Pedoman 206 PERSYARATAN UMUM TEMPAT UJI KOMPETENSI

dokumen-dokumen yang mirip
PERSYARATAN UMUM TEMPAT UJI KOMPETENSI LSP PPT MIGAS

Badan Nasional Sertifikasi Profesi. ==================================== Persyaratan Umum Lembaga Sertifikasi Profesi Cabang (LSP Cabang)

Pertama : Peraturan Badan Nasional Sertifikasi Profesi ini merupakan acuan bagi Lembaga Sertifikasi Profesi untuk pembentukan tempat uji kompetensi.

PEDOMAN VERIFIKASI TUK OLEH TUK

PERATURAN BADAN NASIONAL SERTIFIKASI PROFESI NOMOR : 2 / BNSP / III / 2014 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN LEMBAGA SERTIFIKASI PROFESI

PERATURAN BADAN NASIONAL SERTIFIKASI PROFESI NOMOR : 3 / BNSP / III / 2014 TENTANG PEDOMAN KETENTUAN UMUM LISENSI LEMBAGA SERTIFIKASI PROFESI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36/Permentan/SM.200/6/2015 TENTANG

Lisensi No: BNSP-LSP-063-ID

PEDOMAN PERSYARATAN UMUM ASESOR LISENSI, LEAD ASESOR DAN FASILITATOR SISTEM MANAJEMEN MUTU LSP

SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI SERTIFIKAT LEVEL BIDANG BISNIS KONVENSI

PEDOMAN PELAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN LSP KEPADA BNSP

PERATURAN LPJK PENGEMBANGAN JASA KONSTRUKSI NOMOR TAHUN 2012 TENTANG KOMITE LISENSI UNIT SERTIFIKASI DAN TATA CARA PEMBERIAN LISENSI

Komite Akreditasi Nasional

PEDOMAN PENYELENGGARAAN SERTIFIKASI PROFESI PENYULUH PERTANIAN BAB I PENDAHULUAN

PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 18 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA SERTIFIKASI PROFESI PEMERINTAHAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH

Kriteria Lembaga Penyelenggara Pelatihan Asesor Lisensi

WALIKOTA MAKASSAR PROPINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN WALIKOTA MAKASSAR NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG

SKEMA SERTIFIKASI AHLI TEKNIK JALAN

MANUAL OPERASIONAL WEBSITE DAN APLIKASI SERTIFIKASI BNSP-LSP

SKEMA SERTIFIKASI AHLI TEKNIK LANSEKAP

PERATURAN LEMBAGA PENGEMBANGAN JASA KONSTRUKSI NOMOR : 7 TAHUN 2012 TENTANG KOMITE LISENSI UNIT SERTIFIKASI DAN TATA CARA PEMBERIAN LISENSI

SKEMA SERTIFIKASI AHLI TEKNIK TEROWONGAN

PERATURAN BADAN NASIONAL SERTIFIKASI PROFESI NOMOR : 4/ BNSP / VII / 2014 TENTANG PEDOMAN PENGEMBANGAN DAN PEMELIHARAAN SKEMA SERTIFIKASI PROFESI

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 45/Permentan/OT.140/4/2013 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN SERTIFIKASI PROFESI PENYULUH PERTANIAN

PEDOMAN PELAKSANAAN UJI KOMPETENSI OLEH PANITIA TEKNIS BNSP

Usulan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan. Pasal/ Ayat BAB I KETENTUAN UMUM. Cukup jelas.

