BAB II LANDASAN TEORI. dengan Rancang Bangun Sistem Informasi Geografis Pajak Bumi Dan Bangunan. GIS, ataupun buku pustaka sebagai nara sumbernya.

dokumen-dokumen yang mirip
Perpajakan Elearning # 11

DASAR HUKUM. ASAS PBB 1.Memberikan kemudahan dan kesederhanaan 2.Adanya kepastian hukum 3.Mudah dimengerti dan adil 4.Menghindari pajak berganda

DASAR HUKUM DAN TERMINOLOGI PBB

OLEH: Yulazri M.Ak. CPA

Landasan Filosofi Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) adalah sebagai berikut:

BAB II BAHAN RUJUKAN

DEFINISI PAJAK BUMI DAN BANGUNAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Pengertian Pajak Bumi Bangunan

PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN

BAB II BAHAN RUJUKAN

PAJAK BUMI DAN BANGUNAN

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB I PENDAHULUAN. pembangunannasional selain dari aspek sumber daya manusia, sumber daya

BAB II BAHAN RUJUKAN

1 BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III MEKANISME PENDATAAN OBJEK PAJAK BARU DISERTAI PERHITUNGAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PADA POS PELAYANAN PBB CABANG BAPENDA KOTA SEMARANG

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan Undang- Undang (dapat dipaksakan)

[Type the document title]

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini negara-negara berkembang sedang giat melaksanakan

Pengantar GIS Pengenalan GIS. By: Junta Zeniarja, M.Kom, M.CS

PRAKTIKUM-2 PENGENALAN ARCVIEW

SISTEM INFORMASI SUMBERDAYA LAHAN (Kuliah ke 12)

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS Coding SIG

Tujuan. Pengenalan SIG

Design by Keberatan & Pengurangan 1 P B B PERDESAAN DAN PERKOTAAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 22 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN

Pertemuan 7 BEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH DAN BANGUNAN (BPHTB) & PAJAK BUMI DAN BANGUNAN (PBB)

01 seri. Ketentuan Umum Yang Perlu Diketahui PBB PAJAK BUMI DAN BANGUNAN. Pengertian

Pengenalan Sistem Informasi Geografis

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan atau mengadakan perubahan perubahan kearah keadaan yang lebih

BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH PRAKTIK KERJA LAPANGAN. Dalam situasi Negara Republik Indonesia yang sedang melaksanakan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. secara adil dan merata. Pembangunan yang baik harus memiliki sasaran dan tujuan

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I. I.1.Latar Belakang PENDAHULUAN

Web GIS untuk Bank Swasta di Kota Semarang

PAJAK BUMI DAN BANGUNAN ( PBB )

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG PAJAK

BAB II TINJAUAN PUSATAKA. Menurut Moekijat (1989:194), ciri-ciri prosedur meliputi : tidak berdasarkan dugaan-dugaan atau keinginan.

BAB III GAMBARAN DATA PAJAK BUMI DAN BANGUNAN SEKTOR PERDESAAN DAN PERKOTAAN. A. Ketentuan Umum Pajak Bumi dan Bangunan sektor Perdesaan dan

MENGENAL SEKILAS TENTANG KEBIJAKAN PEDAERAHAN PAJAK PUSAT

BUPATI GOWA PERATURAN DAERAH KABUPATEN GOWA NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah


BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. Informasi Geografis Pencarian Apotik terdekat di Kota Yogyakarta. Pada

BAB I PENDAHULUAN. memanfaatkan teknologi informasi seperti layanan informasi website sebagai alat

BAB II PENERIMAAN DAERAH DAN PENGALIHAN PBB-P2

PEMERINTAH KABUPATEN BENGKULU TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BENGKULU TENGAH,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 12 TAHUN 1985 TENTANG PAJAK BUMI DAN BANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

Selamat Datang. Paparan Sekilas Pajak Bumi dan Bangunan di Kota Palembang. Palembang, Desember 2008

BUPATI BADUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN

WALIKOTA BAUBAU PERATURAN DAERAH KOTA BAUBAU NOMOR : 7 TAHUN 2013 TENTANG PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) memberikan pengalaman yang sesungguhnya, memberikan pengetahuan

