PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 20 TAHUN 2014 TENTANG

dokumen-dokumen yang mirip
GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

BUPATI BAN BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 59 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM DAN PROSEDUR PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

DEPARTEMEN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

WALIKOTA TANGERANG SELATAN

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

PENAJAM PASERUTARA PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 19 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI TANGGAMUS PERATURAN BUPATI TANGGAMUS NOMOR 07 TAHUN 2009

BUPATI BENGKAYANG, PERATURAN BUPATI BENGKAYANG NOMOR : 0 /TAHUH 2013 TENTANG

BUPATI PENAJAM PASER UTARA

WALIKOTA TANGERANG SELATAN

WALIKOTA TANGERANG SELATAN

BUPATI SUKAMARA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 20 TAHUN 2014 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

WALIKOTA SUKABUMI PERATURAN WALIKOTA SUKABUMI NOMOR 20 TAHUN 2010 TENTANG :

PERATURAN BUPATI BANDUNG BARAT NOMOR 29 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM DAN PROSEDUR PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR 90 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH PROVINSI BANTEN TAHUN ANGGARAN 2017

PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR 75 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH PROVINSI BANTEN TAHUN ANGGARAN 2016

WALIKOTA TANGERANG SELATAN

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 35 TAHUN 2011

PERATURAN BUPATI TANGERANG TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENATAUSAHAAN KEUANGAN DAERAH DILINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN TANGERANG

BUPATI TRENGGALEK SALINAN PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 36 TAHUN 2013 TENTANG

WALIKOTA TANGERANG SELATAN

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

PERATURAN BUPATI BANDUNG BARAT NOMOR 36 TAHUN 2011 TENTANG PROSEDUR PEMBERIAN DANA BANTUAN KEUANGAN UNTUK SERIKAT PEKERJA

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN

BUPATI JEMBRANA PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 42 TAHUN 2015 TENTANG

WALIKOTA MOJOKERTO PERATURAN WALIKOTA MOJOKERTO NOMOR 77 TAHUN 2015 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN KERINCI TAHUN 2012 NOMOR 9 PERATURAN BUPATI KERINCI

BUPATI BURU SELATAN PERATURAN BUPATI BURU SELATAN NOMOR : 07 TAHUN 2012 T E N T A N G SISTEM DAN PROSEDUR PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 31 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM DAN PROSEDUR PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS

BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 236 TAHUN 2011

BUPATI PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI SERUYAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

BUPATI HULU SUNGAI TENGAH

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PENETAPAN UANG PERSEDIAAN TAHUN ANGGARAN 2016 BUPATI MALANG,

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 68 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM DAN PROSEDUR PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH

KECAMATAN COBLONG PROSEDUR MUTU PELAYANAN PENCETAKAN SPP SPM LS PENYEDIA BARANG JASA

BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG PENETAPAN UANG PERSEDIAAN TAHUN ANGGARAN 2012 BUPATI MALANG,

KECAMATAN COBLONG PROSEDUR MUTU. No. Dok : PM KEUPROG- 05 No. Revisi : 00 Tgl. Berlaku : 12 September Staf Keuangan dan Program

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 34 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PEMBUKAAN, PENUTUPAN DAN PENEMPATAN REKENING SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (SKPD)

WALIKOTA TANGERANG SELATAN

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2012 NOMOR 20 SERI E

BUPATI GRESIK PROVINSI JAWA TIMUR

KECAMATAN COBLONG PROSEDUR MUTU PELAYANAN PENCETAKAN SPP SPM LS GAJI/ TUNJANGAN

PERATURAN BUPATI OGAN KOMERING ILIR NOMOR : 39 TAHUN 2011 TENTANG SISTEM DAN PROSEDUR PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ILIR

BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA

BUPATI TANAH BUMBU PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR 29 TAHUN 2013 TENTANG

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 20 TAHUN 2007 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN PADA SEKRETARIAT DAERAH WALIKOTA YOGYAKARTA,

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 22 TAHUN 2011 TENTANG PEMBUKAAN DAN PENUTUPAN REKENING SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH PADA BANK UMUM

BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR : 15 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN BELANJA BANTUAN HIBAH

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 76 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 7.A TAHUN 2008 TENTANG