Badan Nasional Sertifikasi Profesi =================================== KRITERIA ASESOR LISENSI PEDOMAN BNSP

SKEMA SERTIFIKASI DIREKTUR TINGKAT 1 BANK PERKREDITAN RAKYAT (BPR)

SKEMA SERTIFIKASI AHLI KESELAMATAN JALAN

Menetapkan : PERATURAN BADAN NASIONAL SERTIFIKASI PROFESI TENTANG PEDOMAN PENILAIAN KESESUAIAN - PERSYARATAN UMUM LEMBAGA SERTIFIKASI PROFESI

PEDOMAN PELAKSANAAN UJI KOMPETENSI OLEH PANITIA TEKNIS BNSP

PEDOMAN KNAPPP 01:2005. Kata Pengantar

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 64 TAHUN 2017 TENTANG

SKEMA SERTIFIKASI UNIT KOMPETENSI BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG SUPERVISI KONSTRUKSI PEMBANGKIT

SKEMA SERTIFIKASI KLASTER KOMPETENSI BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG SUPERVISI KONSTRUKSI TRANSMISI/JARINGAN

PANDUAN MUTU 1. RUANG LINGKUP

A. Tujuan dan Manfaat

SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI KLASTER PELAKSANA PEMBERDAYAAN KESEHATAN MASYARAKAT DOMPET DHUAFA Madya 2

SKEMA SERTIFIKASI BIDANG PEMELIHARAAN DALAM KEADAAN BERTEGANGAN SUB BIDANG PDKB GI / GITET

BAB I P E N D A H U L U A N

SKEMA SERTIFIKASI UNIT KOMPETENSI BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG SUPERVISI KONSTRUKSI PEMBANGKIT

PERATURAN BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2018 TENTANG SERTIFIKASI AMIL ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI TEKNISI PEMBESARAN UDANG

PANDUAN UJI KOMPETENSI

PANDUAN UJI KOMPETENSI

SKEMA SERTIFIKASI UNIT KOMPETENSI BIDANG DISTRIBUSI SUB BIDANG PENERTIBAN PEMAKAIAN TENAGA LISTRIK (P2TL)

2012, No BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keteram

Badan Nasional Sertifikasi Profesi =================================== PELAKSANAAN UJI KOMPETENSI OLEH PANITIA TEKNIS BNSP PEDOMAN BNSP 304

LAMPIRAN II ORGANISASI LEMBAGA, UNIT SERTIFIKASI DAN KESEKRETARIATAN LEMBAGA

-1- DOKUMEN STANDAR MANAJEMEN MUTU

MENINGKATKAN KUALITAS TENAGA KERJA MELALUI PROGRAM SERTIFIKASI KOMPETENSI KERJA. oleh

Visi Menjadi LSP terbaik di Indonesia yang melahirkan profesional handal dan berdaya saing global dalam upaya pemberantasan korupsi

PENGANTAR. Jakarta, Maret Pedoman Pelatihan dan Sertifikasi Asessor/ Master Asesor Kompetensi Draft Final 1 / 23

PANDUAN UJI KOMPETENSI

PERATURAN MENTERI REPUBLIK INDONESIA TENTANG PETUNJUK TEKNIS PEMBENTUKAN UNIT SERTIFIKASI DAN PEMBERIAN LISENSI

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 64, Tambahan

Lembaga Sertifikasi Profesi Himpunan Ahli Konservasi Energi. SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI OKUpasi AUDITOR Energi

PANDUAN UJI KOMPETENSI

PERATURAN KEPALA BADAN INFORMASI GEOSPASIAL NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG

SKEMA SERTIFIKASI BIDANG DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK SUB BIDANG PEMELIHARAAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK

SUB BIDANG BATUBARA. 1. Latar Belakang 1.1 Personel pengujian kualitas batubara harus memiliki sertifikat kompetensi

SUB BIDANG BATUBARA. 1. Latar Belakang 1.1 Personel pengujian kualitas batubara harus memiliki sertifikat kompetensi

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA 37/M-IND/PER/6/2006 TENTANG PENGEMBANGAN JASA KONSULTANSI INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH (IKM)

PERATURAN BADAN NASIONAL SERTIFIKASI PROFESI NOMOR : 2/ BNSP/VIII/2017 TENTANG PEDOMAN PENGEMBANGAN DAN PEMELIHARAAN SKEMA SERTIFIKASI PROFESI

Lembaga Sertifikasi Profesi Himpunan Ahli Konservasi Energi. SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI OKUpasi Manajer Energi

PERATURAN KEPALA BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PERTANIAN. NOMOR : 71/Per/KP.460/J/6/10

