Lalu disusul usia 60 64 tahun sebanyak 5.435 orang, dan 65-69 tahun Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Provinsi DKI Jakarta 45

sebanyak 5.386. Yang juga perlu mendapat perhatian serius adalah usia 0 4 tahun karena jumlahnya cukup banyak yaitu 1800 jiwa. Data selengkapnya ini bisa dilihat pada grafiknya seperti berikut dibawah ini. Gambar 10. Kematian Karena Sakit Biasa di Provinsi DKI Jakarta Tahun 2015 Sumber : Database Operasional Disdukcapil Prov.DKI Jakarta, Tahun 2015 Untuk kematian penduduk yang disebabkan oleh kecelakaan, paling tinggi terjadi pada kelompok usia produktif yaitu 20 24 tahun yaitu sebanyak 68 orang, lalu disusul usia 30 34 tahun (66 jiwa) dan 25 29 tahun (54 jiwa). Data selengkapnya ini bisa dilihat pada grafiknya seperti berikut dibawah ini. Gambar 11. Kematian Berdasarkan Penyebab Kecelakaan di DKI Jakarta, Tahun 2015 Sumber : Database Operasional Disdukcapil Prov.DKI Jakarta, Tahun 2015 Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Provinsi DKI Jakarta 46

Pembahasan Penyebab kematian penduduk berikutnya yaitu yang disebabkan karena wabah penyakit. Wabah penyakit dapat meliputi penyakit seperti diare, demam berdarah, kolera, malaria yang menjangkiti suatu wilayah dalam satu waktu tertentu. Namun dalam pembahasan ini tidak dapat disebutkan jenis wabah penyakitnya karena memang didalam database tidak diinformasikan jenis penyakitnya. Gambar 12. Kematian karena Wabah Penyakit dan Kelompok Umur di DKI Jakarta Tahun 2015 Sumber : Database Operasional Disdukcapil Prov.DKI Jakarta, Tahun 2015 Di Tahun 2015 ini, jumlah kematian karena wabah penyakit paling banyak terjadi pada kelompok usia 55 59 tahun, yaitu sebanyak 40 jiwa, usia 0-4 tahun sebanyak 35 jiwa dan 50-54 tahun sebanyak 32 jiwa. Terlihat bahwa usia 0 4 tahun menduduki peringkat kedua kematian terbanyak karena wabah penyakit. Karena itu diharapkan masyarakat untuk dapat lebih menjaga kebersihan dan kesehatanlingkungan tempat tinggal. Data selengkapnya dapat dilihat seperti pada grafik di bawah ini. Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Provinsi DKI Jakarta 47

7. Kematian Berdasarkan Jenis Pekerjaannya di Provinsi DKI Jakarta Informasi tentang pekerjaan penduduk yang meninggal di Provinsi DKI Jakarta terdiri dari 53 jenis pekerjaan seperti pada tabel di bawah ini Tabel 2.12. Kematian Berdasarkan Jenis Pekerjaan di DKI Jakarta, Tahun 2015 Jenis Pekerjaan Laki-Laki Perempuan Total Prosentase Mengurus Rumah Tangga 17 16698 16715 33,63 Karyawan Swasta 8498 1292 9790 19,69 Wiraswasta 5165 372 5537 11,14 Pensiunan 4199 578 4777 9,61 Belum/Tidak Bekerja 2526 1530 4056 8,16 Buruh Harian Lepas 3000 60 3060 6,16 Pedagang 1343 185 1528 3,07 Pelajar/Mahasiswa 781 446 1227 2,47 Pegawai Negeri Sipil 585 166 751 1,51 Guru 215 216 431 0,87 Sopir 392 392 0,79 Lainnya 176 184 360 0,72 Tentara Nasional Indonesia 148 2 150 0,30 Nelayan/Perikanan 109 1 110 0,22 Kepolisian RI 90 3 93 0,19 Karyawan BUMN 79 11 90 0,18 Dosen 64 18 82 0,16 Pelaut 69 69 0,14 Dokter 35 15 50 0,10 Wartawan 36 4 40 0,08 Petani/Pekebun 36 36 0,07 Tukang Jahit 25 5 30 0,06 Karyawan Honorer 14 15 29 0,06 Pengacara 26 2 28 0,06 (blank) 17 11 28 0,06 Pendeta 22 5 27 0,05 Seniman 21 4 25 0,05 Perawat 1 17 18 0,04 Mekanik 16 1 17 0,03 Perdagangan 16 1 17 0,03 Buruh Tani/Perkebunan 16 16 0,03 Industri 13 2 15 0,03 Karyawan BUMD 12 12 0,02 Konstruksi 9 3 12 0,02 Pembantu Rumah Tangga 1 10 11 0,02 Ustadz/Mubaligh 10 1 11 0,02 Bidan 9 9 0,02 Konsultan 9 9 0,02 Transportasi 8 8 0,02 Biarawati 6 6 0,01 Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Provinsi DKI Jakarta 48

