BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. program pendidikan juga sudah dilaksanakan diantaranya adalah. kependidikan yang lainnya melalui berbagai pelatihan dan peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. suatu lembaga pendidikan. Kurikulum menyangkut suatu rencana dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Undang-undang

BAB I PENDAHULUAN. Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional diharapkan dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan nasional di bidang pendidikan merupakan upaya

BAB I PENDAHULUAN. Rafika Warma, Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu 1

BAB I PENDAHULUAN. Education For All Global Monitoring Report 2012 yang dikeluarkan oleh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

ANALISIS KURIKULUM 2013 DAN KTSP Landasan Pendidikan SD

BAB I PENDAHULUAN. melalui berbagai upaya yang berlangsung dalam lingkungan keluarga, sekolah dan

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika. Oleh:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Kurikulum Indonesia telah mengalami sepuluh kali perubahan, yaitu Kurikulum

BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum merupakan hal penting dalam sistem pendidikan Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan dengan peningkatan kualitas pendidikan. Pemerintah pun berperan aktif

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam menghadapi kemajuan ilmu pengetahuan, tantangan masa depan, kemajuan teknologi dan seni maka diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. Remaja Rosda Karya, 2013) hlm. 16. aplikasinya (Jakarta : PT. Rajagrafindo Persada, 2009) hlm, 13

PENERAPAN KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI MATA PELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA KELAS XI SMK MUHAMMADIYAH 3 SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. dinyatakan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan pondasi kemajuan suatu negara, maju tidaknya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Penerapan Contextual Teaching and Learning terhadap pembelajaran praktek konstruksi kayu bagi guru SMK di Surakarta

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS III SDN 01 PANDEYAN

Skripsi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Matematika

Tanggapan Balik Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI terkait Kurikulum 2013 yang dimuat di Harian Kompas, Kamis, 7 Maret 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. antara pendidikan dengan tingkat perkembangan bangsa tersebut yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional berakar pada kebudayaan bangsa Indonesia dan. berdasarkan pada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 yang

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. sangatlah beragam, antara lain: kurikulum 2013 hanya akan memberi beban

BAB I PENDAHULUAN. guru-guru pada semua jenjang pendidikan, yang setiap harinya bersama-sama

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Nasional bertujuan: Untuk mengembangkan potensi

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat ini, maka semakin hari. mumpuni dan berkompeten adalah melalui sektor pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pembelajaran, antara lain adalah powerpoint dan internet. Kemajuan teknologi

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa. Perwujudan dari amanat Undang-Undang Dasar 1945

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. manusia, supaya anak didik menjadi manusia yang berkualitas, profesional,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Undang No.20 tahun 2003). Pendidikan memegang peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas, menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang. dalam pembangunan bangsa dan karakter.

BAB I PENDAHULUAN. Setiap orang dalam hidup membutuhkan pendidikan, karena kualitas

I. PENDAHULUAN. beradaptasi dengan lingkungan dan mengantisipasi berbagai kemungkinan

BAB I PENDAHULUAN. yang berlaku. Kurikulum merupakan suatu program pendidikan yang direncanakan. diluncurkan kurikulum baru yaitu kurikulum 2013.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan upaya yang terencana dalam proses

2015 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI TERHADAP KREATIVITAS SISWA

I. PENDAHULUAN. berpengaruh dalam kemajuan suatu bangsa. Pendidikan juga awal dari. terbentuknya karakter bangsa. Salah satu karakteristik bangsa yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu aspek kehidupan yang sangat mendasar bagi pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. menanamkan kapasitas baru bagi semua orang untuk. pengetahuan dan keterampilan baru sehingga dapat diperoleh manusia

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat telah membawa konsekuensi bagi dunia pendidikan agar segera

BAB I PENDAHULUAN. dapat membawa perubahan ke arah lebih baik. Pendidikan di Indonesia harus

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalampembangunan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. latar Belakang Pendidikan di Indonesia semakin hari kualitasnya semakin rendah.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kehidupan dalam era global menuntut berbagai perubahan pendidikan yang

BAB I. Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan. kebiasaan sekelompok orang yang yang di turunkan dari satu generasi ke generasi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN sangat banyak sekali perubahan setiap pergantian Menteri Pendidikan,

memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Permendikbud Nomor 103 Tahun 2014 tentang Pembelajaran pada

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

Pemanfaatan museum konperensi Asia Afrika sebagai sumber pembelajaran sejarah siswa SMA Negeri kota Bandung. Oleh : Fauzi Rachman K

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. baru agar pendidikan di Indonesia bisa berkembang dan mampu

BAB I PENDAHULUAN. semua orang untuk memiliki pengetahuan agar tidak tertinggal.

