GUBERNUR ACEH. 8. Undang-./2 MW\DATAWAHED\2009\PER.GUB\SEPTEMBER.

dokumen-dokumen yang mirip
GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 101 TAHUN 2009 TENTANG

QANUN ACEH NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA ACEH TAHUN ANGGARAN 2008 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

QANUN ACEH NOMOR 1 TAHUN 2009

BUPATI ACEH TIMUR PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 08 TAHUN 2009 TENTANG

BUPATI SITUBONDO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SITUBONDO,

GUBERNUR NANGGROE ACEH DARUSSALAM

QANUN ACEH NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG TATA CARA PENGALOKASIAN TAMBAHAN DANA BAGI HASIL MINYAK DAN GAS BUMI DAN PENGGUNAAN DANA OTONOMI KHUSUS

QANUN ACEH NOMOR 8 TAHUN 2007 TENTANG BANTUAN KEUANGAN KEPADA PARTAI POLITIK DAN PARTAI POLITIK LOKAL

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG

GUBERNUR NANGGROE ACEH DARUSSALAM

RANCANGAN QANUN ACEH NOMOR TAHUN 2007 TENTANG TATA CARA PENGALOKASIAN TAMBAHAN DANA BAGI HASIL MINYAK DAN GAS BUMI DAN PENGGUNAAN DANA OTONOMI KHUSUS

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG

RANCANGAN PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR...TAHUN 2015 TENTANG PENJABARAN PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA ACEH TAHUN ANGGARAN 2015

BERITA DAERAH KOTA SOLOK NOMOR : 12 TAHUN 2011 PERATURAN WALIKOTA SOLOK NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN DANA HIBAH PEMERINTAH KOTA SOLOK

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2011 NOMOR 5 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENGELOLAAN BELANJA HIBAH

GUBERNUR PROVINSI PAPUA

WALIKOTA TASIKMALAYA

Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara Nomor 1103);

GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 35 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 18 TAHUN 2016 TENTANG PEMBERIAN BANTUAN SOSIAL BEASISWA KEPADA ANAK YATIM, PIATU DAN YATIM PIATU DALAM WILAYAH ACEH

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 1 TAHUN 2009

BUPATI PUNCAKJAYA PERATURAN DAERAH KABUPATEN PUNCAK JAYA NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG BANTUAN KEUANGAN, BANTUAN SOSIAL, HIBAH DAN TAK TERDUGA

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 236 TAHUN 2011

QANUN PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM NOMOR 4 TAHUN 2006 TENTANG

WALIKOTA TANGERANG SELATAN

GUBERNUR NANGGROE ACEH DARUSSALAM

PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 7.A TAHUN 2008 TENTANG

QANUN ACEH NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA ACEH TAHUN ANGGARAN 2012

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 5 TAHUN 2008

PERATURAN BUPATI KARANGANYAR NOMOR 21 TAHUN 2015

GUBERNUR ACEH. 7. Undang.../2 MW\DATAWAHED\2013\PER.GUB\JANUARI.

RANCANGAN QANUN ACEH NOMOR... TAHUN 2017 TENTANG

PERATURAN BUPATI BANDUNG BARAT NOMOR 39 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PENGANGGARAN, PELAKSANAAN DAN PENATAUSAHAAN, PERTANGGUNGJAWABAN DAN PELAPORAN

PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 74 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PENYALURAN DANA BEASISWA PEMERINTAH ACEH DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA

GUBERNUR PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM, Menimbang : a. bahwa untuk meningkatkan kinerja Pimpinan dan

BUPATI BENGKULU SELATAN

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 20 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA HIBAH DAN BANTUAN SOSIAL

GUBERNUR NANGGROE ACEH DARUSSALAM

BUPATI ACEH TIMUR PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 21 TAHUN 2010 TENTANG

GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR : 80 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM DAN PROSEDUR AKUNTANSI PEMERINTAH ACEH DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA

BUPATI ACEH BARAT DAYA PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI ACEH BARAT DAYA NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG

PERMENDAGRI NOMOR 32 TAHUN 2011 PERMENDAGRI NOMOR 39 TAHUN 2012 PERMENDAGRI NOMOR 14 TAHUN 2016

BUPATI SLEMAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI SLEMAN NOMOR 32.1 TAHUN 2015 TENTANG HIBAH DAN BANTUAN SOSIAL

