BAB I PENDAHULUAN. yang mengatur perbaikan Deoxyribonucleic Acid (DNA) sehingga

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Kanker merupakan suatu proses proliferasi sel-sel di dalam tubuh yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. Kanker merupakan suatu proses proliferasi sel-sel di dalam tubuh yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. Kanker payudara disebut juga dengan carsinoma mammae merupakan

I. PENDAHULUAN. Kanker payudara merupakan salah satu jenis kanker yang telah menjadi

BAB I PENDAHULUAN. jenis kanker yang mempunyai tingkat insidensi yang tinggi di dunia, dan kanker kolorektal) (Ancuceanu and Victoria, 2004).

BAB I PENDAHULUAN. Kanker merupakan suatu proses proliferasi sel di dalam tubuh yang tidak

I. PENDAHULUAN. tingkat gen akan kehilangan kendali normal atas pertumbuhannya. Tumor

BAB I PENDAHULUAN. kematian pada tahun 2004 (WHO, 2009). Berdasarkan data dari Globocan

BAB I PENDAHULUAN. manusia dari semua kelompok usia dan ras. Jong (2005) berpendapat bahwa

BAB I PENDAHULUAN. penyakit kongenital. Diperkirakan ada kasus baru pada setiap

I. PENDAHULUAN. mempunyai mortalitas yang tinggi, dan pengobatannya saat ini belum. memuaskan. Menurut WHO, Indonesia menduduki peringkat ke-6 dengan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PENDAHULUAN. semua orang menginginkan hal yang serba instan, termasuk makanan yang cepat

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah. Pada tahun 2000, kematian akibat kanker. diperkirakan mencapai 7 juta kematian (12% dari semua

BAB I PENDAHULUAN. di dunia setelah kanker paru-paru, hepar dan kolon. Insidensi kanker payudara

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan, manusia amat tergantung kepada alam sekeliling. Yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dunia. Kanker rongga mulut ditemukan 2-5% dari seluruh keganasan, dan merupakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

1.1. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Menurut World Health Organization (WHO), negara negara di Afrika, Asia dan

BAB I PENDAHULUAN. jaringan tubuh yang tidak normal dan tak terkontrol. Sel-sel tersebut terbentuk

BAB I PENDAHULUAN. Kanker merupakan salah satu penyakit yang termasuk. dalam kelompok penyakit tidak menular (Non-communicable

Rata-rata Fluktuasi Berat Badan Mencit

I. PENDAHULUAN. Kanker merupakan masalah paling utama dalam bidang kesehatan dan menjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang memalui serangkaian fase yang disebut siklus sel. 1

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes melitus adalah penyakit tidak menular yang bersifat kronis dan

BAB I PENDAHULUAN. pencegahan, diagnosis, pengobatan, dan pemulihan (Menteri Kesehatan RI,

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN. dengan Per Mortality Rate (PMR) 13 %. Di negara-negara maju seperti

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

EMILDA No.BP :

BAB I PENDAHULUAN. dunia menderita kanker dan 7,6 juta di antaranya meninggal dunia karena

infeksi parasit, serta paparan karsinogen (Endrini dkk, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. tumbuh secara cepat dan tidak terkendali melebihi sel-sel yang normal (Winarti,

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes melitus merupakan suatu penyakit kronis yang ditandai oleh

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari emisi pembakaran bahan bakar bertimbal. Pelepasan timbal oksida ke

I. PENDAHULUAN. dan fakta menunjukkan bahwa jumlah kasus kanker terus meningkat. etnik, paling sering menyebabkan kematian pada wanita Hispanik dan

BAB I PENDAHULUAN. konsumsi minuman ini. Secara nasional, prevalensi penduduk laki-laki yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kanker merupakan suatu penyakit yang menempati peringkat tertinggi

BAB I PENDAHULUAN. hidup secara tidak langsung menyebabkan manusia terus-menerus dihadapkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Kanker merupakan penyakit yang melibatkan faktor genetik dalam proses

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Hasil Penelitian Pengaruh ekstrak jahe terhadap jumlah spermatozoa mencit yang terpapar 2-ME

Gambar 3. Daun sirsak (Anonim, 2013)

BAB I PENDAHULUAN. abnormal dan tidak terkendali. Ada tiga ciri utama keberadaan kanker, yakni

