Keywords : diarrhea, zinc, diarrhea

dokumen-dokumen yang mirip
Kata Kunci : Tingkat Pengetahuan, Orang Tua, Balita, Zinc

BAB 1 PENDAHULUAN. saat ini masih menjadi masalah kesehatan masyarakat dan beban global. terutama di negara berkembang seperti Indonesia adalah diare.

BAB I LATAR BELAKANG. bayi dan balita. Seorang bayi baru lahir umumnya akan buang air besar sampai

BAB 1 PENDAHULUAN. World Health Organization (WHO) tahun 2013 diare. merupakan penyebab mortalitas kedua pada anak usia

BAB 1 PENDAHULUAN. anak di negara sedang berkembang. Menurut WHO (2009) diare adalah suatu keadaan

Jurnal Darul Azhar Vol 5, No.1 Februari 2018 Juli 2018 : 17-22

PHBS yang Buruk Meningkatkan Kejadian Diare. Bad Hygienic and Healthy Behavior Increasing Occurrence of Diarrhea

BAB I PENDAHULUAN. hijau atau dapat pula bercampur lendir dan darah atau lendir saja

BAB 1 PENDAHULUAN. pencapaian tumbuh kembang bayi tidak optimal. utama kematian bayi dan balita adalah diare dan pneumonia dan lebih dari 50%

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN GANGGUAN PERTUMBUHAN BALITA DI KABUPATEN PADANG PARIAMAN

BAB I PENDAHULUAN. dari sepuluh kali sehari, ada yang sehari 2-3 kali sehari atau ada yang hanya 2

UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Di Indonesia diare merupakan penyebab kematian utama pada bayi dan anak.

BAB I PENDAHULUAN. Masalah gizi khususnya balita stunting dapat menghambat proses

Hubungan Pengetahuan Dan Pendidikan Ibu Dengan Pertumbuhan Balita DI Puskesmas Plaju Palembang Tahun 2014

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit diare adalah salah satu penyebab utama kesakitan dan kematian pada

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PNEUMONIA PADA BAYI. Nurlia Savitri

BAB I PENDAHULUAN. Masa balita merupakan kelompok umur yang rawan gizi dan rawan

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan Indonesia (SDKI) 2007 sebesar 34 per kelahiran hidup.

JUMAKiA Vol 3. No 1 Agustus 2106 ISSN

Dinukleosida Adenosin (DNA) dan Ribonukleosida Adenosin (RNA), dan. dalam tubuh dengan jumlah yang sangat kecil dan mutlak diperlukan.

BAB I PENDAHULUAN. Kementerian Kesehatan RI, World Health Organization (WHO) dan

I. PENDAHULUAN. Diare adalah suatu kondisi dimana seseorang buang air besar dengan. Saku Petugas Kesehatan Lintas Diare Depkes RI 2011).

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Diare pada anak masih merupakan masalah kesehatan dengan

ABSTRAK. Kata Kunci: Karakteristik Umum Responden, Perilaku Mencuci Tangan, Diare, Balita

BAB 1 : PENDAHULUAN. kesehatan salah satunya adalah penyakit infeksi. Masa balita juga merupakan masa kritis bagi

BAB I PENDAHULUAN. dimana sebagian besar kematian terjadi akibat komplikasi dehidrasi. Sejak tahun

BAB 1 PENDAHULUAN. anak yang berusia di bawah 5 tahun terdapat kematian di. miliar kasus diare yang terjadi setiap tahunnya.

BAB I PENDAHULUAN. negara berkembang. Di Indonesia penyakit diare menjadi beban ekonomi yang

BAB I PENDAHULUAN. yaitu program pemberantasan penyakit menular, salah satunya adalah program

RASIONALITAS PERESEPAN OBAT DIARE PADA PASIEN BALITA DI PUSKESMAS CURUG TAHUN 2015

ABSTRAK HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN ORANG TUA TERHADAP PENANGANAN DIARE PADA BALITA DI PUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas di masa yang akan datang.

