Pengaruh Pengasutan Motor Induksi Terhadap Kualitas Daya Listrik

dokumen-dokumen yang mirip
SINGUDA ENSIKOM VOL. 7 NO. 2/Mei 2014


BAB II LANDASAN TEORI ANALISA HUBUNG SINGKAT DAN MOTOR STARTING

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

Gambar 1 Motor Induksi. 2 Karakteristik Arus Starting pada Motor Induksi

ANALISIS HARMONISA YANG DIHASILKAN CYCLOCONVERTER DENGAN BERBAGAI PARAMETER

Politeknik Negeri Sriwijaya. Laporan Akhir BAB I PENDAHULUAN

Gambar 3.1 Wiring Diagram Direct On Line Starter (DOL)

BAB 1 PENDAHULUAN. motor listrik yang berdaya besar digunakan sebagai kuda kerja pada pabrik tersebut.

PENGARUH SOFTSTARTER PADA ARUS MOTOR POMPA PENDINGIN PRIMER RSG-GAS

TUGAS AKHIR. Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan pendidikan sarjana (S-1) pada Departemen Teknik Elektro.

Perbaikan Performa Tegangan Motor Induksi Kapasitas Besar Berbasis Hybrid Converter System

BAB III PERANCANGAN SISTEM

ANALISIS PERBANDINGAN TORSI START

Analisis Perbandingan Besarnya Arus Start Motor Induksi Berkapasitas Besar Terhadap Jatuh Tegangan Bus

ANALISA PENGASUTAN MOTOR INDUKSI 3 FASA 2500 KW SEBAGAI PENGGERAK FAN PADA BAG FILTER

PEMODELAN STATIS DAN DINAMIS PADA MOTOR STARTING UNTUK ANALISIS STABILITAS TRANSIEN DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE ETAP 7.

Analisis Kestabilan Transien dan Pelepasan Beban Pada Sistem Integrasi 33 KV PT. Pertamina RU IV Cilacap akibat Penambahan Beban RFCC dan PLBC

Pemodelan Dinamik dan Simulasi dari Motor Induksi Tiga Fasa Berdaya Kecil

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Lesita Dewi Rizki Wardani Dosen Pembimbing: Dedet C. Riawan, ST., MT., PhD. Dimas Anton Asfani, ST., MT., PhD.

BAB I PENDAHULUAN. paling banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari, baik yang diaplikasikan untuk

I Wayan Rinas. Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Udayana Kampus Bukit Jimbaran, Bali, *

ANALISIS KEDIP TEGANGAN AKIBAT PENGASUTAN MOTOR INDUKSI MENGGUNAKAN PROGRAM MATLAB

DOSEN PEMBIMBING : Prof. Ir Ontoseno Penangsang, M.Sc.Phd Dr. Ardyono Priyadi, ST.M.Eng NAMA : GEDHE ARJANA PERMANA PUTRA NRP :

Proteksi Motor Menggunakan Rele Thermal dengan Mempertimbangkan Metode Starting

Perancangan Rangkaian Pengasutan Soft Starting Pada Motor Induksi 3 Fasa Berbasis Arduino Nano

Analisis Pengaruh Harmonisa terhadap Pengukuran KWh Meter Tiga Fasa

ANALISIS PERBANDINGAN REGULASI TEGANGAN GENERATOR INDUKSI PENGUATAN SENDIRI TANPA MENGGUNAKAN KAPASITOR KOMPENSASI DAN DENGAN MENGGUNAKAN KAPASITOR

STUDI KOORDINASI RELE ARUS LEBIH DAN PENGARUH KEDIP TEGANGAN AKIBAT PENAMBAHAN BEBAN PADA SISTEM KELISTRIKAN DI PT. ISM BOGASARI FLOUR MILLS SURABAYA

Reduksi Harmonisa dan Ketidakseimbangan Tegangan menggunakan Hybrid Active Power Filter Tiga Fasa berbasis ADALINE-Fuzzy

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Karakteristik Kerja Paralel Generator Induksi dengan Generator Sinkron