QANUN ACEH NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA HIBAH DAN BANTUAN SOSIAL

PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA

BUPATI BIMA PERATURAN BUPATI BIMA NOMOR 15 TAHUN 2016 TENTANG

QANUN ACEH NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA ACEH TAHUN ANGGARAN 2013

PA TI B PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI BIREUEN NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG

QANUN KABUPATEN ACEH TIMUR NOMOR 22 TAHUN 2008 TENTANG PENYERTAAN MODAL PEMERINTAH KABUPATEN ACEH TIMUR KEPADA KOPERASI PRIMA JASA

QANUN ACEH NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA ACEH TAHUN ANGGARAN 2014

You will GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 08 TAHUN 2009 TENTANG

BUPATI ACEH TIMUR PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 13 TAHUN 2014 TENTANG

QANUN ACEH NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM

GUBERNUR NANGGROE ACEH DARUSSALAM

QANUN ACEH NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA ACEH TAHUN ANGGARAN 2014

BUPATI GUNUNGKIDUL PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 110 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN BELANJA HIBAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 78 TAHUN 2016 TENTANG

- 2 - MEMUTUSKAN : PERATURAN GUBERNUR TENTANG PERBAIKAN DARURAT PADA SAAT TRANSISI DARURAT BENCANA DI ACEH. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR 62 TAHUN 2011 TENTANG

-1- GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 98 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR 92 TAHUN 2011 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PROVINSI JAMBI PERATURAN WALIKOTA JAMBI NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI,

QANUN KABUPATEN ACEH TIMUR NOMOR 10 TAHUN 2009 TENTANG PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA KABUPATEN ACEH TIMUR TAHUN ANGGARAN 2009

GUBERNUR NANGGROE ACEH DARUSSALAM

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL (Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul) Nomor : 24 Tahun : 2008 Seri : E

PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 42 TAHUN 2016 TENTANG KLINIK KONSULTASI AKSELERASI PENYELESAIAN REKOMENDASI HASIL PENGAWASAN BERBASIS E-CONSULTING

-1- GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 99 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA INSPEKTORAT ACEH

BUPATI BANYUWANGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR NANGGROE ACEH DARUSSALAM

BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 25 TAHUN 2016 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 19 TAHUN 2008 PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 19 TAHUN 2008 T E N T A N G

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

PEMERINTAH PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM QANUN ACEH NOMOR 4 TAHUN 2007 TENTANG

GUBERNUR NANGGROE ACEH DARUSSALAM

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 35 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN BELANJA HIBAH, BELANJA BANTUAN SOSIAL DAN BELANJA TIDAK TERDUGA

(2) Pendanaan Program dan kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) setiap tahun dianggarkan dalam APBA.

GUBERNUR PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM. Jln. T. Nyak Arief No. 219 Telp Banda Aceh

-5- MEMUTUSKAN: Menetapkan : QANUN TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA KOTA SABANG TAHUN ANGGARAN 2013.

QANUN KABUPATEN ACEH TIMUR NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG SUMBANGAN PIHAK KETIGA KEPADA DAERAH BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM

BUPATI BIREUEN PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI BIREUEN NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG ALOKASI DANA GAMPONG TAHUN ANGGARAN 2015

BUPATI MALANG BUPATI MALANG,

SALINAN PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 12 TAHUN 2009 WALIKOTA SURABAYA,

PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 63 TAHUN 2016 TENTANG BADAN KOORDINASI SERTIFIKASI PROFESI ACEH DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA GUBERNUR ACEH,

- 1 - BUPATI SERANG PERATURAN BUPATI SERANG NOMOR 32 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA METRO,

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PENETAPAN UANG PERSEDIAAN TAHUN ANGGARAN 2016 BUPATI MALANG,

WALIKOTA TANGERANG SELATAN

QANUN KOTA BANDA ACEH NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2007

GUBERNUR NANGGROE ACEH DARUSSALAM

WALIKOTA SOLOK PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN WALIKOTA SOLOK NOMOR : 23 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI ACEH TIMUR PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 15 TAHUN 2013 TENTANG

QANUN KOTA BANDA ACEH NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA KOTA BANDA ACEH TAHUN ANGGARAN 2013

QANUN KABUPATEN ACEH TIMUR NOMOR 12 TAHUN 2009 TENTANG

Transkripsi:

GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 98 TAHUN 2009 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN BELANJA HIBAH, BANTUAN SOSIAL DAN BANTUAN KEUANGAN GUBERNUR ACEH, Menimbang Mengingat : a. bahwa untuk memenuhi pelaksanaan ketentuan Pasal 44 sampai dengan Pasal 49 Qanun Aceh Nomor 1 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Keuangan Aceh, dan Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor 900/2677/SJ tanggal 8 November 2007 tentang Hibah dan Bantuan Daerah, yang terkait dengan penggunaan dan pertanggungjawaban, Bantuan Sosial dan Bantuan Keuangan kepada Pemerintah Kabupaten/Kota, instansi vertikal, organisasi kemasyarakatan dan masyarakat, maka perlu diatur Tata Cara Pemberian dan Pertanggungjawaban, Bantuan Sosial dan Bantuan Keuangan; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, perlu menetapkan dalam suatu Peraturan; : 1. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah Otonom Propinsi Atjeh dan Perubahan Peraturan Pembentukan Propinsi Sumatera Utara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1956 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara Nomor 1103); 2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75; Tambahan Lembaran Negara Nomor 3851); 3. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Keistimewaan Propinsi Daerah Istimewa Aceh (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 172, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3893); 4. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4286); 5. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4286); 6. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan, Pengelolaan dan Tanggungjawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4400); 7. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4437) sebagaimana telah diubah untuk kedua kalinya dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4844); 8. Undang-./2

- 2-8. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 62, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4438); 9. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 4578); 10. Keputusan Presiden Nomor 80 Tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 95 Tahun 2007 tentang Perubahan Ketujuh Atas Keputusan Presiden Nomor 80 Tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 120, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4330); 11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah; 12. Qanun Aceh Nomor 1 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Keuangan Aceh (Lembaran Daerah Nanggroe Aceh Darussalam Tahun 2008 Nomor 01, Tambahan Lembaran Daerah Nanggroe Aceh Darussalam Nomor 11); MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN GUBERNUR ACEH TENTANG TATA CARA PEMBERIAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN BELANJA HIBAH, BANTUAN SOSIAL DAN BANTUAN KEUANGAN. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Gubernur ini yang dimaksud dengan : 1. Aceh adalah Daerah Provinsi yang merupakan kesatuan masyarakat hukum yang bersifat istimewa dan diberi kewenangan khusus untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan Peraturan perundang undangan dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang dipimpin oleh seorang Gubernur. 2. Pemerintahan Aceh adalah pemerintahan daerah dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945 yang menyelenggarakan urusan pemerintahan yang dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah Aceh dan Dewan Perwakilan Rakyat Aceh sesuai dengan fungsi dan kewenangan masing-masing. 3. Pemerintah Daerah Aceh yang selanjutnya disebut Pemerintah Aceh adalah unsur penyelenggara Pemerintahan Aceh yang terdiri atas Gubernur, dan perangkat Daerah Aceh. 4. Gubernur adalah Kepala Pemerintah Aceh. 5. Anggaran Pendapatan dan Belanja Aceh (APBA) adalah rencana keuangan tahunan Pemerintahan Aceh yang ditetapkan dengan Qanun. 6. Satuan Kerja Perangkat Aceh yang selanjutnya disingkat SKPA adalah Perangkat Daerah pada Pemerintah Aceh selaku pengguna anggaran/pengguna barang. 7. Kepala Dinas Pengelolaan Keuangan dan Kekayaan Aceh yang selanjutnya disingkat DPKKA adalah Pejabat Pengelolaan Keuangan Aceh. 8. Belanja./3

