PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

dokumen-dokumen yang mirip
Mengingat pula pasal 119 ayat (3) Undang-undang Dasar Sementara Republik Indonesia. Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia;

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1951 TENTANG PENGELUARAN SURAT PERBENDAHARAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 1950 TENTANG TAMBAHAN PERSEDIAAN UANG UNTUK BANK NEGARA INDONESIA

CONTOH SURAT PERJANJIAN SEWA BELI RUMAH

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 301/KMK.01/2002 TENTANG PENGURUSAN PIUTANG NEGARA KREDIT PERUMAHAN BANK TABUNGAN NEGARA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 1951 TENTANG MENGUBAH PERATURAN PEMERINTAH NO. 16 TAHUN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29/PMK.03/2015 TENTANG

UNDANG-UNDANG DARURAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 1959 TENTANG PENGELUARAN PINJAMAN OBLIGASI BERHADIAN TAHUN 1959 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 17/PMK.05/2007 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 1955 TENTANG PENGAWASAN TERHADAP URUSAN KREDIT. Presiden Republik Indonesia,

CONTOH SURAT PERJANJIAN UTANG PIUTANG DENGAN KUASA HIPOTEK

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 1956 TENTANG PENGAWASAN TERHADAP PEMINDAHAN HAK ATAS TANAH-TANAH PERKEBUNAN

-1- RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PENGAMPUNAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Undang-Undang Nomor 11 tahun 1992 Tentang Dana Pensiun

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA (PERPU) NOMOR 26 TAHUN 1959 (26/1959) TENTANG PINJAMAN KONSOLIDASI TAHUN 1959

2 Penghapusan Sanksi Administrasi Bunga yang Terbit Berdasarkan Pasal 19 Ayat (1) Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Car

UNDANG-UNDANG (UU) PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA. Nomor: 36 TAHUN 1953 (36/1953) 18 DESEMBER 1953 (JAKARTA) Sumber: LN 1953/86; TLN NO.

Presiden Republik Indonesia Serikat,

PERJANJIAN PINJAM MEMINJAM

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PENGAMPUNAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

2016, No c. bahwa dalam rangka perbaikan kondisi keuangan Perusahaan Daerah Air Minum sebagaimana dimaksud dalam huruf b, perlu meningkatkan e

BANK INDONESIA No. 2/21/DPM Jakarta, 30 Oktober S U R A T E D A R A N kepada SEMUA BANK DI INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 1962 TENTANG KETENTUAN-KETENTUAN POKOK BANK PEMBANGUNAN DAERAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Presiden Republik Indonesia,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 1950 TENTANG PERATURAN PENGLAKSANAAN PEMERINTAH R.I.S. NR 16, TAHUN 1950

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 1949 TENTANG PENGESAHAN PERATURAN WAKIL PERDANA MENTERI PENGGANTI PERATURAN PEMERINTAH

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 1958 TENTANG PENGELUARAN UANG KERTAS PERBENDAHARAAN TAHUN 1958 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

MENTERIKEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALIN AN

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 510/KMK.06/2002 TENTANG PENDANAAN DAN SOLVABILITAS DANA PENSIUN PEMBERI KERJA

UNDANG-UNDANG (UU) 1946 No. 18 (18/1946) UANG, KEWAJIBAN MENYIMPAN UANG. Peraturan tentang kewajiban menyimpan uang dalam bank.

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 100/PMK.010/2007 TENTANG LAPORAN TEKNIS DANA PENSIUN MENTERI KEUANGAN,

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 107/PMK.06/2005

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 1962 TENTANG BANK PEMBANGUNAN SWASTA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 1956 TENTANG PEMBELANJAAN PENSIUN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

CONTOH SURAT PERJANJIAN PENGIKATAN JUAL BELI TANAH DAN BANGUNAN (SPPJB)

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

b.bahwa peraturan+peraturan yang termaktub dalam undang+undang darurat tersebut perlu ditetapkan sebagai undang+undang;

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA SERIKAT,

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 540/KMK.04/2000 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN IMBALAN BUNGA KEPADA WAJIB PAJAK

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN (UU KUP)

2017, No Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 70, Tambah

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 1951 TENTANG PEMBERIAN TUNJANGAN LUAR-BIASA KEPADA PARA PEGAWAI BANGSA ASING.

