BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan ekonomi suatu perusahaan memacu profesi akuntan untuk

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN UKDW. Aktivitas bisnis sudah ada sejak manusia ada di muka bumi ini karena kalau bisnis

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan Ekonomi mendorong munculnya pelaku bisnis baru sehingga

BAB I PENDAHULUAN. mendorong munculnya pelaku bisnis baru sehingga menimbulkan persaingan

BAB I PENDAHULUAN. diperhadapakan pada berbagai persaingan yang sangat ketat, khususnya pada bidang bisnis UKDW

BAB I PENDAHULUAN UKDW. bisnis. Pada umumnya, tujuan semua usaha bisnis adalah berusaha untuk

BAB I PENDAHULUAN UKDW. menjalankan suatu profesi juga dikenal adanya etika profesi.

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan dari laporan keuangan adalah memberikan informasi yang UKDW

BAB I PENDAHULUAN. Berkembangnya profesi akuntan telah banyak diakui oleh berbagai kalangan.

BAB I PENDAHULUAN. memadai saja yang dapat tumbuh dan bertahan. Setiap profesi dituntut untuk

BAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan tersebut adalah untuk memberikan informasi kepada

BAB I PENDAHULUAN. dengan judgment berdasarkan kejadian-kejadian yang dialami oleh suatu. judgment atas kemampuan kesatuan usaha dalam mempertahankan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi saat ini akuntan dituntut untuk profesional

Perpsepsi terhadap etika bisnis antara akuntan pendidik, akuntan publik dan mahasiswa akuntansi (studi kasus di Surakarta dan Yogyakarta) Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Seiring dengan meningkatnya kompetisi dalam dunia kerja, setiap

BAB I PENDAHULUAN. Pengembangan dan kesadaran etik/moral memainkan peran kunci. dalam semua area profesi akuntansi (Louwers et al dalam Muawanah dan

aktivitas-aktivitas investasi, perbankan dan capital raising, jasa perencanaan

BAB I PENDAHULUAN. Organization (WTO), General Agreement on Tarrifs and Trade (GATT), dan General Agreement on Trade in Services (GATS) tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN. profesi. Etika Profesi diperlukan agar apa yang dilakukan oleh suatu profesi tidak

BAB I PENDAHULUAN. dalam melaksanakan pemeriksaan akuntan, memperoleh kepercayaan dari klien

BAB I. melanggar dimensi moral dan etika bisnis itu sendiri, termasuk profesi. Masalah etika menjadi perhatian yang sangat penting bagi masyarakat

BAB I PENDAHULUAN UKDW. pada prakteknya di lapangan, keahlian khusus tidak menjamin. menunjang keberhasilan yaitu menerapkan suatu etika.

PERSEPSI AKUNTAN, MAHASISWA AKUNTANSI DAN KARYAWAN BAGIAN AKUNTANSI TERHADAP ETIKA PROFESI AKUNTAN

BAB I PENDAHULUAN. global. Profesi akuntan di Indonesia di era globalisasi ini semakin berkembang

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satu unsur dari Good Corporate Governnance. Sedangkan laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. akuntansi. Pemakai informasi akuntansi diklasifikasikan menjadi dua. kreditor, dan investor atau calon investor.

BAB I PENDAHULUAN. ini disebabkan oleh faktor diantaranya praktik-praktik profesi yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Dengan meningkatnya kompetensi persaingan, profesi akuntan menghadapi

BAB 1 PENDAHULUAN. kemudahan dalam memasuki dan meraih peluang kerja, kesempatan untuk

BAB I PENDAHULUAN. semua kepentingan menegakkan kebenaran, kemampuan teknis dan

BAB 1 PENDAHULUAN. bertujuan untuk memperoleh keuntungan yang sebesar besarnya (profitmaking)

BAB I PENDAHULUAN. akan jasa profesional akuntan publik. Kasus-kasus manipulasi yang telah terjadi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Seiring dengan meningkatnya kompetensi dan globalisasi, setiap profesi dituntut

BAB I PENDAHULUAN. dalam masyarakat sekarang ini. Terjadinya krisis. Indonesia menyadarkan masyarakat untuk mengutamakan perilaku

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi makin meluas dan peran teknologi

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU ETIS AUDITOR (Survey pada Auditor di Surakarta dan Yogyakarta)

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan oleh penggunanya untuk membuat keputusan. Dalam. penyusunannya, laporan keuangan tidak terlepas dari perilaku manajer

BAB I PENDAHULUAN. dengan berlakunya kesepakatan Internasional mengenai pasar bebas. Profesi

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Akuntan Indonesia (Indonesian Institute of Accountants) yang disingkat IAI.