Penentuan Parameter dan Arus Asut Motor Induksi Tiga Fasa

Analisis Kestabilan Transien Dan Mekanisme Pelepasan Beban Di PT. Pusri Akibat Penambahan Generator Dan Penambahan Beban

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan permasalahan kualitas daya. Komponen power

Perancangan Soft Starter Motor Induksi Satu Fasa dengan Metode Closed Loop Menggunakan Mikrokontroler Arduino

Analisis Kestabilan Transien dan Mekanisme Pelepasan Beban di PT. Pertamina (Persero) Refinery Unit (RU) VI Balongan

RANCANGAN BANGUN PENGUBAH SATU FASA KE TIGA FASA DENGAN MOTOR INDUKSI TIGA FASA

Perbaikan Faktor Daya Motor Induksi 3 fase menggunakan Mikrokontroler 68HC11

Dampak Perubahan Putaran Terhadap Unjuk Kerja Motor Induksi 3 Phasa Jenis Rotor Sangkar

PEMODELAN STATIS DAN DINAMIS PADA MOTOR STARTING UNTUK ANALISIS STABILITAS TRANSIEN DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE ETAP 7.

PENGGUNAAN MOTOR INDUKSI SEBAGAI GENERATOR ARUS BOLAK BALIK. Ferdinand Sekeroney * ABSTRAK

ANALISIS KEDIP TEGANGAN AKIBAT GANGGUAN HUBUNG SINGKAT PADA PENYULANG ABANG DI KARANGASEM

Penentuan rating motor induksi dan karakteristik beban Pemilihan mekanisme pengontrolan

Analisis Pengaruh Perubahan Tegangan Terhadap Torsi Motor Induksi Tiga Fasa Menggunakan Simulasi Matlab

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Kegiatan 2 : STARTING MOTOR ARUS SEARAH DENGAN MENGGUNAKAN TAHANAN

ANALISIS PERBANDINGAN UNJUK KERJA MOTOR INDUKSI SATU FASA SPLIT-PHASE

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

ANALISA PERUBAHAN PUTARAN MOTOR INDUKSI 3 FASA JENIS ROTOR SANGKAR TUPAI DALAM KEADAAN BERBEBAN MENGGUNAKAN PROGRAM MATLAB SIMULINK

ANALISA PENGASUTAN SOFT STARTING MOTOR INDUKSI 3 FASA

PENGGUNAAN MOTOR LISTRIK 3 PHASA SEBAGAI GENERATOR LISTRIK 1 PHASA PADA PEMBANGKIT LISTRIK BERDAYA KECIL

Analisis Kestabilan Transien dan Mekanisme Pelepasan Beban di PT. Pertamina (Persero) Refinery Unit (R.U.) VI Balongan Jawa Barat

63 JURNAL TEKNIK ELEKTRO ITP, Vol. 6, No. 1, JANUARI 2017

Perbaikan Performa Tegangan Motor Induksi Kapasitas Besar Berbasis Hybrid Converter System.

BAB 4 SIMULASI DAN ANALISA

ANALISIS PENGATURAN KECEPATAN MOTOR INDUKSI 3 FASA 20 HP DENGAN PERBANDINGAN KONTROL PI DAN PID

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK TENAGA LISTRIK NO LOAD AND LOAD TEST GENERATOR SINKRON EXPERIMENT N.2 & N.4

SIMULASI PENGENDALI KECEPATAN MOTOR DC DENGAN PENYEARAH TERKENDALI SEMI KONVERTER BERBASIS MATLAB/SIMULINK

Yanti Kumala Dewi, Rancang Bangun Kumparan Stator Motor Induksi 1 Fasa 4 Kutub dengan Metode Kumparan Jerat

PENGARUH VARIASI KETIDAKSEIMBANGAN TEGANGAN TERHADAP KINERJA MOTOR INDUKSI TIGA FASA DENGAN NILAI FAKTOR KETIDAKSEIMBANGAN TEGANGAN YANG SAMA