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2016, No Investasi pada Badan Usaha Milik Negara/Perseroan Terbatas sebagaimana dimaksud dalam huruf a, belum memuat pengaturan penyelesaian pi

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1952 TENTANG DAFTAR SUSUNAN PANGKAT DAN KENAIKAN PANGKAT PEGAWAI NEGERI SIPIL

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENGAMPUNAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG DARURAT REPUBLIK INDONESIA (UUDRT) NOMOR 13 TAHUN 1951 (13/1951) TENTANG BURSA. Presiden Republik Indonesia,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENGAMPUNAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR PER- 87 1P13/2011

UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2016 TANGGAL 1 JULI 2016 TENTANG PENGAMPUNAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 2/20/PBI/2000 TENTANG FASILITAS PENDANAAN JANGKA PENDEK BAGI BANK UMUM GUBERNUR BANK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2002 TENTANG SURAT UTANG NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Peraturan Pemerintah (PP) 1948 No. 22 (22/1948) PEGAWAI. PENGALAMAN KERJA, Peraturan tentang penghargaan pengalaman kerja PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27/PMK.08/2007 TENTANG LELANG PEMBELIAN KEMBALI OBLIGASI NEGARA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40/PMK.05/2015 TENTANG TINGKAT SUKU BUNGA DAN PENATAUSAHAAN PENERUSAN PINJAMAN LUAR NEGERI

UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENGAMPUNAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG DARURAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 1950 TENTANG SURAT PERJALANAN REPUBLIK INDONESIA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA SERIKAT,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN. PPN. Pembangunan. Pasca Bencana Alam.

MENTERI KEUANGAN S A L I N A N KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 1169/KMK.01/1991 T E N T A N G KEGIATAN SEWA-GUNA-USAHA(LEASING)

1 of 5 21/12/ :38

SALINAN KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 509 /KMK.06/2002 TENTANG LAPORAN KEUANGAN DANA PENSIUN

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 77/KMK.017/1995 TENTANG PENDANAAN DAN SOLVABILITAS DANA PENSIUN PEMBERI KERJA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 1985 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG PAJAK PENGHASILAN 1984 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 550 /KMK.01/2003 TENTANG

Mengingat : Pasal-pasal 89 dan 118 Undang-undang Dasar Sementara Republik Indonesia; Dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat.

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 1954 TENTANG PEMBERIAN TUNJANGAN ISTIMEWA KEPADA KELUARGA PEGAWAI YANG TEWAS

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEUANGAN. Penyediaan Air Minum. Prosedur.

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 135 TAHUN 2000 TENTANG TATA CARA PENYITAAN DALAM RANGKA PENAGIHAN PAJAK DENGAN SURAT PAKSA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2000 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN. Jaminan. Subsidi Bunga. Percepatan Penyediaan Air Minum

PERATURAN-PERATURAN DAN TINDAKAN-TINDAKAN MENGENAI TANAH-TANAH PERKEBUNAN KONSESI Peraturan Pemerintah No. 36 Tahun 1956 tanggal 31 Desember 1956

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN DIREKSI PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) TBK NOMOR : KP/085/DIR/R

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 06 TAHUN 1964 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 1951 TENTANG PERATURAN MENGENAI BANK RAKYAT INDONESIA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

MENTERIKEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALIN AN

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 259/PMK.04/2010 TENTANG JAMINAN DALAM RANGKA KEPABEANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN,

1 of 6 21/12/ :38

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 1995 TENTANG PERSEROAN TERBATAS PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 35 TAHUN 1956 TENTANG PENGAWASAN TERHADAP PEMINDAHAN HAK ATAS TANAH-TANAH PERKEBUNAN KONSESI

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 1964 TENTANG BANK TABUNGAN NEGARA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 1975 TENTANG PENGURUSAN, PERTANGGUNGJAWABAN DAN PENGAWASAN KEUANGAN DAERAH

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 1983 TENTANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 56 TAHUN 2002 TENTANG RESTRUKTURISASI KREDIT USAHA KECIL, DAN MENENGAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 259/PMK.04/2010 TENTANG JAMINAN DALAM RANGKA KEPABEANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN,

SALINAN KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 209/KMK.01/1999 TENTANG

Transkripsi:

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 1951 TENTANG MEMBERIKAN PERSETUJUAN KEPADA PERJANJIAN PINJAMAN ANTARA PEMERINTAH KERAJAAN NEDERLAND DAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA SERIKAT PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : Mengingat : bahwa perjanjian pemberian kredit oleh Pemerintah Kerajaan Nederland kepada Pemerintah Republik Indonesia Serikat sebagai diputuskan di Konperensi Menteri peserta Uni Indonesia-Nederland di Jakarta pada tanggal 1 April 1950 adalah suatu pinjaman uang atas tanggungan Republik Indonesia Serikat yang harus diadakan dengan kuasa Undang- undang; pasal 142, pasal 118 dan pasal 120 Undang-undang Dasar Sementara Republik Indonesia; Dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia. Memutuskan Menetapkan : UNDANG-UNDANG TENTANG MEMBERI PERSETUJUAN KEPADA PERJANJIAN PINJAMAN ANTARA PEMERINTAH KERAJAAN NEDERLAND DAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA SERIKAT. Pasal 1. Perjanjian pinjaman antara Pemerintah Kerajaan Nederland dan Pemerintah Republik Indonesia Serikat sebagaimana diputuskan di Konperensi Menteri peserta Uni Indonesia-Nederland tanggal 1 April 1950, yang naskahnya disertakan sebagai lampiran pada Undang-undang ini, dengan ini disetujui.

Pasal 2. Undang-undang ini mulai berlaku pada hari diundangkan. Agar supaya setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Undang-undang ini dengan penempatan dalam Lembaran Negara Republik Indonesia. Disahkan di Jakarta pada tanggal 31 Januari 1951. WAKIL-PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, MOHAMMAD HATTA. MENTERI KEUANGAN, SJAFRUDDIN PRAWIRANEGARA. Diundangkan di Jakarta pada tanggal 31 Januari 1951 MENTERI KEHAKIMAN, WONGSONEGORO. MENTERI KEHAKIMAN, WONGSONEGORO.

LAMPIRAN UNDANG-UNDANG No. 4 TAHUN 1951 TENTANG MEMBERI PERSETUJUAN KEPADA PERJANJIAN PINJAMAN ANTARA PEMERINTAH KERAJAAN NEDERLAND DAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA SERIKAT. Jakarta, I April 1950. PUTUSAN. Konperensi para Menteri peserta Uni Indonesia-Nederland, berapat di Jakarta pada tanggal 1 April 1950, Menimbang, bahwa oleh Pemerintah Republik Indonesia Serikat telah dinyatakan hendak mengadakan pinjaman yang akan diberikan oleh Pemerintah Kerajaan Nederland; Menimbang pula, bahwa Pemerintah Kerajaan Nederland bersedia memberikan pinjaman itu; Memperhatikan pasal 2, 12 dan 22 Statut Uni; Mengambil putusan sebagai berikut : Mengadakan perjanjian pinjaman antara Pemerintah Republik Indonesia Serikat dengan Pemerintah Kerajaan Nederland sebagai yang dilampirkan bersama ini. Ketua Konperensi (Ketua Delegasi Republik Indonesia Serikat) Drs. Mohammad Hatta. Wakil Ketua Konperensi (Ketua Delegasi Kerajaan Nederland) Mr. J.H. Van Maarseveen. Sekretaris-Jenderal Mr. A. K. Pringgodigdo.