PROVINSI BANTEN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG

WALIKOTA BANJAR. PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 18.a TAHUN 2011 TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

WALIKOTA BLITAR PERATURAN WALIKOTA BLITAR NOMOR 22 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PENATAUSAHAAN KEUANGAN BENDAHARA WALIKOTA BLITAR,

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA HIBAH DAN BANTUAN SOSIAL

PERATURAN BUPATI OGAN KOMERING ILIR NOMOR : 07 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM DAN PROSEDUR PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ILIR

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 41 TAHUN 2014

PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 04 TAHUN 2007 TENTANG PENGELOLAAN BELANJA BANTUAN SOSIAL WALIKOTA YOGYAKARTA

WALIKOTA YOGYAKARTA PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 10 TAHUN 2009 TENTANG SISTEM DAN PROSEDUR PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH PROVINSI JAMBI

PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR 18 TAHUN 2015 TENTANG

EUPAT1 ECTE NDAC PERATURAN BUPATI ROTE NDAO NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 20 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA HIBAH DAN BANTUAN SOSIAL

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 33 TAHUN 2016 TENTANG PENGELOLAAN DANA KEISTIMEWAAN

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BUPATI MAGELANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI MAGELANG NOMOR 56 TAHUN 2014 TENTANG BAGI HASIL PAJAK DAN RETRIBUSI DAERAH KEPADA DESA

PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN BELANJA TIDAK TERDUGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PROVINS! JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA MOJOKERTO NOMOR 102 TAHUN 2016 TENT ANG

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

PROVINSI JAMBI PERATURAN WALIKOTA JAMBI NOMOR 27 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG

WALI KOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALI KOTA DEPOK NOMOR 16 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI GUNUNGKIDUL PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 110 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN BELANJA HIBAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 43 TAHUN 2014 TENTANG BANTUAN KEUANGAN UNTUK PASAR BUNGO TAHUN ANGGARAN 2014

PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 18 TAHUN 2014

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

PROVINSI JAMBI PERATURAN WALIKOTA JAMBI NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG

-1- GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI

BUPATI PROBOLINGGO PERATURAN BUPATI PROBOLINGGO NOMOR : 19 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PENCAIRAN DANA CADANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI TAPIN PERATURAN BUPATI TAPIN NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM DAN PROSEDUR PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN TAPIN

BUPATI BADUNG PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 8A TAHUN 2012 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 26 TAHUN : 2007 SERI : E PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR : 30 TAHUN 2007 TENTANG

BUPATI MALANG BUPATI MALANG,

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 2 TAHUN 2017

BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 1 TAHUN 2013

PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 65 TAHUN 2013 TENTANG PEMBERIAN PINJAMAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA,

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 20 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI DEMAK NOMOR 59 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 214 TAHUN 2014

Transkripsi:

3 BUPATI PENAJAM PASER UTARA PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 20 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PENGELOLAAN BANTUAN KEUANGAN DAERAH KEPADA PEMERINTAH DESA DAN PEMERINTAH DAERAH LAINNYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PENAJAM PASER UTARA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan dalam Pasal 133 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah dua kali diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011, perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang Tata Cara Pengelolaan Bantuan Keuangan Daerah Kepada Pemerintah Desa Dan Pemerintah Daerah Lainnya; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2002 tentang Pembentukan Kabupaten Penajam Paser Utara di Propinsi Kalimantan Timur (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 20, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4182); 2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); 3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah dua kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578); 5. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah dua kali diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 310); 6. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 27 Tahun 2013 tentang Pedoman Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2014;

