BAB I PENDAHULUAN. sering kali menghadapi masalah baik itu anak yang hiperaktif, anak yang nakal,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS DATA. 1. Gambaran Enuresis Siswa di SMP ISLAM SIDOARJO.

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

LEBIH DEKAT & SEHAT DENGAN HYPNOTHERAPY *Oleh : Suci Riadi Prihantanto, CHt (Indigo Hypnosis & Hypnotherapy)

BAB I PENDAHULUAN. orang tua yang sudah memiliki anak. Enuresis telah menjadi salah satu

BAB II Enuresis Stres Susah buang air besar Alergi TINJAUAN PUSTAKA

Konsep Diri Rendah di SMP Khadijah Surabaya. baik di sekolah. Konseli mempunyai kebiasaan mengompol sejak kecil sampai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Apakah Hipnosis/Hipnoterapi Berbahaya?

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah proses belajar seumur hidup yang didapatkan baik secara formal maupun nonformal.

BAB I PENDAHULUAN. untuk mempunyai karakter yang baik sesuai dengan harapan pemerintah. Salah

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Data Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Remaja Terkena. Narkoba Di Desa Kandangsemangkon Paciran Lamongan

BAB I PENDAHULUAN. yang sifatnya menembangkan pola hidup yang menyimpang dari norma. perikehidupan dan perkembangan remaja.

BAB I PENDAHULUAN. karena terkadang banyak hal dan permasalahan yang dialami berasal dari pikiran

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. I.1.1. Latar Belakang Pengadaan Proyek

FAKTOR PENYEBAB PERILAKU INTERAKTIF SISWA KELAS I DAN UPAYA PENANGANAN DI SMKN 1 KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2014/2015

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan dengan bidang keilmuan yang diambilnya. (Djarwanto, 1990)

2016 HUBUNGAN SENSE OF HUMOR DENGAN STRES REMAJA SERTA IMPLIKASINYA BAGI LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING

Ultimate Hypnotherapy

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan fisik, sosial, psikologis, dan spiritual anak.

BAB I PENDAHULUAN. Akhirnya memang akan menjadi fenomena yang jelas-jelas mencoreng

BAB I PENDAHULUAN. rohani. Kedua aspek ini terbagi lagi atas sejumlah sub aspek dengan ciri- ciri

BAB IV ANALISIS DATA. Setelah diperoleh data dari lapangan melalui wawancara, observasi, dan

BAB I PENDAHULUAN. Masa kanak-kanak awal sering disebut usia pragang atau pregang age.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Banyak diantara anak didik kita yang menghadapi masalah dan dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Belajar merupakan cara untuk mendapatkan ilmu pengetahuan bagi siswa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pembangunan (UU Kesehatan No36 Tahun 2009 Pasal 138)

BAB I PENDAHULUAN. Remaja adalah waktu manusia berumur belasan tahun. Pada masa remaja

BAB I PENDAHULUAN. mengindikasikan gangguan yang disebut dengan enuresis (Nevid, 2005).

DAFTAR PUSTAKA. Agus Mustofa, Energi Dzikir Alam Bawah Sadar, (Surabaya: PADMA Press, 2011), hal.230

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Siswa sebagai generasi penerus bangsa dituntut untuk bisa mandiri,

Ditulis oleh Administrator Selasa, 05 Juni :09 - Terakhir Diperbaharui Senin, 02 Desember :35

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk individual dan makhluk sosial. Sejak manusia

BAB I PENDAHULUAN. mekanisasi, industrialisasi, dan urbanisasi, makin sulitlah individu melakukan

BAB I PENDAHULUAN. dan diperhatikan oleh orang tuanya, anak akan merasa tidak aman dan terancam

BAB IV ANALISIS TERAPI BEHAVIOR DENGAN TEKNIK MODELLING. penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Pada dasarnya komunikasi

Menjadi orang tua anak yang Hiperaktif (ADHD)

BAB IV ANALISIS BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM DENGAN TERAPI REALITAS DALAM MENANGANI RENDAH DIRI SEORANG SANTRI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anngi Euis Siti Sa'adah, 2013

BAB IV ANALISIS BIMBINGAN DAN KONSELING DENGAN MODEL PENDEKATAN ISLAMI DALAM PENANGANAN STUDENT DELINQUENCY KELAS VIII SMP N 04 CEPIRING KENDAL

BAB IV ANALISIS DATA. A. Faktor-Faktor Penyebab Anak Terkena Epilepsi di Gubeng

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. perawatan sampai pemulangannya kembali ke rumah (Supartini, 2004). Hospitalisasi

