DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA MENINGKATKAN KINERJA ANGGOTA DPR-RI. Dr. H. Marzuki Alie KETUA DPR-RI

dokumen-dokumen yang mirip
MEWUJUDKAN DPR RI SEBAGAI LEMBAGA PERWAKILAN YANG KREDIBEL 1 Oleh: Muchamad Ali Safa at 2


2 Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2014 tentang Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rak

ORASI KETUA DPR-RI PADA ACARA FORUM RAPAT KERJA NASIONAL MAJELIS ULAMA INDONESIA (MUI) TAHUN 2009

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA MEMPERKUAT KELEMBAGAAN DPR-RI SEBAGAI PILAR DEMOKRASI. Oleh KETUA DPR-RI Dr. H.

(BIDANG HUKUM, HAM DAN KEAMANAN)

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2018, No Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2014 tentang P

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor : 72/PUU-X/2012 Tentang Keberadaan Fraksi Dalam MPR, DPR, DPD dan DPRD

FUNGSI LEGISLASI DPR PASCA AMANDEMEN UUD Sunarto 1

RANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Hubungan Antar Lembaga Negara IRFAN SETIAWAN, S.IP, M.SI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB II KAJIAN PUSTAKA. kata re yang artinya kembali dan call yang artinya panggil atau memanggil,

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG

Tugas dan Fungsi MPR Serta Hubungan Antar Lembaga Negara Dalam Sistem Ketatanegaraan

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA HUBUNGAN LEGISLATIF DAN EKSEKUTIF DALAM PELAKSANAAN LEGISLASI, BUDGETING, DAN PENGAWASAN

PIDATO KETUA DPR-RI PADA RAPAT PARIPURNA DPR-RI KE-3 MASA SIDANG II TAHUN SIDANG KAMIS, 1 OKTOBER 2009

Ketentuan DPR, Alokasi Anggaran dan Kendala Implementasinya

I. PENDAHULUAN. praktik ketatanegaraan Indonesia. Setiap gagasan akan perubahan tersebut

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 17 TAHUN 2014 TENTANG MAJELIS PERMUSYAWARAN RAKYAT,

Drs. Setyanta Nugraha, MM Inspektur Utama Sekretariat Jenderal DPR RI

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2004 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN PERATURAN TATA TERTIB

Cita hukum Pancasila harus mencerminkan tujuan menegara dan seperangkat nilai dasar yang tercantum baik dalam Pembukaan maupun batang tubuh UUD 1945.

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PROGRAM LEGISLASI NASIONAL

KUASA HUKUM Munathsir Mustaman, S.H., M.H. dan Habiburokhman, S.H., M.H. berdasarkan surat kuasa hukum tertanggal 18 Desember 2014

DRAFT EVALUASI TARGET PRIORITAS PENCAPAIAN RENSTRA DPR RI TAHUN SAMPAI DENGAN TAHUN KEDUA ( )

Catatan Terhadap Peraturan DPR tentang Keterbukaan Informasi Publik di DPR RI Oleh: Ronald Rofiandri *

PELAKSANAAN FUNGSI LEGISLASI DPR RI OLEH: DRA. HJ. IDA FAUZIYAH WAKIL KETUA BADAN LEGISLASI DPR RI MATERI ORIENTASI TENAGA AHLI DPR RI APRIL

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Perkembangan Pasca UU MD3/2014. Herlambang P. Wiratraman Unair

Tata Tertib DPR Bagian Kesatu Umum Pasal 99 Pasal 100 Pasal 101 Pasal 102

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2 c. bahwa beberapa ketentuan dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2014 tentang Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakila

LAPORAN PELAKSANAAN PEMBEKALAN TENAGA AHLI

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

PEMBERIAN DUKUNGAN BADAN KEAHLIAN KEPADA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT. Johnson K Rajagukguk, SH, MH (Kepala Badan Keahlian DPR RI)

UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1/DPR RI/TAHUN 2009 TENTANG TATA TERTIB

peraturan (norma) dan kondisi pelaksanaannya, termasuk peraturan pelaksanaan dan limitasi pembentukannya. 2. Peninjauan, yaitu kegiatan pemeriksaan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LAMPIRAN PERATURAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA

ARAH KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN ANGGARAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA TAHUN ANGGARAN 2011

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 15/PUU-XIII/2015

Bagian Ketiga Tugas dan Wewenang Pasal 71. Bagian Ketiga Tugas dan Wewenang. Pasal 6

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Membanguan Keterpaduan Program Legislasi Nasional dan Daerah. Oleh : Ketua Asosiasi DPRD Provinsi Seluruh Indonesia