SKEMA SERTIFIKASI TEKNISI PEMASANGAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA (PLTS) TIPE PENERANGAN JALAN UMUM (PJU)

SKEMA SERTIFIKASI KLASTER KOMPETENSI BIDANG DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK SUB BIDANG PELAYANAN TEKNIK

SUPERVISOR PENGELOLAAN SUMBER DAYA MANUSIA

PANDUAN UJI KOMPETENSI

Persyaratan Umum Lembaga Sertifikasi Ekolabel

SKEMA SERTIFIKASI TEKNISI PEMASANGAN INSTALASI BIOGAS KONSTRUKSI SERAT KACA UNTUK PEMBAKARAN SKALA RUMAH TANGGA

2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Industri adalah seluruh bentuk kegiatan ekonomi yang mengolah b

SKEMA SERTIFIKASI BIDANG PEMELIHARAAN DALAM KEADAAN BERTEGANGAN SUB BIDANG PDKB GI / GITET

LSP Teknologi Informasi Indonesia

BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PELATIHAN KERJA DAN PRODUKTIVITAS

SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI GENERAL BANKING TINGKAT II Kualifikasi Jabatan Kepala Cabang Sertifikat V KKNI

MANAJER PENGELOLAAN SUMBER DAYA MANUSIA

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN UJI KOMPETENSI SUMBER DAYA MANUSIA KELAUTAN DAN PERIKANAN

SKEMA SERTIFIKASI BIDANG PEMELIHARAAN DALAM KEADAAN BERTEGANGAN SUB BIDANG PDKB GI / GITET

2016, No Peraturan Menteri Ketenagakerjaan tentang Akreditasi Lembaga Pelatihan Kerja; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentan

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.599, 2014 BNPB. Lembaga Sertifikat. Penanggulangan Bencana. Profesi.

PANDUAN UJI KOMPETENSI

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM STANDARDISASI KOMPETENSI KERJA NASIONAL

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 80 TAHUN 2015 TENTANG LEMBAGA SERTIFIKASI PROFESI PEMERINTAH DAERAH PROVINSI PAPUA

LSP Teknologi Informasi Indonesia

SKEMA SERTIFIKASI KLASTER KOMPETENSI BIDANG DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK SUB BIDANG PELAYANAN TEKNIK

PERATURAN BADAN NASIONAL SERTIFIKASI PROFESI NOMOR : 6 / BNSP / VIII / 2014 TENTANG PEDOMAN PENILAIAN KINERJA LEMBAGA SERTIFIKASI PROFESI

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANTAENG TAHUN 2015 NOMOR 2 BUPATI BANTAENG PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTAENG NOMOR 2 TAHUN 2015

- 4 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

PANDUAN MUTU PIHAK 1. Disahkan Oleh : Direktur LSP STMIK IKMI CIREBON

PERSYARATAN SERTIFIKASI F-LSSM

- 2 - SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 79 /POJK.04/2017 TENTANG PENDAFTARAN LEMBAGA SERTIFIKASI PROFESI DI BIDANG PASAR MODAL

1. Mengembangkan penerapan sistem manajemen mutu LSP-PB sesuai pedoman Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP);

PANDUAN UJI KOMPETENSI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2015 TENTANG PEMBANGUNAN SUMBER DAYA INDUSTRI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

5. TANGGUNG JAWAB MANAJEMEN 6. MANAJEMEN SUMBER DAYA 7. REALISASI PRODUK 8. PENGUKURAN,ANALISA & PERBAIKAN

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN SERTIFIKASI USAHA PARIWISATA

Transkripsi:

Pedoman 206 PERSYARATAN UMUM TEMPAT UJI KOMPETENSI BADAN NASIONAL SERTIFIKASI PROFESI 2006

DAFTAR ISI Kata Pengantar Pendahuluan 1. Ruang Lingkup dan Acuan 2. Acuan Normatif 3. Istilah dan Definisi 4. Persyaratan Tempat Uji Kompetensi 4.1.TUK di tempat kerja (Designated Assessment Venue) 4.1.1. Persyaratan Dasar 4.2.TUK di Lembaga Diklat dan Lembaga yang menawarkan jasa TUK. 4.2.1. Organisasi 4.2.2. Fungsi, Tugas dan Wewenang TUK 4.2.3. Sarana dan Perangkat 4.2.4. Persyaratan Manajemen 4.2.5. Verifikasi TUK

