BAB I PENDAHULUAN. semuannya dirumuskan oleh Pemerintah. perencana tentang keberadaan pendidikan.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Efektivitas proses..., Hani Khotijah Susilowati, FISIP UI, Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. kita, baik itu dampak positif maupun dampak negatif. Di satu sisi,

BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum merupakan alat yang sangat penting bagi keberhasilan suatu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. siswa. Berdasarkan program pendidikan tersebut siswa melakukan berbagai kegiatan belajar,

BAB I PENDAHULUAN. perencanaan Millenium Development Goals (MDGS), yang semula dicanangkan

KESIAPAN SEKOLAH DALAM PENERAPAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) DI SEKOLAH DASAR ISLAM AL HILAL RAWA LUMBU, BEKASI Tahun Ajaran 2008/2009

BAB I PENDAHULUAN. Tatanan kehidupan masyarakat yang semrawut merupakan akibat dari sistem

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya melalui proses pembelajaran ataupun dengan cara lain yang

BAB I PENDAHULUAN. dengan perubahan budaya kehidupan. Perubahan dalam arti perbaikan pendidikan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PENGERTIAN KTSP DAN PENGEMBANGAN SILABUS DALAM KTSP. Oleh Dr. Jumadi

BAB I PENDAHULUAN. ini menjadikan motivasi pemerintah untuk selalu memperbaiki sistem

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

Bab I Pendahuluan. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum mempunyai kedudukan sentral dalam seluruh proses pendidikan

PENGEMBANGAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP)

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan atau Kurikulum Hal ini menunjukkan bahwa kurikulum

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Aktivitas menulis merupakan suatu bentuk manifestasi kemampuan

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam (S.Pd.I) di Fakultas Agama Islam

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan adalah sebuah salah satu upaya dalam mencerdaskan. kehidupan bangsa. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional juga

BAB I PENDAHULUAN. mengamanatkan bahwa pemerintah daerah, yang mengatur dan mengurus

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan sistem pemerintahan dari sentralisasi ke desentralisasi ditandai

DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL HALAMAN 1

PENGEMBANGAN KURIKULUM SATUAN PENDIDIKAN SMK

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN

BAB I PENDAHULUAN. sandungan dalam era globalisasi, karena era globalisasi merupakan era

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah modal utama bagi suatu bangsa dalam upaya meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. untuk pengembangan kepribadian dan skill dalam ranah pendidikan adalah sekolah. Salah

BAB I PENDAHULUAN. besar dan kecil mempunyai berbagai keragaman. Keragaman itu menjadi

BAB I PENDAHULUAN. melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau latihan bagi peranannya di

BAB I PENDAHULUAN. khususnya kebutuhan akan pendidikan sebagai suatu investasi. Oleh karena itu,

MANAJEMEN PEMBELAJARAN PROGRAM AKSELERASI DALAM PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN (Studi Kasus di SMP Negeri 9 Surakarta)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Salah satu permasalahan pendidikan di Indonesia adalah kualitas pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

EFEKTIVITAS MANAJEMEN PEMBELAJARAN PROGRAM IMERSI DI SMP NEGERI 3 PATI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan nasional bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa yang

MATERI PELATIHAN KTSP 2009 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan sarana terpenting untuk mewujudkan kemajuan bangsa

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia saat ini tidak terlepas dari masalah dalam upaya

RANCANGAN ALAT UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VII SMP N 1 AMBARAWA TAHUN AJARAN

BAB I PENDAHULUAN. zaman yang semakin berkembang. Berhasilnya pendidikan tergantung pada

BAB I PENDAHULUAN. perlu ditingkatkan, baik pendidikan formal maupun non formal. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan mata pelajaran yang bersumber. dari kehidupan sosial masyarakat yang diseleksi dengan menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu aspek yang berpengaruh terhadap keberhasilan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perkembangan dan perubahan secara terus-menerus sebagai akumulasi

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 51 B. TUJUAN 51 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 52 D. UNSUR YANG TERLIBAT 52 E. REFERENSI 52 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 53