Terapi Cerita Bergambar Untuk Mengurangi Kesulitan Dalam Berkomunikasi Pada Seorang Remaja di Desa Wedoro Kecamatan Waru Kabupaten Sidoarjo

BAB IV ANALISIS DATA. klien. Setelah data diperoleh dari lapangan dengan cara wawancara, observasi dan

KENAKALAN DAN DEGRADASI REMAJA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB III PENYAJIAN DATA. lokasi penelitian, yaitu di YOGA ATMA CONSULTING PEKANBARU. Counsulting Pekanbaru, penulis mendapatkan informasi bahwasanya :

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk sosial. Salah satu indikasi bahwa manusia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan manusia merupakan perubahan. yang bersifat progresif dan berlangsung secara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan

BAB I PENDAHULUAN. bertujuan agar budaya yang merupakan nilai-nilai luhur bangsa dapat

BAB I PENDAHULUAN. Masa akhir anak-anak berlangsung dari usia enam tahun sampai tiba

FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2010 GAMBARAN POLA ASUH

Sosialisasi Perlindungan Anak Terhadap Tindak Kekerasan

BAB I PENDAHULUAN. dirinya, membuat keputusan dan memecahkan masalah. Oleh karena itu, sekolah untuk mengarahkan remaja melalui bimbingan konseling.

5. KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tidak dapat diragukan lagi, bahwa sejak manusia lahir ke dunia, telah

BAB III PENYAJIAN DATA. Dalam Proses Penyembuhan Kesehatan Mental Klien Rumah Sakit Jiwa Tampan

Written by Administrator Wednesday, 17 March :00 - Last Updated Thursday, 28 January :47

BAB V PENUTUP. 1. Proses pelaksanaan Bimbingan dan Konseling Islam dengan cognitive

BAB I PENDAHULUAN. lembaga-lembaga kemasyarakatan. Kelompok-kelompok ini biasanya

PERMASALAHAN ANAK DAN UPAYA PENANGANANNYA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Membolos merupakan salah satu perilaku siswa di sekolah yang dapat

BAB IV ANALISIS BIMBINGAN KONSELING ISLAM DENGAN TERAPI RASIONAL EMOTIF PADA SEORANG IBU YANG MEMPUNYAI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS

POKOK BAHASAN MATA - KULIAH BK PRIBADI SOSIAL (2 SKS) :

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu usaha yang dilakukan manusia untuk mengubah

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa yang penting dalam kehidupan seseorang,

Prosiding SNaPP2016 Kesehatan pissn eissn

BAB I PENDAHULUAN. Ridwan, Penanganan Efektif Bimbingan Dan Konseling di Sekolah, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 1998, hlm.9.

STRATEGI GURU BIMBINGAN KONSELING DALAM PENGEMBANGAN KECERDASAN EMOSIONAL PESERTA DIDIK DI SMP AL ISLAM KARTASURA TAHUN PELAJARAN 2014/2015

BAB I PENDAHULUAN. Tesis ini mengkaji tentang perilaku keluarga dalam penanganan penderita

BAB I PENDAHULUAN. mempercepat perkembangan diri pelajar (Abu Bakar, 2010 : 8).

TIME OUT : ALTERNATIF MODIVIKASI PERILAKU DALAM PENANGANAN ANAK ADHD (ATTENTION DEFICIT/HYPERACTIVITY DISORDER)

BAB I PENDAHULUAN. Bimbingan dan Penyuluhan (Guideance and Conseling), merupakan bagian

Hypnosis: The Art of Subconscious Communication

Bab 1 Pendahuluan 1-1 BAB 1 PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung sepanjang hayat, berlangsung di rumah, di sekolah, di unit-unit

Pedologi. Review Seluruh Materi. Maria Ulfah, M.Psi., Psikolog. Modul ke: Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi Psikologi.

BAB IV ANALISIS TERAPI RASIONAL EMOTIF DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK KONFRONTASI UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN SOSIAL ANAK KORBAN BULLYING

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan akan layanan bimbingan dan konseling dalam pendidikan

Event Organizer. Fundamental Hypnotherapy Workshop. Angga Pratama

BAB I PEMBAHASAN. dapat berjalan dengan lancar, hal ini dikarenakan banyak dijumpai permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. dan berinteraksi dengan orang lain demi kelangsungan hidupnya. Karena pada

Anda akan belajar langsung dari Master Hipnotis IHA (Indonesian Hypnosis Association).