BAB II MOTOR SINKRON. 2.1 Prinsip Kerja Motor Sinkron

DC-DC Step-Up Converter Rasio Tinggi Kombinasi Charge Pump dan Boost Converter untuk Catu Daya Motor Induksi pada Mobil Listrik

Arrifat Lubis

BAB 1 PENDAHULUAN. Energi listrik merupakan peran penting dalam kehidupan diberbagai sektor

PENGUJIAN UNJUK KERJA VARIABEL SPEED DRIVE VF-S9 DENGAN BEBAN MOTOR INDUKSI 3 FASA 1 HP

Analisis Kestabilan Transien di PT. PUSRI Akibat Penambahan Pembangkit 35 MW dan Pabrik P2-B Menggunakan Sistem Synchronizing Bus 33 kv

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Dielektrika, ISSN Vol. 2, No. 1 :57-66, Pebruari 2015

Simulasi dan Analisis Stabilitas Transien dan Pelepasan Beban pada Sistem Kelistrikan PT. Semen Indonesia Pabrik Aceh

BAB I PENDAHULUAN. Pada suatu kondisi tertentu motor harus dapat dihentikan segera. Beberapa

UNIT I MOTOR ARUS SEARAH MEDAN TERPISAH. I-1. JUDUL PERCOBAAN : Pengujian Berbeban Motor Searah Medan Terpisah a. N = N (Ia) Pada U = k If = k

BAB IV ANALISA DATA. 4.1 ETAP (Electrical Transient Analyzer Program) Vista, 7, dan 8. ETAP merupakan alat analisa yang komprehensif untuk

Penggunaan & Pengaturan Motor Listrik PENGEREMAN MOTOR LISTRIK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PEMODELAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA ANGIN 1kW BERBANTUAN SIMULINK MATLAB

Teknik Tenaga Listrik(FTG2J2)

ANALISIS PENGARUH PENGGUNAAN SISTEM STAR DELTA DENGAN RANGKAIAN MANUAL DAN PLC PADA MOTOR LISTRIK 3 PHASA

Dasar Teori Generator Sinkron Tiga Fasa

Simulasi dan Deteksi Hubung Singkat Impedansi Tinggi pada Stator Motor Induksi Menggunakan Arus Starting

MODUL 1 GENERATOR DC

PENGUJIAN PERFORMANCE MOTOR LISTRIK AC 3 FASA DENGAN DAYA 3 HP MENGGUNAKAN PEMBEBANAN GENERATOR LISTRIK

Voltage sag atau yang sering juga disebut. threshold-nya. Sedangkan berdasarkan IEEE Standard Voltage Sag

SISTEM PROTEKSI PADA MOTOR INDUKSI 3 PHASE 200 KW SEBAGAI PENGGERAK POMPA HYDRAN (ELECTRIC FIRE PUMP) SURYA DARMA

Mesin Arus Bolak Balik

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Meraih Gelar Sarjana Strata I Teknik Elektro Universitas Muhammadiyah Malang.

RANCANG BANGUN SOFT STARTER UNTUK MOTOR INDUKSI 3 220/380 VOLT 1KW BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 16

BAB II MOTOR INDUKSI 3 Ø

Desain dan Simulasi Average Model Voltage Source Inverter pada Generator Induksi

PERANCANGAN MODUL DAN PERBANDINGAN METODE STARTING DAN PENGATURAN KECEPATAN MOTOR INDUKSI 3 FASA

PENENTUAN BATAS TEGANGAN STEADY STATE DENGAN MENGGUNAKAN KURVA PQ PADA TEGANGAN BEBAN SENSITIF

Teknik Tenaga Listrik(FTG2J2)

MODUL PRAKTIKUM SISTEM TENAGA LISTRIK II

SIMULASI PEMULIHAN KEDIP TEGANGAN AKIBAT GANGGUAN ARUS HUBUNG SINGKAT MENGGUNAKAN DYNAMIC VOLTAGE RESTORER (DVR)

Hubungan Antara Tegangan dan RPM Pada Motor Listrik

MESIN SINKRON ( MESIN SEREMPAK )