BABI PENDAHULUAN. Kedudukan guru sebagai tenaga profesional bertujuan untuk melaksanakan. sistem pendidikan nasional dan mewujudkan tujuan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. penyesuaian yang bermakna sehingga bangsa Indonesia dapat mengejar

KTSP (KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN) DALAM PRESPEKTIF TEKNOLOGI PENDIDIKAN

BAB I PENDAHULUAN. panjang, persiapan yang matang, dukungan sumber daya manusia dan sumber

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. semula bersifat sentralistik berubah menjadi desentralistik. Desentralisasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lahirnya Undang-undang No. 22 tahun 1999 yang direvisi dengan

BAB II KAJIAN TEORITIS. mencapai tujuan yang telah ditetapkan. (Atmodiwiryo,2000:5). Selanjutnya

IMPLEMENTASI KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SMP NEGERI 1 BAKI SUKOHARJO

REFLEKSI PELAKSANAAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN PADA PROSES PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI MAN 1 SURAKARTA

ANALISIS KURIKULUM DAN MODEL PEMBELAJARAN GEOGRAFI PERTEMUAN PERTAMA

PENGEMBANGAN KTSP. A. Rasional

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang memberi keleluasaan kepada sekolah untuk mengatur dan

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

LATAR BELAKANG. Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dalam pendidikan. Melalui pendidikan akan melahirkan generasi-generasi

Era globalisasi menyebabkan terjadinya perubahan yang sangat cepat pada

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang dianut pemangku kebijakan. Kurikulum memiliki. kedudukan yang sangat sentral dalam keseluruhan proses pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. terencana, terarah, dan berkesinambungan. kurikulum yang lebih baik, dalam arti yang seluas-luasnya, bukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Muhammad Khoerudin, 2016

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Masnur Muslich (2010: 1) Berdasarkan Permendiknas No. 22 tahun 2006 (BNSP, 2006: 5-7), KTSP

BAB I PENDAHULUAN. antara pendidikan dengan tingkat perkembangan bangsa tersebut yang

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah sebagai lembaga pendidikan yang merupakan tempat dimana

I. PENDAHULUAN. kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menyebabkan kurikulum

KTSP DAN IMPLEMENTASINYA

BAB I PENDAHULUAN. era globalisasi sesuai Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas.

BAB I PENDAHULUAN. reformasi diindikasikan dengan adanya perombakan di segala bidang kehidupan,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia bukan merupakan tugas yang

BAB I PENDAHULUAN. yang tertuang dalam Pembukaan UUD 1945 Alinea ke-iv yaitu. Mencerdaskan kehidupan bangsa. Salah satu komponen penting dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. unsur-unsur yang ada di sekolah dengan orang tua murid/masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini ternyata

BAB I PENDAHULUAN. menyeluruh. Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS,

BAB I PENDAHULUAN. investasi. Dengan demikian nilai modal ( human capital ) suatu bangsa tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kehidupan dalam era global menuntut berbagai perubahan pendidikan yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dunia pendidikan merupakan kehidupan yang penuh dengan tantangan

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Dasar (SD) Negeri Wirosari memiliki visi menjadikan SD

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia sejak tahun 1998 merupakan era transisi dengan tumbuhnya

BAB I PENDAHULUAN. (SISDIKNAS), penerapan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP),

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Seutuhnya (Integrated School Development) disingkat SID. dan sumber daya untuk meningkatkan mutu sekolah.

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Menurut Muhaimin (2008: 333), kurikulum adalah seperangkat

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan kompetensi setiap individu akan berkembang sesuai dengan jenjang

PENERAPAN KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI MATA PELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA KELAS XI SMK MUHAMMADIYAH 3 SURAKARTA

PENERAPAN KTSP (KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN) DALAM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SDIT DARUL FALAH LANGENHARJO SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, pembelajaran

PENINGKATAN KUALITAS PENDIDIKAN BERBASIS POTENSI LOKAL MELALUI KEBIJAKAN LEADER CLASS DI DAERAH CILACAP. Oleh : Ma rifani Fitri Arisa

Penyusunan KTSP Berbasis Kurikulum 2013 Dokumen 1 BIMBINGAN TEKNIS PENDAMPINGAN IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 BAGI KEPALA SMP