- 3-8. adalah pemberian hibah dalam bentuk uang, barang dan/ atau jasa kepada Pemerintah, atau pemerintah daerah lainnya perusahaan daerah, masyarakat, dan organisasi kemasyarakatan. 9. adalah bantuan yang bersifat sosial kemasyarakatan dalam bentuk uang dan/atau barang kepada kelompok/anggota masyarakat dan partai politik. 10. adalah bantuan keuangan yang bersifat umum atau khusus dari pemerintah Aceh kepada Kabupaten/Kota, Gampong, dan kepada Pemerintah Daerah lainnya. 11. Kelompok masyarakat adalah sekelompok orang-orang yang dengan kesadaran dan keinginan sendiri bergabung untuk menjalankan kegiatan bersama di bidang ekonomi, politik, sosial, budaya, agama, peradatan dan syariat Islam. 12. Perorangan adalah Anggota Masyarakat yang menjadi salah satu subjek penerima bantuan dari Pemerintah Aceh, baik dalam bentuk uang, barang atau jasa yang memenuhi kualifikasi sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan Gubernur ini. 13. Organisasi Sosial Kemasyarakatan adalah organisasi yang dibentuk oleh anggota masyarakat warga Negara Republik Indonesia secara sukarela atas dasar kesamaan kegiatan, profesi, fungsi, agama, untuk berperan serta dalam pembangunan dalam rangka mencapai tujuan Nasional dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila. 14. Tim Seleksi adalah Tim yang dibentuk oleh Kepala SKPA terkait, untuk meneliti kelengkapan administrasi dan syarat-syarat yang diperlukan dalam pemberian hibah, bantuan sosial dan bantuan keuangan. BAB II MAKSUD DAN TUJUAN Pasal 2 (1) kepada Pemerintah (instansi vertikal) bertujuan untuk menunjang peningkatan penyelenggaraan fungsi Pemerintahan di Aceh. (2) kepada Badan Usaha Milik Negara atau Badan Usaha Milik Daerah bertujuan untuk menunjang peningkatan pelayanan kepada masyarakat. (3) kepada pemerintah Kabupaten/Kota bertujuan untuk menunjang peningkatan penyelenggaraan pemerintahan Kabupaten/Kota dan layanan umum. (4) kepada Badan/Lembaga/Organisasi Swasta dan/atau kelompok masyarakat/perorangan bertujuan untuk meningkatkan partisipasi dalam penyelenggaraan pembangunan Aceh. (5) sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sampai dengan ayat (4) bersifat tidak mengikat, tidak secara terus menerus serta tidak wajib dan harus digunakan sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan dalam ketentuan Peraturan perundang-undangan. Pasal 3 (1) bertujuan untuk peningkatan kesejahteraan sosial kemasyarakatan. (2) sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan tidak secara terus menerus/tidak berulang setiap tahun anggaran, selektif dan memiliki kejelesan peruntukan penggunaannya. (3) untuk partai politik diberikan sesuai dengan ketentuan Peraturan perundang-undangan../4

- 4 - Pasal 4 (1) bertujuan untuk pemerataan dan/atau peningkatan kemampuan keuangan. (2) sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat diberikan tergantung pada kemampuan keuangan Pemerintah Aceh. BAB III SUBJEK BELANJA HIBAH, BELANJA BANTUAN SOSIAL DAN BELANJA BANTUAN KEUANGAN Pasal 5 (1) Subjek belanja hibah terdiri dari pemberi dan penerima. (2) Pemberi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah Pemerintah Aceh. (3) Penerima sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari : a. Pemerintah Kabupaten/Kota; b. Instansi Vertikal; c. Perguruan Tinggi Swasta; d. Organisasi semi Pemerintah; e. Organisasi non Pemerintah (LSM); f. Perusahaan Daerah; g. Lembaga Keagamaan; dan h. Masyarakat. Pasal 6 (1) Subjek terdiri dari pemberi dan penerima Belanja Bantuan Sosial. (2) Pemberi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah Pemerintah Aceh. (3) Penerima sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari : a. Perorangan : 1. Anak yatim, piatu dan yatim piatu; 2. Murid, siswa, santri atau mahasiswa yang kurang mampu atau yang mempunyai prestasi terbaik di lembaga pendidikan; 3. Anak putus sekolah dan tidak mampu; 4. Fakir/miskin; 5. Anak/Orang terlantar; 6. Penyandang cacat; 7. Penderita penyakit kronis/akut; 8. Korban Bencana Alam dan Bencana Sosial. b. Kelompok Masyarakat : 1. Masjid, Meunasah/Mushalla, Balai Pengajian (Balee Neubeut) dan TPA/TPQ; 2. Asrama Pelajar dan/atau Mahasiswa; 3. Organisasi Sosial Kemasyarakatan../5