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang sering terjadi pada wanita dan menjadi penyebab kematian utama. Kanker

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian tentang pengaruh pemberian tomat (Solanum

BAB 1 PENDAHULUAN. Plumbum (Pb) merupakan salah satu jenis logam berat. Logam berat

BAB I PENDAHULUAN. jumlah banyak akan menimbulkan stres oksidatif yang dapat merusak sel yang pada

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. seperti kurang berolahraga dan pola makan yang tidak sehat dan berlebihan serta

BAB I PENDAHULUAN. puluh lima persen seseorang yang terkena diabetes akhirnya meninggal karena. terus bertambah (Price dan Wilson, 2006:1263).

BAB I PENDAHULUAN. Radikal bebas adalah suatu senyawa atau molekul bermuatan yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan dasar yang sama dengan telepon tetap kabel, namun dapat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kanker diseluruh dunia diperkirakan akan terus meningkat pada tahun 2030 dan

BAB 1 PENDAHULUAN. makhluk hidup, yang berguna bagi kelangsungan hidupnya. Makanan penting

yang tidak sehat, gangguan mental emosional (stres), serta perilaku yang berkaitan

BAB I PENDAHULUAN. Merokok merupakan suatu masalah kesehatan pada masyarakat dan merupakan

OPC plus Tablet, Herbal Antioksidan Terbaik

BAB I PENDAHULUAN. Kanker payudara merupakan keganasan yang paling sering ditemukan pada

setelah India, China, Amerika Serikat. Tercatat pada tahun 2000 jumlah penderita Diabetes Melitus di Indonesia mencapai 8,4 juta.

BAB I PENDAHULUAN. memicu timbulnya penyakit degeneratif termasuk kanker. Kandungan terbesar dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULAN. memetabolisme dan mengekskresi zat kimia. Hati juga mendetoksifikasi zat

BAB I PENDAHULUAN. kerusakan oksidatif dan injuri otot (Evans, 2000).

BAB I PENDAHULUAN. menjadi sebuah budaya sosial di seluruh dunia. 1 Data Survei Sosial Ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. imunologi. Sel sel hati atau hepatosit mempunyai regenarasi yang cepat. Oleh

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mengonsumsi minuman beralkohol. Mengonsumsi etanol berlebihan akan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Keseimbangan dalam fisiologi sangat penting bagi semua mekanisme

BAB 1 PENDAHULUAN. banyak ditemukan di lingkungan (WHO, 2010). Logam plumbum disebut non

BAB I PENDAHULUAN. Radikal bebas merupakan salah satu penyebab timbulnya berbagai penyakit

BAB I PENDAHULUAN. Mutagen (mutagene) adalah bahan yang dapat menginduksi. deoxyribonucleic acid (DNA) menjadi mutasi. Adapun yang dimaksud dengan

kanker). Tumor ganas yang mampu menyerang jaringan lainnya ataupun bermetastasis. Perubahan pola makan di negara-negara berkembang seperti Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. pembedahan, radioterapi dan sitostatika. Pembedahan dan radioterapi

UKDW BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. mikroorganisme Mycobacterium tuberculosis yang terutama menyerang paru,

BAB I PENDAHULUAN. kadar HDL dalam darah (Linn et al., 2009). Dislipidemia sebagian besar (hingga

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang

BAB I PENDAHULUAN. yang lain. Sifat utama sel kanker ditandai dengan hilangnya kontrol pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. supaya tidak terserang oleh penyakit (Baratawidjaja, 2000). keganasan terutama yang melibatkan sistem limfatik (Widianto, 1987).

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Kanker merupakan penyakit yang menakutkan, banyak. orang yang merasa putus asa dengan kelanjutan hidupnya

BAB I PENDAHULUAN. salah satu penyebab utama kematian. Ada sekitar sepertiga penduduk dunia telah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Setiyadi B, Susantiningsih T, Apriliana E, Windarti I Faculty of Medicine University of Lampung

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia, terutama usia dewasa. Insidensi dan prevalensinya meningkat

I. PENDAHULUAN. putih (leukosit). Eritrosit berperan dalam transpor oksigen dan. Sebagian dari sel-sel leukosit bersifat fagositik, yaitu memakan dan

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Indonesia tidak dapat lepas dari pengolahan makanan dengan