KATA PENGANTAR Pedoman ini menguraikan ketentuan umum Tempat Uji Kompetensi Tenaga Kerja, sehingga kompetensinya dapat diterima di tingkat nasional maupun internasional. Pedoman ini ditetapkan oleh BNSP sebagai pedoman bagi TUK untuk dapat diverifikasisi oleh BNSP, yang mengatur persyaratan untuk Tempat Uji Kompetensi. Pedoman ini harus digunakan bersama dengan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia yang relevan, serta pedoman-pedoman BNSP lainnya. Penyiapan organisasi TUK menuju verifikasi LSP adalah hal yang dituntut masyarakat profesi. Pengembangan TUK ditujukan untuk merespon kemajuan inovasi teknologi dan pertumbuhan spesialisasi profesi untuk memfasilitasi pasar kerja global. Pedoman ini dibuat dengan tujuan pencapaian dan pengembangan kesetaraan yang diterima secara luas bagi organisasi yang mengatur profesi. Kepercayaan dalam sistem sertifikasi dicapai melalui suatu proses asesmen, kemudian survailen periodik dan asesmen ulang terhadap kompetensi profesi yang disertifikasi. Pedoman ini merupakan dasar pengakuan TUK dalam sistem sertifikasi yang relevan, dalam memfasilitasi keberterimaannya pada tingkat nasional dan internasional. Pedoman ini menetapkan persyaratan untuk menjamin bahwa TUK yang memenuhi dan beroperasi secara konsisten, sebanding dan dapat dipercaya.

PERSYARATAN UMUM TEMPAT UJI KOMPETENSI 1. Ruang Lingkup dan Acuan Ruang lingkup: Pedoman ini menguraikan kriteria Tempat Uji Kompetensi Tenaga Kerja yang mencakup persyaratan manajemen dan persyaratan teknis. 2. Acuan Normatif a. Acuan normatif yang digunakan adalah: Undang-Undang No. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan; Peraturan Pemerintah Nomor 23 tahun 2004 tentang Badan Nasional Sertifikasi Profesi; Pedoman BNSP 201 dan 202. b. Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) 3. Istilah dan Definisi 3.1. Tempat Uji Kompetensi (TUK), merupakan tempat kerja dan atau lembaga yang dapat memberikan fasilitas pelaksanaan uji kompetensi, yang telah diverifikasi oleh LSP berlisensi. 3.2. Uji kompetensi, adalah suatu proses asesmen untuk mengumpulkan bukti-bukti dan membuat keputusan apakah suatu kompetensi telah dicapai, yang dilakukan oleh asesor kompetensi. 3.3. Sertifikasi Kompetensi Kerja, adalah proses pemberian sertifikat yang dilakukan secara sistematis dan objektif melalui uji kompetensi kerja nasional Indonesia dan/atau internasional. 3.4. Kompetensi Kerja, adalah kemampuan kerja setiap individu yang mencakup aspek pengetahuan, ketrampilan dan/atau keahlian serta sikap kerja yang sesuai dengan standar yang ditetapkan. 3.5. Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI), adalah rumusan kemampuan kerja yang mencakup aspek pengetahuan, ketrampilan dan/atau keahlian serta sikap kerja yang relevan dengan pelaksanaan tugas dan syarat jabatan yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 3.6. Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP), adalah Lembaga pelaksana kegiatan sertifikasi profesi yang mendapatkan lisensi dari BNSP. 3.7. Asesor kompetensi, adalah seseorang yang mempunyai kualifikasi yang relevan dan kompeten untuk melaksanakan dan/atau asesmen/penilaian kompetensi. 3.8. Peserta Uji Kompetensi, adalah pemohon yang memenuhi persyaratan yang ditetapkan untuk dapat ikut serta dalam proses sertifikasi 4. Persyaratan Tempat Uji Kompetensi 4.1. TUK di tempat kerja (Designated Assessment Venue) 4.1.1. Persyaratan Dasar 4.1.1.1. Pembentukan