I. PENDAHULUAN. Peningkatan sumber daya manusia yang berkualitas, pendidikan memegang

I. PENDAHULUAN. taraf hidup manusia. Sebagaimana disebutkan dalam Undang-undang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar

Guru mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam pelaksanaan belajar mengajar, dimana tugas guru tidak hanya merencanakan, melaksanakan dan

BAB I PENDAHULUAN. Bab I pendahuluan ini akan dijelaskan mengenai : (A) latar belakang, (B)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kurikulum pendidikan nasional yang berlaku saat ini sudah mengalami

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu.

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembentukan manusia sempurna melalui pendidikan, di dalam pendidikan berlaku

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah pembelajaran, pengetahuan, keterampilan, dan

BAB I PENDAHULUAN. seperti model pembelajaran, hasil-hasil penelitian, produk-produk lulusan dan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat di era global

BAB I PENDAHULUAN. kurikulum yang dikembangkan pada tataran satuan pendidikan. Oleh karena itu,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar

Penyusunan KTSP Berbasis Kurikulum 2013 Dokumen 1 BIMBINGAN TEKNIS PENDAMPINGAN IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 BAGI KEPALA SMP

BAB I PENDAHULUAN. yang demokratis serta bertanggung jawab. Dalam usaha pencapaian tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Mulyasa, Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2013), hlm. 3.

BAB I PENDAHULUAN. sebagai pusat kegiatan pembelajaran dan guru sebagai fasilitator. Kurikulum

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS E-LEARNING UNTUK MENINGKATKAN MINAT SISWA TERHADAP MATEMATIKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sistematis untuk mewujudkan suatu proses pembelajaran agar siswa aktif

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peran yang sangat penting dalam perkembangan dan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi semakin maju seiring dengan perkembangan zaman. Informasi tersebar dengan cepatnya tanpa batas ruang dan waktu. Hal ini menciptakan adanya persaingan dalam Ilmu Pengetahuan dan Teknologi di dunia. Dengan perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, Indonesia juga berusaha mengembangkan inovasi-inovasi baru untuk mengimbangi perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang semakin pesat. Upaya yang dilakukan Indonesia untuk mengikuti perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi adalah dengan cara meningkatkan mutu pendidikan salah satunya adalah dengan memperbaharui kurikulum. Dengan memperbaharui kurikulum diharapkan Indonesia mampu bersaing dalam perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Menurut Moh. Yamin (2009: 14) k egiatan pembelajaran di dalam kelas dapat berjalan dengan lancar, kondusif, dan interaktif apabila dilandasi oleh kurikulum yang baik dan benar. Pendidikan dapat dilaksanakan dengan baik jika kurikulum menjadi penyangga utama dalam proses pembelajaran. Kurikulum menyebabkan peserta didik mampu berpikir kedepan. Kurikulum menentukan arah pendidikan. Berhasil atau tidaknya sebuah pendidikan sangat bergantung dengan kurikulum yang digunakan. Kurikulum inilah yang memegang peranan sangat penting dalam terlaksananya kegiatan pendidikan. Tanpa adanya kurikulum mustahil pendidikan akan dapat berjalan dengan baik sesuai yang diharapkan. Pada Pasal 3 UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan tujuan nasional adalah berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Tujuan itu harus dapat 1