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Permasalahan. Kanker paru memiliki prevalensi tertinggi di dunia. mencapai 18 % dari total kanker (World Health

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya di era modern ini banyak hasil pengolahan ikan yang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker adalah penyakit multifaktorial yang timbul dari tidak seimbangnya protoonkogen, antionkogen, gen yang mengendalikan apoptosis, dan gen yang mengatur perbaikan Deoxyribonucleic Acid (DNA) sehingga pertumbuhan sel menjadi tidak terkendali dan dapat bermetastasis (Klug et al., 2010). Saat ini, kanker merupakan salah satu masalah kesehatan terbesar di dunia (Singh et al., 2011) dan menjadi salah satu penyakit yang paling ditakuti pada abad 20 ini. (Balachandran & Govindarajan, 2005). Pada tahun 2012, kanker merupakan penyebab kematian nomor dua setelah penyakit kardiovaskuler diantara penyakit tidak menular (Non Communicable Disease = NCD ) yang mencapai 68% dari penyebab kematian di dunia (WHO, 2014). Pada tahun 2012 diperkirakan 14,1 juta kasus kanker baru dan 8,2 juta kematian terkait kanker, selain itu 32,6 juta orang (dengan usia diatas 15 tahun) yang menderita kanker telah didiagnosis pada lima tahun

2 sebelumnya. Pada tahun 2025 diperkirakan terjadi peningkatan kasus kanker menjadi 19,3 juta kasus kanker baru per tahunnya, karena pertumbuhan penduduk dan bertambahnya usia berkaitan dengan risiko kanker. Sekitar 56,8% kasus kanker dan 64.9% kematian akibat kanker terjadi di negaranegara berkembang di dunia, termasuk Indonesia (Ferlay et al., 2013). Kejadian kanker di Asia Tenggara pada tahun 2017 diperkirakan jumlahnya meningkat dua kali lipat daripada tahun 2012, begitu pula Indonesia dengan jumlah kasus sekitar 2,9 juta pada 2012 dan 5 tahun kemudian diperkirakan akan meningkat menjadi sekitar 6,4 juta kasus kanker (IACR, 2014). Infeksi yang terus-menerus dari berbagai mikroorganisme merupakan 18% dari penyebab kejadian kanker di seluruh dunia (Mackay et al., 2006). Hubungan persentase kanker dengan infeksi tiga kali lipat lebih tinggi pada negara berkembang (26%) dibandingkan negara maju (8%) (Parkin, 2006). Salah satu keganasan yang paling umum disebabkan oleh infeksi kronis adalah kanker hati (Thun et al., 2010). Kanker hati adalah penyebab paling umum kematian kanker ke-2 di dunia (0,8 juta, 9,1% dari total) setelah kanker paru (1,6 juta, 19,4% dari total) (Ferlay et al., 2013). Di Asia Tenggara, kanker hati menduduki peringkat ke-3 kanker yang paling banyak didiagnosis secara umum dan menjadi penyebab kematian kanker ke-2 baik pada pria maupun wanita. Sementara di Indonesia, kanker hati merupakan kanker ke-5 yang paling sering didiagnosis, tetapi menjadi penyebab kematian akibat kanker ke-4 setelah kanker paru, kanker payudara, dan kanker kolorektal (IACR, 2014).

3 Senyawa seperti 7,12-dimetilbenz[a]antrasena (DMBA) adalah zat kimia yang termasuk dalam polycyclic aromatic hydrocarbon (PAH) yang dapat ditemukan di alam sebagai hasil dari proses pembakaran yang tidak sempurna. DMBA telah digunakan secara luas sebagai model karsinogen dalam penelitian kanker (Singh et al., 2011) dan merupakan salah satu karsinogen kimia yang dikenal paling kuat (Samy et al., 2006) karena DMBA dikenal bersifat mutagenik, teratogenik, karsinogenik, sitotoksik, dan imunosupresif (Curfs et al., 2004). DMBA akan memicu produksi antioksidan dan peningkatan radikal bebas sehingga menstimulasi pertumbuhan sel (Widayati, 2012). Jika radikal bebas melebihi kapasitas antioksidan, maka akan terjadi stres oksidatif pada sel yang dapat memicu karsinogenesis (Izyumov et al., 2010). Berbagai jaringan yang dapat mengalami kerusakan akibat radikal bebas diantaranya adalah DNA, lemak, dan protein (Murray et al., 2009). Apabila radikal bebas bereaksi dengan komponen asam lemak tidak jenuh dari membran sel, maka terjadi reaksi berantai yang dikenal dengan peroksidasi lemak. Peroksidasi lemak tersebut akan menyebabkan terputusnya rantai asam lemak menjadi senyawa toksik seperti malondialdehid (Chalid, 2009). Malondialdehyde (MDA) merupakan suatu produk akhir peroksidasi lemak yang digunakan sebagai biomarker biologis peroksidasi lemak serta dapat menggambarkan derajat stres oksidatif (Asni et al., 2009). Di beberapa negara Asia dan Afrika, 80% dari populasinya bergantung pada obat tradisional untuk pelayanan kesehatan primer (WHO, 2012). Sekitar