Anggota DPR-RI 5 5 0,01 Pastor 5 5 0,01 Arsitek 4 4 0,01 Pilot 4 4 0,01 Notaris 3 3 0,01 Tukang Listrik 3 3 0,01 Apoteker 1 1 2 0,00 Buruh Nelayan/Perikanan 2 2 0,00 Imam Mesjid 2 2 0,00 Akuntan 1 1 0,00 Anggota Kabinet 1 1 0,00 Anggota MK 1 1 0,00 Juru Masak 1 1 0,00 Peneliti 1 1 0,00 Penterjemah 1 1 0,00 Tabib 1 1 0,00 Tukang Las/Pandai Besi 1 1 0,00 Grand Total 27835 21875 49710 100,00 Dari Tabel di atas, diketahui bahwa jenis pekerjaan penduduk DKI Jakarta yang meninggal Tahun 2015 yang paling banyak adalah mengurus rumah tangga sebanyak 16.715 jiwa (33,63%) yang terdiri atas 16.698 perempuan dan 17 jiwa laki-laki.. Kemudian disusul karyawan swasta sebanyak 9.790 jiwa (19,69%), yang terdiri atas 8.498 laki-laki dan 1.292 perempuan. Untuk pekerjaan wiraswasta sebanyak 5.537 jiwa (11,14%), terdiri atas 5.165 laki-laki dan 372 perempuan. Untuk data selengkapnya dapat dilihat pada tabel diatas. Gambar 13. Kematian Berdasarkan Pekerjaan Utama di DKI Jakarta, 2015 Tahun Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Provinsi DKI Jakarta 49

8. Kematian Berdasarkan Status Hubungan dalam Keluarga Status hubungan dalam keluarga adalah hubungan antar masingmasing anggota dalam keluarga, meliputi suami, istri, anak, orang tua, menantu, mertua, cucu, kepala keluarga, dan famili lainnya. Pembahasan variabel ini adalah untuk mengetahui status SHDK apa yang paling banyak pada data kematian tahun 2015 ini. Berikut dibawah ini adalah tabel kematian berdasarkan SHDK. Tabel 2.26. Kematian Berdasarkan Status Hubungan Dalam Keluarga Di Provinsi DKI Jakarta Tahun 2015 SHDK Laki-Laki Perempuan Total Anak 3470 2048 5518 Cucu 90 80 170 Famili Lain 326 320 646 Istri 9120 9120 Kepala Keluarga 6141 4012 10153 Lainnya 3818 1936 5754 Menantu 10 8 18 Mertua 99 258 357 Orang Tua 2266 4085 6351 Pembantu 29 8 37 Suami 11586 11586 Grand Total 27835 21875 49710 Marilah kita bahas hasil dari tabel diatas. Di tahun 2015, yang paling banyak dari yang meninggal ternyata berstatus suami yaitu berjumlah 11.586 jiwa. Artinya berarti ditahun 2015 ini ada tambahan 11.586 janda baru di Ibukota Jakarta ini. Sementara yang meninggal berstatus istri berjumlah 9.120 jiwa. Jadi penambahan jumlah duda lebih sedikit dibandingkan penambahan jumlah janda di tahun 2015 ini. Untuk yang berstatus anak, jumlah yang meninggal ditahun ini berjumlah 5.518 jiwa, terdiri atas 3.470 anak laki-laki dan 2.048 anak perempuan. Yang meninggal berstatus kepala keluarga berjumlah 10.153 jiwa, terdiri atas 6.141 kepala keluarga laki-laki dan 4.012 kepala keluarga perempuan. Untuk status yang lainnya dapat dilihat sendiri pada tabel diatas. Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Provinsi DKI Jakarta 50

Gambar 14. Kematian Berdasarkan Status Hubungan dalam Keluarga Di DKI Jakarta Tahun 2015 9. Kematian Berdasarkan Penentu Kematiannya di Provinsi DKI Jakarta Informasi tentang penentu kematian (yang mengeluarkan visum) dalam SIAK, terdiri dokter, kepolisian, tenaga kesehatan lain, dan lainnya. Tabel 2.27. Kematian Berdasarkan Penentu Kematiannya Di DKI Jakarta Tahun 2015 Wilayah Laki-Laki Perempuan Total Prosentase Dokter 26029 20380 46409 93,36 Kepolisian 26 24 50 0,10 Lainnya 525 389 914 1,84 Tenaga_Kesehatan_Lain 937 836 1773 3,57 (blank) 318 246 564 1,13 Grand Total 27835 21875 49710 100,00 Gambar 15. Grafik Kematian berdasarkan penentu kematian di Provinsi DKI Jakarta, Tahun 2015 Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Provinsi DKI Jakarta 51

Tabel di atas memperlihatkan bahwa ternyata sebanyak 93,36% penentu kematiannya dilakukan oleh dokter, kemudian oleh tenaga kesehatan lain sebanyak 3,57%, oleh lainnya sebanyak 1,84%, dan kepolisian sebanyak 0,10%. Berikut adalah data kematian Tahun 2015 berdasarkan penentu kematian dan wilayah kota. Tabel 2.28. Kematian berdasarkan Penentu Kematian dan Kotamadya di DKI Jakarta Tahun 2015 Row Labels Laki-Laki Perempuan Total KAB.ADM.KEP.SERIBU 49 35 84 Dokter 39 33 72 Lainnya 2 2 Tenaga_Kesehatan_Lain 5 2 7 (blank) 3 3 JAKARTA PUSAT 3437 2847 6284 Dokter 3091 2542 5633 Kepolisian 3 3 6 Lainnya 55 54 109 Tenaga_Kesehatan_Lain 229 203 432 (blank) 59 45 104 JAKARTA UTARA 4568 3618 8186 Dokter 4138 3262 7400 Kepolisian 3 9 12 Lainnya 96 86 182 Tenaga_Kesehatan_Lain 300 236 536 (blank) 31 25 56 JAKARTA BARAT 5597 4198 9795 Dokter 5026 3709 8735 Kepolisian 6 8 14 Lainnya 272 184 456 Tenaga_Kesehatan_Lain 225 221 446 (blank) 68 76 144 JAKARTA SELATAN 5844 4632 10476 Dokter 5666 4498 10164 Kepolisian 6 6 Lainnya 33 11 44 Tenaga_Kesehatan_Lain 63 82 145 (blank) 76 41 117 JAKARTA TIMUR 8340 6545 14885 Dokter 8069 6336 14405 Kepolisian 8 4 12 Lainnya 67 54 121 Tenaga_Kesehatan_Lain 115 92 207 (blank) 81 59 140 Grand Total 27835 21875 49710 Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Provinsi DKI Jakarta 52