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi peserta didik agar. demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kurikulum merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman kegiatan penyelenggaraan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Kurikulum disusun oleh suatu team nasional, team ini mengolah berbagai bahan masukan yang datang dari berbagai pihak. Disesuaikan dengan tuntutan dan kebutuhan masyarakat yang secara formal terumuskan dalam Undang - Undang pendidikan nasional, rencana jangka panjang pembangunan lima tahun, dan Garis - Garis Besar Haluan Negara yang semuannya dirumuskan oleh Pemerintah. Pengembangan kurikulum di sekolah pada dasarnya merupakan penyusunan kurikulum berdasarkan kurikulum resmi untuk dijadikan pegangan di sekolah, Kurikulum pada hakekatnya adalah suatu rencana yang menjadi panduan dalam menyelenggarakan proses pendidikan, apa yang dituangkan dalam rencana itu banyak dipengaruhi oleh pandangan perencana tentang keberadaan pendidikan. Kurikulum sebagai rencana pelajaran yang ditawarkan oleh suatu lembaga pendidikan untuk dipelajari oleh siswa dalam mengikuti pendidikan di lembaga itu. Kurikulum sebagai pengalaman belajar yang diperoleh siswa atas tanggung jawab sekolah, pengalaman - pengalaman 1

belajar itu bisa berupa mempelajari mata pelajaran, dan bisa pula berbagai kegiatan lain yang dianggap dapat memberi pengalaman belajar yang bermanfaat. Kegiatan belajar tidak terbatas pada kegiatan - kegiatan belajar dalam kelas atau dalam gedung sekolah semata - mata, melainkan mencakup juga kegiatan yang dilakukan di luar kelas atau sekolah. Kurikulum sebagai rencana belajar adalah apa yang diinginkan oleh perencana kurikulum untuk dipelajari oleh siswa selama mengikuti pendidikan disuatu sekolah. Didalam rencana belajar ini tercakup tujuan yang hendak dicapai, jenis pengalaman atau materi yang dipelajari, organisasi kegiatan, dan bagaimana menilai keberhasilannya. Agar rencana yang dibuat tentang belajar itu dapat berfungsi, perlu mempertimbangkan konsep - konsep yang terkait, yaitu konsep - konsep psikologi belajar dan psikologi perkembangan. Sistem kurikulum yang dipakai sekarang adalah kurikulum tingkat satuan pendidikan, yang artinya kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing - masing satuan pendidikan. Penyusunan kurikulum tingkat satuan pendidikan sangat diperlukan untuk mengakomodir semua potensi yang ada di daerah dan nasional. Untuk menigkatkan kualitas dalam satuan pendidikan dalam bidang akademis dan non akademis, memelihara budaya daerah dan meningkatkan disiplin kerja serta mengikuti perkembangan iptek dan imtaq. Dengan kurikulum tingkat satuan pendidikan ini memungkinkan penyesuaian program pendidikan dengan kebutuhan dan potensi yang ada di daerah. Pengembangan 2

kurikulum tingkat satuan pendidikan yang beragam mengacu pada standar nasional pendidikan untuk menjamin pencapaian tujuan pendidikan nasional. Standar nasional pendidikan terdiri dari standar isi, standar proses, standar kompetensi kelulusan, tenaga pendidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan dan penilaian pendidikan ( PP RI nomor 19 tahun 2005 pasal 2 ). Kurikulum tingkat satuan pendidikan merupakan model kurikulum yang dikeluarkan oleh pemerintah sebagai penyempurnaan kurikulum berbasis kompetensi. Kurikulum ini lahir dengan tuntutan perkembangan yang menghendaki desentralisasi, otonomi, kualitas, fleksibelitas, dan keluwesan dalam penyelenggaraan pendidikan. Desentralisasi pendidikan bertujuan untuk meningkatkan mutu layanan dan kinerja pendidikan, baik pemerataan, kualitas, relevansi dan efisiensi pendidikan. Selain itu desentralisasi juga dimaksudkan untuk mengurangi beban pemerintah pusat yang berlebihan, mengurangi kemacetan - kemacetan jalur jalur komunikasi, meningkatkan kemandirian, demokrasi, daya tanggap, akuntabilitas, kreatifitas, inovasi, prakarsa dan meningkatkan pemberdayaan dalam pengelolaan dan kepemimpinan pendidikan. Pada dasarnya setiap sekolah mempunnyai harapan kedepan adalah lulusan sekolah mampu bersaing secara kompetitif dalam era globalisasi dengan mempunyai keterampilan sebagai bekal hidup dan mempunnyai akhlak terpuji dalam kehidupan di masyarakat, begitu juga SMP Negeri 1 Dagangan Madiun yang letak geografisnya berada di pedesaan, kemampuan 3