POLA TATALAKSANA DIARE CAIR AKUT DI RSUD WONOSOBO Ika Purnamasari, Ari Setyawati ABSTRAK


BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Anak adalah anugrah yang diberikan Tuhan kepada keluarga, yang

BAB I PENDAHULUAN. disebut infeksi saluran pernapasan akut (ISPA). ISPA merupakan

BAB I PENDAHULUAN. sakit dan 3-5 juta kematian setiap tahunnya. Di Amerika Serikat, ada juta

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Diare merupakan penyakit dengan tanda - tanda perubahan frekuensi buang air

BAB VI PEMBAHASAN. subyek penelitian di atas 1 tahun dilakukan berdasarkan rekomendasi untuk. pemberian madu sampai usia 12 bulan.

BAB 1 PENDAHULUAN. kematian balita dalam kurun waktu 1990 hingga 2015 (WHO, 2015).

BAB I PENDAHULUAN. disekelilingnya khususnya bagi mereka yang termasuk ke dalam kelompok rentan

Jurnal Care Vol. 4, No.3, Tahun 2016

Reni Halimah Program Studi Keperawatan, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Mitra Lampung

Immawati, Ns., Sp.Kep.,A : Pengaruh Lama Pemberian ASI Eklusif

BAB 1 PENDAHULUAN. utama kematian balita di Indonesia dan merupakan penyebab. diare terjadi pada 2 tahun pertama kehidupan. 1

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG ISPA DENGAN PENANGANAN BALITA ISPA

I. PENDAHULUAN. terkontaminasi akibat akses kebersihan yang buruk. Di dunia, diperkirakan sekitar

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Angka Kematian Neonatus (AKN) di Indonesia mencapai 19 per 1.000

GAMBARAN KEJADIAN GIZI BURUK PADA BALITA DI PUSKESMAS CARINGIN BANDUNG PERIODE SEPTEMBER 2012 SEPTEMBER 2013

Grafik 1.1 Frekuensi Incidence Rate (IR) berdasarkan survei morbiditas per1000 penduduk

BAB I PENDAHULUAN. jumlahnya paling besar mengalami masalah gizi. Secara umum di Indonesia

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING AIR SUSU IBU (MP-ASI) PADA BAYI DI PUSKESMAS BITUNG BARAT KOTA BITUNG.

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang sangat pesat, yaitu pertumbuhan fisik, perkembangan mental,

ABSTRAK TINGKAT KEPATUHAN ORANG TUA DALAM PEMBERIAN KOTRIMOKSAZOL SUSPENSI KEPADA BALITA YANG MENGALAMI ISPA DI PUSKESMAS TERMINAL BANJARMASIN

BAB I PENDAHULUAN. terjadi pada bayi dan balita. United Nations Children's Fund (UNICEF) dan

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Penyakit diare merupakan salah satu penyebab. mortalitas dan morbiditas anak di dunia.

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG DIARE TERHADAP PERILAKU IBU DALAM PENCEGAHAN DIARE PADA BALITA DI PUSKESMAS GAMPING 1 SLEMAN YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Menurut data World Health Organization (WHO), diare adalah penyebab. Sementara menurut United Nations Childrens Foundation (UNICEF)

BAB I PENDAHULUAN. energi protein (KEP), gangguan akibat kekurangan yodium. berlanjut hingga dewasa, sehingga tidak mampu tumbuh dan berkembang secara

Relation between Indoor Air Pollution with Acute Respiratory Infections in Children Aged Under 5 in Puskesmas Wirobrajan

BAB I PENDAHULUAN. dan menurunnya prevalensi gizi kurang pada anak balita. World Health

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Anak merupakan individu yang berada dalam suatu rentang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dinyatakan diare bila frekuensi buang air besar sudah lebih dari empat kali,

PENGARUH PEMBERIAN ASI DAN SUSU FORMULA TERHADAP KEJADIAN DIARE PADA BAYI USIA 0 6 BULAN

BAB 1 PENDAHULUAN. buang air besar (Dewi, 2011). Penatalaksaan diare sebenarnya dapat. dilakukan di rumah tangga bertujuan untuk mencegah dehidrasi.