BAB I 1.1 Latar Belakang

BAB IV ANALISIS DATA. Dalam penelitian ini peneliti menggunkan analisis deskriptif komparatif

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya pengembangan kemampuan fisik, kognitif, bahasa, sosial-emosional,

Dari aspek pengungkapan dan pertukaran informasi, komunikasi digolongkan menjadi 2 bentuk sebagai berikut.

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Erikson pada tahap anak usia 3-5 tahun (preschool age), anak

I. PENDAHULUAN. kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Perkembangan pendidikan tanpa

BAB I PENDAHULUAN. ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk

BAB I PENDAHULUAN. hubungan manusia dengan lingkungannya. Dalam menjalin hubungan dengan

BAB II KAJIAN TEORI. control mikturisi seharusnya sudah dimiliki. 1

BAB I PENDAHULUAN. Pendukung utama tercapainya sasaran pembangunan manusia Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. membentuk manusia yang berkualitas, berkompeten, dan bertanggung jawab

I. PENDAHULUAN. berkembang melalui masa bayi, kanak-kanak, remaja, dewasa hingga. Hubungan sosial pada tingkat perkembangan remaja sangat tinggi

BAB II KAJIAN TEORITIS

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Anak merupakan generasi masa depan sebagai penerus bangsa, dan merupakan suatu kebanggaan tersendiri bagi setiap orang tua apabila memiliki anak-anak yang sehat baik jasmani maupun rohani. Akan tetapi, kadang anak sering kali menghadapi masalah baik itu anak yang hiperaktif, anak yang nakal, enuresis/mengompol, dan lain sebagainya. Dalam hal ini penulis hanya menekankan enuresis/mengompol pada anak. Enuresis/mengompol atau istilah kedokterannya adalah enuresis, yaitu mengeluarkan air seni secara tidak sadar saat tidur pada usia yang seharusnya sudah dapat mengendalikan keinginan buang air kecil. Mengompol merupakan persoalan yang sering didiskusikan dan menimbulkan perbedaan pendapat mengenai kejadian dan perawatannya. Enuresis umumnya terjadi pada anak-anak namun kadang-kadang juga pada remaja dan orang dewasa. 1 Pada sebagian besar anak, mengompol terjadi begitu saja tanpa ada sebab yang jelas. Mengompol juga bukan kesalahan langsung pada anak, biasanya ini terjadi karena produksi urin pada malam hari lebih banyak daripada yang mampu ditahan oleh kandung kemih anak. Namun sensasi dari penuhnya kandung kemih ini ternyata belum mampu membangunkan anak yang sedang terlelap, maka terjadilah mengompol. Pada kasus yang lain, mengompol pada anak akan semakin 1 Kurniawati, F. e. (2008). Kejadian Enuresis ( Mengompol ) berdasarkan Faktor Psikologis dan Keturunan pada Anak USia PRasekolah (4-5 tahun) di TK Sekar Ratih Krembang Jaya Selatan. Buletin Penelitian RSUD Dr. Soetomo. Vol.10 No.2 Tahun 2008. 1

parah dan memburuk. Bisa jadi hal ini adalah ujung dari pertanda suatu masalah yang mungkin terjadi pada anak, antara lain stress yang berulang-ulang, makanan dan minuman yang mengandung kafein, sembelit (konstipasi), anak yang mengalami ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder). Dalam hal ini konselor atau terapis sepatutnya bertanggung jawab menawarkan jalan keluar yang terbaik dalam upaya mengatasi enuresis (mengompol) yang dihadapi klien. Namun sayangnya, kebanyakan pengobatan atau terapi sulit menjangkau masalah ini, yaitu pikiran, atau lebih tepatnya pikiran bawah sadar.dan metode yang menggunakan pikiran alam bawah sadar adalah hypnotherapy. Hypnotherapy merupakan salah satu cara yang sangat mudah, cepat, efektif, dan efisien dalam menjangkau pikiran bawah sadar, melakukan reedukasi, dan menyembuhkan pikiran yang sakit. 2 Hypnotherapy adalah suatu aplikasi hypnosis dalam menyembuhkan masalah mental dan fisik (psikosomatis). Sedangkan hypnosis adalah suatu metode berkomunikasi verbal atau nonverbal yang persuasif dan sugestif kepada seorang klien sehingga ia menjadi kreatif (berimajinasi dengan emosional dan terbuka wawasan internalnya) kemudian beraksi (baik persetujuan maupun penolakan) sesuai nilai (system nilai atau nilai dasar spiritual) yang dimiliki. 3 Berkaitan dengan permasalahan di atas, maka penulis ingin melakukan penelitian mengenai metode hypnotherapy yang dapat diterapkan dalam menanggulangi problematika kehidupan khususnya yang dialami oleh anak. 2 Gunawan, Hipnoterapy: The Art Subconscious Restructuring, h. 11. 3 Nugroho, Transformasi Diri: Memberdayakan Diri Melalui Hipnoterapy, h. 153. 2