2 diwujudkan melalui penyelenggaraan pendidikan yang berpedoman pada kurikulum. Sejarah kurikulum Indonesia yang dimulai tahun 1945 telah mengalami banyak perubahan. Tahun 1947 kurikulum rencana pelajaran dirinci dalam Rencana Pelajaran Terurai, 1964 Rencana Pendidikan Sekolah Dasar, 1968 Kurikulum Sekolah Dasar, 1973 Kurikulum Proyek Perintis Sekolah Pembangunan (PPSP), 1975 Kurikulum Se kolah Dasar, 1984 Kurikulum 1984, 1994 Kurikulum 1994, 1997 revisi Kurikulum 1994 (Soleh Hidayat, 2013: 1). Pada tahun 2004 kurikulum yang diterapkan di Indonesia adalah Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). KBK mengoptimalkan kemampuan peserta didik untuk menghubungkan apa yang dipelajarinya dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi mengkondisikan setiap peserta didik dalam kebiasaan berpikir dan bertindak. Proses penyampaian dalam KBK ini harus bersifat kontekstual. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) merupakan kurikulum yang diterapkan di Indonesia pada tahun 2006. KTSP merupakan strategi pengembangan kurikulum untuk mewujudkan sekolah yang efektif, produktif, dan berprestasi. KTSP memberikan otonomi luas kepada setiap satuan pendidikan. Setiap satuan pendidikan dapat mengatur kegiatan pembelajaran sesuai dengan kebutuhan peserta didik dalam satuan pendidikan itu sendiri. Munculnya kurikulum 2013 yang dilandasi perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, masyarakat menganggap pendidikan Indonesia terlalu menitiberatkan aspek kognitif. Siswa terlalu dibebani banyak tugas mata pelajaran. Menurut E. Mulyasa (2013: 60-61) penyusunan kurikulum 2013 yang menitikberatkan pada penyederhanaan dan pembelajaran tematik-integratif dikarenakan adanya beberapa kelemahan yang terdapat dalam KTSP, yaitu sebagai berikut: 1) isi dan pesan-pesan kurikulum masih terlalu padat, yang ditunjukkan dengan banyaknya mata pelajaran dan banyak materi yang tingkat kesukarannya melampaui tingkat perkembangan usia anak, 2) kurikulum belum mengembangkan kompetensi secara utuh sesuai dengan visi, misi, dan tujuan

3 pendidikan nasional, 3) kompetensi yang dikembangkan lebih didominasi oleh aspek pengetahuan, belum sepenuhnya menggambarkan pribadi peserta didik dalam pengetahuan, keterampilan, dan sikap, 4) berbagai kompetensi yang diperlukan sesuai dengan perkembangan masyarakat belum terakomodasi di dalam kurikulum, 5) kurikulum belum peka dan tanggap terhadap berbagai perubahan sosial yang terjadi pada tingkat lokal, nasional, maupun global, 6) standar proses pembelajaran belum menggambarkan urutan pembelajaran yang rinci sehingga membuka peluang penafsiran yang beraneka ragam dan berujung pada pembelajaran yang berpusat pada guru, 7) penilaian belum menggunakan standar penilaian berbasis kompetensi, serta belum tegas memberikan layanan remediasi dan pengayaan secara berkala. Sejak bergulirnya wacana implementasi kurikulum 2013 pada awal tahun pelajaran 2013/2014, berbagai kritik dan saran telah dilontarkan dari berbagai pihak. Pihak yang mendukung kurikulum baru menyatakan, Kurikulum 2013 memadatkan pelajaran sehingga tidak membebani siswa, lebih fokus pada tantangan masa depan bangsa, dan tidak memberatkan guru seperti dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Pihak yang kontra menyatakan, Kurikulum 2013 kurang fokus karena menggabungkan mata pelajaran IPA dengan Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar. Kurikulum 2013 ini juga tidak mempertimbangkan kemampuan guru dan tidak dilakukan uji coba dahulu di sejumlah sekolah sebelum diterapkan. Dalam Kompas online edisi 21 Desember 2012, David Bambang, guru SD Negeri 03 Santas, Kalimantan Barat menyatakan sosialisasi Kurikulum 2013 terlalu pendek dan perubahan kurikulum pada sekolah di perbatasan membutuhkan waktu adaptasi yang cukup lama. Di Kendari, Sulawesi Tenggara, Umar guru SMP 1 Kendari dan Wartini guru SMKN 3 Kendari, meminta agar rancangan Kurikulum 2013 segera disosialisasikan kepada para guru. Hal yang serupa dinyatakan dalam Pikiran Rakyat online edisi 8 September 2014. Lina, guru SD di Kabupaten Bandung, mengungkapkan Kurikulum 2013 di sekolahnya belum bisa diterapkan secara optimal dikarenakan belum semua guru mendapatkan pelatihan Kurikulum 2013. Selain itu, sarana