- 2-7. Peraturan Daerah Kabupaten Penajam Paser Utara Nomor 8 Tahun 2008 tentang Urusan Yang Menjadi Kewenangan Pemerintahan Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Penajam Paser Utara Tahun 2008 Seri E Nomor 1, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Penajam Paser Utara Nomor 6); MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG PERATURAN BUPATI TENTANG TATA CARA PENGELOLAAN BANTUAN KEUANGAN DAERAH KEPADA PEMERINTAH DESA DAN PEMERINTAH DAERAH LAINNYA. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan: 1. Daerah adalah Kabupaten Penajam Paser Utara. 2. Bupati adalah Bupati Penajam Paser Utara. 3. Kepala Daerah lainnya dan/atau Kepada Daerah Penerima Bantuan Keuangan Daerah adalah Gubernur dari Pemerintah Daerah Provinsi atau Bupati/Walikota dari Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota selain Pemerintah Daerah Kabupaten Penajam Paser Utara yang menerima bantuan Keuangan Daerah Kabupaten Penajam Paser Utara. 4. Pemerintah Daerah Kabupaten Penajam Paser Utara. 5. Pemerintah Daerah lainnya adalah Pemerintah Daerah Provinsi atau Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota selain Pemerintah Daerah Kabupaten Penajam Paser Utara. 6. Pemerintah Desa adalah Pemerintah Desa di Kabupaten Penajam Paser Utara. 7. Badan Perencana Pembangunan Daerah adalah Badan Perencana Pembangunan Daerah Kabupaten Penajam Paser Utara. 8. Inspektorat adalah Inspektorat Kabupaten Penajam Paser Utara. 9. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, selanjutnya disingkat APBD adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan daerah yang dibahas dan disetujui bersama oleh pemerintah daerah dan DPRD, dan ditetapkan dengan peraturan daerah. 10. Bantuan Keuangan Daerah adalah Bantuan Pemerintah Daerah kepada Pemerintah Daerah lainnya dan/atau Pemerintah Desa dalam bentuk uang yang dialokasikan pada belanja tidak langsung dalam rangka pemerataan dan/atau peningkatan kemampuan keuangan. 11. Pengguna Anggaran adalah pejabat pemegang kewenangan penggunaan anggaran untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsi SKPD yang dipimpinnya. 12. Pengguna Barang adalah pejabat pemegang kewenangan penggunaan barang milik daerah. 13. Kuasa Pengguna Anggaran adalah pejabat yang diberi kuasa untuk melaksanakan sebagian kewenangan pengguna anggaran dalam melaksanakan sebagian tugas dan fungsi SKPD. 14. Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) adalah pejabat pada unit kerja SKPD yang melaksanakan satu atau beberapa kegiatan dari suatu program sesuai dengan bidang tugasnya. 15. Bendahara Pengeluaran adalah pejabat fungsional yang ditunjuk menerima, menyimpan, membayarkan, menatausahakan, dan mempertanggungjawabkan uang untuk keperluan belanja daerah dalam rangka pelaksanaan APBD pada SKPD. 16. Unit kerja adalah bagian dari SKPD yang melaksanakan satu atau beberapa program. 17. Kas Umum Daerah, selanjutnya disebut Kas Daerah adalah tempat penyimpanan uang daerah yang ditentukan oleh Bupati untuk menampung seluruh penerimaan daerah dan digunakan untuk membayar seluruh pengeluaran daerah.