Berdasarkan kota/kabupaten, Jakarta Timur merupakan kota dimana penentu kematiannya dilakukan oleh dokter merupakan yang tertinggi jumlahnya dibandingkan dengan kota lainnya, yaitu berjumlah 14.405 jiwa. Sementara Jakarta Selatan menyusul di urutan kedua dengan jumlah angka kematian yang penentu kematiannya dilakukan oleh dokter sebesar 10.164 jiwa. Kemudian disusul Jakarta Barat sebanyak 8.735 jiwa, Jakarta Utara sebanyak 7.400 jiwa dan Jakarta Pusat sebanyak 5.633 jiwa. 10. Kematian Bayi di Provinsi DKI Jakarta Tahun 2015 Kematian bayi adalah kematian yang terjadi antara saat setelah bayi lahir sampai bayi belum berusia tepat satu tahun (di bawah satu tahun). Banyak faktor yang dikaitkan dengan kematian bayi. Secara garis besar, dari sisi penyebabnya, kematian bayi ada dua macam yaitu endogen dan eksogen. 1) Kematian bayi endogen atau yang umum disebut dengan kematian neonatal; adalah kematian bayi yang terjadi pada bulan pertama setelah dilahirkan, dan umumnya disebabkan oleh faktor-faktor yang dibawa anak sejak lahir, yang diperoleh dari orang tuanya pada saat konsepsi atau didapat selama kehamilan. 2) Kematian bayi eksogen atau kematian post neo-natal, adalah kematian bayi yang terjadi setelah usia satu bulan sampai menjelang usia satu tahun yang disebabkan oleh faktor-faktor yang bertalian dengan pengaruh lingkungan luar. Angka Kematian Bayi menggambarkan keadaan sosial ekonomi masyarakat di Provinsi DKI Jakarta. Kegunaan Angka Kematian Bayi untuk pengembangan perencanaan berbeda antara kematian neo-natal dan kematian bayi yang lain. Karena kematian neo-natal disebabkan oleh faktor endogen yang berhubungan dengan kehamilan maka programprogram untuk mengurangi jumlah kematian neo-natal adalah yang bersangkutan dengan program pelayanan kesehatan Ibu hamil, misalnya program pemberian pil besi dan suntikan anti tetanus. Sedangkan jumlah Kematian Post-Neo Natal dan jumlah Kematian Anak serta Kematian Balita dapat berguna untuk mengembangkan program imunisasi, serta program-program pencegahan penyakit menular terutama pada anakanak, program penerangan tentang gisi dan pemberian makanan sehat untuk anak dibawah usia 5 tahun. Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Provinsi DKI Jakarta 53

Jumlah Kematian Bayi di Provinsi DKI Jakarta Tahun 2015 tergambar dalam Tabel berikut. Tabel 2.13. Jumlah Kematian Bayi (usia < 1 tahun) Berdasarkan Jenis Kelamin di DKI Jakarta Tahun 2015 Wilayah Laki-Laki Perempuan Total Prosentase KAB.ADM.KEP.SERIBU 1 3 4 0,35 JAKARTA PUSAT 52 61 113 9,84 JAKARTA UTARA 151 138 289 25,17 JAKARTA BARAT 157 124 281 24,48 JAKARTA SELATAN 59 52 111 9,67 JAKARTA TIMUR 194 156 350 30,49 Grand Total 614 534 1148 100,00 Untuk kematian bayi dengan usia 0 tahun atau di bawah usia 1 tahun, pada tahun 2015 berjumlah 1.148 kematian dengan rincian 614 bayi laki-laki dan 534 bayi perempuan. Kematian bayi paling banyak terjadi di Jakarta Timur dengan jumlah 350 bayi (30,49%), lalu disusul di Jakarta Utara dengan jumlah 289 bayi (25,17%) dan Jakarta Barat 281 bayi (24,48%). Sementara Jumlah paling sedikit terjadi di Kep. Seribu sebanyak 4 bayi (0,35%) dan Jakarta Pusat 113 bayi (9,84%). Berdasarkan kecamatan, 10 kecamatan teratas dengan jumlah kematian bayi tertinggi di tahun 2015 adalah Kec. Kalideres (85 bayi), Kec. Cilincing (83 bayi), Tanjung Priok (80 bayi), Koja (71 bayi), Jatinegara (58 bayi), Cakung (49 bayi), Duren Sawit (44 bayi), Pasar Rebo (42 bayi), Kembangan (41 bayi) dan Ciracas (40 bayi). Dari 10 kecamatan teratas tersebut, terlihat bahwa Jakarta Utara, Jakarta Barat dan Jakarta Timur perlu mendapatkan perhatian khusus agar angka kematian bayi dapat ditekan. Sementara jika jumlah kematian bayi dirinci lebih spesifik lagi menurut kelurahan, berikut adalah rinciannya. Tabel 2.14. 15 Kelurahan Tertinggi Jumlah kematian Bayinya tahun 2015 KAB KELURAHAN LK PR Total JAKBAR SEMANAN 38 25 63 JAKUT KALI BARU 19 22 41 JAKTIM BIDARA CINA 18 10 28 JAKUT LAGOA 11 17 28 JAKBAR MERUYA SELATAN 15 9 24 JAKBAR MAPHAR 12 8 20 JAKTIM KALISARI 8 11 19 JAKUT KAPUK 13 6 19 JAKUT PAPANGGO 12 7 19 JAKUT KEBON BAWANG 9 9 18 Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Provinsi DKI Jakarta 54