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang berbentuk Perseroan Terbatas yang dikelola oleh manajemen

BAB I PENDAHULUAN. Akuntansi merupakan bahasa bisnis dan sistem informasi. Akuntansi tidak

BAB I PENDAHULUAN. menjadi akuntan publik, akuntan internal, akuntan pemerintah, dan akuntan

BAB I PENDAHULUAN. bebas atau free trade antara negara-negara anggota ASEAN sehingga Institut

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. T Pengaruh faktor..., Oktina Nugraheni, FE UI, 2009.

BAB I PENDAHULUAN. Etika memberi manusia orientasi bagaimana ia menjalani hidupnya melalui

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan tersebut, berbagai cara dan tindakan dilakukan, bahkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. milik Belanda yang beroperasi di Indonesia pada waktu itu, didirikan dan akuntansi sistem Amerika mulai dikenal, terutama melalui

BAB I PENDAHULUAN. membahas tentang latar belakang penelitian yang. penelitian sebelumnya. Selanjutnya berdasakan latar belakang penelitian, dapat

ANALISIS PERSEPSI DOSEN AKUNTANSI DAN MAHASISWA AKUNTANSI TERHADAP KODE ETIK AKUNTAN INDONESIA (SURVEY DI PERGURUAN TINGGI WILAYAH SURAKARTA)

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Statement of Financial Accounting Concept (SFAC) No.2,

BAB I PENDAHULUAN. tahun terakhir. Mulai dari kasus Enron di Amerika Serikat sampai dengan kasus

BAB 1 PENDAHULUAN. dan perubahan pada sendi-sendinya. Salah satu bidang yang juga mengalami perkembangan

2. Pertanyaan Mengenai Persepsi terhadap Kode Etik Akuntan

BAB 1 PENDAHULUAN. sampai sejauh mana kriteria audit dipenuhi (SNI ). Perusahaan harus

BAB I PENDAHULUAN. luhur, berkepribadian luhur, berilmu, berteknologi dan seni. Hal ini

Bab I. Pendahuluan. baik, jujur, bertanggung jawab, dan memiliki integritas yang tinggi. manajemen perusahaan dalam laporan keuangan (Mulyadi dan

PERSEPSI MAHASISWA AKUNTANSI TERHADAP ETIKA BISNIS DAN ETIKA PROFESI AKUNTAN DIPANDANG DARI SEGI GENDER

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan perusahaan dan tuntutan masyarakat atas jasa yang bisa

BAB I PENDAHULUAN. kode etik akuntan. Kode etik akuntan, yaitu norma perilaku yang mengatur

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi ini di dalam dunia kerja setiap pekerja dari berbagai

BAB I PENDAHULUAN. profesi akuntansi dalam mengaudit laporan keuangan. (Daljono dan Fitriani,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Semakin meluasnya kebutuhan jasa profesional akuntan sebagai pihak yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Seiring dengan pesatnya perkembangan dunia bisnis banyak pengusaha

BAB I PENDAHULUAN. peluang yang besar sekaligus memberikan tantangan yang semakin. mengancam eksistensi profesi akuntan indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam semua area profesi akuntansi Louwers et al. dalam (Husein, 2004). Profesi

BAB I PENDAHULUAN. oleh suatu profesi adalah suatu keharusan agar profesi tersebut mampu

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. jasa pemeriksa laporan keuangan, menyimpan banyak konflik dalam. Masalah yang sering terjadi ternyata tidak sedikit auditor yang

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan profesionalismenya. Profesionalisme suatu profesi mensyaratkan

BAB I PENDAHULUAN. akuntan publik kewajarannya lebih dapat dipercaya dibandingkan laporan keuangan yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. memberikan opini atau pendapat tentang kewajaran penyajian laporan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan dan kinerja seseorang dalam suatu bidang pekerjaan dalam Putri, 2005). Oleh karena itu komitmen organisasi akan

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi (Arens, 2011). Profesi berasal dari kata latin profess yang berarti

BAB I PENDAHULUAN. ada dalam laporan keuangan adalah relevan (relevance) dan dapat diandalkan

BAB I PENDAHULUAN. tempat berlangsungnya proses pembentukan karakter seseorang melalui

Pengaruh Skeptisisme Profesional Auditor Terhadap Ketepatan Pemberian Opini

BAB I PENDAHULUAN. bisnis. Agar tetap bertahan dalam persaingan bisnis yang semakin tinggi para

