BAB I PENDAHULUAN. lalu diubah lagi dengan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan. Semakin pesatnya pembangunan dalam suatu negara merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pajak merupakan salah satu sumber penerimaan utama negara, yang

BAB I PENDAHULUAN. Belanja Negara. Salah satu yang termasuk dalam APBN adalah pajak.

BAB I PENDAHULUAN. negeri berupa pajak. Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terhutang oleh

BAB I PENDAHULUAN. memaksimalkan target pemasukan sumber dana negara. Pemasukan sumber

BAB I PENDAHULUAN. maupun pembangunan. Self assessment system merupakan suatu sistem pemungutan

BAB I PENDAHULUAN. pengeluaran negara dan pembangunan nasional adalah pajak. Pemungutan pajak

BAB I PENDAHULUAN. kontraprestasi yang langsung dapat digunakan untuk membayar pengeluaran

BAB I PENDAHULUAN. pajak dan juga petugas pajak agar pembangunan dapat terwujud.

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Berbagai kasus yang menyeret aparatur pajak dalam beberapa

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat yang adil dan makmur sebagaimana yang tercantum dalam. Pembukaan UUD Upaya untuk mewujudkan tujuan tersebut salah

BAB I PENDAHULUAN. Pemungutan Pajak Daerah dalam upaya peningkatan pendapatan asli. secara terus menerus melalui penggarapan sumber-sumber baru dan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional dan pertumbuhan perekonomian perlu melakukan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pajak digunakan untuk membiayai pembangunan yang berguna bagi

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan pemerintah yang berlangsung secara berkesinambungan. Tentunya

BAB I PENDAHULUAN. dapat dilakukan oleh setiap warga negara yaitu dengan membayar pajak. Sesuai

BAB I PENDAHULUAN. Untuk menjadi Negara yang lebih maju, Indonesia sebagai negara berkembang

BAB I PENDAHULUAN. Bangunan (PBB), Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (BPHTB).

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan biaya yang besar yang harus digali, terutama dari sumber

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Negara Republik Indonesia adalah negara hukum berdasarkan Pancasila

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Bhayangkara Jaya

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dibutuhkan dana yang relatif besar. Dana yang diperlukan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. sektor perpajakan diarahkan untuk mendorong perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan negera hukum yang menetapkan pajak. Pajak

BAB I PENDAHULUAN. E. Latar Belakang Masalah. Pajak merupakan fenomena umum sebagai sumber penerimaan negara

BAB I PENDAHULUAN. penerimaan negara dari sektor pajak melalui intensifikasi dan ekstensifikasi

BAB I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia adalah sebuah negara berkembang yang terdiri dari

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesejahteraan rakyat. Salah satunya disebabkan oleh lebih besarnya

BAB I PENDAHULUAN. dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum.

BAB I PENDAHULUAN. Namun, sebagai upaya mewujudkan kemandirian negara, pemerintah terus

PENGARUH PEMAHAMAN PROSEDUR PERPAJAKAN TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK BADAN DALAM MEMENUHI KEWAJIBAN PAJAK PENGHASILAN DI KPP PRATAMA KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang tidak bisa hanya

BAB I PENDAHULUAN. dalam pembiayaan pemerintah dan pembangunan sangatlah penting. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) adalah rencana

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) pembangunan Nasional. Untuk itu perlu adanya peningkatan kesadaran dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sasaran utama dari kebijaksanaan keuangan negara di bidang

BAB I PENDAHULUAN. dan bangsa yang adil, sejahtera, aman, dan tertib. Dalam rangka mencapai tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah pemungutan pajak mengalami perubahan dari masa ke masa sesuai

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sumber penerimaan negara di peroleh dari berbagai sektor, baik sektor

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sumber penerimaan terbesar negara saat ini salah satunya berasal dari pajak.

BAB 1 PENDAHULUAN. negara bukan pajak (PNBP), penerimaan pajak, dan hibah. daerahnya dengan memungut pajak. Jumlah penduduk di Indonesia yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang diberikan kepada Negara, hibah, wasiat, dan pajak.

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1. Perkembangan Pendapatan Negara. PERKEMBANGAN PENDAPATAN NEGARA Tahun (dalam milyaran rupiah)

BAB I PENDAHULUAN. tujuan tersebut perlu banyak memperhatikan masalah pembiayaan pembangunan.