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

Pengaruh Pengasutan Motor Induksi Terhadap Kualitas Daya Listrik Muhammad Hamdani Rizal Teknik Elektro Universitas Indonesia Depok, Jawa Barat, Indonesia muhammad.hamdani51@ui.ac.id Abstrak Makalah ini menyajikan pengaruh beban motor terhadap mutu daya listrik. Hal yng menjadi perhatian pada beban motor adalah karakteristik motor pada saat starting. Starting motor dapat mengakibatkan munculnya drop tegangan, sags, transien, dan flicker. Hal tersebut tentu mempengaruhi kualitas daya listrik yang digunakan. Dalam makalah ini disajikan data beberapa jenis pengasutan motor dan karakteristiknya pada saat starting. Selain itu, penggunaan shunt filter untuk mengurangi nilai THD juga menjadi perhatian. Kualitas tegangan pada PCC menjadi perhatian selama proses pengasutan motor tersebut. Terdapat tiga grafik yang disajikan, yaitu pengasutan motor dilihat dari drop tegangan, tegangan sag, dan batasan flicker. Katakunci : Pengasutan Motor, Kualitas Daya, Sag, Flicker, Drop Tegangan, Shunt Filter. I. PENDAHULUAN Kualitas daya listrik yang disebabkan oleh pengasutan motor induksi telah di investigasi sejak lama. Diketahui bahwa pengasutan motor secara langsung seringkali menghasilkan tegangan sags dengan durasi lebih dari 30 siklus, terutama ketika motor dengan daya besar serta beban inersia tinggi dihubungkan terhadap system daya yang buruk. Selain itu, flicker juga dapat meningkat dikarenakan frekuensi pengasutan motor yang sporadic. Ketika sebuah motor induksi dihubungkan atau diasut dalam sebuah sistem, plan engineer perlu mengetahui apakah pengasutan motor tersebut menghasilkan tegangan sags, transien, dan flicker sesuai standar. Dalam makalah ini, akan dibahas pengaruh pengasutan motor terhadap tegangan dan arus yang berimbas pada kualitas daya listrik. Pengasutan direct-on-line, star-delta, dan autotransformer menjadi bahan yang akan dilihat karakteristik dan pengaruhnya terhadap kualitas daya listrik. Disamping itu, pengasutan dengan soft starter dan shunt filter menjadi perhatian terkait harmonik yang dihasilkan selama pengasutan awal motor. II. PRACTICAL CHARTS Gbr. 1.2. Kurva tegangan drop pada pengasutan motor. A. Drop Tegangan Prosedur pengasutan motor tidak diperbolehkan ketika mengakibatkan drop tegangan hingga 5% atau lebih pada PCC. Pada gambar 1.2, kurva mengindikasikan batas atas, akbiat pengasutan motor secara langsung menghasilkan drop tegangan yang tidak signifikan, dan area bawah menunjukkan pengasutan motor secara langsung dapat mengakibatkan drop tegangan lebih dari 5%. Sebagai contoh pada gambar 1.1, dimana sistem short ciruit adalah 28 MVA pada PCC, dan daya motor 1,1 MW dipasang pada PCC. Pada gambar tersebut terdapat titik merah yang berada pada area perhatian kualitas daya. Dapat disimpulkan bahwa motor 1,1 MW dapat mengakibatkan drop tegangan pada PCC ketika motor tersebut diasut secara langsung. Selanjutnya, analisis pengasutan motor secara mendetail diperlukan untuk investigasi masalah tegangan drop tersebut. Gbr. 1.1 Diagram pengasutan motor langsung dalam system distribusi