JAKTIM PENGGILINGAN 11 7 18 JAKUT SUNTER AGUNG 11 5 16 JAKUT TUGU SELATAN 6 10 16 JAKUT SEMPER TIMUR 9 6 15 JAKBAR KOTA BAMBU UTARA 9 4 13 Terlihat dari tabel diatas bahwa dari 15 kelurahan dengan jumlah kematian bayi tertinggi di tahun 2015, kelurahan di Jakarta Barat dan Jakarta Utara mendominasi di urutan atas. Semanan merupakan kelurahan teratas dengan jumlah kematian bayi terbanyak yaitu 63 bayi. Lalu disusul Kel. Kalibaru dengan 41 kematian bayi dan Bidara Cina dengan 28 kematian bayi. Untuk data selengkapnya dapat dilihat pada tabel diatas. Sekarang kita coba untuk mengetahui apa saja penyebab utama dari kematian bayi di tahun 2015 ini. Tabel 2.15. Kematian Bayi dan Penyebabnya di Provinsi DKI Jakarta, Tahun 2015 Penyebab Kematian Laki-Laki Perempuan Total Prosentase Kecelakaan 1 1 0,09 Lainnya 100 106 206 17,94 Sakit Biasa 476 406 882 76,83 Wabah_Penyakit 5 9 14 1,22 (blank) 32 13 45 3,92 Grand Total 614 534 1148 100,00 Dari data diatas terlihat bahwa penyebab utama dari kematian bayi adalah karena sakit yaitu berjumlah 882 bayi atau sekitar 76,83% dari total kematian bayi yang berjumlah 1.148 jiwa. Kemudian penyebab berikutnya adalah karena lainnya sebanyak 206 jiwa (17,94%). Sementara karena wabah penyakit sebanyak 14 jiwa. Untuk kematian bayi karena sakit sangat disayangkan kami belum dapat menyajikan secara detail jenis penyakitnya dikarenakan memang didatabase tidak ada informasi jenis penyakitnya secara detail. Padahal informasi ini akan sangat bermanfaat untuk perbaikan pelayanan kesehatan agar jumlah kematian bayi dapat diturunkan. Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Provinsi DKI Jakarta 55

11. Angka Kematian Bayi (Infant Mortality Rate/IMR) di Provinsi DKI Jakarta Yang dimaksud dengan angka kematian bayi (IMR) adalah jumlah kematian bayi usia dibawah 1 tahun per 1000 kelahiran hidup dalam tahun tertentu. Total jumlah kelahiran hidup di Tahun 2015 di Provinsi DKI Jakarta sebanyak 146.284 jiwa dan jumlah kematian bayi di Tahun 2015 sebanyak 1.148 jiwa. Dengan demikian angka kematian bayi Provinsi DKI Jakarta Tahun 2015 adalah 7,85. Artinya, di setiap 1.000 kelahiran hidup terdapat 7-8 bayi yang meninggal. Tabel dibawah adalah data jumlah kematian bayi dan jumlah kelahiran di Provinsi DKI Jakarta Tahun 2015 berdasarkan kota/kabupaten. Tabel 2.16. Angka Kematian Bayi Berdasarkan Jenis Kelamin dan Kota/Kab di Provinsi DKI Jakarta, Tahun 2015 KOTA/KAB JUMLAH KELAHIRAN JUMLAH KEMATIAN BAYI ANGKA KEMATIAN BAYI Lki Pr Lk + Pr Lki Pr Lk + Pr Lk Pr Lk + Pr JP 7176 6693 13869 52 61 52 7,25 9,11 3,75 JU 13646 12693 26339 151 138 151 11,07 10,87 5,73 JB 17183 15951 33134 157 124 157 9,14 7,77 4,74 JS 15591 14399 29990 59 52 59 3,78 3,61 1,97 JT 21971 20615 42586 194 156 194 8,83 7,57 4,56 KEP.SERIBU 178 188 366 1 3 4 5,62 15,96 10,93 Total 75745 70539 146284 614 534 1148 8,11 7,57 7,85 Sumber : Data SIAK Operasional Disdukcapil Provinsi DKI Jakarta Tahun 2015 Dari Tabel dan Gambar di bawah terlihat bahwa berdasarkan kota/kabupaten, Kab. Kep. Seribu merupakan kota dengan IMR tertinggi yakni 10,93, disusul Jakarta Utara dengan IMR 5,73 dan Jakarta Barat dengan IMR 4,74. Sedangkan Jakarta Selatan angka kematian bayinya adalah yang paling kecil, yaitu 1,97. Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Provinsi DKI Jakarta 56

Gambar 16. IMR Berdasarkan Kota/Kab di Provinsi DKI Jakarta, Tahun 2015 Sumber : Data SIAK Operasional Disdukcapil Provinsi DKI Jakarta Tahun 2015 Berdasarkan kecamatan, Kecamatan Taman Sari merupakan kecamatan dengan IMR tertinggi yakni 21,74 disusul Kecamatan Tanah Abang dengan IMR 15,09, dan Kecamatan Kalideres dengan IMR 14,15. Sedangkan Kecamatan Mampang Prapatan merupakan kecamatan dengan IMR terrendah yaitu 1,45, lalu kecamatan Cilandak dengan IMR 1,47 dan dan kecamatan Pancoran dengan IMR 2,19. Gambar 17. Kecamatan dengan IMR Tertinggi dan Terendah di Provinsi DKI Jakarta, Tahun 2015 Sumber : Data SIAK Operasional Disdukcapil Provinsi DKI Jakarta Tahun 2015 Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Provinsi DKI Jakarta 57