BAB 1 PENDAHULUAN. kesenjangan antara sisi pengeluaran dan sisi penerimaan negara. Penerimaan

BAB I PENDAHULUAN. meningkat seiring dengan peningkatan pembangunan itu sendiri. Salah satu sumber pendanaan proyek pembangunan yang dilakukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. sejak saat itulah Indonesia menganut Self Assessment System. di Indonesia memberi kepercayaan kepada pengusaha kena pajak dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. merupakan penerimaan dalam negeri yang terbesar. Sebagai upaya untuk

BAB I PENDAHULUAN. masyarakatnya.untuk memenuhi kebutuhan masyarakat tersebut pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang. Perkembangan yang

BAB I PENDAHULUAN. tujuan tersebut, maka pemerintah perlu banyak memperhatikan masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kasus korupsi seperti kasus Gayus Tambunan, Dhana Widyatmika, dan yang baru-baru


BAB I PENDAHULUAN. umum (Mohammad Zain, 2007). Pajak diartikan sebagai pungutan yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. dan Belanja Negara (APBN) dimana penerimaan pajak. merupakan penerimaan dalam negeri yang terbesar (Mardiasmo, 2011: 21).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan Nasional adalah kegiatan yang berlangsung secara terusmenerus. dan berkesinambungan yang bertujuan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. membiayai kegiatan pemerintahan dan pembangunan (Dina dan Putu,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. asing dan meningkatkan penerimaan dari dalam negeri khususnya dari sektor

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Tujuan negara Republik Indonesia yang berdasarkan pancasila dan

BAB I PENDAHULUAN. Penerapan modernisasi perpajakan melalui penerapan e-spt dan e-filing diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. . Di indonesia salah satu satu penerimaan negara yang sangat penting bagi

BAB 1 PENDAHULUAN. Di Indonesia pajak merupakan bagian dari sumber penerimaan negara yang

BAB I PENDAHULUAN. Nomor 16 tahun 2009 menyatakan bahwa pajak adalah kontribusi wajib

BAB I PENDAHULUAN. (APBN) sangat penting bagi penerimaan Negara karena pemerintah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa sekarang ini, pemerintah sangat mengandalkan penerimaan dari

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional di berbagai bidang guna mewujudkan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Undang Dasar 1945 adalah mewujudkan masyarakat adil, makmur, merata material

Pengaruh Pemeriksaan Pajak Dan Sanksi Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Badan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Istilah pajak berasal dari bahasa Jawa yaitu ajeg yang berati pungutan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Sumber penerimaan negara berasal dari berbagai sektor, baik sektor

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan sumber penerimaan negara yang dipungut oleh pemeritah

BAB I PENDAHULUAN. berubah dari official assessment system menjadi self assessment system.

BAB I PENDAHULUAN. untuk belanja rutin maupun pembangunan (Suryadi: 2006). Dalam meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Dengan semakin meningkatnya jumlah penduduk di negara Indonesia dan

BAB I PENDAHULUAN. oleh Wajib Pajak akan masuk ke kas negara, kemudian melalui Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. kepada keadilan sosial. Untuk dapat mencapai tujuan tersebut, negara harus

Ines Dwiana B

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pemerintah selalu ingin mensejahterakan rakyatnya dan ini dapat dilihat

BAB I PENDAHULUAN. dan meningkatkan kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia. Menurut Gunadi (2012:9)

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu peneriman di negara Indonesia yang sangat penting bagi

BAB I PENDAHULUAN. dalam undang undang. Dalam pembangunan ini tidak akan tercapai apabila

BAB I PENDAHULUAN. Hal tersebut dilakukan karena tujuan negara Republik Indonesia yang berdasarkan

BAB 1 PENDAHULUAN. assessment system menjadi self assessment system sejak tahun 1984,

BAB I PENDAHULUAN. sumber dana luar negeri dan sumber dana dalam negeri. non migas serta pajak. Namun pemerintah lebih mengoptimalkan

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan rakyat baik material maupun spiritual. Pemerintah membutuhkan

BAB I. Pajak merupakan sumber penerimaan negara yang paling potensial. Pemasukan dari pajak diharapkan terus meningkat salah satunya dengan membuat

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan yang cukup signifikan, baik secara nominal maupun persentase

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. negeri berasal dari penjualan migas dan nonmigas serta pajak. Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (BPHTB).