BAB I PENDAHULUAN. Selain itu, ASI juga dapat melindungi kesehatan Ibu mengurangi

BAB I PENDAHULUAN. Program Millenium Development Goals (MDG s) yang terdiri dari delapan

BAB I PENDAHULUAN. 24 bulan merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan yang pesat,

ABSTRAK SHERLY RACHMAWATI HERIYAWAN

PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BALITA.

HUBUNGAN PEMBERIAN INFORMASI OBAT DENGAN KEPATUHAN MINUM OBAT ANTIBIOTIK PADA PASIEN RAWAT JALAN DI PUSKESMAS REMAJA SAMARINDA

BAB I PENDAHULUAN. seluruh daerah geografis di dunia. Menurut data World Health Organization

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. target Millenium Depelopment Goals (MDGs) Dimana angka kematian bayi

Sugiarti, et al, Studi Penggunaan Antibiotik pada Pasien Penyakit ISPA Usia Bawah Lima Tahun...

BAB I PENDAHULUAN. protein, laktosa dan garam-garam organik yang disekresi oleh kedua belah

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI (0-6 BULAN) DI KELURAHAN BANTAN KECAMATAN MEDAN TEMBUNG TAHUN 2013

PENGARUH PENYULUHAN MP ASI TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN IBU DALAM PEMBERIAN MP ASI DI PUSKESMAS SAMIGALUH I

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. meningkatkan produktifitas anak sebagai penerus bangsa (1). Periode seribu hari,

PEMBERIAN TABLET FE DAN ASUPAN ZAT GIZI TERHADAP STATUS ANEMIA PADA MURID SDN 20 RUMBIA KABUPATEN MAROS

1

MENARA Ilmu Vol. X Jilid 2 No.70 September 2016

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Penyakit infeksi saluran pernafasan akut saat ini merupakan masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. feses secara terus menerus lebih dari tiga kali dalam satu hari dan memiliki

Jurnal Harapan Bangsa, Vol.1 No.1 Desember 2013 ISSN

EFEKTIVITAS JUS JAMBU BIJI TERHADAP PERUBAHAN KADAR HB PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BACEM KABUPATEN BLITAR TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. Masalah kesehatan anak merupakan salah satu masalah utama dalam

BAB I PENDAHULUAN. kebiasaan yang merugikan kesehatan. Hal-hal ini secara langsung menjadi. anak usia dibawah 2 tahun (Depkes RI, 2009)

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN TINDAKAN PENCEGAHAN IBU DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI PUSKESMAS TIKALA BARU KOTA MANADO

HUBUNGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI DINI DENGAN INSIDEN DIARE PADA BAYI USIA 1-4 BULAN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. kematian bayi (AKB) masih cukup tinggi, yaitu 25 kematian per 1000

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh: Syakhila Pradhani

Pemberian ASI Eksklusif pada Bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Kemaraya Kota Kendari

DEA YANDOFA BP

Cucu Saepuloh, Siti Jundiah, Rika Nurhasanah ABSTRAK

Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Diare dengan Kejadian Diare pada Balita di Kelurahan Korong Gadang Kecamatan Kuranji Kota Padang

BAB I PENDAHULUAN. keemasan, yang memiliki masa tumbuh kembangnya berbagai organ tubuh. Bila

Transkripsi:

PENGARUH PEMBERIAN TABLET ZINC DENGAN LAMANYA DIARE AKUT PADA BALITA DI KECAMATAN KURANJI PADANG TAHUN 2012 Delima, Yossi Suryarilnilsih, (Politeknik Kesehatan Kemenkes Padang) ABSTRACT The purpose of this study was the effect of zinc tablets with duration of acute diarrhea in children under five in Kuranji Padang in 2012. The type of research was experimental with quasi-experimental approach. The population in this study were all under five who went to the clinic diarrhea Kuranji ( treatment group ) and diarrhea toddler who went to a health center Belimbing ( control group ), with a sample size of 50 : 50. The data were collected through interviews and analyzed by means of univariate and bivariate statistical tests Independent samples T-test. The results showed an average duration of diarrhea infants given zinc was 1.58 days, while toddlers are not given zinc tablets, was 2.26 days. The statistical tests found that there were no significant differences in the average duration of diarrhea in infants given zinc tablets than not given zinc tablets. Keywords : diarrhea, zinc, diarrhea LATAR BELAKANG Diare masih menjadi penyebab kematian anak balita (anak di bawah lima tahun) terbesar di dunia. Menurut United Nations Children s Fund (UNICEF), setiap detik satu balita meninggal karena diare. Diare sering kali dianggap sebagai penyakit sepele, pada hal ditingkat global dan nasional fakta menunjukkan sebaliknya. Menurut WHO, diare membunuh dua juta anak di dunia setiap tahun. Selanjutnya UNICEF dan World Health Organization(WHO) pada 2009. Diare merupakan penyebab kematian kedua pada balita di dunia. Nomor tiga pada bayi dan nomor lima pada segala umur. Data UNICEF memberitahukan bahwa 1,5 juta anak meninggal dunia setiap tahunnya karena diare (Yulianti, 2010). Penyakit diare merupakan masalah kesehatan masyarakat di negara berkembang seperti di Indonesia karena angka kesakitan dan kematiannya yang masih tinggi. Kejadian Luar Biasa (KLB) diare masih sering terjadi terutama diwilayah dengan faktor resiko, kesehatan lingkungan yang jelek serta perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) masih rendah. Dampak masalah fisik yang akan terjadi akibat diare seperti dehidrasi, hipoglikemia, hipovolemik,syok dan malnutrisi energy protein. Hasil survey 2010 terdapat 411 per 1000 penduduk. Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Kota Padang (DKK) tahun 2011, jumlah kasus diare rawat jalan di Puskesmas adalah sebanyak 13.130 kasus dengan insidens Rate 15,3/1000 penduduk. Sedangkan jika dilihat dari kelompok umur yang mengalami diare adalah >5 tahun sebanyak 5.966 kasus (45,4 %) dan dibawah lima tahun sebanyak 6.015

kasus (45,8%), pada bayi 2.168 kasus (16,5%). Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Kota Padang tahun 2011 jumlah kasus diare pada balita di puskesmas kuranji 334 kasus (7,02%) dan di puskesmas Belimbing 245 kasus (5,1%). Puskesmas Kuranji tahun 2011 menduduki urutan ke 4 kasus diare pada balita yaitu 334 kasus (7,02%) dan di Puskesmas Belimbing urutan ke 6 yaitu 245 kasus (5,1%) (DKK, 2012). Menanggapi hal tersebut WHO mengeluarkan 5 langkah tatalaksana diare, yaitu pemberian oralit konsentrasi rendah, pemberian zinc selama 10 hari, pemberian makanan ASI dan MPASI sesuai umur, pemberian antibiotik pada diare berdarah dan edukasi bagi METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan yaitu eksperimen dengan pendekatan quasi eksperimen. Populasi pada penelitian ini adalah semua balita diare yang berobat ke puskesmas Kuranji (kelompok perlakuan) dan balita diare yang berobat ke Puskesmas Belimbing (kelompok kontrol). Pada balita yang mengalami diare yang berkunjung ke Puskesmas Kuranji dijadikan kelompok yang mendapat perlakuan (diberikan oralit dan ditambah tablet Zinc) selama 10 hari Jika diarenya berhenti dalam kurun waktu kurang dari 10 hari tersebut, maka tablet zink tetap dimakan sampai habis. Anak yang mengalami diare datang ke pengasuh. Dari semua itu, ada elemen baru yang dimasukan WHO yaitu pemberian zinc (Tari, 2011). Zinc merupakan mineral penting bagi tubuh. Lebih 300 enzim dalam tubuh yang bergantung pada zinc. Zinc yang ada dalam tubuh akan menurun dalam jumlah besar ketika anak mengalami diare. Untuk menggantikan zinc yang hilang selama diare, anak dapat diberikan zinc yang akan membantu penyembuhan diare. selanjutnya zinc dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh yang dapat menjaga kesehatan dan pertumbuhan anak. Penelitian bertujuan untuk menganalisis pengaruh pemberian tablet zinc dengan lamanya diare akut pada balita di Kecamatan Kuranji Padang tahun 2012. Puskesmas Belimbing (mendapat pengobatan standar (tidak mendapat zinc) dan yang datang berkunjung ke Puskesmas Belimbing sebagai kontrol (tidak diberi tablet zinc, hanya oralit saja dan pengobatan konvensional/ simtomatik). Untuk mengetahui lamanya mengalami diare pada anak baik di kelompok perlakuan (di Puskesmas Kuranji) dan kelompok kontrol (di Puskesmas Belimbing), 3 hari kemudian diikuti kerumah masing-masing di ditanyakan pada ibunya kapan berhentinya diare tersebut. Jika diarenya belum berhenti, hari besoknya dikunjungi lagi, sampai diarenya berhenti, kemudian