- 3-18. Pengeluaran Daerah adalah uang yang keluar dari kas daerah. 19. Surat Penyediaan Dana (SPD) adalah dokumen yang menyatakan tersedianya dana untuk melaksanakan kegiatan sebagai dasar penerbitan SPP. 20. Surat Permintaan Pembayaran yang selanjutnya disingkat SPP adalah dokumen yang diterbitkan oleh pejabat yang bertanggung jawab atas pelaksanaan kegiatan/bendahara pengeluaran untuk mengajukan permintaan pembayaran. 21. Surat Permintaan Pembayaran Ganti Uang Persediaan yang selanjutnya disingkat SPP-GU adalah dokumen yang diajukan oleh bendaharan pengeluaran untuk permintaan pengganti uang persediaan yang tidak dapat dilakukan dengan pembayaran langsung. 22. Surat Permintaan Pembayaran Langsung (SPP-LS) adalah dokumen yang diajukan oleh bendahara pengeluaran untuk permintaan pembayaran Iangsung kepada pihak ketiga atas dasar perjanjian kontrak kerja atau surat perintah kerja lainnya dan pembayaran gaji dengan jumlah, penerima, peruntukan, dan waktu pembayaran tertentu yang dokumennya disiapkan oleh PPTK. 23. Surat Perintah Membayar (SPM) adalah dokumen yang digunakan/diterbitkan oleh pengguna anggaran/kuasa pengguna anggaran untuk penerbitan SP2D atas beban pengeluaran DPA-SKPD. 24. Surat Perintah Membayar Ganti Uang Persediaan (SPM-GU) adalah dokumen yang diterbitkan oleh pengguna anggaran/kuasa pengguna anggaran untuk penerbitan SP2D atas beban pengeluaran DPA-SKPD yang dananya dipergunakan untuk mengganti uang persediaan yang telah dibelanjakan. 25. Surat Perintah Membayar Langsung (SPM-LS) adalah dokumen yang diterbitkan oleh pengguna anggaran/kuasa pengguna anggaran untuk penerbitan SP2D atas beban pengeluaran DPA-SKPD kepada pihak ketiga. 26. Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) adalah dokumen yang digunakan sebagai dasar pencairan dana yang diterbitkan oleh BUD berdasarkan SPM. 27. Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah yang selanjutnya disingkat SKPKD adalah perangkat daerah pada pemerintah daerah selaku pengguna anggaran/pengguna barang, yang juga melaksanakan pengelolaan keuangan daerah. 28. Pejabat Pengelola Keuangan Daerah yang selanjutnya disingkat PPKD adalah kepala satuan kerja pengelola keuangan daerah yang selanjutnya disebut dengan kepala SKPKD yang mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan APBD dan bertindak sebagai bendahara umum daerah. 29. Bendahara Umum Daerah yang selanjutnya disingkat BUD adalah PPKD yang bertindak dalam kapasitas sebagai bendahara umum daerah. 30. Tim Anggaran Pemerintah Daerah yang selanjutnya disingkat TAPD adalah tim yang dibentuk dengan keputusan Bupati dan dipimpin oleh sekretaris daerah yang mempunyai tugas menyiapkan serta melaksanakan kebijakan kepala daerah dalam rangka penyusunan APBD yang anggotanya terdiri dari pejabat perencana daerah, PPKD dan pejabat Iainnya sesuai dengan kebutuhan. BAB II SIFAT BANTUAN KEUANGAN DAERAH Pasal 2 (1) Bantuan Keuangan Daerah bersifat umum peruntukan dan penggunaannya diserahkan sepenuhnya kepada Pemerintah Daerah lainnya dan/atau Pemerintah Desa penerima bantuan, meliputi: (2) Bantuan Keuangan Daerah bersifat khusus, peruntukannya ditetapkan oleh Pemerintah Daerah pemberi bantuan.

- 4 - (3) Pemberi bantuan bersifat khusus dapat mensyaratkan penyediaan dana pendamping dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Pemerintah Daerah lainnya dan/atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa penerima bantuan. (4) Penetapan Bantuan Keuangan Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dituangkan dalam APBD. (5) Pemberian bantuan tidak bersifat rutin dan diberikan secara proporsional kepada Pemerintah Daerah lainnya dan/atau Desa sesuai dengan kemampuan keuangan Pemerintah Daerah. (6) Pemberian bantuan sebagaimana dimaksud pada ayat ( 5) dapat diberikan untuk program kegiatan yang sifatnya terus menerus dalam rangka mengurangi kesenjangan keuangan antar Desa. (7) Penggunaan bantuan keuangan yang bersifat khusus tidak dapat digunakan untuk biaya tim/kepanitiaan, lembur, sidang/rapat, alat tulis kantor, perjalanan dinas dan biaya penunjang kegiatan/fisik lainnya kecuali kepanitiaan pengadaan barang dan jasa. BAB III MEKANISME PEMBERIAN BANTUAN Bagian Kesatu Bantuan Keuangan Daerah bersifat umum Pasal 3 (1) Kepala Daerah dan/atau Kepala Desa calon penerima bantuan mengajukan permohonan bantuan keuangan daerah kepada Bupati melalui TAPD dengan proposal paling kurang memuat: a. latar belakang; b. maksud dan tujuan; c. uraian program dan kegiatan yang akan dilaksanakan dan kebutuhan anggaran (data kualitatif dan kuantitatif); dan d. data pendukung yang dianggap perlu. (2) Permohonan Bantuan Keuangan Daerah dari Kepala Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dengan diketahui oleh Camat. (3) TAPD mengkoordinasikan, mensinergikan dan mengalokasikan bantuan yang dibutuhkan pemerintah daerah lainnya melalui proses penyusunan APBD. (4) Besaran Bantuan Keuangan Daerah kepada Pemerintah Daerah Lainnya dan/atau Pemerintah Desa ditetapkan dengan Keputusan Bupati. (5) Pemerintah Daerah menyerahkan bantuan keuangan daerah kepada Pemerintah Daerah Lainnya dan/atau Pemerintah Desa. Bagian Kedua Bantuan Keuangan Daerah bersifat khusus Pasal 4 (1) Pemerintah Daerah melakukan koordinasi dengan Pemerintah Daerah Lainnya tentang kebutuhan dan/atau penanganan bencana dan/atau pasca bencana.