BAB I PENDAHULUAN. 1,019 trilyun atau sebesar 79% ( berasal dari

BAB I PENDAHULUAN. terus meningkat. Konstribusi pajak yang terus mengalami peningkatan pada

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sasaran utama dari kebijaksanaan keuangan negara di bidang penerimaan dalam negeri adalah untuk menggali, mendorong, dan mengembangkan sumbersumber penerimaan dari dalam negeri agar jumlahnya meningkat sesuai dengan kebutuhan pembangunan.pertumbuhan populasi dunia usaha di Indonesia yang pesat merupakan indikator peningkatan potensi penerimaan pemerintah dari sektor pajak meskipun belum mencer-minkan kondisi yang diinginkan, karena itu kebijaksanaan sektor perpajakan diarahkan untuk mendorong perekonomian. Aturan pajak yang terangkum dalam undang-undang perpajakan telah banyak dibenahi secara intensif dengan melakukan reformasi pajak sejak tahun 1983. Undang-Undang Pajak tersebut juga mengalami perubahan-perubahan sejalan dengan perkembangan bisnis diindonesia. Salah satu perubahan undangundang seperti Undang-Undang Nomor 6 Tahun1983 Tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah diubah denganundang-undang Nomor 9 Tahun 1994, lalu diubah dengan Undang-Undang Nomor 16Tahun 2000, lalu diubah lagi dengan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007. Pada tahun 1983 pemerintah merubah sistem pemungutan pajak dari official assessment system menjadi self assessment system. Perubahan ini sangat berpengaruh bagi wajib pajak dengan memberikan kepercayaan kepada wajib pajak untuk menghitung, membayar, dan melaporkan sendiri jumlah pajak yang seharusnya terutang. Menurut Darmayanti (2004), penerapan self assesment 1

2 system akan efektif apabila kondisi kepatuhan sukarela (voluntary compliance) pada masyarakat telah terbentuk.salah satu kendala yang dapat menghambat keefektifan pengumpulan pajak tersebut adalah kepatuhan wajib pajak.kepatuhan pajak didefinisikan sebagai suatu sikap wajib pajak dalam melaksanakan kewajiban perpajakannya dengan benar sesuai peraturan perundangan yang berlaku.kenyataan yang ada di Indonesia menunjukkan tingkat kepatuhan sukarela pada masyarakat masih rendah. Tabel 1.1 Rasio Kepatuhan Penyampaian SPT Wajib Pajak Orang NO. 2008 2009 2010 2011 2012 1 Jumlah WPOP yang terdaftar 8.807.666 13.861.253 16.880.649 19.881.684 22.131.323 2 WPOP terdaftar 5.095.655 8.623.237 12.567.000 16.104.163 16.632.890 wajib SPT* 3 Rasio Kepatuhan WPOP 32,91% 56,28% 61,28% 54,72% 53,72% Sumber:Direktorat Jendral Pajak (www.pajak.go.id) Berdasarkan data diatas dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan Jumlah Wajib Pajak Orang Pribadi yang Terdaftar dan Wajib SPT dari tahun 2008 sampai tahun 2012. Namun kenaikan tersebut tidak berpengaruh terhadap Rasio Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi, dari tahun 2008 sampai tahun 2010 tingkat kepatuhan terus meningkat tetapi pada tahun 2011 mengalami penurunan sebesar 6,56% dan pada tahun 2012 juga mengalami penurunan sebesar 1%.