a. TUK dibentuk oleh industri/organisasi/perusahaan yang mengoperasikan sistem kerja yang baik (good practices), dan kegiatan sesuai dengan kriteria unit kompetensi atau kualifikasi. b. Permohonan menjadi TUK ditujukan kepada Lembaga Sertifikasi Profesi terkait. c. Verifikasi TUK tempat kerja diberikan dengan surat keputusan penetapan verifikasi oleh LSP. d. LSP dapat menetapkan persyaratan tambahan bagi TUK sesuai dengan karakteristik profesi. e. Sistem pengelolaan TUK pada saat digunakan untuk uji kompetensi dilakukan oleh LSP yang dituangkan dalam dokumen prosedur. 4.1.1.2. Sumberdaya a. TUK harus memiliki sarana dan alat kerja yang dibutuhkan untuk uji kompetensi sesuai SKKNI. b. TUK harus memiliki personil minimal 1 orang yang memahami skema sertifikasi dan uji kompetensi sesuai dengan SKKNI. c. TUK harus memiliki perangkat kerja yang meliputi: SKKNI sesuai ruang lingkup TUK, Pedoman pelaksanaan sertifikasi dari skema sertifikasi LSP terkait, 4.1.1.3. Verifikasi TUK tempat kerja (Designated Assessment Venue) a. TUK mengajukan permohonan untuk mendapatkan verifikasi dengan melampirkan bukti persyaratan dasar dan pengelolaan. b. Penilaian terhadap kelayakan TUK pemohon, dilakukan asesmen oleh asesor lisensi dari LSP yang menilai aspek organisasi dan sistem kesesuaian dokumen serta kesesuaiannya terhadap pelaksanaannya. 4.2. TUK di Lembaga Diklat dan Lembaga yang menawarkan jasa TUK. 4.2.1. Organisasi 4.2.1.1. TUK dipersiapkan pembentukannya oleh lembaga pendidikan dan pelatihan atau oleh suatu organisasi yang legal, dengan surat Keputusan Penetapan organisasi induk tentang dibentuknya TUK. 4.2.1.2. Struktur organisasi tempat uji kompetensi harus memiliki kepala TUK, bagian teknik operasional dan bagian mutu yang menjamin kesesuaian manajemen yang berkesinambungan. 4.2.1.3. LSP dapat menetapkan persyaratan tambahan bagi TUK sesuai dengan karakteristik profesi. 4.2.1.4. Tempat Uji Kompetensi harus: a. Kredible dan memuaskan pelanggan, pihak yang berwenang, atau organisasi yang memberikan pengakuan; b. organisasi harus mencakup pekerjaan yang dilakukan dalam fasilitas tempat kerja yang permanen dan operasional; c. Personil inti terhindar dari pertentangan kepentingan. d. Mempunyai kebijakan dan prosedur yang menyatakan komitmen untuk mengikuti, menerapkan persyaratan khusus sesuai profesi yang ditetapkan oleh LSP dalam lingkup profesinya.