- 5 - (2) Pemerintah Daerah Lainnya calon penerima bantuan menyampaikan: a. Data kualitatif dan kuantitatif mengenai uraian program dan kegiatan yang akan dilaksanakan dan kebutuhan anggaran; dan b. data pendukung lainnya yang dianggap perlu. (3) TAPD mengkoordinasikan, mensinergikan dan mengalokasikan bantuan yang dibutuhkan pemerintah daerah lainnya melalui proses penyusunan APBD. (4) Besaran Bantuan Keuangan Daerah kepada Pemerintah Daerah Lainnya dan/atau Pemerintah Desa ditetapkan dengan Keputusan Bupati. (5) Pemerintah Daerah menyerahkan bantuan keuangan daerah kepada Pemerintah Daerah Lainnya dan/atau Pemerintah Desa. BAB IV PENCAIRAN ANGGARAN Bagian Kesatu Bantuan Keuangan Daerah bersifat Umum Pasal 5 (1) Kepala Daerah Pemerintah Daerah Lainnya mengajukan surat permohonan pencairan Bantuan Keuangan Daerah kepada Bupati melalui Bagian Keuangan dengan melampirkan berkas sebagai berikut : a. proposal; b. kuitansi penerimaan bermaterai yang ditandatangani oleh Bupati/Walikota Pemerintah Daerah lainnya c. rekening penerima Bantuan Keuangan Daerah. (2) Apabila permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) telah disetujui PPKD/BUD, PPKD/BUD mengajukan penerbitan Keputusan Bupati mengenai besaran Bantuan Keuangan Daerah kepada Pemerintah Daerah Lainnya dan/atau Pemerintah Desa kepada Bupati melalui Bagian Hukum. (3) Berdasarkan Keputusan Bupati tersebut, Kepala Bagian Keuangan menerbitkan SPD untuk selanjutnya dilakukan penerbitan SPP, SPM, dan SP2D. Bagian Kedua Bantuan Keuangan Daerah bersifat khusus Pasal 6 (1) Berdasarkan Data sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2), kuitansi penerimaan bermaterai yang ditandatangani oleh Bupati/Walikota Pemerintah Daerah lainnya dan/atau Pemerintah Desa dan rekening penerima Bantuan Keuangan Daerah, maka Kepala Bagian Keuangaan atas perintah Sekretaris Daerah atau Pelaksana Tugas Sekretaris Daerah apabila Sekretaris Daerah berhalangan memerintahkan PPKD/BUD untuk melakukan proses pemberian bantuan lebih lanjut.