Gambar 18. Kelurahan dengan IMR Tertinggi di Provinsi DKI Jakarta, Tahun 2015 Sumber : Data SIAK Operasional Disdukcapil Provinsi DKI Jakarta Tahun 2015 Grafik di atas memperlihatkan bahwa berdasarkan kelurahan, Kelurahan Maphar merupakan kelurahan dengan IMR tertinggi yakni 91,32, disusul Kelurahan Semanan dengan IMR 49,45, dan Kelurahan Bidara Cina dengan IMR 45,53. Dari 267 kelurahan di Provinsi DKI Jakarta, 46 kelurahan di antaranya tidak terjadi kematian bayi (IMR=0). 12. Jumlah Kematian Bayi Baru Lahir (Neonatal) di Provinsi DKI Jakarta Yang dimaksud dengan angka kematian bayi baru lahir adalah jumlah kematian bayi baru lahir yang terjadi sebelum usia 1 bulan atau 28 hari per 1000 kelahiran pada tahun tertentu. NNDR = Jumlah Kematian Bayi Umur < 1 Bulan X 1000 Banyaknya Kelahiran Jumlah kematian bayi baru lahir (kurang dari 1 bulan) di Provinsi DKI Jakarta pada tahun 2015 sebanyak 774 jiwa dan jumlah kelahiran pada Tahun 2015 sebanyak 146.284 jiwa. dengan demikian Angka Kematian Bayi di Provinsi DKI Jakarta pada Tahun 2015 adalah sebesar 5,29, artinya di setiap 1.000 kelahiran hidup, 5 di antaranya meninggal sebelum berusia 1 bulan. Berikut dibawah ini adalah angka kematian bayi neonatal (kurang dari 1 bulan) yang terjadi selama tahun 2015 di Provinsi DKI Jakarta. Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Provinsi DKI Jakarta 58

Tabel 2.17. Jumlah Kematian Bayi Neonatal di Provinsi DKI Jakarta, Tahun 2015 KOTA/KAB JUMLAH KELAHIRAN JUMLAH KEMATIAN NEONATAL NNDR Lk Pr Lk+Pr Lk Pr Lk+Pr Lk Pr Lk+Pr JAKARTA PUSAT 7176 6693 13869 40 42 40 2,88 6,28 2,88 JAKARTA UTARA 13646 12693 26339 109 93 109 4,14 7,33 4,14 JAKARTA BARAT 17183 15951 33134 115 80 115 3,47 5,02 3,47 JAKARTA SELATAN 15591 14399 29990 32 34 32 1,07 2,36 1,07 JAKARTA TIMUR 21971 20615 42586 128 99 128 3,01 4,80 3,01 KAB.KEP.SERIBU 178 188 366 0 2 2 0,00 10,64 5,46 Grand Total 75745 70539 146284 424 350 774 2,90 4,96 5,29 Sumber : Data SIAK Operasional Disdukcapil Provinsi DKI Jakarta Tahun 2015 Dari Tabel di atas, terlihat bahwa Kab. Kep. Seribu merupakan kota dengan tingkat kematian bayi neonatal (NNDR) tertinggi yaitu 5,46, disusul Kota Administrasi Jakarta Utara dengan NNDR 4,14, dan Kota Administrasi Jakarta Barat dengan NNDR 3,47. Lalu disusul Kota Jakarta Timur dengan NNDR sebesar 3,01, Jakarta Pusat dengan angka NNDR sebesar 2,88 dan paling kecil adalah Jakarta Selatan dengan angka NNDR sebesar 1,07. Gambar 19. NNDR Berdasarkan Kota/Kab di Provinsi DKI Jakarta, 2015 Sumber : Data SIAK Operasional Disdukcapil Provinsi DKI Jakarta Tahun 2015 Sedangkan berdasarkan kecamatan, Kecamatan Taman Sari merupakan kecamatan dengan tingkat kematian bayi neonatal (NNDR) tertinggi yaitu 19,76 disusul Kecamatan Tanah Abang dengan NNDR 12,50, dan Kecamatan Jatinegara dengan NNDR 10,27. Data selengkapnya tentang NNDR di setiap kecamatan di Provinsi DKI Jakarta pada Tahun 2015 tersaji dalam Tabel berikut. Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Provinsi DKI Jakarta 59