4.2.1.5. Kepala TUK mempunyai tugas-tugas sebagai berikut: a. melaksanakan penyiapan penyelenggaraan uji kompetensi/asesmen kompetensi, b. menjaga kesesuaian TUK terhadap persyaratan tempat kerja sesuai Pedoman BNSP dan Pedoman-pedoman dari LSP terkait. c. menyiapkan rencana program dan anggaran pelaksanaan uji kompetensi, 4.2.1.6. Bidang teknis uji kompetensi mempunyai tugas: a. menyiapkan sarana dan prasarana uji kompetensi b. memfasilitasi proses Uji Kompetensi, c. menyiapkan asesor pendamping terhadap proses uji kompetensi yang dilakukan oleh asesor uji kompetensi dari LSP, 4.2.1.7. Bagian manajemen mutu mempunyai tugas: a. menerapkan sistem manajemen mutu TUK sesuai Pedoman ini, b. memelihara berlangsungnya sistem manajemen agar sesuai dengan standar dan pedoman yang berlaku, c. melakukan audit internal dan kaji ulang manajemen TUK. 4.2.1.8. Bagian Administrasi mempunyai tugas: a. memfasilitasi unsur-unsur organisasi TUK guna terselenggarannya program uji kompetensi, b. melaksanakan tugas-tugas ketatausahaan organisasi TUK, 4.2.2. Fungsi, Tugas dan Wewenang TUK 4.2.2.1. TUK memiliki fungsi sebagai tempat penyelenggaraan asesmen/uji kompetensi, dan melakukan pemeliharaan serta evaluasi penerapan standar kompetensi dalam uji kompetensi. 4.2.2.2. TUK mempunyai tugas: a. Membuat usulan Materi Uji Kompetensi kepada LSP, b. Menyiapkan tempat uji kompetensi yang sesuai tempat kerja, c. Mengkoordinasikan persyaratan administratif untuk pelaksanaan kegiatan uji kompetensi termasuk pengusulan penugasan asesor. d. Mengkaji ulang pelaksanaan uji kompetensi di TUK. e. Melakukan penerimaan pendaftaran calon peserta uji kompetensi untuk disampaikan kepada LSP. 4.2.2.3. Wewenang a. Mengusulkan kebutuhan biaya pelaksanaan uji kompetensi di TUK kepada LSP, b. Mempromosikan uji kompetensi di wilayah kerjanya c. Mempromosikan organisasinya sebagai TUK yang diverifikasi, a. Mengusulkan hasil evaluasi penerapan standar kompetensi dalam pelaksanaan uji kompetensi. 4.2.3. Sarana dan Perangkat 4.2.3.1. TUK seharusnya memiliki kantor tetap sekurang-kurangnya dalam waktu 2 tahun dan memliki sarana kerja yang memadai. 4.2.3.2. TUK harus memiliki asesor kompetensi sesuai dengan ruang lingkup yang diajukan untuk diverifikasi, untuk menjadi bagian dari tim asesor LSP dengan persyaratan tetap menjaga ketidakberpihakan sebagai asesor. 4.2.3.3. TUK harus memiliki rencana kegiatan yang mencerminkan pelayanan yang diberikan.