- 6 - (2) Apabila proses pemberian bantuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) telah disetujui PPKD/BUD, Kepala Bagian Keuangan mengajukan penerbitan Keputusan Bupati mengenai besaran Bantuan Keuangan Daerah kepada Pemerintah Daerah Lainnya dan/atau Pemerintah Desa kepada Bupati melalui Bagian Hukum. (3) Berdasarkan Keputusan Bupati tersebut, Kepala Bagian Keuangan menerbitkan SPD untuk selanjutnya dilakukan penerbitan SPP, SPM, dan SP2D. BAB V PENGGUNAAN Pasal 7 (1) Bantuan Keuangan Daerah bersifat umum peruntukkan dan penggunaannya diserahkan sepenuhnya kepada Pemerintah Daerah/Pemerintah Desa penerima bantuan. (2) Bantuan Keuangan Daerah bersifat khusus dipergunakan untuk program kegiatan yang telah disepakati antara pemberi bantuan dengan penerima bantuan dalam mekanisme penyusunan RKPD, KUA-PPAS, APBD atau Perubahan APBD. (3) Dalam hal terjadi perubahan penggunaan oleh penerima bantuan harus mengajukan revisi kepada Bupati melalui TAPD. (4) Dalam hal terdapat sisa dana Bantuan Keuangan bersifat khusus dapat digunakan kembali sesuai program kegiatan yang telah disepakati sebagaimana dimaksud ayat (2). (5) Pelaksanaan bantuan yang tidak dapat dilaksanakan pada tahun berkenaan dapat dianggarkan kembali pada tahun anggaran berikutnya pada kegiatan sesuai kesepakatan sebagaimana dimaksud ayat (2). BAB VI PELAPORAN Pasal 8 (1) Kepala Daerah penerima Bantuan Keuangan Daerah wajib melaporkan pelaksanaan kegiatan kepada Bupati melalui Kepala Bagian keuangan dengan tembusan kepada Inspektur dan Kepala Badan Perencana Pembangunan Daerah. (2) Pelaporan perkembangan program/kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), disampaikan kepada Bupati. (3) Pelaporan sebagaimana dimaksud ayat (1) diserahkan setiap akhir tahun disampaikan paling lambat tanggal 10 Januari tahun anggaran berikutnya dengan format sebagaimana tercantum dalam Lampiran, yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini. (4) Monitoring dan evaluasi Bantuan Keuangan Daerah dilakukan oleh Tim Teknis yang ditetapkan oleh Bupati. (5) Penggunaan dana Bantuan Keuangan Daerah diaudit oleh Inspektorat.

- 7 - Pasal 9 Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Penajam Paser Utara. Ditetapkan di Penajam pada tanggal 16 Juni 2014 BUPATI PENAJAM PASER UTARA, Ttd H. YUSRAN ASPAR Diundangkan di Penajam pada tanggal 17 Juni 2014 Plt. SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA, Ttd H. TOHAR BERITA DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA TAHUN 2014 NOMOR 20.

- 8 - Lampiran : PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR : 20 TAHUN 2014 TANGGAL : 17 JUNI 2014 FORMAT LAPORAN PENGGUNAAN BANTUAN KEUANGAN BAB I : PENJELASAN PELAKSANAAN 1. Latar Belakang Berisi alasan mengapa kegiatan tersebut direncanakan Latar belakang biasanya berisi 3 bagian yaitu bagian pendahuluan, bagian isi, dan bagian penutup yang pola kalimatnya dari kalimat/maksud umum ke kalimat/maksud khusus 2. Tujuan Kegiatan Berisi alasan untuk apa kegiatan tersebut direncanakan Tujuan dapat terdiri dari minimal 1 tujuan atau lebih yang berurutan dari tujuan yang paling penting hingga tujuan yang kurang penting 3. Dasar Hukum 4. Pelaksanaan Kegiatan Berisi penjelasan mengenai kegiatan, penjelasan tersebut berisi antara lain: 1) Nama Kegiatan dan Pengampu kegiatan. Berisi nama kegiatan dan SKPD pengampu kegiatan (bagi Pemerintah Daerah lainnya) yang dibiayai dari Bantuan Keuangan Daerah. 2) Anggaran. Berisi tentang penggunaan anggaran Bantuan Keuangan Daerah dan APBD Pemerintah Daerah lainnya / APBDesa. 3) Bentuk Kegiatan. Berisi penjelasan tentang format/bentuk sajian kegiatan dari tahap persiapan dan pelaksanaan kegiatan. 4) Hambatan Pelaksanaan Kegiatan. Berisi tentang hambatan dalam pelaksanaan dan penyelesaian kegiatan. 5. Penutup. Berisi tentang output riil kegiatan yang telah dihasilkan, sisa anggaran Bantuan Keuangan Daerah, rencana penggunaan sisa anggaran Bantuan Keuangan Daerah. 6. Lampiran.

- 9 - BAB II : PENJELASAN PELAKSANAAN LAPORAN PENGGUNAAN DANA BANTUAN KEUANGAN PEMERINTAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA KEPADA PEMERINTAH DAERAH. TAHUN ANGGARAN... BESARAN TARGET REALISASI BANTUAN FISIK KEUANGAN NO. KEGIATAN KEUANGAN DARI LOKASI MANFAAT KETERANGAN VOLUME SATUAN PEMERINTAH % Rp % DAERAH 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 BUPATI PENAJAM PASER UTARA, Ttd H. YUSRAN ASPAR