PERJANJIAN PINJAMAN ANTARA PEMERINTAH KERAJAAN NEDERLAND DAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA SERIKAT. Pemerintah Kerajaan Nederland pada satu pihak dan Pemerintah Republik Indonesia Serikat pada pihak yang lain, menerangkan telah mencapai persetujuan sebagai berikut : 1. Pemerintah Kerajaan Nederland menyatakan bersedia, dengan tidak mengurangi pengesahan kemudian dengan Undang-undang, memberikan kredit kepada Pemerintah Republik Indonesia Serikat sampai jumlah setinggi-tingginya f. 280.000.000.- uang Nederland, dengan syarat-syarat berikut, yang diterima oleh Pemerintah Republik Indonesia Serikat. 2. f. 80.000.000.-- dari kredit itu akan dianggap sebagai diberikan untuk melunaskan utang Pemerintah Republik Indonesia Serikat atas rekening H.G./H.I., yaitu yang akan ditutup pada tanggal 1 April 1950. Bagian kredit ini akan berbunga sebesar 31/2% setahun mulai tanggal 1 April 1950. 3. Sisa kredit itu sebesar f. 200.000.000.- akan dibuka pada Generale Thesaurie Kementerian Keuangan di 's-gravenhage. Dengan syarat-syarat yang disebut pada sub 4 dan 5 dalam tempoh mulai dari 1 April sampai dengan 30 Juni 1950 setiap bulan akan dapat dipergunakan sebanyakbanyaknya sebesar f. 25.000.000.-- dari sisa kredit ini, sedangkan mulai.dari 1 Juli sampai dengan 31 Desember 1950 setiap bulan dapat diambil sebanyak-banyaknya 1/6 bagian dari bagian yang masih ada dari sisa kredit itu. Bagian yang tidak diambil dari jumlah yang sebanyakbanyaknya disediakan sesuatu bulan, menambah kemungkinan pengambilan buat bulan-bulan berikutnya. 4. Setiap kali bila kredit-manipulasi, seperti dimaksud dalam dan dihitung menurut Pasal IV Perjanjian Perhubungan Pembayaran, tertanggal 1 April 1950, dilampaui dan De Nederlandse Bank minta pelunasan Pemerintah Republik Indonesia Serikat, asal kekurangan itu timbul dalam perhubungan langsung dengan Nederland akan berhak melunasi pelampauan ini buat 2/3 bagian dari jumlah itu dengan mengambil kredit yang dibuka oleh General Thesauric, sedangkan 1/3 bagian akan dilunasi dengan menjual kepada De Nederiandse Bank valuta yang dapat diterima oleh bank ini. 5. Kekurangan itu dianggap timbul dalam perhubungan langsung dengan Nederland, kecuali jika keterangan-keterangan De Nederlandse Bank menunjukkan bahwa kekurangan itu timbul dalam perhubungan dengan negeri-negeri lain. Terhadap kekurangan dalam perhubungan dengan negeri-negeri lain, De Nederlandse Bank berhak akan minta pelunasan semata-mata dengan valuta saja, jika perlu dengan memperhitungkan pengambilan-pengambilan atas kredit yang telah diadakan. 6. Untuk memakai syarat-syarat yang tersebut pada 4 dan 5 (secara praktis), demikian pula tentang mempergunakan kelebihan-kelebihan yang diperoleh dalam perhubungan dengan negeri-negeri lain yang disalurkan melalui

rekening-a yang dimaksud dalam Persetujuan Perhubungan Pembayaran, dipersilahkan melihat peraturan-peraturan lebih lanjut yang tertulis dalam surat-menyurat antara De Nederlandse Bank dan De Javasche Bank, yang disertakan sebagai lampiran pada perjanjian pinjaman ini. 7. Kredit itu terbuka sampai 1 Juli 1951. Jumlah kredit yang pada tanggal itu belum diambil, dihapuskan. Jumlah-jumlah yang diambil dikenakan bunga 31/2 % setahun sejak hari pengambilan dan harus dilunasi pada 1 Januari 1951 dan 1 Juli 1951. 8. Jumlah yang telah diambil pada 1 Juli 1951 akan dikonsolidir dan ditambahkan pada jumlah f.80.000.000.-- yang diberikan untuk melunasi utang atas rekening H.G./H.I. Bagi jumlah kredit seluruhnya yang dikonsolidir sedemikian itu, akan berlaku syarat-syarat sebagai berikut a. masa-berlaku kredit itu lamanya 111/2 tahun; b. bunga kredit itu besamya 31/2 % setahun, dilunasi tiap setengah tahun pada tanggal 30 Juni dan 31 Desember; c. pada tiap-tiap tanggal 30 Juni dan 31 Desember dari tahun-tahun yang tersebut di bawah ini, kredit semula itu diangsur sekurang-kurangnya dengan jumlah persen yang tersebut dibelakang tahun-tahun tersebut; 1953 dan 1954 : 21/2 %, 1955 dan 1956 : 3 3/4 %, 1957 dan 1958 : 5 %, 1959 dan 1960 : 6 1/4 %, 1961 dan 1962 : 71/2 %; dengan pengertian, bahwa setiap waktu pengangsuran tersebut dapat dipercepat atau kredit seluruhnya dilunasi lebih lekas. 9. Pemerintah Republik Indonesia Serikat menyatakan bersedia membuka pendaftaran umum di pasar modal di Amsterdam untuk suatu pinjaman obligasi yang akan dikeluarkan oleh Pemerintah Republik Indonesia Serikat pada ketika yang dianggap baik untuk itu oleh kedua pihak. Hasil pinjaman yang demikian itu akan digunakan buat mengangsur kredit yang diberikan oleh Kerajaan Nederland dengan perjanjian pinjaman ini. 10. Pemerintah Kerajaan Nederland memberikan kredit ini dengan pengharapan, Pemerintah Republik Indonesia Serikat akan menepati kewajiban-kewajibannya yang timbul dari peraturan-peraturan perjanjian dagang antara kedua belah pihak, demikian pula kewajiban-kewajiban memindahkan uang dari persetujuan keuangan ekonomi di K.M.B. dengan tidak meminta, supaya diperhatikan ayat kelima pasal 18 persetujuan tersebut. Sekiranya pengharapan ini tidak dipenuhi, maka Pemerintah Kerajaan Nederland berhak untuk menangguhkan kemungkinan pengambilan atas kredit itu. 11. Untuk perjanjian ini berlaku hukum perdata negeri yang memberi kredit.