4.2.3.4. TUK harus memiliki perangkat kerja yang meliputi: a. Standar kompetensi sesuai lingkup layanannya, b. Pedoman pelaksanaan sertifikasi termasuk tata cara penyiapan Tempat Uji Kompetensi, 4.2.3.5. Perangkat a. Peralatan dan piranti lunak yang digunakan untuk uji kompetensi harus mampu menghasilkan akurasi yang diperlukan dan harus sesuai dengan spesifikasi yang relevan; b. Jika menggunakan peralatan di luar pengawasannya yang tetap, harus dipastikan persyarataan standar ini dipenuhi. c. Peralataan harus dipelihara kinerjanya; d. Peralatan pengujian, termasuk piranti keras dan piranti lunak, dijaga keamanannya dari penyetelan yang akan mengakibatkan ketidak-absahan hasil pengujian; 4.2.4. Persyaratan Manajemen 4.2.4.1. Sistem Jaminan Mutu/SOP a. Standar Prosedur Operasi/Sistem Mutu TUK harus menetapkan, menerapkan dan memelihara Standar Prosedur Operasi(SOP)/sistem mutu yang sesuai dengan lingkup kegiatannya, b. Dokumentasi SOP/sistem mutu dikomunikasikan, dimengerti, tersedia, dan diterapkan oleh semua personil yang terkait, c. Peranan dan tanggung jawab manajemen teknis dan manajemen mutu ditetapkan dalam panduan mutu/sop. 4.2.4.2. Pengendalian Dokumen dan rekaman a. TUK mengendalikan semua dokumen, b. Dokumen SOP/sistem mutu dan rekaman diidentifikasi secara unik, c. Dokumen yang diterbitkan harus ditinjau dan disetujui oleh personil yang berwenang sebelum diterbitkan, d. Dokumen dikaji ulang secara berkala, e. Rekaman mutu harus mudah didapat bila diperlukan dalam fasilitas yang memberikan lingkungan yang sesuai untuk mencegah terjadinya kerusakan atau deteriorasi, f. Waktu penyimpanan rekaman harus ditetapkan. 4.2.4.3. Audit Internal dan kaji ulang manajemen a. TUK harus secara periodik melaksanakan audit internal untuk memverifikasi kesesuaian pengoperasian kegiatannya terhadap persyaratan, b. Temuan audit ditindaklanjuti dengan tindakan perbaikan pada waktunya, c. Program audit internal mencakup semua unsur sistem mutu/sop, d. Audit harus dilaksanakan oleh personil yang terlatih dan mampu yang, bila sumber daya mengijinkan, independen dari kegiatan yang diaudit, e. Bidang kegiatan yang diaudit, temuan audit dan tindakan perbaikan yang dilakukan harus direkam, f. Kaji ulang manajemen TUK harus dilakukan secara periodik sesuai jadwal dan prosedur yang telah ditetapkan, g. Temuan kaji ulang manajemen dan tindakan yang dilakukan harus direkam. 4.2.4.4. Personil a. Memastikan kompetensi personil yang melakukan pendampingan pengujian kompetensi, mengevaluasi pelaksanaan uji, dan menandatangani laporan pengujian kompetensi,

b. Mempunyai kebijakan dan prosedur untuk mengidentifikasi dan merencanakan pelatihan yang dibutuhkan personil, c. Program pelatihan relevan dengan tugas sekarang dan tugas yang diantisipasi, d. Personil yang dikontrak dan personil teknis dan pendukung inti tambahan harus disupervisi dan kompeten dan mereka bekerja sesuai dengan sistem TUK, e. Menetapkan uraian tugas dan kewenangan tertentu kepada personil tertentu. 4.2.5. Verifikasi TUK 4.2.5.1 Tata cara pemberian status verifikasi a. TUK mengajukan permohonan untuk mendapatkan verifikasi dengan melampirkan: o Dokumen organisasi sesuai yang disyaratkan, o Dokumen perangkat kerja sesuai yang disyaratkan. b. Penilaian terhadap kelayakan TUK pemohon dilakukan dalam 2 tahap: o Tahap pertama, dilakukan adequacy audit audit kecukupan yang menilai aspek organisasi dan sistem melalui asesmen kesesuaian dokumen terhadap persayaratan pedoman BNSP dan pedoman LSP, serta konfirmasi dukunngan industri terkait, o Tahap kedua, asesmen kesesuaian dokumen dan sistem terhadap persyaratan dan Pedoman BNSP dan LSP serta kesesuaiannya terhadap pelaksanaannya. c. Pemberian verifikasi disertai ketentuan yang mewajibkan TUK yang telah diverifikasi mempertahankan kelayakan organisasi dan kelayakan programnya. 4.2.5.2. Pengawasan a. TUK berstatus verifikasi wajib mebuat laporan berkala setiap 6 bulan tentang pelaksanaan uji kompetensi kepada LSP. b. Laporan mencakup jumlah peserta uji kompetensi, unit kompetensi dan kualifikasi, masalah-masalah keluhan pelanggan serta usulan perbaikan. c. LSP melakukan surveilan terhadap TUK. 4.2.5.3. Sanksi a. LSP berwenang menjatuhkan sanksi kepada TUK berstatus verifikasi yang gagal memenuhi ketentuan yang berlaku. b. Proses pengenaan sanksi adalah melalui peringatan tertulis pertama, kedua dan ketiga diterbitkan dalam selang waktu 1 (satu) bulan. c. Bentuk sanksi yang diberikan berupa: o Pemberhentian sementara kegiatan TUK, o Pencabutan Status verifikasi.