2016, No (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 182, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5568) sebagaimana telah

II. TINJAUAN PUSTAKA. kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut Undang-Undang

12 Media Bina Ilmiah ISSN No

DPD RI, BUBARKAN ATAU BENAHI?? Oleh: Moch Alfi Muzakki * Naskah diterima: 06 April 2016; disetujui: 15 April 2016

BAB V PENUTUP. Dari hasil penelitian dan pembahasan mengenai peran kamar kedua dalam

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

POLITIK DAN STRATEGI (SISTEM KONSTITUSI)

MATRIKS PERUBAHAN UNDANG-UNDANG TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Konstitusi dan Rule of Law

ANOTASI UNDANG-UNDANG BERDASARKAN PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2014 TENTANG

URGENSI UNDANG-UNDANG PEMILU DAN PEMANTAPAN STABILITAS POLITIK 2014

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

PENGUATAN FUNGSI LEGISLASI DPRD KABUPATEN/KOTA Oleh: Achmadudin Rajab * Naskah diterima: 06 April 2016; disetujui: 22 April 2016

TATA TERTIB DPR. Bab I Ketentuan Umum. Pasal 1. Dalam Peraturan Tata Tertib ini yang dimaksud dengan :

ara urut ut UUD 1945 Hasil Amandemen

KEPUTUSAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 41B/DPR RI/I/ TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

CHECK AND BALANCES ANTAR LEMBAGA NEGARA DI DALAM SISTEM POLITIK INDONESIA. Montisa Mariana

SAMBUTAN KETUA DPR RI PADA SILATURAHMI PIMPINAN DPR RI, MENKO POLHUKAM, MENKO EKUIN DAN MENKO KESRA SERTA PARA MENTERI KABINET INDONESIA BERSATU II

CATATAN KRITIS REVISI UNDANG-UNDANG MD3 Oleh : Aji Bagus Pramukti * Naskah diterima: 7 Maret 2018; disetujui: 9 Maret 2018

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

Tanggal 26 Januari Disampaikan oleh: H. Firman Subagyo, SE.,MH. Wakil Ketua Badan Legislasi, A.273

PENGUATAN FUNGSI LEGISLASI DPRD DALAM PEMBUATAN RAPERDA INISIATIF. Edy Purwoyuwono Dosen Fakultas Hukum Universitas Widya Gama Mahakam Samarinda

-2- demokrasi serta menyerap dan memperjuangkan aspirasi rakyat dan daerah sesuai dengan tuntutan perkembangan kehidupan berbangsa dan bernegara. Mesk

RANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Gambaran Umum Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Metro

SEKRETARIAT JENDERAL DEWAN PERWAKILAN DAERAH RI REVISI PERJANJIAN KINERJA. Profesional, Akuntabel, dan Modern

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

BAGIAN KEDUA RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG DEWAN PERWAKILAN DAERAH

BAB IV PENUTUP. diperluas dan diperkuat dengan semangat demokrasi melalui langkah - langkah pemikiran yang

BAB I PENDAHULUAN. diwujudkan dengan adanya pemilihan umum yang telah diselenggarakan pada

RANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERAN KELEMBAGAAN NEGARA DI INDONESIA DALAM MEWUJUDKAN PEMERINTAHAN YANG EFEKTIF

BAB III GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

PERATURAN TATA TERTIB DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA Diterbitkan oleh ; SEKRETARIAT JENDERAL DPR RI 2005

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

RINGKASAN PERMOHONAN Perkara Nomor 73/PUU-XII/2014 Kedudukan dan Pemilihan Ketua DPR dan Ketua Alat Kelengkapan Dewan Lainnya

BAB III. A. Urgensi Amandemen Undang Undang Dasar tahun 1945 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 (UUD NRI

Assalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

PERAN PARLEMEN DALAM TRANSPARANSI ANGGARAN

Tugas dan Wewenang serta Dasar Hukum Lembaga Negara

BAB V. Kesimpulan. lahir dalam amandemen ketiga. Secara de facto DPD RI baru ada pada tanggal 1

Disampaikan Dalam Pembekalan Tenaga Ahli DPR RI Tanggal April /3/2013 Biro Analisa APBN 1

Transkripsi:

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA MENINGKATKAN KINERJA ANGGOTA DPR-RI Dr. H. Marzuki Alie KETUA DPR-RI Disampaikan pada Acara Rapat Kerja Fraksi Partai Demokrat DPR-RI Jakarta, 26 November 2010 1 PENGANTAR Amandemen UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dalam kurun waktu 4 tahun sejak 1999-2002, memberikan landasan terciptanya mekanisme checks and balances dalam konteks hubungan antar lembaga negara. Salah satu perwujudan konsep tersebut adalah membagi peran antara tiga lembaga negara utama, yaitu Presiden sebagai eksekutif,*dpr sebagai lembaga legislatif,** dan kekuasaan yudikatif berada di tangan Mahkamah Agung serta Mahkamah Konstitusi.*** * Bab III tentang Kekuasaan Pemerintahan Negara mulai Pasal 4 hingga Pasal 16 serta Bab V tentang Kementerian Negara. ** Bab VII tentang DPR mulai Pasal 19 hingga Pasal 22B. *** Bab IX tentang Kekuasaan Kehakiman mulai Pasal 24 hingga Pasal 25. 2 1

PENGANTAR Dalam melaksanakan fungsinya (legislasi, anggaran, dan pengawasan), Dewan Perwakilan Rakyat mempunyai hak interpelasi, hak angket, dan hak menyatakan pendapat. Selain secara kelembagaan, setiap anggota DPR pun memiliki hak yang diajamin Konstitusi yaitu hak mengajukan pertanyaan, hak menyampaikan usul dan pendapat, serta hak imunitas. DPR baik secara kelembagaan maupun individu tetap membutuhkan sebuah rekayasa (engineering) yang terpola dan terpadu melalui peraturan perundangundangan dibawah Konstitusi, baik setingkat UU, peraturan Tatib, hingga mekanisme kerja DPR dalam menjalan tugas pokok dan fungsinya. 3 PENGANTAR Secara yuridis dalam UU No. 27 tahun 2009 tentang MPR, DPR, DPD, dan DPRD Pasal 69 ayat (2), ditegaskan bahwa ketiga fungsi yang dimiliki DPR (legislasi, anggaran, dan pengawasan), dijalankan dalam kerangka representasi rakyat. Ini menunjukkan bahwa hubungan dengan konstituen merupakan hal yang penting. Dalam tataran ideal normatif, DPR juga memiliki visi dan misi yang harus dicapai melalui Rencana Strategis DPR RI tahun 2010-2014. Hal tersebut sebagai landasan guna mampu meningkatkan kinerja DPR selama lima tahun ke depan. Konstruksi normatif di atas memperlihatkan seharusnya DPR mampu memberikan kinerjanya secara baik dan akuntabel di mata masyarakat. 4 2

PENGANTAR DPR memiliki Rencana Strategis (Renstra) tahun 2010-2014 yang sudah dibahas oleh Badan Urusan Rumah Tangga (BURT) merupakan dokumen yang memuat visi, misi tujuan, strategi, kebijakan, program, dan kegiatan DPR RI untuk periode 5 (lima) tahun yang akan dilaksanakan di lingkungan DPR RI. Renstra ini ditetapkan dengan maksud memberikan arah sekaligus menjadi pedoman bagi segenap unsur yang ada dalam lingkungan DPR RI untuk menyusun rencana kerja dan rencana anggaran bagi pelaksanaan kegiatannya. Dengan adanya Renstra ini, diharapkan terbangun kerjasama dengan Pemerintah yang lebih baik dan efektif melalui dukungan secara terencana bagi penguatan kelembagaan DPR RI melalui tercapainya keterpaduan program DPR RI dengan program pembangunan Pemerintah. 5 KONDISI KEANGGOTAAN mantan anggota dewan yang terpilih kembali 24 orang (4,2%). anggota dewan 2004-2009 yang terpilih kembali 160 orang (28,6%). anggota dewan yang baru terpilih periode ini 376 orang (67,1%). 4,2% 28,6% 67,1% 47,7% berpendidikan S-1 (sarjana) 35% berpendidikan S-2 (master) 7,7% berpendidikan S-3 (doktor) 9,6% lain-lain 41% anggota berusia 41-50 tahun. 17,7% adalah anggota perempuan, meningkat dibanding sebelumnya, yaitu hanya 11%. 6 3