Selama ini hipnotis masih dianggap magic dan gaib, oleh karena persepsi masyarakat yang menilai bahwa hipnotis adalah alat untuk memperdaya orang. Akan tetapi, pada kenyataannya hipnotis bisa digunakan untuk penyembuhan. Ketika penulis melakukan observasi di SMP ISLAM Sidoarjo, penulis mengetahui ada anak yang mempunyai masalah kegelisahan atau minder yaitu dia yang merasa tidak nyaman ketika bergaul dengan teman-temannya. Dia duduk di bangku kelas VIII 1. Informasi yang didapat dari RK (inisial) ketua kelas dari kelas VIII 1 memang dikelas cenderung terlihat gelisah dan terkadang sendirian.hal ini seringkali terlihat diwaktu waktu tertentu seperti ketika istirahat maupun kerja kelompok. Namun RK (inisial) juga beranggapan bahwa EF (Inisial) sebenarnya anak yang baik dan tidak pernah mengganggu temannya, tetapi pernah diketahui ketika ada acara persami EF (Inisial) pernah ketahuan mengompol. 4 Berdasarkan observasi dan keterangan tersebut maka EF (Inisial) mempunyai masalah kegelisahan terkait dengan enuresis/mengompol. Namun untuk mengetahui siswa yang mengalami enuresis/mengompol tidak cukup hanya melihat dari observasi dan wawancara saja, masih ada aspek lain yang harus diperhatikan diantaranya sebab-sebab mengapa sampai saat ini EF (Inisial) masih mengalami enuresis/mengompol. Oleh sebab itu penulis menyebarkan angket dan akhirnya penulis menemukan pasti anak yang masih mengalami enuresis/megompol tersebut dari beberapa teman sekelasnya. 4 Wawancara dengan ketua kelas di kantin SMP ISLAM Sidoarjo pada tanggal 26 september 2015 3

Ibu Sitdyah S.Pd selaku guru BK kelas VIII 1 beliau juga mengatakan bahwa memang SR (Inisial) itu pernah diketahui teman-temannya ketika acara persami dia terlihat disindir oleh teman-temannya karena pernah mengompol pada malam itu sehingga dia merasa malu dan minder. 5 Pendapat serupa juga diungkapkan oleh wali kelas VIII 1 Ibu Choirun Nisa S.E beliau mengatakan bahwa EF (Inisial) dari satu kelasnya dia yang sering kurang bergaul dengan teman-temannya karena dia takut diolok-olok. 6 Observasi awal dari informan penelitian Ibu Sitdyah S.Pd selaku guru BK, beliau belum pernah memberikan bantuan apapun kepada siswa yang mengalami enuresis/mengompol tersebut. Untuk membantu siswa yang mengalami masalah tersebut peneliti bekerja sama dengan konselor dan seorang hypnotherapys untuk memberikan layanan pendekatan hypnotherapy. Berhubung peneliti belum mempunyai skill/kemampuan dalam proses penggunaan ilmu hypnotherapy, peneliti bermaksud untuk mengundang seorang ahli hypnotherapy yang bernama Bpk. Sutrisno. Beliau adalah seorang hypnotherapys yang sudah berpengalaman dalam pemberian layanan untuk para client. Dengan permohonan ijin peneliti untuk bekerja sama dalam pelaksanaan pendekatan hypnotherapy ini, bapak Sutrisno bersedia dan menyetujuinya untuk membantu peneliti hingga selesai. Menurut C. Roy Hunter Pendekatan hypnotherapy merupakan bantuan khusus yang bekerja berdasarkan prinsip, bahwa semua perilaku maladaptive 5 Wawancara dengan guru BK di ruang guru SMP ISLAM Sidoarjo pada tanggal 26 september 2015 6 Wawancara dengan guru wali kelas VIII 1 di ruang guru SMP ISLAM Sidoarjo pada tanggal 26 september 2015 4