4 60% pasien kanker mencari pengobatan alternatif. Jenis obat alternatif yang paling sering digunakan oleh pasien adalah terapi herbal, dengan asumsi bahwa produk herbal cenderung lebih aman dan memiliki efek samping yang lebih sedikit (Utami et al., 2013), sementara pada kenyataannya obat kemoterapi memang banyak menimbulkan berbagai efek samping, tidak menjamin akan terjadinya kesembuhan total, dan memungkinkan untuk terjadinya rekuren (El-Serag et al., 2008). Daun sirsak adalah tanaman tradisional dengan sifat antikanker yang telah lama diteliti dan digunakan sebagai terapi herbal di Indonesia (Idihastuti, 2012). Daun sirsak ini mudah ditemukan di seluruh negara tropis, termasuk Indonesia. Beberapa dokter di Indonesia mulai mengkombinasikan pengobatan medis dan tradisional, salah satunya adalah dengan menggunakan kombinasi antara kemoterapi dan ekstraksi dari bahan bioaktif yang berasal dari daun sirsak (Syariefa, 2011). Daun sirsak memiliki banyak efek farmakologi, yaitu berpotensi sebagai antibakteri (Vijayameena et al., 2013), antiinflamasi (Ojewole, 2005), hipoglikemik dan antioksidan (Adewole & Ojewole, 2009), antiparasit (Levrier et al., 2013), antifungi (Li et al., 2013), hepatoprotektif (Arthur et al., 2011), dan kemopreventif (Prakash et al., 2013). Daun sirsak menunjukkan sitotoksisitas dan selektivitas yang luar biasa terhadap sel kanker (Gholse & Yadav, 2012). Zat aktif pada tanaman sirsak yang mampu berperan sebagai antikanker adalah annonaceous acetogenins, senyawa tanin, dan flavonoid (Retnani, 2011).

5 Ekstrak daun sirsak lebih menghambat proses onkogenesis daripada infusa, karena kandungan metabolit aktif pada ekstrak dengan metode maserasi akan lebih baik dibanding dengan zat-zat pada metode infusa (Setiyadi et al., 2014). Ekstrak daun sirsak telah menunjukkan toksisitas selektif untuk sel tumor pada dosis yang sangat rendah (Gholse & Yadav, 2012), tetapi dosis sangat tinggi dapat menyebabkan kerusakan ginjal sehingga menyebabkan gagal ginjal dan memiliki efek negatif pada fungsi rahim, sehingga untuk penggunaan jangka panjang fungsi ginjal harus dipantau dan tidak digunakan selama kehamilan (Arthur et al., 2011). Dari uraian di atas maka penulis tertarik untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak daun sirsak (Annona muricata L.) terhadap kadar malondialdehid pada jaringan hati tikus putih yang diinduksi DMBA. B. Perumusan Masalah Apakah pemberian ekstrak daun sirsak (Annona muricata L.) memiliki pengaruh terhadap kadar malondialdehid pada jaringan hati tikus putih yang diinduksi DMBA?