B. Kurva Tegangan Sag Tegangan sag merupakan drop tegangan yang berkaitan dengan durasi drop yang terjadi. Ketika motor memiliki nilai inersia yang besar, maka proses starting motor tersebut memerlukan waktu yang cukup lama untuk mencapai putaran maksimumnya, disini kemungkinan terjadinya tegangan sag besar. Gbr 1.4. Kurva Area Flicker III. PEMODELAN MOTOR INDUKSI Pemodelan motor induksi dibagi menjadi dua bagian. Pertama kita perlu menentukan perhitungan dan parameter input dari mesin, kemudian membuat pemodelannya. Gbr. 1.3. Kurva Tegangan Sag 1) Pengasutan Motor Tidak Mempengaruhi Kualitas Daya Listrik. Pada contoh pertama, motor diasumsikan dengan ukuran rasio motor terhadap sistem short circuit pada PCC adalah 0,032. Pada gambar 1.1, ketika motor dengan daya 0,9 MW (1250 hp) pada system short circuit PCC 28 MVA. Inersia konstan motor 1s. Titik C (0,032, 1) diketahui berada pada daerah yang tidak memerlukan PQ concern, seperti ditunjukkan pada gambar 1.3. Sehingga, pada titik C tidak akan menghasilkan masalah tegangan sag. 2) Pengasutan Motor Mengahasilkan Masalah Kualitas Daya. Pada gambar 1.3, poin D berkaitan dengan titik dimana S M /S C = 0,044 dan H = 1,1 s. Titik ini berada diatas garis batas kurva dan analisis lebih lanjut diperlukan terkait titik tersebut. 3) Titik Poin Dari Batas Kurva. Titik A dan B menunjukkan kondisi ekstrim. Titik A dengan nilai S M /S C = 0,022, jika S M /S C kurang dari 0,022 maka kurva ITIC tidak akan terganggu, dengan berapapun nilai inersia konstannya. Pada titik B, ketika S M /S C lebih besar dari 0,052, kurva ITIC akan selalu terganggu walaupun nilai inersianya kecil. C. Kurva Tegangan Flicker Terjadinya tegangan flicker pada saat pengasutan motor tidak hanya ditentukan oleh nilai drop tegangan, tetapi juga besarnya frekuensi yang dihasilkan saat pengasutan. Grafik flicker terdiri dari dua kurva : kurva P st dan kurva P lt. Gambar 1.4 menunjukkan P st = 0,9 pada kurva flicker pengasutan motor. Pada grafik tersebut, garis x merupakan nilai pengasutan motor per 10 menit dan garis y adalah tegangan drop di PCC per unit ( V/V). Pengukuran setiap 10 menit dilakukan dikarenakan nilai P st dihitung setiap 10 menit oleh flicker meter IEC. A. Parameter Input Untuk mendapatkan perhitungan parameter input, rangkaian akuivalen elemen motor induksi dapat dilihat pada gambar 3.1. Nilai dari masin-masing elemn dapat ditentukan dari pengukuran nilai tahanan winding stator, pengukuran tegangan nominal No-load, dan pengukuran short circuit. Gbr. 3.1 Rangkaian ekuivalen motor induksi Simulasi dan pengukuran berikut menggunakan motor induksi tiga phasa (YY) dengan label dan parameter sbb.

B. Model Simulasi Pemodelan dan simulasi dapat dilihat pada gambar 3.2 berikut. Gbr. 4.3 Gelombang elektromagnetik Gbr. 3.2. Simulasi Pemodelan Motor pada Matlab - Simulink Pada gambar 3.2. pemodelan menggunaan pemrograman sebagai sumber tegangan, dimana nilai tegangan dan frekuensinya diatur tetap. Nilai beban eksternal mesin induksi adalah torsi mekanik ( T m ). Nilai M Z = 0,2Nm ( No load torsi mekanik). Gambar 4.1 menunjukkan nilai maksimum arus stator selama start-up. Pada 7,3 ms arus start mencapai nilai I ST =11,83 A RMS. Berdasarkan grafik tersebut, gelombang berada pada kondisi steady saat 0,26 s dan nilai arusnya I 0 = 2,53 A. Pada gambar 4.2, kenaikan kecepatan motor terlihat stabil hingga n 0 = 1493 min -1 pada 0,26s. Gambar 4.3 menunjukkan nilai torsi transien mencapai peak 23,79Nm selama pengasutan awal motor. B. Hasil Pengukuran IV. HASIL DAN PERBANDINGAN A. Hasil Simulasi Gbr. 4.4 Grafik arus stator (RMS) Gbr. 4.1. Gelombang arus stator Gbr. 4.5. Grafik torsi mekanik dan kecepatan Gbr. 4.2 Gelombang kecepatan Pada gambar 4.6. diketahui arus start motor pada 2,1s adalah I ST = 11,34A RMS. Pada waktu 2,3s motor berada dalam keadaan steady dengan arus no-load I 0 = 2,67A RMS. Pada gambar 4.5. torsi mekanik maksimum mencapai M M = 10,2Nm pada 2,13s. Selanjutnya torsi mengalami penurunan, dan setelah 0,3s torsi yang dihasilkan hanya 0,2Nm. Pada gambar 4.6. karakteristik pengasutan dilihat pada osiloskop, dimana gelombang biru merupakan tegangan stator, dan gelombang merah merupakan arus stator.