ekonomi masyarakat yang rendah, input rata - rata rendah, sumber belajar sarana prasarana belum memadai, suasana kondisi ruang pembelajaran perpustakaan, laboratorium dan alat - alat bantu pelajaran yang lain masih sangat kurang, sehingga dalam pelaksanaan pembelajaran guru mengalami kesulitan karena kurangnya faktor pendukung yang memadai yang berdampak hasil belajar kurang maksimal dan berakibat output sekolah rendah, khususnya mata pelajaran biologi hanya dibawah KKM 7,0 yaitu 6,5 tahun pelajaran 2009-2010 dan 6,6 tahun 2010-2011. Tentunya sangat jauh berbeda dengan kondisi sekolah yang telah terpenuhi sesuai dengan kebutuhan belajar mengajar di sekolah. Dengan demikian perlu pengelolaan yang khusus serta pembenahan - pembenahan baik fisik maupun non fisik demi tercapainya tujuan pendidikan. Dengan kondisi yang serba terbatas ini peneliti mencoba mengkaji implementasi kurikulum tingkat satuan pendidikan dalam pengembangan perangkat pembelajaran biologi kelas IX di SMP Negeri 1 Dagangan. Dalam implementasi kurikulum tingkat satuan pendidikan, pembelajaran kususnya dalam pengembamgan perangkat pembelajaran biologi bukan semata - mata tanggung jawab guru, tetapi merupakan tanggung jawab bersama antara guru, kepala sekolah dan pengawas sekolah, bahkan komite sekolah dan masyarakat sehingga pembinaan terhadap komponen - komponen tersebut merupakan tuntutan yang harus dipenuhi dalam mengefektifkan implementasi KTSP. Dalam hal ini, jika kurikulum dilaksanakan pada sekolah menengah maka perlu pemahaman yang matang 4

dan mendalam tentang kompetensi yang harus dimiliki oleh peserta didik sekolah menengah. Kondisi pendidikan diberbagai lembaga yang berlangsung dewasa ini, baik di lembaga pendidikan dasar, menengah, maupun pendidikan tinggi menyadari perlunya suatu strategi implementasi kurikulum yang efektif dan efisien untuk meningkatkan pendidikan secara keseluruhan, kususnya kualitas pembelajaran di sekolah dan satuan pendidikan. Implementasi KTSP dalam pengembangan perangkat pembelajaran biologi yang tercermin dalam prestasi belajar peserta didik, dengan mengkaji berbagai faktor yang mempengaruhinya. Hal ini terutama dimaksudkan agar setiap sekolah dapat mengelola dan mengembangkan berbagai potensinya secara optimal dalam kaitannya dengan implementasi kurikulum, baik potensi peserta didik, potensi tenaga pendidikan, maupun potensi masyarakat yang dapat digali di sekitar sekolah. Implementasi kurikulum dalam pengembangan perangkat pembelajaran biologi perlu diawali dari pemahaman tentang kondisi sekolah yang ada ( fakta ) kebijakan - kebijakan yang berlaku ( policy ) strategi implementasi yang efektif dan efisien ( theory ) serta harapan - harapan dari sekolah terhadap kurikulum yang posisi satuan pendidikan terutama dalam pengembangan perangkat pembelajaran biologi antara lain silabus pembelajaran, RPP pembelajaran dan evaluasi belajar biologi. Melalui kurikulum ini guru mempunyai keleluasaan untuk membuat materi ajar dengan memadukan kondisi lokal daerah serta adanya perpaduan antara materi pembelajaran di sekolah. Meski demikian belum ada 5