BAB 1 PENDAHULUAN. dibutuhkan suatu alat. Laporan keuangan yang diterbitkan perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Keadaan perokonomian Indonesia sekarang masih mengalami krisis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Dalam perkembangan dunia bisnis yang semakin meningkat dari tahun ke

BAB I PENDAHULUAN. persaingan antar perusahaan semakin meningkat, dan masalah yang dihadapi semakin UKDW

BAB I PENDAHULUAN. posisi keuangan perusahaan, kinerja serta perubahan posisi keuangan

BAB I PENDAHULUAN. kepatuhan dan audit laporan keuangan (Arens dan Loebbecke, 2003). Akuntan

BAB I PENDAHULUAN. profesi kepercayaan masyarakat. Dari profesi akuntan publik, masyarakat

PERSEPSI MAHASISWA AKUNTANSI TERHADAP LINGKUNGAN KERJA AKUNTAN PUBLIK (Survey Pada Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surakarta)

BAB I PENDAHULUAN. keuangan yang telah diaudit oleh akuntan publik kewajarannya lebih dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam era globalisasi, pendidikan akuntansi mengalami

BAB I PENDAHULUAN. tinggi dan berorientasi pada mutu, menuntut kemampuan kerja sama dan

SKRIPSI. Oleh : MSY. FADHILAH DWINTASARI B

BAB I PENDAHULUAN. Terjadinya kasus kegagalan audit dalam beberapa dekade belakangan

PERSEPSI DOSEN AKUNTANSI DAN MAHASISWA AKUNTANSI TERHADAP ADVERTENSI JASA AKUNTAN PUBLIK (SURVEY DI UNIVERSITAS SE- SURAKARTA)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Semakin banyaknya kebutuhan akan jasa profesional akuntan publik

Bab I PENDAHULUAN. perkembangan yang cukup pesat dengan ditemukannya komputer pada tahun UKDW

BAB I PENDAHULUAN. manajemen dapat dipertanggung jawabkan. agar auditor dapat memberikan jaminan mutlak (absolute assurance) mengenai

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemajuan ekonomi suatu perusahaan memacu profesi akuntan untuk melakukan tindakan persaingan yang cukup tajam dalam dunia bisnis. Semua perusahaan memiliki tujuan untuk memperoleh keuntungan atau laba yang sebesar-besarnya, agar dapat memperluas jaringannya. Akuntansi merupakan sistem yang digunakan untuk menyediakan informasi keuangan yang dibutuhkan banyak pihak, informasi tersebut berupa informasi akuntansi dalam bentuk laporan keuangan, yang disertai dengan catatan atau informasi atas laporan keuangan. Tujuan dari laporan keuangan adalah memberikan informasi yang dibutuhkan oleh penggunanya dalam membuat keputusan etis. Akuntansi akan sangat menentukan posisinya di masyarakat dan juga para pemakai jasa. Terkadang penyajian laporan keuangan yang telah dibuat oleh akuntan menyimpang dari etika dan sikap positif seorang akuntan. Profesionalisme suatu profesi akuntan diwujudkan dalam sikap dan tindakan etis. Sikap dan tindakan etis ini akan menentukan keberadaan seorang akuntan dalam persaingan antara profesi akuntan dari negara lain. Khomsiyah dan Indriantoro (1997) menyatakan bahawa seseorang professional jika memenuhi tiga kriteria yaitu mempunyai keahlian untuk melaksanakan tugas sesuai dengan bidangnya, melaksanakan suatu tugas atau profesi dengan menetapkan standar baku di bidang profesi yang bersangkutan dan menjalankan tugas profesinya dengan mematuhi yang telah ditetapkan. Profesi merupakan jenis pekerjaan yang