6 C. Tujuan Penelitian Mengetahui pengaruh pemberian ekstrak daun sirsak (Annona muricata L.) terhadap kadar malondialdehid pada jaringan hati tikus putih yang diinduksi DMBA. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Untuk pengembangan ilmu pengetahuan biomedik, biokimia, dan farmakologi mengenai pengaruh ekstrak daun sirsak terhadap kadar malondialdehid pada jaringan hati tikus yang diinduksi DMBA. 2. Manfaat Praktis a. Bagi peneliti Sebagai wujud pengaplikasian ilmu yang telah didapat selama masa pembelajaran di perguruan tinggi sehingga dapat mengembangkan wawasan keilmuan peneliti. b. Bagi peneliti lain Sebagai referensi bagi peneliti lain mengenai ekstrak daun sirsak sebagai antikanker. c. Bagi masyarakat Memberikan informasi kepada masyarakat tentang manfaat daun sirsak dalam mengobati kanker.

7 E. Kerangka Pemikiran 1. Kerangka Teori 7,12-dimetilbenz[a]antrasena (DMBA) adalah zat kimia yang termasuk dalam polycyclic aromatic hydrocarbon (PAH) yang dapat ditemukan di alam sebagai hasil dari proses pembakaran yang tidak sempurna (Dimitrova-Shumkovska et al., 2010) dan dikenal bersifat mutagenik, teratogenik, karsinogenik, sitotoksik, dan immunosupresif (Curfs et al., 2004). Senyawa ini dapat membentuk metabolit reaktif dan menyebabkan suatu ikatan DNA dengan karsinogen (DNA adduct) pada sel hati. DNA adduct akan memacu terjadinya mutasi genetik dan abnormalitas gen (Meiyanto et al., 2011). DMBA merupakan salah satu stresor dalam bentuk senyawa kimia yang dapat menyebabkan peningkatan radikal bebas sehingga terjadi gangguan homeostasis sel (Widayati, 2012). Berbagai jaringan yang dapat mengalami kerusakan akibat radikal bebas diantaranya adalah Deoxyribonucleic Acid (DNA), lipid, dan protein (Murray et al., 2009). Apabila radikal bebas melebihi kapasitas antioksidan, maka akan terjadi stres oksidatif pada sel yang dapat memicu karsinogenesis (Izyumov et al., 2010). Interaksi radikal bebas dengan basa dari DNA dapat merubah struktur kimia DNA, apabila tidak diperbaiki akan mengalami mutasi yang dapat diturunkan, terutama bila terjadi kerusakan DNA pada sel somatik dapat mengarah pada inisiasi keganasan (Murray et al., 2009). Apabila radikal bebas

8 bereaksi dengan komponen asam lemak dari membran sel, maka terjadi reaksi berantai yang dikenal dengan peroksidasi lemak (Chalid, 2009). Peroksidasi lemak tersebut akan menyebabkan terputusnya rantai asam lemak menjadi berbagai senyawa toksik seperti malondialdehid (MDA) yang digunakan sebagai biomarker biologis peroksidasi lemak serta dapat menggambarkan derajat stres oksidatif (Asni et al., 2009). Daun sirsak dengan zat aktif yang mampu berperan sebagai antikanker, yaitu annonaceous acetogenins, senyawa tanin, dan flavonoid (Retnani, 2011) menunjukkan sitotoksisitas dan selektivitas yang luar biasa terhadap sel kanker dengan menginduksi apoptosis, menghambat proliferase sel, dan sebagai antioksidan eksogen (Gholse & Yadav, 2012). Gambar 1. Kerangka Teori Pengaruh Pemberian Ekstrak Daun Sirsak terhadap Kadar Malondialdehid pada Jaringan Hati Tikus Putih yang Diinduksi DMBA

9 2. Kerangka Konsep Variabel independen pada penelitian ini adalah dosis ekstrak daun sirsak yang terdiri dari dosis 20 mg/kgbb dan 40 mg/kgbb. Variabel independen ini akan mempengaruhi variabel dependen, yaitu kadar malondialdehid jaringan hati tikus yang diinduksi DMBA. Variabel independen Variabel dependen Dosis ekstrak daun sirsak Kadar malondialdehid jaringan hati tikus putih yang diinduksi DMBA Gambar 2. Kerangka Konsep Pengaruh Pemberian Ekstrak Daun Sirsak terhadap Kadar Malondialdehid pada Jaringan Hati Tikus Putih yang Diinduksi DMBA F. Hipotesis Pemberian ekstrak daun sirsak (Annona muricata L.) dapat mempengaruhi kadar malondialdehid pada jaringan hati tikus putih yang diinduksi DMBA.