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 19 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN KAYONG UTARA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pencarian Lokasi Fasilitas Umum Terdekat Berdasarkan Jarak dan Rute Jalan Berbasis SIG

BAB I PENDAHULUAN. atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN

MATERI: Pajak Daerah, PBB, BPHTB, PPhTB, & Bea Meterai

BUPATI MALUKU TENGGARA

Ketentuan Umum Yang Perlu Diketahui

Pengantar Teknologi. Informasi (Teori) Minggu ke-11. Geogrphical Information System (GIS) Oleh : Ibnu Utomo WM, M.Kom UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO

DASAR HUKUM. UU No. 12 Tahun 1985 jo UU No. 12 Tahun PP No. 46 Tahun KMK No. 201/KMK.04/2000

BUPATI MANGGARAI BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN MANGGARAI BARAT NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN

Karena tidak pernah ada proyek yang dimulai tanpa terlebih dahulu menanyakan: DIMANA?

BUPATI NGAWI BUPATI NGAWI,

Pengantar. Pernyataan File ini bebas disebarluarkan oleh siapapun dengan cuma-cuma. 1 UU PBB

BUPATI KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB II BAHAN RUJUKAN

BUPATI TANA TORAJA PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANA TORAJA NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN

PERTEMUAN 3 OBJEK PBB

BUPATI MAROS PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAROS NOMOR 01 TAHUN 2013 TENTANG PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN

GIS UNTUK PENATAAN DAN MANAJEMEN TATA RUANG

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan pembangunan dibutuhkan dana dalam jumlah yang besar, dana yang

PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO

BAB II PEMBAHASAN 1. Pengertian Geogrhafic Information System (GIS) 2. Sejarah GIS

Sistem Informasi Geografis (SIG) Geographic Information System (SIG)

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN KONAWE UTARA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Saat ini dunia telah memasuki era global yang identik dengan kemajuan

TUGAS AKHIR SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG) PENGELOLAAN REKLAME DI SURABAYA BERBASIS WEB. Nurul Hilmy Rahmawati NRP:

BAB II LANDASAN TEORI. Pajak memiliki definisi yang dikemukakan oleh beberapa ahli antara lain :

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 150/PMK.03/2010 TENTANG

Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3091) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2000 (Lembaran Negara Republik Indonesia

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARIMUN NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG

WALIKOTA PANGKALPINANG

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG NILAI JUAL OBYEK PAJAK (NJOP) DALAM PAJAK BUMI DAN BANGUNAN

PENGEMBANGAN POTENSI WISATA ALAM KABUPATEN TULUNGAGUNG DENGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

QANUN KOTA BANDA ACEH NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAKATOBI

BUPATI MALANG BUPATI MALANG,

ARCVIEW GIS 3.3. Gambar 1. Tampilan awal Arcview 3.3

Transkripsi:

BAB II LANDASAN TEORI Dalam Bab ini akan dibahas tentang beberapa teori yang berhubungan dengan Rancang Bangun Sistem Informasi Geografis Pajak Bumi Dan Bangunan Di Kotamadya Mojokerto serta perangkat lunak yang digunakan. Landasan teori ini didapatkan dari penjelasan literature, web site resmi yang menyangkut masalah GIS, ataupun buku pustaka sebagai nara sumbernya. 2.1. Pajak Bumi dan Bangunan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) adalah Pajak Negara yang dikenakan terhadap bumi dan/atau bangunan berdasarkan Undang-undang nomor 12 Tahun 1985 tentang Pajak Bumi dan Bangunan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang nomor 12 Tahun 1994 ( Muqodim,1999:115). PBB adalah pajak yang bersifat kebendaan dalam arti besarnya pajak terutang ditentukan oleh keadaan objek yaitu bumi/tanah dan/atau bangunan. Keadaan subyek (siapa yang membayar) tidak ikut menentukan besarnya pajak. 2.1.1. Objek PBB Berdasarkan Undang-undang nomor 12 Tahun 1994 tentang Pajak Bumi dan Bangunan, objek PBB adalah "Bumi dan atau Bangunan yang berada di seluruh wilayah Republik Indonesia (Muqodim,1999:116) 6