disebabkan oleh respons penyesuaian yang tidak tepat dan dipilih untuk mendapatkan kebutuhan masa kanak-kanak yang tidak lagi diperlukan orang dewasa.peran hypnotherapys biasanya adalah menggeser interpretasi klien mengenai lingkungannya dari yang dibutuhkan anak, menjadi yang sesuai untuk orang dewasa. 7 Adapun langkah-langkah dalam melaksanakan pendekatan hypnotherapy ada enam tahap yaitu tahap Pre-Induction (interview), tahap Suggestibility test, tahap Induction/induksi, tahap Deepening (pendalaman trance), tahap Suggestion/sugesti dan tahap Termination. Oleh sebab itu, penelitian mengenai metode hypnotherapy pada penanganan anak enuresis/mengompol menjadi sesuatu yang menarik untuk dikaji secara mendalam. Sehingga penulis bermaksud menuangkannya dalam sebuah karya ilmiah (skripsi) dengan mengambil judul Pendekatan Hypnotherapy Dalam Mengatasi Anak SMP Yang Masih Mengalami Enuresis/Mengompol Studi Kasus X Di SMP ISLAM SIDOARJO B. RUMUSAN MASALAH Melihat banyak dan luasnya gangguan enuresis/mengompol ini, dan agar lebih jelas penelitian, maka penulis memberi batasan masalah pada enuresis/mengompol yang terjadi pada anak dan metode hypnotherapy yang merupakan salah satu pendekatan yang diterapkan di SMP ISLAM SIDOARJO. 7 Roy Hunter, Seni Hipnosis, Jakarta : PT Indeks, 2015, Hlm. 226. 5

Berdasarkan pembatasan masalah di atas maka permasalahan dapat dirumuskan sebagai berikut : 1. Bagaimana kondisi siswa x yang menalami enuresis/mengompol di SMP ISLAM SIDOARJO? 2. Bagaimana pelaksanaan pendekatan Hypnotherapy pada siswa x yang mengalami enuresis/mengompol di SMP ISLAM SIDOARJO? 3. Bagaimana follow up Hypnotherapy pada siswa x yang mengalami enuresis/mengompol di SMP ISLAM SIDOARJO? C. TUJUAN PENELITIAN Tujuan penelitian di dalam karya ilmiah merupakan target yang hendak dicapai melalui serangkaian aktivitas penelitian, karena segala yang diusahakan pasti mempunyai tujuan tertentu yang sesuai dengan permasalahannya. Sesuai dengan persepsi tersebut dan berpijak pada rumusan masalah yang telah disebutkan, maka penelitian ini mempunyai tujuan : 1. Ingin mengetahui kondisi siswa x yang mengalami Enuresis/Mengompol di SMP ISLAM SIDOARJO? 2. Ingin mengetahui pelaksanaan pendekatan Hypnotherapy pada siswa x yang mengalami Enuresis/Mengompol di SMP ISLAM SIDOARJO? 3. Ingin mengetahui follow up Hypnotherapy pada siswa x yang mengalami Enuresis/Mengompol di SMP ISLAM SIDOARJO? 6

D. MANFAAT PENELITIAN 1. Teoritis a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi keilmuan pada jurusan Bimbingan dan Konseling, terutama mengenai metode hypnotherapy. b. Penelitian ini juga dapat dijadikan sebagai informasi bagi masyarakat dan sebagai referensi bagi peneliti lain yang berminat melakukan penelitian tentang metode hypnotherapy. 2. Praktisi Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan pedoman bagi lembagalembaga lain yang mengkaji metode hypnotherapy. E. DEFINISI OPERASIONAL Dalam rangka penelitian berjudul Pendekatan Hypnotherapy Dalam Mengatasi Anak SMP Yang Masih Mengalami Enuresis/mengompol di SMP ISLAM SIDOARJO. Supaya tidak ada kesalahpahaman dalam mengartikan judul tersebut, ada beberapa istilah yang akan peneliti jelaskan yaitu sebagai berikut : 1. Pendekatan Hypnotherapy. Pendekatan hypnotherapy merupakan bantuan khusus yang bekerja berdasarkan prinsip, bahwa semua perilaku maladaptive disebabkan oleh respons penyesuaian yang tidak tepat dan dipilih untuk mendapatkan 7