4 pendukung seperti buku pelajaran siswa juga belum semuanya diterima pihak sekolah. Meski menyambut baik kurikulum tersebut, Lina meminta agar pemerintah daerah memberikan sarana pendukungnya. Kurikulum 2013 menitikberatkan pada kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan. Ketiga komponen tersebut dinyatakan dalam Kompetensi Inti yang harus dimiliki siswa. Kegiatan pembelajaran pada Kurikulum 2013 menggunakan pendekatan saintifik yaitu mengamati, menanya, mencoba, menalar dan mengkomunikasikan. Guru memegang peranan penting dalam keberhasilan implementasi Kurikulum 2013. Kemampuan guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran sangat berpengaruh dalam pelaksanaan kurikulum. Kurangnya kemampuan guru dalam pelaksanaan pembelajaran dapat menyebabkan kegagalan dalam implementasi kurikulum. Dalam pembelajaran matematika dibutuhkan suasana menyenangkan yang mampu menarik minat peserta didik agar menjadi lebih aktif dalam kegiatan belajar mengajar. Tetapi dalam kenyataannya, matematika dianggap sesuatu yang menakutkan dan dibenci oleh peserta didik. Hal ini menyebabkan rendahnya pemahaman matematika oleh peserta didik. Penyampaian materi oleh guru dalam kegiatan pembelajaran juga belum menggunakan strategi yang bervariasi. Guru cenderung menguasai pembelajaran di kelas tanpa mengajak peserta didik untuk aktif di dalamnya. Guru hanya menggunakan strategi pembelajaran yang membosankan. Akibatnya peserta didik kurang berminat untuk belajar matematika. Penilaian hasil belajar juga merupakan hal yang penting dalam implementasi kurikulum. Pelaksanakan penilaian oleh guru dengan mengikuti standar penilaian yang ditetapkan oleh pemerintah. Dalam Permendiknas No 66 Tahun 2013 dijelaskan bahwa Standar Penilaian Pendidikan adalah kriteria mengenai mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar peserta didik. Penilaian pendidikan sebagai proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik. Standar

5 penilaian pada jenjang SMA/MA dilakukan untuk meningkatkan mutu kelulusan SMA/MA. Pada Kurikulum 2013, mata pelajaran matematika mengalami beberapa perubahan. Perubahan terdapat pada isi bahan ajar (materi wajib dan peminatan), buku pegangan yang digunakan, penambahan jam pelajaran dan penggunaan pendekatan sainstifik pada pembelajaran. Dalam implementasi kurikulum baru tentu akan muncul kendala-kendala yang dapat menghambat dalam implementasi kurikulum itu sendiri. Kepala sekolah, guru, peserta didik dan masyarakat dapat berpengaruh dalam keberhasilan Kurikulum 2013. Oleh sebab itu, dukungan dari semua pihak sangat diharapkan dalam implementasi Kurikulum 2013, agar Kurikulum 2013 dapat dilaksanakan secara baik dan efektif. Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Implementasi Kurikulum 2013 Dalam Pembelajaran Matematika Pada Siswa Kelas X SMA Muhammadiyah 1 Surakarta Tahun 2014/2015. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah. 1. Bagaimana implementasi Kurikulum 2013 dalam pembelajaran matematika pada siswa kelas X SMA Muhammadiyah 1 Surakarta? 2. Kendala-kendala apa yang terjadi dalam implementasi Kurikulum 2013 dalam pembelajaran matematika pada siswa kelas X SMA Muhammadiyah 1 Surakarta? C. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah. 1. Mendeskripsikan penerapan kurikulum 2013 dalam pembelajaran matematika pada siswa kelas X SMA Muhammadiyah 1 Surakarta. 2. Mendeskripsikan kendala-kendala apa yang terjadi dalam pelaksanaan kurikulum 2013 dalam pembelajaran matematika pada siswa kelas X SMA Muhammadiyah 1 Surakarta.

6 D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan dan meningkatkan mutu pendidikan, terutama dalam implementasi Kurikulum 2013 pada pembelajaran matematika. 2. Manfaat Praktis a. Bagi siswa, hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan motivasi siswa untuk belajar matematika. b. Bagi guru, hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu untuk mengimplementasikan Kurikulum 2013 pada guru umumnya dan pada guru matematika khususnya. c. Bagi sekolah, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi untuk meminimalkan kendala-kendala yang muncul dalam pelaksanaan Kurikulum 2013.