7 Bumi : Permukaan bumi (tanah dan perairan) dan tubuh bumi yang ada dibawahnya. Contoh : sawah, ladang, kebun, tanah. pekarangan, tambang, dll. Bangunan : Konstruksi teknik yang ditanamkan atau dilekatkan secara tetap pada tanah dan/atau perairan di wilayah Republik Indonesia. Contoh : rumah tempat tinggal, bangunan tempat usaha, gedung bertingkat, pusat perbelanjaan, jalan tol, kolam renang, anjungan minyak lepas pantai, dll 2.1.2. Objek PBB yang dikecualikan Berdasarkan Undang-undang nomor 12 Tahun 1994 tentang Pajak Bumi dan Bangunan, objek yang dikecualikan adalah objek yang (Muqodim,1999:117) : 1. Digunakan semata-mata untuk melayani kepentingan umum dibidang ibadah, sosial, pendidikan dan kebudayaan nasional yang tidak dimaksudkan memperoleh keuntungan, seperti mesjid, gereja, rumah sakit pemerintah, sekolah, panti asuhan, candi, dan lain-lain. 2. Digunakan untuk kuburan, peninggalan purbakala. 3. Merupakan hutan lindung, suaka alam, hutan wisata, taman nasional, dan lainlain. 4. Dimiliki oleh Perwakilan Diplomatik berdasarkan azas timbal balik dan Organisasi Internasional yang ditentukan oleh Menteri Keuangan.

8 2.1.3. Subyek pajak dan wajib pajak Berdasarkan Undang-undang nomor 12 Tahun 1994 tentang Pajak Bumi dan Bangunan, subyek pajak adalah orang pribadi atau badan yang secara nyata (Muqodim,1999:117) : 1. mempunyai suatu hak atas bumi, dan/atau; 2. memperoleh manfaat atas bumi, dan/atau; 3. memiliki, menguasai atas bangunan, dan/atau; 4. memperoleh manfaat atas bangunan. Berdasarkan Undang-undang nomor 12 Tahun 1994 tentang Pajak Bumi dan Bangunan, wajib pajak adalah Subyek Pajak yang dikenakan kewajiban membayar pajak. 2.1.4. Cara mendaftarkan objek PBB Orang atau Badan yang menjadi Subyek PBB harus mendaftarkan Objek Pajaknya ke Kantor Pelayanan PBB atau Kantor Penyuluhan Pajak yang wilayah kerjanya meliputi letak objek tersebut, dengan menggunakan formulir Surat Pemberitahuan Objek Pajak (SPOP) yang tersedia gratis di Kantor Pelayanan PBB/Kantor Penyuluhan Pajak setempat.

9 2.1.5. Dasar pengenaan PBB Dasar pengenaan PBB adalah "Nilai Jual Objek Pajak (NJOP)". NJOP ditentukan per wilayah berdasarkan keputusan Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak dengan terlebih dahulu memperhatikan : a. harga rata-rata yang diperoleh dari transaksi jual beli yang terjadi secara wajar; b. perbandingan harga dengan objek lain yang sejenis yang letaknya berdekatan dan telah diketahui harga jualnya; c. nilai perolehan baru; d. penentuan nilai jual objek pengganti. 2.1.6. Nilai jual objek pajak tidak kena pajak (NJOPTKP) NJOPTKP adalah batas NJOP atas bumi dan/atau bangunan yang tidak kena pajak. Besarnya NJOPTKP adalah Rp 8.000.000,- dengan ketentuan sebagai berikut : a. Setiap Wajib Pajak memperoleh pengurangan NJOPTKP sebanyak satu kali dalam satu Tahun Pajak. b. Apabila wajib pajak mempunyai beberapa Objek Pajak, maka yang mendapatkan pengurangan NJOPTKP hanya satu Objek Pajak yang nilainya terbesar dan tidak bisa digabungkan dengan Objek Pajak lainnya.