dicatat tanggal berhentinya. Untuk mengetahui lamanya diare dihitung selisih tanggal kejadian diare dengan tanggal berhentinya diare (dalam satuan hari). Jumlah sampel 50: 50 orang. Data dikumpulkan dengan wawancara dan dianalisis dengan cara univariat dan bivariat dengan uji statistik Independent sampel T-Test. HASIL PENELITIAN Pengumpulan data telah dilaksanakan selama 3 bulan (Juni s/d Agustus 2012). Hasil penelitian umur responden antara 6 54 bulan dengan rata-rata 31,5 bulan. Dari 100 responden, laki-laki berjumlah 53 orang dan responden perempuan berjumlah 47 orang. Penddikan orang tua responden SMA 43%, selanjutnya SMP 34%, Perguruan tinngi 15% dan SD 8%. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Belimbing dan Puskesmas Kuranji Padang, maka didapatkan hasil sebagai berikut: Analisis Univariat Hasil analisis tentang lamanya disre disajikan dalam tabel distribusi frekuensi, untuk lebih jelasnya dapat dilihat sebagai berikut : Tabel 1: Distribusi Rata-rata Responden Berdasarkan Lamanya Diare Akut Pada Balita yang Diberi Tablet Zinc Variabel Mean Median Lama Diare 1,58 2,00 Berdasarkan tabel 1 dapat dilihat ratarata lamanya diare akut pada balita yang diberi tablet zinc adalah 1,58 hari (95 % CI : 1,44-1,72), median 2,00 hari dengan standar deviasi 0,499 hari. Diare paling SD Min- Mak 95 % CI 0,499 1-2 1,44-1,72 lama 2 hari. Dari hasil estimasi interval dapat disimpulkan bahwa 95% diyakini bahwa rata-rata lamanya diare pada balita adalah diantara1,44 hari sampai dengan 1,72 hari.