- 5 - Pasal 7 (1) Subjek terdiri dari pemberi dan penerima belanja bantuan keuangan. (2) Pemberi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah Pemerintah Aceh. (3) Penerima sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari : a. Pemerintah Kabupaten/Kota; dan b. Pemerintahan Gampong. BAB IV OBJEK BELANJA HIBAH, BELANJA BANTUAN SOSIAL DAN BELANJA BANTUAN KEUANGAN Pasal 8 (1) Objek terdiri dari : a. uang; b. barang; dan c. jasa. (2) dalam bentuk uang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dapat diberikan dalam bentuk transfer dana kepada penerima belanja hibah. (3) dalam bentuk barang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b dapat berupa barang bergerak dan/atau barang tidak bergerak. (4) dalam bentuk Jasa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c dianggarkan dalam bentuk program dan kegiatan oleh SKPA dalam kelompok belanja langsung serta dilakukan melalui kegiatan pada SKPA yang terkait. Pasal 9 (1) Objek terdiri dari : a. uang; dan/atau b. barang. (2) dalam bentuk uang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dapat diberikan dalam bentuk transfer dana kepada penerima bantuan. (3) dalam bentuk barang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf (b) adalah barang bergerak dan barang tidak bergerak. Pasal 10 (1) dapat berupa bantuan keuangan yang bersifat umum atau bersifat khusus yang bersumber dari Pemerintah Aceh kepada pemerintah kabupaten/kota, dan/atau gampong. (2) Pemberian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak termasuk dana yang bersumber dari Tambahan Dana Bagi Hasil Minyak dan Gas Bumi dan Dana Otonomi Khusus. Pasal 11.../6

- 6 - Pasal 11 Pemberian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 merupakan upaya Pemerintah Aceh dalam rangka mengatasi kesenjangan fiskal antar pemerintah Kabupaten/Kota untuk meningkatkan kapasitas fiskal, baik untuk kepentingan yang bersifat umum maupun bersifat khusus. BAB V MEKANISME PENGELOLAAN DAN PENYALURAN BELANJA HIBAH, BELANJA BANTUAN SOSIAL DAN BELANJA BANTUAN KEUANGAN Pasal 12 (1) dalam bentuk uang dianggarkan oleh Pejabat Pengelola Keuangan Aceh (PPKA) dalam kelompok belanja tidak langsung, yang penyalurannya dilakukan melalui transfer dana kepada penerima belanja hibah. (2) Pelaksanaan pengadaan barang yang dananya bersumber dari belanja hibah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh penerima belanja hibah sesuai dengan perundang-undangan. Pasal 13 (1) dalam bentuk barang dianggarkan dalam bentuk program dan kegiatan oleh SKPA dalam kelompok belanja langsung. (2) Pelaksanaan pengadaan barang yang dananya bersumber dari belanja hibah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh masing-masing SKPA, sesuai peraturan perundang-undangan. (3) Barang-barang sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dicatat dalam daftar inventaris dan dilaporkan sebagai asset Pemerintah Aceh pada tahun anggaran berkenaan. (4) Penyerahan barang kepada penerima belanja hibah, baru dapat dilakukan setelah terlebih dahulu dilakukan penghapusan asset. Pasal 14 dalam bentuk jasa dianggarkan dalam bentuk program dan kegiatan oleh SKPA dalam kelompok belanja langsung serta dilakukan melalui kegiatan SKPA berkenaan, sesuai dengan Peraturan perundang undangan. Pasal 15 dalam bentuk uang dianggarkan oleh PPKA dalam kelompok belanja tidak langsung dan disalurkan melalui transfer dana kepada penerima bantuan. Pasal 16 (1) dalam bentuk barang dianggarkan dalam bentuk program dan kegiatan oleh SKPA dalam kelompok belanja langsung. (2) Pelaksanaan pengadaan barang yang dananya bersumber dari bantuan sosial sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh masing-masing SKPA, sesuai Peraturan perundang-undangan. (3) Barang-./7