Gambar 4.7. merupakan perbandingan gelombang pengujian dan simulasi kecepatan motor saat starting. Garis merah merupakan hasil dari simulasi, dan garis biru merupakan hasil dari pengukuran. Dari hasil tersebut ditunjukkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan. Gbr. 4.6. Grafik dari osiloskop selama akselerasi dan berhenti C. Perbandingan Hasil Simulasi dan Pengukuran TABEL 4.1 PERBANDINGAN DATA SIMULASI DAN PENGUKURAN Gbr. 4.7. Kurva simulasi dan pengukuran kecepatan Gambar 4.8 menunjukkan perbandingan arus stator saat simulasi dan pengukuran selam starting motor. Kurva simulasi menunjukkan nilai maksimum arus (amplitude), sedangkan kurva pengukuran arus merupakan nilai efektif (RMS). Pada tabel perbandingan diatas dapat kita ketahui waktu yang diperlukan ketika motor start hingga mencapai kecepatan nominal ( t a). Perhitungan nilai tersebut dapat dihitung dengan persamaan berikut. Arus no-load I 0 yang dihasilkan dari simulasi dan pengukuran, tidak dapat dibandingkan dengan dengan arus rating (yang dihasilkan dari tegangan nominal U 1N dan beban keluaran P 2N). Akan tetapi, dapat kita bandingkan dengan perhitungan arus magnetisasi sesuai rumus (3), dimana parameter nilai yang dihitung adalah arus no load I 0 dan faktor daya cos beban pada tegangan nominal U 1N. Berkaitan dengan kurva torsi elektromagnetik, perhitungan pada rumus (4) dapat digunakan untuk menetukan nilai momen transien dimana nilai tersebut dapat naik selama motor strat-up. Nilai torsi startig motor M ST kita dapatkan dari nilai nominal torsi M N dan trosi start relatif dari katalog produk. Faktor daya short-circuit cos ditentukan melalui pengukuran. Gbr. 4.8. Grafik simulasi dan pengukuran (RMS) arus V. PENGASUTAN MOTOR Terdapat tiga pengasutan yang disajikan dalam makalah ini, dimana pengujian dilakukan dengan Power Systems Computer Aided Design/Electromagnetic Transients including DC (PSCAD/EMTDC) dimana hasil pengukuran hampir sama dengan Fluke Power Quality Analyzer. A. Pengasutan Direct On-line (DOL) Gbr. 5.1 Arus inrush selama pengasutan DOL