Tabel 2.18. Jumlah Kematian Bayi Neonatal Berdasarkan Kecamatan di Provinsi DKI Jakarta, Tahun 2015 Jumlah Kelahiran Jumlah Kematian AKB Neonatal Kecamatan LK PR TOTAL LK PR TOTAL LK PR TOTAL KEP. SERIBU SLT 79 84 163 1 1 0,00 11,90 6,13 KEP. SERIBU UTR 99 104 203 1 1 0,00 9,62 4,93 CEMPAKA PUTIH 605 519 1124 1 1 2 1,65 1,93 1,78 GAMBIR 545 570 1115 4 2 6 7,34 3,51 5,38 JOHAR BARU 934 860 1794 4 4 8 4,28 4,65 4,46 KEMAYORAN 1788 1573 3361 8 2 10 4,47 1,27 2,98 MENTENG 556 503 1059 2 4 6 3,60 7,95 5,67 SAWAH BESAR 818 717 1535 5 3 8 6,11 4,18 5,21 SENEN 777 784 1561 6 7 13 7,72 8,93 8,33 TANAH ABANG 1153 1167 2320 10 19 29 8,67 16,28 12,50 CILINCING 3516 3368 6884 31 29 60 8,82 8,61 8,72 KELAPA GADING 896 783 1679 5 3 8 5,58 3,83 4,76 KOJA 2872 2537 5409 20 29 49 6,96 11,43 9,06 PADEMANGAN 1186 1097 2283 6 4 10 5,06 3,65 4,38 PENJARINGAN 2115 2000 4115 14 8 22 6,62 4,00 5,35 TANJUNG PRIOK 3061 2908 5969 33 20 53 10,78 6,88 8,88 CENGKARENG 3788 3578 7366 20 9 29 5,28 2,52 3,94 GROGOLPETAMBURAN 1442 1406 2848 9 3 12 6,24 2,13 4,21 KALI DERES 3180 2825 6005 30 20 50 9,43 7,08 8,33 KEBON JERUK 2470 2337 4807 8 7 15 3,24 3,00 3,12 KEMBANGAN 2078 1906 3984 14 15 29 6,74 7,87 7,28 PALMERAH 1583 1456 3039 11 8 19 6,95 5,49 6,25 TAMAN SARI 790 728 1518 15 15 30 18,99 20,60 19,76 TAMBORA 1852 1715 3567 8 3 11 4,32 1,75 3,08 CILANDAK 1379 1346 2725 1 2 3 0,73 1,49 1,10 JAGAKARSA 2509 2246 4755 7 3 10 2,79 1,34 2,10 KEBAYORAN BARU 960 861 1821 1 3 4 1,04 3,48 2,20 KEBAYORAN LAMA 2146 1963 4109 10 4 14 4,66 2,04 3,41 MAMPANG PRAPATAN 1050 1016 2066 1 1 0,95 0,00 0,48 PANCORAN 1175 1113 2288 5 5 0,00 4,49 2,19 PASAR MINGGU 2306 2021 4327 6 6 12 2,60 2,97 2,77 PESANGGRAHAN 1783 1667 3450 3 3 0,00 1,80 0,87 SETIA BUDI 732 660 1392 2 2 0,00 3,03 1,44 TEBET 1551 1506 3057 6 6 12 3,87 3,98 3,93 CAKUNG 4125 3654 7779 18 12 30 4,36 3,28 3,86 CIPAYUNG 1945 1909 3854 8 5 13 4,11 2,62 3,37 CIRACAS 2154 2066 4220 15 14 29 6,96 6,78 6,87 DUREN SAWIT 2895 2671 5566 20 6 26 6,91 2,25 4,67 JATINEGARA 2206 2077 4283 22 22 44 9,97 10,59 10,27 KRAMAT JATI 2198 2094 4292 10 8 18 4,55 3,82 4,19 MAKASAR 1520 1497 3017 7 8 15 4,61 5,34 4,97 MATRAMAN 1307 1214 2521 5 2 7 3,83 1,65 2,78 Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Provinsi DKI Jakarta 60

PASAR REBO 1626 1565 3191 15 14 29 9,23 8,95 9,09 PULO GADUNG 1995 1868 3863 8 8 16 4,01 4,28 4,14 Grand Total 75745 70539 146284 424 350 774 5,60 4,96 5,29 Sumber : Data SIAK Operasional Disdukcapil Provinsi DKI Jakarta Tahun 2015 Gambar 20. Kecamatan dengan NNDR Tertinggi di Provinsi DKI Jakarta, 2015 Sumber : Data SIAK Operasional Disdukcapil Provinsi DKI Jakarta Tahun 2015 Adapun NNDR berdasarkan kelurahan, Kelurahan Maphar merupakan kelurahan dengan tingkat kematian bayi neonatal (NNDR) tertinggi yaitu 41,40, disusul Kelurahan Bidara Cina dengan NNDR 35,77, dan Kelurahan Semanan dengan NNDR 32,97. Data selengkapnya tentang NNDR di setiap kelurahan di Provinsi DKI Jakarta pada Tahun 2015 tersaji dalam Tabel berikut. Gambar 21. Sepuluh Kelurahan dengan NNDR Tertinggi di Provinsi DKI Jakarta Tahun 2015 Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Provinsi DKI Jakarta 61

13. Angka kematian Bayi Lepas Baru Lahir (Post Neonatal) Adalah jumlah kematian anak umur 1 bulan sampai kurang dari 1 tahun per 1000 kelahiran anak, diformulasikan dengan rumus : P-NNDR = Jumlah kematian bayi umur 1 bulan s/d < 1 tahun x 1000 Banyaknya Kelahiran Berikut adalah data kematian bayi post neonatal yang terjadi selama tahun 2015. Tabel 2.19. Jumlah kematian Bayi Post Neonatal di Provinsi DKI Jakarta KOTA/KAB JUMLAH KELAHIRAN Post Neonatal P-NNDR Lk Pr Lk+Pr Lk Pr Lk+Pr Lk Pr Lk+Pr JAKARTA PUSAT 7176 6693 13869 12 19 31 1,67 2,84 2,24 JAKARTA UTARA 13646 12693 26339 42 45 87 3,08 3,55 3,30 JAKARTA BARAT 17183 15951 33134 42 44 86 2,44 2,76 2,60 JAKARTA SELATAN 15591 14399 29990 27 18 45 1,73 1,25 1,50 JAKARTA TIMUR 21971 20615 42586 66 57 123 3,00 2,76 2,89 KAB.KEP.SERIBU 178 188 366 1 1 2 5,62 5,32 5,46 Grand Total 75745 70539 146284 190 184 374 2,51 2,61 2,56 Sumber : Data SIAK Operasional Disdukcapil Provinsi DKI Jakarta Tahun 2015 Berdasarkan data tersebut, maka nilai P-NNDR untuk Provinsi DKI Jakarta dapat dihitung berdasarkan rumus diatas. P-NNDR = 374 X 1000 ------------ 146.284 = 2,56 Ini artinya bahwa di Provinsi DKI Jakarta pada tahun 2015 terdapat 2 sampai 3 kematian bayi post neonatal setiap 1000 kelahiran. Berikut dibawah ini adalah grafik P-NNDR di setiap Kotamadya di Provinsi DKI Jakarta. Berdasarkan kotamadya, nilai P-NNDR tertinggi terdapat di Kep. Seribu yaitu sebesar 5,46. Artinya di Kep. Seribu terdapat 5-6 kematian bayi post neonatal selama tahun 2015. Kemudian disusul Jakarta Utara sebesar 3,30, lalu Jakarta Timur 2,89, Jakarta barat sebesar 2,6, Jakarta Pusat 2,24 dan Jakarta Selatan 1,50 Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Provinsi DKI Jakarta 62