2 memenuhi kriteria, sedangkan profesionalisme merupakan suatu atribut individual yang penting tanpa melihat apakah suatu pekerjaan merupakan suatu profesi harus memenuhi tanggung jawabnya terhadap masyarkat, klien termasuk rekan seprofesi untuk berperilaku semestinya. Profesi akuntan tidak terlepas dari etika. Etika merupakan filsafat atau pemikiran kritis dan mendasar tentang ajaran ajaran dan pandangan pandangan moral (Suseno, 1987). Namun, seiring berjalannya waktu, pelanggaran pelanggaran etika terjadi dikalangan profesi akuntan. Pelanggaran etika yang terjadi dikalangan profesi akuntan sangat menarik karena seorang akuntan yang seharusnya menjunjung tinggi integritas, kredibilitas dan profesionalisme profesi, tetapi melakukan pelanggaran etika yang berdampak pada suatu krisis kepercayaan dan keraguan atas integritas, kredibilitas dan profesionalisme profesi tersebut (Wei, 2002 dalam Nurrita, 2008). Pelanggaran etika akuntan terjadi baik di Indonesia dan juga di luar negeri. Di Amerika Serikat pelanggran etika terjadi pada kasus Enron Corporation. Enron Corporation adalah sebuah perusahaan energi Amerika yang berbasis di Houston, Texas, Amerika Serikat. Dimana laporan keuangan perusahaan ini dibuat tidak pada kenyataan sesungguhnya, kondisi keuangan yang dilaporkannya didukung terutama oleh penipuan akuntansi yang sistematis. Sedangkan di Indonesia, pelanggaran etika yang dilakukan auditor. Hal ini dapat ditelusuri dari laporan Dewan Kehormatan IAI dalam laporan pertanggungjawaban pengurus IAI periode 1990 1994 yang menyebutkan adanya 21 kasus yang melibatkan 53 KAP (Husada, 1996). Kemudian, pada tahun 2002 Majelis Kehormatan IAI telah

3 memberikan sangsi terhadap 10 KAP yang melakukan pelanggaran berat saat mengaudit bank bank yang dilikuidasi (Winarto, 2002 dalam Adrias, 2006). Seharusnya pelanggaran ini tidak terjadi apabila setiap akuntan mempunyai pemahaman dan menerapkan etika secara memadai dalam pelaksanaan pekerjaan profesionalnya. Pekerjaan seorang profesional harus dikerjakan dengan sikap profesional pula, dengan sepenuhnya pada standar moral dan etika tertentu. Dengan sikap profesionalnya, akuntan akan mampu menghadapi berbagai tekanan yang dapat muncul dari dirinya sendiri ataupun pihak eksternal. Kemampuan seorang profesional untuk dapat mengerti dan peka terhadap persoalan etika juga sangat dipengaruhi oleh lingkungan dimana dia berada. Dalam hal ini, (Sudibyo, 1995 dalam Khomsiyah dan Indriantoro, 1997) menyatakan bahwa dunia pendidikan akuntansi juga mempunyai pengaruh yang besar terhadap perilaku etis akuntan. Dunia pendidikan akuntansi juga mempunyai pengaruh yang besar terhadap perilaku etis calon seorang akuntan. Pemahaman seorang calon akuntan (mahasiswa akuntansi) sangat diperlukan dalam hal etika dan keberadaan pendidikan etis ini juga mempunyai peranan penting dalam perkembangan profesi akuntansi di Indonesia. Sebagai implementasi penerapan etika dari harapan yang semakin meluas di kalangan praktisi dan akademisi terhadap pendidikan akuntansi, maka setiap pendidikan tinggi akuntansi membekali mahasiswanya dengan mata kuliah - mata kuliah yang bermuatan ajaran moral dan etika. Mata kuliah yang mengandung muatan etika tersebut tidak terlepas dari misi yang telah dimiliki oleh pendidikan tinggi akuntansi juga bertanggung jawab pada pengajaran ilmu pengetahuan yang

4 menyangkut tentang etika yang harus dimiliki oleh mahasiswanya dan agar mahasiswanya mempunyai kepribadian yang utuh sebagai calon akuntan yang professional. Pendidikan akuntansi di Indonesia bertujuan untuk menghasilkan lulusan yang beretika dan bermoral tinggi (Yulianty dan Fitriany 2005). Berbagai upaya dilakukan untuk mengenalkan nilai nilai profesi dan etika akuntan kepada mahasiswa. Dalam upaya pengembangan pendidikan akuntansi yang berlandaskan etika ini dibutuhkan adanya umpan balik (feedback) mengenai kondisi yang ada sekarang, yaitu apakah pendidikan akuntansi di Indonesia telah cukup membentuk nilai nilai positif mahasiswa akuntansi Terdapat beberapa faktor yang menimbulkan perbedaan persepsi etika pada mahasiswa akuntansi (Rustiana, 2003). Pertama, berlandaskan perbedaan dalam keputusan etis berlandaskan gender. Dalam pendekatan sosialisasi gender, pria dan wanita memiliki perbedaan nilai dan perlakuan pada pekerjaan mereka. Pria berusaha mencari kesuksesan yang kompetitif dan agresif serta bila perlu akan melanggar aturan untuk mencapai kesuksesan tersebut. Sedangkan wanita cenderung menekankan pada pelaksanaan tugas dengan baik dan lebih mementingkan harmonisasi dalam relasi kerja. Dalam penelitian tersebut Rustiana menemukan perbedaan etika pada mahasiswa pria dan wanita. Wanita lebih condong taat pada peraturan dalam menjaga hubungan tersebut sehingga wanita cenderung lebih etis daripada pria. Ameen et al, 1996 (dalam Nurrita, 2008), melakukan survei yang bertujuan untuk mengetahui kemungkinan hubungan antara faktor gender dengan kesungguhan untuk mentoleransi perilaku akademis yang tidak etis, yaitu perilaku