10 2.1.7. Dasar penghitungan PBB Dasar penghitungan PBB adalah Nilai Jual Kena Pajak (NJKP). Besarnya NJKP adalah sebagai berikut : a. 40% untuk objek pajak perumahan yang wajib pajaknya perseorangan dengan NJOP sama atau lebih dari Rp 1.000.000.000,- (satu milyar rupiah) b. 20% untuk objek pajak lainnya. 2.1.8. Tarif PBB Besarnya tarip PBB adalah 0,5% Rumus Penghitungan PBB Rumus penghitungan PBB = Tarif x NJKP a. Jika NJKP = 40% x (NJOP - NJOPTKP) maka besarnya PBB = 0,5% x 40% x (NJOP-NJOPTKP) = 0,2% x (NJOP-NJOPTKP) b. Jika NJKP = 20% x (NJOP - NJOPTKP) maka besarnya PBB = 0,5% x 20% x (NJOP-NJOPTKP) = 0,1% x (NJOP-NJOPTKP)

11 2.1.9. Tempat pembayaran PBB Wajib Pajak yang telah menerima Surat Pemberitahuan Pajak Terutang (SPPT), Surat Ketetapan Pajak (SKP) dan Surat Tagihan Pajak (STP) dari Kantor Pelayanan PBB atau disampaikan lewat Pemerintah Daerah harus melunasinya tepat waktu pada tempat pembayaran yang telah ditunjuk dalam SPPT yaitu Bank Persepsi atau Kantor Pos dan Giro. 2.1.10. Saat yang menentukan pajak terutang. Saat yang menentukan pajak terutang atau belum dibayar adalah keadaan Objek Pajak pada tanggal 1 Januari. Dengan demikian segala mutasi atau perubahan atas Objek Pajak yang terjadi setelah tanggal 1 Januari akan dikenakan pajak pada tahun berikutnya. Contoh : A menjual tanah kepada B pada tanggal 2 Januari 1996. Kewajiban PBB Tahun 1996 masih menjadi tanggung jawab A. Sejak Tahun Pajak 1997 kewajiban PBB menjadi tanggung jawab B. 2.2. Geographical Information System GIS difinisikan sebagai sistem yang diimplementasikan dengan perangkat keras dan perangkat lunak untuk menyusun, menyimpan, memperbaruhi atau merubah, memanipulasi, mengolah, menganalisa dan mengkombinasikan data biasa dengan data geografi untuk menghasilkan informasi yang berkualitas yang berbasis geografi(esri;1995). GIS merupakan

12 bentuk sebuah system informasi yang didesign untuk dapat memproses dengan menggunakan data dalam bentuk spasial data atau data koordinat geografi. Dalam arti kata GIS merupakan sebuah system basis data dengan spesialisasi penyimpanan dan pengolahan data spasial data. GIS didefinisikan sebagai system informasi yang dapat digunakan intik menginputkan data, menyimpan, menyeleksi, memanipulasi, menganalisa dan menghasilkan referensi data geograpikal atau data geospasial, yang nantinya digunakan untuk pengambil keputusan untuk melakukan perencanaan dan manajemen lahan, kekayaan alam, lingkungan, transportasi, fasilitas umum dan data administrasi salah satunya pajak bumi dan bangunan.system komputer untuk GIS terdiri dari perangkat keras, perangkat lunak dan design prosedur untuk mendapatkan data, memproses data tersebut, menganalisa, modeling, dan menampilkan data geospasial. Sedangkan sumber daya untuk data geospasial sendiri adalah peta digital, photografi areal, gambar yang diambil dari satelit, table statistik dan dokumen dokumen yang berkaitan. GIS bekerja dengan menggunakan referensi data dengan bentuk geografi. Bentuk data yang digunakan dalam GIS adalah bentuk data Spatial. Data Spatial berupa layer-layer yang dapat disusun menjadi satu kesatuan. Data spatial adalah data yang terdiri dari

13 Gambar 2.1. Layer pada GIS 2.2.1 GIS Data Menggunakan data GIS, GIS menyimpan informasi data explisit tentang bumi sebagai sebuah koleksi berupa layer-layer yang dapat digunakan secara bersama. Sebuah layer dapat berupa data apa saja seperti customers, gedung-gedung, jalan, danau, atau kode pos. Didalam data tersebut terdapat data spesifik seperti koordinat atau referensi data secara implisit dari sebuah alamat, kodepos, data sensus, atau nama jalan. Dari referensi data implicit GIS mampu mengubahnya dengan proses automatik menjadi referensi data explisit, proses ini dinamakan geocoding atau seperti implementasi sebuah alamat menjadi sebuah titik spesifik diatas permukaan bumi. Semua data layer yang digunakan harus digambarkan sesuai dengan layer yang seharusnya sehingga dapat dilihat relasi dari masing-masing gambar layer. Beberapa hal yang termasuk dalam proyeksi peta (menterjemahkan lokasi