Gambar 22. Angka Kematian Bayi Post Neonatal berdasarkan Kota tahun 2015 Sementara berikut dibawah ini adalah tabel nilai P-NNDR berdasarkan kecamatan di Provinsi DKI Jakarta selama tahun 2015. Gambar 23. Kecamatan dengan nilai P-NNDR tertinggi di Provinsi DKI Jakarta Tahun 2015 Sumber : Data SIAK Operasional Disdukcapil Provinsi DKI Jakarta Tahun 2015 Berdasarkan gambar diatas, kecamatan dengan nilai P-NNDR tertinggi di Provinsi DKI Jakarta adalah Kecamatan Kep. Seribu Selatan, yaitu sebesar 6,13%. Lalu disusul Kecamatan Kalideres sebesar 6,73 dan kecamatan Senen 5,77. Data selengkapnya dapat dilihat sendiri seperti pada tabel dan grafik diatas. Berikut dibawah ini adalah nilai P-NNDR di kelurahan di Provinsi DKI Jakarta. Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Provinsi DKI Jakarta 63

Berdasarkan kelurahan, nilai P-NNDR tertinggi terdapat di kelurahan P.Harapan, yaitu sebesar 32,26. Artinya terdapat 32 kematian bayi post neonatal setiap 1000 kelahiran hidup selama tahun 2015. Suatu jumlah yang cukup tinggi, apalagi jika dibandingkan dengan nilai P-NNDR Provinsi DKI Jakarta yang hanya sebesar 2,56. Tentunya ini perlu mendapat perhatian khusus dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, khususnya dinas kesehatan. Kemudian kelurahan dengan nilai P-NNDR tertinggi berikutnya adalah Kelurahan Semanan sebesar 16,48 dan Kelurahan Paseban dengan nilai 14,71. Gambar 24. Kelurahan dengan nilai P-NNDR tertinggi tahun 2015 Sumber : Data SIAK Operasional Disdukcapil Provinsi DKI Jakarta Tahun 2015 Sementara jika berdasarkan penyebabnya, kematian bayi neonatal paling banyak karena sakit biasa (321 jiwa), wabah penyakit (6 jiwa), dan penyebab lainnya (46 jiwa). Untuk selengkapnya dapat dilihat dari tabel dibawah ini. Tabel 2.20. Kematian bayi neonatal berdasarkan penyebabnya di Provinsi DKI Jakarta Tahun 2015 Penyebab Kematian Laki-Laki Perempuan Total Prosentase Lainnya 18 28 46 12,30 Sakit Biasa 169 152 321 85,83 Wabah Penyakit 2 4 6 1,60 (blank) 1 1 0,27 Grand Total 190 184 374 100,00 Sumber : Database Operasional Disdukcapil Prov.DKI Jakarta, Tahun 2015 Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Provinsi DKI Jakarta 64

14. Jumlah Kematian Anak di Provinsi DKI Jakarta Tahun 2015 Yang dimaksud dengan anak (1-4 tahun) disini adalah penduduk yang berusia satu sampai menjelang 5 tahun atau tepatnya 1 sampai dengan 4 tahun 11 bulan 29 hari. Angka Kematian Anak mencerminkan kondisi kesehatan lingkungan yang langsung mempengaruhi tingkat kesehatan anak. Angka kematian anak akan tinggi bila terjadi keadaan salah gizi atau gizi buruk, kebersihan diri dan kebersihan yang buruk, tingginya prevalensi penyakit menular pada anak, atau kecelakaan yang terjadi di dalam atau di sekitar rumah (Budi Utomo, 1985). Jumlah kematian anak (1-4 tahun) di Provinsi DKI Jakarta pada Tahun 2015 berjumlah 270 jiwa. Kematian terbanyak terdapat di Jakarta Timur (111 jiwa), dan paling sedikit terjadi di Jakarta Pusat (26 jiwa). Tabel 2.21. Jumlah Kematian Usia 1 4 Tahun berdasarkan jenis kelamin dan Kotamadya di Provinsi DKI Jakarta Tahun 2015 Wilayah Laki-Laki Perempuan Total Prosentase KAB.ADM.KEP.SERIBU 3 3 0,28 JAKARTA PUSAT 64 46 110 10,39 JAKARTA UTARA 105 85 190 17,94 JAKARTA BARAT 125 107 232 21,91 JAKARTA SELATAN 98 63 161 15,20 JAKARTA TIMUR 207 156 363 34,28 Grand Total 599 460 1059 100,00 Gambar 25. Grafik Jumlah Kematian Anak Di Provinsi DKI Jakarta Tahun 2015 Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Provinsi DKI Jakarta 65