Pada gambar 5.1 diketahui bahwa arus inrush saat pengasutan DOL cukup tinggi. Besarnya arus inrush tersebut juga menunjukkan besarny torsi pengasutan yang juga besar. Hal ini dikarenakan torsi start motor memerlukan arus start yang besar untuk menghasilkan momen inersia pada rotor. B. Pengasutan Star-Delta Gbr. 5.4. Model simulasi pengasutan motor dengan soft-start dan shunt active filter. Gbr. 5.2 Arus inrush dua kali selama pengasutan Star-Delta Rating motor induksi yang digunakan pada pengujian ini adalah 39A. Ketika pengasutan dengan direct-on-line besarnya arus starting mencapai 200A. Sedangkan saat pengasutan dengan soft starter dengan sudut delay 115 0, arus yang ditunjukkan sebesar 100A (gambar 5.5). Total harmonik distorsi (THD)juga mengalami penurunan, dari sebelumnya 54% dan menjadi turun menjadi 4,5% setelah dikompensasi (gambar 5.6). Gambar 5.1. menunjukkan arus inrush selama pengasutan star delta. Arus inrush pertama dihasilkan selama starting motor induksi. Selama start-up, rotor berada dalam kondisi statis dimana banyak arus yang bergerak pada rotor dan lonjakan arus dapat diamati. Perubahan posisi dari star ke delta mengakibatkan adanya breakdown tegangan walaupun switching yang dilakukan sangat cepat. Tegangan breakdown tersebut menghasilkan arus inrush. C. Pengasutan Auto-Transformer Gbr. 5.5. Hasil simulasi arus beban tiga phasa kontrol tegangan AC Gbr. 5.3. Arus Inrush pada pengasutan auto-trafo Arus inrush pada gambar 5.3 terjadi dikarenakan adanya drop tegangan selama perubahan tegangan dari 240V menuju 415V. D. Pengasutan Dengan Soft Starter dan Shunt Filter Sistem konfigurasi pada gambar 5.4 merupakan pengasutan motor 3 phasa 22kW dengan tegangan 415V, serta terhubung dengan thyristor sebagai soft-starter. Sudut operasi tegangan AC diatur pada 115 0, dimana pada kondisi ini motor induksi menimbulkan harmonik pada sistem. VSI filter shunt reactive terhubung antara sumber tiga phasa dan kontrol tegangan AC. Gbr. 5.6a. THD sebelum kompensasi (54%)

memiliki karakteristik yang berbeda, dan pengujian ini mungkin tidak sesuai. Sedangkan penggunaan soft starter dan shunt filter menjadi solusi pengasutan dengan nilai arus start yang lebih kecil (± 50%) dibandingkan dengan pengasutan direct-on-line. Selain itu, nilai THD juga dapat dikurangi secara signifikan. Gbr. 5.6b. THD setelah kompensasi (4,5 %) VI. KESIMPULAN Pengasutan motor induksi dapat mengakibatkan arus inrush yang tinggi, sehingga dapat mengakibatkan drop tegangan yang mungkin melebihi batas yang diperbolehkan. Metode Star-Delta merupakan metode yang paling efisien digunakan dalam pengasutan motor dibandingkan dengan pengasutan Direct-On-Line dan Autotransformer. Perbandingan ini diakui pada motor dengan rating daya kurang dari 3hp atau 2,2kW. Untuk motor dengan daya keluaran besar REFERENCES [1] S. Pavel, S. Martin, and P. Svoboda, Assessement Transients During Starting of Induction Motor in Matlab Simulink And Verification by Measurement, Advance Research in Scientific Areas. University of Ostrava. Ostrava, Czech Republic, December 2012. [2] H. Hui, Goh, C. Boon, and S. Ming, A Study of Induction Motor Starting Methods In Terms of Power Quality, 3 rd Engineering Conference on Advancement in Mechanical and Manufacturing for Sustainable Environment. Kuching, Sarawak, Malaysia. 14-16 April 2010. [3] W. Xiaoyu, Y. Jing, X. Wilsun, and F. Walmir, Practical Power Quality Charts for Motor Starting Assessment, IEEE Transactions on Power Delivery, Vol. 26, No. 2, April 2011 [4] Patil K. Vishal, C. Ajit, and M. Girish, Mitigation Of Power Quality Problem Due To Staritng Of Induction Motor SSGB s College of Engineering & Technology, Internationa Journal and Research in Engineering and Technology, Volume : 04, Bhusawalm Jalgaon, India. April 2015. [5] S. Charles, G. Bhuvameswari, Power Quality Studies on a Soft Start for an Induction Motor, Indian Institute of Technology, International Journal of Recent Trends in Engineering, Vol 1, No. 3, New Delhi, India. May, 2009.