Tabel 2 : Distribusi Rata-rata Responden Berdasarkan Lamanya Diare Akut Pada Balita yang Tidak Diberi Tablet Zinc Variabel Mean Median Lama Diare 2,26 2,00 Berdasarkan tabel 2 dapat dilihat ratarata lamanya diare akut pada balita yang tidak diberi tablet zinc adalah 2,26 hari (95 % CI : 2,05-2,47), median 2,00 hari dengan standar deviasi 0,723 hari. Diare SD Min- Mak 95 % CI 0,723 1-4 2,05-2,47 paling lama 4 hari. Dari hasil estimasi interval dapat disimpulkan bahwa 95% diyakini bahwa rata-rata lamanya diare pada balita adalah diantara 2,05 hari sampai dengan 2,47 hari. Pengaruh Pemberian Tablet Zinc dengan Lamanya Diare Akut Pada Balita Tabel 3 Distribusi Rata-rata Responden Menurut Pemberian Tablet Zinc dengan Lamanya Diare Akut pada Balita di Puskesmas Kuranji dan Puskesmas Belimbing Variabel Mean SD SE P Value Tablet Zinc - Diberikan - Tidak Diberikan 1,58 2,26 0,499 0,723 0,071 0,102 0,000 Berdasarkan tabel 3 dapat dilihat, rata-rata lama balita diare pada kelompok yang diberi tablet zinc adalah 1,58 dengan standar deviasi 0,499. Sedangkan untuk balita yang tidak diberi tablet zinc, rata-rata lama diarenya adalah 2,26 hari dengan standar deviasi 0,723. Hasil uji statistik didapatkan nilai p=0,000, berarti ada perbedaan yang signifikan rata-rata lamanya diare pada balita dengan diberikan tablet zinc dengan tidak diberikan tablet zinc. PEMBAHASAN Rata-rata lamanya balita diare yang diberikan tablet zinc adalah 1,58 hari dengan standar deviasi 0,499. Sedangkan untuk balita yang tidak diberi tablet zinc, kejadian diare lebih lama yaitu rata-rata 2,26 hari dengan standar deviasi 0,723. Hasil uji statistik didapatkan nilai p=0,000, berarti pada alpha 5 % terlihat ada perbedaan yang signifikan rata-rata lamanya diare pada balita dengan diberikan tablet zinc dengan tidak diberikan tablet zinc. Hasil penelitian ini sesuai dengan teori yang disampaikan oleh Suriadi (2006) bahwa lamanya diare dipengaruhi oleh faktor penyebab diare antara lain: faktor infeksi, faktor malabsorbsi, faktor lingkungan dan faktor gizi. Selanjutnya Suharyono (2008) penyatakan bahwa lamanya diare juga dipengaruhi oleh

faktor penyebab diare diantaranya pengetahuan ibu yang rendah, keadaan ekonomi yang rendah, maupun lingkungan tempat tinggal yang tidak memenuhi syarat. Melainkan dapat juga disebabkan oleh faktor gizi, makanan yang terkontaminasi, faktor prilaku ibu yang lainnya. Pada saat anak diare anak akan kehilangan zinc dalam tubuhya. Zinc merupakan salah satu zat mikro yang penting untuk kesehatan dan pertumbuhan anak. Zinc yang ada dalam tubuh akan menurun dalam jumlah besar ketika anak menggalami diare. Untuk mengantikan Zinc yang hilang selama diare, anak dapat diberikan Zinc yang akan membantu penyembuhan diare serta menjaga agar anak tetap sehat (Depkes RI, 2011). Fontaine(2005) menyatakan bahwa pengobatan dengan Zinc memiliki manfaat yang signifikan dalam alur klinis diare akut. Dari 13 studi yang dipelajari, terdapat 11 Studi yang menyatakan pemberian pemberian Zinc berhubungan dengan durasi kejadian diiare. Dari analisis gabungan studi-studi tersebut dapat diperkirakan pemakaian Zinc mengurangi durasi diare hingga 25%. Kemampuan Zinc untuk mencegah diare terkait dengan kemampuannya meningkatkan sistim kekebalan tubuh. Zinc merupakan mineral penting bagi tubuh. Lebih 300 enzim dalam tubuh yang menggandung Zinc. Zinc juga dibutuhkan oleh berbagi organ tubuh, seperti kulit dan mukosa saluran cerna. Semua yang berperan dalam fungsi imun, membutuhkan zinc. Jika zinc diberikan pada anak yang sistim kekebalannya belum berkembang baik, dapat meningkatkan sistim kekebalan dan melindungi anak dari penyakit infeksi. Itulah sebabnya mengapa anak yang diberi zinc (diberi sesuai dosis) selama 10 hari berturutturut beresiko lebih kecil untuk terkena penyakit infeksi, diare dan pneumoni Zinc selain itu dapat mencegah resiko terulangnya diare selama 2-3 bulan setelah anak sembuh dari diare (Depkes RI, 2011). Kemampuan zinc untuk mencegah diare terkait dengan kemampuannya meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Zinc merupakan mineral penting bagi tubuh. Lebih 300 enzim dalam tubuh yang bergantung pada zinc. Zinc juga dibutuhkan oleh berbagai organ tubuh, seperti kulit dan mukosa saluran cerna (Izn, 2012). Obat zinc diberikan dengan cara dilarutkan dalam satu sendok air matang atau ASI. Zinc aman dikonsumsi bersamaan dengan oralit. Zinc diberikan satu kali sehari sampai semua tablet habis sedangkan oralit diberikan setiap kali anak buang air besar sampai diare berhenti. Dosis tablet zinc untuk anak dibawah 6 bulan diberikan 10mg/hari sedangkan diatas 6 bulan diberikan 20mg/hari selama 10 hari.