- 7 - (3) Barang-barang sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dicatat dalam daftar inventaris dan dilaporkan sebagai asset Pemerintah Aceh pada tahun anggaran berkenaan. (4) Penyerahan barang kepada penerima bantuan sosial, baru dapat dilakukan setelah terlebih dahulu dilakukan penghapusan asset. Pasal 17 (1) Bantuan Keuangan dianggarkan oleh Pejabat Pengelolaan Keuangan Aceh (PPKA) dalam kelompok belanja tidak langsung. (2) Bantuan Keuangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disalurkan langsung ke rekening kas umum Kabupaten/Kota dan Kas Gampong. BAB VI PERSYARATAN PENCAIRAN BELANJA HIBAH, BELANJA BANTUAN SOSIAL DAN BELANJA BANTUAN KEUANGAN Bagian kesatu Pasal 18 Untuk kelengkapan administrasi pencairan belanja hibah, penerima belanja hibah wajib melengkapi dokumen dengan persyaratan sebagai berikut : a. proposal; b. rincian rencana penggunaan dana; c. pengantar dari dinas terkait; d. keputusan Gubernur; e. naskah belanja hibah; f. kwitansi; g. surat pernyataan pertanggungjawaban; dan h. berita acara serah terima bantuan. Pasal 19 Untuk kelengkapan administrasi pencairan belanja bantuan sosial, penerima belanja bantuan sosial wajib melengkapi dokumen dengan persyaratan sebagai berikut : a. proposal; b. pengantar dari dinas terkait; c. keputusan Gubernur; d. kwitansi; e. surat pernyataan pertangungjawaban; f. pertanggungjawaban penggunaan dana; dan g. berita acara serah terima bantuan. Pasal 20 Untuk kelengkapan administrasi pencairan belanja bantuan keuangan, penerima belanja bantuan keuangan wajib melengkapi dokumen dengan persyaratan sebagai berikut: a. keputusan Gubernur; b. surat pernyataan pertanggungjawaban; c. kwitansi; dan d. berita acara serah terima bantuan. Pasal 19./8

- 8 - Pasal 21 Persyaratan lain yang harus dipenuhi oleh penerima belanja hibah, bantuan sosial dan bantuan keuangan sesuai dengan peruntukannya ditentukan oleh tim seleksi yang dibentuk oleh SKPA masing-masing. BAB VII PERTANGUNGJAWABAN DAN PELAPORAN BELANJA HIBAH, BANTUAN SOSIAL DAN BANTUAN KEUANGAN Pasal 22 (1) Pertanggungjawaban dalam bentuk uang, dipertanggungjawabkan oleh penerima hibah sebagai objek pemeriksaan, dalam bentuk laporan realisasi penggunaan dana, bukti-bukti lainnya yang sah sesuai dengan naskah perjanjian hibah dan sesuai dengan Peraturan perundangundang lainnya. (2) Pertanggungjawaban dalam bentuk barang, dipertanggungjawabkan oleh penerima hibah berdasarkan berita acara serah terima barang dan penggunaan serta pemanfaatannya harus sesuai dengan naskah penerima belanja hibah. Pasal 23 (1) Pertangungjawaban dalam bentuk uang, dipertangungjawabkan oleh penerima bantuan dalam bentuk tanda terima uang beserta peruntukan penggunaannya, sesuai persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 Peraturan ini. (2) Pertanggungjawaban dalam bentuk barang, pengadaannya dipertanggungjawabkan oleh SKPA sesuai peraturan perundang-undangan dan penyerahaannya kepada penerima bantuan dibuktikan dalam bentuk berita acara serah terima barang, sesuai persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 Peraturan ini. Pasal 24 Pertanggungjawaban dalam bentuk uang, penggunaannya dianggarkan, dilaksanakan dan dipertangungjawabkan oleh penerima bantuan sesuai ketentuan Pengelolaan Keuangan Aceh serta Peraturan perundang-undangan lainnya. BAB VIII TIM SELEKSI Pasal 25 (1) Tim Seleksi terdiri dari unsur SKPA masing-masing yang dibentuk dan ditetapkan oleh Kepala SKPA, Pengelola, Bantuan Sosial dan Bantuan Keuangan. (2) Tim Seleksi./9

- 9 - (2) Tim Seleksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mempunyai tugas melakukan seleksi kelengkapan persyaratan administrasi untuk penerima belanja hibah, bantuan sosial dan bantuan keuangan. (3) Penentuan diterima atau tidak diterima serta besaran pemberian belanja hibah, bantuan sosial dan bantuan keuangan ditetapkan oleh Gubernur, dengan memperhatikan rekomendasi tim seleksi atas usul Kepala SKPA. BAB IX KETENTUAN PENUTUP Pasal 26 Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Aceh. Ditetapkan di Banda Aceh Pada tanggal 28 September 2009 Syawal 1430 GUBERNUR ACEH Diundangkan di Banda Aceh Pada tanggal, 29 September 2009 Syawal 1430 IRWANDI YUSUF SEKRETARIS DAERAH ACEH HUSNI BAHRI TOB BERITA DAERAH ACEH TAHUN 2009 NOMOR