kebutuhan masa kanak-kanak yang tidak lagi diperlukan orang dewasa.peran hypnotherapys biasanya adalah menggeser interpretasi klien mengenai lingkungannya dari yang dibutuhkan anak, menjadi yang sesuai untuk orang dewasa. 8 Adapun langkah-langkah dalam melaksanakan pendekatan hypnotherapy ada enam tahap yaitu tahap Pre-Induction (interview), tahap Suggestibility test, tahap Induction/induksi, tahap Deepening (pendalaman trance), tahap Suggestion/sugesti dan tahap Termination. 2. Enuresis. Enuresis/mengompol atau istilah kedokterannya adalah enuresis, yaitu mengeluarkan air seni secara tidak sadar saat tidur pada usia yang seharusnya sudah dapat mengendalikan keinginan buang air kecil. Mengompol merupakan persoalan yang sering didiskusikan dan menimbulkan perbedaan pendapat mengenai kejadian dan perawatannya. Enuresis umumnya terjadi pada anak-anak namun kadang-kadang juga pada remaja dan orang dewasa. 9 Pada sebagian besar anak, mengompol terjadi begitu saja tanpa ada sebab yang jelas. Mengompol juga bukan kesalahan langsung pada anak, biasanya ini terjadi karena produksi urin pada malam hari lebih banyak daripada yang mampu ditahan oleh kandung kemih anak. Namun sensasi dari penuhnya kandung kemih ini ternyata belum mampu membangunkan anak 8 Roy Hunter, Seni Hipnosis, Jakarta : PT Indeks, 2015, Hlm. 226. 9 Kurniawati, F. e. (2008). Kejadian Enuresis ( Mengompol ) berdasarkan Faktor Psikologis dan Keturunan pada Anak USia PRasekolah (4-5 tahun) di TK Sekar Ratih Krembang Jaya Selatan. Buletin Penelitian RSUD Dr. Soetomo. Vol.10 No.2 Tahun 2008. 8

yang sedang terlelap, maka terjadilah mengompol. Pada kasus yang lain, mengompol pada anak akan semakin parah dan memburuk. Bisa jadi hal ini adalah ujung dari pertanda suatu masalah yang mungkin terjadi pada anak, antara lain stress yang berulang-ulang, makanan dan minuman yang mengandung kafein, sembelit. F. SISTEMATIKA PENELITIAN Untuk memudahkan pembahasan masalah-masalah dalam penelitian dan dapat dipahami permasalahannya secara sistematis dan lebih terarah, maka pembahasan bab-bab mengandung sub-sub bab sehingga tergambar keterkaitan yang sistematis. Untuk selanjutnya sistematika pembahasan disusun sebagai berikut. BAB I: PENDAHULUAN Merupakan gambaran yang memuat pola dasar penelitian, yang meliputi : Latar belakang, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Definisi Konseptual, Metode Penelitian, Sistematika Pembahasan. BAB II: PENYAJIAN TEORI Dalam bab ini mencakup tentang teori-teori yang dijadikan dasar dalam menentukan langkah-langkah pengambilan data, memaparkan tinjauan pustaka yang digunakan sebagai pijakan peneliti dalam memahami 9

fenomena yang terjadi di lapangan. Adapun landasan teori ini berisi : pembahasan tentang enuresis/mengompol yaitu pengertian enuresis/mengompol, jenis-jenis enuresis, faktor-faktor yang mempengaruhi enuresis, sebab-sebab timbulnya enuresis, dan sisi negatif enuresis. Selanjutnya pemahaman tentang hypnotherapy yaitu pengertian pendekatan hypnotherapy, tujuan pendekatan hypnotherapy, manfaat dan keterbatasan hypnotherapy, dan tahap pendekatan hypnotherapy. Serta pemahaman hypnotherapy dalam menangani anak yang masih mengalami enuresis. BAB III: METODE PENELITIAN Merupakan bab yang memuat metodologi penelitian yang meliputi pendekatan dan jenis penelitian, informan penelitian, sumber data, tahap penelitian, teknik penelitian data, dan teknik analisis data. BAB IV: PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS DATA Dalam bab ini menjelaskan hasil penelitian berupa penyajian data dan analisis data tentang gambaran umum tentang enuresis/mengompol di SMP ISLAM Sidoarjo, pelaksanaan hypnotherapy dalam mengatasi siswa yang masih mengalami enuresis/mengompol di SMP ISLAM Sidoarjo, dan yang terakhir hasil pendekatan hypnotherapy dalam mengatasi siswa yang masih mengalami enuresis/mengompol di SMP ISLAM Sidoarjo. 10

BAB V : PENUTUP Pada bab ini berisi kesimpulan dan saran yang diikuti dengan daftar pustaka serta lampiran-lampirannya 11