3 Persoalan mengenai kepatuhan pajak telah menjadi persoalan yang penting di Indonesia karena jika Wajib Pajak tidak patuh maka dapat menimbulkan keinginan untuk melakukan tindakan penghindaran, pengelakan dan pelalaian pajak yang pada akhirnya akan merugikan negara yaitu berkurangnya penerimaan pajak. Permasalah lain yang akan mempengaruhi kepatuhan pajak adalah masih banyak terdapat kekeliruan yang berasal dari wajib pajak itu sendiri. Kekeliruan tersebut dapat berupa kurang telitinya wajib pajak dalam mengisi formulir SPT dengan lengkap dan jelas dan juga dalam menghitung jumlah pajak penghasilan yang harus dibayar sehigga penerimaan pajak tidak sesuai target yang telah ditetapkan. Hal ini disebabkan kurangnya pengetahuan dan pemahaman perpajakan yang diketahui wajib pajak.pengetahuan dan pemahaman perpajakan diharapkan dapat meningkatkan kepatuhan wajib pajak. Selain pengetahuan dan pemahaman perpajakan, kualitas pelayanan pajak juga diharapkan dapat mempengaruhi tingkat kepatuhan wajib pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakannya. Menurut Gardina dan Haryanto (2006) dalam Supriyati dan Hidayati (2008), penyebab rendahnya kepatuhan pajak dapat disebabkan oleh kurangnya kualitas pelayanan petugas pajak.dalam memenuhi kewajibannya, petugas pajak diharapkan dapat memberikan pelayan yang baik kepada wajib pajak. Saat ini wajib pajak terpengaruh dengan berbagai cerita dimedia tentang pelayanan petugas pajak yang bersifat negative dan tidak membantu.wajib Pajak pada dasarnya hanya membutuhkan kenyamanan dan kemudahan saat melaksanakan kewajiban perpajakannya. Dengan memberikan

4 pelayanan pajak dengan baik, maka wajib pajak akan memberikan timbal balik berupa kepatuhan wajib pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakannya. Salah satu fungsi pengawasan dan pembinaan kepada wajib pajak yang dijalankan oleh Direktorat Jendral Pajak adalah pemeriksaan pajak. Tujuan utama dari dilaksanakannya pemeriksaan pajak adalah untuk menumbuhkan perilaku kepatuhan wajib pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakan (tax compliance) yaitu dengan jalan penegakan hukum (law enforcement) sehingga akan berdampak pada peningkatkan penerimaan pajak pada KPP yang akan masuk dalam kas negara. Dengan demikian, pemeriksaan pajak merupakan pagar penjaga agar wajib pajak tetap mematuhi kewajibannya. Sebagian besar wajib pajak menganggap pemeriksaan pajak bertujuan untuk mencari-cari kesalahan wajib pajak dan dianggap sangat menyita waktu wajib pajak dalam menjalankan usahanya. Padahal sebaliknya pemeriksaan terhadap wajib pajak dilakukan untuk meningkatkan kepatuhan wajib pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakannya sehingga dapat membantu pencapaian penerimaan perpajakannya. Berdasarkan latar belakang penelitian ini, penulis tertarik untuk membahas PENGARUH PENGETAHUAN PERPAJAKAN, KUALITAS PELAYANAN DAN PEMERIKSAAN PAJAK TERHADAP TINGKAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI

5 B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang dan beberapa alasan tersebut, masalah dalam penulisan ini adalah : 1. Apakah pengetahuan perpajakan berpengaruh terhadap tingat kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi? 2. Apakah kualitas pelayanan berpengaruh terhadap tingkat kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi? 3. Apakah pemeriksaan pajak berpengaruh terhadap tingkat kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi? C. Tujuan dan Kegunaan Peneliti Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah diatas, tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui pengaruh pengetahuan perpajakan terhdap tingkat kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi 2. Untuk mengetahui pengaruh kualitas pelayanan terhdap tingkat kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi 3. Untuk mengetahui pengaruh pemeriksaan pajak terhdap tingkat kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi

6 Sedangkankegunaanya adalah sebagai berikut: 1. Bagi penulis Memberikan manfaat dan wawasan yang lebih luas kepada penulis dalam memahami dan menganalisis permasalahan yang lebih dalam mengenai pengaruh pengetahuan perpajakan, kualitas pelayanan, dan pemeriksaan pajak apakah berpengaruh terhadap tingkat kepatuhan Wajib Pajak 2. Bagi Pembaca Sebagai bahan refrensi untuk menambah pengetahuan mengenai tingkat kepatuhan wajib pajak yang dapat digunakan sebagai bahan masukan dan media informasi bagi mereka yang memerlukan. 3. Bagi Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dan masukan mengenai tindakan yang dapat diambil KPP untuk meningkatkan pengetahuan dan meningkatkan kualitas pelayanan yang diberikan kepada terhadap wajib pajak. 4. Bagi Wajib Pajak Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan bagi wajib pajak tentang pentingnya patuh membayar pajak dan dapat memberikan informasi mengenai manfaat apa yang akan didapat jika wajib pajak patuh membayarkan kewajiban perpajakannya.