14 pada permukaan bumi kedalam bidang datar pada peta dengan menggunakan ukuran yang sebenarnya ) dan sistem koordinat adalah, dimana letak lokasi yang akan dibuat peta di permukaan bumi, seberapa luas wilayah yang akan dipetakan,jika diperlukan dapat dilakukan pengukuran jarak dari wilayah yang akan dipetakan. Sistem koordinat mengkhususkan unit-unit yang digunakan untuk menglokasikan pada bentuk dua dimensi dan diwakili dengan titik untuk unit-unit tersebut.sistem koordinat terdiri atas latitude dan longitude yang dapat juga disebut sebagai "geographic" coordinate system. Menggunakan attribut geografi, setiap elemen geografi mempunyai satu atau lebih attribut yang akan menjelaskan ciri-ciri dari elemen tersebut. Tipe dari nilai attribut adalah: Categories merupakan kumpulan dari sesuatu atau data yang hampir sama atau memiliki kesamaan. Katagori membantu kita untuk mengorganisasikan dan membuat data-data yang lebih memiliki arti. Sebagai contoh sebuah jalan dapat dikatagorikan sebagai jalan raya, jalan kecil atau lokal. Attribut rank digunakan bila kita tidak dapat mengetahui ukuran dari sebuah object di permukaan bumi secara pasti. Dengan rank kita dapat mengetahui sebuah object lebih besar atau tinggi dari object yang lainnya. Counts and amounts memperlihatkan sebuah total angka. Count adalah sebuah angka sebenarnya dari sebuah object pada peta.sedangkan amount merupakan satuan dari kuantitas sebuah object. Ratios memperlihatkan hubungan antara dua kuantitas atau penjumlahannya, sehingga dapat diambil nilai rata-rata dari object pada peta.

15 Nilai kontinyu dan nilai non kontinyu, kategori dan rank adalah nilai tidak kontinyu, kategori dan rank merupakan kumpulan angka dari nilai data layer, dan dapat mempunyai lebih dari satu object yang memiliki nilai sama. Sedangkan count, amount dan ratio merupakan nilai kontinyu, pada masingmasing object potensial memiliki nilai yang unik. Hal ini sangat penting untuk diketahui karena akan membantu mengelompokkan sebuah nili dari object pada peta sehingga dapat dengan mudah membentuk atau menampilkan suatu pola tertentu. 2.2.2. GIS Software Perangkat lunak GIS merupakan perangkat lunak yang menyediakan fungsi-fungsi dan tools yang dibutuhkan oleh penggunanya untuk menyimpan, menganalisa dan menampilkan informasi tempat yang telah dipetakan. Komponen utama dari perangkat lunak GIS antara lain: a. Fasilitas untuk memasukkan dan memanipulasi informasi geografi seperti alamat misalnya. b. Sebuah Database Management System (DBMS). c. Fasilitas untuk membuat peta digital yang dapat dianalisa, melakukan query pada informasi yang akan disajikan atau mencetaknya. d. Memudahkan pengguna karena memakai Graphical User Interface (GUI).

16 Gambar 2.2. Contoh Pemetaan GIS Standart teknologi GIS diawali pada tahun 1994 Open GIS Consortium (OGC) didirikan yang terdiri dari bermacam-macam organisasi GIS yang mengetengahkan issue tentang tidak adanya standart dalam teknologi informasi geografi. Standart teknologi dibuat dengan alasan memudahkan integrasi informasi sistem sebuah organisasi GIS dan integrasi data GIS antar sistem dan antar komunitas pengguna data, yang nantinya akan menjadi infrastruktur informasi GIS bagi pengguna. Yang menjadi anggota OGC antara lain perusahaan-perusahaan pembuat perangkat lunak terkemuka, peerusahaanperusahaan telekomunikasi, perusahaan-perusahaan manufacture, dan integrator sistem. 2.2.3 Arc View GIS Saat ini arc view merupakan salah satu software yang memimpin dalam pengembangan GIS dan mapping. Karena arc view memberikan kekuatan pada visualisasi, explore, query dan analisa geograpikal data. Dengan arc view pengguna dapat menganalisa data dengan cara yang berbeda dibandingkan dengan cara manual, dengan melihat hasil yang ditampilkan pengguna dapat langsung melihat suatu pola khusus pada data dan dapat dengan mudah memahami