Berdasarkan tabel diatas terlihat jumlah kematian anak laki-laki lebih besar (56 persen) dibandingkan dengan jumlah kematian usia anak perempuan (44 persen). Jika kematian anak dirinci berdasarkan kota/kabupaten, Kota Jakarta Timur merupakan wilayah dengan jumlah kematian anak tertinggi sebesar 34,28 persen (363 jiwa), disusul Jakarta Barat sebesar 21,91% (232 jiwa). Sedangkan Kab.Kep.Seribu merupakan kabupaten dengan jumlah kematian anak paling sedikit yakni sebesar 3 jiwa (0,28%). Jika berdasarkan kecamatan, kematian anak paling banyak tercatat di Kec. Cilincing dan Jatinegara dengan jumlah masing-masing 57 jiwa. Lalu disusul Kec. Kalideres dengan 55 jiwa, Cakung dan Koja masing-masing 53 jiwa. Peringkat 10 teratas kecamatan dengan jumlah kematian anak terbanyak dapat dilihat seperti pada tabel dibawah ini. Tabel 2.22. 10 Kecamatan dengan Jumlah Kematian Anak terbanyak tahun 2015 Kecamatan Laki-Laki Perempuan Grand Total CILINCING 27 30 57 JATINEGARA 34 23 57 KALI DERES 32 23 55 CAKUNG 35 18 53 KOJA 33 20 53 CENGKARENG 27 24 51 DUREN SAWIT 16 25 41 TANJUNG PRIOK 24 16 40 KRAMAT JATI 24 15 39 PULO GADUNG 19 18 37 Sementara jika berdasarkan kelurahan, paling banyak kematian anak tercatat di Kel. Semanan (40 jiwa), Kel. Penggilingan (21 jiwa), dan Meruya Selatan (17 jiwa). Berikut dibawah ini adalah tabel 10 kelurahan teratas dengan jumlah kematian anak terbanyak di tahun 2015. Semoga dapat membawa manfaat bagi stake holders terkait dalam melakukan perbaikan-perbaikan kesehatan masyarakat. Tabel 2.23. 10 Kelurahan dengan Jumlah Kematian Anak terbanyak tahun 2015 Kelurahan Laki-Laki Perempuan Total SEMANAN 25 15 40 PENGGILINGAN 14 7 21 MERUYA SELATAN 10 7 17 CIPINANG BESAR UTARA 8 7 15 TUGU UTARA 9 6 15 KALI BARU 7 6 13 KRAMAT JATI 7 6 13 SEMPER TIMUR 6 7 13 LAGOA 9 3 12 Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Provinsi DKI Jakarta 66

Sementara jika dikorelasikan kematian anak dengan penyebab kematiannya, di dapat data sebagai berikut. Tabel 2.24. Kematian Anak berdasarkan Penyebabnya di Provinsi DKI Jakarta Tahun 2015 Penyebab Kematian Laki-Laki Perempuan Total Prosentase Kecelakaan 8 1 9 0,85 Lainnya 66 41 107 10,10 Sakit Biasa 513 405 918 86,69 Wabah_Penyakit 8 13 21 1,98 (blank) 4 4 0,38 Grand Total 599 460 1059 100,00 Sumber : Database Operasional Disdukcapil Prov.DKI Jakarta Tahun 2015 Jika berdasarkan penyebabnya, kematian anak tahun 2015 terbanyak disebabkan oleh sakit biasa, yaitu sebanyak 918 jiwa (86,69%), lalu disusul oleh penyebab lainnya sebanyak 107 jiwa (10,10%) dan karena wabah penyakit 21 jiwa (2,2%). 15. Jumlah Kematian Balita di Provinsi DKI Jakarta Tahun 2015 Balita atau bawah lima tahun adalah semua anak termasuk bayi yang baru lahir, yang berusia 0 sampai menjelang tepat 5 tahun (4 tahun, 11 bulan, 29 hari). Pada umumnya ditulis dengan notasi 0-4 tahun. Sedangkan Angka Kematian Balita adalah jumlah kematian anak berusia 0-4 tahun selama satu tahun tertentu per 1000 anak umur yang sama pada pertengahan tahun itu (termasuk kematian bayi). Berdasarkan data yang ada, jumlah kematian balita tahun 2015 berjumlah 2.207 jiwa. Tabel 2.25. Jumlah Kematian Balita berdasarkan Jenis Kelamin dan Kotamadya di Provinsi DKI Jakarta Tahun 2015 Wilayah Laki-Laki Perempuan Total Prosentase KAB.ADM.KEP.SERIBU 1 6 7 0,32 JAKARTA PUSAT 116 107 223 10,10 JAKARTA UTARA 256 223 479 21,70 JAKARTA BARAT 282 231 513 23,24 JAKARTA SELATAN 157 115 272 12,32 JAKARTA TIMUR 401 312 713 32,31 Grand Total 1213 994 2207 100,00 Sumber : Database Operasional Disdukcapil Prov.DKI Jakarta Tahun 2015 Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Provinsi DKI Jakarta 67

Tabel di atas menunjukkan bahwa jumlah kematian Balita laki-laki (1.213 jiwa) lebih besar jika dibandingkan dengan jumlah kematian Balita perempuan (994 jiwa). Gambar 26. Grafik Kematian Balita di Provinsi DKI Jakarta, Tahun 2015 Berdasarkan kota/kabupaten, jumlah kematian Balita tertinggi di Kota Adm. Jakarta Timur sebesar 713 jiwa atau 32,31 persen, disusul Jakarta Barat sebesar 513 jiwa atau 23,24 persen, Jakarta Utara sebesar 479 jiwa atau 21,70 persen, Jakarta Selatan sebesar 272 jiwa atau 12,32 persen, Jakarta Pusat dengan jumlah kematian Balita sebanyak 223 anak (10,10 %). Jika dirinci berdasarkan kecamatan, Kec. Cilincing dan Kec. Kalideres merupakan kecamatan dengan jumlah kematian balita terbanyak, yaitu masing-masing berjumlah 140 Jiwa. Kemudian disusul kec. Koja dengan jumlah 124 jiwa dan Kec. Tanjung Priok dengan 120 jiwa. Berikut data kecamatan teratas dengan jumlah kematian balita terbanyak. Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Provinsi DKI Jakarta 68