KONDISI Dengan konfigurasi latar pendidikan tersebut, sesungguhnya DPR RI memiliki kapasitas dan kompetensi yang sangat memadai dalam menjalankan tugas dan wewenangnya, sehingga dapat diharapkan menghasilkan kinerja yang jauh lebih baik dibanding periode sebelumnya. Bertambahnya anggota perempuan bermakna positif dalam kerangka meningkatkan representasi aspirasi kelompok perempuan dan anak-anak. Secara lebih substantif, aspirasi konstituen harus diperhatikan karena mekanisme hubungan antara anggota DPR dan konstituen itu bersifat sederhana bahwa anggota DPR memerlukan dukungan suara konstituen. 7 KONDISI Faktanya, hingga hari ini kinerja DPR masih buruk dengan melihat tingkat kepercayaan publik hanya 24% kepada DPR serta berbagai indikator baik secara kelembagaan maupun secara individu anggota DPR. Secara individu, seharusnya setiap anggota memiliki bekal yang cukup dalam memahami apa yang menjadi tugas pokok dan fungsinya sebagai anggota DPR yang menjalankan amanah rakyat sebagai wakil rakyat. Masih banyak anggota DPR yang belum sepenuhnya memahami tugas pokok dan fungsinya sebagai anggota DPR. Para anggota DPR lebih banyak ber- manuver sebagai politisi an sich yang terkadang berpikir politicking, tetapi hampir lupa bahwa mereka sejatinya adalah negarawan serta wakil rakyat yang dipilih melalui Pemilu. 8 4

INTERNAL 1.Tata Laksana Pelaksanaan tugas Dewan dan Sistem Pendukung. Dengan semakin beratnya tugas DPR RI serta tuntutan yang begitu tinggi dari masyarakat, maka DPR termasuk Alat Kelengkapan Dewan (AKD) yang sudah dilengkapi oleh Sekretariat Jenderal, perlu dilengkapi dengan dukungan Badan Fungsional Keahlian (BKF) yang secara khusus mendukung substansi dan langsung bertanggungjawab kepada Pimpinan DPR. Oleh karena itu, perlu sebuah pranata ketatalaksanaan yang bersifat menyeluruh dan terpadu yang mengatur mekanisme dan prosedur kerja antar AKD, Setjen, dan unsure pendukung lainnya (tenaga ahli, tenaga fungsional, serta asistem pribadi). 9 2.Peningkatan Kapasitas DPR RI. Dengan amanah Konstitusi yang begitu kuat yaitu melaksanakan fungsi legislasi, anggaran, dan pengawasan, pemilihan pejabat publik, dan memberikan pertimbangan kepada Presiden untuk tugas-tugas tertentu, maka diperlukan peningkatan kapasitas DPR RI dengan modal tingkat pendidikan serta pengalaman individu anggota. Upaya peningkatan kapasitas tersebut melalui peningkatan individu anggota DPR untuk memahami setiap tugas pokok dan fungsi serta kewenangan yang diembannya serta didukung oleh keahlian yang khusus. Untuk itu perlu kesadaran bagi setiap anggota untuk senantiasa meningkatkan kapasitas pribadinya terutama yang terkait dengan bidang tugasnya (komisinya)- dengan berbagai cara baik melalui membaca, mengikuti kegiatan peningkatan kapasitas, dan keseriusan mengikuti setiap persidangan. Satu hal terpenting adalah adanya dukungan fungsi keahlian yang mapan yang dapat membantu AKD dan individu anggota DPR menurut kompetensi keahlian yang spesifik. 10 5

3.Dukungan Sekretariat Jenderal. Sejalan dengan tuntutan peningkatan kapasitas dan kinerja DPR-RI, maka perlu dilakukan peningkatan kapasitas Sekretariat Jenderal dalam mendukung pelaksanaan tugas-tugas DPR. Dalam konteks UU No. 27 Tahun 2009 tentang MD3, maka perlu dilakukan reformasi birokrasi di Sekretariat Jenderal pada aspek ketatalaksanaan, SDM, dan pelembagaan yang termasuk di dalamnya sistem remunerasi kepegawaian. 11 4.Kapasitas Alat Kelengkapan Dewan (AKD). Saat ini terdapat 20 (duapuluh) AKD yang terdiri atas 7 (tujuh) Badan dan Pimpinan DPR, 11 (sebelas) Komisi, dan Panitia Khusus yang bersifat tidak tetap. Dalam melaksanakan tugasnya tersebut, semua AKD mengalami kendala yang sudah disebutkan di muka yaitu terkait dengan keterbatasan dukungan terutama dukungan keahlian. Dengan cakupan tugas yang begitu beragam yakni pelaksanaan fungsi legislasi, anggaran, dan pengawasan terutama bagi Komisi-, maka akan sulit bagi AKD untuk optimal. Oleh karena itu harus terdapat mekanisme kerja dan kinerja tenaga pendukung yang mapan. Tujuannya agar pelaksanaan fungsi-fungsi DPR tercapai. 12 6