KEPADA PRESIDEN DAN DIREKTUR-DIREKTUR JAVASE BANK. Dengan menunjuk kepada pasal 4 dan 5 perjanjian-pinjaman, yang telah dibuat antara Pemerintah Republik Indonesia Serikat dan Pemerintah Kerajaan Nederland pada 1 April 1950, kami dengan mendapat kuasa dari Menteri Keuangan beritakan dengan hormat kepada Tuan-tuan, bahwa kami bermaksud akan mengadakan perocedure sebagai tersebut di bawah ini dalam hal perhubungan dengan negeri-negeri ketiga, yang disalurkan melalui rekening A, mempunyai kelebihan untuk Republik Indonesia Serikat. Jika ternyata dari keterangan-keterangan realisasi yang akan dikirimkan kepada Tuan-tuan selambat-lambatnya dua bulan sesudah berakhir bulan yang sedang jalan, bahwa dalam perhubungan dengan negeri-negeri ketiga terjadi kelebihan untuk keuntungan Republik Indonesia Serikat, maka bersedialah kami memberi kesempatan kepada Tuan-tuan untuk mempergunakan jumlah itu menurut salah satu cara yang berikut : a. Untuk melakukan pembelian-pembelian "extra-contingentaal" dinegerinegeri, yang dengannya ada persetujuan bersama mengenai keuangan, yaitu sekadar pembelian-pembelian itu diterima baik oleh Direktorat- Jenderal B.E.B. b. Untuk mengambil jumlah-jumlah sekaligus (lumpsums) dengan Pond Sterling atau -- sesudah perundingan bersama -- dalam valuta-valuta lain. c. Untuk melunasi dengan valuta yang dapat diterima dalam arti perjanjian pinjaman yang termaksud di atas, kalau kelebihan yang dimaksud itu dianggap oleh Nederlandse Bank sebagai demikian. Selanjutnya kami kabarkan kepada Tuan-tuan, untuk menjawab pertanyaan dapatkah dianggap terlampauinya kredit manipulasi terjadi dalam perhubungan yang langsung dengan Nederland, kelebihan dan/atau kekurangan-kekurangan bulanan selama bulan-bulan yang berturut-turut, dalam perhubungan dengan negeri-negeri ketiga, akan dijumlah. Jika rekening ini per saldo mempunyai kelebihan untuk keuntungan Republik Indonesia Serikat dalam perhubungan dengan negeri-negeri ketiga, maka terlampauinya kredit manipulasi itu dianggap terjadi karena perhubungan yang langsung dengan Nederland. Peraturan ini akan dipakai buat pertama kalinya mengenai bulan April 1950 dan buat penghabisan kalinya mengenai bulan ketika kredit itu sudah habiskan atau diakhiri. Hormat kami, De Nederlandse Bank N.V.

Kepada Direksi Nederiandse Bank N.V. di Amsterdam. Bersama ini kami permaklumkan, bahwa surat Tuan tentang perjanjian pinjaman, yang dibuat antara Pemerintah Republik Indonesia Serikat dan Pemerintah Kerajaan Nederland telah kami terima dan sebagai jawabnya kami dengan mendapat kuasa dari Menteri Keuangan beritakan dengan hormat, bahwa isinya dapat kami setujui. Hormat kami, Presiden dan Direktur-Direktur De Javasche Bank.