Berdasarkan studi WHO selama lebih 18 tahun, manfaat Zinc sebagai pengobatan diare adalah mengurangi:1) prevalensi diare sebesar 34% (2) Insidens pneumonia sebesar 26%; (3) Durasi diare akut sebesar 20%; (4) Durasi diare persisten sebesar 24%, hingga; (5) kegagalan terapi atau kematian akibat diare persisten sebesar 42%. Pemberian tablet zinc sangat mempengaruhi lamanya diare pada balita, berkaitan dengan itu, maka perlu upaya untuk meningkatkan pemberian tablet zinc pada balita dengan diare dan menganjurkan agar balita mengkonsumsi makanan yang mengandung mineral zinc tinggi seperti: daging,ikan,susu, kacangkacangan. KESIMPULAN DAN SARAN Rata-rata lamanya diare pada balita yang diberi tablet zinc adalah 1,58 hari dan rata-rata lamanya diare pada balita yang tidak diberi tablet zinc adalah 2,26 hari. Ada pengaruh atau perbedaan yang bermakna rata-rata lama kejadian diare antara yang diberi tablet zinc dengan lamanya diare yang tidak diberi tablet zinc. Melalui pimpinan Puskesmas Kuranji dan Belimbing dalam rangka memperpendek lamanya kejadian diare diharapkan untuk memberikan tablet zinc pada balita dengan diare, yang ditunjang pasokan/ bantuan dari Dinas Kesehatan Kota Padang. Disamping itu menganjurkan keluarga balita untuk memberikan makanan yang mengandung mineral zinc yang tinggi seperti: daging, ikan, susu dan kacang-kacangan yang dapat membantu penyembuhan diare serta menjaga anak tetap sehat. Kepada peneliti selanjutnya diharapkan untuk meneliti kekambuhan kembali diare pada balita yang diberi tablet zinc dan tidak diberi tablet zinc. DAFTAR PUSTAKA Departemen Kesehatan RI. 2011. Buku Saku Petugas Kesehatan.Jakarta :Cchange. Fontaine,Oliver.2005. Translation of Evidance for the safety and efficacy of of diarrhea. Dept.of Child and Adolescent Helath and Development,WHO Izn. 2002 Suriadi. 2006. Asuhan Keperawatan pada Anak. Jakarta : Penebar Swadaya Suharyono, 2010. Kelainan dan penyakit pada bayi dan anak.jakarta:egc. Tari. 2011 Zinc,Terobosan baru pengobatan diare pada anak http://media aesculapis.com, akses 3/03/2011.11.24 Yulianti, Fitri. 2010. Diare Penyebab Kematian Kedua Balita di Dunia. Bulletin Kesehatan