Dalam fungsi legislasi agar diperhatikan pengajuan Prolegnas yang tidak hanya judul RUU tetapi disertai Naskah Akademis dan dokumen pendukung lainnya. Yang terpenting lagi adalah waktu pembahasan harus sesuai Peraturan tata Tertib yang tidak lebih dari 2 masa sidang. Fungsi Anggaran, perlu penyusunan mekanisme pembahasan APBN yang efektif dan efisien. Selanjutnya meningkatkan keselarasan pengalokasian anggaran sesuai dengan prioritas pembangunan (RPJM dengan RKP dan RKP dengan RKA). Dalam fungsi Pengawasan, harus dipastikan bahwa hasil kunjungan kerja setiap AKD tersalurkan aspirasinya kepada setiap AKD lainnya yang terkait, sehingga dapat segera ditindaklanjuti. 13 5.Pengelolaan Rumah Tangga DPR RI. Pengelolaan rumah tangga DPR dilakukan oleh Badan Urusan Rumah Tangga (BURT) yang dipimpin oleh Ketua DPR RI. Tugas utama BURT asdalah menyusun perencanaan dan pengawasan kegiatan Sekretariat Jenderal dan pelaksanaan anggaran kerumahtanggaan DPR RI. Dalam kedudukan hukum tersebut, BURT belum memiliki kapasitas yang memadai baik dari segi SDM, ketatalaksanaan, dan prasarana dan sarana pendukung. Kendala tersebut perlu diatasi melalui prioritas penguatan BURT sebagai AKD dengan tanggungjawab yang luas untuk kelancaran pelaksanaan tugas DPR. 14 7

6.Prasarana dan Sarana. Terkait prasarana dan sarana khususnya gedung/bangunan yang tersedia di kawasan kompleks parlemen pada saat ini memang dirasakan telah melampaui kapasitas maksimalnya. Oleh karena itu DPR sudah merencanakan pembangunan kompleks parlemen yang memperhatikan ketersediaan dan kelengkapan prasarana dan sarana secara fisik dan fungsional. Namun demikian, disadari bahwa terdapat banyak respon masyarakat atas rencana pembangunan gedung tersebut, maka DPR secara sadar perlu untuk melakukan evaluasi rencana pembangunan gedung tersebut serta melihat prioritas kepentingan rakyat secara keseluruhan. 15 KESIMPULAN 1. Dari pemaparan di atas terlihat bahwa secara normatif Konstitusional, DPR RI memiliki peran yang sangat penting dan strategis. Sudah seharusnya DPR RI meningkatkan kinerjanya di tengah ketidakpercayaan masyarakat sekarang ini. Melalui Rencana Strategis (Renstra) DPR RI tahun 2010-2014 diharapkan DPR RI dapat meningkatkan kinerjanya baik secara kelembagaan maupun secara individual anggota DPR RI. 2. Satu hal terpenting adalah peningkatan kapasitas DPR RI melalui dukungan keahlian dengan pembentukan Badan Fungsional Keahlian (BFK). Kehadiran BFK diharapkan akan memberikan keseimbangan antara DPR dan Pemerintah dalam konteks setiap pembahasan suatu masalah. BFK akan berisikan orang-orang yang kompeten di bidangnya masing-masing serta mamou memberikan analisis terhadap masalah dalam setiap pembasahan RUU, pembahasan RAPBN, dan dukungan bidang lainnya. 16 8

KESIMPILAN 3. Fraksi-fraksi di DPR-RI adalah kepanjangan tangan dari Partai Politik yang dipilih oleh rakyat pada Pemilu. Dengan demikian, anggota fraksi di DPR adalah merupakan kepanjangan tangan rakyat yang memerankan fungsi-fungsi prewakilan (representasi). Angota fraksi di DPR harus loyal kepada fraksinya, sehingga fungsi representasi ini juga bekerja maksimal, utamanya adalah peran anggota fraksi dalam menghadapi Pemilu 2014. 4. Para wakil rakyat adalah negarawan yang mampu memilah mana kepentingan bangsa dan negara sekaligus kepentingan rakyat- dan mana kepentingan golongan. Dengan sistem kepartaian yang multi partai di Indonesia, ikatan anggota DPR dengan partainya memang kuat. Oleh karena itu posisi partai dalam pengambilan kebijakan seorang anggota DPR mempunyai posisi yang penting. Diharapkan partai juga dapat mengarahkan para anggotanya yang duduk di DPR untuk senantiasa memperhatikan aspirasi konstituen dalam setiap pengambilan keputusan yang diwujudkan dengan kehadiran di setiap persidangan serta menyampaikan aspirasi rakyatnya dalam setiap persidangan tersebut secara berkualitas. 17 TERIMA KASIH 18 9