5 menyontek/menjiplak. Penelitian mengenai hubungan antara gender dengan sensitivitas etis menurut Ameen et al (1996) diperlukan karena sejak akhir tahun 70-an jumlah mahasiswa akuntansi wanita meningkat pesat. Selama periode tersebut makin banyak mahasiswa akuntansi wanita menjadi top performer di dalam kelas dan lebih terlibat dalam aktivitas aktivitas yang berkaitan dengan akuntansi (organisasi akuntansi, graduate assistaniships, intership, dan sebagainya). Hasil penelitian tersebut menunjukan bahwa mahasiwa akuntansi wanita lebih sensitif terhadap isu isu etis dan lebih tidak toleran dibanding mahasiswa akuntansi pria terhadap perilaku etis. Yulianty dan Fitriany (2005) mengemukakan bahwa mahasiswa akhir telah memperoleh muatan matakuliah yang berorientasi etis dibandingkan mahasiswa masih awal. Hal ini menunjukan bahwa muatan etika berperan dalam matakuliah akuntansi dan dalam penelitian tersebut terdapat perbedaan etika menyangkut laporan keuangan antara pria dan wanita, walaupun secara rata rata responden berjenis kelamin pria memiliki skor yang lebih tinggi tetapi perbedaan ini tidak signifikan secara statistik. Nurrita (2008) mengemukakan bahwa ada perbedaan persepsi yang signifikan antara mahasiswa yang sudah mengambil mata kuliah pendidikan etika dengan mahasiswa yang belum mengambil pendidikan etika terhadap salah saji dalam pelaporan keuangan. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah ada perbedaan persepsi mahasiswa akuntansi terhadap etika penyusunan laporan keuangan berdasarkan gender dan penempuhan mata kuliah etika pada mahasiswa akuntansi.

6 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan uraian diatas, dapat dirumuskan beberapa masalah yang hendak diteliti yaitu : 1. Apakah terdapat perbedaan persepsi mahasiswa akuntansi berdasarkan gender terhadap etika penyusunan laporan keuangan? 2. Apakah terdapat perbedaan persepsi mahasiswa akuntansi yang belum menempuh mata kuliah pendidikan etika dengan yang telah menempuh mata kuliah pendidikan etika terhadap etika penyusunan laporan keuangan? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan persepsi mahasiswa akuntansi terhadap etika penyusunan laporan keuangan berdasarkan gender dan antara mahasiswa akuntansi yang belum menempuh mata kuliah etika dengan yang telah menempuh mata kuliah pendidikan etika terhadap etika penyusunan laporan keuangan. 1.4. Kontribusi Penelitian a. Bagi mahasiswa Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengertian yang lebih mendalam mengenai etika kepada mahasiswa akuntansi sebagai calon akuntan, sehingga pada saat mereka terjun ke dalam dunia kerja mereka dapat menjadi akuntan yang professional dalam mengambil keputusan dan memiliki kualitas etika yang baik.

7 b. Bagi dunia pendidikan Penelitian ini memberikan kontribusi bagi dunia pendidikan dalam kaitannya dengan pengembangan pembelajaran etika yang diberikan melalui mata kuliah yang bermuatan etika dan dapat memberikan pandangan baru dan informasi mengenai perilaku dalam dunia kerja. c. Bagi penulis Bagi penulis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai etika yang sangat dibutuhkan dan harus dimiliki untuk terjun dalam dunia kerja sehingga penulis dapat belajar dari penelitian ini dan menerapkan etika tersebut jika penulis masuk kedalam dunia kerja agar penulis dapat menjadi seorang akuntan professional yang meneliti pemahaman etika yang baik. 1.5. Batasan Masalah Mengingat keterbatasan yang ada dan agar tidak terlalu luas sehingga menyimpang dari tujuan penulisan, maka penulis membatasi penelitian ini terfokus pada pengambilan sampel yang dilakukan dengan metode purposive sampling. Jenis data yang dipakai adalah data primer dengan menggunakan kuesioner. Populasi dari penelitian ini adalah Universitas Kristen Duta Wacana. Sampel dari penelitian ini adalah mahasiswa akuntansi pria dan wanita dari Universitas Kristen Duta Wacana.