17 hubungan geograpik yang terkandung didalam data yang diproses, sehingga pengguna dapat menyelesaikan masalah yang dihadapi dan dapat pula mendapatkan suatu kesimpulan yang dibutuhkan. Arc View merupakan extension akhir untuk menyajikan dan menganalisa informasi geografi. Arc View menyediakan faslitas yang membuat pengguna dapat dengan mudah mendapatkan informasi apa yang diinginkan dengan cepat dan dapat pula membuat peta peta yang berbeda sesuai keinginan dari data yang sama. Pengguna dapat menggunakan Arc view untuk masuk kedalam simpanan data dalam format *.shf shape file format, ARC/INFO format, dan banyak data format yang lainnya.pengguna juga dapat pula menggunakan Arc View utnuk membuat data geograpiknya sendiri. Cukup satu kali pengguna membuat peta yang diinginkan, dan sangat mudah untuk menambahkan data berupa tabular data, seperti didalam dbase files dan dari database servers, kedalam peta yang telah dibuat sebelumnya. Sehingga pengguna dapat menampilakan, melakukan query, kemudian menarik kesimpulan sehingga mudah untuk mengorganisasikan data geografik pengguna. Arc View dengan kemampuannya membuat peta dilengkapi dengan data data pengguna, maka dengan mudah pula pengguna dapat memecahkan masalahnya dengan melihat dan menganalisa trend data serta pola pola yang terbentuk pada peta. Arc View hadir dengan bahasa pemrograman yang berbasis object oriented programming yang terintegrasi dan pengembangan lingkungannya yang disebut juga Avenue. Pengguna Arc View dapat menggunakan Avenue untuk automasi tugas yang dibuat sendiri oleh pengguna, memodifikasi standart tools

18 dari Arc View, pengguna dapat membuat tools sendiri, mengintegrasikan Arc View dengan applikasi yang lain, serta interface yang dapat dibuat sesusai dengan keinginan pengguna sendiri, atau untuk membuat pengembangan aplikasi Arc View yang lebih lengkap. Berikut beberapa tugas yang dapat dilakukan Arc View adalah: 1. Memberikan symbol pada data 2. Memberikan label pada peta dengan text dan grafik 3. Membuat dan mengedit data spasial 4. Menggunakan digitizing table dan 5. Bekerja dengan data yang berasal dari Spatial Database Engine (SDE) Arc View merupakan aplikasi yang lintas platform sehingga tidak tergantung pada jenis komputer yang digunakan pengguna. Format data spasial yang dapat digunakan dalam Arc view adalah Arc View shapefile, ARC/INFO coverages, data layer pada libraries peta ARC/INFO atau ArcStorm databases, ARC/INFO grids, dan data Spasial Database Engine (SDE). Bentuk data lain yang dapat ditambahkan kedalam peta Arc View adalah data gambar/ image, gambar CAD(Computer Aid Design), Tabular data, MIF MapInfo Interchange Format dan masih banyak lagi dan dapat dilihat pada homepage ESRI www.esri.com. Untuk image format Arc View memberikan dukungan pada format BSQ, BIL, dan BIP, ERDAS LAN dan GIS, ERDAS image, JPEG, BMP, file - file Sun Raster, TIFF, TIFF/LZE compress dan GeoTIFF.

19 2.2.4. MapObject MapObject merupakan salah satu software GIS yang terdiri atas dua macam yaitu MapObject untuk sistem operasi windows dan MapObject untuk sistem operasi Linux. MapObject merupakan komponen yang digunakan sebagai alat untuk membuat user interface dari peta yang dibuat agar dapat dimanipulasi lebih lanjut dengan menggunakan Microsoft Visual Basic.