penelitian yang dapat dijadikan sebagai dasar bahwa melalui KTSP terdapat adanya peningkatan prestasi siswa khususnya di SMP 1 Dagangan Madiun. Berdasarkan latar belakang tersebut perlu dilakukan penelitian mengenai pelaksanaan KTSP terutama dalam pengembangan perangkat pembelajaran Biologi yaitu silabus pembelajaran, RPP dan evaluasi belajar. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, peneliti mencoba mengkaji dan mendiskripsikan tentang fenomena yang ada yaitu rendahnya mutu pendidikan di negeri ini dengan melakukan perbaikan serta mereformasi penyelenggaraan pendidikan dengan kurikulum tingkat satuan pendidikan. Maka rumusan masalah tersebut adalah : 1. Bagaimana implementasi kurikulum tingkat satuan pendidikan dalam pengembangan silabus pembelajaran biologi di SMP Negeri 1 Dagangan kabupaten Madiun? 2. Bagaimana implementasi kurikulum tingkat satuan pendidikan dalam pengembangan RPP pembelajaran biologi di SMP Negeri 1 Dagangan? 3. Bagaimana implementasi kurikulum tingkat satuan pendidikan dalam pengembangan evaluasi belajar biologi di SMP Negeri 1 Dagangan? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah tersebut diatas maka tujuan dalam penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran yaitu : 1. Menjelaskan implementasi kurikulum tingkat satuan pendidikan dalam pengembangan silabus pembelajaran biologi di SMP Negeri 1 Dagangan 6

Kabupaten Madiun 2. Menjelaskan implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dalam pengembangan RPP pembelajaran biologi di SMP Negeri l Dagangan 3. Menjelaskan implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dalam pengembangan evaluasi belajar biologi di SMP Negeri l Dagangan. D. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan memperoleh manfaat praktis maupun teoritis: 1. Manfaat secara praktis Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan memperoleh manfaat sebagai berikut : a. Dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi SMPN 1 Dagangan khususnya dalam hal Implementasi kurikulum tingkat satuan pendidikan. Khususnya dalam pengembangan perangkat pembelajaran Biologi. b. Dapat memberikan manfaat praktis bagi Kepala sekolah dan Guru dalam pelaksanaan kurikulum tingkat satuan pendidikan. c. Dapat dijadikan bahan masukan bagi dinas pendidikan setempat. 2. Manfaat secara teoritis Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memperoleh manfaat sebagai berikut : a. Menambah khasanah keilmuan terutama berkenaan dengan implementasi KTSP dalam pengembangan perangkat pembelajaran 7

Biologi. b. Dapat dipakai sebagai bahan kajian lebih mendalam bagi penelitian penelitian berikutnya yang sifatnya lebih luas dan mendalam baik dari sisi wilayah maupun substansi permasalahannya. E. Penegasan Istilah Agar tidak terjadi salah anggapan terhadap istilah yang dipergunakan dalam penelitian ini, maka perlu peneliti kemukakan penjelasan beberapa istilah sebagai berikut : 1. Implementasi merupakan suatu proses penerapan ide, konsep, kebijakan atau inovasi dalam suatu tindakan praktis sehingga memberikan dampak baik berupa perubahan pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap. Menurut pendapat Miller dan Seller ( Mulyasa, 2010 : 179 ) in some cases implementation has been identified with instruction bahwa implementasi kurikulum merupakan suatu proses penerapan konsep, ide, program, atau tatanan kurikulum kedalam praktek pembelajaran atau aktivitas - aktivitas baru sehingga terjadi perubahan pada sekelompok orang yang diharapkan untuk berubah. 2. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu ( BSNP, 2006 : 3 ). 3. KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing - masing satuan pendidikan. KTSP terdiri dari 8

tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan, struktur dan muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan, kalender pendidikan dan silabus. ( Ahmadi dkk, 2011 : 61) 4. Pembelajaran ialah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran. ( Hamalik, 2010 : 57 ) 5. Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu kelompok mata pelajaran dengan tema tertentu, yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar berdasarkan standar nasional pendidikan yang dikembangkan oleh setiap satuan pendidikan. ( Mulyasa, 2010 : 132 ) 9